iv
ABSTRAK
KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN PENANGANANNYA DI
RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU PERIODE JANUARI 2010
–
DESEMBER 2012
Fajri Lirauka, 2015. Pembimbing : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.
Latar belakang Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah
kanker leher rahim. Insidensi 12,2%. Penanganan kanker payudara telah terjadi perubahan
selama dua dekade terakhir. Hal ini diakibatkan karena deteksi dini yang baik dan terapi yang
lebih baik tiap tahunnya.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui karakteristik pasien kanker payudara dan
penanganannya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Metode
Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder
pasien kanker payudara berupa usia, lokasi tumor, ukuran tumor, stadium, gambaran
histopatologi, grade histologi, penanganan dengan pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi
hormonal, dan terapi biologi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010
–
Desember 2012.
Hasil penelitian didapatkan 95 kasus kanker payudara pada wanita.
Simpulan Penderita kanker payudara terbanyak pada kelompok usia 40-49 tahun (36,8%),
lokasi pada kuadran lateral atas payudara (30,5%), terbanyak ukuran 2-5 cm (69,5%), pada
stadium lanjut lokal (53,7%), jenis terbanyak i
nvasive ductal carcinoma
(96,9%),
grade
II
(50,6%). Penanganan dengan mastektomi radikal modifikasi (92,6%), kemoterapi
adjuvant
(96,8%), radioterapi (17,9%), terapi hormonal (50,5%) dan tidak ditemukan terapi biologi.
v
ABSTRACT
PATIEN CHARACTERISTIC OF BREAST CANCER AND THE TREATMENT IN
ARIFIN ACHMAD GENERAL HOSPITAL PEKANBARU PERIOD JANUARY
2010-DECEMBER 2012
Fajri Lirauka, 2015. Tutor : dr. Laella Kinghua Liana, Sp.PA, M.Kes.
Background
Breast cancer was the second most common cancer in Indonesia after cervical
cancer. The incidence is about 12.2 %. Treatment of breast cancer has changed over the last
two decades. This is due to early detection and treatment that are better each year.
Objective
To obtain characteristics of breast cancer patient and the treatment in Arifin
Achmad General Hospital Pekanbaru.
Methods
This study was a retrospective descriptive by using secondary data of breast
cancer patient in the form of patient age, tumor location, tumor size, stage, hystopatology,
hystology grade, treatment with surgery, chemotherapy, radiotherapy, hormonal therapy,and
biological therapy in Arifin Achmad General Hospital Pekanbaru period January
2010-December 2012.
Results
This study obtained 95 cases of breast cancer in women.
Conclusion
The majority of breast cancer patients were 40-49 years old (36,8%), locations
were in the upper lateral quadrant of the breast (29.5%), mostly size 2-5 cm (53,6%) and were
at locally advanced stage (49,5%), the most common type was invasive ductal carcinoma
(95,8%), grade II (50,6%). Treatment with modified radical mastectomy (88%), adjuvant
chemotherapy (96,8%), radiotherapy (16,8%), hormonal therapy (50,5%), and biological
therapy was not found.
viii
DAFTAR ISI
JUDUL
... i
LEMBAR PERSETUJUAN
... ii
SURAT PERNYATAAN
... iii
ABSTRAK
... iv
ABSTRACT
... v
KATA PENGANTAR
... vi
DAFTAR ISI
... ...viii
DAFTAR TABEL
... xi
DAFTAR GAMBAR
... xii
DAFTAR LAMPIRAN
... xiii
BAB I
PENDAHULUAN
... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 2
1.3 Tujuan Penelitian ... 2
1.3.1 Tujuan umum ... 2
1.3.1 Tujuan khusus ... 2
1.4 Manfaat Penelitian ... 3
1.4.1 Manfaat Akademis ... 3
1.4.2 Manfaat Praktis ... 3
1.5 Landasan Teori ... 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
... 5
2.1 Anatomi dan fisiologi payudara ... 5
2.1.1 Anatomi payudara ... 5
2.1.2 Fisiologi payudara ... 9
2.2 Kanker payudara ... 10
ix
2.2.2 Epidemiologi ... 10
2.2.3 Faktor Risiko ... 11
2.2.4 Patogenesis ... 15
2.2.5 Klasifikasi ... 16
2.2.6 Skrining ... 18
2.2.7 Diagnosis ... 21
2.2.8 Penentuan stadium ... 23
2.2.9 Modalitas terapi ... 26
2.2.10 Penatalaksanaan menurut stadium ... 32
2.2.11
Follow up
dan rekurensi ... 34
2.2.12 Faktor prediktif ... 37
2.2.13 Faktor prognostik ... 38
2.2.14 Prognosis ... 40
BAB III METODE PENELITIAN
... 41
3.1 Bahan Penelitian ... 41
3.2 Lokasi dan Waktu ... 41
3.3 Rancangan penelitian ... 41
3.4 Populasi dan sampel ... 41
3.5 Pengumpulan data ... 41
3.6 Pengolahan dan analistik data ... 42
3.7 Definisi operasional ... 42
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
... 46
4.1 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan usia ... 46
4.2 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan lokasi tumor ... 47
4.3 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan ukuran tumor ... 48
4.4 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan stadium ... 48
4.5 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan gambaran histopatologi ... 49
4.6 Gambaran pasien kanker payudara berdasarkan
grade
histologi ... 50
4.7 Gambaran penanganan pasien kanker payudara dengan pembedahan ... 50
4.8 Gambaran penanganan pasien kanker payudara dengan kemoterapi ... 51
x
4.10 Gambaran penanganan pasien kanker payudara dengan terapi hormonal ... 52
4.11 Gambaran penanganan pasien kanker payudara dengan terapi biologi ... 53
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
... 54
5.1 Simpulan ... 54
5.2 Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA
... 56
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi tumor payudara secara histologi menurut WHO ... 16
Tabel 2.2 Klasifikasi klinis TNM kanker payudara berdasarkan WHO ... 24
Tabel 2.3 Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara berdasarkan
WHO
... 26
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Anatomi otot-otot dinding dada ... 6
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Data Sekunder dari Data Rekam Medik Pasien kanker payudara di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru Periode Januari 2010
–
Desember
2012 ... .61
LAMPIRAN 2 Surat Pengantar dari Fakultas Kedokteran Universitas Kristen
Maranatha ... ... .72
LAMPIRAN 3 Surat Izin Penelitian dari Rumah Sakit Arifin Achmad Pekanbaru .... .73
LAMPIRAN 4 Surat Keterangan Selesai Melaksanakan Penelitian di Rumah Sakit
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Kanker payudara merupakan salah satu keganasan paling yang sering
ditemukan pada wanita di dunia. Jumlah penderita kanker payudara di dunia terus
mengalami peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara
Barat maupun pada insiden rendah seperti di Asia (WHO,
The Global Burden of
Disease
: 2004
update
, 2004). Kanker payudara mengalami peningkatan insidensi
sekitar 4% antara tahun 1982-1986 (Lenhard, Osteen, & Gansler, 2000).
