• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS POKOK GURU DI SMK NEGERI 1 BINJAI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN GURU BERSERTIFIKASI DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS POKOK GURU DI SMK NEGERI 1 BINJAI."

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN GURU BERSERTIFIKASI

DALAM MENGEMBANGKAN TUGAS POKOK GURU

DI SMK NEGERI 1 BINJAI

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

pada Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh:

ANTONIUS NIM.8106132001

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)

Pernyataan Tidak Melakukan Plagiat dan Memalsukan Data

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Antonius

NIM : 8106132001

Program Studi : Administrasi Pendidikan

Judul Tesis : Kemampuan Guru Bersertifikasi Dalam Mengembangkan

Tugas Pokok Guru di SMK Negeri 1 Binjai

dengan ini menyatakan bahwa:

1. benar tesis saya karya sendiri, bukan dikerjakan orang lain;

2. saya tidak melakukan plagiat dalam mengerjakan tesis saya;

3. saya tidak ada merubah atau memalsukan data penelitian saya.

Jika ternyata dikemudian hari saya terbukti melakukan salah satu hal di atas, maka

saya bersedia dikenakan sanksi yang berlaku, berupa pencopotan gelar saya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Medan, Juni 2013

Yang membuat pernyataan,

Antonius

(5)

i ABSTRAK

Antonius. Kemampuan Guru Bersertifikasi dalam Mengembangkan Tugas Pokok Guru di SMK Negeri 1 Binjai. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan, 2013.

Guru merupakan sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari. Sehubungan dengan itu perhatian pemerintah terhadap pembangunan pendidikan di tanah air yang menyentuh kehidupan guru telah mulai dirasakan melalui program sertifikasi guru dengan pemberian tunjangan profesi guru sebagai wujud dari UU RI No. 14 tahun 2005.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan tugas pokok guru di SMK Negeri 1 Binjai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan: (1) penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) penyajian program pembelajaran, (3) evaluasi belajar, (4) analisis hasil evaluasi belajar, dan (5) program perbaikan dan pengayaan di SMK Negeri 1 Binjai.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Peneliti berperan sebagai instrumen utama pengumpul data, analisis dan penafsir data. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah interactive Model Analysis dari Miles dan Huberman yang meliputi tahap reduksi data, penyajian data dan verifikasi data atau penarikan kesimpulan.

(6)

ii ABSTRACT

Antonius. Certified Teachers in Developing the teachers' main task at SMK Negeri 1 Binjai. Thesis. Post Graduate Program, State University of Medan, 2013.

Teachers are human resources that determine the success of the educational program as a front line in the implementation of day-to-day education .The government's attention to the development of education in our country that touches the lives of teachers resulted that the goverment has given allowances to teachers through certification program as a form of Law No. 14 in 2005.

The research problem is how the ability of certified teachers in devoloping teachers' main task at SMK Negeri 1 Binjai. The purpose of this study is to know how certified teachers to develop: (1) The preparation of the Lesson Plan, (2)The presentation of the learning program, (3) The evaluation of learning, (4)The analysis of the results of study evaluation, and (5)The Remedial and the enrichment programs at SMK Negeri 1 Binjai.

This study uses a qualitative approach. Data collection techniques used are observation, interviews, and documentations. Researcher acts as the main instrument of data collection, data analysis and data interpretation . Analysis of the data used in this study is the interactive model of Miles and Huberman Analysis which includes the steps of data reduction, data presentation and data verification or drawing conclusions.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang senantiasa menuntun

kehidupan penulis, sehingga penelitian yang berjudul“ Kemampuan Guru

bersertifikasi dalam Mengembangkan Tugas Pokok Guru di SMK Negeri 1

Binjai” dapat diselesaikan dengan baik.

Guru yang telah mengikuti sertifikasi dan lulus, sesuai dengan ketentuan

akan memperoleh sertifikat guru profesional, dan pada tahun berikutnya

menerima tunjangan profesi yang jumlahnya mengikuti besaran gaji pokoknya.

Melalui penelitian kualitatif ini, ingin diketahui dampaknya terhadap kemampuan

guru dalam mengembangkan tugas pokoknya yang dapat dikelompokkan atas

lima komponen.

Penulis menyampaikan terimakasih kepada bapak Prof.Dr.H. Zainuddin,

M.Pd dan Dr.Ir. Sukarman Purba, M.Pd selaku pembimbing I dan II, yang telah

memberikan masukan dan inspirasi dalam penulisan tesis ini.

Begitu pula penulis menyampaikan terimakasih kepada semua dosen

Program Pascasarjana khususnya pada program studi Administrasi Pendidikan

yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.

Ucapan terimakasih yang setulusnya juga disampaikan kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Syaiful Sagala, S.Sos. M. Pd. Dosen pada Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, Ketua Program Studi Administrasi Pendidikan,

dan sebagai Nara Sumber yang telah banyak memberikan arahan kepada

(8)

iv

2. Bapak Prof. Dr. Siman Nurhadi, M. Pd. Dosen pada Pascasarjana

Universitas Negeri Medan, sekaligus sebagai Nara Sumber, beliau telah

banyak memberikan masukan tentang penerapan penelitian kualitatif di

lapangan dan saran perbaikan tesis ini.

3. Bapak Prof. Dr. Yusnadi, M. Pd. Dosen pada Pascasarjana Universitas

Negeri Medan, sekaligus sebagai Nara Sumber, beliau telah banyak

memberikan masukan dan saran ilmiah sehingga penulisan tesis ini dapat

diselesaikan.

4. Bapak Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd. Sebagai sekretaris pada Program Studi

Administrasi Pendidikan Universitas Negeri Medan, beliau telah banyak

memberikan motivasi kepada penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Kepala SMK Negeri 1 Binjai, yang telah banyak memberikan

informasi yang dibutuhkan kepada penulis seputar kajian penelitian dalam

tesis ini.

