• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten."

Copied!
114
0
0

Teks penuh

(1)

viii 

 

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA

SISWA

Studi Kasus: SMK Kristen 2 Klaten

Anna Dyan Rosita Dewi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa, (2) Hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa.

Penelitian dilakukan pada siswa SMK Kristen 2 Klaten. Populasi penelitian adalah 552 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 94 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis product moment dari Pearson.

(2)

ix 

 

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ECONOMIC STATUS OF PARENTS AND LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN

ENTERPRENEURSHIP

A Case Study: Christian 2 Vocational Schools Klaten 

Anna Dyan Rosita Dewi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to determine: (1) the relationship between social and economic status of parents and students' motivation in enterpreneurship; (2) the relationship between learning motivation and the spirit of students in entrepreneurship.

The study was conducted at 2 Klaten Christian Vocational students. The population of this research are 552 students. The samples are 94 students. The sampling technique is purposive sampling. Data collection techniques were questionnaires, interviews, and documentation. To test the research hypothesesPearson product moment analysis was applied.

The results showthat:(1) there isn’tany relationship between social and economic status of parents and spirit of students in entrepreneurship, it is supported by the correlation coefficient value of -0,028 and the value of significance is greater than the 0,791significant level of 0,05; (2) there is a relationship between motivation to learn entrepreneurship and the spirit of students in entrepreneurship, it is supported by the correlation coefficient of 0,493 with the significant value is smaller than the 0,000 significant level 0,05.

(3)

MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA

BERWIRAUSAHA SISWA

Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusunoleh :

Anna Dyan Rosita Dewi

NIM : 071334046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

ii 

 

SKRIPSI

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA

BERWIRAUSAHA SISWA

Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten

Oleh :

Anna Dyan Rosita Dewi

NIM : 071334046

Telah disetujui oleh :

Pembimbing

Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si Tanggal : 22 Desember 2011

(5)

iii 

 

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA

BERWIRAUSAHA SISWA

Studi Kasus : SMK Kristen 2 Klaten

Dipersiapkan dan ditulis oleh : ANNA DYAN ROSITA DEWI

NIM : 071334046

Telah dipertahankan didepan Panitia Penguji Pada tanggal 26 Januari 2012

dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Indra Darmawan, S.E, M.Si. ………

Sekretaris Laurentius Saptono, S.Pd, M.Si. ………

Anggota Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si. ………

Anggota Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si ………

Anggota Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. ………

Yogyakarta, 26 Januari 2012 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Dekan,

(6)

iv 

 

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karyaku ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus

Orangtuaku, Bapak HY. Sriyono

& Ibu Endang Wihartanti

Kakakku, mas Andi

Kekasihku, Hendro

Almamaterku Universitas Sanata Dharma.

(7)

 

MOTTO

 Dengan berdoa dan berusaha, Pasti Bisa !

(8)

vi 

 

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya yang saya tulis ini merupakan karya asli saya yang tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 26 Januari 2012

Penulis

 

Anna Dyan Rosita Dewi

(9)

vii 

 

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Anna Dyan Rosita Dewi

Nomor Mahasiswa : 071334046

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA SISWA

Beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 26 Januari 2012

Yang menyatakan

(10)

viii 

 

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN TERHADAP JIWA BERWIRAUSAHA

SISWA

Studi Kasus: SMK Kristen 2 Klaten

Anna Dyan Rosita Dewi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2012

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa, (2) Hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa.

Penelitian dilakukan pada siswa SMK Kristen 2 Klaten. Populasi penelitian adalah 552 siswa. Jumlah sampel penelitian adalah 94 siswa. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner, wawancara, dan dokumentasi. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis product moment dari Pearson.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) Tidak ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua dengan jiwa berwirausaha siswa, hal ini didukung dengan nilai koefisien korelasi -0,028 dengan nilai signifikan 0,791 lebih besar dari taraf signifikansi 0,05. (2) Ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan dengan jiwa berwirausaha siswa, hal ini didukung dengan nilai koefisien korelasinya 0,493 dengan nilai signifikan 0,000 lebih kecil dari taraf signifikansi 0,05.

(11)

ix 

 

ABSTRACT

THE CORRELATION BETWEEN SOCIAL ECONOMIC STATUS OF PARENTS AND LEARNING MOTIVATION OF STUDENTS IN

ENTERPRENEURSHIP

A Case Study: Christian 2 Vocational Schools Klaten 

Anna Dyan Rosita Dewi Sanata Dharma University

Yogyakarta 2012

This study aims to determine: (1) the relationship between social and economic status of parents and students' motivation in enterpreneurship; (2) the relationship between learning motivation and the spirit of students in entrepreneurship.

The study was conducted at 2 Klaten Christian Vocational students. The population of this research are 552 students. The samples are 94 students. The sampling technique is purposive sampling. Data collection techniques were questionnaires, interviews, and documentation. To test the research hypothesesPearson product moment analysis was applied.

(12)

 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih-Nya yang besar, sehingga

penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Hubungan Status Sosial Ekonomi

Orang Tua Dan Motivasi Belajar Kewirausahaan Terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa

“. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari banyak sekali

hambatan-hambatan, namun berkat doa, bimbingan, nasihat, dan bantuan dari semua pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis

mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

2. Bapak Indra Darmawan S.E, M.Si. selaku ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

3. Bapak L. Saptono, S.Pd, M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta;

4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, S.E, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang

telah meluangkan waktu dan dengan sabar dalam memberikan bimbingan serta

masukan berupa kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini;

5. Bapak Ig. Bondan Suratno, S.Pd, M.Si. selaku Dosen Penguji yang telah

banyak meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini;

6. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd, M.SA. selaku Dosen Penguji yang telah banyak

meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, memberikan kritik dan saran

untuk kesempurnaan skripsi ini;

7. Staf pengajar Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan;

(13)

xi 

 

yang telah memberikan ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian;

9. Staf pengajar dan tenaga administrasi SMK Kristen 2 Klaten yang telah

memberikan waktu dan bantuan kepada penulis selama penelitian;

10. Tenaga administrasi Program Studi Pendidikan Akuntansi yang telah

membantu kelancaran proses belajar selama ini;

11. Seluruh mahasiswa angkatan 2007 yang juga telah member masukan selama

proses diskusi dan kerjasama yang baik selama ini;

12. Bapak Sriyono dan Ibu Tanti, terima kasih atas doa, pengorbanan, dan

dukungan moral maupun material selama ini;

13. Mas Andi, terima kasih bantuan ngeprint dan modemnya;

14. Kekasihku, mas Hendro terima kasih untuk doanya, perhatiannya,

dukungannya, bantuannya, dll. Ayo semangat kuliah S2 nya….aku bangga

punya kamu;

15. Teman-teman seperjuangan yang menjadi temanku selama ini, terima kasih.

Mudah-mudahan kalian tidakmelupakan kenangan kita dulu waktu kuliah;

16. Tetangga kamarku kos Pondok Daun, terima kasih dukungan dan perhatian

kalian. Buat kos rame terus !!! ;

17. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah

membantu dan mendukung penulis menyelesaikan skripsi ini.

(14)

xii 

 

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 4

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJAUAN TEORITIK ... 6

A. Status Sosial Ekonomi ... 6

1. Pendidikan ... 7

(15)

xiii 

 

a. Pendidikan Formal ... 8

b. Pendidikan Non Formal ... 8

c. Pendidikan Informal ... 8

2. Jumlah Tanggungan Orang Tua ... 9

3. Barang Berharga yang Dimiliki Keluarga ... 10

B. Motivasi Belajar ... 11

1. Motivasi Ekstrinsik ... 12

2. Motivasi Intrinsik ... 12

C. Jiwa Wirausaha ... 14

1. Pengertian Wirausaha... 14

2. Pengertian Jiwa Berwirausaha ... 17

D. Kerangka Berpikir ... 19

1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 19

2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 20

E. Paradigma Penelitian ... 21

F. Hipotesis ... 21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

A. Jenis Penelitian ... 22

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 22

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 22

1. Subyek Penelitian ... 22

2. Obyek Penelitian ... 22

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 23

E. Operasionalisasi Variabel ... 23

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 24

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 24

b. Jumlah Tanggungan Orang Tua ... 25

c. Fasilitas Khusus Serta Kepemilikan Barang Berharga ... 25

2. Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 27

3. Jiwa Berwirausaha Siswa ... 28

F. Hubungan Diantara Variabel Penelitian... 29

(16)

xiv 

 

2. Hubungan antara Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa

Berwirausaha ... 30

G. Teknik Pengumpulan Data ... 31

1. Kuesioner ... 31

2. Wawancara ... 31

3. Dokumentasi ... 32

H. Instrumen Penelitian ... 31

I. Teknik Pengujian Instrumen ... 32

1. Pengujian Validitas ... 32

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa ... 33

b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 35

2. Pengujian Reliabilitas ... 38

J. Teknik Analisis Data ... 39

1. Deskripsi Data ... 39

2. Uji Normalitas ... 39

3. Uji Hipotesis ... 40

a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa Berwirausaha ... 40

1) Rumusan Hipotesis ... 40

2) Pengujian Hipotesis ... 41

3) Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41

b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa ... 42

1) Rumusan Hipotesis ... 42

2) Pengujian Hipotesis ... 42

3) Interpretasi Koefisien Korelasi ... 43

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 44

A. Sejarah SMK Kristen 2 Klaten ... 44

B. Tujuan Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 45

1. Visi SMK Kristen 2 Klaten ... 45

2. Misi SMK Kristen 2 Klaten ... 45

C. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 46

D. Organisasi Sekolah Satuan Pendidikan SMK Kristen 2 Klaten ... 48

E. Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten ... 59

F. Siswa SMK Kristen 2 Klaten ... 53

G. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah ... 54

(17)

xv 

 

H. Fasilitas yang Dimiliki SMK Kristen 2 Klaten ... 55

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 57

A. Deskripsi Data ... 57

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua ... 57

2. Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 58

3. Jiwa Berwirausaha Siswa ... 59

B. Analisis Data ... 60

1. Pengujian Prasyarat Analisis Data ... 60

a. Uji Normalitas ... 60

2. Pengujian Hipotesis ... 61

a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 61

1) Rumusan Hipotesis ... 61

2) Pengujian Hipotesis ... 62

b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa Berwirausaha Siswa ... 62

1) Rumusan Hipotesis ... 62

2) Pengujian Hipotesis ... 62

C. Pembahasan ... 63

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha Siswa .. 63

2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa Berwirausaha Siswa ... 64

BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN ... 66

A. Kesimpulan ... 66

B. Saran ... 66

C. Keterbatasan ... 68

(18)

xvi 

 

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Ciri dan Watak Kewirausahaan... 15

Tabel 3.1 Tingkat Pendidikan Orang Tua ... 24

Tabel 3.2 Jumlah Tanggungan Orang Tua ... 25

Tabel 3.3 Skor Barang yang Dimiliki Keluarga... 26

Tabel 3.4 Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Kerwirausahaan ... 28

Tabel 3.5 Operasionalisasi Variabel Jiwa Berwirausaha ... 29

Tabel 3.6 Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 34

Tabel 3.7 Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar ... 34

Tabel 3.8 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 35

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 36

Tabel 3.10 Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa ... 37

Tabel 3.11 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 39 

Tabel 3.12 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 41

Tabel 4.1 Sumber Daya Manusia SMK Kristen 2 Klaten ... 49

Tabel 4.2 Nama Wali Kelas ... 52

Tabel 4.3 Jumlah Siswa SMK Kristen 2 Tahun Ajaran 2011/1012 ... 53

Tabel 5.1 Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Orang tua ... 57

Tabel 5.2 Klasifikasi Motivasi Belajar Kewirausahaan ... 58

Tabel 5.3 Klasifikasi Jiwa berwirausaha Siswa ... 59

Tabel 5.4 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 60

(19)

xvii 

 

(20)

xviii 

 

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian ... 21

(21)

xix 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

LAMPIRAN 1

1. Angket ... 70

LAMPIRAN 2

1. Rekapitulasi Data Penelitian ... 75 2. Deskripsi Data ... 84

LAMPIRAN 3

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

LAMPIRAN 4

1. Uji Normalitas ... 90

LAMPIRAN 5

(22)

xix 

 

DAFTAR LAMPIRAN

 

LAMPIRAN 1

1. Angket ... 70

LAMPIRAN 2

1. Rekapitulasi Data Penelitian ... 75 2. Deskripsi Data ... 84

LAMPIRAN 3

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 86

LAMPIRAN 4

1. Uji Normalitas ... 90

LAMPIRAN 5

1. Uji Hipotesis ... 92

(23)

 

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai salah satu penyelenggara

pendidikan pada tingkat menengah memiliki peran untuk mempersiapkan

peserta didik agar siap bekerja, baik secara mandiri (wirausaha) maupun

mengisi lowongan pekerjaan yang ada. Sebagai lembaga pendidikan tingkat

menengah, SMK berkewajiban untuk mempersiapkan lulusan yang mampu

bersaing di dunia kerja, baik bekerja pada orang atau lembaga lain maupun

dengan membuka lapangan kerja sendiri. Untuk dapat membuka lapangan

pekerjaan baru, seseorang hendaknya memiliki bekal prestasi. Prestasi ini

terlihat dari pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh siswa selama di

sekolah. Faktor utama yang menentukan mampu tidaknya bersaing adalah

seberapa besar lulusan memiliki kompetensi dibidangnya, pengusaan terhadap

ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kemampuan untuk menghasilkan

produk unggul.

Jumlah lulusan SMK di Indonesia tahun 2010 mencapai 1.087.098

dengan proyeksi yang diserap oleh pasar kerja sebesar 50 persen atau 543.549

orang (beritasore.com/2010), sisanya yang meneruskan ke perguruan tinggi

(24)

 

 

 

Berdasarkan pedoman penyusunan APBN tahun anggaran 2011 yang

salah satunya meliputi, tantangan dan kebijakan pembangunan tahun 2011

terkait dengan penciptaan pertumbuhan ekonomi, penanggulangan

kemiskinan dan ketenagakerjaan dalam tahun 2011 dijelaskan bahwa tingkat

kemiskinan tahun 2009 masih mencapai 14,15 persen dan diharapkan turun

menjadi 12 – 13,5 persen pada tahun 2010 dan menjadi 11,5 – 12,3 persen

pada tahun 2011. Selain itu, pada aspek ketenagakerjaan pada Agustus 2009

jumlah angkatan kerja sebanyak 113,83 juta orang dan jumlah orang yang

bekerja sebanyak 104,87 juta orang, sehingga terdapat 8,96 juta pengangguran

yang sedang mencari pekerjaan.

Fakta di atas menunjukkan masih banyaknya jumlah pengangguran di

Indonesia. Dengan demikian peran Sekolah Menengah Kejuruan dalam

mempersiapkan lulusannya untuk mampu bekerja dan menciptakan lapangan

pekerjaan menjadi sangat penting. Pihak sekolah perlu mendukung dalam

mengembangkan jiwa berwirausaha siswa, salah satunya dengan memberikan

kesempatan pada siswa untuk berjualan di sekolah. Kegiatan ini jika di

dukung dengan baik oleh pihak sekolah maka, selain akan melatih siswa

berwirausaha dan meningkatkan kepercayaan diri siswa juga dapat

meringankan beban orang tua atau bahkan menambah uang saku siswa.

Selain lembaga pendidikan, pihak yang juga berperan penting dalam

mendukung dalam pembentukan jiwa kewirausahaan siswa adalah lingkungan

(25)

 

 

keluarga. Keluarga merupakan lingkungan pertama seseorang untuk

bersosialisasi dengan dengan sesamanya. Dalam keluarga pula, siswa

memperoleh pembinaan dan pengalaman langsung karena justru pihak

keluarga mempunyai tanggung jawab pertama atas persiapan manusia

wirausaha. Oleh karena itu, seseorang akan memiliki sifat yang baik bila

berada di lingkungan keluarga yang baik begitu juga sebaliknya. Hampir

dapat dipastikan bahwa seorang anak yang hidup dalam lingkungan wirausaha

memiliki kecenderungan untuk ikut terjun dalam dunia wirausaha itu karena

sejak dari kecil anak sudah terbiasa dengan pekerjaan orang tua sebagai

wirausaha.

Jiwa berwirausaha merupakan salah satu bekal bagi seseorang dalam

menjalani pekerjaan secara mandiri. Salah satu faktor yang mempengaruhinya

adalah status sosial ekonomi orang tua. Status sosial ekonomi orang tua yang

akan diteliti disini mencakup : tingkat pendidikan orang tua, jumlah

tanggungan orang tua, dan barang berharga yang dimiliki keluarga. Motivasi

belajar siswa juga merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi

jiwa berwirausaha siswa.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti mengenai

“Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Motivasi Belajar

(26)

 

 

 

B. Batasan Masalah

Penelitian ini memfokuskan perhatian pada faktor yang mempengaruhi

jiwa berwirausaha pada siswa. Ada banyak faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya jiwa berwirausaha pada siswa, namun dalam penelitian ini hanya

akan meneliti tentang status sosial ekonomi orang tua dan motivasi belajar

kewirausahaan.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap

jiwa berwirausaha siswa.

2. Apakah ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan terhadap

jiwa berwirausaha siswa.

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah :

(27)

 

 

1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara status sosial ekonomi

orang tua terhadap jiwa berwirausaha siswa.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan antara motivasi belajar

kewirausahaan terhadap jiwa berwirausaha siswa.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapakan dapat memberikan masukan terhadap

lembaga pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan agar dapat semaksimal

mungkin membekali siswa dengan ketrampilan dan mempersiapkan

(28)

 

BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Status Sosial Ekonomi

Menurut Winkel (1984: 165) status adalah kebutuhan akan kedudukan

atau posisi tertentu dalam masyarakat sesuai peranan atau tugas tertentu dalam

masyarakat. Sedangkan status sosial adalah tinggi atau rendahnya prestise

yang dimiliki seseorang berdasarkan kedudukan yang dipegangnya dalam

suatu sistem sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang di maksud

dengan status adalah keadaan / kedudukan (orang, badan, dsb) dalam

hubungan dengan masyarakat di sekelilingnya. Sedangkan menurut Mahmud

(1989:99) status sosial ekonomi keluarga antara lain mencakup tingkat

pendidikan orang tua, tingkat pendapatan dan jenis pekerjaan orang tua serta

fasilitas khusus serta barang-barang berharga yang ada dirumah seperti : radio,

televisi, mesin cuci dan sebagainya. Menurut pendapat para ahli di atas dapat

di tarik kesimpulan bahwa status sosial ekonomi merupakan kedudukan

seseorang dalam kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu,

tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas

barang-barang berharga.

Berdasarkan cara bagaimana status diperoleh, dapat dibedakan

menjadi dua, Soerjono (1990:265) yaitu :

(29)

1. Ascribed Status, kedudukan ini diperoleh seseorang bukan karena

usaha melainkan karena pengaruh adat atau kebudayaan yang

berlaku atau corak masyarakat. Kedudukan ini diperoleh melalui

kelahiran.

2. Achieved Status, kedudukan ini diperoleh seseorang berkat jerih

payah diri sendiri. Kedudukan seperti ini terbuka bagi siapa saja

asalkan mampu untuk memperolehnya.

Dalam kehidupan di masyarakat, seseorang yang memiliki status

sosial lebih tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat

dibandingkan dengan yang status sosialnya lebih rendah. Melly G.Tan

(1977:55) mengatakan bahwa konsep kedudukan dalam sosial ekonomi dalam

ilmu pengetahuan masyarakat lumrahnya mencakup tiga faktor yaitu, faktor

pendidikan, faktor pekerjaan, dan faktor pendapatan. Dalam penelitian ini,

faktor-faktor yang akan dibahas yaitu, faktor pendidikan, jumlah tanggungan

orang tua, dan kepemilikan atas barang-barang berharga.

1. Pendidikan

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat (

(30)

 

seorang bayi itu dilahirkan dan berlangsung seumur hidup. Dari

pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa melalui pendidikan,

seseorang akan memperoleh pengalaman dan mampu mengembangkan

potensi dan keterampilan yang dimilikinya.

Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik

untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan

yang sesuai dengan tujuan pendidikan. Jalur pendidikan

dikelompokkan menjadi tiga yaitu :

a. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang

diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur

pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas,

mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai

pendidikan tinggi.

b. Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini,

serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al

Quran, yang banyak terdapat di setiap masjid dan Sekolah

Minggu, yang terdapat di gereja.

c. Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan

lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang

dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.

(31)

Diantara ketiga jalur pendidikan diatas, pendidikan formal

merupakan jalur pendidikan yang sangat penting, karena tingkat

pendidikan seseorang akan berpengaruh terhadap kehidupannya, tidak

hanya terbatas dalam ilmu pengetahuan yang dimilikinya tetapi juga

akan berpengaruh terhadap penghasilan, kekayaan, bahkan status

sosialnya. Orang tua yang memiliki tingkat pencapaian pendidikan

formal yang tinggi, biasanya akan menurunkannya pada anaknya dan

anaknya pun juga akan termotivasi untuk bisa sejajar dengan

pendidikan orang tuanya bahkan bisa melebihinya.

2. Jumlah Tanggungan Orang Tua

Salah satu faktor yag mempengaruhi status sosial ekonomi

adalah jumlah tanggungan orang tua. Jumlah tanggungan orang tua

merupakan jumlah anggota dalam keluarga (anak) yang ditanggung

oleh orang tua. Jumlah tanggungan orang tua juga berhubungan

dengan jumlah pendapatan. Semakin sedikit anak yang ditanggung,

semakin besar pula kemungkinan kebutuhannya terpenuhi, begitu juga

sebaliknya. Status sosial dapat dilihat dari dapat tidaknya suatu

kebutuhan itu terpenuhi. Jika kebutuhannya dapat terpenuhi, maka

dapat dikatakan bahwa status sosialnya tinggi, begitu juga sebaliknya.

(32)

10 

 

3. Barang Berharga yang Dimiliki Keluarga

Faktor lain yang mempengaruhi kedudukan seseorang dalam

masyarakat adalah fasilitas khusus serta barang berharga yang dimiliki

keluarga. Barang-barang yang dimiliki keluarga antara lain : rumah,

mobil, sepeda motor, telepon, telepon genggam, sawah, televisi, lemari

es, mesin cuci, dll. Semakin banyak barang yang berharga dimiliki

oleh keluarga, semakin tinggi pula status sosialnya dalam masyarakat.

Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak ditentukan oleh apa yang

dia miliki yang di anggap penting dalam masyarakat. Semakin tinggi

pendidikan dan pekerjaannya, maka semakin tinggi statusnya di dalam

masyarakat. Begitu juga dengan banyaknya barang berharga yang dimiliki

seseorang, semakin dia memiliki barang yang banyak dan beragam, semakin

tinggi pula statusnya di masyarakat.

Keadaan keluarga juga akan berpengaruh pada cita-cita, motivasi, dan

minat pada anak, dalam artian bahwa semuanya itu akan dipengaruhi oleh

status sosial ekonomi keluarga. Seorang anak yang hidup dalam keluarga

yang ekonominya cukup, akan mempunyai kesempatan yang luas dalam

mengembangkan kemampuannya bila dibandingkan dengan seorang anak

yang hidup dalam keluarga dengan ekonomi yang kurang. Orang tua yang

tingkat pendidikannya tinggi, maka akan menyekolahkan anaknya minimal

sama dengan tingkat pendidikan orang tuanya.

(33)

B. Motivasi Belajar

Menurut Winkel (1984:27), motivasi berasal dari kata dasar ‘motif’

yang berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam subyek untuk

melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Motivasi

merupakan daya penggerak yang telah menjadi aktif. Sehingga, motivasi

belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa yang

menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan

belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar itu demi mencapai

tujuan yang dikehendaki. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, motivasi

merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak

sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu. Sedangkan

menurut para ahli yang dikutip oleh Fudyartanta (2002:257), motivasi

didefinisikan sebagai berikut :

1. Atkinson mendefinisikan motivasi sebagai berikut:” the term motivation refers to the arousal of tendency to act to produce one or more effect”. Di sini motivasi menunjukkan tendensi berbuat yang meningkat untuk menghasilkan (memprodusir) satu atau lebih pengaruh-pengaruhnya (satu hasil atau lebih).

(34)

12 

 

Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan pengertian motivasi

secara singkat, ialah bahwa: motivasi adalah usaha untuk meningkatkan

kegiatan dalam mencapai suatu tujuan. Motivasi itu berlaku untuk semua

kegiatan termasuk kegiatan belajar.

Pengertian belajar (Uno.2007:21) adalah proses perubahan tingkah

laku seseorang setelah memperoleh informasi yang disengaja. Suatu kegiatan

belajar ialah upaya mencapai perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

aspek pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Jadi, jika dikatakan motivasi

belajar, maksudnya adalah mendorong atau memberi semangat kepada

individu yang melakukan kegiatan belajar, agar lebih giat belajar supaya

prestasinya meningkat menjadi lebik baik. Motivasi dapat timbul baik dari

luar maupun dari dalam manusia itu sendiri.

Bentuk motivasi belajar terbagi atas dua bentuk, yaitu

(Winkel,1984:27) :

1. Motivasi ekstrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnya aktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang tidak secara

mutlak berkaitan dengan aktivitas belajar.

2. Motivasi intrinsik : bentuk motivasi yang di dalamnyaaktivitas belajar

dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan yang secara mutlak

berkaitan dengan aktivitas belajar.

(35)

Menurut Uno (2007:23) Hakikat motivasi belajar adalah dorongan

internal dan eksternal pada siswa yang sedang belajar untuk mengadakan

perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator meliputi:

a. adanya hasrat ingin berhasil,

b. adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

c. adanya harapan dan cita-cita,

d. adanya penghargaan dalam belajar,

e. adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

f. adanya lingkungan belajar yang kondusif.

Apabila seseorang memiliki ciri-ciri yang tersebut di atas, maka dikatakan

seseorang itu telah memilki motivasi belajar yang sangat baik.

Motivasi merupakan syarat mutlak untuk belajar dan mempengaruhi

arah aktivitas yang dipilih serta intensitas keterlibatan seseorang dalam suatu

aktivitas. Motivasi untuk belajar kewirausahaan sangat menentukan tingkah

laku seseorang dalam berwirausaha. Berwirausaha akan berhasil dengan baik,

bila seseorang memiliki motivasi belajar kewirausahaan yang tinggi. Hal ini

mengandung arti bahwa motivasi belajar kewirausahaan berkaitan dengan

usaha keras dan perjuangan yang tidak mudah putus asa dalam belajar

kewirausahaan untuk berhasil dalam berwirausaha.

Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia akan

lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak mempunyai motivasi

(36)

14 

 

belajar kewirausahaan tinggi, dia akan mempunyai dorongan yang kuat untuk

mempelajarinya dan akan lebih memiliki jiwa untuk berwirausaha.

C. Jiwa Berwirausaha

1. Pengertian Wirausaha

Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan “entrepreneurship“,

yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu syaraf

pusat perekonomian atau sebagai “tailbone of economy”, yaitu pengendali

perekonomian suatu bangsa, Soeharto Wirakusumo (Suryana, 2008:14).

Secara epistimologi, kewirausahaan merupakan suatu nilai yang

diperlukan untuk memulai suatu usaha atau suatu proses dalam

mengerjakan suatu yang baru dan sesuatu yang berbeda.

Menurut Meredith (Suryana, 2008:17), berwirausaha berarti

memadukan perwatakan pribadi, keuangan, dan sumber daya. Oleh

karena itu, berwirausaha merupakan sebuah pekerjaan, atau karier yang

harus bersifat fleksibel, dan imajinatif, mampu merencanakan, mengambil

resiko, mengambil keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan untuk

mencapai tujuan.

Wirausaha adalah mereka yang melakukan upaya-upaya kreatif

dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide, dan meramu sumber daya

untuk menemukan peluang (opportunity) dan perbaikan (preparation)

hidup, merupakan pandangan Prawirokusumo (Suryana,2008:16).

(37)

Pengertian wirausaha yang dikenal secara umum adalah membuka usaha

secara mandiri dalam bidang tertentu. Dalam suatu Negara, peran

wirausaha sangat penting. Wirausaha diharapkan dapat membantu

mengatasi masalah pengangguran karena dapat menciptakan peluang

kerja bagi orang lain. Terutama bagi lulusan Sekolah Menengah Kejuruan

yang sudah dibekali dengan keterampilan- keterampilan diharapkan

mampu bekerja secara mandiri sehingga dapat menciptakan lapangan

pekerjaan.

Banyak ahli yang mengemukakan karakteristik kewirausahaan

dengan konsep yang berbeda-beda. Berikut merupakan ciri-ciri dan watak

[image:37.612.70.537.217.704.2]

kewirausahaan menurut Geoffrey G.Meredith ( Suryana, 2008:24) :

Tabel 2.1

Ciri danWatak Kewirausahaan

No Ciri – ciri Watak

1 Percaya diri Keyakinan,ketidaktergantungan, individualitas, dan optimisme.

2 Berorientasi pada tugas dan hasil

Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba, ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras mempunyai dorongan kuat, energik dan inisiatif.

3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang wajar dan suka tantangan.

(38)

16 

 

5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel.

6 Berorientasi ke masa depan

Pandangan ke depan.

Selanjutnya, Arthur Kuriloff dan John M.Mepil (Suryana,2006:25),

mengemukakan karakteristik kewirausahaaan dalam bentuk nilai-nilai dan

perilaku kewirausahaan sebagai berikut :

a. Komitmen, menyelesaikan tugas hingga selesai.

b. Resiko moderat, tidak melakukan spekulasi malainkan

berdasarkan pada perhitungan yang matang.

c. Melihat peluang, memanfaatkan peluang yang ada sebaik

mungkin.

d. Obyektivitas, melakukan pengamatan secara nyata untuk

memperoleh kejelasan.

e. Umpan balik, menganalisis data kinerja waktu untuk memandu

kegiatan.

f. Optimisme, menunjukkan kepercayaan diri yang besar walaupun

berada dalam situasi yang berat.

g. Uang, melihat uang sebagai suatu sumber daya, buka tujuan akhir.

h. Manajemen proaktif, mengelola berdasarkan perencanaan masa

depan.

(39)

2. Pengertian Jiwa Berwirausaha

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘ adalah

seluruh kehidupan batin manusia ( yang terjadi dari perasaan,

pikiran,angan-angan, dsb). Istilah wirausaha pada waktu lalu lebih

dikenal dengan wiraswasta, kedua istilah ini mempunyai pengertian yang

sama. Wirausaha berasal dari kata ‘wira’ dan ‘usaha’. ‘ Wira ‘ dapat

berarti mulia, luhur, unggul, sedangkan ‘ usaha ‘ yang berarti kemampuan

melakukan usaha atas kekuatan sendiri. Pengertian wirausaha berarti

manusia unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung

pada orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin

manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan

usaha dengan kemampuan sendiri.

Meskipun diantara para ahli ada yang lebih menekankan

kewirausahaan pada peran pengusaha kecil, akan tetapi sifat ini dimiliki

juga oleh bukan pengusaha. Jiwa kewirausahaan ada pada setiap orang

yang memiliki perilaku inovatif, kreatif, dan pada setiap orang yang

menyukai perubahan, pembaharuan, kemajuan, dan tantangan.

Menurut Dusselman, (Suryana, 2008:51), bahwa seorang yang

memiliki jiwa kewirausahaan ditandai oleh pola-pola tingkah laku sebagai

berikut :

a. Keinovasian, yaitu usaha untuk menciptakan, menemukan dan

(40)

18 

 

b. Keberanian untuk menghadapi resiko, yaitu usaha untuk

menimbang dan menerima resiko dalam pengambilan keputusan

dan dalam menghadapi ketidakpastian.

c. Kemampuan manajerial, yaitu usaha-usaha yang dilakukan untuk

melaksanakan fungsi-fungsi manajemen yaitu :

1)Usaha perencanaan

2)Usaha untuk mengkoordinir

3)Usaha untuk menjaga kelancaran usaha

4)Usaha untuk mengawasi dan mengevaluasi usaha.

d. Kepemimpinan, yaitu usaha memotivasi, melaksanakan, dan

mengarahkan terhadap tujuan usaha.

Dari konsep kewirausahaan, ciri dan watak kewirausahaan,

seseorang yang mempunyai jiwa berwirausaha merupakan pribadi yang

unggul yang mampu berpikir kreatif, inovatif, mempunyai keberanian

mengambil resiko, mampu memimpin, dalam melakukan usaha

mengutamakan keorisinilan dan selalu berorientasi ke masa depan serta

mampu menciptakan peluang dan dapat memanfaatkan setiap

kesempatan.

(41)

D. Kerangka Berpikir

1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa

Berwirausaha Siswa

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam

kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas

barang-barang berharga. Kedudukan seseorang di masyarakat, banyak

ditentukan oleh apa yang dia miliki yang di anggap penting dalam

masyarakat. Semakin tinggi pendidikan dan pekerjaannya, maka

semakin tinggi statusnya di dalam masyarakat. Begitu juga dengan

banyaknya barang berharga yang dimiliki seseorang, semakin memiliki

barang yang banyak dan beragam, semakin tinggi pula statusnya di

masyarakat.

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian ‘ jiwa ‘

adalah seluruh kehidupan batin manusia ( yang terjadi dari perasaan,

pikiran,angan-angan, dsb). Pengertian wirausaha berarti manusia

unggul dalam usaha atas kekuatan sendiri dan tidak bergantung pada

orang lain. Jadi, jiwa berwirausaha adalah seluruh kehidupan batin

manusia yang menjadikan manusia itu unggul untuk dapat melakukan

usaha dengan kemampuan sendiri.

Seseorang yang hidup dalam keluarga wirausaha, biasanya

(42)

20 

 

langsung dengan orang tuanya yang berwirausaha sehingga jiwa

berwirausaha itu timbul sudah dari kecil.

2. Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa

Berwirausaha Siswa

Motivasi berarti daya penggerak dari dalam dan di dalam

subyek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai

suatu tujuan. Pengertian belajar (Uno.2007:21) adalah proses

perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh informasi yang

disengaja. Jadi, motivasi belajar maksudnya adalah mendorong atau

memberi semangat kepada individu yang melakukan kegiatan belajar,

agar lebih giat belajar supaya prestasinya meningkat menjadi lebik

baik. Motivasi dapat timbul baik dari luar maupun dari dalam manusia

itu sendiri.

Seseorang yang mempunyai motivasi untuk belajar tinggi, dia

akan lebih berprestasi bila dibandingkan dengan yang tidak

mempunyai motivasi belajar. Begitu juga halnya dengan seseorang

yang mempunyai motivasi belajar kewirausahaan tinggi, dia akan

mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih

memiliki jiwa untuk berwirausaha.

(43)

E. Paradigma Penelitian

Berdasarkan pada deskripsi dan kerangka berpikir di atas, maka akan

[image:43.612.70.537.174.643.2]

dibuat paradigma penelitian sebagai berikut :

Gambar 2.1

Paradigma Penelitian

Melalui diagram 2.1, maka dapat diketahui bahwa ada hubungan

antara status sosial ekonomi orang tua (X1) dan motivasi belajar

kewirausahaan (X2) terhadap jiwa berwirausaha siswa (Y).

F. Hipotesis

1. Ada hubungan antara status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa

berwirausaha siswa.

2. Ada hubungan antara motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa

berwirausaha siswa.

Status Sosial Ekonomi Orang tua

(X1)

Motivasi Belajar Kewirausahaan

(X2)

(44)

22 

 

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan adalah studi empirik pada siswa

SMK Kristen 2 Klaten. Studi empirik merupakan penelitian terhadap suatu

subyek yang kesimpulan dapat digeneralisasikan terhadap subyek yang lain.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitiannya adalah SMK Kristen 2 Klaten, Jl. Dr. Wahidin

Sudiro Husodo 42 Klaten.

2. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2011.

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek penelitian

Yang menjadi subyek penelitiannya adalah siswa SMK Kristen 2

Klaten kelas XI dan XII bidang keahlian penjualan.

2. Obyek penelitian

Yang menjadi obyek penelitiannya adalah status sosial ekonomi orang

tua dan motivasi belajar siswa.

(45)

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto,2002:108).

Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi dalam penelitian ini

adalah siswa SMK Kristen 2 Klaten sebanyak 552 siswa.

2. Menurut Arikunto (2002: 109) yang dimaksud dengan sampel adalah

sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dari penelitian ini

adalah siswa kelas XI dan XII jurusan penjualan. Dalam pengambilan

sampel, apabila respondennya kurang dari 100 maka di ambil

semuanya. Pada penelitian ini responden berjumlah 94, maka semua

responden di ambil semuanya.

3. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling. Purposive sampling adalah metode penetapan responden

untuk dijadikan sampel berdasarkan pada kriteria-kriteria tertentu

(Syofian,2010:148). Alasan digunakan sampel siswa kelas XI dan XII

jurusan penjualan karena mereka lebih dipersiapkan untuk

berwirausaha dan sudah melakukan praktek wirausaha.

E. Operasionalisasi Variabel

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang membentuk apa saja

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi

tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya ( Sugiyono, 2007:58).

(46)

24 

 

1. Status Sosial Ekonomi Orang Tua

Status sosial ekonomi orang tua mencakup tingkat pendidikan, jumlah

tanggungan keluarga, dan kepemilikan barang berharga.

a. Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendididkan orang tua adalah tingkat pendidikan yang

berhasil orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang

berhasil diselesaikan yaitu, SD, SLTP, SMA/SMK, dan perguruan

tinggi. Jalur pendidikan formal mempunyai jenjang pendidikan yang

jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai

pendidikan tinggi. Orang tua yang memiliki tingkat pencapaian

pendidikan formal yang tinggi, biasanya akan menurunkannya pada

anaknya dan anaknya pun juga akan termotivasi untuk bisa sejajar

dengan pendidikan orang tuanya bahkan bisa melebihinya.

[image:46.612.70.536.152.666.2]

Tingkat pendidikan orang tua dibagi menjadi 4 yaitu :

Tabel 3.1

Tingkat Pendidikan Orang Tua

Kategori Skor

Tamatan SMP 1

Tamatan SMA 2

Tamatan D3 3

Tamatan S1 4

(47)

b. Jumlah Tanggungan Orang Tua

Merupakan jumlah anggota keluarga (anak) yang ditanggung oleh

orang tua. Baik merupakan saudara kandung maupun saudara bukan

kandung yang tinggal bersama dengan orang tua,

[image:47.612.70.535.205.637.2]

Jumlah tanggungan orang tua dapat dibagi menjadi :

Tabel 3.2

Jumlah Tanggungan Orang Tua

Jumlah tanggungan orang tua Skor

1 anak 1

2 anak 2

3 anak 3

4 anak 4

c. Fasilitas Khusus Serta Kepemilikan Barang Berharga

Fasilitas diukur dari banyaknya fasilitas khusus dan barang- barang

berharga yang dimiliki oleh keluarga. Barang-barang yang dimiliki

keluarga antara lain : rumah, mobil, sepeda motor, telepon, telepon

genggam, sawah, televisi, lemari es, mesin cuci, dll.

Berikut merupakan skor untuk masing-masing barang yang dimiliki

(48)

26 

[image:48.612.65.543.147.637.2]

 

Tabel 3.3

Skor Barang yang Dimiliki Keluarga

Barang yang dimiliki Perkiraan harga (jumlah total) Skor

1. Mobil a. < Rp 20.000.000

b. Rp 20.000.000 – Rp 50.000.000 c. Rp 50.000.000 – Rp 80.000.000 d. > Rp 80.000.000

1 2 3 4

2. Sepeda motor a. < Rp 7.000.000

b. Rp 7.000.000 – Rp 10.000.000 c. Rp 10.000.000 – Rp 20.000.000 d. > Rp 20.000.000

1 2 3 4 3. Komputer/laptop a. < Rp 2.000.000

b. Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 c. Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 d. > Rp 6.000.000

1 2 3 4 4. AC a. < Rp 2.000.000

b. Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 c. Rp 2.500.000 – Rp 3.000.000 d. > Rp 3.000.000

1 2 3 4 5. Mesin cuci a. < Rp 2.000.000

b. Rp 2.000.000 – Rp 4.000.000 c. Rp 4.000.000 – Rp 6.000.000 d. Rp 6.000.000 – Rp 8.000.000

1 2 3 4 6. Lemari es a. < Rp 1.500.000

b. Rp 1.500.000 – Rp 2.000.000 c. Rp 2.000.000 – Rp 2.500.000 d. > Rp 2.500.000

1 2 3 4 7. Televisi a. < Rp 1.500.000

b. Rp 1.500.000 – Rp 2.500.000 c. Rp 2.500.000 – Rp 3.500.000 d. > Rp 3.500.000

1 2 3 4 8. Hand Phone a. < Rp 1.000.000

b. Rp 1.000.000 – Rp 3.000.000 c. Rp 3.000.000 – Rp 6.000.000 d. > Rp 6.000.000

1 2 3 4

(49)

2. Motivasi Belajar Kewirausahaan

Motivasi merupakan dorongan yang timbul pada diri seseorang secara

sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan

tertentu. Sehingga yang dimaksud dengan motivasi belajar adalah

dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar

untuk belajar kewirausahaan dengan tujuan berhasil dalam berwirausaha.

Untuk mengukur motivasi belaja kewirausahaan, digunakan skala Likert

yang telah dimodifikasi (Jogiyanto,2004:66) yaitu skala yang digunakan

untuk mengukur respon subyek dalam 5 poin skala dengan interval yang

sama.

Selalu : SL

Sering : S

Kadang-Kadang : KD

Jarang : J

Tidak Pernah : TP

Sedangkan masing –masing pernyataan diberi skor :

SL S KD J TP

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negatif 1 2 3 4 5

Berikut ini merupakan tabel operasionalisasi variabel motivasi belajar

(50)

28 

[image:50.612.69.536.139.721.2]

 

Tabel 3.4

Operasionalisasi Variabel Motivasi Belajar Kerwirausahaan

No Indikator Pernyataan Positif

Pernyataan negatif

1 Adanya hasrat ingin berhasil 6,11

2 Adanya dorongan dan kebutuhan

dalam belajar 3,4,7

3 Adanya harapan dan cita-cita 8,12

4 Adanya penghargaan dalam belajar 2

5 Adanya kegiatan yang menarik

dalam belajar 1,5

6 Adanya lingkungan belajar yang

kondusif 9 10

3. Jiwa Berwirausaha Siswa

Untuk mengukur jiwa berwirausaha, digunakan skala Likert yang

dimodifikasi (Jogiyanto,2004:66) yaitu skala yang digunakan untuk

mengukur respon subyek dalam 5 poin skala dengan interval yang sama.

Selalu : SL

Sering : S

Kadang-Kadang : KD

Jarang : J

Tidak Pernah : TP

Sedangkan masing –masing pernyataan diberi skor :

SL S KD J TP

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negatif 1 2 3 4 5

(51)
[image:51.612.69.535.162.614.2]

Berikut ini merupakan tabel operasionalisasi variabel jiwa berwirausaha :

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Jiwa Berwirausaha

No Indikator Pernyataan positif

Pernyataan negatif

1 Percaya diri 5,6,12

2 Berorientasi pada tugas dan hasil

1,11,13 14

3 Pengambilan resiko 7,16

4 Kepemimpinan 2,8

5 Keorisinilan 3

6 Berorientasi ke masa depan

4,9,10

7 Keinovasian 15

8 Kemampuan manajerial 17

F. Hubungan Diantara Variabel Penelitian

1. Hubungan antara Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa

Berwirausaha

Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam

kelompok yang dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, jenis pekerjaan dan kepemilikan atas

barang-barang berharga. Status sosial ekonomi orang tua dalam

(52)

30 

 

tanggungan keluarga, dan fasilitas khusus serta barang-barang

berharga yang dimiliki oleh keluarga.

Dalam kehidupan di masyarakat, seseorang yang memiliki

status sosial tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur di

masyarakat dibandingkan dengan seseorang yang status sosialnya lebih

rendah. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang tinggi, tentu saja

akan mengarahkan anaknya untuk mencapai pendidikan minimal sama

dengan orang tuanya. Banyaknya jumlah anggota keluarga yang

ditanggung oleh orang tua, juga akan mempengaruhi status sosialnya

di masyarakat, karena berkaitan dengan dapat atau tidaknya kebutuhan

yang dapat terpenuhi dalam keluarga itu. Kepemilikna atas

barang-barang berharga juga akan meningkatkan status sosial seseorang dalam

masyarakat. Seseorang dengan status sosial yang tinggi dimungkinkan

akan lebih memiliki jiwa berwirausaha. Hal ini disebabkan karena

untuk menjadi wirausaha dibutuhkan modal yang besar.

2. Hubungan antara Motivasi Belajar Kewirausahaan dengan Jiwa

Berwirausaha

Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak psikis di

dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin

kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada

kegiatan belajar itu demi mencapai tujuan yang dikehendaki. Kegiatan

(53)

belajar bisa dilakukan dalam bidang apapun, salah satunya adalah

belajar kewirausahaan. Motivasi untuk belajar kewirausahaan sangat

menentukan tingkah laku seseorang dalam berwirausaha.

Berwirausaha akan berhasil dengan baik, bila seseorang memiliki

motivasi belajar kewirausahaan yang tinggi. Seseorang yang

mempunyai motivasi belajar kewirausahaan tinggi, dia akan

mempunyai dorongan yang kuat untuk mempelajarinya dan akan lebih

memiliki jiwa untuk berwirausaha.

G. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Merupakan sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada

responden untuk diisi sesuai dengan keadaan responden. Teknik ini

digunakan untuk mengumpulkan data tentang status sosial ekonomi

orang tua, motivasi belajar kewirausahaan dan jiwa berwirausaha

siswa.

2. Wawancara

Merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide, melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna

dalam suatu topik tertentu. Cara ini digunakan untuk mencari

informasi tentang data siswa kepada guru yang bersangkutan dan

(54)

32 

 

3. Dokumentasi

Merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen bisa

berbentuk gambar, tulisan, atau karya monumental dari seseorang.

Teknik ini digunakan untuk mencari data mengenai gambaran umum

sekolah.

H. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data. Pada penelitian ini, instrumen yang digunakan

adalah angket atau kuesioner. Angket ini berisi sejumlah pertanyaan yang

digunakan untuk mengetahui informasi dari responden tentang status sosial

ekonomi orang tua dan motivasi belajar kewirausahaan siswa.

I. Teknik Pengujian Instrumen

1. Pengujian Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur valid atau tidaknya suatu

kuesioner. Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mendapatkan data itu valid. Dalam penelitian ini, pengujian validitas

instrumen menggunakan teknik korelasi product momen dari Karl Pearson

dengan rumus :

r=

  

 

 

2 2

2 2

y y

n x x

n

y x xy

n

(55)

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

n = jumlah responden

x = skor total dari setiap item

y = skor total dari seluruh item.

Koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari hasil perhitungan

menunjukkan tinggi rendahnya validitas dari instrumen yang di ukur.

Selanjutnya hasil koefosien korelasi (r) ini dibandingkan dengan nilai r

korelasi product moment pada tabel dengan taraf signifikansi 0,05. Jika

rhitung> rtabelmaka butir soal tersebut bisa dikatakan valid, begitu juga

sebaliknya.

Pelaksanaan uji validitas dilakukan pada siswa SMK Sanjaya dengan

jumlah responden 41 siswa. Dari jumlah tersebut diketahui derajat kebebasan

sebesar 39, (41-2) siswa. Adapun rangkuman hasil uji validitas

masing-masing variabel adalah sebagai berikut :

a. Hasil Pengujian Validitas Variabel Motivasi Belajar Siswa

Ada sebanyak dua belas (12) butir soal yang diujikan pada pengujian ini.

(56)

34 

 

Tabel 3.6

Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Item Soal r tabel r hitung Keterangan

1 0,261 0,447 valid

2 0,261 0,388 valid

3 0,261 0,407 valid

4 0,261 0,611 valid

5 0,261 0,351 valid

6 0,261 0,489 valid

7 0,261 0,239 Tidak valid

8 0,261 0,536 valid

9 0,261 0,127 Tidak valid 10 0,261 -0,411 Tidak valid

11 0,261 0,599 valid 12 0,261 0,589 valid

Dari sebanyak dua belas item soal, terdapat tiga soal yang tidak valid.

Adapun nomor soal tersebut adalah 7,9,dan 10. Item soal yang tidak valid

tersebut, kemudian dibuang dan dilakukan pengujian ulang. Berikut

[image:56.612.68.537.148.701.2]

merupakan hasil pengujian ulang :

Tabel 3.7

Rangkuman Uji Validitas Variabel Motivasi Belajar

Item Soal

r tabel r hitung Keterangan

1 0,261 0.503 valid 2 0,261 0.478 valid 3 0,261 0.406 valid 4 0,261 0.730 valid

(57)

5 0,261 0.407 valid 6 0,261 0.417 valid 8 0,261 0.559 valid 11 0,261 0.633 valid 12 0,261 0.654 valid

Dari tabel 3.9 menunjukkan bahwa sebanyak sepuluh item soal valid.

Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai

rhitungdengan rtabelpada taraf signifikansi 0,05. Jika rhitung>rtabelmaka

soal dikatakan valid, begitu juga sebaliknya. Pada pengujian ini diketahui

bahwa nilai

rtabel= 0,261.

b. Hasil Pengujian Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa

Ada sebanyak tujuh belas (17) butir soal yang diujikan pada pengujian

[image:57.612.73.532.232.690.2]

ini. Berikut merupakan rangkuman uji validitas jiwa berwirausaha siswa :

Tabel 3.8

Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa

Item Soal r tabel r hitung Keterangan

1 0,261 0,132 Tidak valid

2 0,261 0,474 valid

3 0,261 0,045 Tidak valid 4 0,261 0,248 Tidak valid

5 0,261 0,397 valid

6 0,261 0,338 valid

7 0,261 0,550 valid

(58)

36 

 

9 0,261 0,199 Tidak valid 10 0,261 0,215 Tidak valid 11 0,261 0,617 valid 12 0,261 0,413 valid 13 0,261 0,274 valid 14 0,261 0,204 Tidak valid 15 0,261 0,465 valid 16 0,261 0,447 valid 17 0,261 0,610 valid

Dari sebanyak tujuh belas item soal, ada enam item soal yang tidak valid.

Adapun soal yang tidak valid adalah soal nomor 1,3,4,9,10,dan 14. Item

yang tidak valid tersebut, kemudian dibuang dan dilakukan uji validitas

[image:58.612.68.527.97.650.2]

ulang. Hasil dari uji validitas ulang tampak dalam tabel 3.11 :

Tabel 3.9

Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa

Item Soal r tabel r hitung Keterangan 2 0,261 0.452 valid 5 0,261 0.417 valid 6 0,261 0.306 valid 7 0,261 0.574 valid 8 0,261 0.500 valid 11 0,261 0.664 valid 12 0,261 0.457 valid 13 0,261 0.198 Tidak valid 15 0,261 0.470 valid 16 0,261 0.439 valid 17 0,261 0.586 valid

(59)

Setelah dilakukan pengujian ulang, ternyata masih ada item soal yang

tidak valid yaitu, soal nomor 13. Kemudian item soal yang tidak valid

tersebut dibuang dan dilakukan pengujian ulang lagi hingga semua item

[image:59.612.69.536.184.622.2]

soal valid. Hasil dari uji validitas ulang tampak dalam tabel berikut :

Tabel 3.10

Rangkuman Uji Validitas Variabel Jiwa Berwirausaha Siswa

Item Soal r tabel r hitung Keterangan 2 0,261 0.512 valid 5 0,261 0.399 valid 6 0,261 0.279 valid 7 0,261 0.587 valid 8 0,261 0.558 valid 11 0,261 0.687 valid 12 0,261 0.468 valid 15 0,261 0.421 valid 16 0,261 0.444 valid 17 0,261 0.559 valid

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa semua item soal valid. Dari tabel

diatas menunjukkan bahwa sebanyak sepuluh item soal valid.

Pengambilan kesimpulan ini dilakukan dengan membandingkan nilai

rhitungdengan rtabelpada taraf signifikansi 0,05. Jika rhitung>rtabelmaka

soal dikatakan valid, begitu juga sebaliknya. Pada pengujian ini diketahui

bahwa nilai

(60)

38 

 

2. Pengujian Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrument dapat dipercaya

atau tidak untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Tujuan pengujian

reliabilitas adalah untuk mengetahui konsistensi atau keteraturan hasil

pengukuran suatu obyek atau responden. Dalam penelitian ini, digunakan

koefisien Chronbach Alpha dengan rumus :

r

n =

             

2 2 1 1 t b k k Keterangan :

r

n = reliabilitas instrument

K = jumlah soal

2

b= jumlah varian soal

2

t = varian total

Jika koefisien alpha > 0,6 maka instrument tersebut reliabel.

Sebaliknya jika koefisien alpha < 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel

(Nunnaly,1967, dalam Imam Ghozali,2006:42). Uji reliabilitas instrumen

dilakukan dengan rumus cronbach alpha dan dikerjakan dengan program SPSS

for windows versi 15.00. Dengan data sebanyak 41 responden dengan dk = 39

(41-2), menunjukkan nilai

rtabel= 0,261. Berikut hasil rangkuman uji

reliabilitas instrument :

(61)

Tabel 3.11

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel

Nilai r

tabel Nilai r hitung Keterangan Status Sosial Ekonomi Orang Tua 0,261 0,750 Reliabel

Motivasi Belajar Kewirausahaan 0,261 0,820 Reliabel Jiwa Berwirausaha Siswa 0,261 0,808 Reliabel

J. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Analisis ini dilakukan dengan cara mendiskripsikan data hasil

observasi yang didapatkan dari penelitian di lapangan yang meliputi status

sosial ekonomi orang tua, pendapatan orang tua, motivasi belajar siswa, dan

jiwa berwirausaha siswa. Untuk keperluan diskripsi data, digunakan statistik

deskriptif untuk masing-masing variabel.

2. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui gejala-gejala yang diteliti

apakah data berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan

dengan menggunakan rumus One-Sample Komolgorov-Smirnov

(Ghozali,2007:115) yaitu :

D = Max

F

 

X

S

n

 

X

1 1

[image:61.612.66.550.140.676.2]
(62)

40 

 

Keterangan :

D = Deviasi maksimum

 

X

F0 0 = Fungsi distribusi komulatif yang ditentukan

 

X

Sn 1 = Fungsi distribusi komulatif yang diobservasi

Jika nilai probabilitasnya > 0,05, maka distribusi data dikatakan

normal. Sebaliknya jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka distribusi data

dikatakan tidak normal.

3. Uji Hipotesis

a. Pengujian Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua Dengan Jiwa

Berwirausaha

Pengujian hipotesis ini diuji menggunakan Korelasi Product

Moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan status

sosial ekonomi orang tua dengan jiwa berwirausaha siswa.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai

berikut :

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap

jiwa berwirausaha siswa.

Ha : Ada hubungan status sosial ekonomi orang tua terhadap jiwa

berwirausaha siswa.

(63)

2) Pengujian Hipotesis

r=

 

 

 

 2 2 2 2 ) ( y x n x x n y x xy n Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

n = jumlah responden

x = skor total dari setiap item

y = skor total dari seluruh item.

3) Interpretasi Koefisien Korelasi

Untuk memberikan interpretasi terhadap tinggi rendahnya

hubungan, maka digunakan pedoman untuk memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi (Suharsimi Arikunto,

[image:63.612.71.538.118.636.2]

2006:276) :

Tabel 3.12

Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,000 - 0,200 Sangat Rendah

0,200 - 0,400 Rendah 0,400 - 0,600 Agak rendah 0,600 - 0,800 Cukup 0,800 - 1,00 Tinggi

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5 %, jika

nilai probabilitasnya < 0,05 maka hubungan korelasi tersebut

(64)

42 

 

b. Pengujian Hubungan Motivasi Belajar Kewirausahaan terhadap Jiwa

Berwirausaha Siswa

Pengujian hipotesis ini diuji menggunakan Korelasi Product

Moment. Teknik ini digunakan untuk mengetahui hubungan motivasi

belajar kewirausahaan dengan jiwa berwirausaha siswa.

Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk menguji hipotesis adalah sebagai

berikut :

1) Rumusan Hipotesis

Ho : Tidak ada hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap

jiwa berwirausaha siswa.

Ha : Ada hubungan motivasi belajar kewirausahaan terhadap jiwa

berwirausaha siswa.

2) Pengujian Hipotesis

r=

 

 

 

2 2

2 2

) (

y y

n x x

n

y x xy

n

Keterangan :

r = koefisien korelasi antara variabel X dengan variabel Y

n = jumlah responden

(65)

x = skor total dari setiap item

y = skor total dari seluruh item.

3) Interpretasi Koefisien Korelasi

Untuk memberikan interpretasi terhadap tinggi rendahnya

hubungan, maka digunakan pedoman untuk memberikan

interpretasi terhadap koefisien korelasi sesuai dengan tabel 3.14 :

Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi 5 %,

jika nilai probabilitasnya < 0,05 maka hubungan korelasi tersebut

(66)

   

44 

 

BAB IV

GAMBARAN UMUM

A. Sejarah SMK Kristen 2 Klaten

SMK Kristen 2 Klaten yang dulu SMEA Kristen didirikan pada

tanggal 1 januari 1968 oleh suatu panitia yang beranggotakan sebagai

berikut :

Ketua 1 : Sdr. Harsono, B.A.

Ketua 2 : Sdr. Mulyadi, B.A.

Sekretaris : Sdr. Sukarsono

Bendahara

Gambar

Tabel 5.5 Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dengan Jiwa Berwirausaha
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian .............................................................................
Tabel 2.1 Ciri danWatak Kewirausahaan
Gambar 2.1 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Denagan aneka makanan dan minuman yang enak dan segar dengan harga yang bias dicapai oleh semua golongan masyarakat sehingga hal tersebutlah yang menyebabkan ketertarikan saya

Fasilitas yang disediakan oleh penulis dalam perancangan ini adalah kapel sebagai tempat berdoa baik bagi komunitas maupun masyarakat sekitar, biara dengan desain interior

Kata hasud berasal dari berasal dari bahasa arab ‘’hasadun’’,yang berarti dengki,benci.dengki adalah suatu sikap atau perbuatan yang mencerminkan

[r]

“ STUDI DESKRIPTIF MENGENAI SUBJECTIVE WELLBEING PADA LANSIA PENDERITA PENYAKIT KRONIS YANG MENGIKUTI PROLANIS DI PUSKESMAS ‘X’ KOTA BANDUNG “. Universitas Kristen

[r]

Konselor :”Sebagai kesimpulan akhir dari pembicaraan kita dapat Bapak simpulkan bahwa Anda mempunyai kesulitan untuk berkomunikasi dalam belajar oleh karena itu mulai besok anda

Asian Institut for Teacher Education, menjelaskan kompetensi sosial guru adalah salah satu daya atau kemampuan guru untuk mempersiapkan peserta didik