American
Cancer Society
memperkirakan terdapat 232.670 kasus baru kanker payudara
invasif pada wanita di Amerika Serikat pada tahun 2014. Selama tahun
2004-2008, penderita kanker payudara invasif pada umur 20-24 tahun memiliki
insidensi terendah yakni 1,5 kasus per 100.000; wanita umur 75-79 tahun
memiliki insidensi tertinggi yakni 421,3 kasus per 100.000 (
Breast Cancer Facts
and Figures
2011-2012, 2011).
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah
kanker leher rahim dan diperkirakan dalam waktu singkat akan merupakan kanker
dengan insidensi tertinggi pada wanita (Manuaba, 2010). Berdasarkan data Sistem
Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan
pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul
kanker leher rahim (11,78%). Berdasarkan data
Globocan (IARC,WHO) 2002
,
kanker payudara di Indonesia memiliki insidensi sebesar 12,2% (Rasjidi, 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samuel, jumlah pasien kanker
payudara yang datang ke Rumah Sakit Dharmais dari tahun 2000-2010 sebanyak
1.246 kasus
(Marwati, 2012).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ergina
Rahmawati Febriyani pada tahun 2011, dari 137 kasus kanker payudara di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru, didapatkan lebih dari 50% kasus berada pada stadium
lanjut dengan ukuran tumor lebih dari 5 cm dan sebagian besar terletak di kuadran
2
Berdasarkan
American Cancer Society
, angka kematian kanker payudara telah
menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik
dan terapi yang lebih baik tiap tahunnya (Rasjidi, 2009). Penanganan kanker
payudara telah terjadi perubahan selama dua dekade terakhir (
American Cancer
Society
, 2013). Penanganan kanker payudara tidak lagi dilakukan secara tunggal
tetapi mencakup modalitas terapi antara pembedahan, radioterapi, kemoterapi,
terapi biologis, dan terapi hormonal (Manuaba, 2010; Rasjidi, 2009). Penanganan
tersebut dilakukan tergantung pada stadium tumor, status hormonal (reseptor
estrogen dan progesteron), umur pasien, keadaan umum pasien dan status
menopause pasien (
Breast Cancer: Treatment Options
, 2014).
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta pengetahuan dasar
biologi molekuler mempengaruhi tata cara penanganan kanker payudara tersebut.
Beberapa obat baru kini ditemukan berdasarkan konsep biologi untuk pengobatan
kanker payudara.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai gambaran karakteristik pasien kanker payudara dan penangananya di
RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010
–
Desember 2012.
1.2
Identifikasi Masalah
Bagaimana karakteristik dan penanganan pasien kanker payudara di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010
–
Desember 2012.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui karakterisitik pasien kanker payudara dan penangannya di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010
–
Desember 2012.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus penelitian ini adalah:
1.
Mengetahui distribusi frekuensi pasien kanker payudara berdasarkan usia,
3
histologi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari
2010-Desember 2012.
2.
Mengetahui distribusi frekuensi penanganan pasien kanker payudara
dengan pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal, dan terapi
biologi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari
2010-Desember 2012.
1.4
Manfaat Penelitian
1.4.1
Manfaat Akademis
Hasil penelitian ini diharapkan menambah informasi serta wawasan
pengetahuan mengenai karakteristik pasien kanker payudara dan penanganannya
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru dan dapat menjadi bahan referensi untuk
penelitian selanjutnya.
1.4.2
Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, di antaranya:
1.
Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan peneliti mengenai karakteristik pasien kanker payudara dan
penanganannya.
2.
Bagi tenaga kesehatan dan RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, penelitian
ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi pemeriksaan dan
penanganan serta bahan masukan data dasar penderita kanker payudara
di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
3.
Bagi masyarakat, penelitian ini dapat meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai kanker payudara terutama mengenai karakteristik
dan penanganannya sehingga dapat dilakukan langkah-langkah
pencegahan untuk menurunkan angka kejadian di masa depan.
1.5 Landasan Teori
Kanker payudara merupakan masalah global dan isu kesehatan international
4
tertinggi nomor 1. Angka kejadian kanker payudara di Amerika Serikat adalah
27/100.000 penduduk dan diperkirakan terdapat lebih dari 200.000 kasus baru
pertahun dengan angka kematian lebih dari 40.000 kasus pertahun. Di Indonesia,
kanker payudara merupakan kanker dengan insidensi tertinggi nomor 2 setelah
kanker leher rahim pada wanita. Hal ini disebabkan karena tidak tersedianya
registrasi berbasis populasi, angka kejadian kanker payudara dibuat berdasarkan
registrasi berbasis patologi dengan insidensi relatif 11,5% (artinya 11-12 kasus
baru per 100.000 penduduk berisiko) (Manuaba, 2010).
Banyak faktor risiko yang memodifikasi kemungkinan seseorang wanita
terjangkit kanker payudara. Faktor-faktor tersebut dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok yang sudah dipastikan dan kurang dipastikan. Kelompok yang
sudah dipastikan antara lain faktor geografik, usia, riwayat keluarga, riwayat haid,
kehamilan, dan penyakit payudara jinak. Kelompok yang kurang dipastikan antara
lain estrogen eksogen, kontrasepsi oral, obesitas, diet tinggi lemak, konsumsi
alkohol, dan merokok (Kumar, Cotran, & Robbins, 2007).
