• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD): Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Kota Cilegon-Banten Tahun Ajaran 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD): Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Kota Cilegon-Banten Tahun Ajaran 2"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal

Al-Hujjaj Kota Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Oleh:

ISMAWATI 1008230

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Ismawati, 2013

Halaman Hak Cipta untuk Mahasiswa S1

========================================================== ========

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENTS TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) (Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal

Al-Hujjaj Kota Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013)

Oleh:

ISMAWATI 1008230

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© ISMAWATI 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK TAMAN KANAK-KANAK MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD)

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelompok B Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Kota Cilegon-Banten Tahun Ajaran 2012-2013)

Ismawati 1008230

Kegiatan penelitian ini dilatar belakangi oleh pentingnya kemampuan berbicara anak dalam kehidupan untuk saling berkomunikasi dalam kegiatan sehari-hari terutama dalam proses belajar mengajar. Mengingat anak usia TK disebut juga masa usia emas (Golden Age), pada usia ini potensi kecerdasan dan perilaku seseorang terbentuk. Permasalahan yang terjadi pada RA Al-Hujjaj kelompok B dalam kemampuan berbicara dapat dikatakan belum optimal, ditemukan bahwa anak mengalami ketidakmampuan dalam berbicara/berkomunikasi antara lain anak kurang antusias dalam menjawab pertanyaan yang diberikan guru, membuat kalimat sederhana seperti menceritakan gambar, menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan, anak kurang lancar saat diminta untuk memberikan informasi tentang sesuatu hal. Salah satu Alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams Achievement Division (STAD). Model pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan pembelajaran kelompok yang terdiri dari 4-5 siswa yang heterogen, yang bertujuan untuk mendorong siswa melakukan diskusi, saling bekerjasama dalam menyelesaikan tugas dalam menguasai dan menerapkan pelajaran dengan baik. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak dan mendapat informasi berapa persen peningkatan kemampuan berbicara anak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK), dalam pelaksanaan tindakan kelas ini terdiri dari tiga siklus dengan tahap-tahap perencanaan, tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Hasil penelitian peningkatan kemampuan berbicara anak secara persentase pada siklus I ke siklus II sebesar 30%, dan peningkatan dari siklus II ke siklus III sebesar 24%. Berdasarkan kesimpulan tersebut kemampuan berbicara anak mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan sebelum diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Selanjutnya diharapkan kepada guru hendaknya selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada anak didiknya dengan mencari dan menggunakan metode , teknik, serta strategi yang lebih baik lagi agar kemampuan anak dapat berkembang secara optimal.

Kata Kunci: Kemampuan Berbicara Anak, Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD (Students Teams Achievement Division)

(6)

Ismawati, 2013

ABSTRACT

IMPROVEMENT OF KINGDERGARTEN SPEAKING BY COOPERATIVE LEARNING MODEL

Type: STUDENTS TEAMS ACIEVEMENT DIVISION (STAD) (Research of Class Action in Group B Students Raudhatul Athfal Cilegon –

Banten School Year 2012-2013)

This research’s background is important of Students speaking capability in their daily life to communicate each other especially for teaching learning process. Considering their age is golden age, when their potency of smart and character formed. The problem was happened at RA Al-Hujjaj group B is the capability to speak not optimal yet, found that the Students were not be able in communicating or not enthusiast to answer teacher’s question such as make simple sentence in telling the picture, retelling the story that was listened, and the Students are less when the teacher asked to give information about something. One of the models those are used to improve the students’ speaking capability is using the cooperative learning model with type Students Teams Achievement Division (STAD). It tells about how the students work with four to five heterogen students in a team, which have target to motivate them in a discussion, cooperative to finish their duty in achieving and implementing the lesson best. The Method is used in this research is Researching of Class Action (Penelitian Tindakan Kelas). To implement this method by three cycles. There are Planning, Action, and Observation or Reflection. The result of this research by percentage from the first cycle to the second is thirty percents, and improving from the second cycle to the third cycle is twenty four percents. Based on the conclusion the Students’ speaking capability is there is improvement more than the model before STAD done. Then, hoping for the teacher is always effort to give the best for their Students by looking and doing best method, technique, and strategy in order the Students can grow optimal.

Key Words : Students Speaking Capability, Learning Cooperative Model STAD (Students Teams Achievement Division)

(7)

DAFTAR ISI

ABSTRAK

KATA PENGANTAR

UCAPAN TERIMA

KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK DAFTAR GAMBAR ……… ……… ……… ……… ……… ……… ... ... i ii iii v viii ix x BAB I BAB II PENDAHULUAN………......

A. Latar Belakang Masalah………..

B. Rumusan Masalah………

C. Tujuan Penelitian………..

D. Manfaat Penelitian………

E. Asumsi………

F. Metode Penelitian………

G. Lokasi dan Subjek Penelitian……….

KAJIAN TEORITIS TENTANG KEMAMPUAN

BERBICARA ANAK USIA DINI DAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENTS

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)………

A. Konsep Kemampuan Berbicara Anak Usia Dini………… 1. Definisi Perkembangan Bahasa……… 2. Tahap Perkembangan Bahasa………

3. Fungsi Bahasa………

4. Aspek-aspek Bahasa……….

5. Pengertian Berbicara………

6. Tujuan Berbicara………

7. Tahapan Berbicara……….

8. Tugas dalam Belajar Perkembangan Berbicara

Anak….

B. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD……… 1. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif………… 2. Tujuan Pembelajaran Kooperatif……… 3. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif……… 4. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Tipe Students

Teams Achievement Division (STAD)……… 5. Tahap-tahap pelaksanaan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe STAD………

6. Prinsip dan Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD………...

(8)

Ismawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran BAB III

BAB IV

Tipe STAD………..

C. Penelitian Terdahulu Yang Relevan………

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian……….... 1. Metode Penelitian………

2. Desain Penelitian……….

B. Prosedur... C. Lokasi dan Subjek Penelitian………... D. Penjelasan Istilah...………

1. Kemampuan Berbicara………. 2. Model pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams

Achievement Division (STAD)……… E. Instrumen Penelitian………..

1. Studi Dokumentasi………...

2. Observasi………...

3.Wawancara………... F. Teknik Analisis Data………..

G. Validitas Data………

HASIL PENELITIAN DAN

PEMBAHASAN………

A. Hasil Penelitian………

1. Profil dan proses pembelajaran pada RA Al-Hujjaj

a. Keadaan Guru………

b. Keadaan Anak………

c. Kurikulum………

d. Metode dan Proses Pembelajaran………..

e. Kegiatan Guru Al-Hujjaj dalam Peningkatan

Kemampuan Berbicara Anak………

2. Kondisi obyektif kemampuan berbicara anak sebelum menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD………..

3. Langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj…

a. Siklus I……….

b. Siklus II………

c. Siklus III………..

4. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak setelah Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD………..

B. Pembahasan………

1. Kondisi Objektif Kemampuan Berbicara Anak pada

RA Al-Hujjaj……….

(9)

BAB V

2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dalam Meningkatkan Kemampuaan Berbicara Anak pada RA Al-Hujjaj……… 3. Peningkatan Kemampuan Berbicara Anak setelah

Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

STAD………..

4. Kekurangan / Kendala dalam Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD………..

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI………

A. Kesimpulan……….

B. Rekomendasi………

DAFTAR PUSTAKA... LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

73

76

77

78 78 79

(10)

Ismawati, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan peradaban modern bahasa memegang peranan yang

sangat penting dalam kehidupan yaitu sebagai alat komunikasi. Melihat anak usia

dini sebagai individu yang sedang menjalani suatu proses perkembangan dengan

pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Dalam upaya

mengoptimalkan segala kemampuan yang dimiliki anak usia dini proses

pembelajaran sebagai bentuk perlakuan yang diberikan pada anak haruslah sesuai

dengan karakteristik yang dimiliki setiap tahapan perkembangan anak agar

mencapai hasil yang optimal. Pernyataan ini sesuai dengan yang dinyatakan

dalam UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14

yang menyatakan bahwa:

Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

Pengertian tersebut menjelaskan tentang peran Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD) sebagai peletak dasar yang tepat bagi pertumbuhan dan perkembangan

manusia seutuhnya dan untuk pencapaian keberhasilan pendidikan di tahap yang

lebih tinggi. Mengingat akan pentingnya Pendidikan untuk Anak Usia Dini, sebagaimana yang ditulis A.J. Cropley (Musbikin, 2010: 38) “ sebagaimana orang dewasa, tahun-tahun sekarang ditandai dengan meningkatnya minat terhadap

pendidikan umur di bawah enam tahun. Khususnya bahwa masa kanak-kanak

awal merupakan fase perkembangan yang mempunyai karakteristik tersendiri, dan

bukan hanya semata-mata masa penantian untuk memasuki periode anak-anak,

remaja, dan dewasa.

Sementara itu Bloom (Musbikin, 2003:39) mereview beberapa studi

penting dan menyimpulkan bahwa antara umur 2-10 tahun, anak-anak

(11)

orang dewasa dan sosio-affektif seperti kebutuhan untuk berprestasi,

perhatian,dan kebiasaan bekerja yang baik.

Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan para ahli, jelas bahwa

pendidikan pada masa dini merupakan wahana pendidikan yang sangat

fundamental dalam memberikan kerangka dasar terbentuk dan berkembangnya

dasar-dasar pengetahuan, sikap, dan keterampilan pada anak.

Menurut NAEYC (Wahyudin & Agustin, 2011: 7) anak usia dini adalah

anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Sedangkan untuk rentang usia anak

usia dini di Indonesia sesuai dengan Undang-undang Sistem Pendidikan adalah

0-6 tahun.

Menurut Berk (Wahyudin & Agustin, 2011: 7) bahwa „pada masa ini,

proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek seperti: fisik,

sosio-emosional, dan kognitif sedang mengalami masa tercepat dalam rentang

perkembangan hidup manusia. Masa ini juga merupakan masa peletak dasar

pertama untuk mengembangkan berbagai kemampuan di antaranya kemampuan

bahasa terutama dalam kemampuan berbicara.

Kemampuan mengucapkan bahasa merupakan salah satu keterampilan

yang berlaku cukup penting dalam keseluruhan kehidupan individu, bukan hanya

pada anak usia dini. Kemampuan berbahasa akan menjadi modal utama bagi anak

dalam melakukan komunikasi dengan teman, guru, dan juga orang dewasa lain

yang ada di sekitarnya.

Menurut Miller (Wahyudi & Agustin, 2011: 38) bahasa adalah suatu

urutan kata-kata, bahasa juga dapat digunakan untuk menyampaikan informasi

mengenai tempat yang berbeda atau waktu yang berbeda.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa merupakan

sarana yang paling penting dalam alat komunikasi dalam semua kehidupan. Di

samping itu bahasa juga merupakan alat untuk menyatakan pikiran dan perasaan

kepada orang lain yang sekaligus berfungsi memahami pikiran dan perasaan orang

lain.

Seperti yang dikatakan Hurlock (Edisi kelima: 113) bahwa‟ awal masa

(12)

3

Ismawati, 2013

pokok dalam berbicara, yaitu menambah kosakata, menguasai pengucapan

kata-kata dan menggabungkan kata-kata-kata menjadi kalimat.‟

Dalam proses kegiatan pembelajaran terdapat pola interaksi antara anak

dengan pendidik. Bredekamp & Coople (1997) menyatakan beberapa hal yang

perlu dilakukan pendidik agar interaksi dengan anak-anak berjalan dengan baik salah satu di antaranya adalah „pendidik perlu memberikan kesempatan yang beragam bagi anak untuk berkomunikasi‟ (Aisyah, dkk, 2008)

Kemampuan berbicara merupakan keterampilan bahasa ekspresif yang

melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan verbal yang diproses dan

diekspresikan anak, (Gunarti, dkk: 2008). Thaiss (Gunarti, dkk, 2008: 36)

mengemukakan bahwa anak dapat memahami dan mengingat suatu informasi jika

mereka mendapatkan kesempatan untuk membicarakannya, menuliskannya,

menggambarkannya atau memanipulasinya. Masa awal kanak-kanak dalam

belajar kemampuan berbicara, kata-kata yang digunakan anak biasanya

berdasarkan pada pengertian anak tentang dunia sekitarnya dan orang yang

menjadi pusat perhatiannya dalam berkomunikasi, dan kosa kata yang dikuasai

anak tergantung pada orang yang paling sering berinteraksi dengan diri anak, baik

teman sebaya, maupun pola bahasa yang dipakai di rumah, (Abdurrahman, 2009:

27).

Kemampuan berbahasa merupakan aspek yang sangat penting yang harus

dikuasai oleh anak, namun pada kenyataannya tidak semua anak mampu

menguasai perkembangan bahasa secara baik terutama dalam kemampuan

berbicara.

Berdasarkan pengamatan observasi selama proses belajar mengajar yang

dilakukan pada kelompok B di RA Al-Hujjaj Cilegon, kemampuan anak dalam

berbicara belum optimal antara lain anak kurang antusias dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan guru, maupun dalam membuat kalimat sederhana

seperti menceritakan gambar, menceritakan kembali cerita yang telah

diperdengarkan, menceritakan pengalaman/kejadian secara sederhana, anak masih

sulit untuk mengungkapkan pendapatnya ketika menjawab pertanyaan dan

(13)

Hal ini mungkin diakibatkan pembelajaran yang berkaitan dengan stimulasi

kemampuan berbicara anak kurang bervariasi/ kurang menarik bagi anak. Anak

kurang diberi kesempatan dalam kegiatan-kegiatan yang diberkaitan dengan

pengembangan kemampuan berbicara.