6. Bapak Pengawas SMK kota Binjai, Ir. Syamsul Ashari, M.Pd, Drs. Rettim

Pinem, dan Drs. Herman Tony yang bertugas di SMK Negeri 1 Binjai,

yang telah difungsikan sebagai triangulasi dalam penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Guru, Pegawai, dan Siswa SMK Negeri 1 Binjai yang telah

bersedia diobservasi dan menjadi responden dalam pembuatan catatan

lapangan.

8. Isteri, R.A. Derliana, S.Pd. dan anak-anak tercinta, Nomiati Sinta,

S.Pd./Samson Ginting, S.Pd, Lettu CKM. drg. Efron Andre Tarigan, dan

(9)

v

memberikan dukungan dan doa yang membuat penulis tetap bersemangat

dalam penyelesaian tugas-tugas perkuliahan.

Semoga penelitian ini dapat digunakan sebagai sumbangan pemikiran

tentang pengaruh sertifikasi terhadap kemampuan guru dalam mengembangkan

tugas pokok guru, khususnya pada SMK Negeri 1 Binjai.

Binjai, 11 Juni 2013

Penulis,

(10)

vi

DAFTAR ISI

hlm

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI... ii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR... v

DAFTAR LAMPIRAN………... vi

BAB I : PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Fokus Permasalahan Penelitian... 9

C. Tujuan Penelitian………...10 D. Manfaat Penelitian....……… 10 BAB II : PERSPEKTIF TEORITIS DAN KAJIAN PUSTAKA………..12

A. Dasar Teoritis……… 12

1. Sertifikasi Guru ………..………12

1.1Tujuan dan Manfaat Sertifikasi………..…13 1.2Penyelenggaraan Sertifikasi dan Struktur Program PLPG…. ……….. 16

2. Tugas Pokok Guru...21

2.1Menyusun Program Pembelajaran... 22

2.2Menyajikan Program Pembelajaran... 32

2.3Melaksanakan Evaluasi Pembelajaran... 40

2.4Melaksanakan Analisis Hasil Evaluasi Belajar... 53

(11)

vii

B. Dasar Konseptual……….. 66

1. Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru……… 66

2. Mengembangkan Tugas Pokok Guru...……….. 68

3. Kerangka Konseptual Penelitian... 70

BAB III: METODE PENELITIAN…...………71

A. Tempat dan Waktu Penelitian……….. 71

B. Subjek Penelitian……….. 71

C. Teknik Pengumpulan Data……… 72

1. Observasi………. 73

2. Wawancara………74

3. Studi Dokumentasi………75

D. Analisis Data………. 76

1. Reduksi Data……… 77

2. Model Data (Data Display)..……….78

3. Penarikan Kesimpulan...………. 78

E. Keabsahan Penelitian……… 80

1. Kredibilitas……….. 81

2. Transferabilitas………. 82

3. Dependabilitas………. 82

(12)

viii

BAB IV: PAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN... 84

A. Paparan Data... 84

1. Profil Sekolah... 84

2. Visi, Misi dan Tujuan SMK Negeri 1 Binjai... 86

3. Pembagian Tugas Ketenagaan ... 87

B. HASIL PENELITIAN... 92

1. Kemampuan Guru Bersertifikasi dalam Mengembangkan Penyusunan Program Pembelajaran... 92

2. Kemampuan Guru Bersertifikasi dalam Mengembangkan Penyajian Program Pembelajaran... 97

3. Kemampuan Guru bersertifikasi dalam Mengembangkan Evaluasi Belajar ... 103

4. Kemampuan Guru Bersertifikasi dalam Mengembangkan Analisis Hasil Evaluasi Belajar... 106

5. Kemampuan Guru Bersertifikasi dalam Mengembangkan Program Perbaikan dan Pengayaan... 108

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN... 113

A. Simpulan... 113

B. Implikasi...115

C. Saran... 117

DAFTAR PUSTAKA...120

(13)

ix

DAFTAR TABEL

hlm

Tabel 1.1 Kualifikasi Guru Indonesia pada Tahun 2009 Menurut

Jenjang Pendidikan………... 2

Tabel 1.2 Keadaan Guru SMK Negeri 1 Binjai yang Sudah Lulus Sertifikasi………... 7

Tabel 2.1 Struktur Kurikulum PLPG SMK Kelompok Matapelajaran Adaftif dan Produktif……….. 19

Tabel 2.2 Contoh Skenario Pembelajaran Kooperatif... 38

Tabel 2.3 Contoh Skenario Pembelajaran Langsung... 39

Tabel 2.4 Contoh Penilaian Sikap... 49

Tabel 3.1 Subjek Penelitian dan Situs Pendukung... 72

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Penelitian Kualitatif terhadap Kuantitatif... 80

Tabel 4.1 Daftar Nama Kepala Sekolah yang Pernah Memimpin SMK Negeri 1 Binjai... 85

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

hlm

Gambar 2.1 Alur Sertifikasi Guru dalam Jabatan……….. 17

(15)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

hlm

Lampiran 1. Daftar Guru SMK Negeri 1 Binjai ...…... 124

Lampiran 2. Pedoman Pengumpulan Data... 127

Lampiran 3. Catatan Lapangan 02 (observasi/wawancara) ... 129

Lampiran 4. Catatan Lapangan 03 Transkrip wawancara Peneliti dengan Guru Bersertifikasi dan Kepala SMK Negeri 1 Binjai... 144

Lampiran 5. Catatan Lapangan 03 (Focus Group Discussion)... 153

Lampiran 6. Catatan Lapangan 03 Transkrip Wawancara Peneliti dengan Pengawas SMK Dinas Pendidikan Kota Binjai... 156

Lampiran 7. Analisis Data Catatan Lapangan 02... 160

Lampiran 8. Analisis Data Catatan Lapangan 03... 171

Lampiran 9. Contoh Perangkat Pembelajaran... 185

Lampiran 10. Fotografi Penelitian... 208

Lampiran 11. Surat Ijin Penelitian dari Pascasarjana UNIMED... 213

Lampiran 12. Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian dari Kepala SMK Negeri 1 Binjai... 214

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus

dilakukan, antara lain berupa pengembangan kurikulum sesuai dengan

perkembangan jaman, pengadaan buku-buku pelajaran yang dapat diunduh secara

gratis melalui internet, dan pelatihan/penataran guru baik yang dilaksanakan di

tingkat daerah maupun di tingkat pusat. Banyak hal yang telah dilakukan namun

pendidikan nasional belum sepenuhnya mampu mengembangkan manusia yang

religius, berakhlak mulia, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggungjawab sebagaimana yang diamanatkan

tujuan pendidikan nasional dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20

tahun 2003.