Jumlah kanker payudara di Indonesia didapatkan kurang lebih 23410 kasus
baru setiap tahun (dari 200 juta populasi). Muchlis Ramli dkk pada penelitiannya
di Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo pada tahun 2008,
mendapatkan stadium IIIa dan IIIb sebanyak 43,4%, stadium IV sebanyak 14,3%,
berbeda dengan negara maju dimana kanker payudara ditemukan lebih banyak
dalam stadium dini. Hal ini mungkin karena kurangnya informasi, letak geografis,
pendidikan, dan banyaknya iklan yang menerangkan tentang pengobatan
alternatif, kurangnya alat diagnostik seperti mammografi, USG, dan kurangnya
keterampilan tenaga medis.
Penanganan kanker payudara mencakup modalitas terapi antara lain
pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi biologi, dan terapi hormonal
(Manuaba, 2010; Rasjidi, 2009). Pembedahan merupakan modalitas utama dalam
pengobatan kanker payudara. Kini, radioterapi, kemoterapi, dan terapi hormonal
sering digunakan untuk pengobatan kanker payudara. Akan tetapi, terapi biologi
54
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan penelitian terhadap 95 kasus kanker payudara di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru didapatkan simpulan sebagai berikut:
1.
Pasien kanker payudara paling banyak pada kelompok usia 40-49 tahun
(36,8%).
2.
Lokasi kanker payudara terbanyak terletak pada kuadran lateral atas
payudara (30,5%).
3.
Pasien sebagian besar masih datang berobat dalam keadaan tumor
berukuran 2-5 cm (69,5%).
4.
Pasien kanker payudara yang berobat masih dalam stadium lanjut lokal
(53,7%).
5.
Gambaran histopatologi yang paling banyak ditemukan pada pasien
kanker payudara adalah
invasive ductal carcinoma
(96,9%).
6.
Grade
histologi yang paling banyak adalah
grade
II atau
grade
histologi
berdiferensiasi sedang (50,6%).
7.
Mastektomi radikal modifikasi merupakan jenis pembedahan yang paling
banyak dilakukan (92,6%).
8.
Kemoterapi
adjuvant
merupakan jenis kemoterapi yang paling banyak
diberikan (96,8%), diikuti kemoterapi neoadjuvant (3,2%).
9.
Penanganan radioterapi hanya dilakukan pada 17 kasus (17,9%).
10.
Terapi hormonal diberikan pada 48 kasus (50,5%).
55
5.2 Saran
Untuk penelitian selanjutnya, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1.
Diharapkan kepada tenaga kesehatan atau dokter agar dapat memberikan
penyuluhan terhadap masyarakat, sehingga masyarakat lebih mengenali
faktor risiko, gejala-gejala dan bahaya dari kanker payudara, sehingga
dapat mendeteksi sedini mungkin penyakit kanker tersebut.
2.
Diharapkan kepada seluruh lapisan masyarakat ikut serta dalam program
Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) dan segera memeriksakan diri
ke dokter apabila ditemukan kelainan pada payudaranya.
3.
Diharapkan tenaga medis melengkapi penulisan rekam medik pasien,
karena akan berguna dalam mengetahui perjalanan penyakit pasien dan
untuk penelitian selanjutnya.
4.
Diharapkan kepada RSUD Arifin Achmad Pekanbaru agar dapat
mengoptimalkan
penanganan
pasien
kanker
payudara
dengan
75
RIWAYAT HIDUP
Nama
: Fajri Lirauka
NRP
: 1010154
Tempat/Tanggal Lahir
: Padang, 27 Juli 1992
Agama
: Islam
Alamat
: Perumahan Setraharmoni blok L5 no. 19 Cimahi
Utara 40393
Riwayat Pendidikan
:
1996
–
1998 TK Pertiwi Padang
1998
–
2004 SD Pertiwi 3 Padang
2004
–
2007 SMP Negeri 12 Bandung
2007
–
2010 SMA Negeri 1 Pekanbaru
KARAKTERISTIK PASIEN KANKER PAYUDARA DAN
PENANGANANNYA DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU
PERIODE JANUARI 2010
–
DESEMBER 2012
PATIEN CHARACTERISTIC OF BREAST CANCER AND THE
TREATMENT IN ARIFIN ACHMAD GENERAL HOSPITAL PEKANBARU
PERIOD JANUARY 2010-DECEMBER 2012
Laella Kinghua Liana
1, Fajri lirauka
2 1Bagian Patologi Anatomi, Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha,
2Fakultas Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha
Jalan Prof. Drg. Suria Sumantri MPH No. 65 Bandung 40164 Indonesia
ABSTRAKLatar belakang Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah kanker leher rahim. Insidensi 12,2%. Penanganan kanker payudara telah terjadi perubahan selama dua dekade terakhir. Hal ini diakibatkan karena deteksi dini yang baik dan terapi yang lebih baik tiap tahunnya.
Tujuan penelitian Untuk mengetahui karakteristik pasien kanker payudara dan penanganannya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Metode Penelitian ini bersifat deskriptif retrospektif dengan menggunakan data sekunder pasien kanker payudara berupa usia, lokasi tumor, ukuran tumor, stadium, gambaran histopatologi, grade histologi, penanganan dengan pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal, dan terapi biologi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012.
Hasil penelitian didapatkan 95 kasus kanker payudara pada wanita.
Simpulan Penderita kanker payudara terbanyak pada kelompok usia 40-49 tahun (36,8%), lokasi pada kuadran lateral atas payudara (30,5%), terbanyak ukuran 2-5 cm (69,5%), pada stadium lanjut lokal (53,7%), jenis terbanyak invasive ductal carcinoma (96,9%), grade II (50,6%). Penanganan dengan mastektomi radikal modifikasi (92,6%), kemoterapi adjuvant (96,8%), radioterapi (17,9%), terapi hormonal (50,5%) dan tidak ditemukan terapi biologi.
Kata kunci: Kanker payudara, karakteristik pasien, penanganan, RSUD Arifin Achmad Pekanbaru
ABSTRACT
Background Breast cancer was the second most common cancer in Indonesia after cervical cancer. The incidence is about 12.2 %. Treatment of breast cancer has changed over the last two decades. This is due to early detection and treatment that are better each year.
Objective To obtain characteristics of breast cancer patient and the treatment in Arifin
Achmad General Hospital Pekanbaru.