Sementara itu, untuk menumbuhkembangkan kemampuan berbicara anak

RA Al-Hujjaj kelompok B, berdasarkan releksi awal dengan guru disepakati

sebagai solusi/tindakan untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak penulis

mencoba untuk melakukan penelitian tindakan kelas melalui penerapan model

pembelajaran kooperatif dengan tipe Students Teams Achievement Division

(STAD). Pembelajaran kooperatif merupakan alternatif pengajaran yang dapat

mengatasi permasalahan tersebut. Dengan pembelajaran kooperatif anak dapat

bekerja sama dan dapat membantu anak dalam mengerjakan tugas yang diberikan

guru dan terjalinnya komunikasi/pembicaraan dengan adanya interaksi antar

kelompok dengan baik. Dengan diterapkannya model pembelajaran kooperatif

diharapkan kemampuan berbicara anak dapat meningkat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian ini

memfokuskan kajian pada “Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman

Kana-kanak Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Students Teams

Achievement Division (STAD)”. (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B RA

Al-Hujjaj Cilegon Tahun Ajaran 2012-2013).

B. Rumusan Masalah

1. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian dituangkan ke dalam pertanyaan

penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada RA

Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013?

2. Bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam

meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj tahun ajaran

(14)

5

Ismawati, 2013

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berbicara anak setelah menggunakan

model pembelajaran kooperatif tipe STAD RA Al-Hujjaj tahun ajaran

2012-2013.

2. Batasan masalah

Mengingat sangat luasnya permasalahan dalam penelitian ini, peneliti

merasa perlu adanya pembatasan masalah yaitu:

1. Subjek penelitian adalah siswa TK B pada RA Al-Hujjaj Cilegon sebanyak

17 anak

2. Aspek yang akan dikembangkan dalam meningkatkan kemampuan

berbicara anak yaitu mengucapkan kata, pengembangan kosakata, dan

membuat kalimat.

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kondisi objektif kemampuan berbicara anak sebelum

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada RA

Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013.

2. Untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak pada RA Al-Hujjaj tahun

ajaran 2012-2013.

3. untuk mengetahui peningkatan kemampuan berbicara anak setelah

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Students Teams

Achievement Division (STAD) pada RA Al-Hujjaj tahun ajaran 2012-2013.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini merupakan susunan aktivitas yang diproyeksikan dapat

memberikan manfaat. Adapun manfaat diadakannya penelitian ini adalah sebagai

(15)

1. Untuk Siswa

Untuk memotivasi siswa dalam mengembangkan kemampuan komunikasi agar

proses perkembangan bahasa berkembang dengan pesat, terjalinnya kerjasama

antar siswa melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Untuk Guru

Untuk memotivasi dan sebagai masukan agar melakukan dan mencari metode

yang tepat dalam menangani hambatan-hambatan dalam proses pembelajaran di

taman kanak-kanak salah satunya dengan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

3. Untuk Lembaga

Dapat dijadikan sebagai masukan dalam upaya peningkatan dalam pembelajaran

di taman kanak-kanak, agar semua aspek perkembangan anak dapat berkembang

dengan baik.

E. Asumsi

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Keterampilan berbicara adalah kemampuan kosakata, menguasai

pengucapan kata-kata dan menggabungkan kata-kata dalam kalimat.

(Hurlock : 113).

2. Model pembelajaran Kooperatif tipe STAD adalah pembelajaran kelompok

yang terdiri atas 4-5 orang yang berbeda-beda tingkat kemampuan, jenis

kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu

siswa bekerja dalam tim mereka untuk memastikan bahwa semua anggota

tim telah menguasai pelajaran. Selanjutnya, semua siswa mengerjakan kuis

mengenai materi secara sendiri-sendiri, di mana saaat itu mereka tidak

diperbolehkan untuk saling membantu. (Slavin, 2010: 11).

F. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

(16)

7

Ismawati, 2013

tindakan kelas sebagai “systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang berbagai

praktek yang dilakukannya.

Penelitian tindakan kelas dalam bahasa inggris adalah Classroom Action

Reaserch (CAR) menurut Suharsimi (Hasanah, 2006: 3) dapat diartikan bahwa “penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencematan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

Dalam PTK, peneliti dapat melihat sendiri praktik pembelajaran terhadap

siswa yang dilihat dari segi interaksinya dalam proses pembelajaran. Dalam hal

ini, pendidik/penulis dapat memperbaiki praktik-praktik dalam pembelajaran

terutama dalam membantu siswa yang mengalami hambatan dalam belajar

sehingga proses pembelajaran lebih efektif dan lebih baik lagi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas adalah penelitian

yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan

tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil siswa menjadi

meningkat.

G. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di Raudhatul Athfal Al-Hujjaj Jl.

Mayjen Soetoyo Km.7 Kelurahan Rawaarum Kecamatan Grogol Kota Cilegon

42436. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah anak

(17)

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

1. Metode Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan atas dasar permasalahan yang muncul di

Raudhatul Athfal Al-Hujjaj yang bertujuan untuk membantu praktik-praktik

dalam pembelajaran dan meningkatkan hasil pembelajaran terutama dalam

meningkatkan kemampuan berbicara pada peserta didik.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode Penelitian

Tindakan Kelas (PTK), yang dimaksud dengan Penelitian Tindakan Kelas

(PTK) menurut Mills (Wardhani & Wihardit: 2008) mendefinisikan penelitian

tindakan kelas sebagai “Systematic inquiry” yang dilakukan oleh guru, kepala

sekolah, atau konselor sekolah untuk mengumpulkan informasi tentang

berbagai praktek yang dilakukannya”. Sementara itu, menurut Rapoport

(Kunandar, 2008: 46) mendefinisikan penelitian tindakan kelas adalah

penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis

persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian

tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati.

Sedangkan Hardjodipuro ( Woro Kesti, 2011: 36) menjelaskan bahwa PTK

adalah suatu pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan,

dengan mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri,

agar kritis terhadap praktik tersebut serta memiliki keinginan untuk

mengubahnya. Sementara Carr & Kemmis dalam (Muslihudin, 2009: 6)

menyatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh

partisipan (guru, siswa, kepala sekolah) dalam situasi sosial (termasuk

pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan kebenaran.