Para teoritisi pendidikan mengemukakan bahwa peningkatan mutu

pendidikan tidak mungkin ada tanpa performansi para guru. Guru merupakan

sumber daya manusia yang sangat menentukan keberhasilan program pendidikan,

sebagai garda terdepan dalam pelaksanaan pendidikan sehari-hari di sekolah. Hal

itu sejalan dengan pemahaman khalayak ramai, para praktisi pendidikan, bahwa

rendahnya kualitas pendidikan pada suatu bangsa merupakan refleksi rendahnya

kompetensi guru dan buruknya sistem pengelolaan pendidikan pada bangsa

tersebut.

Simon dan Alexander, 1980 (dalam Mulyasa, 2011:13) membuat

(17)

2

Lebih dari 10 hasil penelitian di negara-negara berkembang menunjukkan adanya dua kunci penting dari peran guru yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar peserta didik; yaitu: jumlah waktu efektif yang digunakan guru untuk melakukan pembelajaran di kelas, dan kualitas kemampuan guru.

Mutu mengajar guru yang rendah dapat dilihat dari kelayakan guru

mengajar. Menurut data dari Direktorat Profesi Pendidik Ditjen PMPTK 2009,

yang dikutip oleh Marselus (2011: 81) menyatakan : “Guru Indonesia yang belum

memiliki kualifikasi akademik minimal S1/DIV masih cukup besar yakni

1.496.721 guru atau sekitar 57,4% dari total guru di seluruh jenjang pendidikan

dasar sampai dengan pendidikan menengah. Dari angka ini, 75,22% atau

1.125.802 adalah guru pada jenjang SD/MI”.

Tabel 1.1 Kualifikasi Guru Indonesia pada Tahun 2009 Menurut Jenjang

Sumber: Direktorat Jenderal PMPTK Depdiknas, 2009

Di samping masalah kualifikasi akademik di atas, yang lebih

memprihatinkan adalah tingkat penguasaan materi atau bahan ajar para guru juga

masih rendah. Puspendik Balitbang Depdiknas, (dalam Marselus, 2011: 81)

mengutip:

(18)

3

mencapai 14,34 mata uji Bahasa Indonesia 20,56, dan Bahasa Inggris 23,37 dari masing-masing soal yang berjumlah 40 butir.

Terlepas dari pendekatan yang dilakukan oleh Balitbang Depdiknas dalam

menyimpulkan data tersebut, memang harus diakui bahwa kualitas pembelajaran

secara nasional masih sangat rendah, terutama jika disejajarkan dengan beberapa

negara tetangga di tingkat Asean. Surat Kabar Harian Sinar Indonesia Baru ( 7

November 2011) menuliskan bahwa menurut laporan United Nation Development

Program (UNDP) pada 2 November 2011, bahwa indeks pembangunan manusia

(Human Development Index) Indonesia menempati peringkat 124 dari 182 negara.

Sementara di Asia Pasifik, peringkat Indonesia di posisi 12 dari 21 negara.

Demikian pula perolehan nilai kompetensi guru, seperti yang disampaikan

oleh Unifah Rosydi, Rabu 25 Juli 2012 (dalam SKH SIB, 30 Juli 2012: 14), “

Hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) guru tahun 2012 secara nasional, rerata

kompetensi guru TK (58,87), SD (36,86), SMP (46,15), SMA(51,35), SMK

(50,02), serta Pengawas (32,58)”

Perhatian pemerintah terhadap pembangunan pendidikan di tanah air yang

menyentuh kehidupan guru telah mulai dirasakan beberapa tahun belakangan ini.

Dengan diterbitkannya Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005

tentang Guru dan Dosen, secara juridis formal mendudukkan guru sebagai unsur

tenaga pendidik profesional. Karena itu guru harus mendapatkan pendidikan dan

pelatihan yang memadai, agar menjadi guru yang berkewenangan (qualified) dan

cakap (competent). Kewenangan dan kompetensi guru dibuktikan dengan

kualifikasi pendidikan akademik minimum dan sertifikasi. Kualifikasi pendidikan

(19)

4

SMA/MA, SMK/MAK adalah lulusan D-IV atau S1. Ketentuan ini merupakan

salah satu cara yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan

rendahnya kualitas guru yakni dengan mengadakan sertifikasi. Melalui program

sertifikasi, pemerintah berharap kinerja guru akan meningkat dan pada gilirannya

mutu pendidikan nasional akan meningkat pula. Berkaitan dengan sertifikasi,

Harun (2009:93) menyatakan: “Sertifikasi guru merupakan langkah awal menuju

pendidikan yang berkualitas, karena guru merupakan ujung tombak dalam proses

belajar mengajar”. Menurut penelitian Arthana dan Nasutiyon (2010: 47-62)

menemukan: “Apabila guru dinyatakan lulus dalam uji sertifikasi maka hasil

tersebut dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan nilai kompetensi guru dalam

bidang keterampilan mengajar. Demikian pula penelitian di tingkat Sekolah Dasar

yang dilakukan oleh Yasbiati (2010: 10) menyimpulkan: “Bahwa terdapat

hubungan antara persepsi guru tentang sertifikasi (variabel X) dan kualitas

pembelajaran (variabel Y) di SD Negeri Nagarawangi 1 Tasikmalaya”.