Methods This study was a retrospective descriptive by using secondary data of breast cancer patient in the form of patient age, tumor location, tumor size, stage, hystopatology, hystology grade, treatment with surgery, chemotherapy, radiotherapy, hormonal therapy,and biological therapy in Arifin Achmad General Hospital Pekanbaru period January 2010-December 2012.
Results This study obtained 95 cases of breast cancer in women.
Keywords : Breast cancer, patients characteristics, treatment, Arifin Achmad General Hospital
Pekanbaru
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan salah satu keganasan paling yang sering ditemukan pada wanita di dunia. Jumlah penderita kanker payudara di dunia terus mengalami peningkatan, baik pada daerah dengan insiden tinggi di negara-negara Barat maupun pada insiden rendah seperti di Asia1. Kanker payudara mengalami peningkatan insidensi sekitar 4% antara tahun 1982-1986 2.American Cancer Society memperkirakan terdapat 232.670 kasus baru kanker payudara invasif pada wanita di Amerika Serikat pada tahun 2014. Selama tahun 2004-2008, penderita kanker payudara invasif pada umur 20-24 tahun memiliki insidensi terendah yakni 1,5 kasus per 100.000; wanita umur 75-79 tahun memiliki insidensi tertinggi yakni 421,3 kasus per 100.0003.
Kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak di Indonesia setelah kanker leher rahim dan diperkirakan dalam waktu singkat akan merupakan kanker dengan insidensi tertinggi pada wanita4. Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2007, kanker payudara menempati urutan pertama pada pasien rawat inap di seluruh RS di Indonesia (16,85%), disusul kanker leher rahim (11,78%). Berdasarkan data Globocan (IARC,WHO) 2002, kanker payudara di Indonesia memiliki insidensi sebesar 12,2%5.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Samuel, jumlah pasien kanker payudara yang datang ke Rumah Sakit Dharmais dari tahun 2000-2010 sebanyak 1.246 kasus6.Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ergina Rahmawati Febriyani pada tahun 2011, dari 137 kasus kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, didapatkan lebih dari 50% kasus berada pada stadium lanjut dengan ukuran tumor lebih dari 5 cm dan sebagian besar terletak di kuadran lateral atas.
Berdasarkan American Cancer Society, angka kematian kanker payudara telah menurun sejak tahun 1990. Hal ini diakibatkan oleh karena deteksi dini yang baik dan terapi yang lebih baik tiap
tahunnya5.Penanganan kanker payudara telah terjadi perubahan selama dua dekade terakhir7.Penanganan kanker payudara tidak lagi dilakukan secara tunggal tetapi mencakup modalitas terapi antara pembedahan, radioterapi, kemoterapi, terapi biologis, dan terapi hormonal4,5.Penanganan tersebut dilakukan tergantung pada stadium tumor, status hormonal (reseptor estrogen dan progesteron), umur pasien, keadaan umum pasien dan status menopause pasien8. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kedokteran serta pengetahuan dasar biologi molekuler mempengaruhi tata cara penanganan kanker payudara tersebut. Beberapa obat baru kini ditemukan berdasarkan konsep biologi untuk pengobatan kanker payudara.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian mengenai gambaran karakteristik pasien kanker payudara dan penangananya di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012.
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
1.
Mengetahui
distribusi
frekuensi
pasien kanker payudara berdasarkan
usia, lokasi tumor, ukuran tumor,
stadium, gambaran histopatologi, dan
grade histologi di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru periode Januari
2010-Desember 2012.
METODOLOGI PENELITIAN
Bahan Penelitian
Bahan penelitian menggunakan data rekam medik pasien yang merupakan data retrospektif pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012.
Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif retrospektif yaitu dengan menggunakan data sekunder dari status pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010– Desember 2012.
Populasi dan Sampel
Populasi penelitian adalah semua pasien yang didiagnosis sebagai kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012. Sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria inklusi.
Kriteria inklusi adalah semua pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012 yang memiliki data rekam medik yang lengkap.
Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data sekunder, yaitu data dari status rekam medik penderita kanker payudara di Bagian Rekam Medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, Bagian Patologi Anatomi, dan Bangsal Bedah Arifin Achmad Pekanbaru periode Januari 2010–Desember 2012.
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah secara komputerisasi dengan mencatat data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, kemudian data tersebut ditabulasikan dan ditampilkan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Data rekam medik pasien kanker payudara RSUD Arifin Achmad Pekanbaru selama Januari 2010–Desember 2012 ditemukan sebanyak 110 kasus. Dalam evaluasi lebih lanjut, sebanyak 15 pasien memiliki data tidak lengkap. Total pasien yang dihitung sebanyak 95 kasus. Data ini diambil dengan cara mencatat dari data rekam medik.
Berikut ini adalah beberapa tabel hasil penelitian yang disajikan berdasarkan usia, lokasi tumor, ukuran tumor, stadium tumor, gambaran histopatologi, gradasi histologi, pembedahan, kemoterapi, radioterapi, terapi hormonal dan terapi biologi yang diolah berdasarkan data rekam medik RSUD Arifin Achmad Pekanbaru.
Tabel 1 Gambaran Pasien Kanker Payudara Berdasarkan Usia
No Usia (tahun)
Jumlah Persentase
(%)
1 20 - 29 0 0
2 30 - 39 23 24,2
3 40 - 49 35 36,8
4 50 - 59 26 27,4
5 ≥ 60 11 11,6
Jumlah 95 100
Semarang, dimana kanker payudara terbanyak ditemukan pada usia 40-49 tahun sebesar 38,5%, diikuti usia 50-59 tahun sebesar 32,7% dan usia 30-39 tahun sebanyak 21,2%9. Octaviana, Darmayanthi, dan Kardinah melaporkan pada tahun 2011 di Rumah Sakit Dharmais Jakarta, usia penderita kanker payudara terbanyak pada usia 40-49 tahun sebanyak 41,7%, diikuti usia 50-59 tahun sebanyak 37,5% dan usia 30-39 tahun sebanyak 12,5%10. Begitu juga halnya dengan penelitian yang dilakukan Djatmiko, Octavianus, Fortunata, dan Andaru pada tahun 2013 di Rumah Sakit Onkologi Surabaya dimana usia terbanyak didapatkan pada usia 40-49 tahun11.