Dalam penelitian tindakan kelas ini, tipe penelitian yang akan

digunakan adalah kolaboratif. Penelitian ini melibatkan guru RA Al-Hujjaj

kelompok B2, dimana hubungan peneliti dan guru bersifat kemitraan. Peneliti

(18)

22

Ismawati, 2013

pembelajaran serta merefleksi kegiatan tindakan yang telah dilakukan. Tujuan

dari penelitian ini yaitu untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan

mengatasi permasalahan dalam meningkatkan kemampuan berbicara anak usia

dini dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

2. Desain Penelitian Tindakan Kelas

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini kegiatannya

berbentuk siklus. Menurut Hopkins (Hasanah, 2008: 28) penelitian tindakan

kelas terdiri dari empat tahap, yaitu: 1. Perencanaan (Planing), 2. Tindakan

(Acting), 3. Pengamatan (Observing), 4. Refleksi (reflecting), dan seterusnya

sampai perbaikan atau peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria

keberhasilan).

Desain dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan model John

Elliot , PTK model John Elliot dianggap lebih detail dan rinci. Dikatakan

demikian, oleh karena di dalam setiap siklus dimungkinkan terdiri dari

beberapa aksi yaitu antara 3-5 aksi (tindakan). Sementara itu, setiap aksi

kemungkinan terdiri dari beberapa langkah yang terealisasi dalam bentuk

kegiatan belajar-mengajar.

Dalam setiap siklus penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan secara

berkesinambungan sehingga peneliti mendapatkan solusi untuk memecahkan

masalah yang muncul dan proses serta praktik pembelajaran menjadi

meningkat ke arah yang lebih baik lagi.

Adapun siklus tindakan yang akan dilakukan pada penelitian ini adalah

(19)

Gambar 3.1

(Riset Aksi Model John Elliot)

B. Prosedur

Teknik yang akan ditempuh dalam penelitian ini terdiri dari empat tahap

yaitu tahap perencanaan penelitian, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

Adapun tahap-tahapnya sebagai berikut:

1. Perencanaan (Planing)

a. Siklus I

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Kelompok : B

Tema/subtema : Alam Semesta/ Gejala Alam

Semester/ minggu : II / 1

(1). Kompetensi Dasar

Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak

mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat. SIKLUS 1

PERENCANAAN PENGAMATAN

REFLEKSI

PELAKSANAAN

PENGAMATAN

PERENCANAAN SIKLUS 2

(20)

24

Ismawati, 2013

(2). Indikator

(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana

(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut

(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa

(d).Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan

posisi/keterangan tempat

(e). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

(f). Dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.

(3). Tujuan Pembelajaran

(a). Menyebutkan macam-macam gejala alam seperti siang-malam,

pelangi, hujan dan sebagainya.

(b). Menyebutkan macam-macam gejala alam yang merugikan seperti

banjir, gunung meletus, angin puyuh, longsor, dan lain-lain.

(c). Mendengarkan dan menceritakan kembali cerita yang telah dibacakan

guru

(d). Melakukan percakapan dengan teman kelompok dan dengan guru

(e). Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi atau

keterangan tempat.

(f). Menyebutkan nama benda yang telah di perlihatkan seperti gambar

ombak, pelangi, hujan, dan lain-lain.

(g). Membaca buku cerita bergambar dan dapat menceritakan kembali.

(4). Kegiatan Pembelajaran

(a). Guru menjelaskan tentang gejala alam melalui gambar seperti

siang-malam, pelangi, hujan.

(b). Guru menjelaskan macam-macam gejala alam yang menguntungkan

dan merugikan.

(c). Guru menjelaskan bagaimana sebab-sebab terjadinya gejala alam yang

(21)

NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak

1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa

senandung Al-Quran 3. Mengkomunikasikan tema

dan kagiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 4. Menyiapkan bahan dan

alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD 6. Menyiapkan anak dengan

cara duduk berkelompok

1. Berbaris, salam, doa 2. Mengikuti ikrar dan

doa senandung Al-Quran

3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini

4. Mendengarkan penjelasan guru

5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak 6. Anak duduk sesuai dengan kelompok yang ditentukan

2. Inti 1. Membimbing dan

memotivasi anak belajar dalam kelompok

2. Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok

3. Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba

4. Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD

5. Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis

6. Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu

7. Membagikan kuis individu

1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan

pengarahan guru 2. Bersiap-siap

megerjakan tugas kelompok

3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan

dengan teman

kelompoknya

4. Mengerjakan tugas kelompok

5. Mengumpulkan tugas kelompok

6. Menyimak instruksi guru

7. Mengerjakan kuis

3. Penutup 1. Menghitung skor

kelompok dan skor individu

2. Memberikan penghargaan

1.Menyimak

penghitungan skor

(22)

26

Ismawati, 2013

terhadap kelompok yang mendapat nilai tertinggi 3. Mengadakan Tanya jawab

seputar kegiatan yang telah dilaksanakan

4. Memberikan kesempatan pada anak untuk mengemukakan

pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD

penghargaan

3. Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan

4. Mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD

(6). Media Pembelajaran

(a). Buku Cerita dan Majalah

(b). Gambar macam-macam gejala alam

(7). Evaluasi

(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe

STAD

(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak

b.Siklus II

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe STAD, Pada siklus II ini ada beberapa perencanaan yang harus

dipersiapkan kembali oleh guru dan peneliti, yaitu peneliti terlebih dahulu

merancang kegiatan pembelajaran bersama dengan guru melakukan diskusi dan

memberikan penjelasan bagaimana langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe

STAD, mengumpulkan bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam

menggunakan pembelajaran kooperatif. Adapun rincian dari rancangan

pembelajaran untuk siklus II adalah sebagai berikut:

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Kelompok : B

Tema/subtema : Alam Semesta/ Tata Surya

(23)

Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak

mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat.

(2). Indikator

(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana

(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut

(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa

(d).Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan

posisi/keterangan tempat

(e). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

(f). Dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.

(3). Tujuan Pembelajaran

(a). Mengetahui macam-macam benda-benda langit/ tata surya

(b). Menyebutkan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, awan

dll.

(c). Menyebutkan kegunaan matahari, bulan, bintang, dll.

(d). Melakukan komunikasi dengan guru dan dengan teman kelompok

(e). Menyimak dan dapat menceritakan kembali cerita yang dibacakan guru

(f). Menyebutkan benda-benda yang diperlihatkan seperti gambar bumi,

matahari, bulan , dan bintang .

(g). Memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/keterangan

tempat.

(h). Membaca buku bergambar dan menghubungkan dengan simbol yang

melambangkannya.

(4). Kegiatan Pembelajaran

(a). Guru menjelaskan tentang tata surya melalui gambar tata surya

(b). Guru menjelaskan macam-macam benda-benda langit seperti matahari

bulan, bintang.

