• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA HOTEL KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE SWOT-BALANCED SCORECARD (Studi Kasus : Premier Basko Hotel).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA HOTEL KOTA PADANG MENGGUNAKAN METODE SWOT-BALANCED SCORECARD (Studi Kasus : Premier Basko Hotel)."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM MANAJEMEN KINERJA

HOTEL KOTA PADANG

MENGGUNAKAN METODE SWOT-BALANCED SCORECARD

(Studi Kasus : PremierBasko Hotel)

TUGAS AKHIR

Oleh :

ILHAM ANUGRAH

0910932062

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ANDALAS

PADANG

(2)

ABSTRAK

Indonesia memiliki keindahan alam dan ragam budaya yang melimpah, sebagai keunggulan pariwisata, yang berkontribusi besar pada perekonomian bangsa. Kota Padang sebagai salah satu daerah pariwisata Indonesia, merupakan pusat pemerintahan Sumatera Barat yang memiliki berbagai fasilitas, dan daya tarik pariwisata. Sebagai fokus pembangunan dan perekonomian kota Padang, sektor pariwisata membutuhkan pembenahan dan peningkatan pada objek kajian perhotelan. Kebutuhan panduan sistem manajemen kinerja bagi Premier Basko Hotel, dikarenakan belum adanya sistem manajemen kinerja khusus bagi hotel. Selama ini hotel hanya bergantung pada target laba, dan penggolongan kelas hotel dari PHRI, sebagai bentuk usaha peningkatan hotel. Diperlukan suatu bentuk sistem manajemen kinerja, yang dihasilkan dengan mempertimbangkan sisi eksternal dan internal perusahaan, dalam meningkatkan kualitas dan daya saing, dari perspektif finansial dan nonfinansial perusahaan. Sehingga rumusan key performance indicators pada sistem manajemen kinerja Premier Basko Hotel, diharapkan dapat menjadi panduan bagi sistem manajemen kinerja hotel, yang berguna dalam merencanakan strategi, mengorganisasikan, mengendalikan, dan mengevaluasi perkembangan kinerja Premier Basko Hotel.

Penerapan analisis SWOT dengan metode balanced scorecard, pada perancangan sistem manajemen kinerja Premier Basko Hotel, memiliki suatu keunggulan analisis aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari perspektif keuangan, pelanggan, proses bisnis internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Metode tersebut dimulai dengan wawancara pengumpulan informasi strategis pada perusahaan, kemudian mengolahnya kedalam bentuk kuesioner riset SWOT, sebagai media pengumpulan data pada perusahaan. Sehingga rancangan sistem manajemen kinerja yang dihasilkan, mampu menjadi dasar bagi peningkatan kualitas dan daya saing bagi Premier Basko Hotel.

Premier Basko Hotel pada saat ini berada pada kuadran II (strength-weaknesses) diagram analisis SWOT, sehingga perusahaan perlu menerapkan strategi diversifikasi, sebagai strategi yang menghimpun kekuatan internal, dan menghindari ancaman eksternal, dalam memanfaatkan peluang jangka panjang perusahaan. Premier Basko Hotel juga memiliki 14 jenis alternatif strategi dengan sasaran strategisnya masing-masing, 14 faktor pada Critical Success Factors (CSF), 38 indikator pada Key Performance Indicators (KPI), dan 38 lembar form sistem manajemen kinerja Premier Basko Hotel, sebagai suatu bentuk panduan bagi sistem manajemen kinerja Premier Basko Hotel.