Merupakan suatu hal yang lumrah, bahwa hasil wawancara dengan

beberapa orang guru SMK Negeri 1 Binjai menyatakan rasa senang mereka setiap

kali menerima tunjangan profesi, yang ditransfer langsung ke buku tabungan guru

yang bersangkutan. Namun sangat disayangkan uang dalam jutaan rupiah itu

belum dimanfaatkan untuk membeli buku-buku, mengikuti pertemuan ilmiah

demi pengembangan diri. Umumnya para guru memakai uang sertifikasi untuk

menutupi kekurangan-kekurangan yang selama ini belum bisa ditanggulangi,

antara lain bayar cicilan rumah, renovasi rumah agar layak ditempati seorang guru

(20)

5

transportasi ke sekolah. Hanya segelintir guru yang sudah mulai menggunakan

uang sertifikasi untuk membeli laptop sebagai alat pembelajaran dalam proses

belajar mengajar. Padahal, kegiatan proses belajar mengajar dengan segala

komponen yang termuat di dalamnya merupakan titik sentral bagi guru

sehubungan dengan fungsinya sebagai pendidik, pengajar dan pembimbing.

Tanggung jawab guru adalah membantu mengembangkan potensi kognitif,

afektif, dan psikomotorik pada peserta didik.

Guru sebagai sub sistem pendidikan nasional, sesuai perkembangan jaman

perlu mengetahui tingkat kemampuannya secara periodik, agar dapat ditingkatkan

pada kemampuan apa yang perlu mendapat perhatian khusus. Kendatipun ada

rencana pemerintah untuk menilai kinerja guru melalui empat kompetensi, yaitu:

(1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi profesional, (3) kompetensi

kepribadian, dan (4) kompetensi sosial, namun ketika penelitian ini dilaksanakan,

penilian kemampuan guru dalam mengajar masih dinilai dengan menggunakan

lembar format supervisi pembelajaran, yang dipandang telah menggambarkan

standar prestasi kerja guru secara umum.

Persoalannya sekarang ialah sejauh mana kesungguhan para guru

bersertifikasi dalam mengembangkan tugas pokoknya? Berdasarkan lampiran

keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor

025/O/1995 tanggal 8 Maret 1995 (1995: 17) dinyatakan:

Standar prestasi kerja guru adalah kegiatan minimal yang wajib dilakukan guru dalam proses belajar mengajar atau bimbingan untuk dapat naik pangkat/jabatan.

(21)

6

a) penyusunan program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan konseling;

b) penyajian program pengajaran atau praktik atau bimbingan dan konseling; dan

c) evaluasi belajar atau praktik atau bimbingan dan konseling.

2) Standar prestasi kerja Guru Pembina sampai dengan Guru Utama selain tersebut pada butir 1) ditambah kegiatan:

a) analisis hasil evaluasi belajar atau praktik atau bimbingan dan konseling;

b) penyusunan program perbaikan dan pengayaan atau tindak lanjut pelaksanaan bimbingan dan konseling; dan

c) pengembangan profesi dengan angka kredit sekurang-kurangnya 12 (dua belas).

Pada hari Senin, 14 Mei 2012 dilakukan wawancara singkat dengan

Kepala Sekolah Drs. Muhammad Basir dan dua orang guru senior SMK Negeri 1

Binjai, yakni bapak Drs. Resman Purba dan ibu Dra. Rosliana Girsang. Dalam

wawancara tersebut Kepala sekolah menyatakan : “Bahwa guru-guru tampaknya

masih perlu diawasi dalam pelaksanaan tugas pokoknya, dan masih ada guru yang

belum memahami prosedur penyusunan program perbaikan dan pengayaan.

Apalagi tentang model-model pembelajaran, belum tampak termuat dalam RPP

para guru”. Peneliti juga melakukan wawancara dengan guru matematika Dra.

Rosliana br Girsang seusai beliau mengajar di kelas X Akuntansi-1. “Saya belum

bisa membedakan model pembelajaran dengan metode pembelajaran,

yah...mengajar seperti biasalah”. Dari percakapan singkat itu, dapat disimpulkan

bahwa beliau belum mengetahui strategi atau model pembelajaran apa yang

digunakannya ketika menyajikan materi pelajaran kepada peserta didik.

Sejalan dengan tugas pokok guru, Resman Purba, menyatakan: “Menurut

hemat saya, bahwa dari tugas pokok guru tersebut belum seluruhnya dikerjakan

(22)

7

program perbaikan dan pengayaan, hanya beberapa orang guru saja yang sudah

melaksanakannya dengan apa adanya”.

Apabila dibandingkan dengan tugas seorang dokter, tentunya tugas

menganalisis hasil evaluasi belajar dan pelaksanaan pengajaran remedial

merupakan faktor pendukung profesionalitas seorang guru dalam kegiatan belajar

mengajar.

Di Kota Binjai terdapat 17 Sekolah Menengah Kejuruan, 15 SMK swasta

dan dua unit SMK Negeri yang kelompoknya berbeda. SMK Negeri 1 Binjai

adalah Kelompok Bisnis Manajemen (d/h SMEA) dan SMK Negeri 2 Kelompok

Teknologi Industri (d/h STM). SMK Negeri 1 Binjai merupakan Sekolah

Menengah Kejuruan yang tertua di kota Binjai yang didirikan pada tanggal 1

Agustus 1961 dengan Nomor Standar Sekolah (NSS) 341076101001 yang

beralamat di Jl. Saman Hudi No. 20 Binjai.