(24)

28

Ismawati, 2013

(5). Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak

1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa

senandung Al-Quran 3.Mengkomunikasikan tema

dan kagiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan 1. Menyiapkan bahan dan

alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD

2. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD

3. Menyiapkan anak dengan cara duduk berkelompok

1. Berbaris, salam, doa 2. Mengikuti ikrar dan

doa senandung Al-Quran

3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini 4. Mendengarkan

penjelasan guru

5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak 6. Anak duduk sesuai

dengan kelompok yang ditentukan

2. Inti 1.Membimbing dan

memotivasi anak belajar dalam kelompok

2.Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok

3.Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba

4.Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD

5.Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis

6.Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu 7.Membagikan kuis individu

1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan

pengarahan guru 2. Bersiap-siap

megerjakan tugas kelompok

3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya 4. Mengerjakan tugas

kelompok

5. Mengumpulkan tugas kelompok

6. Menyimak instruksi guru

7. Mengerjakan kuis

3. Penutup 1. Menghitung skor

kelompok dan skor individu

2. Memberikan

penghargaan terhadap

1.Menyimak

penghitungan skor 2.Menerima

(25)

3. Mengadakan Tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilaksanakan 4. Memberikan

kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD

kegiatan yang telah dilakukan

4. Mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD

(6). Media Pembelajaran

(a). Buku Cerita “ tata surya”

(b). Gambar macam-macam tata surya

(7). Evaluasi

(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak.

c. Siklus III

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD, Pada siklus III ini ada beberapa parencanaan

yang harus dipersiapkan kembali oleh guru dan peneliti, yaitu peneliti terlebih

dahulu merancang kegiatan pembelajaran bersama dengan guru melakukan

diskusi untuk membuat rencana kegiatan harian yang tepat, serta mengumpulkan

bahan dan peralatan yang akan digunakan dalam menggunakan pembelajaran

kooperatif. Adapun rincian dari rancangan pembelajaran untuk siklus III adalah

sebagai berikut:

Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran

Kelompok : B

Tema/subtema : Alam Semesta/ Tata Surya

(26)

30

Ismawati, 2013

(1). Kompetensi Dasar

Meningkatkan kemampuan berbicara anak meliputi kemampuan anak

mengucapkan kata, serta pengembangan kosakata, dan membuat kalimat.

(2). Indikator

(a). Dapat menjawab pertanyaan sederhana

(b). Dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita secara urut

(c). Dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa

(d). Dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

(e). Dapat memberikan keterangan yang berhubungan dengan

posisi/keterangan tempat

(f). Membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya

(3). Tujuan Pembelajaran

(a). Menyebutkan benda-benda langit melalui gambar yang diperlihatkan

(b). Mendengarkan dan memahami cerita yang dibacakan oleh guru

(c). Melakukan percakapan dengan teman kelompok dan guru

(d). Mengetahui/memberikan keterangan yang berhubungan dengan

posisi/keterangan tempat

(e). Menyebutkan benda-benda langit seperti bumi, matahari, bulan , dan

bintang .

(f). Menyebutkan kegunaan matahari, bulan, dan bintang

(g). Menghubungkan gambar dengan simbol yang melambangkannya

(4). Kegiatan Pembelajaran

(a). Guru menjelaskan tentang tata surya melalui gambar tata surya seperti

gambar bulan, matahari, bintang.

(b). Guru menjelaskan macam-macam benda-benda langit dan kegunaannya

seperti matahari bulan, bintang.

(c). Guru menjelaskankan tentang manfaat benda-benda langit

(5). Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

NO Kegiatan Kegiatan Guru Kegiatan Anak

1. Pembukaan 1. Berbaris, salam, doa 2. Membaca ikrar dan doa

(27)

tema dan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan

4. Menyiapkan bahan dan alat yang akan diperlukan dalam pelaksanaan

pembelajaran kooperatif tipe STAD

5. Membagi kelompok berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD

6. Menyiapkan anak dengan cara duduk berkelompok

3. Bercakap-cakap dan Tanya jawab tentang tema dan kegiatan yang akan dilakukan hari ini 4. Mendengarkan

penjelasan guru

5. Anak dibagi ke dalam kelompok dengan jumlah 4-5 orang anak

6. Anak duduk sesuai dengan kelompok yang ditentukan

2. Inti 1.Membimbing dan

memotivasi anak belajar dalam kelompok

2.Mengarahkan anak dalam mengerjakan tugas kelompok

3.Membagikan tugas kelompok dan memberi aba-aba

4.Mengamati/mengobservasi anak dalam kegiatan kelompok menggunakan tipe STAD

5.Mengumpulkan LKS dan menyiapkan kuis

6.Mengarahkan anak dalam mengerjakan kuis tidak boleh saling membantu 7.Membagikan kuis individu

1. Anak duduk secara berkelompok untuk mendengarkan

pengarahan guru 2. Bersiap-siap

megerjakan tugas kelompok

3. Anak memulai mengerjakan tugas kelompoknya dan mendiskusikan dengan teman kelompoknya 4. Mengerjakan tugas

kelompok

5. Mengumpulkan tugas kelompok

6. Menyimak instruksi guru

7. Mengerjakan kuis

3. Penutup 1. Menghitung skor

kelompok dan skor individu

2. Memberikan

penghargaan terhadap

kelompok yang

mendapat nilai tertinggi 3. Mengadakan Tanya

jawab seputar kegiatan yang telah dilaksanakan

1.Menyimak

penghitungan skor 2.Menerima

penghargaan

3. Tanya jawab tentang kegiatan yang telah dilakukan

(28)

32

Ismawati, 2013

4. Memberikan

kesempatan pada anak untuk mengemukakan pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan medel kooperatif tipe STAD

pendapatnya selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menggunakan tipe STAD

(6). Media Pembelajaran

(a). Buku Cerita “ tata surya”

(b). Gambar macam-macam benda langit

(7). Evaluasi

(a). Evaluasi Proses : Aktivitas anak dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD

(b). Evaluasi Hasil : Hasil karya anak.

2. Tindakan

a. Tindakan Siklus I

Pada tahap ini peneliti melaksanakan pembelajaran di kelas berdasarkan

panduan yang sudah direncanakan. Tema yang dibahas pada siklus I ini tentang

alam semesta dengan sub tema macam-macam gejala alam. Adapun tahapan

tindakan penelitian siklus I sebagai berikut:

(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal.

(b) Guru menjelaskan tahap-tahap pembelajaran menggunakan kooperatif

tipe STAD.

(c) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5

orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.

(d) Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi

anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

(e). Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak

boleh saling membantu.

(f). Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa

dalam kelompoknya.

(29)

tertinggi.

b. Tindakan Siklus II

Tema yang dibahas pada siklus II ini tentang alam semesta dengan sub

tema Tata Surya.

(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal dan

mengulang kembali tema yang telah disampaikan.

(b) Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD

(c) Guru mengingatkan kembali tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif

tipe STAD.

