• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN MORFOLOGI NANAS (Ananas comosus L. Merr) VARIETAS GEMILANG cv. SMOOTH CAYENNE HASIL INDUKSI MUTASI KOLKISIN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERUBAHAN MORFOLOGI NANAS (Ananas comosus L. Merr) VARIETAS GEMILANG cv. SMOOTH CAYENNE HASIL INDUKSI MUTASI KOLKISIN"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PERUBAHAN MORFOLOGI NANAS (Ananas comosus L. Merr) VARIETAS GEMILANG cv. SMOOTH CAYENNE HASIL

INDUKSI MUTASI KOLKISIN

Oleh:

LENNI ANGGRAENI 11880223328

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022

(2)

SKRIPSI

PERUBAHAN MORFOLOGI NANAS (Ananas comosus L. Merr) VARIETAS GEMILANG cv. SMOOTH CAYENNE HASIL

INDUKSI MUTASI KOLKISIN

Oleh:

LENNI ANGGRAENI 11880223328

Diajukan sebagai salah satu syarat Untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU

2022

(3)
(4)
(5)
(6)

UCAPAN TERIMAKASIH

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahi rabbil ‘alamin, segala puji bagi Allah Subhannahu Wa Ta’ala yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat melaksanakan dan menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beriring salam untuk junjungan kita Baginda Rasullullah Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, yang mana berkat rahmat beliau kita dapat merasakan dunia yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti saat ini.

Pada kesempatan ini tak lupa penulis menyampaikan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta Ayahanda Rahmad Kudori dan Ibunda Rohayati yang merupakan pahlawan dikehidupan penulis, yang telah banyak berkorban, memberi semangat maupun dukungan, serta do’a disetiap sujudnya yang selalu hadir dikehidupan penulis. Terima kasih Ayahanda dan Ibunda semoga Allah Subhannallahu Wata’ala memberkahi dan meridhoi semua kebaikan yang telah diberi kepada penulis dan menjadi amal jariah.

2. Saudara kandung tersayang Rizky Anggara (Adik) dan Bayu Erlangga (Adik) yang telah memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi dan selalu menghibur penulis.

3. Bapak Dr. Arsyadi Ali, S.Pt., M.Agr.Sc. selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

4. Ibu Prof. Dr. Rosmaina S.P., M.Si. selaku Ketua Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, serta selaku Pembimbing Akademik dan Pembimbing I atas bimbingan dan motivasinya selama masa studi.

5. Bapka Dr. Ahmad Taufiq Arminudin, S.P., M.Sc. selaku Sekretaris Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, serta selaku ketua sidang yang telah banyak memberikan saran dan masukkan kepada penulis demi kesempurnaan skripsi.

6. Bapak Dr. Zulfahmi, S.Hut., M.Si. selaku pembimbing II yang dengan penuh kesabaran membimbing, memberi motivasi dan arahan kepada penulis sampai selesainya skripsi ini.

(7)

7. Ibu Nida Wafiqah Nabila M.Solin, S.P., M.Si. selaku penguji I dan Ibu Penti Suryani,S.P., M.Si. selaku penguji II yang telah memberikan masukan berupa kritik dan saran kepada penulis dengan tujuan terselesaikannya skripsi ini dengan baik.

8. Bapak dan Ibu dosen Program Studi Agroteknologi dan seluruh staf Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau yang telah memberikan ilmu serta segala kemudahan selama penulis berkuliah di Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau.

9. Sahabat satu tim penelitian penulis yang telah bekerja sama membantu selama penelitian Ratna Indrianti. S.P, Mutia Anjani, Sunardi dan Muhammad Nasrizal.

10. Sahabat seperjuangan Agroteknologi D 2018 yang telah melewati suka dan duka bersama selama dibangku perkuliahan Jihan Fahira, S.P, Intan Kusuma Saputra, S.P, Audri Saskia, S.P, Miranda Wahyuni, S.P, Maya Fitriana, S.P, Riska Ayu Lestari, S.P, Anjes Pranata, S.P dan masih banyak lagi teman- teman lain yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

11. Senior yang telah membantu penulis dalam penyusunan skripsi Gusrinaldi, S.P., Annur Janna Alfansuri Chaniago, S.P., Febri Mursanto, S.P., dan Lisna Enda Yani, S.P.

