MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal
Al-Hujjaj Kota Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
ISMAWATI 1008230
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
Ismawati, 2013
Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1
========================================================== ========
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal
Al-Hujjaj Kota Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013)
Oleh:
ISMAWATI 1008230
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© ISMAWATI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Agustus 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
ABSTRAK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD)
(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Kota Cilegon-Banten Tahun Ajaran 2012-2013)
Ismawati 1008230
Kegiatan penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kemampuan berbicara anak dalam kehidupan untuk saling berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam proses belajar mengajar. Mengingat anak usia TK disebut juga masa usia emas (Golden Age), pada usia ini potensi kecerdasan dan perilaku seseorang terbentuk. Permasalahan yang terjadi pada RA Al-Hujjaj kelompok B dalam kemampuan berbicara dapat dikatakan belum optimal, ditemukan bahwa anak mengalami ketidakmampuan dalam berbicara/berkomunikasi antara lain anak kurang antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, membuat kalimat sederhana seperti menceritakan gambar, menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan, anak kurang lancar saat diminta untuk memberikan informasi tentang sesuatu hal. Salah satu Alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, yang bertujuan untuk mendorong siswa melakukan diskusi, saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dalam menguasai dan menerapkan pelajaran dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak dan mendapat informasi berapa persen peningkatan kemampuan berbicara anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dalam pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dengan tahap-tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Hasil penelitian peningkatan kemampuan berbicara anak secara persentase pada siklus I ke siklus II sebesar 30%, dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 24%. Berdasarkan kesimpulan tersebut kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selanjutnya diharapkan kepada guru hendaknya selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anak didiknya dengan mencari dan menggunakan metode , teknik, serta strategi yang lebih baik lagi agar kemampuan anak dapat berkembang secara optimal.
Kata Kunci: Kemampuan Berbicara Anak, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division)
Ismawati, 2013
ABSTRACT
IMPROVEMENT OF KINGDERGARTEN SPEAKING BY COOPERATIVE LEARNING MODEL
Type: STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD) (Research of Class Action in Group B Students Raudhatul Athfal Cilegon –
Banten School Year 2012-2013)
This research’s background is important of Students speaking capability in their daily life to communicate each other especially for teaching learning process. Considering their age is golden age, when their potency of smart and character formed. The problem was happened at RA Al-Hujjaj group B is the capability to speak not optimal yet, found that the Students were not be able in communicating or not enthusiast to answer teacher’s question such as make simple sentence in telling the picture, retelling the story that was listened, and the Students are less when the teacher asked to give information about something. One of the models those are used to improve the students’ speaking capability is using the cooperative learning model with type Students Teams Achievement Division (STAD). It tells about how the students work with four to five heterogen students in a team, which have target to motivate them in a discussion, cooperative to finish their duty in achieving and implementing the lesson best. The Method is used in this research is Researching of Class Action (Penelitian Tindakan Kelas). To implement this method by three cycles. There are Planning, Action, and Observation or Reflection. The result of this research by percentage from the first cycle to the second is thirty percents, and improving from the second cycle to the third cycle is twenty four percents. Based on the conclusion the Students’ speaking capability is there is improvement more than the model before STAD done. Then, hoping for the teacher is always effort to give the best for their Students by looking and doing best method, technique, and strategy in order the Students can grow optimal.
Key Words : Students Speaking Capability, Learning Cooperative Model STAD (Students Teams Achievement Division)
DAFTAR ISI
ABSTRAK
KATA PENGANTAR
UCAPAN TERIMA
KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR ……… ……… ……… ……… ……… ……… ... ... i ii iii v viii ix x BAB I BAB II PENDAHULUAN………......
A. Latar Belakang Masalah………..
B. Rumusan Masalah………
C. Tujuan Penelitian………..
D. Manfaat Penelitian………
E. Asumsi………
F. Metode Penelitian………
G. Lokasi dan Subjek Penelitian……….
KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN
BERBICARA ANAK USIA DINI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS
TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)………
A. Konsep Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini………… 1. Definisi Perkembangan Bahasa……… 2. Tahap Perkembangan Bahasa………
3. Fungsi Bahasa………
4. Aspek-aspek Bahasa……….
5. Pengertian Berbicara………
6. Tujuan Berbicara………
7. Tahapan Berbicara……….
8. Tugas dalam Belajar Perkembangan Berbicara
Anak….
B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif………… 2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif……… 3. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif……… 4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Students
Teams Achievement Division (STAD)……… 5. Tahap-tahap pelaksanaan Model Pembelajaran
Kooperatif Tipe STAD………
6. Prinsip dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD………...
Ismawati, 2013
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran BAB III
BAB IV
Tipe STAD………..
C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan………
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian……….... 1. Metode Penelitian………
2. Desain Penelitian……….
B. Prosedur... C. Lokasi dan Subjek Penelitian………... D. Penjelasan Istilah...………
1. Kemampuan Berbicara………. 2. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams
Achievement Division (STAD)……… E. Instrumen Penelitian………..
1. Studi Dokumentasi………...
2. Observasi………...
3.Wawancara………... F. Teknik Analisis Data………..