Tabel 2 Gambaran Pasien Kanker
Payudara Berdasarkan
Lokasi Tumor
No Lokasi
tumor
Jumlah Persentase
(%) 1 Letak
sentral
21 22,1
2 Kuadran lateral atas
29 30,5
3 Kuadran lateral bawah
12 12,6
4 Kuadran medial atas
7 7,4
5 Kuadran medial bawah
6 6,3
6 Lebih 1 kuadran
20 21,1
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 2, dapat dilihat bahwa lokasi tumor yang paling banyak terdapat di lateral atas yaitu sebanyak 29 kasus (30,5%), sedangkan paling sedikit terdapat di kuadran medial bawah yaitu sebanyak 6 kasus (6,3%). Penelitian yang dilakukan oleh Lilmbergen dan Mazeron pada tahun 2010 menemukan kuadran lateral atas sebagai lokasi tumor paling banyak sebesar 38,5%12. Hasil yang serupa juga didapatkan oleh Ajitha, Srinivasan, Shivaswarmy, dan Abhishek di Bangalore Medical College and Research Institute, Bangalore, India pada tahun 2012 bahwa lokasi tumor yang paling banyak ditemukan di kuadran lateral atas
(43,8%)13. Hal ini dikarenakan jaringan payudara terbanyak terdapat di kuadran lateral atas dibandingkan kuadran lainnya14.
Tabel 3 Gambaran Pasien Kanker
Payudara Berdasarkan
Ukuran Tumor
No Ukuran
tumor (cm)
Jumlah Persentase
(%)
1 <2 14 14,7
2 2-5 66 69,5
3 >5 15 15,8
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 3, dapat dilihat bahwa sebagian besar ukuran tumor pasien kanker payudara adalah 2-5 cm yaitu sebanyak 66 kasus (69,5%) dan ukuran tumor <2 cm sebanyak 14 kasus (14,7%) dan tumor >5 cm sebanyak 15 kasus (15,8%). Hal ini sama dengan penelitian Heriady dan Achmad mendapatkan ukuran tumor yang paling banyak tumor yang berukuran 2-5 cm (73,5%)15. Hal ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan Wahyuni yang mendapatkan sebagian besar kanker payudara mempunyai tumor >5 cm (62,8%)16. Jumlah kasus stadium lanjut (>5cm) yang menurun ini diduga karena kesadaran masyarakat terhadap kanker payudara stadium dini telah meningkat.
Tabel 4 Gambaran Pasien Kanker
Payudara Berdasarkan
Stadium
No Stadium Jumlah Persentase(%)
1 Stadium 0
0 0
2 Stadium dini
42 40,0
3 Stadium lanjut lokal
47 53,7
4 Stadium lanjut
6 6,3
Jumlah 95 100
sebanyak 47 kasus (53,7%) sedangkan pasien yang didiagnosis dengan stadium 0 tidak ditemukan. Hasil yang sama juga didapatkan Indrati, Setyawan, dan Handojo pada tahun 2010 di Rumah Sakit Kariadi Semarang dimana stadium lanjut lokal merupakan stadium yang paling banyak ditemukan (58,7%)9.
Faktor-faktor yang menyebabkan banyaknya pasien kanker payudara di RSUD Arifin Achmad datang dengan stadium lanjut lokal tidak diketahui, tetapi dalam literatur diduga disebabkan skrining terhadap kanker payudara di Indonesia masih bersifat individual sehingga program deteksi dini masih belum efektif dan efisien5. Kurangnya informasi, letak geografis, pendidikan, banyaknya iklan yang menerangkan tentang pengobatan alternatif, kurangnya alat diagnostik, seperti mamografi, USG, dan kurangnya keterampilan tenaga medis dalam mendiagnosis keganasan payudara memungkinkan penderita kanker sudah berada pada stadium lanjut17.Menurut Indrati, Setyawan, dan Handojo, proporsi terbanyak pada stadium III menunjukkan bahwa kesadaran responden untuk melakukan pengobatan pada gejala awal atau pada stadium dini masih sangat rendah. Kebanyakan responden tidak mengetahui gejala kanker payudara, cara mendeteksi kanker payudara secara dini, pencarian pengobatan serta cara pencegahannya 9.
Tabel 5 Gambaran Pasien Kanker
Payudara Berdasarkan
Gambaran Histopatologi
No Gambaran histopatologi
Jumlah Persentase (%) 1 Non invasive 0 0 2 Invasive
Invasive ductal carcinoma
92 96,9
Invasive lobular carcinoma
2 2,1
Mucinous carcinoma
1 1
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 5, dapat dilihat bahwa sebagian besar gambaran histopatologi pasien kanker payudara adalah invasive ductal carcinoma sebanyak 92 kasus (96,9%) dan paling sedikit adalah mucinous carcinoma sebanyak 1 kasus (1%). Hasil yang serupa juga didapatkan Heriady dan Achmad pada tahun 2014, dimana invasive ductal carcinoma merupakan kanker payudara yang paling banyak ditemukan (89,0%)15. Sutandoyo, Suzanna, Haryono, dan Reksodiputro pada tahun 2008 dalam penelitannya di Rumah Sakoctait Dharmais Jakarta mendapatkan invasive ductal carcinoma sebagai jenis kanker payudara invasive paling banyak (92,5%)18. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyatakan bahwa invasive ductal carcinoma merupakan jenis kanker payudara yang paling banyak ditemukan17.
Tabel 6 Gambaran Pasien Kanker
Payudara Berdasarkan Grade
Histologi
No Grade histologi
Jumlah Persentase
(%) 1 Grade I 1 1 2 Grade II 48 50,6 3 Grade III 46 48,4
Jumlah 95 100
Tabel 7 Gambaran Penanganan Pasien
Kanker Payudara dengan
Pembedahan
No Pembedahan Jumlah Persentase
(%) 1 Mastektomi
radikal
0 0
2 Mastektomi radikal modifikasi
88 92,6
3 Mastektomi simpel
0 0
4 BCS (Breast Conserving Surgery)
0 0
5 Non operasi 7 7,4
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 7, mastektomi radikal modifikasi merupakan yang paling banyak dilakukan yaitu sebanyak 88 kasus (92,6%), sedangkan 7 kasus (7,4%) lainnya tidak dilakukan operasi. Hal ini sesuai dengan literatur yang menyebutkan pembedahan sebagai modalitas utama dan mastektomi radikal modifikasi merupakan jenis operasi yang banyak17.