(d) Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5

orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.

(e) Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi

anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

(f) Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak

boleh saling membantu.

(g) Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa

dalam kelompoknya.

(h) Guru menghitung skor kelompok dan skor individu.

(i) Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai

tertinggi.

c. Tindakan Siklus III

Tema yang dibahas pada siklus II ini tentang alam semesta dengan sub

tema Tata Surya.

(a). Guru (peneliti) mengkomunikasikan tema ketika kegiatan awal dan

mengulang kembali tema yang telah disampaikan.

(b). Guru melakukan tanya jawab mengenai kesulitan siswa dalam

pembelajaran kooperatif tipe STAD

(c). Guru mengingatkan kembali tahap-tahap dalam pembelajaran kooperatif

(30)

34

Ismawati, 2013

(d). Guru membagi siswa ke dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5

orang berdasarkan kriteria model kooperatif tipe STAD.

(e).Guru membagikan tugas kelompok dan membimbing serta memotivasi

anak dalam mengerjakan tugas kelompoknya.

(f). Guru membagikan kuis kepada tiap anak untuk dikerjakan dan tidak

boleh saling membantu.

(g). Pada saat pembelajaran berlangsung dilakukan observasi terhadap siswa

dalam kelompoknya.

(h). Guru menghitung skor kelompok dan skor individu.

(i). Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang mendapat nilai

tertinggi.

3.Observasi/Evaluasi

a). Observasi

Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap guru, siswa

dan sarana prasarana pendukung di RA Al-Hujjaj. Observasi ini

dilakukan untuk memperoleh informasi secara langsung tentang

aktivitas siswa dalam pelaksanaan observasi. Peneliti dibantu oleh 1

orang observer (guru) yang bertugas mengamati siswa selama proses

belajar berlangsung.

b). Evaluasi

Untuk soal pada siklus I terdiri dari tugas untuk kelompok dan tes

individu/kuis.

4.Refleksi

Setelah melakukan pengamatan selama proses pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif tipe STAD, peneliti mengkaji ulang

dan mengevaluasi hasil tes siklus I untuk perbaikan pada siklus

selanjutnya.

C.Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan di RA Al-Hujjaj Jl. Mayjen

Soetoyo km.7 kelurahan Rawaarum kecamatan Grogol kota Cilegon 42436.

(31)

Penjelasan istilah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1).Kemampuan berbicara dan 2). Model pembelajaran kooperatif tipe Student

Teams Achievement Division (STAD)

1. Kemampuan Berbicara

Kemampuan berbicara menurut Gunarti (2008) adalah keterampilan

bahasa ekspresif yang melibatkan pemindahan arti melalui simbol visual dan

verbal yang diproses dan diekspresikan anak. Sementara Hurlock (edisi

kelima:113) menyatakan bahwa keterampilam berbicara adalah kemampuan

menambah kosa kata, menguasai pengucapan kata-kata dan menggabungkan

kata-kata menjadi kalimat.

Sejalan yang diungkapkan Tarigan (1981: 15) menyatakan berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan.

Adapun aspek kemampuan berbicara dalam penelitian ini adalah anak

dapat mengucapkan kata, pengambangan kosakata anak, dan anak dapat

membuat kalimat yang lebih kompleks dengan indikator dapat menjawab

pertanyaan sederhana, dapat mendengar dan menceritakan kembali cerita

secara urut, dapat melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang

dewasa, dapat menyebutkan nama benda yang diperlihatkan, dapat

memberikan keterangan yang berhubungan dengan posisi/keterangan tempat,

dapat membaca buku cerita bergambar dan menceritakannya.

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Menurut Suherman, dkk (Hasanah, 2008:10) pembelajaran Kooperatif

mencakupi suatu kelompok kecil siswa yang bekerja sebagai sebuah tim untuk

menyelesaikan masalah, menyelesaikan tugas, atau mengerjakan sesuatu untuk

mencapai tujuan bersama lainnya. Sementara menurut Lie (2007:12)

(32)

36

Ismawati, 2013

yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan

sesama siswa dalam tugas-tugas yang terstruktur.

Sedangkan pengertian model pembelajaran kooperatif tipe STAD

menurut Slavin (2010: 143) adalah:

Pembelajaran kelompok yang terdiri dari empat atau lima siswa yang mewakili seluruh bagian dari kelas dalam hal kinerja akademik, jenis kelamin, ras, dan etnisitas. Guru menyajikan materi dan kemudian siswa bekerja dalam tim saling bekerja sama dan berdiskusi menyelesaikan tugas dalam kelompok. Kemudian seluruh siswa diberikan tes, pada saat tes ini siswa tidak diperbolehkan saling membantu.

Inti dalam belajar kooperatif tipe STAD dalam penelitian ini adalah

guru menyiapkan dan menyampaikan materi yang akan disampaikan,

kemudian para siswa bergabung dalam kelompoknya yang terdiri atas empat

atau lima orang siswa untuk menyelesaikan lembar kerja yang diberikan oleh

guru. Setelah selesai, mereka menyerahkan pekerjaannya secara individu

untuk setiap kelompok kepada guru.

Masih menurut Slavin (2010: 143) Pembelajaran kooperatif tipe STAD

terdiri atas lima komponen utama yaitu: 1) tahap presentasi kelas dan

penyajian materi, 2) tahap kerja kelompok (tim), 3) tahap tes individu (kuis),

4) tahap skor individual, 5).tahap rekognisi tim (penghargaan kelompok).

E. Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data dari hasil penelitian ini, maka diperlukan

instrumen. Adapun instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan

menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,

gambar maupun elektronik (Nuraeni, 2011: 55). Pedoman yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu berupa foto-foto setiap aktivitas yang dilakukan

selama penelitian, lembar observasi, dan lembar hasil wawancara.

Dokumen-dokumen tersebut dikumpulkan dan dianalisis sebagai bahan laporan

[image:32.595.114.513.188.609.2]
(33)

Observasi adalah alat untuk mengukur tingkah laku individu

siswa/guru ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang diamati, baik dalam

situasi yang sebenarnya atau dalam situasi buatan. Sejalan dengan hal tersebut,

Kunandar (2008: 143) kegiatan pengamatan (pengamatan data) untuk

memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran. Lembar

observasi digunakan untuk mengukur atau menilai proses pembelajaran

menggunakan pola pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan

kemampuan berbicara anak, sikap anak pada saat pembelajaran, respon anak

terhadap apa yang dilakukan dalam proses pembelajaran menggunakan tipe

STAD.