Sampai dengan bulan April 2012 guru-guru SMK Negeri 1 Binjai yang

telah lulus sertifikasi ada sebanyak 51 orang dengan rincian sebagai berikut:

Tabel 1.2. Keadaan Guru SMK Negeri 1 Binjai yang Bersertifikasi

No Tahun Lulus Jumlah Keterangan

1 2008 37 orang

Pada tahun 2008,Lulus dengan seleksi portofolio 3 orang 2 2009 4 orang

3 2010 4 orang 4 2011 6 orang

J u m l a h 51 orang Jumlah guru = 69 orang

Sumber: Dokumen; Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(23)

8

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa para guru SMK Negeri 1 Binjai

yang sudah lulus sertifikasi pada kurun waktu tahun 2008 sampai dengan tahun

2010 berjumlah 51 orang. Untuk rekrutmen tahun 2009 semua guru yang akan

disertifikasi diwajibkan mengikuti Pendidikan dan Latihan Profesi Guru.

Diantaranya ada yang sudah beberapa kali menikmati tunjangan profesinya

sebesar satu kali gaji pokok perbulan, yang biasanya dibayarkan secara triwulan

dan disetorkan langsung ke rekening guru yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan di lapangan, peneliti memprediksi

bahwa secara umum guru-guru SMK Negeri 1 Binjai belum sepenuhnya

melaksanakan tugas pokoknya sesuai standar prestasi kerja guru. Hal itu dapat

dilihat dari hasil studi dokumentasi terhadap kelengkapan perangkat mengajar

yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah, ternyata belum semua guru yang

bersertifikasi memiliki perangkat mengajar yang lengkap. Adapun perangkat

mengajar yang wajib dilengkapi oleh guru pada SMK Negeri 1 Binjai adalah:

(1) kalender pendidikan, (2) analisis waktu, (3) program tahunan, (4) program

semester, (5) rencana pelaksanaan pembelajaran, (6) kriteria ketuntasan minimal,

(7) silabus mata pelajaran, (8) daftar nilai siswa, (9) daftar hadir siswa, (10)

analisis hasil evaluasi belajar, dan (11) program perbaikan dan pengayaan.

Bertitik tolak dari hasil temuan terdahulu serta observasi awal dan

wawancara dengan beberapa orang guru yang sudah disertifikasi beserta dengan

pegawai tata usaha SMK Negeri 1 Binjai, mestinya mutu pendidikan dan kinerja

(24)

9

yang diberikan. Dengan demikian, perlu adanya evaluasi dampak sertifikasi guru

terhadap kemampuan pengembangan tugas pokok guru.

Sehubungan dengan banyaknya guru yang telah memperoleh sertifikat

guru profesional di SMK Negeri 1 Binjai, maka sekolah ini menarik untuk

dianalisis kemampuan guru yang sudah mendapat sertifikat guru profesional atau

guru bersertifikasi dalam mengembangkan tugas pokoknya.

B. Fokus Permasalahan Penelitian

Fenomena empirik tentang sertifikasi guru dan dampaknya terhadap hasil

uji kompetensi guru merupakan salah satu isu yang masih hangat dibicarakan dan

termasuk paradigma pendidikan yang sedang berkembang saat ini. Berdasarkan

latar belakang masalah penelitian yang telah diuraikan terdahulu, maka fokus

permasalahan mendasar dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

Bagaimana kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan tugas

pokok guru di SMK Negeri 1 Binjai ?” Bertitik tolak pada fokus masalah

tersebut selanjutnya dirumuskan pertanyaan penelitian berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan

penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di SMK Negeri 1

Binjai?

2. Bagaimanakah kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan

penyajian program pembelajaran di SMK Negeri 1 Binjai?

3. Bagaimanakah kemampuan guru bersertifikasi dalam melaksanakan

(25)

10

4. Bagaimanakah kemampuan guru bersertifikasi dalam menganalisis hasil

evaluasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Binjai?

5. Bagaimanakah kemampuan guru bersertifikasi dalam melaksanakan

program perbaikan dan pengayaan hasil pembelajaran di SMK Negeri 1

Binjai?

C. Tujuan Penelitian

Secara umum tujuan penelitian ini ingin mengungkapkan kemampuan

guru yang bersertifikasi dalam pengembangan dan implementasi tugas pokok guru

demi meningkatkan prestasi belajar siswa pada SMK Negeri 1 Binjai. Secara

khusus tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan guru

bersertifikasi dalam mengembangkan:

1. Penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 1 Binjai.

2. Penyajian program pembelajaran di SMK Negeri 1 Binjai.

3. Evaluasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Binjai.

4. Analisis hasil evaluasi belajar siswa di SMK Negeri 1 Binjai.

5. Program perbaikan dan pengayaan hasil pembelajaran di SMK Negeri 1

Binjai.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoritis manfaat penelitian ini dapat memberikan kontribusi bagi:

1. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal

Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan dalam membuat

kebijakan-kebijakan tentang sertifikasi guru yang berkaitan dengan

(26)

11

2. Pengembangan teori tentang kinerja guru dalam keseluruhan kegiatan

pembelajaran, agar setiap guru mampu membangun kognitif, afektif dan

psikomotorik siswa dengan efektif dan efisien.

Secara praktis penelitian ini diharapkan memberi gambaran bagi:

1. Kepala Sekolah, sejauhmana pengaruh sertifikasi guru terhadap

pelaksanaan tugas pokok guru, sehingga dapat memotivasi Kepala

Sekolah untuk melaksanakan supervisi pembelajaran secara berkala, dan

penyesuaian komponen-komponen supervisi pembelajaran yang belum

terdeteksi selama ini.

2. Guru, bahwa dengan mengetahui indikator-indikator tugas pokok guru,

akan mendorong guru lebih fokus untuk mengembangkan tugas pokoknya

sesuai dengan perkembangan jaman, khususnya dalam bidang teknologi

(27)

113

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan paparan data dan hasil penelitian yang telah diuraikan

terdahulu, maka simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru bersertifikasi telah dapat mengembangkan program pembelajaran

semester yang didahului oleh analisis waktu yang cermat. Dasar

pembuatan program sangat spesifik karena hanya berlaku bagi kelas yang

hari masuknya sama berdasarkan jadwal yang dibuat oleh kepala sekolah.