(3)

ABSTRACT

Indonesia has a natural beauty and abundant cultural diversity, as the advantages of tourism, which contributes greatly to the nation's economy. Padang City as one of the Indonesian tourism, an administrative center of West Sumatra which has a range of facilities, and tourist attraction. As the focus of economic development and the city of Padang, the tourism sector in need of improvement and enhancement of the object of study hospitality. The need for the performance management system guides Premier Basko Hotel, due to the lack of specific performance management system for hotels. So far, the hotel is only dependent on profit targets, and classification of the PHRI class hotel, as the increase in hotel establishment. Required some form of performance management system, which is generated by considering the company's external and internal, in improving the quality and competitiveness, from the perspective of financial and nonfinancial companies. So the formulation of key performance indicators in the performance management system Premier Basko Hotel, is expected to be a guide for hotel performance management system, which is useful in strategic planning, organizing, controlling, and evaluating the performance of Premier Basko Hotel development.

Application of the method of SWOT analysis balanced scorecard, performance management system design Premier Basko Hotel, has a superiority analysis of both the strengths, weaknesses, opportunities and threats from the perspective of financial, customer, internal business processes and learning and growth. The method begins with the strategic information gathering interview at the company, then process it into a form questionnaires SWOT research, as media data collection company. So the design of the resulting system performance management, able to become the basis for improving the quality and competitiveness of the Premier Basko Hotel.

Premier Basko Hotel at this point is in quadrant II (strength-weaknesses) SWOT analysis diagram, so the company needs to implement a diversification strategy, a strategy that raise internal strength, and avoid external threats, take advantage of opportunities in the long run the company. Premier Basko Hotel also has 14 types of alternative strategies with strategic goals, respectively, 14 factors on Critical Success Factors (CSF), 38 indicators on Key Performance Indicators (KPIs), and 38 pieces forms of performance management system Premier Basko Hotel, as a form of guidelines for the performance management system Premier Basko Hotel.

Keywords : System Performance Management, SWOT-Balanced

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan negeri tropis dengan keindahan alam dan ragam

budaya yang melimpah. Alam dan budaya hadir sebagai suatu bentuk keunggulan

pariwisata, yang mampu berkontribusi besar terhadap perekonomian bangsa.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Mari Elka Pangestu, Ph.D, menyatakan

bahwa, pariwisata berada pada peringkat kelima perolehan devisa negara, setelah

minyak dan gas bumi, minyak kelapa sawit, batubara, dan karet olahan (Kompas,

6 Januari 2012). Pusat Data Informasi Kementrian Pariwisata dan Ekonomi

Kreatif (Pusdatin Kemenparekraf) & Badan Pusat Statistik (BPS), mencatat

perolehan devisa negara dari kunjungan 8,04 juta wisata mancanegara (wisman),

melalui 19 pintu masuk utama pada tahun 2012 mencapai jumlah US$ 9,1 miliar

(BPS, 2013). Hal tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,62 %, dibandingkan

dengan perolehan devisa negara, dari kunjungan 7,6 juta wisman pada tahun 2011

yang berjumlah US$ 8,5 miliar (BPS, 2013).

Pusdatin Kemenparekraf & BPS mencatat bahwa, kota Padang melalui

Bandara Internasional Minangkabau, berada pada peringkat 12 dari 19 pintu

masuk utama wisman, dengan rata-rata 30.000 wisman mengunjungi kota Padang

setiap tahunnya (BPS, 2013). Peranan kota Padang sebagai pusat pemerintahan

Sumatera Barat, dengan segala fasilitas dan daya tarik pariwisata yang dimiliki,

berdampak terhadap kunjungan wisman pada kota Padang. Melalui wawancara

dengan Kepala Seksi Perizinan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Padang,

Hevit Diardi, SE, MM, pada tanggal 27 Agustus 2013, diketahui bahwa, daya

tarik dari pariwisata kota Padang terdapat pada perpaduan antara nuansa alam

terhadap legenda, atraksi kebudayaan, atraksi olahraga, serta didukung dengan

cita rasa makanan tradisional Minangkabau yang telah dikenal luas oleh dunia.