Adapun indikator yang akan digunakan dalam mengembangkan

[image:33.595.118.519.240.741.2]

kemampuan berbicara anak TK kelompok B sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berbicara

Aspek Indikator Item penilaian

B C K

1.Dapat berkomunikasi secara lisan

a.Menjawab pertanyaan sederhana

1.Anak dapat menjawab

pertanyaan tentang alam semesta (tentang gejala alam seperti hujan, terjadinya siang-malam/ tentang tata surya menyebutkan benda-benda langit seperti matahari, bulan, bintang, dsb) 2.Anak dapat menjawab

pertanyaan guru (tentang gejala alam yang merugikan/ menyebutkan

(34)

38

Ismawati, 2013

b.Mendengar dan menceritakan kembali secara urut

c.Melakukan percakapan dengan teman sebaya atau orang dewasa

1.Anak dapat mendengar cerita yang dibacakan guru.

2.Anak dapat menceritakan

kembali cerita yang telah didengar secara urut.

1.Anak dapat melakukan

percakapan dengan guru.

2.Anak dapat melakukan

percakapan dengan teman sekelompok. 2.Memiliki

perbendaharaan kata-kata

d.Menyebutkan nama benda yang diperlihatkan

e.Memberikan keterangan yang berhubungan dengan

posisi/keterangan tempat

1.Anak dapat menyebutkan nama benda seperti benda langit (gambar matahari, bulan, bintang, dsb).

1.Anak dapat menyebutkan posisi seperti di atas, di bawah, kanan kiri.

3.Mengenal Simbol

f.Membaca buku cerita bergambar dan

menceritakannya.

[image:34.595.120.518.110.681.2]

1.Anak dapat membaca buku cerita melalui gambar.

2.Anak dapat menghubungkan gambar dengan simbol yang melambangkannya.

Sumber: Diadaptasi dari Musbikin (2010) dan Hurlock (Edisi ke lima, 1980). Keterangan:

(35)

3. Wawancara

Wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan informasi atau

penjelasan hal-hal yang dipandang perlu dan memiliki relevansi dengan

permasalahan penelitian tindakan kelas, Kunandar (2008: 157). Sedangkan

menurut Hopkins (Kunandar, 2008: 157) wawancara adalah suatu cara untuk

mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang

lain.

Wawancara digunakan untuk melengkapi data yang dibutuhkan dan

untuk memperoleh informasi yang lebih terperinci dari data hasil informasi.

Melalui wawancara diharapkan data yang telah diperoleh adalah benar-benar

sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Adapun pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini

[image:35.595.111.516.200.757.2]

adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Format wawancara sebelum tindakan Pedoman Wawancara

Nama Responden : Jabatan : Hari/ Tanggal :

No Pertanyaan Keterangan

1.

2.

3.

4.

Dalam mengembangkan aspek bahasa, hal apa saja yang telah guru lakukan terutama dalam meningkatkan keterampilan berbicara anak?

Bagaimana kondisi objektif kemampuan berbicara anak didik di RA Al-Hujjaj?

Bagaimana cara guru menstimulasi untuk mengembangkan kemampuan berbicara anak yang diterapkan di RA Al-Hujjaj?

(36)

40

Ismawati, 2013

5.

6.

mengembangkan kemampuan berbicara anak di RA Al-Hujjaj? Media dan sumber belajar apa saja yang digunakan guru dalam mengembangkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?

[image:36.595.120.518.110.701.2]

Apa saja hambatan yang dialami guru selama proses pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak?

Tabel 3.3

Format wawancara setelah tindakan Pedoman Wawancara

Nama responden : Jabatan : Hari/ Tanggal :

No. Pertanyaan Keterangan

1.

2.

3.

4.

5.

Bagaimana pendapat ibu tentang proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

Apa kelebihan dari penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?

Apa kekurangan dari penggunaan model kooperatif tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara di RA Al-Hujjaj?

Apakah pembelajaran dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD sudah efektif?

(37)

Analisis data merupakan proses menyusun data agar dapat menafsirkan

data. Dalam tahap ini berlangsung dari awal penelitian yaitu mulai dari

perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan sampai pada refleksi tindakan. Analisis

data tersebut terdiri dari tiga komponen kegiatan yaitu reduksi data, paparan data

dan penarikan kesimpulan, (Kunandar, 2008:101).

1. Reduksi data, merupakan proses menyeleksi, menentukan fokus,

menyederhanakan, meringkas, dan mengubah bentuk data mentah yang

ada dalam catatan lapangan.

2. Paparan data, merupakan proses pemaparan data dengan tertata rapih

dalam bentuk naratif plus matriks, grafik, atau diagram.

3. Penarikan kesimpulan, merupakan proses pegambilan intisari

sari/kesimpulan secara bertahap dari mulai siklus awal hingga siklus

terakhir saling.

G. Validitas Data

Validitas merupakan bagian terpenting dalam pelaksanaan penelitian

tindakan kelas. Validasi menunjuk pada derajat keterpercayaan terhadap suatu

proses penelitian tindakan kelas. Adapun hasil dari analisis data penelitian

divalidasi melalui teknik member- check dan teknik triangulasi (Kunandar: 2008).

1. Teknik member-check, dilakukan untuk memeriksa kembali

keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh selama observasi dengan

cara mengkonfirmasikan dengan narasumber, adapaun untuk menunjang

hasil data penelitian divalidasi dengan cara mengkonsultasikan hasil

temuan kepada para ahli, dalam hal ini peneliti mengkonsultasikan kepada

kepala sekolah sebagai informan dalam mengumpulkan data-data serta

dosen pembimbing untuk mendapatkan arahan dalam penyusunan laporan

hasil penelitian di lapangan.

2. Teknik triangulasi, dilakukan untuk mendapatkan informasi dari berbagai

sumber mengenai kebenaran tentang data penelitian antara peneliti dengan

(38)

42

Ismawati, 2013

berdiskusi dengan guru sebagai mitra dalam melaksanakan penelitian

(39)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari berbagai temuan di RA

Al-Hujjaj terhadap pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Gambaran umum kemampuan berbicara anak RA Al-Hujjaj kelompok B

ditemukan bahwa kemampuan berbicara anak masih kurang. Hal ini dapat

dilihat dari sulitnya anak mengemukakan pendapatnya saat diberi pertanyaan,

belum mampu membuat kalimat sederhana seperti menceritakan gambar,

menceritakan kembali cerita yang telah diperdengarkan, dan masih

terbata-bata saat berbicara. Kurangnya penggunaan media dan metode pembelajaran

yang menarik dan bervariasi.

2. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

metode PTK (Penelitian Tindakan Kelas), di mana pelaksanaannya terdiri dari

tiga siklus. Proses pelaksanaan pembelajaran model pembelajaran kooperatif

tipe STAD dalam meningkatkan kemampuan berbicara berkembang baik.

Perkembangan kemampuan berbicara anak setelah melalui tiga siklus

mengalami peningkatan. Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran

kooperatif tipe STAD mampu memotivasi anak serta media yang digunakan

cukup bervariasi.