Pada lembar program semester terjadi pembaharuan, dimana cara

pengisian/penulisan dari sebelumnya dalam bentuk “arsiran” pada minggu

pertama sampai dengan minggu ke-lima, menjadi “angka alokasi waktu”

sesuai dengan tanggal masuk di kelas tersebut setiap bulan dalam kurun

waktu satu semester. Sementara dalam pengembangan pembuatan

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) telah tampak adanya

pembagian waktu untuk kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir

pada bagian langkah-langkah pokok atau skenario pembelajaran. Guru

bersertifikasi sudah mencantumkan nilai-nilai pendidikan budaya dan

karakter bangsa, model pembelajaran dan metode pembelajaran dalam

RPP. Pada bagian evaluasi telah dituliskan kunci jawaban dari soal yang

akan diujikan dalam ulangan harian pada ranah pengetahuan. Hanya

sebagian kecil guru-guru pada mata pelajaran produktif yang

(28)

114

2. Ada pengembangan pengetahuan tentang model-model pembelajaran bagi

guru bersertifikasi setelah mengikuti PLPG, tetapi belum mampu

menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Pengembangan

kompetensi mengajar guru yang bersertifikasi belum signifikan. Guru

masih mengajar secara tradisional atau mekanistik. Salah satu prosedur

pembelajaran yang belum tampak ialah bahwa guru tidak menyampaikan

tujuan pembelajaran kepada siswa, sebagai motivasi dan pemusatan

pikiran siswa. Perubahan yang mendasar ialah bahwa sedikitnya 30 persen

guru yang bersertifikasi sudah mengajar dengan menggunakan laptop dan

infokus. Dan kehadiran guru disekolah sudah jauh lebih baik, demikian pula pada saat masuk kelas sudah tepat waktu.

3. Pengembangan yang tampak dalam menetapkan nilai akhir atau nilai rapor

siswa ialah bahwa guru bersertifikasi mengutamakan hasil nilai ulangan

harian, penyelesaian tugas-tugas individu dan kelompok, serta

pertimbangan terhadap sikap/moral siswa ketika berinteraksi di dalam

maupun di luar kelas. Hanya beberapa orang guru-guru bersertifikasi pada

mata pelajaran produktif yang sudah mulai mengembangkan penilainnya

pada ranah sikap dan keterampilan.

4. Belum semua guru bersertifikasi mampu mengembangkan analisis hasil

evaluasi belajar siswa secara ilmiah, yaitu dalam kegiatan analisis tingkat

kesukaran soal, menggambarkan grafik kedudukan siswa, dan menetapkan

siswa yang masuk dalam kategori perbaikan atau pengayaan dengan cara

(29)

115

Berdasarkan dokumen yang tersedia, tidak lebih dari 30% guru

bersertifikasi yang sudah melaksanakan dan memiliki dokumen analisis

hasil evaluasi belajar siswa pada SMK Negeri 1 Binjai.

5. Guru bersertifikasi pada SMK Negeri 1 Binjai belum tampak

kemampuannya dalam mengembangkan tugas pokok guru tentang

program perbaikan dan pengayaan.

Banyak guru yang sudah disertifikasi belum memahami pelaksanaan

remedial bagi siswa. Remedial yang dilakukan guru dalam prakteknya

hanya memberikan tugas atau menjawab kembali soal-soal tes yang belum

bisa dijawab siswa dengan benar. Hasilnya diserahkan kembali oleh siswa

kepada guru yang bersangkutan dalam waktu yang relatif singkat, dan

tidak ada pemantauan dari guru terhadap upaya yang dilakukan siswa

dalam rangka perbaikan nilainya yang masih rendah. Tegasnya, belum ada

pelaksanaan pembelajaran remedial atau pengajaran individual di sekolah.

Demikian pula dengan kegiatan pengayaan, sama sekali belum terlaksana

di SMK Negeri 1 Binjai.

6. Kehadiran untuk melaksanakan tugas di sekolah dan kelengkapan

dokumen perangkat mengajar guru bersertifikasi di SMK Negeri 1 Binjai

meningkat dibandingkan dengan sebelum disertifikasi.

B. Implikasi

1. Kemampuan guru bersertifikasi dalam mengembangkan program

(30)

116

membantu guru dalam menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

untuk standar kompetensi/ kompetensi dasar tertentu secara efektif dan

efisien. RPP yang dibuat oleh guru yang bersertifikasi dapat digunakan

sebagai standar pada kelas-kelas yang paralel untuk mata pelajaran yang

sama, bahkan dapat berlaku umum bagi sekolah yang setara dan sejenis.

2. Guru bersertifikasi, baru mengenal model-model pembelajaran yang

efektif yang diperkenalkan ketika mengikuti kegiatan PLPG selama

sepuluh hari, dalam waktu yang begitu singkat tentu tidak mungkin

ditanamkan kepada para guru tentang tahapan penerapannya. Sehubungan

dengan hal itu, buku sumber (referensi) tentang model-model

pembelajaran mendesak untuk disosialisasikan kepada guru. Hingga dalam

rentang waktu penelitian ini, guru yang bersertifikasi belum terpanggil

untuk menerapkannya di dalam kelas. Dengan demikian guru kini dituntut

untuk mengubah paradigma mengajar secara tradisional yang selalu

mengandalkan metode ceramah ke bentuk pembelajaran yang efektif

dengan mengimplementasikan model-model pembelajaran yang telah

terbukti dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Kegiatan ini penting

dilaksanakan, karena terkait dengan pengembangan keprofesian

berkelanjutan yang salah satu bentuknya adalah melaksanakan Penelitian

Tindakan Kelas (PTK) di sekolah. Tegasnya, menyajikan program

pembelajaran di depan kelas merupakan tugas pokok guru yang paling

(31)

117

3. Kemampuan dan kecermatan guru dalam melaksanakan evaluasi belajar

siswa akan menumbuhkan dan membangun rasa adil bagi siswa,

disamping itu siswa dapat lebih mengenal dan menyadari spesifikasi

kompetensi yang dimilikinya, karena hasil penilaian yang diberikan oleh

guru dalam rapor akan mempengaruhi arah studi lanjutannya, yang linier

dengan arah kehidupan siswa tersebut pada masa yang akan datang.