Tabel 8 Gambaran Penanganan Pasien
Kanker Payudara dengan
Kemoterapi
No Kemoterapi Jumlah Persentase
(%) 1 Kemoterapi
adjuvant
92 96,8
2 Kemoterapi neoadjuvant
3 3,2
3 Kemoterapi paliatif
0 0
4 Tidak 0 0
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 8, kemoterapi adjuvant merupakan kemoterapi yang paling banyak diberikan yaitu sebanyak 92 kasus (96,8%), sedangkan kemoterapi paliatif tidak ditemukan. Kemoterapi adjuvant bekerja paling efektif pada tumor yang berukuran kecil. Tujuannya adalah untuk menurunkan
risiko timbulnya kekambuhan dan metastasis jauh. Indikasi kemoterapi adjuvant menurut rekomendasi St. Gallen Consensus Conference ditentukan oleh ekspresi HER-2 dan ER/PR, ukuran tumor, grading tumor, metastasis kelenjar getah bening, dan ada tidaknya invasi limfovaskuler. Sedangkan indikasi menurut Protokol PERABOI 2003 adalah penderita dengan kelenjar getah bening aksila positif atau penderita kelenjar getah bening negatif tapi pasien dalam kelompok high risk (usia <40 tahun, high grade, ER/PR negatif, invasi limfatik, atau vaskular, high thymidin index)17.
Tabel 9 Gambaran Penanganan Pasien
Kanker Payudara dengan
Radioterapi
No Radioterapi Jumlah Persentase (%)
1 Ya 17 17,9
2 Tidak 78 82,1
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 9, hanya 17 kasus yang dilakukan tindakan radioterapi (17,9%), sedangkan 78 kasus tidak dilakukan tindakan radioterapi (82,1%). Hal ini dikarenakan fasilitas radioterapi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru yang kurang memadai. Radioterapi merupakan modalitas terapi yang cukup penting pada kanker payudara. Radioterapi menurunkan risiko rekurensi lokal dan berpotensi untuk menurunkan mortalitas jangka panjang penderita kanker payudara17.
Tabel 10 Gambaran Penanganan Pasien Kanker Payudara dengan Terapi Hormonal
No Terapi hormonal
Jumlah Persentase
1 Ya 48 50,5
2 Tidak 47 49,5
Berdasarkan tabel 4.10, sebanyak 48 kasus diberikan terapi hormonal (50,5%), sedangakan sebanyak 47 kasus tidak diberikan terapi hormonal (49,5%). Suatu literatur menyebutkan bahwa terapi hormonal masih paling efektif dan paling jelas targetnya dari terapi sistemik untuk kanker payudara. Terapi ini diindikasikan hanya pada payudara yang menunjukkan ekspresi positif dari estrogen receptor (ER) dan atau progesteron receptor (PR), dimana ER positif pada sepertiga penderita kanker payudara17.
Tabel 11 Gambaran Penanganan Pasien
Kanker Payudara dengan
Terapi Biologi
No Terapi biologi
Jumlah Persentase (%)
1 Ya 0 0
2 Tidak 95 100
Jumlah 95 100
Berdasarkan tabel 11, tidak ditemukan penanganan kanker payudara dengan terapi biologi. Terapi biologi ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekpresi protein tertentu pada jaringan kanker seperti ekspresi Her-2/Neu protein dan ekspresi VEGF/R4. Tidak adanya terapi biologi di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru disebabkan karena biaya yang mahal.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian terhadap 95 kasus kanker payudara di RSUD Arifin Achmad Pekanbaru didapatkan simpulan sebagai berikut:
1. Pasien kanker payudara paling banyak pada kelompok usia 40-49 tahun (36,8%).
2. Lokasi kanker payudara terbanyak terletak pada kuadran lateral atas payudara (30,5%).
3. Pasien sebagian besar masih datang berobat dalam keadaan tumor berukuran 2-5 cm (69,5%).
4. Pasien kanker payudara yang berobat masih dalam stadium lanjut lokal (53,7%).
5. Gambaran histopatologi yang paling banyak ditemukan pada
pasien kanker payudara adalah invasive ductal carcinoma (96,9%). 6. Grade histologi yang paling banyak
adalah grade II atau grade histologi berdiferensiasi sedang (50,6%). 7. Mastektomi radikal modifikasi
merupakan jenis pembedahan yang paling banyak dilakukan (92,6%). 8. Kemoterapi adjuvant merupakan
jenis kemoterapi yang paling banyak diberikan (96,8%), diikuti kemoterapi neoadjuvant (3,2%). 9. Penanganan radioterapi hanya
dilakukan pada 17 kasus (17,9%). 10. Terapi hormonal diberikan pada 48
kasus (50,5%).
DAFTAR PUSTAKA
1. WHO. (2004). The Global Burden of Disease: 2004 update. 13. Retrieved Januari 2013, from http://www.who.int/healthinfo/glob al_burden_disease/GBD_report_20 04update_full.pdf
2. Lenhard, R. E., Osteen, R. T., & Gansler, T. (2000). Breast cancer. In Clinical oncology: american cancer society (p. 253). American Cancer Society.
3. Breast Cancer Facts & Figures 2011-2012 . (2011). Retrieved
November 2014, from
www.cancer.org:
http://www.cancer.org/acs/groups/c ontent/@epidemiologysurveilance/ documents/document/acspc-030975.pdf
4. Manuaba, T. W. (2010). Kanker payudara. In T. W. Manuaba (Ed.), Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid PERABOI 2010 (p. 17). Jakarta: Sagung Seto.
5. Rasjidi, I. (2009). Kanker payudara. In I. Rasjidi, & L. Kusumo (Eds.), Deteksi dini & pencegahan kanker pada wanita (1 ed., p. 52). Jakarta: Sagung Seto.
6. Marwati. (2012, Maret 20). Breast Cancer Incidences in Indonesia Continue to Increase. Retrieved
Januari 4, 2014, from
http://www.ugm.ac.id/:
http://www.ugm.ac.id/en/news/722
7-breast.cancer.incidences.in.indonesi a.continue.to.increase
7. American Cancer Society. (2013, 9 11). Retrieved September 3, 2014, from
http://www.cancer.org/cancer/breas tcancer/detailedguide/breast-cancer-key-statistics
8. Breast Cancer: Treatment Options. (2014, May). Retrieved November
2014, from Cancer.net:
http://www.cancer.net/cancer- types/breast-cancer/treatment-options
9. Indrati, R., Setyawan, H., & Handojo, D. (2005). Faktor-faktor risiko yang berpengaruh terhadap
kejadian kanker payudara. Retrieved from http://core.kmi.open.ac.uk/downloa d/pdf/11706046.pdf
10. Octaviana, D. N., Darmayanthi, E., & Kardinah. (2012). Faktor risiko kanker payudara pada pasien wanita di rumah sakit sanker dharmais jakarta. Retrieved
November 2014, from
http://www.indonesianjournalofcan cer.org/images/stories/2012/IJoC_2 012_3_105.pdf
11. Djatmiko, A., Octavianus, J., Fortunata, N., & Andaru, I. (2013, April 17). Profil cancer delay pada kasus kanker payudara di RS onkologi surabaya. Retrieved from http://www.indonesianjournalofcan cer.org/images/stories/2013/IJoC_2 013_2_47.pdf
12. Limbergen, E. V., & Mazeron, J. J. (n.d.). Breast Cancer. Retrieved November 2014, from Estro-education: http://estro-education.org/publications/Docume nts/J%20%20%2018%20%200108 2002%20Breast%20print_proc.pdf 13. Ajitha, M. B., Srinivasan, N.,
Shivaswarmy, B. S., & Abhishek, V. (2012). A Systematic study on fibroadenoma of the breast. International journal of biomedical and advance reasearch, 1. Retrieved from http://www.eejss.com/managete/fu_ folder/2012-03/2012-03-03-080-085.pdf
14. The Anatomy and Physiology of the Breast. (2007, May 31). Retrieved November 2014, from Medscape: http://www.medscape.org/viewartic le/548921_3
15. Heriady, Y., & Achmad, D. (n.d.). Faktor yang berhubungan dengan terinfiltrasinya areola dan papilla pada karsinoma payudara operable. Retrieved November 2014, from http://www.indonesianjournalofcan cer.org/images/stories/2014/IJoC_2 014_1_017.pdf
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream /123456789/6999/1/D0300109.pdf 17. Suyatno, & Pasaribu, E. T. (2014).
Kanker payudara. In Bedah onkologi diagnosis dan terapi (2 ed., p. 39). Jakarta: Sagung Seto. 18. Sutandoyo, N., Suzanna, E.,
Haryono, S. J., & Reksodiputro, A.
H. (2008). Signaling pathways in early onset sporadic breast cancer of patient in indonesia. Retrieved
November 2014, from
56
DAFTAR PUSTAKA
Ajitha, M. B., Srinivasan, N., Shivaswarmy, B. S., & Abhishek, V. (2012).
A
Systematic study on fibroadenoma of the breas
t.
International journal of
biomedical
and
advance
reasearch
,
1.
Retrieved
from
http://www.eejss.com/managete/fu_folder/2012-03/2012-03-03-080-085.pdf
American Cancer Society. (2013, 9 11).
Retrieved
September 3, 2014, from
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-key-statistics
Biganzoli, L. (2009).
Prognostic and predictive factors.
Retrieved from
www.springer.com: file:///D:/9780387751146-c1.pdf
Borgen, P. I., & Hill, A. D. (2000).
Anatomy of the breast and axilla
. Dalam
Breast
disease
(hal. 12). Texas: Landes Bioscience.
Breast Cancer Facts and Figures 2011-2012.
(2011).
Retrieved
September 2014,
from
http://www.cancer.org/acs/groups/content/@epidemiologysurveilance/documen
ts/document/acspc-030975.pdf
Breast Cancer Module I: Breast Anatomy, Physiology, and Pathology
. (2007, May
31).
Retrieved
November
2014,
from
www.medscape.org:
http://www.medscape.org/viewarticle/548921_3
Breast Cancer Screening Reminder
. (2014).
Retrieved from
American cancer society:
http://www.cancer.org/healthy/toolsandcalculators/remind-me
Breast Cancer: Treatment Options
. (2014, May).
Retrieved
November 2014,
from
Cancer.net:
http://www.cancer.net/cancer-types/breast-cancer/treatment-options
Brunicardi, F. C., Andersen, D. K., Billiar, T. R., Dunn, D. L., Hunter, J. G., &
Pollock, R. E. (n.d.).
Breast cancer
.
In
Schwart'z principles of surgery
(Vol. 8,
p. chapter 16).
Budiman, A., Khambri, D., & Bachtiar, H. (2013). Faktor yang mempengaruhi
kepatuhan berobat pasien yang diterapi dengan tamoxifen setelah operasi
kanker
payudara.
Jurnal
FK
Unand,
2
,
1.
Retrieved
from
57
Cancer, I. A. (2012, August). (Cancer Research UK)
Retrieved
Januari 2014, from
http://publications.cancerresearchuk.org/downloads/product/CS_FS_WORLD_
A3.pdf
Depkes
. (2009, Maret 19). (Pusat Komunikasi Publik, Sekretariat Jenderal Departemen
Kesehatan)
Retrieved
September 3, 2014,
from
Aktivitas fisik dan diet
seimbang mencegah kanker:
http://www.depkes.go.id/article/print/170/aktivitas-fisik-dan-diet-seimbang-mencegah-kanker.html
Djatmiko, A., Octavianus, J., Fortunata, N., & Andaru, I. (2013, April 17). Profil
cancer delay
pada kasus kanker payudara di RS onkologi surabaya.
Retrieved
from
http://www.indonesianjournalofcancer.org/images/stories/2013/IJoC_2013_2_4
7.pdf
Guyton, A. C., & Hall, J. E. (2014).
Development of breas
t. In
Human physiology
(2nd
ed., pp. 123-312). New york: Elsevier.
Heriady, Y., & Achmad, D. (n.d.). Faktor yang berhubungan dengan terinfiltrasinya
areola dan papilla pada karsinoma payudara
operable
.