12. Teman satu kos yang telah membantu penulis Fadilah Rahmadani, S.Sos.

Penulis berharap semoga seluruh orang yang telah membantu penulis selama berkuliah akan dibalas Allah Subbhannahu Wa Ta’ala, dan dimudahkan segala urusan.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pekanbaru, Desember 2022

Penulis

(8)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Lenni Anggraeni

NIM : 11880223328

Tempat/ Tgl.Lahir : Selatpanjang/ 30 Januari 2001 Fakultas : Pertanian dan Peternakan

Prodi : Agroteknologi

Judul Skripsi : Perubahan Morfologi Nanas (Ananas comosus L.Merr) Varietas Gemilang cv. Smooth Cayenne Hasil Induksi Mutasi Kolkisin

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa:

1. Penulisasn skripsi dengan judul sebagaimana tersebut di atas adalah hasil pemikiran dan penelitian saya sendiri.

2. Semua kutipan pada karya tulis saya ini sudah disebutkan sumbernya.

3. Oleh karena itu Skripsi saya ini, saya nyatakan bebas dari plagiat.

4. Apabila dikemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam penulisan Skripsi saya tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai perundang-undangan.

Demikianlah Surat Pernyataan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan dari pihak manapun juga.

Pekanbaru, Desember 2022 Yang Membuat Pernyataan,

Lenni Anggraeni Nim. 11880223328

(9)

PERSEMBAHAN

“Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan engkau adalah pemberi rahmat yang paling baik.”

(Q.S. Al-Mu’minun: 109)

Ya Allah…

Waktu yang telah hamba jalani dengan jalan hidup yang sudah menjadi takdir hamba, sedih, bahagia, dan bertemu orang-orang yang memberikan sejuta pengalaman serta memberikan

warna warni dikehidupan hamba. Hamba bersujud di hadapan Mu ya Rabb, Engkau berikan hamba kesempatan untuk bisa sampai di penghujung awal perjuangan ini

Ku persembahkan karya tulis ini kepada orang yang sangat ku kasihi yakni Ayahanda Rahmad Kudori dan Ibunda Rohayati sebagai cinta pertamaku serta keluargaku tercinta

yang selalu memberikan motivasi dan aliran doanya serta curahan kasihnya

Ayah…

Orang yang selalu memberi nasihat kepada anaknya untuk selalu berusaha, bekerja keras, gigih serta pantang menyerah. Keringat yang bercucuran deras yang mengalir dari tubuh mu merupakan perjuangan untuk kebahagiaan anak-anaknya. Tidak mengenal lelah dan letih di

pikiran mu yang terpikir hanyalah kebahagian keluarga dan anak-anaknya

Ibu…

Ibu adalah sebagai penguat hati ini yang selalu berdoa di setiap sujudnya untuk keberhasilan dan kesuksesan anaknya. Ibu tidak pernah ingin melihat anaknya dalam keadaan susah, Ia

selalu berkorban untuk kebahagiaan anaknya tanpa mengenal pamrih

(10)

RIWAYAT HIDUP

Lenni Anggraeni dilahirkan di Desa Banglas, Kecamatan Tebing Tinggi, Kabupaten Kepulauan Meranti, Provinsi Riau, pada tanggal 30 Januari 2001. Lahir dari pasangan Ayah Rahmad Kudori dan Ibu Rohayati, yang merupakan anak pertama dari tiga bersaudara. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SD Negeri 16 Banglas dan lulus pada tahun 2012.

Pada tahun 2012 penulis melanjutkan pendidikan ke sekolah lanjutan tingkat pertama di MTs Negeri Selatpanjang dan lulus pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 2 Tebing Tinggi dan lulus pada tahun 2018.

Pada tahun 2018 melalui seleksi penerimaan Ujian Masuk Jalur Mandiri (UMJM), penulis diterima menjadi Mahasiswa pada Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pada bulan Juli sampai September 2020 melaksanakan Praktek Kerja Lapang (PKL) secara daring/online pada masa pandemi covid-19. Pada bulan Juli sampai Agustus 2021 melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Rimbo Panjang, Kecamatan Kampar, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau.

Penulis melaksanakan penelitian pada bulan November 2021 sampai dengan Juli 2022 dengan judul “Perubahan Morfologi Nanas (Ananas comosus L. Merr) Verietas Gemilang cv. Smooth Cayenne Hasil Induksi Mutasi Kolkisin” di bawah bimbingan Prof. Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. dan Dr. Zulfahmi, S.Hut., M.Si.

Pada 22 Desember 2022 dinyatakan lulus dan berhak menyandang gelar Sarjana Pertanian melalui sidang tertutup Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

(11)

i KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kesehatan dan keselamatan kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Perubahan Morfologi Nanas (Ananas comosus L. Merr) Varietas Gemilang cv. Smooth Cayenne Hasil Induksi Mutasi Kolkisin”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Prof. Dr. Rosmaina, S.P., M.Si. sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Dr. Zulfahmi, S.Hut., M.Si. sebagai dosen pembimbing II yang telah banyak memberikan bimbingan, petunjuk dan motivasi sampai selesainya skripsi ini. Kepada seluruh rekan-rekan yang telah banyak membantu penulis di dalam penyelesaian skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, penulis ucapkan terima kasih dan semoga mendapatkan balasan dari Allah Subhannahu Wa Ta’ala untuk kemajuan kita semua dalam menghadapi masa depan nanti.

Penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua baik untuk masa kini maupun untuk masa yang akan datang.

Pekanbaru, Desember 2022

Penulis

(12)

ii PERUBAHAN MORFOLOGI NANAS (Ananas comosus L. Merr) VARIETAS GEMILANG cv. SMOOTH CAYENNE HASIL INDUKSI

MUTASI KOLKISIN

Lenni Anggraeni (11880223328) Di bawah bimbingan Rosmaina dan Zulfahmi

INTISARI

Mutasi merupakan salah satu metode pemuliaan tanaman untuk perbaikan sifat tanaman nanas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perubahan morfologi tanaman nanas hasil induksi mutasi kolkisin dan mendapatkan konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas varietas gemilang.

Penelitian ini dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap, dengan empat taraf konsentrasi kolkisin yaitu kontrol, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm masing- masing perlakuan diulang sebanyak 5 kali sehingga terdapat 20 satuan percobaan.

Parameter pengamatan meliputi 12 karakter kualitatif dan 22 karakter kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin 300 sampai 500 ppm tidak menghasilkan perubahan morfologi pada karakter kualitatif, tetapi pada karakter kuantitatif terjadi perubahan yaitu peningkatan dan penurunan pada semua karakter kuantitatif yang diamati. Kesimpulan dari penelitian ini adalah konsentrasi kolkisin 300 ppm sampai 500 ppm telah mampu mengubah karakter kualitatif dan kuantitatif pada tanaman nanas varietas gemilang.

Kata kunci: karakter kualitatif, karakter kuantitatif, pemuliaan mutasi

(13)

iii CHANGES IN MORPHOLOGY OF PINEAPPLE (Ananas comosus L. Merr)

GEMILANG VARIETY cv. SMOOTH CAYENNE THE RESULT OF COLCHICINE INDUCED MUTATIONS

Lenni Anggraeni (11880223328) Under guidance by Rosmaina and Zulfahmi

ABSTRACT

Mutation is one of method plant breeding to improve the pineapple quality.

This study aims to look at changes in the morphology of pineapple as a result of colchicines mutation induction and to obtain the concentration of colchicines capability of inducing mutations in pineapple of the gemilang variety. This study was designed using a completely randomized design, with four concentration levels of colchicines namely control, 300 ppm, 400 ppm, 500 ppm each treatment was repeated 5 times so there were 20 experimental units. Observation parameters including 12 qualitative characters and 22 quantitative characters.

The results showed that the concentration of colchicines from 300 to 500 ppm did not produce morphological changes in the qualitative characters, but on the quantitative characters there was a change namely a decrease and increase in all the observed quantitative characters. The conclusion of the research is that the colchicines concentration of 300 ppm to 500 ppm could change the qualitative and quantitative characters of the gemilang variety of pineapple.

Keywords: qualitative character, quantitative character, mutation breeding

(14)

iv DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...

INTISARI ...

ABSTRACT ...

DAFTAR ISI ...

DAFTAR TABEL ...

DAFTAR GAMBAR ...

DAFTAR SINGKATAN ...

DAFTAR LAMPIRAN ...

I. PENDAHULUAN ...

1.1. Latar Belakang ...

1.2. Tujuan Penelitian ...

1.3. Manfaat Penelitian ...

1.4. Hipotesis ...

II. TINJAUAN PUSTAKA ...

2.1. Induksi Poliploid pada Tanaman Menggunakan Kolkisin ...

2.2. Sejarah Tanaman Nanas ...

2.3. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Nanas ...

2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Nanas ...

2.5. Kolkisin ...

III. MATERI DAN METODE ...

3.1. Tempat dan Waktu ...

3.2. Bahan dan Alat ...

3.3. Metode Penelitian...

3.4. Pelaksanaan Penelitian ...

3.5. Pengamatan ...

3.6. Analisis Data ...

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ...

4.1. Karakter Kualitatif ...

4.2. Karakter Kuantitatif...

V. PENUTUP ...

5.1. Kesimpulan ...

5.2. Saran ...

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN ...

7 9 5 5 6

10 11 11

15 12 11 11 11

16 16 22 38 38 38 39 46 Halaman i ii iii iv v vi vii viii

3 1 1 3 4

(15)

v DAFTAR TABEL

4.1. Karakter Kualitatif Nanas ...

4.2. Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun ...

4.3. Lebar Daun dan Panjang Daun ...

4.4. Panjang Buah dan Diameter Buah...

4.5 Tinggi Mahkota dan Jumlah Daun Mahkota ...

4.6. Diameter Tangkai Buah dan Diameter Batang ...

4.7. Bobot Buah dengan Mahkota dan Bobot Buah Tanpa Mahkota...

4.8. Bobot Mahkota dan Diameter Hati Buah ...

4.9. Kedalaman Mata dan Edible Part ...

4.10. Padatan Terlarut Total dan Total Asam Titrasi ...

4.11. Kandungan Viatmin C dan Kadar Air ...

4.12. Rasio PTT/TAT ...

4.13. Jumlah Anakan (Sucker) dan Jumlah Tunas Batang (Shoot) ...

17 23 24 26 27 28 29 30 32 33 34 35 36 Halaman Tabel

(16)

vi DAFTAR GAMBAR

2.1. Struktur Morfologi Tanaman Nanas ...

4.1. Warna Daun, Warna Kelopak Bunga dan Warna Mahkota Bunga ...

4.2. Bentuk Buah, Mahkota Buah, Warna Buah Sebelum Matang dan Warna Buah Setelah Matang...

4.3. Warna Daging Buah dan Warna Tangkai Buah ...

4.4 Profil Mata Buah, Permukaan Mata Buah dan Keberadaan Bintik Buah ...

4.5. Tinggi Tanaman dan Jumlah Daun ...

4.6. Lebar Daun dan Panjang Daun ...

4.7. Panjang Buah dan Diamater Buah...

4.8. Tinggi Mahkota dan Jumlah Daun ...

4.9. Diameter Tangkai Buah dan Diamater Batang ...

4.10. Bobot Buah Dengan Mahkota dan Bobot Buah Tanpa Mahkota ...

4.11. Bobot Mahkota dan Diameter Hati Buah ...

4.12. Kedalaman Mata dan Edible Part ...

4.13. Padatan Terlarut Total dan Total Asam Titrasi ...

4.14. Kandungan Vitamin C dan Kadar Air ...

4.15. Rasio PTT/TAT ...

4.16. Jumlah Anakan (Sucker) dan Jumlah Tunas Batang (Shoot) ...

4.17. Anakan (Sucker) dan Tunas Batang (Shoot) ...

22 23 24 26 27 28 29 30 32 33 34 35 36 7 18

20 21

37 Halaman Gambar

(17)

vii DAFTAR SINGKATAN

ANOVA Analysis of Variance BPS Badan Pusat Statistik

DMRT Duncan Multiple Range Test

g gram

NPK Nitrogen Phosphat Kalium

pH Power of Hydrogen

ppm part per million

PTT Padatan Terlarut Total

RAL Rancangan Acak Lengkap

TAT Total Asam Titrasi

(18)

viii DAFTAR LAMPIRAN

1. Layout Penelitian ...

2. Deskripsi Tanaman Nanas Varietas Gemilang ...

45 46 Halaman Lampiran

(19)

1 I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan jenis tanaman hortikultura yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Tidak hanya dikonsumsi segar, pada beberapa industri olahan pangan, nanas dijadikan bahan utama dalam pengolahan makanan atau minuman seperti selai, sirup, sari buah serta buah kalengan (Widiawati, 2009). Tanaman nanas berbentuk semak, berdaun panjang seperti pedang, tebal dan liat serta mempunyai duri dibagian pinggirnya Buah yang sudah matang biasanya berwarna kuning atau oranye tergantung varietasnya. (Pracaya, 2011). Di Indonesia daerah yang menjadi sentral produksi nanas meliputi Sumatera Utara, Riau, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur (Mulyati, 2008). Nanas (Ananas comosus L. Merr) sangat potensial untuk dikembangkan karena sangat mendominasi perdagangan buah tropika dunia. Produksi nanas di seluruh dunia mencapai 20% dari produksi buah tropika dunia. Indonesia merupakan Negara yang menempati posisi ketiga sebagai Negara penghasil nanas olahan dan segar setelah Thailand dan Filipina (Rosmaina et al., 2019).

Menurut data BPS Indonesia (2021), permintaan nanas di Indonesia terus meningkat dari tahun 2017 hingga 2019 dengan masing-masing produksinya sebesar 1.795.986 ton, 1.805.499 ton, 2.196.456 ton. Namun pada tahun 2020, permintaan nanas turun menjadi 1.641.087 ton. Permintaan nanas di Provinsi Riau pada tahun 2019 yaitu sebesar 1.034.293 ton dan pada tahun 2020 permintaan nanas meningkat yaitu sebesar 1.444.222 ton. Produksi nanas yang terbesar di Provinsi Riau pada tahun 2020 berada di Kabupaten Kampar, yaitu mencapai 395.424 ton, sedangkan di Kabupaten Siak, Indragiri Hilir, Bengkalis, Indragiri Hulu, Kepulauan Meranti, Rokan Hilir, Rokan Hulu, Pelalawan, dan Kuantan Singingi merupakan produksi nanas terbesar setelah Kabupaten Kampar yang masing-masing produksinya sebesar 3394.246 ton, 336.281 ton, 236.692 ton, 68.828 ton, 6.352 ton, 4.902 ton, 761 ton, 542 ton dan 194 ton (BPS Provinsi Riau, 2021).

Salah satu kultivar yang banyak dibudidayakan adalah nanas cv. Smooth cayenne yang mengandung banyak air, rasanya yang manis serta mahkota buah tidak berduri (Wulan, 2020). Menurut Rosmaina et al., (2021) nanas varietas

(20)

2 gemilang cv. Smooth cayenne hanya memiliki 1-2 anakan/tanaman, sehingga permasalahan yang dihadapi dalam budidaya tanaman nanas adalah jumlah anakan yang sedikit dan sangat berpengaruh pada penyediaan bibit. Salah satu strategi perbaikan karakter tanaman nanas adalah melalui teknik mutasi.

Mutasi adalah perubahan struktur materi genetik yang dapat diturunkan kepada generasi berikutnya (Alatas, 2006). Mutasi dapat terjadi secara alami maupun buatan yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Mutasi buatan untuk tujuan pemuliaan tanaman dapat dilakukan dengan memberikan mutagen. Mutagen yang dapat digunakan ada 2 golongan, yaitu mutagen fisik dan mutagen kimia.

Penggunaan mutagen kimia salah satunya adalah kolkisin (Nur dan Syahruddin, 2016). Mutasi menggunakan kolkisin bertujuan untuk melakukan penggandaan kromosom sehingga harapan buah yang dihasilkannya memiliki ukuran yang lebih besar. Menurut Santoso (2018), kolkisin merupakan alkaloid yang mempengaruhi penyusunan mikrotubula sehingga salah satu efeknya adalah menyebabkan penggandaan jumlah kromosom atau terbentuk tanaman poliploid. Pemberian kolkisin dapat meningkatkan jumlah kromosom pada sel yang dapat menekan dinding sel ke arah luar sehingga semakin lama akan membuat sel semakin besar.