(5)

2 seperti, Pantai Air Manis, Pantai Caroline, Pantai Nirwana, Festival Siti Nurbaya,

Tour The Singkarak dan Festival Perahu Naga. Sedangkan keberadaan makanan

rendang, dendeng dan aneka keripik sanjai, ikut memegang peranan sebagai daya

tarik pariwisata kota Padang. Sehingga sudah sepantasnya sektor pariwisata

menjadi fokus pembangunan dan perekonomian kota Padang.

Mewujudkan daya tarik pariwisata sebagai suatu kekuatan ekonomi kota

Padang, merupakan sebuah tema pembahasan yang cukup kompleks. Diperlukan

pembenahan dan peningkatan terhadap berbagai objek kajian pembangunan. Salah

satu objek kajian pembangunan yang menjadi fokus peningkatan, terdapat pada

industri perhotelan sebagai sarana penunjang utama aktifitas pariwisata.

Hotel adalah penginapan yang dikelola secara komersil, dan memenuhi

persyaratan yang ditetapkan oleh pemerintah, dengan menyediakan jasa pelayanan

makan, minum dan jasa pelayanan lainnya (Endang et al, 2013). Badan Pimpinan

Daerah Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (BPD PHRI) Sumatera Barat,

sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam menghimpun, mengawasi dan

mengaudit hotel, serta restoran di provinsi Sumatera Barat, mencatat bahwa

terdapat sebanyak 52 unit hotel berada pada kawasan kota Padang (Lampiran A).

Klasifikasi hotel pada kota Padang dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1 Klasifikasi Hotel Kota Padang (BPD PHRI Sumatera Barat, 2013)

Pengklasifikasian hotel dilakukan oleh tim auditor BPD PHRI Sumatera

Barat, satu kali dalam enam bulan setelah terjadi permintaan dari hotel yang Klasifikasi Hotel Jumlah (unit)

Bintang 5 1

Bintang 4 4

Bintang 3 3

Bintang 2 5

Bintang 1 5

Melati 9

Belum Klasifikasi 25

(6)

3 bersangkutan, untuk jangka waktu berlaku selama 3 tahun. Klasifikasi dilakukan

dengan berpedoman kepada formulir penilaian penggolongan kelas hotel,

Keputusan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Nomor KM.3/HK.001/MKP.02

tanggal 27 Februari 2002. Penggolongan kelas hotel dilakukan dengan cara

menilai hotel dari segi persyaratan dasar seperti, Izin Mendirikan Bangunan

(IMB), Izin Undang-Undang Gangguan dan Izin operasional. Sedangkan dari segi

persyaratan teknis operasional, penilaian dilakukan dengan menilai kelengkapan

hotel dalam memenuhi persyaratan mutlak dan persyaratan tambahan, yang fokus

mengamati komponen fisik dan sedikit mengenai komponen pengelolaan, serta

pelayanan pada suatu hotel. Skala nilai pada penggolongan kelas hotel dapat

dilihat pada Tabel 1.2. Skala nilai tersebut dihasilkan dari penjumlahan nilai

fungsi setiap sub unsur persyaratan, pada penilaian penggolongan kelas hotel

(Lampiran B).

Tabel 1.2 Penggolongan Kelas Hotel (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2002)

Ketua BPD PHRI Sumatera Barat, Ir. H. Maulana Yusran, MBA, MSC,

dalam wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2013, mengatakan

bahwa, pengklasifikasian hotel merupakan bentuk usaha peningkatan yang

dimiliki industri perhotelan kota Padang sejauh ini. Keberadaan golongan kelas

hotel memiliki pengaruh terhadap pencitraan hotel, serta harga jual yang mampu

dan layak untuk diberikan kepada konsumen. Belum ada bentuk usaha lain yang

mengkaji peningkatan, serta pengembangan hotel dari segi kinerja internal hotel.

Hal tersebut hanya dilakukan oleh pihak hotel masing-masing, tanpa adanya suatu

bentuk panduan bagi peningkatan kinerja industri perhotelan kota Padang.

Mutlak Tambahan Total

1 Bintang 5 148-175 74 74 148

2 Bintang 4 120-147 61 59 120

(7)

4 Kinerja menurut Srimidarti (2004), merupakan tampilan terhadap keadaan

perusahaan secara utuh selama periode waktu tertentu, sebagai hasil (prestasi)

yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan, dalam memanfaatkan

sumber daya yang dimiliki (Rizki, 2011). Peningkatan berbasis kinerja, memiliki

pengaruh yang relatif besar dalam meningkatkan kualitas, dan daya saing dari

perusahaan. Hal tersebut dikarenakan, peningkatan berbasis kinerja mampu

merepresentasikan keadaan sebenarnya pada suatu organisasi. Sehingga, kinerja

dapat menjadi landasan dasar dalam usaha peningkatan, dan pengembangan

organisasi dimasa yang akan datang.

Direktur Eksekutif BPD PHRI Sumatera Barat, Elvis Syarief, dalam

wawancara yang dilaksanakan pada tanggal 3 September 2013, mengatakan

bahwa, industri perhotelan kota Padang membutuhkan suatu bentuk panduan

peningkatan kinerja internal hotel. Hal tersebut bertujuan untuk melengkapi

kapasitas sistem pengklasifikasian hotel, yang fokus terhadap pengamatan fisik

hotel (Lampiran B). Sehingga sistem pengklasifikasian hotel tidak hanya sekedar

penguatan karakter bagi hotel besar (kapasitas finansial kuat), serta pelemahan

karakter bagi hotel kecil (kapasitas finansial lemah). Namun, dapat berperan

bersama dengan sistem manajemen kinerja, dalam usaha meningkatkan kualitas

industri perhotelan kota Padang.

Ir. H. Maulana Yusran, MBA, MSC, dalam wawancara yang dilaksanakan

pada tanggal 3 September 2013, mengatakan bahwa, belum ada suatu bentuk

sistem manajemen kinerja khusus bagi industri perhotelan kota Padang. Selama

ini sistem manajemen kinerja yang dilakukan hotel, hanya fokus kepada perspektif

kinerja keuangan saja. Hotel selalu menjadikan target keuntungan (laba) yang

ditetapkan oleh pemilik hotel, sebagai landasan dalam menjalankan seluruh

kegiatan operasional perusahaan. Tentu saja hal tersebut belum cukup untuk

mengkaji peningkatan kualitas hotel. Diperlukan suatu sistem manajemen kinerja,

yang dihasilkan dengan mempertimbangkan sisi eksternal, dan internal dari

industri perhotelan kota Padang, dalam usaha peningkatan kualitas berdasarkan

(8)

5 Premier Basko Hotel merupakan salah satu dari 52 unit hotel yang terdapat

pada kawasan kota Padang. Hotel yang beralamat di Jalan Prof. Dr. Hamka No.

2A Padang ini, hadir sebagai satu-satunya hotel dengan klasifikasi bintang 5 pada

kota Padang (Lampiran A). Premier Basko Hotel memiliki 180 unit kamar dengan

9 tipe berbeda, 9 unit ruang meeting (function room) dengan kapasitas berbeda,

restaurant dengan makanan internasional, lounges, kolam renang, laundry, serta

berbagai macam fasilitas pada business centre, sebagai bentuk pelayanan yang

diberikan terhadap setiap tamu hotel.

Menurut Rangkuti (2009), analisis SWOT merupakan singkatan dari

strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang) dan threat

(ancaman), sebagai suatu bentuk pengembangan rencana jangka panjang, dalam

mengefektifkan segala kegiatan operasional perusahaan, berdasarkan peluang dan

ancaman, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan perusahaan.

