BAB II
KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Teoretis
Kerangka teoretis merupakan salah satu pendukung sebuah penelitian, hal ini karena kerangka teoritis adalah wadah dimana akan dijelaskan teori-teori yang berhubungan dengan variabel-variabel yang diteliti. Arikunto (2006: 107) mengatakan, “Kerangka teori merupakan wadah yang menerangkan variabel atau pokok permasalahan yang terkandung dalam penelitian.” Teori-teori tersebut digunakan sebagai bahan acuan untuk pembahasan selanjutnya. Dengan demikian, kerangka teoretis disusun agar penelitian diyakini kebenarannya.
1. Pengertian Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu yang ikut membentuk watak kepercayaan, atau perbuatan seseorang. Jadi, pengaruh adalah suatu daya upaya yang timbul dari suatu kegiatan yang membentuk watak kepercayaan maupun perbuatan seseorang.
2. Pengertian Metode
Metode adalah cara sistematis dan berpikir secara baik untuk mencapai tujuan, prinsip, dan praktik-praktik pengajaran bahasa. Metode adalah cara yang
telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan; cara belajar.
Sehubungan dengan upaya ilmiah,maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan. Pengetahuan tentang metode-metode mengajar sangat di perlukan oleh para pendidik,sebab berhasil atau tidaknya siswa belajar sangat bergantung pada tepat atau tidaknya metodemengajar yang digunakan oleh guru.
Metode belajar yang mampu membangkitkan motif, minat atau gairah belajar murid dan menjamin perkembangan kegiatan kepribadian murid adalah metode diskusi. Metode diskusi merupakan suatu cara mengajar yang bercirikan oleh suatu keterikatan pada suatu topik atau pokok pertanyaan atau problem. Di mana para anggota diskusi dengan jujur berusaha mencapaiatau memperoleh suatu keputusan atau pendapat yang disepakati bersama.
menarik dan memotivasi siswa. Jadi, metode pembelajaran yang tepat pada penelitian saya ini adalah metode Lerning Starts With A Questian.
3. Pengertian Metode Learning Start With a Question (LSQ)
Suprijono (2010:112) menyatakan, “metodelearning start with a question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran aktif dalam bertanya.”
Siberman (2009:144) menyatakan ,” metodelearning start with a question (LSQ) adalah suatu metode pembelajaran yang merangsang siswa untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka.
Burahman (2009:07) menyatakan, MetodeLearning Start With a Question (LSQ) merupakan suatu model pembelajaran aktif dalambertanya, dimana agar siswa aktif dalam bertanya maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajari yaitu dengan membaca terlebih dahulu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode learning start with a question (LSQ) adalah metode yang merangsang keinginan siswa
untuk bertanya tentang mata pelajaran mereka sehingga membuat siswa aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu.
membuat rangkuman serta membuat daftar pertanyaan, sehingga dapat terlihat berapa persen siswa yang belajar dan yang tidak belajar. Dengan membaca maka dapat memetik bahan-bahan pokok yang penting.
Dalam membaca terdapat beberapa cara seperti : 1). Saat membaca, siswa memberi garis bawah. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui kata yang penting atau kata-kata yang kurang dimengerti. 2). Siswa membuat catatan atau ringkasan hasil bacaan. Hal ini bertujuan agar siswa mengetahui materi yang perlu dihafal atau dikaji ulang. Dengan bertanya akan membantu siswa belajar dengan kawannya, membantu siswa lebih sempurna dalam menerima informasi, atau dapat mengembangkan keterampilan kognitif tingkat tinggi. Dengan demikian guru tidak hanya akan belajar bagaimana “ bertanya” yang baik dan benar, tetapi juga belajar bagaimana pengaruh bertanya di dalam kelas. Kelancaran bertanya (fluency) adalah merupakan jumlah pertanyaan yang secara logis dan relevan diajukan guru kepada siswa di dalam kelas. Kelancaran bertanya ini sangat diperlukan bagi guru di dalam proses belajar-mengajar. Pertanyaan yang disajikan guru diarahkan dan ditujukan pada pelajaran yang memiliki informasi yang relevan dengan materi pelajaran, untuk membantu siswa dalam mencapai tujuan pelajaran yang telah ditetapkan.
a. Langkah-langkah Pembelajaran Learning Starts With A Question
Menurut Suprijono (2010:112), langkah-langkah motode pembelajaran learning starts with a question adalah :
2. Guru meminta siswa untuk mempelajari materi yang akan dipelajari dan meminta siswa untuk menuliskan atau memberi tanda pada bagian bacaan yang tidak dipahaminya dirumah.
3. Guru meminta siswa untuk bertanya materi yang kurang dipahami.
4. Pada saat membaca, Guru mulai melakukan kegiatan sesuai yang direncanakan di dalam rancangan pembelajaran.
b. Keunggulan Metode Learning Starts With A Question
Menurut Suprijono (2010: 115), keunggulan metode learning starts with a question adalah sebagai berikut :
1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar. 2. Pembelajaran dapat lebih menarik.
3. Pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan menerapkan teori belajar. 4. Waktu pelaksanaan pembelajaran dapat diperpendek.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan.
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran
dapat ditingkatkan.
8. Peran guru berubahan kearah yang positif.
c. Kelemahan Metode Learning Starts With A Question
Menurut Suprijono (2010: 115), keunggulan metode learning starts with a question adalah sebagai berikut :
4. Pengertian Kemampuan Menulis Artikel a. Kemampuan Menulis
Kemampuan berasal dari kata “mampu” , dalam bahasa inggris “ability” yang berarti kecakapan dan kesanggupansuatu kemampuan dapat saja muncul dalam bentuk intelektual maupun psikal.ketika seseorang memiliki daya tertentu karena mengikuti serangkaian latihan atau karena pembawaan sehingga ia mampu melakukan suatu tindakan tertentu, maka ia disebut memiliki kemampuan. Kemampuan seperti ini merupakan kecakapan yang sering dibawa pada tugas atau aktivitas nyata.
Depdiknas (2005:707) menyatakan “kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan, dan kekayaan.” Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah kecakapan, kepandaian, atau kesanggupan seseorang melakukan sesuatu.
Kegiatan menulis merupakan kecermatan dan sifat telaten dalam menyajikan fakta, tanda baca, dan kalimat agar dipahami oleh orang lain. Menulis adalah rangkaian perasaan dan pikiran yang dituangkan kedalam bentuk lisan. Pada dasarnya menulis bukan hanya berupa melahirkan pemikiran atau perasaan saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis.
Tarigan (2005: 15) menyatakan bahwa menulis dapat diartikan sebagai kegiatan menuangkan ide/gagasan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai media penyampai.
Menulis dapat dianggap sebagai suatu proses maupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan.
Tarigan (2005:21) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang. grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa da gambaran grafik tersebut. Menulis merupakan suatu representasi bagian dari kesatuan-kesatuan ekspresi bahasa.
Pada prinsipnya fungsi menulis utama dari tulisan adalah sebagian alat komunikasi yang tidak langsung. Menulis adalah suatu bentuk berpikir, tetapi justru berpikir bagi membaca tertentu dan bagi waktu tertentu. Salah satu dari tugas terpenting sang penulis sebagai penulis adalah menguasai prinsip-prinsip menulis dan berpikir, yang akan dapat menolongnya mencapai maksud dan tujuannya.
b. Pengertian Artikel
Secara umum artikel adalah bentuk karya tulis yang bermanfaat untuk menyebarkan informasi kepada khalayak yang mengambarkan kegiatan ataupun suatu peristiwa. Salah satu segi pelayanan yang di berikan media massa adalah menyajikan artikel. Artikel merupakan tulisan yang tidak kalah pentingnya bagi pembaca terutama untuk tujuan pendidikan, yaitu untuk merebah pendidikan. Artikel berupaya untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan berbagai macam pengetahuan tentang berbagai hal.
Bahasa yang digunakan dalam artikel bukanlah bahasa yang panjang dan berbelit-belit. Dengan kata lain, kalimat yang dipakai harus padat , lugas, komunikatif, dan enak dibaca. Hal ini mengingat bahwa artikel tidak mutlak berisi fakta namun juga berisi opini, ide, dan pandangan yang sifatnya meyakinkan dan mendidik pembaca.
Depdiknas (2005:506) menyebutkan,” artikel adalah karya tulislengkap” misalnya laporan berita atau esai dalam majalah. Menurut definisi ini sebuah artikel idealnya membahas seluk beluk suatu tema secara tuntas.
Jadi, pengertian artikel adalah belajar menuangkan ide atau perasaan secara tertulis dalam bentuk karangan non fiksi yang bertujuan untuk menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud untuk meyakinkan pembaca.
c. Ciri-Ciri Umum Artikel
(2005:5), artikel yang ditulis untuk surat kabar atau majalah memiliki ciri-ciri yaitu :
1. Ditulis dengan atas nama (by line story)
Artikel adalah karya individual. Sebagai karya individual, seperti juga cerpen dalam dunia fiksi, artikel harus mencantumkan dengan jelas nama penulisnya , untuk kategori artikel opini, nama penulis biasanya dicantumkan di atas , di bawah judul. Sedangkan artikel di luar kategori opini seperti artikel ringan dan artikel praktis,nama penulis biasanya agak di sembunyikan dengan cara disimpan pada bagian akhir artikel, dan itupun ditempatkan dalam kurung. 2. Mengandung gagasan aktual dan kontro.versial
Artikel apapun yang ditulishendaknya mengandung gagasan aktual, kontroversial, atau kedua-duanya. Gagasan yang diangkat harus menyangkut kepentingan sebagian besar khalayak pembaca. Seorang penulis artikel tidak boleh asyik sendiri. Artikel yang ditulis harus memberikan lebih banyak manfaat bagi kepentingan mayoritas masyarakat sesuai dengan bahasa surat kabar atau majalah yang memuat artikel tertentu.
3. Ditulis secara referensial dengan visi intelektual
Artikel tanpa referensi sama saja dengan sayur tanpa garam. Visi yang digunakan untuk itu adalah sudut pandang sebagai intelektual atau orang terpelajar dengan merujuk pada kekuatan logika. Oleh karena itu, artikel harus logis, sistematis, analisis, akademis dan etis.
Artikel konsumsi surat kabar atau majalah harus tunduk kepada jurnalistik.ciri utama bahasa jurnalistik adalah sederhana, jelas, lugas, singkat, menarik, segar, ringan dicerna, gampang diingat, mudah dimengerti dan dipahami arti,maksud dan arahnya (komunikatif).
5. Singkat dan lugas
Singkat artinya tidak bertele-tele, tidak berputar-putar, tidak mengerjai pembaca, tidak membuang-buang waktu yang sangat berharga bagi siapapun. Jadi, artikel harus ditulis secara ringkas, langsung kepada pokok persoalan. Sedangkan tuntas adalah tidak bersambung ke edisi selanjutnya.
6. Orisinal
Orisinal maksudnya artikel yang ditulis aslinya merupakan karya sendiri, bukan hasil menjiplak maupun membajak. Untuk menghindari plagiat seorang penulis harus menguasai sekaligus mengapalkan etika penulisan dan pengutipan.
d. Langkah-Langkah Menulis Artikel
Sebenarnya yang harus dilakukan ketika akan memulai menulis artikel untuk surat kabar, tabloid, atau majalah adalah mempersiapkan bagaimana penulisan artikel.
Menurut Sumadiria(2005:15) tujuh langkah persiapan menulis artikel yaitu:
1. Mengenali tiga tahapan penulisan artikel 2. Mencari ide yang menarik
5. Merumuskan tesis secara jelas dan ringkas
6. Membuat kerangka karangan dengan menggunakan pola 3P (pendahuluan, pembahasan,penutup)
7. Memilih referensi yang relevan, aktual, dan revresentatif. e. Pengertian Artikel Pendidikan
Artikel pendidikan adalah karya tulis yang aktual biasanya singkat dan lengkap yang dimuat di media cetak yang isinya membahas hal pendidikan dengan tujuan , dan menawarkan pemecahan masalah.
f. Penilaian Artikel
Menurut Sumadiria (2005:43) menyatakan, ada enam langkah yang harus dikerjakan adalam penilaian artikel. Pertama, kuasai dulu intro. Kedua, kenali yang baik fungsi intro. Ketiga, carilah salah satu intro yang tepat sesuai dengan tuntutan topik. Keempat, gunakan beberapa teknik pengembangan bahasa untuk mempertajam pengamatan serta memfokuskan ruang bidik analisis. Kelima, perhatikan tiga prinsip dasar komposisi. Keenam, kuasai dengan baik cara penyusunan pesan. Ketujuh, pilih jenis penutup yang relevan dan paling baik.
kesatuan ide, kepaduan bentuk (kohesi), kepaduan makna (koherensi) serta ejaan baik berupa pemakaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan tanda baca. 1. Pembuatan Judul
Judul adalah identitas sebuah artikel. Judul sangat penting bagi artikelitu sendiri dan bagi khalayak pembaca. Judul artikel yang baik untuk berkonsumsi oleh pers adalah provokatif, singkat dan padat, relevan, fungsional, formal, representatif, merujuk pada bahasa baku. Provokatif artinya, judul yang dibuat harus mampu membangkitkan minat dan perhatian sehingga khalayak pembaca tergoda seketika untuk membaca artikel, minimal sampai intro atau tiga paragraf pertama. Singkat dan padat maksudnya langsung pada pokok bahasan dan tidak bertele-tele. Bagi pers judul tidak lebih dari 3-7 kata. Relevan, artinya beekaitan atau sesuai dengan pokok bahasan dan tidak menyimpang dari topik. Formal, artinya menghindari penulisan judul yang sifatnya kaku, dingin, dan formal. Refresentatif, artinya judul yang sudah ditetapkan memang mewakili pokok bahasa. Berarti judul merupakan identitas awal sebuah artikel.
2. Intro
setiap paragrafnya), kredibilitas ( menunjukkan kepada pembaca mengenai pengetahuan yang sesuai).
3. Urusan organisasi pesan
Seluruh uraian artikel yang ditulis harus tersusun dengan rapi dan tertib. Pendekatan yang bisa membantu untuk meningkatkan kemampuan dalam penataan pesan disebut teori organisasi pesan. Organisasi pesan menunjuk pada enam macam urutan, yaitu deduktif-induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal.
Deduktif-induktif merupakan pola pengembangan paragraf. Jika uraian artikel dimulai dengan kesimpulan atau tesis kemudian disusul dengan penjelasan, rincian, dan latar belakang disebut deduktif. Sebaliknya jika penjelasan mendahului kesimpulan disebut induktif. Kronologis, maksudnya pesan yang disampaikan berdasarkan urutan waktu. Logis, maksudnya pesan yang disampaikan berdasarkan sebab-akibat. Spasial, maksudnya uraian artikel disusun berdasarkan urutan ruangan dan tempat. Sedangkan topikal, berarti pesan yang disampaikan berdasarkan uraian topik atau pokok.
4. Prinsip komposisi artikel
khusus menunjukkan adanya pertautan seperti : dengan demikian, oleh karena itu, akibatnya, sebagai contoh, langkah berikutnya, dan lain-lain.
5. Ide atau gagsan
Tidak semua ide dapat ditulis untuk artikel dalam surat kabar, tabloid, majalah, meskipun ide itun menarik dan orisinal. Syarat ide yang baik harus merujuk pada tiga hal : aktual adalah gagasan yang muncul mengandung unsur kebaruan, relevan maksudnya ide yang ditulis sesuai disiplin ilmu, dan terjangkau maksudnya merujuk pada daya dukung tenaga, biaya, dan reverensi.
6. Cara menutup artikel
Salah satu fungsi intro adalah untuk membangkitkan perhatian dan minat khalayak pembaca (provokatif), pengembangna bahasa berfungsi untuk mempertajam analisis bahasan, maka fungsi penutup adalah menyatakan kesimpulan, menegaskan kredibilitas penulis, dan menciptakan kesan mendalam terhadap khalayak pembaca.
B. Kerangka Konseptual
Pada kerangka teoretis telah dijabarkan dan dijelaskan hal-hal yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini. Pada kerangka konseptual ini disajikan konsep-konsep dasar yang sesuai dengan permasalahan penelitian yang akan dilaksanakan.
Sama halnya dalam menulis sebuah artikel pada pelajaran bahasa dan sastra Indonesia, siswa diharapkanharus mengetahui pembelajaran artikel yakni bagaimana kriteria menulis sebuah artikel yang baik. Seperti yang telah dikemukakan dalam landasan teoretis bahwa artikel tulisan non-fiksi yang isinya lengkap, padat, dan panjangnya tak tertentu, dimuat dalam surat kabaratau majalah yang bertujuan menyampaikan gagasan dan fakta dengan maksud meyakinkan, mendidik atau menghibur.
Dalam meningkatkan kemampuan siswa menulis artikel, metode learning starts with a question merupakan salah satu alternatifyang digunakan guru atau
pengajar dalam proses pembelajaran. Metode learning starts with a question adalah suatu strategi pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman dalam belajar yang mengaktifkan pembelajaran untuk melakukan tindakan dalam menulis artikel yang didasarkan pada masalah.
Model pembelajaran konvensional adalah model pembelajaran ynag biasa digunakn guru dalam pengajaran. Salah satunya adalah model verbal yakni model ceramah, tanya jawab, dan demontrasi. Model ceramah merupakan salah satu cara mengajar yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi, atau uraian tentang suatu pokok persoalan serta masalah secara lisan.
dan bagaiman menutup artikel. Selain itu, keterampilan menulis artikel ini akan dilihat dari pemilihan diksi yang tepat, kesatuan ide, kepaduan bentuk (kohesi), kepaduan makna (koherensi) serta ejaan yang baik berupa pemkaian huruf, penulisan kata, penulisan unsur serapan dan tanda baca.
Dengan kerangka berpikir seperti diatas dapat dilakukan bahwa metode learning starts with a question lebih mendukung kemampuan siswa dalam
menulis artikel.
C. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah pendidikan yang perlu dikaji kebenarannya berdasarkan data penelitian.
Menurut Arikunto (2010: 112) menyatakan, “sebuah hipotesis adalah rumusan gambaran sementara dalam penyelidikan untuk mencari jawaban yang sebenarnya.”
Bertitik tolak dari judul penelitian, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi
Lokasi penelitian ini dilakukan di SMA Negeri I Kualuh Hulu Tahun Pembelajaran 2011/2012. Adapun yang menjadi alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut :
a. Keadaan atau situasi sekolah dan jumlah siswa mendukung untuk diadakan penelitian.
b. Sekolah tersebut belum pernah diadakan penelitian tentang topik yang diteliti penulis.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pembelajaran 2011/2012 di SMA Negeri I Kualuh Hulu.
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Arikunto (2010 :173) menyatakan bahwa: “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi. Studi atau penelitiannya juga disebut studi populasi atau studi sensus. Adapun populasi dalam penelitian ini meliputi seluruh siswa kelas XI SMA Negeri I Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri
dari VIII kelas yaitu IV kelas IPA dengan jumlah 156 siswa dan IV kelas IPS dengan jumlah 152 siswa. Jadi, jumlah keseluruhan kelas XI adalah 308 siswa. Populasi yang diambil adalah seluruh kelas XI IPS.
TABEL 1
Populasi Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 1 Kualuh Hulu
No. Kelas Jumlah Siswa
1. XI IPS I 40
2. XI IPS 2 40
3. XI IPS 3 40
4. XI IPS 4 32
Total 152
2. Sampel
Selanjutnya, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.
Berdasarkan pendapat diatas dan pertimbangan populasi relatif homogen, maka sampel siswa dalam penelitian ini diambil sebayak 80 orang dari seluruh siswa kelas XI IPS SMA Negeri I Kualuh Hulu Kabupaten Labuhan Batu Utara. Mengambil 2 kelas sebagai sampelnya.
Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan dengan teknik claser sampling (acak) kelas sebagai subjek penelitian. Adapun cara yang ditempuh
untuk menentukan sampel adalah sebagai berikut :
1. Untuk menentukan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, maka dibuat gulungan kertas bertuliskan seluruh kelas populasi.
2. Setelah itu, dilakukan pengocokan untuk mengambil satu gulungan kertas yang akan dijadikan kelompok eksperimen dan satu gulungan yang akan dijadikan kelompok kontrol. Misalnya, kelas XI IPS-2 dan KELAS XI IPS-3 yang terpilih, maka kelas itulah yang akan menjadi sampel dalam penelitian.
C. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen,dengan maksud untuk melihat akibat dari suatu perlakuan. Metode ini digunakan karena peneliti ingin mengetahui Pengaruh Metode Learning Starts With A Question terhadap Kemampuan Menulis Artikel Siswa Kelas XI SMA
Negeri 1 Kualuh Hulu Tahun Pembelajaran 2011/2012. D. Definisi Operasional
Penelitian ini adalah Pengaruh Metode Learning Starts With A Questionl terhadap Kemampuan Menulis Artikel Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Tahun Pembelajaran 2011/2012. Agar permasalahan yang dibahas lebih jelas serta menghindari terjadinya kesalahpahaman, maka perlu dirumuskan definisi operasionalnya.
Metode Learning Start With a Question (LSQ) adalah suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya. Agar siswa aktif dalam bertanya, maka siswa diminta untuk mempelajari materi yang akan dipelajarinya, yaitu dengan membaca terlebih dahulu. sehingga dari metode pembelajaran ini siswa dapat mempertanggung jawabkan mengenai materi pembelajaran baik secara individu maupun secara kelompok.
Penelitian ini menggunakan dua variabel yaitu pengaruh metode learning starts with a question (X), dan selanjutnya variabel terikat (Y) yaitu kemampuan
siswa menulis artikel. E. Desain Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen Two Group Post-Test Design. Model Two Group Post-Test Design adalah metode eksperimen yang melibatkan
perlakuan yang berbeda antara dua kelompok.
Penelitian inin menggunakan dua kelompok dalam pembelajaran.kedua kelompok tersebut diberi pengajaran menulis artikel. Untuk kelompok yang satu sebagai kelompok eksperimen diberi pengajaran menulis artikel dengan metode Learning Starts With A Question dan kelompok yang lain sebagai kelas kontrol diberi pengajaran menulis artikel dengan model konvensional. Kemudian diadakan post-test (tes terakhir). Hal ini akan diperjelas pada tabel di bawah ini.
TABEL II
DESAIN EKSPERIMEN
Kelas Perlakuan Post-test
Eksperimen X1 T1
Kontrol X2 T2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran dengan menggunakan metode learning starts with a
X2 : Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah bervariasi.
T1 :Hasil belajar post test eksperimen.
T2 :Hasil belajar post test kontrol.
Kemudian, jalannya eksperimen penelitian ini dapat dilihat dalam tabel di bawah ini:
a. Mengucapkan salam pembuka
b. Perkenalan diri
c. Apersepsi dan motivasi
1. Pendahuluan
a. Menyambut salam dari guru
b. Mendengarkan dan memperhatikan guru.
10 Menit
2. Kegiatan Inti
a. Memperkenalkan materi yang akan diajarkan. b. Menyampaikan
konsep-konsep pokok yang akan dikuasai siswa dengan bertanya jawab tentang
2. Kegiatan Inti
a. Mendengarkan dan memahami materi yang diajarkan.
b. Mendengarkan dan aktif
dalam proses
pembelajaran dengan
pokok-pokok artikel
untuk menggali
pengetahuan siswa tentang penulisan artikel. c. Memberikan gambaran tentang penulisan artikel. d. Guru menugaskan
beberapa siswa
menjelaskan tentang pendidikan.
e. Membagi siswa dalam pasangan atau kelompok. f. Guru memberikan contoh artikel dari media
massa atau internet dan
menugaskan siswa
bersama kelompoknya
masing-masing menulis
artikel dengan tema
“Pendidikan”.
g. Guru menyuruh siswa menuliskan pertanyaan
tentang materi yang telah
memberikan pertanyaan serta pendapat.
c. Mendengarkan dan memahami tentang artikel.
d. Membentuk kelompok. e. Setiap siswa dalam
kelompok berperan aktif memberikan ide atau pengalaman mereka auntuk dituangkandalam bentuk tulisan artikel. f. Siswa berdiskusi dan
berkolaborasi dengan teman kelompoknya. g. Siswa menuliskan
pertanyaan tentang materi yang mereka baca.
h. Bersama guru
menyimpulkan hasil pembelajaran.
post-mereka baca. Dan
mengumpulkannya
kedepan.
h. Guru menjawab pertanyaan-pertanyaan
tersebut.
i. Mengadakan post-test
test .
3. Penutup
a. Mengumpulkan tugas siswa dan memberikan penilaian.
3. Penutup a. Mengumpulkan tugas
10 Menit
TABEL IV
LANGKAH-LANGLAH KELAS KONTROL
F. Instrumen Penelitian
Arikunto (2010:203) menyatakan, “ Instrumen penelitian merupakan alat
Pertem uan
Kegiatan Waktu
Guru Siswa
I 1. Pendahuluan
a. Guru mengucapka salam.
1. Pendahuluan
a. Menyambut salam guru.
b. Guru mengabsen siswa. c. Apersepsi dan motivasi. 2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru menjelaskan tentang
menulis artikel.
3. Penutup a. Salam penutup
2. Kegiatan Inti
a. Mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan.
3. Penutup
a. Menjawab salam
Menit
II 1. Pendahuluan
a. Guru mengucapka salam.
b. Guru mengabsen siswa. c. Apersepsi dan motivasi. 2. Kegiatan Inti
a. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. b. Guru menjelaskan
tentang menulis artikel. c. Guru memberiakan
umpan balik.
d. Guru memberikan
1. Pendahuluan
a. Menyambut salam guru. b. Mendengarkan.
2. Kegiatan Inti
a. Mendengarkan dan memahami materi yang disampaikan.
latihan dan penerapan konsep.
3. Penutup
a. Mengadakan post-test. b. Guru mengumpulkan
hasil kerja siswa. c. Salam penutup
a. Mengerjakan post-test. b. Menjawab salam .
bantu bagi peneliti dalam mengumpul data.” Kualitas instrumen penelitian akan menentukan kualitas data yang terkumpul.
Untuk mendapatkan data penelitian maka terlebih dahulu dilakukan uji coba instrumen. Instrumen yang telah di uji coba dilakukan kalibrasi uji validitas dan reliabilitas. Setelah instrumen dilakukan uji coba, dengan menghilangkan butir-butir instrumen yang tidak memenuhi syarat (tidak valid), kemudian disusunlah instrumen baru yang memenuhi syarat pengujian dan siap dipergunakan dalam penelitian. Instrumen penelitian merupakan alat bantu yang digunakan untuk menjaring data penelitian. Instrumen yang digunakan untuk menjaring data dalam penelitian ini adalah tes esai. Tes esai yang dimaksud adalah menugaskan siswa menulis artikel.
Tes menulis ini dibentuk dalam dua kategori yaitu pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk menjaring data kemampuanmenulis artikel sebelum diadakan perlakuan (tanpa metode lerning starts with a question), dan post-test digunakan untuk menjaring dat kemampuan menulis artikel setelah diadakan perlakuan yaitu dengan menggunakan metode lerning starts with a question
TABEL V
KISI-KISI KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL
Dalam hal ini siswa ditugaskan membuat artikel berdasarkan masalah. Selanjutnya, untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis artikel, peneliti akan menilai dan menginterpretasikan asfek yang dinilai dapat dilihat pada tabel berikut ini (Sumadiria, 2005:43).
No Indikator Deskriptor Jumlah
Skor
1 Judul Jika Judul:
a. Provokatif (1)
Merupakan judul yang mampu membangkitkan minat dan perhatian pembaca. b. Singkat dan padat (1)
Maksudnya tidak bertele-telenya judul yang dipilih. c. Relevan (1)
antara pokok bahasan dengan topik.
d. Fungsional (1)
Maksudnya kata-kata yang digunakan memiliki arti yang tegas dan jelas.
e. Formal (1)
Maksudnya menghindari pola penulisan judul yang sifatnya kaku.
f. Refresentatif (1)
Maksudnya judul yang ditetapkan merujuk pada logika.
g. Merujuk kepada bahasa baku (1)
Maksudnya bahasa yang digunakan adalah bahasa baku yang menunjukkan identitas bahasa.
2 Intro Jika intro :
i. Atraktif (1)
tulis harus mampu membangkitkan minat pembaca
ii. Introduktif (1)
Maksudnya isi pokok bahasan harus sudah dibatasi ruang lingkupnya.
iii. Korelatif (1)
Maksudnya paragrap atau kalimat pertama yang kita tulis harus bisa membuka jalan bagi kalimat atau paragraf seterusnya.
iv. Kredibilitas
(1)
Maksudnya untuk mengetahui tingkat kemampuan dan pengetahuan si penulis.
3 Organisasi pesan
Jika organisasi pesan : a. Deduktif/induktif (1)
Maksudnya pola
pengembangan paragraf b. Kronologis (1)
Maksudnya pesan pada uraian artikel disampaikan berdasarkan urutan waktu. c. Logis (1)
Maksudnya pesan pada artikel disampaikan berdasarkan urutan serta hubungan sebab-akibat. d. Spasial (1)
Maksudnya pesan pada uraian artikel disusun berdasarkan urutan ruangan atau tempat.
e. Topikal (1)
Maksudnya pesan pada uraian artikel berdasarkan uraian topik atau pokok.
4 Komposisi
artikel
Jika komposisi artikel : a. Ada kesatuan (1)
Prinsip kesatuan mencakup 3 unsur yaitu sifat, isi, tujuan artinya masalah apapun yang dikupas dalam artikel tetap
menekankan artikel berada dalam satu kesatuan dilihat dari sifat, isi, dan tujuannya. b. Ada pertautan (1)
Menunjukkan keharusan pesan yang kita uraikan mengalir lancar dari kalimat atau paragraf yang satu dengan yang lain.
5 Ide/gagasan a. Aktual (1)
Maksudny apapun gagasan yang muncul harus mengandung unsur kebaruan. b. Relevan (1)maksudnya ide
ditulis sesuai dengan disiplin ilmu, latar belakang pendidikan, pengetahuan dan bidang keahlian.
c. Terjangkau (1)
Maksudnya menunjuk pada daya dukung tenaga, biaya, referensinya tidak ada atau sangat tidak memadai, tidak
boleh dipaksa untuk menjadi artikel.
6 Penutup a. Menyatakan kesimpulan (1)
Maksudnya menegaskan kesimpulan yang cukup menyengat sebagai bahan renungan atau pemikiran bagi pembaca.
b. Menegaskan kredibilitas penulis (1)
c. Menciptakan kesan
mendalam terhadap khalayak pembaca (1)
d. Ringkas dan jelas (1) e. Mencerminkan tofik (1) f. Mengandung kebaruan (1)
6
Skor 28
(Sumaridia,2005:43)
Total penilaian 28, dan dikonversikan ke dalam nilai 100 dengan rumus sebagai berikut:
PPH : Persentase Penilaian Hasil B : Skor yang diperoleh N : Skor total
Untuk mengetahui keberhasilan penerapan kecerdasan spiritual terhadap kemampuan menulis cerita pendek berdasarkan pengalaman pribadi, digunakan standar skor yang dikemukakan oleh Sudjiono (2009: 35) sebagai berikut:
TABEL VI
KATEGORI DAN PENILAIAN
Kategori Penilaian
Baik sekali 80–100
Baik 66–79
Cukup 56–65
Kurang 46–55
Gagal 45–0
G. Teknik Analisis Data
Adapun rumus teknik analisis komparasional yang digunakan adalah tes “t” untuk satu sampel besar yang tidak mempunyai hubungan.
(Sudjiono, 2005: 314) Keterangan :
t0 : t observasi
Mx : Mean tanpa perlakuan
MY : Mean dengan perlakuan
SE : Standar Error
Penganalisisan data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut di bawah ini:
1. Merumuskan data variabel X (Metode Learning Starts With A Question ) dan variabel Y (metode ceramah)
2. Menganalisis hasil belajar siswa terhadap kemampuan menulis artikel berdasarkan pemahaman dengan penerapan metode learning starts with a question (variabel X), yaitu sebagai berikut:
a. Mencari nilai rata-rata (mean) dengan rumus sebagai berikut. MX=
∑
Keterangan :
MX : Nilai rata-rata variabel X
b. Mencari standar deviasi dengan rumus sebagai berikut.
SDX=
∑
Keterangan :
SDX : Deviasi standard dari sampel yang diteliti
∑ 2: Jumlah perkalian frekuensi dengan skor (nilai) yang dikuadratkan N : Banyaknya subjek yang diteliti
c. Mencari standar error dengan rumus sebagai berikut. SEMX=√
Keterangan :
SEMX : Besarnya kesalahan mean sampel X
SDX : Deviasi standard dari sampel yang diteliti
N : Banyaknya subjek yang diteliti 1 : Bilangan konstan H. Uji Persyaratan Analisis Data
1. Uji Normalitas
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut, kita tempuh prosedur sebagai berikut:
a. Pengamatan x1, x2, …xn dijadikan bilangan baku z1, z2, …zn dengan
menggunakan rumus zi = ( ̅ dan s masing-masing merupakan rata-rata dan simpangan baku sampel)
b. Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku kemudian dihitung F (zi) = P (z≤ )
c. Selanjutnya dihitung proposi x1, x2, …xnyang lebih kecil atau sama dengan zi jika proposi ini dinyatakan oleh S (zi), maka
S (zi) =
, ,…
d. Hitung selisih F (zi)–S (zi) kemudian tentukan harga mutlaknya, dan e. Ambil hara yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih tersebut
(Lo).
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data mempunyai varians yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Bartlet.
X2= In 10{ − ∑( − 1) }
Kriteria pengujian adalah X2 hitung < tabel, maka varians populasi adalah homogeny pada taraf signifikan 95%.
I. Pengujian Hipotesis
Keterangan : to : t observasi
M1 : Mean hasil pre-test
M2 : Mean hasil post-test
: Standar error perbedaan kedua perlakuan
Di mana SEM=√
SEM1-M2= +
Dengan demikian jika t0 tt maka H0 diterima dan Ha yang berarti Ha
iii
DAFTAR ISI ... iii DAFTAR TABEL ...vii DAFTAR GAMBAR ...ix DAFTAR LAMPIRAN...x
I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ... 1 B. Identifikasi Masalah ... 4 C. Batasan Masalah ... 4 D. Rumusan Masalah ...5 E Tujuan Penelitian ... 5 F. Manfaat Penelitian ... 6 II KERANGKA TEORETIS, KERANGKA KONSEPTUAL, DAN
HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kerangka Teoritis ...7 1. Pengertian Pengaruh ...7 2. Pengertian Metode...7 3. Pengertian Metode Learning Starts With A Question ...9
a. Langkah-Langkah Pembelajaran Learning Starts
With A Question (LSQ)... ...10 b. Keunggulan Metode Learning Starts With
A Question (LSQ)...11 c. Kelemahan Metode Learning Starts With
iv
G. Teknik Analisis Data………....37 H. Uji Persyaratan Analisis Data……….....39 1. Uji Normalitas………...39 2. Uji Homogenitas………...40 I. Pengujian Hipotesis………....41 IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data ...42 1. Deskripsi Kelas Eksperimen ...43 2. Deskripsi Kelas Kontrol ...45 B. Analisis Data...48 1. Kelas Eksperimen...48 2. Kelas Kontrol ...51 3. Uji Persyaratan Analisis Data ...55 4. Pengujian Hipotesis ...60 C. Temuan Penelitian...63 D. Pembahasan Hasil Penelitian...63 V SIMPULAN DAN SARAN
v
4. Langkah-Langkah Kelas Kontrol ...30 5. Kisi-Kisi Penilaian Ciri-ciri Menulis Artikel...32 6. Kategori dan Penilaian ...37 8. Hasil Post-Test Menulis Artikel dengan Metode Learning Starts With A
Question Di Kelas Eksperimen (X) ...42 9. Hasil Post-Test Menulis Artikel dengan Metode Konvensional Di Kelas
Kontrol (Y) ...45 10. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Artikel Menggunakan
Metode Learning Starts With A Question di Kelas Eksperimen (X)...48 11. Identifikasi Kecenderungan Kelas Eksperimen ...50 12. Distribusi Frekuensi Skor Kemampuan Menulis Artikeli Mengunakan
vi
vii
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi DataPenelitian ini berupa penelitian eksperimen dengan menggunakan dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen (X) dengan metode Learning Starts With A Question dan kelompok kontrol (Y) dengan metode konvensional(ceramah).
Setelah diadakan penelitian terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berdasarkan permasalahan pada penelitian ini, diperoleh data dari masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen (X) mengggunakan sampel sebanyak 40 orang dan kelompok kontrol (Y) menggunakan sampel sebanyak 40 orang.
1. Deskripsi Kelas Eksperimen (X)
Pada saat pembelajaran kemampuan menulis artikel dengan menggunakan metode Learning Starts With A Question kelas eksperimen (X) dengan sampel sebanyak 40 orang siswa. Keseluruhan data kemampuan menulis artikel berdasarkan hasil yang diperoleh dilapangan disajikan pada tabel berikut ini.
TABEL 4.1
HASIL POST-TEST MENULIS ARTIKEL DENGAN METODE LEARNING STARTS WITH A QUESTION PADA KELAS EKSPERIMEN
(X)
DI KELAS EKSPERIMEN (X)
No Nama Siswa Postes
1
Arman Ardianto
78 2
Azhari M. Latif
61
3 Bambang Irawan 78
26
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data skor tertinggi kemampuan menulis artikel pada kelas eksperimen dengan menggunakan metode Learning Starts With A Question sebesar 89 dan skor terendah 61. Dapat diketahui nilai
Rata–Rata (Mean) =
= 77,37
Dengan demikian hasil menulis artikel dengan metode Learning Starts With A Question berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 77,37.
2. Deskripsi Kelas Kontrol (Y)
Pada saat pembelajaran menulis artikel berdasarkan hasil pengamatan dengan menggunakan metode konvensional pada kelas kontrol (Y) dengan sampel sebanyak 40 orang siswa. Keseluruhan data kemampuan menulis artikel berdasarkan hasil yang diperoleh dilapangan disajikan pada tabel berikut ini.
TABEL 4.2
HASIL BELAJAR KEMAMPUAN MENULIS ARTIKEL DENGAN METODE KONVENSIONAL (CERAMAH) PADA KELAS KONTROL
(Y)
No Nama Siswa Postes
10
Felix Dominikus Arga Simatupang
32
Son On May Sigalingging
72
Berdasarkan tabel di atas diperoleh data bahwa skor tertinggi kemampuan menulis artikel kelas kontrol dengan menggunakan metode konvensional sebesar 82 dan skor terendah sebesar 58 . Dapat diketahui nilai rata-rata hasil menulis artikel dengan metode konvensional, yaitu jumlah nilai kevensional (ceramah) seluuhan dibagi dengan jumlah siswa:
Rata–Rata (Mean) =
= 70,02
B. Analisis Data
1. Kelas Eksperimen (Metode Learning Starts With A Question)
Berdasarkan data pada tabel di atas, dapat dicari rata-rata (mean), standar deviasi (SD), dan standart error (SE) variabel melalui perhitungan sebagai berikut.
TABEL 4.3
DISTRIBUSI FREKUENSI DATA KELAS EKSPERIMEN (X)
X F FX (X-X) X2 FX2
61 4 244 -16,37 267,97 1071,80
68 3 204 -9,37 87,79 263,37
72 7 504 -5,37 28,83 201,81
78 8 624 0,63 0,39 3,12
82 9 738 4,63 21,43 192,87
86 5 425 7,63 58,21 174,63
89 4 356 12,63 159,51 638,04
N=40
ΣFX
=3095
Σ FX2= 2545,64
Dari tabel di atas selanjutnya dihitung nilai rata atau mean, standar deviasi, dan standar error variabael X.
a. Rata- rata (Mean) variabel X
Mx=
= 77.37
b. Standar Deviasi Variabel X
SD = N
fX
F
c. Standar Error Variabel X
SEMx=
=
= 1,27
Tabel distribusi kelas eksperimen di atas digambarkan dalam bentuk diagram batang di bawah ini.
GAMBAR 4.1
Dari gambar 4.1 di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 61 berjumlah 4 orang, yang memperoleh nilai 68 berjumlah 3 orang, yang memperoleh nilai 72 berjumlah 2 orang, yang memperoleh nilai 72 berjumlah 7 orang, yang memperoleh nilai 78 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 82 berjumlah 9 orang, yang memperoleh nilai 86 berjumlah 6 orang, yang memperoleh nilai 89 berjumlah 4 orang, sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 40 orang.
Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut
Dari hasil perhitungan di atas maka data tersebut dikategorikan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun ketentuan tersebut sebagai berikut.
TABEL 4.4
IDENTIFIKASI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN (X)
Rentang F. absolute F.relatif Kategori
85-100 9 22,5% sangat baik
75-84 24 60% Baik
65-74 7 17,5% Cukup
55-64 0 0% Kurang
0-54 0 0% Sangat kurang
40 100%
F dan kategori cukup sebanya digambarkan dalam bentuk di
IDENTIFIKASI K
2. Kelas Kontrol (Metode C
DISTRIBUSI FREK uk diagram batang di bawah ini.
GAMBAR 4.4
SI KECENDERUNGAN KELAS EKSPERIMEN (X)
Ceramah)
TABEL 4.5
EKUENSI DATA KELAS KONTROL (Y)
Fy (y-y) y2 Fy2
285 -13,02 169,52 847,6
372 -8,02 64,32 385,92
544 -2,02 4,08 32,64
504 1,98 3,92 27,44
450 4,78 22,84 137,04
395 8.78 77,08 385,5
246 11,78 138,76 416,28
2801 2232,42
9
24
7
Sangat Baik Baik Cukup
Dari tabel di atas, selanjutnya dihitung nilai rata- rata atau mean, standar deviasi, dan standar error variabel Y
a. Rata- rata (Mean) variabel Y
My=
= 70,02
b. Standar Deviasi Variabel Y
SD =
= ,
= 55,81
= 7.47
c. Standar Error Variabel Y
SEMx=
= ,
,
= 1.19 N
fY
N fy
21
F
Tabel distribusi kelas kontrol di atas digambarkan dalam bentuk diagram batang di bawah ini.
GAMBAR 4.2
DISTRIBUSI FREKUENSI KELAS KONTROL (Y)
Dari gambar di atas terlihat bahwa siswa yang memperoleh nilai 58 berjumlah 5 orang, yang memperoleh nilai 62 berjumlah 6 orang, yang memperoleh nilai 68 berjumlah 8 orang, yang memperoleh nilai 72 berjumlah 7 orang, yang memperoleh nilai 75 berjumlah 6 orang, yang memperoleh nilai 79 berjumlah 5 orang, dan yang memperoleh nilai 82 berjumlah 3 orang. sehingga jumlah siswa secara keseluruhan 30 orang.
Selain itu, data di atas dapat dikategorikan menjadi lima kategori yaitu sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Adapun ketentuan dalam pengkategorian data tersebut adalah sebagai berikut
Dari hasil perhitungan di atas maka data tersebut dikategorikan menjadi empat kategori yaitu sangat baik, baik, cukup dan kurang. Adapun ketentuan tersebut dapat di lihat pada tabel berikut ini.
KATEGORI
Dari tabel di atas dapa menggunakan metode cerama sebanyak 21 orang atau 52,5% . Frekuensi di atas dapat digam
IDENTIFIKASI KEC
ECENDERUNGAN KELAS KONTROL (Y)
F.absolute F.relatif Kategori
0 0% sangat baik
21 52,5% Baik
19 47,5% Cukup
0 5% Kurang
0 0% sangat kurang
40 100%
dapat diketahui kategori siswa dalam kelas kontrol y mah termasuk dalam empat kategori yaitu kategori ba ,5%, dan kategori cukup sebanyak 19 orang atau 47, gambarkan dalam bentuk diagram batang di bawah i
GAMBAR 4.6
ECENDERUNGAN KELAS KONTROL (Y) 0
21
19
Sangat Baik Baik Cukup
d. Standard Error Perbedaan Variabel X dan Variabel Y
Dari perhitungan di atas diperoleh standard error perbedaan kelas eksperimen (X) dan kelas kontrol (Y) adalah 1,56
TABEL 4.7
ANALISIS DATA KELAS EKSPERIMEN (X) DAN KELAS KONTROL (Y)
No. Kelas (Mean) Standar Deviasi
Standard Error
Standard Error Perbedaan Variabel X dan Y
1. X 77,37 7,97 1,27
1,56
2. Y 70,02 7,47 1,19
3. Uji Persyaratan Analisis Data
Statistik yang digunakan untuk melakukan uji analisis data yaitu statistik komparasi dengan menggunakan uji “t”. Analisis yang dilakukan harus dengan
persyaratan bahwa yang diteliti adalah dari populasi yang berdistribusi normal dan variansi dari kelompok-kelompok yang membentuk homogen. Dengan demikian, normalitas dan homogenitas merupakan persyaratan dasar bagi berlakunya analisis komparasi.
a. Uji Normalitas Data Kelas Eksperimen (X)
TABEL 4.8
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK EKSPERIMEN (X)
No. Xi F F Kum Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] deviasi variabel/simpangan baku (S) = 7,97. Untuk melakukan uji normalitas, perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut.
1) Bilangan Baku (Zi)
-2,05
2) F(Zi)
Dengan menggunakan daftar distribusi normal table Z (lampiran 8), dengan nilai -2,05 maka diperoleh 0,020. Demikian untuk mencari F(Zi) selanjutnya.
3) S(Zi) =
N Fkumulatif
= 40
4
= 0,1
Demikian untuk mencari S(Zi) selanjutnya. 4) [F(Zi)–S(Zi)]
Menghitung selisih [F(Zi)–S(Zi)] = 0,020–0,1
= -0,08
Selanjutnya, dari tabel diatas maka harga Lhitung diambil dari harga yang
paling besar diantara selisih, sehingga dari tabel diatas diperoleh Lhitung= -0,099.
Dari daftar uji liliefors dengan taraf nyata 0,05dengan n = 40 maka diperoleh harga Ltabel(lampiran 9) = 0140,. Dengan demikian Lhitung< Ltabel-0,099 < 0,140).
Hal ini menunjukkan bahwa data variabel X berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Data Kelas Kontrol (Y)
TABEL 4.9
UJI NORMALITAS DATA KELOMPOK KONTROL (Y)
No. Xi F F Kum Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)] deviasi variabel/simpangan baku (S) = 7,47. Untuk melakukan uji normalitas, perlu dilakukan perhitungan sebagai berikut.
1) Bilangan Baku (Zi)
-1,74
2) F(Zi)
Dengan menggunakan daftar distribusi normal table Z, dengan nilai -1,74 maka diperoleh 0,040. Demikian untuk mencari F(Zi) selanjutnya.
3) S(Zi) =
N Fkumulatif
= 40
5
= 0,125
Demikian untuk mencari S(Zi) selanjutnya. 4) [F(Zi)–S(Zi)]
Menghitung selisih [F(Zi)–S(Zi)] = 0,040–0,125
= -0,085
Selanjutnya, dari tabel diatas maka harga Lhitung diambil dari harga yang
paling besar diantara selisih, sehingga dari tabel diatas diperoleh Lhitung= -0,133.
Dari daftar uji liliefors dengan taraf nyata 0,05dengan n = 40 maka diperoleh harga Ltabel= 0,140. Dengan demikian Lhitung < Ltabel (-0,133 < 0,140). Hal ini
menunjukkan bahwa data variabel Y berdistribusi normal.
TABEL 4.10
PENGUJIAN NORMALITAS DATA PENELITIAN No. Kelas L hitung (Lo) L tabel (Lt) (α=0,05) Status
1. Eksperimen -0,099 0,140 Normal
c. Uji Homogenitas
Untuk menguji homogenitas data pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, digunakan uji Barttlet dengan perhitungan sebagai berikut.
Diketahui bahwa:
Varians kelas eksperimen (S2X1) = 63,52
Varians kelas eksperimen (S2X2) = 55,80
Derajat kebebasan (dk) = N–1 = 40–1 = 39
Setelah diperoleh harga-harga yang diperlukan untuk uji Bartlet, kemudian dihitung varians gabungan dari semua sampel (S2), harga satuan B, dan digunakan statistik Chi kuadrat (X2). Berikut ini disajikan hasil perhitungan homogenitas data masing-masing variabel penelitian.
TABEL 4.11
HARGA-HARGA YANG PERLU UNTUK UJI BARLTLET
Sampel Dk 1/dk Si2 Log Si2 (dk) Log Si2
X1 39 0,03 63,52 1,80 70,2
X2 39 0,03 55,80 1,74 67,86
78 0,06 138,06
1) Varians Gabungan Sampel
= 2) Harga Satuan B
B = Log S2∑(n1-1)
= (1,77) (79) = 139,083
3) Uji Bartlet dengan rumus Chi Kuadrat X2= ln 10 {B-∑ (n1-1) Log Si2}
= (2, 3026) (139,83–138,06) = (2,3026) (1,77)
= 4,07
TABEL 4.12
PENGUJIAN HOMOGENITAS PENELITIAN
No. Kelas X2hitung X2tabel Status
1. Eksperimen
4,07 55,8 Homogen
2. Kontrol
4. Pengujian Hipotesis
Berdasarkan pengujian normalitas dan homogenitas dari kelas eksperimen dan kelas kontrol, maka hasilnya menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini berdistribusi normal dan bervariansi populasi homogen. Hal ini menunjukkan bahwa persyaratan analisis dalam penelitian ini terpenuhi, sehingga dapat dilanjutkan pada pengujian lebih lanjut yaitu pengujian hipotesis dengan uji “t” (Sudijono, 2009:284) dengan perhitungan sebagai berikut.
711
Setelah t diperoleh, selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel t pada taraf signifikansi 5 % maupun 1% dan dk = (Ni + N2) – 2 = (40 + 40)- 2 = 78. Pada tabel t dengan dk 78 diperoleh taraf signifikan 5% = 1.99dan taraf signifikan 1% = 2.64 karena toyang diperoleh lebih besar dari ttyaitu 1.99< 4,711 > 2.64. Maka
hipotesis nihil (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dalam hal ini
TABEL 4.13
PENGUJIAN HIPOTESIS PENELITIAN
No. Kelas ttabel(5 %) thitung Status
1. Eksperimen
2,00 4,711
Hipotesis diterima 2. Kontrol
A. Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh temuan penelitian sebagai berikut. 1. Nilai rata-rata kemampuan menulis artikel siswa yang diajar menggunakan
metode Learning Starts With A Question adalah 77,37.
2. Nilai rata-rata kemampuan menulis artikel siswa yang diajar menggunakan metode konvensional adalah 70,02.
3. Pengujian hipotesis menunjukkan bahwa thitung > ttabel (4,711 > 2,00). Hal
tersebut membuktikan bahwa hipotesis penelitian, yakni“Kemampuan menulis artikel siswayang diajardengan menggunakan metode Learning Starts With A Question lebih baik daripada kemampuan menulis artikel siswa yang diajar dengan menggunakanmetode ceramah.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
memenuhi kebutuhan konsumen akan berbagai macam pengetahuan tentang berbagai hal.
Bahasa yang digunakan dalam artikel bukanlah bahasa yang panjang dan berbelit-belit. Dengan kata lain, kalimat yang dipakai harus padat , lugas, komunikatif, dan enak dibaca. Hal ini mengingat bahwa artikel tidak mutlak berisi fakta namun juga berisi opini, ide, dan pandangan yang sifatnya meyakinkan dan mendidik pembaca. Dengan demikian, dibutuhkan adanya suatu media yang dapat dijadikan perangsang/pemancing ide siswa pada saat melakukan pembelajaran menulis artikel. Untuk itu, dilakukan uji coba penggunaan metode learning starts with a question (di kelas eksperimen) dan metode konvensional (di kelas kontrol)
pada pembelajaran menulis artikel.
Berdasarkan hal tersebut, dapat dikatakan bahwa metode learning starts with a question merupakan media yang lebih mampu daripada metode
konvensional dalam hal memancing ide dan kreativitas siswa untuk menulis artikel. Hal tersebut karena metode learning starts with a question adalah metode yang merangsang siswa agar aktif dalam bertanya, sedangkan metode konvensional hanya membuat siswa monoton dan bosan. Alhasil, siswa yang menggunakan metode learning starts with a question dapat memperoleh gambaran peristiwa secara lebih nyata (konkret) daripada siswa yang menggunakan media permainan konvensional, sehingga kulaitas ide cerita yang muncul berdasarkan kedua media tersebut akan berbeda. Akhirnya, kualitas artikel yang ditulis oleh siswa berdasarkan masing-masing media tersebut juga berbeda.
Dengan demikian, telah jelas bahwa perbedaan perolehan nilai rata-rata kemampuan menuils artikel siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol merupakan akibat dari perbedaan perlakuan yang diterapkan pada masing-masing kelas tersebut. Dalam hal ini, perbedaan perlakuan yang dimaksud adalah perbedaan pada pengunaan media pembelajaran, yakni penggunaan metode learning starts with a question pada kelas eksperimen dan penggunaan metode
konvensionalpada kelas kontrol.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa:
1. kemampuan menulis artikel siswa yang diajar menggunakan metode learning starts with a question lebih baik daripada kemampuan menulis artikel siswa
yang diajar menggunakan metode konvensional,
2. metode learning starts with a question merupakan media yang mampu memancing ide dan kreativitas siswa untuk menulis artikel,
3. metode learning starts with a question adalah media yang tepat untuk digunakan pada pembelajaran menulis artikel,
4. ada pengaruh penggunaan metode learning starts with a question terhadap kemampuan menulis artikel.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, perlu diuraikan beberapa saran seperti berikut.
1. Kemampuan siswa dalam menulis artikel perlu ditingkatkan. Hal tersebut dapat dilakukan salah satunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat dalam proses belajar mengajar di di kelas. Salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam pembelajaran menulis artikel adalah metode learning starts with a question.
2. Penggunaan metode learning starts with a question dalam pembelajaran menulis artikel menuntut guru bahasa dan sastra Indonesia untuk memiliki pemahaman dan kemampuan dalam merancang pembelajaran dengan metode learning starts with a question. Oleh karena itu, guru perlu mempelajarinya
terlebih dahulu sebelum dapat merancang dan menggunakannya dalam pembelajaran menulis artikel.
memperoleh gelar sarjana pendidikan di fakultas Bahasa dan Seni. Disamping persyaratan akademis, adalah juga ungkapan tanggung jawab penulis sebagai seorang akademis, melalui usaha penelitian ilmiah yang diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Apa yang penulis lakukan ini mungkin belum mencapai hasil yang maksimal, untuk itu saran dan masukan yang kontruktif dari pembaca sangat diharapkan. Semoga skripsi ini bisa memberi kontribusi terhadap khasanah pengetahuan, dan semoga penelitian ini membantu terhadap kegiatan penelitian-penelitian relevan selanjutnya.
Banyak sudah dukungan dan bantuan yang penulis dapatkan dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahan yang diperoleh , sulit kiranya penulis menyelesaikan tugas ini. Untuk itu, rasa hormat dan ucapan terimah kasih penulis sampaikan kepada :
1. Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si., selaku Rektor Universitas Negeri Medan.
2. Dr. Isda Pramuniati, M.Hum., selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.
3. Dr. Rosmawaty, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, dan Dr. Abdurahman A S, M.Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.
4. Drs. James Silalahi, selaku Pembimbing Skripsi, dan Drs. M. Joharis, M.Pd., selaku Pembimbing Akademik , dan Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia.
5. Kepala Sekolah, Guru Bahasa Indonesia , Pegawai Tata Usaha, serta siswa kelas XI SMA Negeri I Kualuh Hulu yang telah banyak memberikan kemudahan dalam mengumpulkan data penelitian.
6. Keluarga besar kami yang selalu memberikan dorongan agar penulis belajar keras dan menyelesaikan studi di FBS Unimed.
7. Serta banyak pihak yang tidakbisa disebutkan satu persatu
Semoga semua bantuan, dukungan, dan kemudahan-kemudahanyang Bapak dan Ibu berikan menjadi amalan dan mendapat balasan yang setimpal dari Allah SWT, amin.
Medan, September 2012 Penulis,
69
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik). Jakarta : Rineka Cipta.
Bahdin,Nur. Dan Ardial. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta : Kencana.
Burahman, Hendi.2009. “Strategi Pembelajaran LSQ (Learning StartsWith A Question) dan IS (Imformation Search) Di sekolah. http :// aloneeducation.blogspot.com./2009/07/strategi –pembelajaran-Isq-Learning.html (22 februari 2011).
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Setiawan, Otong. dan Suherli. 2005. Panduan Membuat Karya Tulis (Resensi, Laporan Buku, Skripsi, Tesis, Artikel, Makalah, Berita, Esai, Dll). Yrama Bandung : Yrama Widya.
Siberman. Mel. 2009. Active Learning(101 Strategi Pembelajaran Aktif). Yogyakarta :Yappendis.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung : PT. Tarsito.
Sudjiono, Anas. 2006. Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta : PT. Raja Garfindo Persada.
Sumadiria, Harris.2005. Menulis Artikel dan Tajuk Rencana. Bandung : Simbiosa Rikatama.
Suherli. 2007. Menulis Karangan Ilmiah (Kajiandan Penuntundalam Menyusun Karya Tulis Ilmiah) . Jakarta: Arya Duta.
Susatyo, Budi, dkk. 2009. “Penggunaan Model Learning Starts With A Question dan Self Regulated Learning Pada Pembelajaran Kimia”. Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia Vol 3 (1) : 406-412.
Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning (Teori dan Aplikasi Paikem). Yogyakarta : Pustaka Belajar.
70
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Jakarta.
dan Sastra Indonesia, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia/S1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan.
Penelitan ini bertujuan untuk menjelaskan pengaruh penggunaan metode learning starts with a question terhadap kemampuan menulis artikel siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Tahun Pembelajaran 2012/2013. Populasi penelitian ini seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Tahun Pembelajaran 2012/2013 yang berjumlah 308 orang, sementara sampel penelitian yang diambil secara acak (random sampling) adalah 80 orang. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, yakni membandingkan dua kelompok, yaitu kelompok yang diberikan pembelajaran menulis artikel dengan menggunakan metode learning starts with a question atau kelas eksperimen (variabel X) dan kelompok yang diberi pembelajaran menulis artikel dengan menggunakan metode konvensional atau kelas kontrol (variabel Y). Dari distribusi data yang diperoleh, diketahui bahwa variabel X memiliki rata-rata 77,37 dengan standar deviasi sebesar 7,97, sementara variabel Y memiliki rata-rata 70,02 dengan standar deviasi sebesar 7,47.
Berdasarkan perhitungan uji normalitas, deketahui bahwa pada variabel X diperoleh harga L0 (Lhitung) = -0,099dan Lt(Ltabel) = 0140. Ternyata Lhitung< Ltabel
yaitu -0,099 < 0,140. Hal ini membuktikan bahwa data hasil pembelajaran menulis artikel dengan menggunakan metode learning starts with a question berdistribusi normal. Pada variabel Y diperoleh harga L0(Lhitung) = -0,133dan Lt
(Ltabel) = 0,140. Ternyata Lhitung< Ltabelyaitu -0,133 < 0,140. Hal ini membuktikan
bahwa data hasil pembelajaran menulis artikel dengan menggunakan metode konvensional berdistribusi normal.
Hasil perhitungan uji homogenitas varians kedua kelompok sampel yang diteliti diperoleh X2hitung = 4,07dan X2tabel = 55,8. Harga X2hitung < X2tabel yaitu 4,07 <
55,8. Hal ini membuktikan bahwa variansi populasi adalah homogen. Hasil perhitungan uji t diperoleh tolebih besar daripada ttabelyaitu 1.99< 4,711 > 2.64
and Literature, Education Studies Program Indonesia/S1 Language and Literature, Faculty of Languages and Arts, State University of Medan . This research aims to clarify the effect of the use of learning starts with a question of the ability to write articles class XI student SMAN 1 Upstream Kualuh Learning Year 2012/2013. This study population all students of class XI SMA Negeri 1 Kualuh Hulu Learning Year 2012/2013, amounting to 308 people, while the sample taken at random (random sampling) is 80.This study used an experimental method, ie comparing the two groups, given learning to write articles using the learning starts with a question or an experimental class (variable X) and the group given learning to write articles using the conventional method or class control (variable Y ).From the distribution of the data obtained, it is known that the variable X has an average of 77.37 with a standard deviation of 7.97, while the variable Y has an average of 70.02 with a standard deviation of 7.47. Based on a test for normality, deketahui that the price obtained in the variable X L0 (Lhitung) = 0.099 and Lt (Ltabel) = 0140. Apparently Lhitung <Ltabel is -0.099 <0.140. It is proved that the learning outcomes data to write articles using the learning starts with a question normally distributed. In the Y variable rates obtained L0 (Lhitung) = -0.133 and Lt (Ltabel) = 0.140. Apparently Lhitung <Ltabel is -0.133 <0.140. It is proved that the learning outcomes data to write articles using conventional methods normally distributed.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Sesuai dengan kurikulum tingkat satuan pendidikan bahasa Indonesia SMA, tujuan pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah adalah siswa terampil berbahasa. Keterampilan itu mencakup empat asfek yaitu keterampilan menulis, membaca, berbicara dan menyimak. Di sekolah keterampilan menulis diajarkan dengan tujuan agar siswa mampu menulis dengan baik dan benar. Oleh karena itu menulis disebut sebagai kegiatan produktif dan ekspresif.
Menulis merupakan satu keterampilan berbahasa yang dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan keterampilan menulis, diharapkansiswa dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, dan perasaan yang di milikinya setelah menjalani proses pembelajaran dalam berbagai jenis tulisanbaik fiksi maupun non fiksi. Menurut Tarigan (2005:3), “Kemampuan menulis siswa masih sangat kurang, mereka belum mampu menyatakan gagasan secara sempurna baik lisan maupun tulisan.”
Muslich (2010:65) menyatakan, menulis artikel atau karya ilmiah tidaklah semudah membuat karangan biasa. Ide-ide atau gagasan-gagasan yang ada dalam benak kita, tidak bisa begitu saja kita tuangkan menjadi suatu tulisan artikel atau karya ilmiah. Karena untuk menjadi artikel atau karya ilmiah, apalagi yang dipublikasikan melalui media cetak, ide atau gagasan itu, terlebih dulu harus disesuaikan dengan visi dan misi media cetak yang akan memuatnya, atau harus mematuhi kaidah-kaidah ilmiah dalam prosedur karya tulis ilmiah.
Oleh karena itu, guru dituntut untuk menciptakan model pembelajaran yang menarik dalam mengajar karena pada kenyataanya yang digunakan guru di sekolah cenderung menggunakan metode konvensional /tradisional yang lebih menitik beratkan kepada metode ceramah, tanpa mengajak siswa aktif dalam proses pembelajaran.
Menulis Artikel Siswa Kelas XI Parulian I Medan Tahun Pembelajaran 2008/2009” dengan nilai 75.
Masalah diatas membutuhkan solusi yang tepat , guna meningkatkan kemampuan menulis artikel. Menanggapi masalah yang terjadi, perlu dicari strategi yang menjadi solusi dari keadaan ini. Dalam penelitian ini penulis menawarkan metode pembelajaran lerning starts with a question dalam meningkatkan kemampuan menulis siswa, khususnya artikel.
Burahman (2009:08) Strategi pembelajaran yang baru berkembang adalah metode Learning Start With A Question (LSQ) yang dapat meningkatkan Hasil Belajar siswa. Untuk meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam bertanya diperlukan suatu strategi yang tepat.
Susatyo (2010:410) menyatakan, “Strategi yang dapat menumbuhkan motivasi dan keaktifan siswa dalam pembelajaran adalah strategi LSQ yaitu suatu strategi pembelajaran aktif dalam bertanya.” Namun ironisnya, strategi pembelajaran ini tidak semuanya digunakan oleh setiap guru mata pelajaran di sekolah-sekolah. Padahal jika dilihat dari peran dan fungsi strategi pembelajaran LSQ (Learning Start With A Question), sangat urgen dalam meningkatkan hasil belajar siswa.