3. Kondisi akhir kemampuan berbicara anak RA Al-Hujjaj menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD mengalami perubahan dan berkembang

cukup baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian berdasarkan kriteria

penilaian anak yang kemampuan berbicara anak berkembang baik sebesar

78,4%, anak yang kemampuan berbicaranya cukup sebesar 20%, anak yang

kemampuan berbicaranya kurang sebesar 1,8%. Perkembangan tersebut cukup

baik dibandingkan sebelum dilakukan tindakan. Berdasarkan paparan di atas

dapat dikatakan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe

(40)

79

Ismawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran B. Rekomendasi

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk meningkatkan

kemampuan berbicara anak, berikut ini beberapa rekomendasi yang ditujukan bagi

pihak-pihak yang terkait, adapun rekomendasi tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Bagi Anak

a. Mengembangkan kepribadian anak agar dapat berkomunikasi, berinteraksi

dan bekerjasama dengan orang lain dalam berbagai situasi sosial.

b. Memupuk tali persaudaraan dan saling menghargai sesama teman

c. Menumbuhkan keberanian anak dalam berpendapat dan memiliki

keterampilan serta pengetahuan yang setara dengan temannya.

d. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan harus menyenangkan dan variati

serta menciptakan permainan-permainan yang disukai anak agar anak

tidak jenuh dan lebih bersemangat dalam belajar terutama untuk anak yang

aktif.

2. Bagi Guru

a. Guru diberikan pemahaman/penjelasan tentang model pembelajaran

kooperatif tipe STAD agar guru lebih menguasai langkah-lagkah

pembelajaran kooperatif tipe STAD dan dapat diterapkan dalam kegiatan

pembelajaran.

b. Untuk memotivasi dan meningkatkan kemampuan dalam kegiatan proses

belajar mengajar untuk menggunakan metode yang dapat memberikan

pengalaman yang bermakna bagi anak didik.

c. Menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe STAD sebagai salah satu

alternative untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak.

d. Guru diharapkan lebih meningkatkan pengetahuannya tentang metode,

strategi dan pendekatan untuk anak usia dini melalui kegiatan seminar dan

pelatihan.

e. Guru sebagai fasilitator anak selama kegiatan pembelajaran, harus kreatif

dan mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sesuai

(41)

3. Bagi pihak sekolah

a. Memfasilitasi sarana dan prasarana dalam kegiatan belajar mengajar yang

lebih baik , agar proses belajar lebih baik dan lebih bersemangat untuk

belajar.

b. Memberikan motivasi kepada guru untuk meningkatkan pengetahuan dan

kreativitas guru dan mengikutsertakan guru dalam kegiatan pelatihan dan

seminar yang berkaitan dengan pendidikan anak usia dini.

4. Bagi Peneliti

Bagi peneliti, lebih meningkatkan dan berusaha mencari solusi dalam

mengatasi permasalahan dalam proses kegiatan belajar mengajar dengan

(42)

Ismawati, 2013

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Anak Taman Kanak-Kanak Melalui Model Pembelajaran DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, S dkk (2008). Modul Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Ashshidiqi, R (2003). Kemampuan Berkomunikasi Siswa Kelas 2A SLTPN 1 Subang Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada pokok Bahasan Lingkaran.

Asmawati, L dkk (2008). Modul Penngelolaan Kegiatan Pengembangan Anak Usia Dini.Jakarta: Universitas Terbuka.

Farida, Euis (2005). Kemampuan Dasar Bahasa Anak Taman Kanak-kanak. Jurnal Pendidikan. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.

Gunarti, W et al (2008). Modul Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka.

Hasanah, U (2008). Upaya meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif dengan Teknik Numered Heads Terstruktur. Skripsi UPI Serang: Tidak diterbitkan.

Hurlock, E.B. Psikologi Perkembangan (edisi ke lima). Jakarta: Erlangga.

Juntika, N. A & Agustin, M (2011). Dinamika Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika ADITAMA.

Kunandar (2008). Langkah mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan profesi Guru.jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Lie, A (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Gasindo.

Musbikin, I (2010). Buku Pintar PAUD. Jakarta: Laksana.

Muslihuddin (2009). Kiat Sukses Melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan Sekolah. Bandung: Rizqi Press.

Nuchiyah, N & Yusnandar, E (2000). Belajar dan Perkembangan Peserta Didik. Serang: UPI kampus Serang.

(43)

Paimun, dkk (1997). Psikologi Perkembangan Modul 1-6. Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam Departemen Agama RI dan UT.

Rudianto (2010). Model-model Pembelajaran Anak Usia Dini. Bandung: Uneversitas Pendidikan Indonesia.

Slavin, E Robert (2010). Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media.

Sukmadinata, NS (1990). Psikologi Perkembangan. IKIP Bandung

Tarigan, H.G (1981). Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Wahyudin, U & Agustin, M (2011). Penilaian Perkembangan Anak Usia Dini. Bandung: Refika ADITAMA.

Wardhani, I & Wihardit, K (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Woro Kesti, WR (2011). Meningkatkan Kecerdasan Naturalis Anak Usia Dini Melalui Penggunaan Metode Proyek. Skripsi UPI Bumi Siliwangi: Tidak diterbitkan.

Gambar

Gambar 3.1 (Riset Aksi Model John Elliot)
gambar bulan, matahari, bintang.
gambar maupun elektronik (Nuraeni, 2011: 55). Pedoman yang digunakan
Tabel 3.1 Kisi-kisi Instrumen Keterampilan Berbicara
+4

Referensi

Dokumen terkait

Telah dijelaskan bahwa membentuk suatu partisi di , yaitu saling lepas dan gabungannya adalah seluruh. dalam tanda dapat kita baca: bilangan adalah wakil dari kelas

Menimbang, bahwa alasan yang mendasari Pemohon untuk mengajukan cerai secara ringkas adalah bahwa sejak bulan Januari 2009 antara Pemohon dengan Termohon sering terjadi

Nilai daya dukung dan penurunan berdasarkan program Metode Elemen Hingga sebesar 285,46 ton dan 11,42 mm nilai ini tidak jauh berbeda dengan secara analitis.. Kata Kunci :

[r]

Pengaruh Implementasi Electronic Procurement (E- Proc) Dalam Pengadaan Barang/ Jasa Terhadap Perwujudan Good Governance Di Balai Besar Wilayah Sungai

Modul analisis kuantitatif secara gravimetri ini dikembangkan dengan mengintegrasikan kompetensi keterampilan, pengetahuan, dan sikap secara utuh, sehingga peserta didik

 Proses production (produksi) multimedia diilustrasikan secara sekuensial dan benar mulai content creation sampai dengan build beta version..  Proses produksi

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan