• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DALAM SETING SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS DALAM SETING SEKOLAH DASAR PENYELENGGARA PENDIDIKAN INKLUSIF."

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………..……….... i

KATA PENGANTAR ………...……… ii

DAFTAR ISI ………..…………...… iii

DAFTAR TABEL ……….. iv

DAFTAR GAMBAR ………...……….……. vi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ………..……… 1

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ………..………. 4

C. Tujuan Penelitian ………..………. 5

D. Manfaat Penelitian ………..………..…. 5

E. Struktur Organisasi Tesis ……….…………. 6

BAB II KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN KHUSUS YANG DIBUTUHKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSIF A. Kompetensi Guru 1. Standar Kompetensi Guru ………..…….…. 8

2. Profesionalisme Guru ………. 10

B. Kajian tentang Guru Pendidikan Khusus 1. Landasan Historis tentang Guru Pendidikan Khusus …………..………….. 12

2. Landasan Yuridis tentang Guru Pendidikan Khusus ……….…..….. 13

3. Kompetensi Guru Pendidikan Khusus ……….….. 13

C. Kajian tentang Pendidikan Inklusif 1. Cara Pandang Pendidikan Inklusif terhadap Keberagaman Peserta Didik ………..…... 19

2. Cara Pandang Pendidikan Inklusif terhadap Sikap Guru dan Lingkungan Belajar ………...… 24

D. Kaitan Guru Pendidikan Khusus dengan Sekolah Inklusif 1. Pengertian Guru Pendidikan Khusus dalam seting Sekolah Inklusif ………. 29

(2)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Informan Penelitian ………..….…… 35

B. Desain Penelitian ……….….... 37

C. Metode Penelitian ……….……..……. 48

D. Penjelasan Konsep ………..…. 49

E. Instrumen Penelitian ……….……..…. 50

F. Proses Pengembangan Instrumen ……….……..…. 51

G. Teknik Pengumpulan Data ……….…….… 53

H. Teknik Analisis Data ………..…. 54

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ……….…… 55

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Kondisi Objektif Tugas Pokok Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran a. Tugas Pokok dalam Melakukan Perencanaan Pembelajaran ………....…… 57

b. Tugas Pokok dalam Melaksanakan Pembelajaran ……...……….…… 62

c. Tugas Pokok dalam Melakukan Evaluasi Pembelajaran ……...…….…..… 65

2. Kondisi Objektif Wewenang Guru Pendidikan Khusus dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif a. Wewenang GPK dalam Memberikan Dukungan terhadap Peserta Didik ……….…... 68

b. Wewenang GPK dalam Memberikan Dukungan terhadap Guru …….……. 70

3. Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam seting Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif ……….…… 72

B. Pembahasan 1. Kondisi Objektif Tugas Pokok Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran a. Tugas Pokok GPK dalam Perencanaan Pembelajaran …..……...……….… 75

b. Tugas Pokok GPK dalam Pelaksanaan Pembelajaran ……..……...…….… 80

c. Tugas Pokok GPK dalam Evaluasi Pembelajaran ………..……….…….… 83

2. Kondisi Objektif Wewenang Guru Pendidikan Khusus dalam Sistem Dukungan

Sekolah Inklusif

(3)

b. Wewenang GPK dalam Memberikan Dukungan terhadap Guru ………... 89

3. Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam seting Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif a. Kompetensi GPK dalam Pembelajaran ... 94

b. Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif ..……….……… 117

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ………...……….... 129

B. Rekomendasi ………...……....…... 140

DAFTAR PUSTAKA ……….………... 141

RIWAYAT HIDUP ……….…….…. 145

LAMPIRAN

A. Surat Keterangan Penelitian

B. Alat Pengumpul Data

1. Kisi-kisi Penelitian

2. Pedoman Wawancara

3. Pedoman Studi Dokumentasi

C. Data Penelitian

1. Analisis Hasil Penelitian di 2 Lokasi Penelitian

2. Hasil Kuesioner 1

3. Hasil Kuesioner 2

4. Hasil Wawancara dengan GP-A

5. Hasil Wawancara dengan GP-B

6. Hasil Wawancara denganGPK 1-A

7. Hasil Wawancara dengan GPK 2-A

8. Hasil Wawancara dengan GPK 1-B

9. Hasil Wawancara dengan GPK 2-B

10.Hasil Wawancara dengan GR-A

11.Hasil Wawancara dengan GR-B

12.Triangulasi Sekolah A

(4)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Hambatan dan Kebutuhan PDBK ……….

Hal

14

Tabel 2.2 Kompetensi Profesional GPK ... 18

Tabel 4.1 Tugas Pokok GPK dalam Melakukan Perencanaan Pembelajaran

……… 58

Tabel 4.2 Tugas Pokok GPK dalam Melaksanakan Pembelajaran ……….. 63

Tabel 4.3 Tugas Pokok GPK dalam melakukan Evaluasi Pembelajaran … 66

Table 4.4 Wewenang GPK dalam memberikan Dukungan terhadap Peserta

Didik ……….. 68

Tabel 4.5

Tabel 4.6

Wewenang GPK dalam memberikan Dukungan terhadap Guru ..

Wewenang GPK dalam memberikan Dukungan kepada Sekolah

dalam Membangun Sistem ………

70

72

Tabel 4.7 Formulasi Kompetensi GPK dalam Melakukan Perencanaan

Pembelajaran ………..….. 94

Table 4.8 Formulasi Kompetensi GPK dalam Melaksanakan Pembelajaran

……… 104

Tabel 4.9 Formulasi Kompetensi GPK dalam Melakukan Evaluasi

Pembelajaran ………... 106

Table 4.10 Formulasi Kompetensi GPK dalam Memberikan Dukungan

terhadap Peserta Didik di Sekolah Inklusif ………... 119

Tabel 4.11 Formulasi Kompetensi GPK dalam Memberikan Dukungan

terhadap Guru di Sekolah Inklusif ……… 122

Tabel 4.12 Formulasi Kompetensi GPK dalam Memberikan Dukungan

(5)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 3.1 Desain Penelitian ……… 37

Gambar 3.2 Analisis Data Model Interaktif Feisal……….. 54

Gambar 4.1 Sistem Layanan Pendidikan Inklusif ……….. 93

Gambar 4.2 Pengelolaan Komponen Pendidikan dalam Penyelenggaraan

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Adanya perubahan paradigma baru tentang pendidikan, yaitu pendidikan

untuk semua (Education For All) yang berarti pendidikan tanpa memandang batas

usia, tingkat ekonomi, etnis budaya, bahasa, agama, serta kondisi jasmani dan

rohani, telah merubah wahana bahwa ABK, baik dari segi fisik, sosial, emosional,

sensoris dan/ atau inteligensi (baik berada diatas rata maupun dibawah

rata-rata). ABK juga mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan

dengan anak pada umumnya di suatu institusi atau lembaga yang sama dengan

anak lain pada umumnya.

Pada saat sekarang ini pola pelayanan pendidikan yang diharapkan dapat

meningkatkan kualitas pendidikan adalah pendidikan inklusif. Pendidikan inklusif

adalah sistem layanan pendidikan khusus yang mensyaratkan anak berkebutuhan

khusus (ABK) belajar di sekolah terdekat di kelas reguler bersama teman-teman

seusianya.