4. Kemampun guru bersertifikasi dalam mengembangkan analisis hasil

evaluasi belajar siswa, adalah kegiatan yang menunjukkan keprofesionalan

seorang guru. Konsekwensinya, guru terus dituntut menguasai materi

pelajaran, struktur, konsep mata pelajaran yang diampunya, dan mengenal

karakteristik peserta didiknya.

5. Guru yang belum melaksanakan program perbaikan dan pengayaan,

semestinya belum layak disebut sebagai “guru profesional”. Karena

kegiatan perbaikan dan pengayaan yang dilaksanakan dalam pengajaran

remedial akan menunjukkan keahlian guru itu menguasai secara mendalam

bahan ajar mata pelajaran yang diampunya. Dengan kata lain,

langkah-langkah yang dikerjakan oleh guru dalam mendiagnosis kesulitan belajar

siswa merupakan ciri khas spesialisasinya sebagai guru yang

bersertifikasi.

C. Saran

1. Disarankan kepada pemerintah dalam hal ini adalah Dinas Pendidikan

kabupaten/kota agar menerbitkan “Kalender Pendidikan” paling lambat

(32)

118

pendidikan merupakan dasar pembuatan analisis waktu, yang seterusnya

akan berkaitan dengan pembuatan program pembelajaran tahunan,

semester dan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

Penyusunan program pembelajaran secara holistik hendaknya tidak asal

jadi, tetapi benar-benar realistis dapat diterapkan di lapangan.

2. Kepada para guru bersertifikasi yang telah menerima tunjangan profesi

agar diwajibkan membeli laptop dan buku-buku tentang model-model

pembelajaran yang kini telah banyak tersedia di toko buku, tumbuhkan

minat baca yang tinggi pada buku tersebut, kemudian segera mulai diuji

coba dan diterapkan, seraya terus menerus mengembangkan keterampilan

mengajar dengan bantuan power point. Pembelajaran haruslah

menyenangkan bagi siswa, dan keadaan itu hanya dapat terjadi ketika guru

menerapkan model-model beserta metode pembelajaran yang bervariasi.

Supervisi pembelajaran terhadap guru yang bersertifikasi di kelas oleh

kepala sekolah, pengawas sekolah atau oleh guru-guru senior yang

dipandang layak oleh kepala sekolah perlu terus dilaksanakan secara

berkala. Pelaksanaan lesson study diyakini akan dapat meningkatkan

kemampuan guru dalam mengembangkan penyajian program

pembelajaran di depan kelas.

3. Sudah saatnya para guru mengembangkan penilaian yang seutuhnya.

Bukan hanya pada ranah kognitif saja, tetapi juga pada ranah afektif dan

psikomotor atau unjuk kerja, serta menanamkan nilai-nilai budaya dan

(33)

119

di lingkungan sekolah. Hasil penilaian terhadap ranah afektif dan

psikomotor, maupun nilai-nilai karakter hendaknya mendapat tempat juga

pada buku rapor siswa, sama seperti penilaian terhadap ranah kognitif.

4. Analisis hasil evaluasi belajar siswa seharusnya menjadi pekerjaan yang

mengasyikkan bagi guru. Sehubungan dengan hal itu disarankan kepada

guru agar terus memperdalam pengetahuannya dalam bidang tersebut, agar

selalu diperoleh deskripsi kemajuan belajar siswa yang akurat untuk setiap

kompetensi dasar yang dituntut dari siswa.

5. Kepada para guru disarankan agar terus mengembangkan pelaksanaan

pengajaran remedial. Dalam kegiatan ini fungsi guru sebagai pendidik

lebih dominan, membuat siswa yang tidak tahu menjadi tahu, siswa yang

malas menjadi rajin, siswa yang bermasalah menjadi siswa yang baik.

Sehingga siswa termotivasi untuk terus memperbaiki dan meningkatkan

kompetensinya. Keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran

remedial perlu terus dikembangakan, karena merupakan salah satu

indikator guru yang profesional dalam mata pelajaran yang diampunya.

6. Pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja guru-guru bersertifikasi perlu

dilaksanakan secara terus menerus dan terpadu antara pihak sekolah

(34)

120

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara

Arthana, I Ketut Pegig dan Nasutiyon, Wisnu B. Pengaruh Sertifikasi Guru terhadap Kompetensi Mengajar Guru Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan Benjeng Kabupaten Gresik. Teknologi Pendidikan, 10 (2): 47-62.

Asrori, Mohammad. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

Aunillah, Isna Nuria. 2011. Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter di Sekolah. Jogjakarta: Laksana

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Chairi, Anis. 2009. Landasan Filsafat dan Metode Penelitian Kualitatif. Paper disajikan pada Workshop Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif, Laboratorium Pengembangan Akuntansi (LPA) Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 31 Juli – 1 Agustus 2009.

Danim. Sudarwan. 2011. Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: Publisher

Direktorat Pendidikan Guru dan Tenaga Teknis. 1995. Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Deputi Menteri Sekertaris Negara Bidang Perundang-undangan. 2005. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

Dirjen Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2012. Rambu-rambu Pelaksanaan Pendidikan dan Latihan Profesi Guru (PLPG)(buku 4). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif (Analisis Data). Jakarta: Raja

Grafindo Persada.

(35)

121

Huriyah, Lilik. 2009. Problematika Sertifikasi Guru. Lentera, 8 (13): 9 – 19

Irtanto, dkk. 2010. Implementasi Kebijakan PP19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Studi Kompetensi Kualitas SDM Guru SMA Negeri Perkotaan di Jawa Timur). (Oneline), (http://www.google.co,id/#hl, diakses 24 Mei 2012).

Iskandar dan Mukhtar. 2009. Orientasi Baru Supervisi Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Press.

Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 025/O/1995 tanggal 8 Maret 1995.

Komariah, Aan, dan Satori, Djam’an. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta

Latiana, Lita. 2009. Peran Sertifikasi Guru dalam MeningkatkanProfesionalisme Pendidik. Semarang: Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Diponegoro. Mahmudi, Ali. 2009. Mengembangkan Kompetensi Guru melalui Lesson Study.

Jurnal Forum Kependidikan FKIP UNSRI, 28 (2): 1-10.

Mariyana, Rita. Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-Kanak (Studi Deskriptif terhadap Guru TK di Kota Bandung), (Oneline), (http://file.upi.edu/direktori/FIP/Jur, diakses 23 Mei 2012).

Martiningsih, dan Siahaan. 2008. Seputar Sertifikasi Guru.Jurnal Teknologi Pendidikan, 12(1): 91-67.

Miles. B, Matthew & A.Michael Huberman. Tanpa tahun. Analisis Data Kualitatif. Terjemahan oleh Tjetjep Rohendi Rohidi. 2007. Jakarta: Universitas Indonesia.

Moleong, J.Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Ramaja Rosdakarya

Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyono, dkk. 2008. Dampak Sertifikasi terhadap Kinerja Guru di SMP Negeri 1 Lubuk Linggau. Artikel, (Oneline), (http://www.pdf queen.com, diakses 28 Mei 2012).

(36)

122

Payong, R. Marselus. 2011. Sertifikasi Profesi Guru (Konsep Dasar, Problematika, dan Implementasinya). Jakarta: Indeks.

Putra, Nusa. 2012. Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi. Jakarta: Indeks.

Rasyid, Harun dan Mansur. 2007. Penilaian Hasil Belajar. Bandung: Wacana Prima

Rimang, Suwadah Siti. 2011. Meraih Predikat Guru dan Dosen Paripurna. Bandung: Alfabeta.

Rusman. 2011. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan. Bandung: Alfabeta

---, Syaiful. 2011. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta.

Satori, Djam’an dan Komariah, Aan. 2011. Metodologi Penelitian Kualitattif. Bandung: Alfabeta.

Sekretaris Negara Republik Indonesia. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas Republik Indonesia.

Soedarsono, Soemarno. 2008. Membangun Kembali Jati Diri Bangsa. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan: prinsip dan operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group.

Sukardi. 2010. Evaluasi Pendidikan: Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi Aksara.

Sunaria, Nono Harsono. 2008. Survey terhadap Pendapat Guru mengenai Sertifikasi dalam Jabatan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Kelas V SD Laboratorium UPI. Jurnal Pendidikan Dasar, April 2008,(9)

(37)

123

Sutisna, Anan. 2007. Uji Kompetensi dan Program Sertifikasi bagi Pendidik dan Tenaga Kependidikan Pendidikan Luar sekolah. Jurnal Ilmiah Visi PTK-PNF, 2 (1): 4-16.

Suwandi dan Basrowi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Syamsuri, Istamar. 2010. Peningkatan Kompetensi Guru untuk Meningkatkan Minat Siswa pada Bidang MIPA. (Oneline), (http://www.google.co,id, diakses 24 Mei 2012).

Tim Direktorat Profesi Pendidik, Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK). 2012. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru). Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

Tutik, Triwulan Titik dan Trianto. 2007. Sertifiksasi Guru: dan Upaya Peningkatan Kualifikasi, kompetensi dan Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi Pustaka Publisher.

Winarsih. 2008. Implementasi Kebijakan Sertifikasi Guru Sekolah Dasar (Studi Kasus di Kabupaten Semarang). Tesis tidak diterbitkan. Semarang: Program Pascasarjana Universitas Diponegiro.

Yamin, Martinis. 2009. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia”. Jakarta: Gaung Persada Press.

Gambar

Tabel    1.1 Kualifikasi Guru Indonesia pada Tahun 2009 Menurut
Gambar 2.1
Tabel 1.1 Kualifikasi Guru Indonesia pada Tahun 2009 Menurut Jenjang        Pendidikan
Tabel 1.2.  Keadaan Guru SMK Negeri 1 Binjai yang  Bersertifikasi

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keberhasilan program P-LDPM dan faktor-faktor yang berhubungan dengan keberhasilan program di Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun

Tabel berikut ini menggambarkan analisis liabilitas keuangan Reksa Dana ke dalam kelompok jatuh tempo yang relevan berdasarkan periode yang tersisa pada tanggal posisi

Persamaan antara kedua program dilihat dari plot atau alur yang terjadi pada episode yang diteliti, baik Program Indonesia Lawyers Club TV One maupun Indonesia Lawak Klub Trans7

Penetapan tersangka dilakukan Bareskrim Polri setelah melakukan gelar perkara terbuka terbatas di Mabes Polri sejak kemarin, Selasa (15/11/2016).”Diraih

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pada penggunaan bahasa di grup chat LINE remaja Perumahan Kartika Wanasari Indah Cibitung Bekasi terdapat gejala bahasa

Gaya kepemimpinan periu dipandang sebagai faktor yang terpisah dari program pelatihan keIja, karena gaya kepemimpinan cenderung dipengaruhi oleh tipikaI pribadi pemimpin

Dalam pengelolaaimya dipimpin oleh seorang dosen yang keahliannya telah memenuhi persyaratan sesuai dengan cabang ilmu pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian tertentu

Bila node sudah terbentuk, langkah selanjutnya adalah memasukkan data kecepatan dan kapasitas pada masing-masing jalan ( link ) yang dibentuk dari dua node yang