G. Validitas Data………
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN………
A. Hasil Penelitian………
1. Profil dan proses pembelajaran pada RA Al-Hujjaj
a. Keadaan Guru………
b. Keadaan Anak………
c. Kurikulum………
d. Metode dan Proses Pembelajaran………..
e. Kegiatan Guru Al-Hujjaj dalam Peningkatan
Kemampuan Berbicara Anak………
2. Kondisi obyektif kemampuan berbicara anak sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD………..
3. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj…
a. Siklus I……….
b. Siklus II………
c. Siklus III………..
4. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD………..
B. Pembahasan………
1. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara Anak pada
RA Al-Hujjaj……….
BAB V
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuaan Berbicara Anak pada RA Al-Hujjaj……… 3. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak setelah
Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe
STAD………..
4. Kekurangan / Kendala dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………..
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………
A. Kesimpulan……….
B. Rekomendasi………
DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
73
76
77
78 78 79
Ismawati, 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Dalam perkembangan peradaban modern bahasa memegang peranan yang
sangat penting dalam kehidupan yaitu sebagai alat komunikasi. Melihat anak usia
dini sebagai individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan
pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dalam upaya
mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki anak usia dini proses
pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak haruslah sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak agar
mencapai hasil yang optimal. Pernyataan ini sesuai dengan yang dinyatakan
dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14
yang menyatakan bahwa:
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Pengertian tersebut menjelaskan tentang peran Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD) sebagai peletak dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan
manusia seutuhnya dan untuk pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang
lebih tinggi. Mengingat akan pentingnya Pendidikan untuk Anak Usia Dini, sebagaimana yang ditulis A.J. Cropley (Musbikin, 2010: 38) “ sebagaimana orang dewasa, tahun-tahun sekarang ditandai dengan meningkatnya minat terhadap
pendidikan umur di bawah enam tahun. Khususnya bahwa masa kanak-kanak
awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri, dan
bukan hanya semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak,
remaja, dan dewasa.
Sementara itu Bloom (Musbikin, 2003:39) mereview beberapa studi
penting dan menyimpulkan bahwa antara umur 2-10 tahun, anak-anak
orang dewasa dan sosio-affektif seperti kebutuhan untuk berprestasi,
perhatian,dan kebiasaan bekerja yang baik.
Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli, jelas bahwa
pendidikan pada masa dini merupakan wahana pendidikan yang sangat
fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya
dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada anak.
Menurut NAEYC (Wahyudin & Agustin, 2011: 7) anak usia dini adalah
anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Sedangkan untuk rentang usia anak
usia dini di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan adalah
0-6 tahun.
Menurut Berk (Wahyudin & Agustin, 2011: 7) bahwa „pada masa ini,
proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek seperti: fisik,
sosio-emosional, dan kognitif sedang mengalami masa tercepat dalam rentang
perkembangan hidup manusia. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar
pertama untuk mengembangkan berbagai kemampuan di antaranya kemampuan
bahasa terutama dalam kemampuan berbicara.
Kemampuan mengucapkan bahasa merupakan salah satu keterampilan
yang berlaku cukup penting dalam keseluruhan kehidupan individu, bukan hanya
pada anak usia dini. Kemampuan berbahasa akan menjadi modal utama bagi anak
dalam melakukan komunikasi dengan teman, guru, dan juga orang dewasa lain
yang ada di sekitarnya.
Menurut Miller (Wahyudi & Agustin, 2011: 38) bahasa adalah suatu
urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi
mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan
sarana yang paling penting dalam alat komunikasi dalam semua kehidupan. Di
samping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan
kepada orang lain yang sekaligus berfungsi memahami pikiran dan perasaan orang
lain.
Seperti yang dikatakan Hurlock (Edisi kelima: 113) bahwa‟ awal masa
3
Ismawati, 2013
pokok dalam berbicara, yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan
kata-kata dan menggabungkan kata-kata-kata menjadi kalimat.‟
Dalam proses kegiatan pembelajaran terdapat pola interaksi antara anak
dengan pendidik. Bredekamp & Coople (1997) menyatakan beberapa hal yang
perlu dilakukan pendidik agar interaksi dengan anak-anak berjalan dengan baik salah satu di antaranya adalah „pendidik perlu memberikan kesempatan yang beragam bagi anak untuk berkomunikasi‟ (Aisyah, dkk, 2008)
Kemampuan berbicara merupakan keterampilan bahasa ekspresif yang
melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan verbal yang diproses dan
diekspresikan anak, (Gunarti, dkk: 2008). Thaiss (Gunarti, dkk, 2008: 36)
mengemukakan bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika
mereka mendapatkan kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya,
menggambarkannya atau memanipulasinya. Masa awal kanak-kanak dalam
belajar kemampuan berbicara, kata-kata yang digunakan anak biasanya
berdasarkan pada pengertian anak tentang dunia sekitarnya dan orang yang
menjadi pusat perhatiannya dalam berkomunikasi, dan kosa kata yang dikuasai
anak tergantung pada orang yang paling sering berinteraksi dengan diri anak, baik
teman sebaya, maupun pola bahasa yang dipakai di rumah, (Abdurrahman, 2009:
27).