Di dalam penelitian Utin (2006) mengemukakan tentang faktor-faktor

yang mempengaruhi mutu pendidikan inklusif, bahwa :

(7)

Reformasi di bidang pendidikan secara yuridis formal ditandai dengan

keluarnya produk perundang-undangan yang dirancang untuk meningkatkan

kualitas pendidikan di Indonesia melalui pendekatan peningkatan profesionalisme

guru. Produk perundang-undangan yang dimaksud diantara yaitu Undang-undang

Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang

Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, Peraturan Pemerintah Nomor 19

Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, dan Peraturan Mendiknas

Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi

Guru Pendidikan Khusus, serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor

17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008

tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus

pasal 1 antara lain dijelaskan bahwa, (1) guru pendidikan khusus adalah tenaga

professional, dan (2) guru pendidikan khusus adalah tenaga pendidik yang

memenuhi kualifikasi akademik, kompetensi dan sertifikasi bagi peserta didik

yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual, sosial dan atau

potensi kecerdasan dan bakat istimewa pada satuan pendidikan khusus, satuan

pendidikan umum, dan atau satuan pendidikan kejuruan.

Perubahan tersebut pada akhirnya berdampak luas terhadap institusi

seperti pada jurusan pendidikan luar biasa (PLB), dimana lulusan PLB tidak

hanya dipersiapkan dan harus selalu menjadi seorang guru di sekolah luar biasa

(SLB), namun akan dituntut pula untuk dapat menjalankan profesinya di luar

SLB, seperti di sekolah reguler sebagai GPK (Guru Pendidikan Khusus). Keadaan

(8)

kesiapan dan keterampilan untuk dapat menjalankan profesinya sebagai GPK

yang berkompeten dalam menjalankan profesinya di sekolah reguler.

Selaras dalam penelitian Dede Nurmayanti (2007) yang mengemukakan

bahwa :

Kebijakan pemerintah berkenaan dengan adanya GPK merupakan dukungan strategis dalam penyelenggaraan layanan pendidikan inklusif. Dikatakan strategis karena peran GPK terasa sangat dibutuhkan, terutama di sekolah-sekolah yang menyelenggarakan pendidikan inklusif.

Walaupun filosofi pendidikan inklusif sudah mulai berjalan, namun sistem

kurikulum dan kaderisasi Perguruan Tinggi masih cenderung mengorientasikan

mahasiswa PLB kepada pendalaman layanan pendidikan segregasi saja. Hal ini

terbukti dengan dilaksanakannya Program Latihan Profesi (PLP) di SLB dan

belum mengakomodasi pelaksanaan PLP di sekolah reguler. Sehingga,

berdasarkan studi pendahuluan menunjukkan bahwa sebagian GPK dalam seting

sekolah reguler ternyata belum siap untuk mengaktualisasikan dirinya sebagai

GPK yang profesional berdasarkan kompetensi yang dipelajarinya selama ini.

Sistem penyelenggaraan layanan pendidikan khusus dalam seting segresasi

tentu berbeda dengan pendidikan inklusif. Hal ini tentu akan menjadi tantangan

yang cukup berat jika para calon GPK tidak berusaha untuk meningkatkan

kompetensinya secara independen. Sehingga, ketika dihadapkan untuk menjawab

tantangan di lapangan, maka sebagian besar guru pendidikan khusus ini

cenderung menjadi „gagap‟ dalam menjalankan tugas pokok dan wewenangnya

sebagai GPK yang profesional.

Berdasarkan masalah yang terjadi di lapangan tersebut, untuk itulah

(9)

seharusnya dimiliki dan dibutuhkan dalam seting sekolah inklusif, sehingga

masalah dapat diselesaikan dengan jelas.

Untuk itulah, maka penelitian ini dilakukan dengan harapan dapat

memberikan gambaran kondisi objektif mengenai tugas pokok dan wewenang

GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif, sehingga

dapat memformulasikan kompetensi GPK dalam seting sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif, dengan merujuk pada Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 32 Tahun 2008 tentang Standar Kualifikasi

Akademik dan Kompetensi Guru Pendidikan Khusus.

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Berdas arkan latar bel akang di atas, maka fokus masalah dalam

penelitian ini adalah: “Bagaimanakah kompetensi guru pendidikan khusus

dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif”.

Secara detail, tujuan penelitian dirumuskan dalam pertanyaan-pertanyaan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kondisi objektif tugas pokok guru pendidikan khusus dalam

seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif?

2. Bagaimanakah kondisi objektif wewenang guru pendidikan khusus dalam

seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif?

3. Bagaimanakah formulasi kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting

(10)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah

untuk memformulasikan kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting

sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal sebagai

berikut :

1. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi kontribusi pada pengembangan

kompetensi guru pendidikan khusus, khususnya dalam seting sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif.

2. Manfaat praktis

Dalam tataran praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi dalam hal :

a. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan mengenai referensi

kompetensi dalam pendidikan guru pendidikan khusus dalam jabatan.

b. Diharapkan hasil penelitian ini dapat memberi masukan mengenai referensi

kompetensi guru pendidikan khusus yang dibutuhkan dalam seting sekolah

(11)

E. Struktur Organisasi Tesis

Agar lebih memudahkan pembaca yang membaca penelitian ini, maka

peneliti membaginya ke dalam beberapa bagian (Bab) yang selanjutkan akan

dideskripsikan sebagai berikut :

Bab I membahas tentang latar belakang penelitian. Adapun latar belakang

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi objektif mengenai tugas

pokok dan wewenangnya sebagai guru pendidikan khusus dalam seting sekolah

dasar penyelenggara pendidikan inklusif. Berdasarkan studi pendahuluan

diperoleh gambaran yang menunjukkan tidak relevannya antara kebutuhan

lapangan dengan kualitas sumber daya manusia. Pada satu sisi sistem kurikulum

dan kaderisasi Perguruan Tinggi masih cenderung mengorientasikan calon guru

pendidikan khusus kepada pendalaman layanan pendidikan segregasi saja dan di

sisi lainnya dipaksa harus siap untuk mengaktualisasikan diri dalam layanan

pendidikan inklusif. Kesenjangan inilah yang melatar belakangi penelitian ini

untuk melakukan penelitian ini sebagai solusi terhadap permasalahan tersebut.

Berdasarkan latar belakang peneliti pada Bab I ini akan mengungkap tentang

fokus dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta

struktur organisasi penulisan tesis.

Bab II membahas tentang kajian teoritis yaitu konsep yang berhubungan

dengan judul dan permasalahan penelitian khususnya mengenai teori tentang

kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara

pendidikan inklusif. Adapun fungsi kajian teoritis yaitu sebagai landasan dalam

analisis temuan di lapangan dan panduan untuk memformulasikan kompetensi

guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan

(12)

Bab III membahas tentang metode penelitian. Metode yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu kualitatif. Untuk memperoleh data penelitian digunakan

beberapa teknik seperti wawancara dan studi dokumentasi. Selain ini pada Bab ini

juga akan dibahas mengenai lokasi dan informan penelitian, desain penelitian,

metode penelitian, penjelasan konsep, instrumen penelitian, proses pengembangan

instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV membahas hal-hal yang esensial dalam penelitian. Adapun hal

pokok yang disajikan di antaranya adalah hasil penelitian dan pembahasan terkait

kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara

pendidikan inklusif.

Bab V membahas penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil

(13)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Informan Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang diambil dalam penelitian ini adalah sekolah dasar (SD) yang

berada di kota Bandung, diantaranya adalah SD A dan SD B.

Pertimbangan yang diambil bahwa SD tersebut telah memiliki komitmen

untuk menyelenggarakan pendidikan inklusif dan memiliki GPK sebagai salah

satu sistem dukungannya.