Perpaduan antara analisis SWOT dengan metode balanced scorecard, yang

diperkenalkan oleh Robert S. Kaplan dan David P. Norton pada tahun 1992

(Kaplan dan Norton, 1996), mampu memberikan gambaran yang jelas terhadap

peningkatan dan arah pengembangan pada suatu organisasi. Sehingga rancangan

sistem manajemen kinerja yang dihasilkan dari perpaduan dua metode tersebut,

dapat menjadi panduan bagi Premier Basko Hotel khususnya, dan industri

perhotelan kota Padang umumnya, dalam meningkatkan dan mengembangkan

kualitas serta daya saing perusahaan, demi tercapainya peningkatan kualitas dan

daya saing pada sektor pariwisata, sebagai fokus pembangunan dan perekonomian

kota Padang.

Berdasarkan cita-cita, tujuan, dan potensi pariwisata kota Padang sebagai

fokus pembangunan dan perekonomian daerah, serta besarnya jumlah perolehan

devisa yang disumbangkan oleh sektor pariwisata bagi negara, maka penerapan

analisis SWOT dengan metode balanced scorecard, diharapkan mampu

menghasilkan suatu rancangan sistem manajemen kinerja, sebagai bentuk usaha

peningkatan kualitas dari Premier Basko Hotel khususnya, dan industri perhotelan

(9)

6 1.2 Perumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah merancang sistem manajemen

kinerja Premier Basko Hotel, dengan menggunakan metode SWOT - balanced

scorecard, dalam usaha meningkatkan kualitas dan daya saing perusahaan.

1.3 Tujuan

Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan sistem manajemen kinerja

bagi Premier Basko Hotel, berdasarkan key performance indicators yang telah

didapatkan.

1.4 Batasan Masalah

Ruang lingkup dan fokus pengamatan dilakukan terhadap kajian strategis

yang terdapat pada level manajerial, dan sistem manajemen kinerja dari Premier

Basko Hotel.

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan pada laporan ini adalah :

BAB I PENDAHULUAN

Bab pendahuluan memberikan penjelasan mengenai latar belakang

penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan

sistematika penulisan dari laporan tugas akhir.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab landasan teori memuat pengetahuan dan teori-teori, sebagai

(10)

7 BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab metodologi penelitian memaparkan tahapan demi tahapan dalam

melaksanakan penelitian tugas akhir.

BAB IV PENGUMPULAN DATA DAN PERANCANGAN SISTEM

MANAJEMEN KINERJA

Bab pengumpulan data dan perancangan sistem manajemen kinerja,

memaparkan data-data yang dikumpulkan pada penelitian, serta

tahapan demi tahapan dalam perancangan sistem manajemen kinerja.

BAB V ANALISIS

Bab analisis memaparkan ulasan demi ulasan analisis terhadap hasil

penelitian tugas akhir.

BAB VI PENUTUP

Bab penutup terdiri dari kesimpulan dan saran pelaksanaan penelitian

Gambar

Tabel 1.2 Penggolongan Kelas Hotel (Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, 2002)

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip kerja pembangkit listik tenaga panas bumi secara singkat adalah sbb: Air panas yang berasal dari steam sumur uap akan disalurkan ke Steam receiving header,

Disini dijelaskan bahwa Prabowo sebagai lawan politik dari Jokowi dalam debat putaran kedua calon Presiden 2019 menanggapi terkait permasalahan yang dianggap

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh mengenai pengaruh Current Ratio dan Debt to Equity Ratio terhadap Return On Equity pada perusahaan Perkebunan yang

Dari berbagai fakta tersebut di atas, para ahli saat ini berpendapat bahwa kolonisasi mikrobiota saluran cerna di masa awal kehidupan anak akan sangat menentukan pembentukan

Implikasi yang paling serius dan menjadi PR bagi pemerintah adalah persoalan hilangnya lapangan pekerjaan dan mengembalikan mereka untuk kembali hidup wajar

Teknis analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda, dengan tujuan untuk menguji pengaruh kualitas pelayanan tangible,

1. Pihak pengelola website Universitas Narotama dapat memberikan perhatian lebih terhadap kualitas interaksi khususnya pada poin indikator sarana interaksi ,