Kemampuan berbahasa merupakan aspek yang sangat penting yang harus
dikuasai oleh anak, namun pada kenyataannya tidak semua anak mampu
menguasai perkembangan bahasa secara baik terutama dalam kemampuan
berbicara.
Berdasarkan pengamatan observasi selama proses belajar mengajar yang
dilakukan pada kelompok B di RA Al-Hujjaj Cilegon, kemampuan anak dalam
berbicara belum optimal antara lain anak kurang antusias dalam menjawab
pertanyaan yang diberikan guru, maupun dalam membuat kalimat sederhana
seperti menceritakan gambar, menceritakan kembali cerita yang telah
diperdengarkan, menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana, anak masih
sulit untuk mengungkapkan pendapatnya ketika menjawab pertanyaan dan
Hal ini mungkin diakibatkan pembelajaran yang berkaitan dengan stimulasi
kemampuan berbicara anak kurang bervariasi/ kurang menarik bagi anak. Anak
kurang diberi kesempatan dalam kegiatan-kegiatan yang diberkaitan dengan
pengembangan kemampuan berbicara.
Sementara itu, untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbicara anak
RA Al-Hujjaj kelompok B, berdasarkan releksi awal dengan guru disepakati
sebagai solusi/tindakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak penulis
mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model
pembelajaran kooperatif dengan tipe Students Teams Achievement Division
(STAD). Pembelajaran kooperatif merupakan alternatif pengajaran yang dapat
mengatasi permasalahan tersebut. Dengan pembelajaran kooperatif anak dapat
bekerja sama dan dapat membantu anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan
guru dan terjalinnya komunikasi/pembicaraan dengan adanya interaksi antar
kelompok dengan baik. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif
diharapkan kemampuan berbicara anak dapat meningkat.
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini
memfokuskan kajian pada “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman
Kana-kanak Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams
Achievement Division (STAD)”. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B RA
Al-Hujjaj Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013).
B. Rumusan Masalah
1. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian dituangkan ke dalam pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada RA
Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013?
2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam
meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj tahun ajaran
5
Ismawati, 2013
3. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak setelah menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe STAD RA Al-Hujjaj tahun ajaran
2012-2013.
2. Batasan masalah
Mengingat sangat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, peneliti
merasa perlu adanya pembatasan masalah yaitu:
1. Subjek penelitian adalah siswa TK B pada RA Al-Hujjaj Cilegon sebanyak
17 anak
2. Aspek yang akan dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan
berbicara anak yaitu mengucapkan kata, pengembangan kosakata, dan
membuat kalimat.
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada RA
Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013.
2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD
dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj tahun
ajaran 2012-2013.
3. untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak setelah
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams
Achievement Division (STAD) pada RA Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan susunan aktivitas yang diproyeksikan dapat
memberikan manfaat. Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai
1. Untuk Siswa
Untuk memotivasi siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi agar
proses perkembangan bahasa berkembang dengan pesat, terjalinnya kerjasama
antar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Untuk Guru
Untuk memotivasi dan sebagai masukan agar melakukan dan mencari metode
yang tepat dalam menangani hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran di
taman kanak-kanak salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe
STAD.
3. Untuk Lembaga
Dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan dalam pembelajaran
di taman kanak-kanak, agar semua aspek perkembangan anak dapat berkembang
dengan baik.
E. Asumsi
Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Keterampilan berbicara adalah kemampuan kosakata, menguasai
pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata dalam kalimat.
(Hurlock : 113).
2. Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kelompok
yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis
kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu
siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota
tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis
mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saaat itu mereka tidak
diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11).
F. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
7
Ismawati, 2013
tindakan kelas sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai
praktek yang dilakukannya.
Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris adalah Classroom Action
Reaserch (CAR) menurut Suharsimi (Hasanah, 2006: 3) dapat diartikan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencematan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.
Dalam PTK, peneliti dapat melihat sendiri praktik pembelajaran terhadap
siswa yang dilihat dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam hal
ini, pendidik/penulis dapat memperbaiki praktik-praktik dalam pembelajaran
terutama dalam membantu siswa yang mengalami hambatan dalam belajar
sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan lebih baik lagi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian
yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil siswa menjadi
meningkat.
G. Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Jl.
Mayjen Soetoyo Km.7 Kelurahan Rawaarum Kecamatan Grogol Kota Cilegon
42436. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
1. Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan atas dasar permasalahan yang muncul di
Raudhatul Athfal Al-Hujjaj yang bertujuan untuk membantu praktik-praktik
dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran terutama dalam
meningkatkan kemampuan berbicara pada peserta didik.
Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian
Tindakan Kelas (PTK), yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) menurut Mills (Wardhani & Wihardit: 2008) mendefinisikan penelitian
tindakan kelas sebagai “Systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala
sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang
berbagai praktek yang dilakukannya”. Sementara itu, menurut Rapoport
(Kunandar, 2008: 46) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah
penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis
persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian
tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati.
Sedangkan Hardjodipuro ( Woro Kesti, 2011: 36) menjelaskan bahwa PTK
adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan,
dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri,
agar kritis terhadap praktik tersebut serta memiliki keinginan untuk
mengubahnya. Sementara Carr & Kemmis dalam (Muslihudin, 2009: 6)
menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh
partisipan (guru, siswa, kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk
pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.