2. Informan Penelitian

Informan merupakan sumber data untuk mendapatkan data atau informasi

yang berkaitan dengan masalah yang menjadi fokus penelitian. Yang menjadi

informan yang diperlukan dalam penelitian ini antara lain yaitu GPK, GR, GP, KS

dan OT. Adapun daftar informan dalam penelitian ini, dirangkum dalam tabel

sebagai berikut:

Tabel 3.1 Daftar Informan

Tahapan

Penelitian Tempat Penelitian Daftar Informan

Tahap Eksplorasi Sekolah A 1. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-A) 2. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-A) 3. Guru Pendamping (GP 1-A)

4. Guru Reguler (GR 1-A) 5. Kepala Sekolah (KS 1-A) 6. Orang Tua (OT 1-A)

Sekolah B 7. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-B) 8. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-B) 9. Guru Pendamping (GP 1-B)

(14)

12. Orang Tua (OT 1-B) Tahap Validasi I Dinas Pendidikan

Provinsi Jawa Barat

1. Pengawas SLB (PSLB)

Universitas

Pendidikan Indonesia

2. Dosen PLB (DSLB)

Tahap Validasi II

Sekolah A 1. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-A) 2. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-A)

Sekolah B 3. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-B) 4. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-B)

Adapun kriteria informan dalam penelitian ini, dirangkum dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 3.2 Kriteria Informan

No. Daftar Informan Kriteria

1. Guru Pendidikan Khusus (GPK) Guru dengan kualifikasi akademik S1 PendidikanLuar Biasa/Pendidikan Kebutuhan Khusus (PLB/PKKh) yang diperoleh dari Program Studi/Jurusan PLB/PKKh yang terakreditasi, serta memiliki pengetahuan dan pengalaman minimal 3 tahun, mengkoordinir program khusus bagi layanan pendidikan anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif. 2. Guru Pendamping (GP) Guru yang yang memiliki pengalaman

minimal 2 tahun, mendampingi anak berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif. 3. Guru Reguler (GR) Guru kelas yang memiliki pengalaman

minimal 3 tahun, mengajar di kelas dan beberapa mata pelajaran tertentu.

4. Kepala Sekolah (KS) Kepala sekolah yang mendukung kebijakan penyelenggaraan pendidikan inklusif. 5. Orangtua (OT) Orangtua yang memiliki anak berkebutuhan

khusus yang bersekolah di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif. 6. Pengawas SLB (PSLB) Pejabat struktural yang memiliki

kewenangan dalam meningkatkat mutu pendidikan SLB dan mendukung penyelenggara pendidikan inklusif di sekolah dasar negeri dan atau swasta. 7. Dosen PLB (DPLB) Ahli atau pakar di bidang PLB yang berasal

(15)

B. Desain Penelitian

Pada tahap penelitian ini dapat dibagi menjadi dua tahap, yaitu Tahap I

Eksploasi, Tahap II Menyusun Draft Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan

Khusus dalam seting Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif dan

Tahap III Validasi.

Untuk memahami fenomena sosial yang berupa formulasi kompetensi guru

pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif,

tahapan penelitian dapat digambarkan pada skema berikut ini :

Gambar 1.1

Skema Tahapan Penelitian

Tahap I Eksplorasi Tahap II Menyusun Rumusan Draft Formulasi Tahap III Validasi Keterangan:

I = Informan

TP = Teknik Penelitian IP = Instrumen Penelitian

Bagaimana kondisi objektif tugas pokok GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif ? Bagaimana kondisi objektif wewenang GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif ? Validasi I Uji Ahli Rumusan Draft Formulasi Kompetensi GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif Draft Formulasi Kompetensi GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif Validasi II Uji Praktisi

I: Guru Pendidikan Khusus, Guru Pendamping, Guru Reguler, Kepala Sekolah, Orangtua TP: wawancara dan

studi dokumentasi IP: pedoman

wawancara dan pedoman studi dokumentasi

I: Pengawas SLB Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, Dosen PLB, dan Guru Pendidikan Khusus TP: wawancara IP: pedoman

(16)

Adapun langkah-langkah kegiatan yang ditempuh, antara lain :

1. Tahap I, Eksplorasi

a. Wawancara dilakukan tehadap sumber informasi utama yaitu, GPK, GR, GP,

KS dan OT, mengenai tugas pokok dan wewenang GPK yang telah ada di

sekolah tersebut.

b. Setelah ataupun pada saat melakukan wawancara melakukan pencatatan

terhadap hasil wawancara. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan

pencatatan sederhana (point-pint utama yang dapat dipahami oleh peneliti)

yang dapat merangkum hasil wawancara, tapi dengan tidak mengganggu

kelancaran pelasanaan wawancara, ataupun dengan melakukan perekaman

menggunakan alat perekam. Pencatatan ini dilakukan agar point-point utama

dari hasil wawancara tidak terlewat sekecil apapun karena akan sulit jika

hanya mengandalkan ingatan.

c. Hasil wawancara yang telah diperoleh, sesegera mungkin setelah melakukan

wawancara dilakukan transkip hasil wawancara baik dalam bentuk ketikan

ataupun tulisan tangan guna menuliskan data-data yang diperoleh baik hasil

wawancara maupun hasil pengamatan selama wawancara itu dilakukan. Isi

catatan lapangan terdiri dari bagian deskriptif yang berisi gambaran tentang

latar pengamatan, orang-orang, tindakan, dan pembicaraan serta bagian

reflektif yang berisi kerangka berfikir dan pendapat peneliti, gagasan, dan

kepeduliannya.

d. Diperbaiki atau ditambah. Pengecekkan ulang hasil wawancara ini dilakukan

untuk mengetahui apakah ada hal-hal yang belum jelas, atau ada hal-hal yang

(17)

tambahan ataupun tidak menutup kemungkinan penambahan sumber

informasi.

2. Tahap II, Menyusun Rumusan Draft Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan

Khusus dalam seting Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Analisis data pada penelitian ini dilakukan selama proses penelitian dan

setelah data-data penelitian terkumpul. Analisis data ini merupakan upaya yang

dilakuakan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,

memilih-milihnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan

menemukan pola, menemukan apa yang penting dari apa yang dipelajari, dan

memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada rang lain.Setelah data di sajikan

dalam bentuk tabel (lihat lampiran), kemudian peneliti akan membaca kembali

berulang-ulang data display tersebut. Peneliti mencari kesesuaian antara kondisi

objektif tugas pokok dan wewenang GPK dengan kompetensi GPK yang

seharusnya dimiliki dan dibutuhkan di sekolah inklusif. Setelah itu baru dapat

ditarik sebuah kesimpulan. Kesimpulan itulah yang dianggap sebagai hasil

penelitian yaitu formulasi kompetensi GPK dalam seting sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif.

3. Tahap III, Keabsahan Data (Validasi)

Penelitian ini akan menemukan konsensus yang sama mengenai formulasi

kompetensi GPK dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

Untuk menghindari kesalahan data yang akan dianalisis, maka keabsahan data

perlu diuji dengan menggunakan menggunakan metode studi Delphie. Metode

Studi Delphi adalah suatu cara untuk mendapatkan consensus diantara para pakar

(18)

Menurut Dalkey (1967), Delphi adalah satu rangkaian kuesioner. Kuesioner

pertama meminta individu untuk merespon terhadap suatu pertanyaan luas.

Masing-Masing daftar pertanyaan itu dibangun atas tanggapan kepada daftar

pertanyaan yang terdahulu. Proses dihentikan manakala konsensus telah disetujui

oleh para peserta, atau manakala pertukaran informasi telah diperoleh.

a. Responden Delphi

Adapun responden dalam teknik Delphie ini ada sebagai berikut :

Tabel 3.3 Responden Delphi

Tahapan

Penelitian Tempat Penelitian Daftar Informan Tahap Validasi I

(Uji Ahli)

Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat

1. Pengawas SLB (PSLB)

Universitas

Pendidikan Indonesia

2. Dosen PLB (DSLB)

Tahap Validasi II (Uji

Pengguna/Praktisi)

Sekolah A 5. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-A) 6. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-A)

Sekolah B 7. Guru Pendidikan Khusus (GPK 1-B) 8. Guru Pendidikan Khusus (GPK 2-B)

b. Proses Delphi

1) Mengembangkan Kuesioner Delphi

Peneliti menyusun draf formulasi kompetensi GPK dalam seting sekolah

dasar penyelenggara pendidikan inklusif berdasarkan analisis data pada penelitian

yang dilakukan selama proses penelitian dan setelah data-data penelitian

terkumpul.

2) Memilih dan menghubungi responden

Sebelum menentukan dan menghubungi responden, peneliti membuat

kriteria responden dan berusaha untuk mendapatkan rekomendasi dan mencari

(19)

3) Mengembangkan Kuesioner 1 dan test

Peneliti menyerahkan kuesioner 1 untuk meminta responden memberikan

penilaian dan komentar/masukan mengenai konten kuesioner tersebut. Peneliti

menyesuaikan waktu tergantung kesediaan responden dalam memberikan

jawaban.

Tabel 3.6 Kisi-kisi Penelitian

Domain Sub Domain Indikator Sub Indikator Penilaian

A.Kompetensi GPK dalam Pembelajaran

1. GPK mampu membuat Perencanaan

a. GPK mampu melakukan Identifikasi

 GPK mampu mengobservasi aspek perkembangan dari calon peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu mewawancarai

orangtua calon peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menganalisis data

dan mengklasifikasi perserta didik berdasarkan perbandingan usia kronologis dan pencapaian tugas perkembangannya

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu membuat

database nama peserta didik

yang teridentifikasi berkebutuhan khusus.

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif b. GPK mampu

melakukan Asesmen

 GPK mampu mengasesmen kemampuan awal peserta didik yang memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 GPK mampu mengasesmen kebutuhan belajar peserta didik pada aspek akademik dan atau non-akademik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif c. GPK mampu

membuat Perencanaan Program Pembelajaran

 GPK mampu menyusun profil peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memodifikasi

kurikulum menjadi Program Pembelajaran Individual (PPI)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menentukan

strategi layanan khusus bagi peserta didik (pendampingan penuh, pendampingan paruh waktu, dan layanan khusus)

฀ Representatif ฀ Kurang

(20)

2. GPK mampu melakukan Pelaksanaan

a. GPK mampu melakukan Pengelolaan Proses Pembelajaran

 GPK mampu menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memberikan

intervensi dalam hal-hal tersebut yang tidak bisa dilakukan oleh GR. Misalnya mengajarkan Braille, orientasi dan mobilitas dan lain-lain

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 GPK mampu membantu GR dalam mengelola pembelajaran di dalam dan di luar kelas

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif 3. GPK

mampu melakukan Evaluasi

a. GPK mampu melakukan Evaluasi Proses belajar

 GPK mampu memantau buku catatan perkembangan harian peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memantau

perkembangan peserta didik berdasarkan informasi dari GR, GP, dan OT

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memberikan tes

formatif (harian) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

b. GPK mampu melakukan Evaluasi Akhir

 GPK mampu memberikan tes sumatif (akhir semester) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 GPK mampu

mendokumentasikan data perkembangan peserta didik baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif (seperti; portofolio, checklist, penelitian subjek tunggal atau Single

Subject Research desain

A-B-A, dan lain-lain)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

c. GPK mampu melakukan Evaluasi Kinerja Guru Pendamping

 GPK mampu menilai efektivitas koordinasi yang telah dilakukan antara GPK dan GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu mengevaluasi

kinerja GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memberikan

rekomendasi perbaikan kinerja GP

฀ Representatif ฀ Kurang

(21)

Apabila dalam Domain, Sub Domain, dan Indikator “Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran” di atas masih terdapat konsep yang belum terakomodasi dan masih terdapat Sub Indikator yang belum cukup representatif, mohon Bapak/Ibu dapat memberikan saran di kolom ini.

B. Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif

1. GPK mampu memberikan Dukungan terhadap Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

a. GPK mampu memberi dukungan dalam hal Kurikulum

 GPK mampu menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menentukan

materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menentukan

strategi pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menentukan

media pembelajaran yang seuai dengan hambatan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu menentukan

jenis evaluasi yang sesuai kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memberdayakan

orangtua agar dapat mendukung tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

b. GPK mampu memberi dukungan dalam hal Sarana dan Prasarana

 GPK mampu mengajukan tersedianya alat asesmen ฀

Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu mengajukan

tersedianya media

pembelajaran dan alat peraga yang adaptif

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu mengajukan

tersedianya support room untuk pembelajaran individual peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu mengadvokasi

adanya aksesibilitas, khususnya bagi peserta didik dengan hambatan

perkembangan (sensori dan motorik)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

2. GPK mampu memberikan Dukungan terhadap Guru

a. GPK mampu memberi dukungan dalam hal Pengembangan Sumber Daya Manusia

 GPK mampu memfasilitasi terselenggaranya case

conference dalam rangka

membahas hambatan peserta didik bersama GR dan GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu

menyelenggarakan inservice

training bagi GR dan GP

tentang pendidikan inklusif

฀ Representatif ฀ Kurang

(22)

kegiatan studi banding ฀ Kurang Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu membantu

mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan bagi GP dalam hal fleksibiltas jadwal kerja dan pembagian tugas

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

b. GPK mampu memberi dukungan dalam hal Pengembangan Program Pembelajaran

 GPK mampu membantu GR dalammemodifikasi kurikulum, seperti dalam hal penyusunan RPP, silabus, program semester dan program tahunan

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 GPK mampu membantu dalam pengelolaan kelas

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  GPK mampu memberi

masukan dalam menyusun laporan perkembangan dan akademik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif Apabila dalam Domain, Sub Domain, dan Indikator “Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif” di atas masih terdapat konsep yang belum terakomodasi dan masih terdapat Sub Indikator yang belum cukup representatif, mohon Bapak/Ibu dapat memberikan saran di kolom ini.

4) Analisa Kuesioner 1

Pada langkah ini, kuesioner 1 telah dikirim dan dikembalikan oleh

responden. Analisa dari kuesioner menghasilkan suatu ringkasan daftar

identifikasi “item” dan membuat komentar/masukan.

5) Mengembangkan Kuesioner 2 dan test

Peneliti mengembangkan kuesioner 2 serelah dikumpulkan pada kuesioner

1. Karena jawaban dari responden pada kuesioner 1 beraneka ragan, maka

peneliti menyusun redaksi yang lebih mudah dipahami yang mewakili

pernyataan-pernyataan responden pada kuesioner 1. Sebelum kuesioner 2 dikirim ke

responden, maka peneliti melakukan uji (pre test) terhadap kuesioner 2 dengan

(23)

Tabel 3.6

Instrumen Kuesioner 2

Domain Sub Domain Indikator Sub Indikator Penilaian

C. Kompetensi GPK dalam Pembelajaran 4. Mampu membuat Perencanaan d. Mampu melakukan Identifikasi

 Mampu mengobservasi aspek perkembangan dari calon peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu mewawancarai

orangtua calon peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menganalisis data dan

mengklasifikasi perserta didik berdasarkan perbandingan usia kronologis dan pencapaian tugas perkembangannya

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu membuat database

nama peserta didik yang teridentifikasi berkebutuhan khusus.

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif e. Mampu

melakukan Asesmen

 Mampu mengasesmen kemampuan awal peserta didik yang memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 Mampu mengasesmen kebutuhan belajar peserta didik pada aspek akademik dan atau non-akademik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif f. Mampu

membuat Perencanaan Program Pembelajaran

 Mampu menyusun profil peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memodifikasi

kurikulum menjadi Program Pembelajaran Individual (PPI)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menentukan strategi

layanan khusus bagi peserta didik (pendampingan penuh, pendampingan paruh waktu, dan layanan khusus)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

5. Mampu melakukan Pelaksanaan b. Mampu melakukan Pengelolaan Proses Pembelajaran

 Mampu menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memberikan intervensi

dalam hal-hal tersebut yang tidak bisa dilakukan oleh GR. Misalnya mengajarkan Braille, orientasi dan mobilitas dan lain-lain

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 Mampu membantu GR dalam mengelola pembelajaran di dalam dan di luar kelas

฀ Representatif ฀ Kurang

(24)

฀ Tidak Representatif 6. GPK mampu melakukan Evaluasi d. Mampu melakukan Evaluasi Proses belajar

 Mampu memantau buku catatan perkembangan harian peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memantau

perkembangan peserta didik berdasarkan informasi dari GR, GP, dan OT

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memberikan tes

formatif (harian) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

e. Mampu melakukan Evaluasi Akhir

 Mampu memberikan tes sumatif (akhir semester) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

 Mampu mendokumentasikan data perkembangan peserta didik baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif (seperti; portofolio, checklist, penelitian subjek tunggal atau

Single Subject Research desain

A-B-A, dan lain-lain)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

f. Mampu melakukan Evaluasi Kinerja Guru Pendamping

 Mampu menilai efektivitas koordinasi yang telah dilakukan antara GPK dan GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu mengevaluasi kinerja

GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memberikan

rekomendasi perbaikan kinerja GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif Apabila dalam Domain, Sub Domain, dan Indikator “Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran” di atas masih terdapat konsep yang belum terakomodasi dan masih terdapat Sub Indikator yang belum cukup representatif, mohon Bapak/Ibu dapat memberikan saran di kolom ini.

D.Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan 3. Mampu memberikan Dukungan terhadap c. Mampu memberi dukungan dalam hal

 Mampu menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

(25)

Sekolah Inklusif

Peserta Didik Berkebutuhan Khusus

Kurikulum  Mampu menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menentukan strategi

pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menentukan media

pembelajaran yang seuai dengan hambatan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menentukan jenis

evaluasi yang sesuai kemampuan peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memberdayakan

orangtua agar dapat mendukung tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

d. Mampu memberi dukungan dalam hal Sarana dan Prasarana

 Mampu mengajukan

tersedianya alat asesmen ฀

Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu mengajukan

tersedianya media

pembelajaran dan alat peraga yang adaptif

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu mengajukan

tersedianya support room untuk pembelajaran individual peserta didik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu mengadvokasi adanya

aksesibilitas, khususnya bagi peserta didik dengan hambatan perkembangan (sensori dan motorik)

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

4. GPK mampu memberikan Dukungan terhadap Guru c. Mampu memberi dukungan dalam hal Pengembangan Sumber Daya Manusia

 Mampu memfasilitasi terselenggaranya case

conference dalam rangka

membahas hambatan peserta didik bersama GR dan GP

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu menyelenggarakan

inservice training bagi GR

dan GP tentang pendidikan inklusif

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memfasilitasi

kegiatan studi banding

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu membantu

mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan bagi GP dalam hal fleksibiltas jadwal kerja dan pembagian tugas

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif

d. Mampu memberi dukungan dalam hal Pengembangan

 Mampu membantu GR dalam memodifikasi kurikulum, seperti dalam hal penyusunan RPP, silabus, program semester dan program

฀ Representatif ฀ Kurang

(26)

Program Pembelajaran

tahunan

 Mampu membantu dalam

pengelolaan kelas ฀

Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif  Mampu memberi masukan

dalam menyusun laporan perkembangan dan akademik

฀ Representatif ฀ Kurang

Representatif ฀ Tidak Representatif Apabila dalam Domain, Sub Domain, dan Indikator “Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif” di atas masih terdapat konsep yang belum terakomodasi dan masih terdapat Sub Indikator yang belum cukup representatif, mohon Bapak/Ibu dapat memberikan saran di kolom ini.

6) Analisa Kuesioner 2

Putaran kuesioner Delphie cukup dilakukan hanya dengan 2 kali putaran

saja karena hasil dari Kuesioner 2 dianggap sudah mendapatkan konsensus dari

para responden. Peneliti telah dapat memformulasi kompetensi GPK dalam seting

sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif berdasarkan representatif

ringkasan daftar identifikasi “item” dan komentar/masukan dari responden.

C. Metode Penelitian

Penelitian tentang kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting

sekolah dasar ini dilakukan untuk merumuskan kompetensi guru pendidikan

khusus dalam seting sekolah dasar. Penelitian ini menggunakan pendekatan

kualitatif, dengan metode deskriptif-analitik, yaitu dengan data yang diperoleh

seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, hasil pemotretan, analisis dokumen,

catatan lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, tidak dituangkan dalam

(27)

memperkaya informasi, mencari hubungan, membandingkan, menemukan pola

atas dasar data aslinya (tidak ditransformasi dalam bentuk angka). Hasil analisis

data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti yang disajikan dalam bentuk

uraian naratif. Hakikat pemaparan data pada umumnya menjawab

pertanyaan-pertanyaan mengapa dan bagaimana suatu fenomena terjadi.

Menurut Keirl dan Miller dalam Moleong (1991) yang dimaksud dengan

penelitian kualitatif adalah “tradisi tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang

secara fundamental bergantung pada pengamatan pada manusia pada kawasannya

sendiri, dan berhubungan dengan orang-orang tersebut dalam bahasanya dan

peristilahannya”.

Menurut Sukmadinata (2005) dasar penelitian kualitatif adalah

konstruktivisme yang berasumsi bahwa kenyataan itu berdimensi jamak, interaktif

dan suatu pertukaran pengalaman sosial yang diinterpretasikan oleh setiap

individu. Selanjutnya, menurut Danim (2002), peneliti kualitatif percaya bahwa

kebenaran adalah dinamis dan dapat ditemukan hanya melalui penelaahan

terhadap orang-orang melalui interaksinya dengan situasi sosial mereka.

D. Penjelasan Konsep

1. Kompetensi

Kompetensi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan kerja

setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja

dalam melaksanakan tugas keprofesionalan dengan penuh tanggungjawab yang

(28)

2. Guru Pendidikan Khusus

Guru pendidikan khusus yang dimaksud dalam penelitian ini merupakan

Sarjana Pendidikan dari jurusan Pendidikan Luar Biasa (PLB) dan atau program

studi Pendidikan Kebutuhan Khusus (PKKh) yang memiliki kompetensi sebagai

guru pada sistem persekolahan maupun non persekolahan dan terampil mengajar

untuk semua jenis individu dengan kebutuhan khusus. Adapun istilah ataupun

predikat empiris yang popular digunakan di beberapa sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif, yaitu sebagai orthopedagog.

3. Sekolah Dasar

Sekolah dasar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah sekolah dasar

penyelenggara pendidikan inklusif yang mengakomodasi anak berkebutuhan

khusus secara penuh di kelas dasar bersama-sama teman seusianya.

4. Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam seting Sekolah Dasar

Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Berdasarkan uraian di atas, maka yang dimaksud dengan kompetensi guru

pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar pada penelitian ini adalah

seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati

dan dikuasai guru yang mengakomodasi layanan pendidikan bagi anak

berkebutuhan khusus di sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif.

E. Instrumen Penelitian

Gulo (2005) mengatakan pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh

informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Instrumen

(29)

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara yang digunakan dalam penelitian ini yaitu wawancara

yang bersifat terbuka. Artinya ketika sumber informasi diberikan kesempatan

untuk mengungkapkan pengetahuannya tentang masalah yang diajukan. Namun

untuk membatasi jawaban agar tidak keluar dari fokus masalah yang diajukan

maka peneliti membuat standar khusus untuk menarik kesimpulan dari isi

pembicaraan sumber informasi.

2. Pedoman Studi Dokumentasi

Pedoman ini disiapkan sebagai acuan dalam melakukan analisis terhadap

dokumen-dokumen apa yang diperlukan, yang berhubungan dengan pelaksanaan

penelitian.

3. Pedoman Kuesioner

Pedoman ini merupakan seperangkat pertanyaan tertulis kepada informan

untuk dijawab dan dikembalikan atau dapat juga di jawab dibawah pengawasan

peneliti.

F. Proses Pengembangan Instrumen

Proses pengembangan instrumen penelitian melalui kegiatan sebagai

berikut :

1. Menyusun kisi-kisi secara sistematis sesuai dengan fokus penelitian,

2. Merumuskan pertanyaan penelitian dengan aspek yang diteliti dan yang akan

(30)
[image:30.595.85.542.145.582.2]

Tabel 3.5 Kisi-kisi Penelitian

Fokus Penelitian

Pertanyaan

Penelitian Aspek yang Diteliti Ruang Lingkup No Item

Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Seting Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif 1. Bagaimanakah kondisi objektif tugas pokok guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif?

Tugas Pokok Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran 1) Perencanaan pembelajaran 1 2) Pelaksanaan pembelajaran 2

3) Evaluasi 3

2. Bagaimanakah kondisi objektif wewenang guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif? Wewenang Guru Pendidikan Khusus dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif 1) Dukungan terhadap peserta didik 4 2) Dukungan terhadap guru 5 3. Bagaimanakah formulasi kompetensi guru pendidikan khusus dalam seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif? a. Kompetensi dalam Pembelajaran 1) Perencanaan pembelajaran 6 2) Pelaksanaan pembelajaran 7

3) Evaluasi 8

b. Kompetensi dalam Sistem Pendidikan dan Persekolahan 2. Dukungan terhadap peserta didik 9 3. Dukungan terhadap guru 10

3. Menyusun pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan beserta

alternatif jawaban sesuai dengan masalah yang dijadikan obyek penelitian dan

disertai dengan petunjuk pengisian;

4. Menyebarluaskan kuesioner kepada informan (responden Delphie).

(31)

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data pada penelitian ini

adalah wawancara dan studi dokumen.

1. Wawancara

Yaitu teknik pengumpulan data yang berbentuk komunikasi verbal. Teknik

wawancara di dalam penelitian ini berguna untuk mendapatkan informasi yang

jelas, langsung dari sumbernya mengenai masalah berhubungan dengan

kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam seting sekolah dasar tersebut.

Wawancara yang dilakukan bersifat baku, terstruktur dan terbuka, yaitu

wawancara menggunakan seperangakat pertanyaan baku yang terdapat dalam

pedoman wawancara. Wawancara terstruktur karena pewawancara menetapkan

sendri masalah dan pertanyaan yang akan diajukan, dengan pertimbangan jumlah

terwawancara yang cukup banyak. Bersifat terbuka, yaitu wawancara dilakukan

dengan subjek (responden) mengetahui bahwa mereka sedang diwawancarai dan

mengetahui pula maksud dan tujuan wawancara tersebut.

2. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data ini dilakukan untuk menelaah atau mengkaji

data-data atau informasi yang berupa dokumen tertulis, fotografi, dan sebagainya

sebagi penunjang atau bukti secara fisik akan keadaan saat penelitian berlangsung,

atau berfungsi sebagai pelengkap bukti-bukti dari data yang diperoleh dari hasil

wawancara yang berkaitan dengan masalah penelitian. Misalnya seperti standar

prosedur operasional bagi guru pendidikan khusus di sekolah tersebut khususnya

mengenai tugas pokok dan wewenangnya.

(32)

Analisis data dalam penelitian kualitatif kali ini menggunakan metode

analisis data induktif, yaitu berangkat dari kenyataan khusus-konkrit-empirik

untuk memperoleh sesuatu yang umum dan abstrak. Analisis data dilakukan untuk

dapat memperoleh jawaban dari pertanyaan penelitian. Langkah-langkah yang

dilakukan dalam analisis data antara lain:

Data collection Display data

Data reduction

[image:32.595.115.504.230.558.2]

Conclusion & Verification

Gambar 3.2 Analisis Data Model Interaktif feisal (Bungin dalam Nurmayanti, 2006)

1. Reduksi data (menyususn, merinci, transkrip data, dan validasi)

Proses yang dilakukan segera setelah data diperoleh.yaitu proses menyeleksi,

memfokuskan, menyederhanakan dan mengabstrasikan. Mentransformasikan

data dalam catatan lapangan, lalu dipilah dan diseleksi yang ada relevansi

dengan fokus pertanyaan yang diajukan. Transkrip data dengan menuliskan

kembali hasil wawancara setelah dipilah/ diseleksi. Menulis kembali hasil

wawancara yang diperoleh dari informan merupakan bagian dari proses

validasi hasil wawancara.

2. Display data

Display data adalah penyusunan secara sistematis hasil reduksi agar diketahui

tema dan polanya dengan menentukan bagaimana data disajikan, antara lain

(33)

data disajikan dalam bentuk catatan lengkap sebagai deskripsi data atau

temuan penelitian. Selanjutnya hasil display data dibahas. Pembahasan

senantiasa dilakukan dengan bertitik tolak kepada hasil wawancara, observasi

dan studi dokumenter secara objektif dengan ditunjang oleh landasan teori

yang ada.

3. Penarikan konklusi dan verifikasi

Penarikan konklusi dari display data, sehingga data dan informasi lebih

bermakna. Verifikasi untuk menjamin tingkat kepercayaan hasil penelitian,

dengan melihat kembali data dan menimbang makna dari data-data yang

dikumpulkan untuk dianalisis. Melakukan cross check (membaca

berulang-ulang) untuk menguji kebenaran dari konlusi yang dibuat.

I. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Keabsahan data hasil temuan penelitian diperiksa keabsahannya dengan

menggunakan teknik triangulasi yang memanfaatkan sesuatu yang lain.

Triangulasi merupakan suatu teknik yang tidak hanya sekadar menilai kebenaran

data, tapi juga menyelidiki tingkat kebenaran tafsiran mengenai data tersebut,

sehingga mempertinggi kebenaran data dan kedalaman penelitian atau

memperkokoh keabsahan penemuan-penemuan itu.