Retrieved
November
2014,
from
http://www.indonesianjournalofcancer.org/images/stories/2014/IJoC_2014_1_0
17.pdf
Indrati, R., Setyawan, H., & Handojo, D. (2005). Faktor-faktor risiko yang
berpengaruh
terhadap
kejadian
kanker
payudara.
Retrieved
from
http://core.kmi.open.ac.uk/download/pdf/11706046.pdf
Jatol, I., Kaufmann, M., & Petit, J. Y. (2006).
Blood suply of artery
. In
Atlas of breast
surgery
(p. 11). Germany: Springer.
Kleihues, P., & Sobin, L. H. (Eds.). (2003, Januari dan Maret).
World health
organization classification of tumours.
Retrieved
November 2014,
from
International
Agency
for
Reasearch
on
Cancer:
http://www.iarc.fr/en/publications/pdfs-online/pat-gen/bb4/bb4-chap1.pdf
Kumar, V., Cotran, R. S., & Robbins, S. L. (2007). Karsinoma. In H. Hartanto, N.
Darmaniah, & N. Wulandari (Eds.),
Buku ajar patologi robbins
(B. U. Pendit,
58
Lenhard, R. E., Osteen, R. T., & Gansler, T. (2000).
Breast cancer
. In
Clinical
oncology: american cancer society
(p. 253).
American Cancer Society
.
Limbergen, E. V., & Mazeron, J. J. (n.d.).
Breast Cancer.
Retrieved
November 2014,
from Estro-education:
http://estro-education.org/publications/Documents/J%20%20%2018%20%2001082002%2
0Breast%20print_proc.pdf
Manuaba, T. W. (2010). Kanker payudara. In T. W. Manuaba (Ed.),
Panduan
Penatalaksanaan Kanker Solid PERABOI 2010
(p. 17). Jakarta: Sagung Seto.
Marwati. (2012, Maret 20).
Breast Cancer Incidences in Indonesia Continue to
Increase
.
Retrieved
Januari
4,
2014,
from
http://www.ugm.ac.id/:
http://www.ugm.ac.id/en/news/7227-breast.cancer.incidences.in.indonesia.continue.to.increase
Moore, K. L., & Agus, A. M. (2007).
Thorax
. In
Essential clinical anatomy
(3 ed., p.
50). Lippincott Williams & Wilkins.
Octaviana, D. N., Darmayanthi, E., & Kardinah. (2012). Faktor risiko kanker payudara
pada pasien wanita di rumah sakit sanker dharmais jakarta.
Retrieved
November 2014,
from
http://www.indonesianjournalofcancer.org/images/stories/2012/IJoC_2012_3_1
05.pdf
Prognostic and Predictive Factors for Breast Cancer
. (2014, Januari 15). Retrieved
from www.medscape.com:
http://www.medscape.com/viewarticle/467210#vp_1
Rasjidi, I. (2009). Kanker payudara. In I. Rasjidi, & L. Kusumo (Eds.),
Deteksi dini &
pencegahan kanker pada wanita
(1 ed., p. 52). Jakarta: Sagung Seto.
Sabel, M. S. (2009). In
Essentials of breast surgery
(1 ed., p. 7).
United States of
America.
Screening for Breast Cancer
. (2002).
Retrieved from
U.S. Preventive Services Task
Force
: http://www.uspreventiveservicestaskforce.org/uspstf/uspsbrca2002.htm
Sherwood, L. (2012).
Breast lactation
. In
Fundamentals of human physiology
(4 ed., p.
59
Simple Mastectomy
. (2013, September).
Retrieved
November 2014,
from
www.emedicine.medscape.com:
http://emedicine.medscape.com/article/1830124-overview
Sjamsuhidajat, R., & Jong, W. D. (1997). In
Buku ajar ilmu bedah
(p. 550). Jakarta:
EGC.
Smith. (2010).
Breast cancer
. In
Disease of the breast cancer
(p. 252).
Snell, R. S. (2008).
The upper limb
. In
Clinical anatomy by regions
(8 ed., p. 427).
Lippincott,Williams & Wilkins.
Study Confirms Radiation Boosts Breast Cancer Survival
. (2006, Februari 13).
Retrieved from www.cancer.org:
http://www.cancer.org/cancer/news/study-confirms-radiation-boosts-breast-cancer-survival
Surgery for Breast Cancer
. (2014, September 25).
Retrieved
November 2014,
from
www.cancer.org:
http://www.cancer.org/cancer/breastcancer/detailedguide/breast-cancer-treating-surgery
Sutandoyo, N., Suzanna, E., Haryono, S. J., & Reksodiputro, A. H. (2008).
Signaling
pathways in early onset sporadic breast cancer of patient in indonesia
.
Retrieved
November 2014,
from
http://www.researchgate.net/publication/23303208_Signaling_pathways_in_ear
ly_onset_sporadic_breast_cancer_of_patients_in_Indonesia
Suyatno, & Pasaribu, E. T. (2014). Kanker payudara.
In
Bedah onkologi diagnosis dan
terapi (2 ed., p. 39). Jakarta: Sagung Seto.
The Anatomy and Physiology of the Breast
. (2007, May 31).
Retrieved
November
2014,
from
Medscape: http://www.medscape.org/viewarticle/548921_3
Wahyuni, A. S. (2002). Analisis ketahanan hidup 5 tahun pada penderita kanker
payudara
di
rumah
sakit
kanker
dharmais
.
Retrieved
from
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/6999/1/D0300109.pdf
WHO. (2004).
The Global Burden of Disease: 2004 update.
13.
Retrieved
Januari
2013,
from
http://www.who.int/healthinfo/global_burden_disease/GBD_report_2004updat
60
WHO. (2013, Oktober).
Breast cancer awareness month in october
.
Retrieved
January
2014,
from
WHO Web site:
http://www.who.int/cancer/events/breast_cancer_month/en/
WHO. (2013).
Breast cancer: prevention and control
.
Retrieved
Januari 2014,
from
WHO Web site:
http://www.who.int/cancer/detection/breastcancer/en/index.html
WR, M., & A, A. (2014, Mei).
Treands in the distribution of breast cancer over tine in
the southeast of scotland and review of the literature.
Retrieved
November