Dalam penelitian tindakan kelas ini, tipe penelitian yang akan
digunakan adalah kolaboratif. Penelitian ini melibatkan guru RA Al-Hujjaj
kelompok B2, dimana hubungan peneliti dan guru bersifat kemitraan. Peneliti
22
Ismawati, 2013
pembelajaran serta merefleksi kegiatan tindakan yang telah dilakukan. Tujuan
dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan
mengatasi permasalahan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia
dini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.
2. Desain Penelitian Tindakan Kelas
Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini kegiatannya
berbentuk siklus. Menurut Hopkins (Hasanah, 2008: 28) penelitian tindakan
kelas terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planing), 2. Tindakan
(Acting), 3. Pengamatan (Observing), 4. Refleksi (reflecting), dan seterusnya
sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria
keberhasilan).
Desain dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan model John
Elliot , PTK model John Elliot dianggap lebih detail dan rinci. Dikatakan
demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari
beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi
kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk
kegiatan belajar-mengajar.
Dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara
berkesinambungan sehingga peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan
masalah yang muncul dan proses serta praktik pembelajaran menjadi
meningkat ke arah yang lebih baik lagi.
Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah
Gambar 3.1
(Riset Aksi Model John Elliot)
B. Prosedur
Teknik yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap
yaitu tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:
1. Perencanaan (Planing)
a. Siklus I
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok : B
Tema/subtema : Alam Semesta/ Gejala Alam
Semester/ minggu : II / 1
(1). Kompetensi Dasar
Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak
mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat. SIKLUS 1
PERENCANAAN PENGAMATAN
REFLEKSI
PELAKSANAAN
PENGAMATAN
PERENCANAAN SIKLUS 2
24
Ismawati, 2013
(2). Indikator
(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana
(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut
(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa
(d).Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan
posisi/keterangan tempat
(e). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
(f). Dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.
(3). Tujuan Pembelajaran
(a). Menyebutkan macam-macam gejala alam seperti siang-malam,
pelangi, hujan dan sebagainya.
(b). Menyebutkan macam-macam gejala alam yang merugikan seperti
banjir, gunung meletus, angin puyuh, longsor, dan lain-lain.
(c). Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan
guru
(d). Melakukan percakapan dengan teman kelompok dan dengan guru
(e). Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi atau
keterangan tempat.
(f). Menyebutkan nama benda yang telah di perlihatkan seperti gambar
ombak, pelangi, hujan, dan lain-lain.
(g). Membaca buku cerita bergambar dan dapat menceritakan kembali.
(4). Kegiatan Pembelajaran
(a). Guru menjelaskan tentang gejala alam melalui gambar seperti
siang-malam, pelangi, hujan.
(b). Guru menjelaskan macam-macam gejala alam yang menguntungkan
dan merugikan.
(c). Guru menjelaskan bagaimana sebab-sebab terjadinya gejala alam yang
NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak
1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa
senandung Al-Quran 3. Mengkomunikasikan tema
dan kagiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Menyiapkan bahan dan
alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD
5. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD 6. Menyiapkan anak dengan
cara duduk berkelompok
1. Berbaris, salam, doa 2. Mengikuti ikrar dan
doa senandung Al-Quran
3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini
4. Mendengarkan penjelasan guru
5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak 6. Anak duduk sesuai dengan kelompok yang ditentukan
2. Inti 1. Membimbing dan
memotivasi anak belajar dalam kelompok
2. Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3. Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba
4. Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD
5. Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis
6. Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu
7. Membagikan kuis individu
1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan
pengarahan guru 2. Bersiap-siap
megerjakan tugas kelompok
3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan
dengan teman
kelompoknya
4. Mengerjakan tugas kelompok
5. Mengumpulkan tugas kelompok
6. Menyimak instruksi guru
7. Mengerjakan kuis
3. Penutup 1. Menghitung skor
kelompok dan skor individu
2. Memberikan penghargaan
1.Menyimak
penghitungan skor
26
Ismawati, 2013
terhadap kelompok yang mendapat nilai tertinggi 3. Mengadakan Tanya jawab
seputar kegiatan yang telah dilaksanakan
4. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan
pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD
penghargaan
3. Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan
4. Mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD
(6). Media Pembelajaran
(a). Buku Cerita dan Majalah
(b). Gambar macam-macam gejala alam
(7). Evaluasi
(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe
STAD
(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak
b.Siklus II
Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif tipe STAD, Pada siklus II ini ada beberapa perencanaan yang harus
dipersiapkan kembali oleh guru dan peneliti, yaitu peneliti terlebih dahulu
merancang kegiatan pembelajaran bersama dengan guru melakukan diskusi dan
memberikan penjelasan bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe
STAD, mengumpulkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam
menggunakan pembelajaran kooperatif. Adapun rincian dari rancangan
pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok : B
Tema/subtema : Alam Semesta/ Tata Surya
Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak
mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat.
(2). Indikator
(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana
(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut
(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa
(d).Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan
posisi/keterangan tempat
(e). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
(f). Dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.
(3). Tujuan Pembelajaran
(a). Mengetahui macam-macam benda-benda langit/ tata surya
(b). Menyebutkan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, awan
dll.
(c). Menyebutkan kegunaan matahari, bulan, bintang, dll.
(d). Melakukan komunikasi dengan guru dan dengan teman kelompok
(e). Menyimak dan dapat menceritakan kembali cerita yang dibacakan guru
(f). Menyebutkan benda-benda yang diperlihatkan seperti gambar bumi,
matahari, bulan , dan bintang .
(g). Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/keterangan
tempat.
(h). Membaca buku bergambar dan menghubungkan dengan simbol yang
melambangkannya.
(4). Kegiatan Pembelajaran
(a). Guru menjelaskan tentang tata surya melalui gambar tata surya
(b). Guru menjelaskan macam-macam benda-benda langit seperti matahari
bulan, bintang.
28
Ismawati, 2013
(5). Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak
1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa
senandung Al-Quran 3.Mengkomunikasikan tema
dan kagiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 1. Menyiapkan bahan dan
alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
2. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD
3. Menyiapkan anak dengan cara duduk berkelompok
1. Berbaris, salam, doa 2. Mengikuti ikrar dan
doa senandung Al-Quran
3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini 4. Mendengarkan
penjelasan guru
5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak 6. Anak duduk sesuai
dengan kelompok yang ditentukan
2. Inti 1.Membimbing dan
memotivasi anak belajar dalam kelompok
2.Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3.Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba
4.Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD
5.Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis
6.Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu 7.Membagikan kuis individu
1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan
pengarahan guru 2. Bersiap-siap
megerjakan tugas kelompok
3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya 4. Mengerjakan tugas
kelompok
5. Mengumpulkan tugas kelompok
6. Menyimak instruksi guru
7. Mengerjakan kuis
3. Penutup 1. Menghitung skor
kelompok dan skor individu
2. Memberikan
penghargaan terhadap
1.Menyimak
penghitungan skor 2.Menerima
3. Mengadakan Tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilaksanakan 4. Memberikan
kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD
kegiatan yang telah dilakukan
4. Mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD
(6). Media Pembelajaran
(a). Buku Cerita “ tata surya”
(b). Gambar macam-macam tata surya
(7). Evaluasi
(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak.
c. Siklus III
Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pada siklus III ini ada beberapa parencanaan
yang harus dipersiapkan kembali oleh guru dan peneliti, yaitu peneliti terlebih
dahulu merancang kegiatan pembelajaran bersama dengan guru melakukan
diskusi untuk membuat rencana kegiatan harian yang tepat, serta mengumpulkan
bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam menggunakan pembelajaran
kooperatif. Adapun rincian dari rancangan pembelajaran untuk siklus III adalah
sebagai berikut:
Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran
Kelompok : B
Tema/subtema : Alam Semesta/ Tata Surya
30
Ismawati, 2013
(1). Kompetensi Dasar
Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak
mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat.
(2). Indikator
(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana
(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut
(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa
(d). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
(e). Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan
posisi/keterangan tempat
(f). Membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya
(3). Tujuan Pembelajaran
(a). Menyebutkan benda-benda langit melalui gambar yang diperlihatkan
(b). Mendengarkan dan memahami cerita yang dibacakan oleh guru
(c). Melakukan percakapan dengan teman kelompok dan guru
(d). Mengetahui/memberikan keterangan yang berhubungan dengan
posisi/keterangan tempat
(e). Menyebutkan benda-benda langit seperti bumi, matahari, bulan , dan
bintang .
(f). Menyebutkan kegunaan matahari, bulan, dan bintang
(g). Menghubungkan gambar dengan simbol yang melambangkannya
(4). Kegiatan Pembelajaran
(a). Guru menjelaskan tentang tata surya melalui gambar tata surya seperti
gambar bulan, matahari, bintang.
(b). Guru menjelaskan macam-macam benda-benda langit dan kegunaannya
seperti matahari bulan, bintang.
(c). Guru menjelaskankan tentang manfaat benda-benda langit
(5). Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak
1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa
tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan
4. Menyiapkan bahan dan alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan
pembelajaran kooperatif tipe STAD
5. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD
6. Menyiapkan anak dengan cara duduk berkelompok
3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini 4. Mendengarkan
penjelasan guru
5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak
6. Anak duduk sesuai dengan kelompok yang ditentukan
2. Inti 1.Membimbing dan
memotivasi anak belajar dalam kelompok
2.Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok
3.Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba
4.Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD
5.Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis
6.Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu 7.Membagikan kuis individu
1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan
pengarahan guru 2. Bersiap-siap
megerjakan tugas kelompok
3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya 4. Mengerjakan tugas
kelompok
5. Mengumpulkan tugas kelompok
6. Menyimak instruksi guru
7. Mengerjakan kuis
3. Penutup 1. Menghitung skor
kelompok dan skor individu
2. Memberikan
penghargaan terhadap
kelompok yang
mendapat nilai tertinggi 3. Mengadakan Tanya
jawab seputar kegiatan yang telah dilaksanakan
1.Menyimak
penghitungan skor 2.Menerima
penghargaan
3. Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan
32
Ismawati, 2013
4. Memberikan
kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD
pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD
(6). Media Pembelajaran
(a). Buku Cerita “ tata surya”
(b). Gambar macam-macam benda langit
(7). Evaluasi
(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD
(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak.
2. Tindakan
a. Tindakan Siklus I
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan
panduan yang sudah direncanakan. Tema yang dibahas pada siklus I ini tentang
alam semesta dengan sub tema macam-macam gejala alam. Adapun tahapan
tindakan penelitian siklus I sebagai berikut:
(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal.
(b) Guru menjelaskan tahap-tahap pembelajaran menggunakan kooperatif
tipe STAD.
(c) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.
(d) Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi
anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
(e). Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak
boleh saling membantu.
(f). Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa
dalam kelompoknya.
tertinggi.
b. Tindakan Siklus II
Tema yang dibahas pada siklus II ini tentang alam semesta dengan sub
tema Tata Surya.
(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal dan
mengulang kembali tema yang telah disampaikan.
(b) Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD
(c) Guru mengingatkan kembali tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif
tipe STAD.
(d) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.
(e) Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi
anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
(f) Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak
boleh saling membantu.
(g) Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa
dalam kelompoknya.
(h) Guru menghitung skor kelompok dan skor individu.
(i) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai
tertinggi.
c. Tindakan Siklus III
Tema yang dibahas pada siklus II ini tentang alam semesta dengan sub
tema Tata Surya.
(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal dan
mengulang kembali tema yang telah disampaikan.
(b). Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam
pembelajaran kooperatif tipe STAD
(c). Guru mengingatkan kembali tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif
34
Ismawati, 2013
(d). Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5
orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.
(e).Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi
anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.
(f). Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak
boleh saling membantu.
(g). Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa
dalam kelompoknya.
(h). Guru menghitung skor kelompok dan skor individu.
(i). Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai
tertinggi.
3.Observasi/Evaluasi
a). Observasi
Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru, siswa
dan sarana prasarana pendukung di RA Al-Hujjaj. Observasi ini
dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung tentang
aktivitas siswa dalam pelaksanaan observasi. Peneliti dibantu oleh 1
orang observer (guru) yang bertugas mengamati siswa selama proses
belajar berlangsung.
b). Evaluasi
Untuk soal pada siklus I terdiri dari tugas untuk kelompok dan tes
individu/kuis.
4.Refleksi
Setelah melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan
menggunakan model kooperatif tipe STAD, peneliti mengkaji ulang
dan mengevaluasi hasil tes siklus I untuk perbaikan pada siklus
selanjutnya.
C.Lokasi dan Subjek Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di RA Al-Hujjaj Jl. Mayjen
Soetoyo km.7 kelurahan Rawaarum kecamatan Grogol kota Cilegon 42436.
Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1).Kemampuan berbicara dan 2). Model pembelajaran kooperatif tipe Student
Teams Achievement Division (STAD)
1. Kemampuan Berbicara
Kemampuan berbicara menurut Gunarti (2008) adalah keterampilan
bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan
verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Sementara Hurlock (edisi
kelima:113) menyatakan bahwa keterampilam berbicara adalah kemampuan
menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan
kata-kata menjadi kalimat.
Sejalan yang diungkapkan Tarigan (1981: 15) menyatakan berbicara
adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan.
Adapun aspek kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah anak
dapat mengucapkan kata, pengambangan kosakata anak, dan anak dapat
membuat kalimat yang lebih kompleks dengan indikator dapat menjawab
pertanyaan sederhana, dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita
secara urut, dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang
dewasa, dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan, dapat
memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/keterangan tempat,
dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.
2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD
Menurut Suherman, dkk (Hasanah, 2008:10) pembelajaran Kooperatif
mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk
menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk
mencapai tujuan bersama lainnya. Sementara menurut Lie (2007:12)
36
Ismawati, 2013
yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan
sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.
Sedangkan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe STAD
menurut Slavin (2010: 143) adalah:
Pembelajaran kelompok yang terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Guru menyajikan materi dan kemudian siswa bekerja dalam tim saling bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan tugas dalam kelompok. Kemudian seluruh siswa diberikan tes, pada saat tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu.
Inti dalam belajar kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini adalah
guru menyiapkan dan menyampaikan materi yang akan disampaikan,
kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat
atau lima orang siswa untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh
guru. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaannya secara individu
untuk setiap kelompok kepada guru.
Masih menurut Slavin (2010: 143) Pembelajaran kooperatif tipe STAD
terdiri atas lima komponen utama yaitu: 1) tahap presentasi kelas dan
penyajian materi, 2) tahap kerja kelompok (tim), 3) tahap tes individu (kuis),
4) tahap skor individual, 5).tahap rekognisi tim (penghargaan kelompok).
E. Instrumen Penelitian
Untuk memperoleh data dari hasil penelitian ini, maka diperlukan
instrumen. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik (Nuraeni, 2011: 55). Pedoman yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu berupa foto-foto setiap aktivitas yang dilakukan
selama penelitian, lembar observasi, dan lembar hasil wawancara.
Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan dianalisis sebagai bahan laporan
[image:32.595.114.513.188.609.2]Observasi adalah alat untuk mengukur tingkah laku individu
siswa/guru ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam
situasi yang sebenarnya atau dalam situasi buatan. Sejalan dengan hal tersebut,
Kunandar (2008: 143) kegiatan pengamatan (pengamatan data) untuk
memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar
observasi digunakan untuk mengukur atau menilai proses pembelajaran
menggunakan pola pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan
kemampuan berbicara anak, sikap anak pada saat pembelajaran, respon anak
terhadap apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran menggunakan tipe
STAD.
Adapun indikator yang akan digunakan dalam mengembangkan
[image:33.595.118.519.240.741.2]kemampuan berbicara anak TK kelompok B sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berbicara
Aspek Indikator Item penilaian
B C K
1.Dapat berkomunikasi secara lisan
a.Menjawab pertanyaan sederhana
1.Anak dapat menjawab
pertanyaan tentang alam semesta (tentang gejala alam seperti hujan, terjadinya siang-malam/ tentang tata surya menyebutkan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, dsb) 2.Anak dapat menjawab
pertanyaan guru (tentang gejala alam yang merugikan/ menyebutkan
38
Ismawati, 2013
b.Mendengar dan menceritakan kembali secara urut
c.Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa
1.Anak dapat mendengar cerita yang dibacakan guru.
2.Anak dapat menceritakan
kembali cerita yang telah didengar secara urut.
1.Anak dapat melakukan
percakapan dengan guru.
2.Anak dapat melakukan
percakapan dengan teman sekelompok. 2.Memiliki
perbendaharaan kata-kata
d.Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan
e.Memberikan keterangan yang berhubungan dengan
posisi/keterangan tempat
1.Anak dapat menyebutkan nama benda seperti benda langit (gambar matahari, bulan, bintang, dsb).
1.Anak dapat menyebutkan posisi seperti di atas, di bawah, kanan kiri.
3.Mengenal Simbol
f.Membaca buku cerita bergambar dan
menceritakannya.
[image:34.595.120.518.110.681.2]1.Anak dapat membaca buku cerita melalui gambar.
2.Anak dapat menghubungkan gambar dengan simbol yang melambangkannya.
Sumber: Diadaptasi dari Musbikin (2010) dan Hurlock (Edisi ke lima, 1980). Keterangan:
3. Wawancara
Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara
verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau
penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan
permasalahan penelitian tindakan kelas, Kunandar (2008: 157). Sedangkan
menurut Hopkins (Kunandar, 2008: 157) wawancara adalah suatu cara untuk
mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang
lain.
Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan
untuk memperoleh informasi yang lebih terperinci dari data hasil informasi.
Melalui wawancara diharapkan data yang telah diperoleh adalah benar-benar
sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.
Adapun pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
[image:35.595.111.516.200.757.2]adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Format wawancara sebelum tindakan Pedoman Wawancara
Nama Responden : Jabatan : Hari/ Tanggal :
No Pertanyaan Keterangan
1.
2.
3.
4.
Dalam mengembangkan aspek bahasa, hal apa saja yang telah guru lakukan terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak?
Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak didik di RA Al-Hujjaj?
Bagaimana cara guru menstimulasi untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak yang diterapkan di RA Al-Hujjaj?
40
Ismawati, 2013
5.
6.
mengembangkan kemampuan berbicara anak di RA Al-Hujjaj? Media dan sumber belajar apa saja yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?
[image:36.595.120.518.110.701.2]Apa saja hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak?
Tabel 3.3
Format wawancara setelah tindakan Pedoman Wawancara
Nama responden : Jabatan : Hari/ Tanggal :
No. Pertanyaan Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
Bagaimana pendapat ibu tentang proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?
Apa kelebihan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?
Apa kekurangan dari penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?
Apakah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD sudah efektif?
Analisis data merupakan proses menyusun data agar dapat menafsirkan
data. Dalam tahap ini berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari
perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan sampai pada refleksi tindakan. Analisis
data tersebut terdiri dari tiga komponen kegiatan yaitu reduksi data, paparan data
dan penarikan kesimpulan, (Kunandar, 2008:101).
1. Reduksi data, merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,
menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang
ada dalam catatan lapangan.
2. Paparan data, merupakan proses pemaparan data dengan tertata rapih
dalam bentuk naratif plus matriks, grafik, atau diagram.
3. Penarikan kesimpulan, merupakan proses pegambilan intisari
sari/kesimpulan secara bertahap dari mulai siklus awal hingga siklus
terakhir saling.
G. Validitas Data
Validitas merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan penelitian
tindakan kelas. Validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap suatu
proses penelitian tindakan kelas. Adapun hasil dari analisis data penelitian
divalidasi melalui teknik member- check dan teknik triangulasi (Kunandar: 2008).
1. Teknik member-check, dilakukan untuk memeriksa kembali
keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dengan
cara mengkonfirmasikan dengan narasumber, adapaun untuk menunjang
hasil data penelitian divalidasi dengan cara mengkonsultasikan hasil
temuan kepada para ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada
kepala sekolah sebagai informan dalam mengumpulkan data-data serta
dosen pembimbing untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan laporan
hasil penelitian di lapangan.