Teknik triangulasi yang digunakan adalah triangulasi dengan sumber, yang

berarti mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh

melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan

(34)

1. Membandingkan data hasil wawancara terhadap subjek penelitian

(informan utama) dengan data hasil wawancara dengan sumber informasi

(informan) lain dalam penelitian

2. Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil pengamatan

3. Membandingkan data hasil wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan

dengan penelitian

4. Melakukan member chek, melakukan perbaikan-perbaikan jika ada

kekeliruan dalam pengumpulan informasi atau menambah

kekurangan-kekurangan, sehingga informasi yang diperoleh dapat dilaporkan sesuai

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Penelitian ini dilakukan untuk memformulasikan kompetensi GPK dalam

seting sekolah dasar penyelenggara pendidikan inklusif yang disusun berdasarkan

temuan kondisi obyektif di lapangan dan kajian pustaka. Berdasarkan hasil

penelitian dan pembahasan yang dikemukakan pada bab sebelum ini, selanjutnya

kesimpulan penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Kondisi Objektif Tugas Pokok Guru Pendidikan Khusus dalam seting

Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Berdasarkan temuan kondisi obyektif di lapangan dan kajian pustaka,

bahwa tugas pokok GPK dalam seting SD penyelenggara pendidikan inklusif,

substansinya dalam pembelajaran. Pembelajaran merupakan fokus terlaksananya

kurikulum di lembaga pendidikan tingkat sekolah. Fokus itu terletak pada

kemampuan GPK dalam mengakomodir masing-masing kebutuhan kurikulum

peserta didik. Peserta didik secara kodrati memiliki kemampuan, kondisi,

karakter yang berbeda secara individual (individual differences), sehingga

kebutuhan kurikulum juga masing-masing bervariasi. Variasi perbedaan

kebutuhan kurikulum pada peserta didik mengharuskan semua guru

menggunakan pembelajaran terakomodasi. Kemampuan GPK melakukan

pembelajaran tersebut bersama GR secara langsung semua guru telah

(36)

Paradigma inklusif mengharuskan semua guru mampu melayani

variasi perbedaan peserta didik, khususnya bagi peserta didik

berkebutuhan khusus. Guru perlu melakukan pembelajaran terakomodasi

dengan keahlian memodifikasi standar isi, proses, dan penilaian agar supaya

mengakomodasi kebutuhan individual masing-masing siswa. Usaha itu untuk

mengakomodasi berbagai keragaman siswa, khususnya siswa yang memiliki

kebutuhan khusus dalam setting kelas inklusif. Berbagai cara yang diusahakan

meliputi adaptasi komponen-komponen kurikulum, perencanaan pembelajaran

yang diindividualisasikan, partisipasi sebagian pada aktivitas belajar, modifikasi

lingkungan ruangan kelas, serta strategi mediasi-tutor teman sebaya.

a. Kompetensi GPK dalam Pembelajaran, yang terdiri dari :

1) Kemampuan membuat Perencanaan Pembelajaran, yaitu :

a) Kemampuan melakukan Identifikasi

 Mampu mengobservasi aspek perkembangan dari calon peserta didik

 Mampu mewawancarai orangtua calon peserta didik

 Mampu menganalisis data dan mengklasifikasi perserta didik berdasarkan

perbandingan usia kronologis dan pencapaian tugas perkembangannya

Mampu membuat database nama peserta didik yang teridentifikasi

berkebutuhan khusus.

 Mampu menyusun profil peserta didik sesuai berdasarkan hambatan dan

(37)

b) Kemampuan melakukan Asesmen

 Mampu mengasesmen kemampuan awal peserta didik yang memiliki

hambatan belajar dan hambatan perkembangan (kognitif, sensori, motorik,

emosi dan sosial)

 Mampu mengasesmen kebutuhan belajar peserta didik pada aspek akademik

dan atau non-akademik

c) Kemampuan membuat Perencanaan Program Pembelajaran

 Mampu menyusun profil peserta didik

 Mampu memodifikasi kurikulum menjadi Program Pembelajaran Individual

(PPI)

 Mampu menentukan strategi layanan khusus bagi peserta didik

(pendampingan penuh, pendampingan paruh waktu, dan layanan khusus)

2) Kemampuan melakukan Pelaksanaan

a) Kemampuan melakukan Pengelolaan Proses Pembelajaran

 Mampu menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik

 Mampu memberikan intervensi dalam hal-hal tersebut yang tidak bisa

dilakukan oleh GR. Misalnya mengajarkan Braille, orientasi dan mobilitas dan

lain-lain

 Mampu membantu GR dalam mengelola pembelajaran di dalam dan di luar

kelas

3) Kemampuan melakukan Evaluasi

(38)

 Mampu memantau buku catatan perkembangan harian peserta didik

 Mampu memantau perkembangan peserta didik berdasarkan informasi dari

GR, GP, dan OT

 Mampu memberikan tes formatif (harian) kepada peserta didik yang

mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik,

emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk

kerja)

b) Kemampuan melakukan Evaluasi Akhir

 Mampu memberikan tes sumatif (akhir semester) kepada peserta didik yang

mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik,

emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk

kerja)

 Mampu mendokumentasikan data perkembangan peserta didik baik dalam

bentuk kualitatif maupun kuantitatif (seperti; portofolio, checklist, penelitian

subjek tunggal atau Single Subject Research desain A-B-A, dan lain-lain)

a) Kemampuan melakukan Evaluasi Kinerja Guru Pendamping

 Mampu menilai efektivitas koordinasi yang telah dilakukan antara GPK dan

GP

 Mampu mengevaluasi kinerja GP

(39)

2. Kondisi Objektif Wewenang Guru Pendidikan Khusus dalam seting

Sekolah Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

Dalam mengimplementasikan pendidikan inklusif perlu adanya sistem

dukungan yang dipelukan dalam upaya mempercepat pemenuhan akses dan mutu

pendidikan untuk semua (Education For All). Sistem dukungan tersebut dapat

berupa dukungan dalam bentuk regulasi atau kebijakan-kebijakan pemerintah baik

pusat maupun daerah yang jelas mengenai pendidikan inklusif misalnya dalam

bentuk “peraturan pemerintah”, “peraturan menteri”, “peraturan daerah

Provinsi/Kabupaten/Kota” mengenai pendidikan inklusif dukungan sarana dan

prasarana, dukungan pembiayaan, dukungan tenaga (pendidik dan tenaga

kependidikan) dan dukungan-dukungan dari lembaga pendukung. Maka,

berdasarkan temuan kondisi obyektif di lapangan dan kajian pustaka, bahwa

wewenang GPK dalam seting SD penyelenggara pendidikan inklusif,

substansinya eksistensi GPK yaitu sebagai bagian atau salah satu dari sistem

dukungan sekolah inklusif.

a. Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif, yang terdiri dari :

1) Kemampuan memberikan Dukungan terhadap Peserta Didik Berkebutuhan

Khusus, yaitu :

a) Kemampuan memberi dukungan dalam hal Kurikulum

Mampu menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

 Mampu menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan

(40)

 Mampu menentukan strategi pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta

didik

 Mampu menentukan media pembelajaran yang seuai dengan hambatan peserta

didik

 Mampu menentukan jenis evaluasi yang sesuai kemampuan peserta didik

 Mampu memberdayakan orangtua agar dapat mendukung tujuan pembelajaran

yang harus dicapai peserta didik

b) Kemampuan memberi dukungan dalam hal Sarana dan Prasarana

 Mampu mengajukan tersedianya alat asesmen

 Mampu mengajukan tersedianya media pembelajaran dan alat peraga yang

adaptif

Mampu mengajukan tersedianya support room untuk pembelajaran individual

peserta didik

 Mampu mengadvokasi adanya aksesibilitas, khususnya bagi peserta didik

dengan hambatan perkembangan (sensori dan motorik)

2) Kemampuan memberikan Dukungan terhadap Guru, yaitu :

a) Kemampuan memberi dukungan dalam hal Pengembangan Sumber Daya

Manusia

Mampu memfasilitasi terselenggaranya case conference dalam rangka

membahas hambatan peserta didik bersama GR dan GP

Mampu menyelenggarakan inservice training bagi GR dan GP tentang

pendidikan inklusif

(41)