Kolkisin adalah alkaloid yang diekstrak dari biji dan umbi tanaman Colchirum aurumnale Linn. (Susianti dkk., 2015). Induksi mutasi menggunakan kolkisin diharapkan dapat memperbaiki sifat tanaman, baik secara kualitatif maupun kuantitatif serta dapat meningkatkan produktivitas tanaman nanas (Aili dkk., 2016). Menurut Haryanti dkk. (2009), induksi poliploid menggunakan senyawa kimia kolkisin paling banyak digunakan karena efektif menginduksi poliploid. Kolkisin mampu menghambat pembentukan benang spindle pada proses pembelahan sel dan diikuti oleh penggandaan jumlah kromosom di dalam sel. Menurut Paull et al. (2003), jumlah kromsom nanas yaitu sebanyak 50 kromosom. Jika konsentrasi kolkisin yang diberi pada tanaman nanas tidak tepat atau terlalu tinggi maka akan berpengaruh terhadap jumlah kromosom pada nanas sehingga tidak akan menghasilkan tanaman dengan sifat poliploid melainkan akan menimbulkan efek negatif seperti penampilan buah yang lebih kecil dan jelek serta dapat menyebabkan kematian pada tanaman nanas (Sirojuddin dkk., 2017).

(21)

3 Telah banyak dilaporkan adanya pengaruh induksi mutasi kolkisin pada berbagai tanaman diantaranya, yaitu terung, stroberi, semangka, binahong, zaitun, bawang merah, bawang putih, dan sebagainya (Pradana dan Hartatik, 2019;

Susianti dkk., 2015; Rosmaiti dan Dani, 2015; Mahyuni dkk., 2015; Saraswati dkk., 2017). Menurut Sheeler dan Bianchi (2006), Konsentrasi kolkisin yang tepat akan menghambat pembentukan mikrotubula sehingga dinding pemisah tidak terbentuk dan kromosom yang telah mengganda selama profase gagal memisahkan diri. Akibatnya kromosom menjadi mengganda yang akan membuat ukuran selnya besar dan akan meningkatkannya pula ukuran jaringan sehingga ukuran organnya pun akan menjadi besar. Untuk induksi mutasi kolkisin belum ada laporan berapa konsentrasi yang efektif pada tanaman nanas varietas gemilang. Dosis yang direkomendasikan dari beberapa peneliti sebelumnya, yaitu kontrol, kosentrasi 300 ppm, 400 ppm, dan 500 ppm.

Berdasarkan dari penjelasan dan uraian diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “Perubahan Morfologi Nanas (Ananas Comosus L. Merr) Varietas Gemilang cv. Smooth Cayenne Hasil Induksi Mutasi Kolkisin”.

1.2. Tujuan Penelitian

1. Melihat perubahan morfologi tanaman nanas varietas gemilang cv. Smooth cayenne hasil induksi mutasi kolkisin.

2. Mendapatkan konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas varietas gemilang cv. Smooth cayenne.

1.3. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah dapat mengetahui dan mempelajari perubahan morfologi terhadap hasil induksi mutasi kolkisin serta untuk mendapatkan tanaman nanas varietas gemilang yang berkualitas baik.

(22)

4 1.4. Hipotesis

1. Terdapat perubahan morfologi tanaman nanas varietas gemilang cv. Smooth cayenne hasil induksi mutasi kolkisin.

2. Terdapat konsentrasi kolkisin yang mampu menginduksi mutasi pada tanaman nanas varietas gemilang cv. Smooth cayenne.

(23)

5 II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Induksi Poliploid pada Tanaman Menggunakan Kolkisin

Kolkisin adalah senyawa mutagen kimia yang dapat menghambat pembentukan benang-benang gelondong, sehingga menghambat pertumbuhan bahkan dapat menyebabkan kematian. Namun, pemberian kolkisin mampu menginduksi tanaman menjadi tanaman poliploidi pada konsentrasi dan waktu yang tepat, sehingga dapat berdampak positif bagi tanaman. Peningkatan ploidi akibat kolkisin dapat mempengaruhi morfologi tanaman, seperti meningkatnya ukuran daun, ketebalan daun, tinggi tanaman, jumlah daun, lebar daun, dan lain-lain (Pradana dan Hartatik, 2019). Menurut Sartika dan Basuki (2017), konsentrasi dan lama pemberian kolkisin yang tepat dapat merangsang pekembangan sel tanaman menjadi poliploid. Sedangkan konsentrasi yang tinggi dengan durasi pemberian yang lebih lama dapat mengurangi jumlah tanaman yang tumbuh (Atichart, 2013).

Menurut hasil penelitian Fadilla dan Respatijarti (2018), induksi poliploid menggunakan kolkisin pada tanaman bawang putih pada konsentrasi 750 ppm selama 6 jam menunjukkan meningkatnya tinggi tanaman dan jumlah daun.

Peningkatan pertumbuhan tanaman terjadi pada fase vegetatif tanaman yaitu pada akar, daun, dan batang (Rai, 1992 dalam Fadilla dan Respatijarti, 2018). Menurut penelitian Pradana dan Hartatik (2019), induksi poliploid menggunakan kolkisin pada tanaman terung dengan konsentrasi 100 ppm selama 12 jam perendaman merupakan perlakuan optimal terhadap diameter dan bobot buah. Konsentrasi 100 ppm diduga mampu mempengaruhi semua sel pada jaringan buah tanaman terung sehingga mengalami poliploidi. Pada sel yang poliploid, ukuran sel dan inti sel akan bertambah sehingga menghasilkan karakter fenotipe yang lebih besar, kekar dan kuat serta bobot yang lebih berat (Syaifudin dkk., 2013). Hal ini dikarenakan, kolkisin berfungsi dalam melemahkan pembentukan benang spindle yang menyebabkan terhambatnya pemisahan kromosom sehingga kromosom dan duplikatnya tetap dalam satu sel yang sama. Akibatnya, pembelahan tidak berlangsung yang menyebabkan terjadinya penambahan kromosom pada sel (Rosmaiti dan Dani, 2015).

(24)

6 2.2. Sejarah Tanaman Nanas

Nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan tanaman tropis yang di yakini berasal dari Amerika Selatan yang meliputi wilayah Brazil Tengah dan Selatan, Argentina Utara, dan Paraguay (Yahia, 2011). Tanaman ini termasuk dalam famili nanas-nanasan. Kata nanas digunakan oleh penjelajah Eropa untuk menggambarkan buah yang menyerupai biji pinus. Ananas, nama asli buah ini berasal dari kata Tupi untuk pinus dan comosus yang berarti berumbai mengacu pada batang buah (Collins, 1968 cit Yahia, 2011).

Menurut sejarah tanaman ini dibawa ke Indonesia oleh para pelaut Spanyol dan Portugis sekitar tahun 1599 (Hidayat, 2008). Mereka membawa buah ini dari benua Amerika hingga Filipina melalui Selat Malaka. Penyebaran nanas meluas hampir di seluruh Provinsi di Indonesia. Meski demikian, pusat penyebaran nenas terbesar di Indonesia terdapat di Riau, Lampung, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jawa Barat, dan Jawa Timur (Lubis, 2020). Awal mula penyebaran hanya sebagai tanaman pengisi di lahan perkarangan, tapi lambat laun semakin banyak dilahan kering diseluruh Indonesia. Saat ini di Indonesia, wilayah sentra penghasil nanas yang cukup potensial adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, dan Riau. Tanaman ini merupakan salah satu komoditas buah- buahan yang bisa hidup di berbagai musim (Harahap dkk., 2019).