2. Teknik triangulasi, dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai
sumber mengenai kebenaran tentang data penelitian antara peneliti dengan
42
Ismawati, 2013
berdiskusi dengan guru sebagai mitra dalam melaksanakan penelitian
BAB V
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai temuan di RA
Al-Hujjaj terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Gambaran umum kemampuan berbicara anak RA Al-Hujjaj kelompok B
ditemukan bahwa kemampuan berbicara anak masih kurang. Hal ini dapat
dilihat dari sulitnya anak mengemukakan pendapatnya saat diberi pertanyaan,
belum mampu membuat kalimat sederhana seperti menceritakan gambar,
menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan, dan masih
terbata-bata saat berbicara. Kurangnya penggunaan media dan metode pembelajaran
yang menarik dan bervariasi.
2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan
metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas), di mana pelaksanaannya terdiri dari
tiga siklus. Proses pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif
tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara berkembang baik.
Perkembangan kemampuan berbicara anak setelah melalui tiga siklus
mengalami peningkatan. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran
kooperatif tipe STAD mampu memotivasi anak serta media yang digunakan
cukup bervariasi.
3. Kondisi akhir kemampuan berbicara anak RA Al-Hujjaj menggunakan model
pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami perubahan dan berkembang
cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian berdasarkan kriteria
penilaian anak yang kemampuan berbicara anak berkembang baik sebesar
78,4%, anak yang kemampuan berbicaranya cukup sebesar 20%, anak yang
kemampuan berbicaranya kurang sebesar 1,8%. Perkembangan tersebut cukup
baik dibandingkan sebelum dilakukan tindakan. Berdasarkan paparan di atas
dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
79
Ismawati, 2013
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan berbicara anak, berikut ini beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi
pihak-pihak yang terkait, adapun rekomendasi tersebut antara lain sebagai berikut:
1. Bagi Anak
a. Mengembangkan kepribadian anak agar dapat berkomunikasi, berinteraksi
dan bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial.
b. Memupuk tali persaudaraan dan saling menghargai sesama teman
c. Menumbuhkan keberanian anak dalam berpendapat dan memiliki
keterampilan serta pengetahuan yang setara dengan temannya.
d. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus menyenangkan dan variati
serta menciptakan permainan-permainan yang disukai anak agar anak
tidak jenuh dan lebih bersemangat dalam belajar terutama untuk anak yang
aktif.
2. Bagi Guru
a. Guru diberikan pemahaman/penjelasan tentang model pembelajaran
kooperatif tipe STAD agar guru lebih menguasai langkah-lagkah
pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat diterapkan dalam kegiatan
pembelajaran.
b. Untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan dalam kegiatan proses
belajar mengajar untuk menggunakan metode yang dapat memberikan
pengalaman yang bermakna bagi anak didik.
c. Menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu
alternative untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.
d. Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuannya tentang metode,
strategi dan pendekatan untuk anak usia dini melalui kegiatan seminar dan
pelatihan.
e. Guru sebagai fasilitator anak selama kegiatan pembelajaran, harus kreatif
dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai
3. Bagi pihak sekolah
a. Memfasilitasi sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar yang
lebih baik , agar proses belajar lebih baik dan lebih bersemangat untuk
belajar.
b. Memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan
kreativitas guru dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan dan
seminar yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.
4. Bagi Peneliti
Bagi peneliti, lebih meningkatkan dan berusaha mencari solusi dalam
mengatasi permasalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan
Ismawati, 2013
Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, S dkk (2008). Modul Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Ashshidiqi, R (2003). Kemampuan Berkomunikasi Siswa Kelas 2A SLTPN 1 Subang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada pokok Bahasan Lingkaran.
Asmawati, L dkk (2008). Modul Penngelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.
Farida, Euis (2005). Kemampuan Dasar Bahasa Anak Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.
Gunarti, W et al (2008). Modul Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.
Hasanah, U (2008). Upaya meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Numered Heads Terstruktur. Skripsi UPI Serang: Tidak diterbitkan.
Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan (edisi ke lima). Jakarta: Erlangga.
Juntika, N. A & Agustin, M (2011). Dinamika Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika ADITAMA.
Kunandar (2008). Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan profesi Guru.jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Lie, A (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Gasindo.
Musbikin, I (2010). Buku Pintar PAUD. Jakarta: Laksana.
Muslihuddin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Bandung: Rizqi Press.
Nuchiyah, N & Yusnandar, E (2000). Belajar dan Perkembangan Peserta Didik. Serang: UPI kampus Serang.
Paimun, dkk (1997). Psikologi Perkembangan Modul 1-6. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI dan UT.
Rudianto (2010). Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Uneversitas Pendidikan Indonesia.
Slavin, E Robert (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.
Sukmadinata, NS (1990). Psikologi Perkembangan. IKIP Bandung
Tarigan, H.G (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.
Wahyudin, U & Agustin, M (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika ADITAMA.
Wardhani, I & Wihardit, K (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
Woro Kesti, WR (2011). Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Metode Proyek. Skripsi UPI Bumi Siliwangi: Tidak diterbitkan.