 Mampu membantu mendapatkan kesempatan melanjutkan pendidikan bagi GP

dalam hal fleksibiltas jadwal kerja dan pembagian tugas

b) Kemampuan memberi dukungan dalam hal Pengembangan Program

Pembelajaran

 Mampu membantu GR dalam memodifikasi kurikulum, seperti dalam hal

penyusunan RPP, silabus, program semester dan program tahunan

 Mampu membantu dalam pengelolaan kelas

 Mampu memberi masukan dalam menyusun laporan perkembangan dan

akademik

1) Kemampuan dalam memberikan Dukungan kepada Sekolah dalam

Membangun Sistem, yaitu:

a) Mampu memberikan masukan

 Mampu memberikan masukan terkait strategi pembelajaran yang sesuai

berdasarkan hambatan dan kebutuhan peserta didik

 Mampu memberikan masukan dalam membangun sistem manajemen

pendidikan kebutuhan khusus yang sesuai dengan filosofi pendidikan inklusif

b) Mampu membangun jaringan

 Mampu membangun komunikasi dengan instansi yang berpotensi dapat

mendukung penyelenggaraan pendidikan inklusif

 Mampu membangun komunikasi antara GPK di sekolah-sekolah inklusif

lainnya

c) Mampu mengakomodasi kebutuhan sekolah

(42)

 Mampu membantu pihak sekolah dalam memahami dan menngimplementasi

filosofi pendidikan inkusif

3. Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam seting Sekolah

Dasar Penyelenggara Pendidikan Inklusif

[image:42.595.99.543.224.736.2]

a. Kompetensi GPK dalam Pembelajaran

Tabel 5.1

Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran berdasarkan Tugas Pokoknya

Domain Sub Domain Indikator A.Kompetensi

GPK dalam Pembelajaran

a. Mampu membuat Perencanaan, yang terdiri dari: a. Mampu melakukan

Identifikasi 

Mampu mengobservasi aspek

perkembangan dari calon peserta didik

Mampu mewawancarai orangtua calon peserta didik

Mampu menganalisis data dan mengklasifikasi perserta didik berdasarkan perbandingan usia kronologis dan pencapaian tugas perkembangannya

Mampu membuat database nama peserta didik yang teridentifikasi berkebutuhan khusus.

Mampu menyusun profil peserta didik sesuai berdasarkan hambatan dan kebutuhannya

b. Mampu melakukan

Asesmen 

Mampu mengasesmen kemampuan awal peserta didik yang memiliki hambatan belajar dan hambatan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial)

Mampu mengasesmen kebutuhan belajar peserta didik pada aspek akademik dan atau non-akademik c. Mampu membuat

Perencanaan Program Pembelajaran

Mampu menyusun profil peserta didik berdasarkan kemampuan, hambatan, kebutuhan belajar dan rencana intervensi yang akan dilakukan

GPK mampu memodifikasi kurikulum menjadi Program Pembelajaran

(43)

Mampu menentukan strategi layanan khusus bagi peserta didik

(pendampingan penuh, pendampingan paruh waktu, dan layanan khusus) b. Mampu melakukan Pelaksanaan, yang terdiri dari:

a. Mampu melakukan Pengelolaan Proses Pembelajaran

Mampu menyesuaikan materi pembelajaran dengan kemampuan peserta didik

Mampu memberikan intervensi dalam hal-hal tersebut yang tidak bisa dilakukan oleh GR. Misalnya mengajarkan Braille, orientasi dan mobilitas dan lain-lain

Mampu membantu GR dalam

mengelola pembelajaran di dalam dan di luar kelas

c. Mampu melakukan Evaluasi, yang terdiri dari: d.Mampu melakukan

Evaluasi Proses belajar

Mampu memantau buku catatan perkembangan harian peserta didik

Mampu memantau perkembangan peserta didik berdasarkan informasi dari GR, GP, dan OT

Mampu memberikan tes formatif (harian) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja) e. Mampu melakukan

Evaluasi Akhir 

Mampu memberikan tes sumatif (akhir semester) kepada peserta didik yang mengalami hambatan belajar dan perkembangan (kognitif, sensori, motorik, emosi dan sosial) dengan teknik yang disesuaikan (lisan, tertulis, atau unjuk kerja)

Mampu mendokumentasikan data perkembangan peserta didik baik dalam bentuk kualitatif maupun kuantitatif (seperti; portofolio,

checklist, penelitian subjek tunggal

atau Single Subject Research desain A-B-A, dan lain-lain)

f. Mampu melakukan Evaluasi Kinerja Guru Pendamping

Mampu menilai efektivitas koordinasi yang telah dilakukan antara GPK dan GP

(44)

Mampu memberikan rekomendasi perbaikan kinerja GP

[image:44.595.100.542.174.758.2]

b. Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif

Tabel 5.2

Formulasi Kompetensi Guru Pendidikan Khusus dalam Pembelajaran berdasarkan Wewenangnya

Domain Sub Domain Indikator

B. Kompetensi GPK dalam Sistem Dukungan Sekolah Inklusif

1. Mampu memberikan Dukungan terhadap Peserta Didik Berkebutuhan Khusus, yang terdiri dari:

2.Mampu memberi dukungan dalam hal Kurikulum

 Mampu menentukan tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

 Mampu menentukan materi pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan belajar peserta didik

 Mampu menentukan strategi

pembelajaran yang sesuai kemampuan peserta didik

 Mampu menentukan media pembelajaran yang seuai dengan hambatan peserta didik

 Mampu menentukan jenis evaluasi yang sesuai kemampuan peserta didik

 Mampu memberdayakan orangtua agar dapat mendukung tujuan pembelajaran yang harus dicapai peserta didik

3. Mampu memberi dukungan dalam hal Sarana dan

Prasarana

Mampu mengajukan tersedianya alat asesmen

Mampu mengajukan tersedianya media pembelajaran dan alat peraga yang adaptif

Mampu mengajukan tersedianya

support room untuk pembelajaran

individual peserta didik

(45)

didik dengan hambatan

perkembangan (sensori dan motorik) 4. Mampu memberikan Dukunga

Gambar

Gambar 3.2
Tabel 3.1  Daftar Informan
Tabel 3.2  Kriteria Informan
Gambar 1.1 Skema Tahapan Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penerapan model pembelajaran assurance, relevance, interest, assessment, satisfaction (arias) dalam pembelajaran menulis puisi.. Universitas

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Olahraga dan Kesehatan. © Isty Istiqomah

Memimpin dan mengoordinasikan kegiatan Subbagian Tata Usaha dan melakukan ketatausahaan berdasarkan ketentuan untuk pelaksanaan tugas agar dapat berjalan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut: Apakah Efikasi Diri dan Pengetahuan Kewirausahaan berpengaruh terhadap

Dengan begitu pelaku bisnis kuliner dapat merumuskan strategi bersaing yang. tepat agar dapat terus mempertahankan dan memaksimalkan tujuan bisnis

Data Harga Pokok Produksi, Harga Jual dan Volume Penjualan Industri Keripik Singkong Kreasi Lutvi Periode 2010 –

Pengaruh Harga Pokok Produksi dan Harga Jual CPO dan PKO Terhadap Volume Penjualan Pada PTPN IV (Persero) Medan Variable independen adalah harga pokok produksi; Variabel

Proses pendidikan nilai berbasis catur gatra melalui mata pelajaran. kewirausahaan di SMK SPP Tanjungsari secara implisit lebih