Nanas merupakan buah yang berupa semak dengan nama ilmiah Ananas comosus L. Merr. Penyebutan nama nanas berbeda dibeberapa tempat, seperti anes (Aceh), aneneh (Sumatera), honas (Batak), gona (Nias), danas (Sunda), manas (Bali), lanas (Madura), kanas (Lampung), naneh (Minangkabau), nanasi (Toraja), dan lain sebagainya. Sedangkan di luar Negeri seperti Inggris, nanas disebut pineapple dan masyarakat Spanyol menyebutnya pina. Nanas merupakan salah satu jenis buah tropis yang digemari seluruh masyarakat di dunia, mulai dari yang muda hingga tua. Berdasarkan klasifikasinya, buah ini termasuk dalam famili Bromeliaceae. Famili ini terdiri dari 60 genus dengan spesies sekitar 1.500 dan termasuk dalam ribuan varietas (Lubis, 2020).

(25)

7 2.3. Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Nanas

Secara sistematis tanaman nanas di klasifikasikan sebagai berikut, Kingdom:

Plantae (tumbuh-tumbuhan), Divisi: Spermatophyta (tumbuhan berbiji), Sub Divisi: Angiospermae (berbiji tertutup), Kelas: Monocoteledonae, Ordo:

Farinosae, Famili: Bromeliaceae, Genus: Ananas, Spesies: Ananas comosus L.

Merr. Tanaman nanas berbentuk semak dan hidupnya tergolong tanaman tahunan.

Struktur morfologi tanaman nanas terdiri dari akar, batang, daun, bunga, buah, dan tunas. Seluruh bagian tanaman nanas terdapat tunas, yaitu tunas akar (anakan), tunas batang, tunas tangkai, tunas dasar buah, dan mahkota atas tunas pucuk buah. Tunas yang tumbuh pada batang atau tangkai bunga biasanya disebut dengan slips. Tunas-tunas inilah yang dapat digunakan sebagai alat perbanyakan tanaman secara vegetatif (Lubis, 2020).

Gambar 2.1 Struktur Morfologi Tanaman Nanas.

Sumber: Rahmat dan Fitri 2007

Tanaman nanas memilki akar serabut yang banyak mengandung air. Akar nanas dangkal dan tersebar luas. Perakaran pada tanaman nanas diklasifikasikan dalam tiga kelompok, yaitu akar primer, akar sekunder dan akar adventif (Sunarjono, 2004).

(26)

8 Batang tanaman nanas biasanya tertutup seluruhnya oleh daun dan akar sehingga batang tersebut terlihat setelah daun dan akar dibuang. Panjang batang sekitar 20-25 cm dengan diameter sekitar 2 – 3,5 cm. Batang dari tanaman nanas beruas-ruas pendek. Pada batang akan tumbuh tunas samping, tunas samping ini akan tumbuh menjadi cabang dan cabang ini dapat digunakan sebagai bahan perbanyakan tanaman (Ashari, 1995).

Menurut Collins (1968), daunnya berbentuk pedang, panjangnya dapat mencapai 1 m atau lebih, lebarnya 5-8 cm, pinggirannya berduri atau hampir rata, berujung lancip, bagian atas daun berdaging, berserat, beralur, tersusun dalam spiral yang tertutup, bagian pangkalnya memeluk poros utama. Bagian atas permukaan daun cukup halus, tapi bagian bawah permukaan daun berombak atau beralur.

Bunga nanas bersifat majemuk, memiliki banyak bunga (sampai 200 kuntum) yang tidak bertangkai dan bunganya berwarna merah keunguan. Bunga nanas merupakan bunga sempurna yang mempunyai tiga kelopak (spalum), tiga mahkota (petalum), enam benang sari, dan sebuah putik dengan stigma bercabang tiga (Hutabarat, 2003).

Buahnya berbentuk silinder dengan panjang ± 20 cm, diameter ±14 cm, bobot 1-2,5 kg, dan dihiasi oleh suatu roset daun-daun pendek, tersusun spiral, yang disebut mahkota (crown), daging buahnya kuning pucat sampai kuning keemasan, umumnya tidak berbiji karena bunganya sangat mekar, sehingga bakal biji berguguran dan biji pada buah yang sudah masak sangat sedikit. Biji nanas berukuran kecil dengan panjang 3–5 mm, berwarna coklat, kasar, dan liat (Lubis, 2020).

2.3.1. Genom Tanaman Nanas

Dari pengamatan pertama tentang tanaman nanas oleh penjelajah Eropa hingga saat ini taksonomi nanas sangat bervariasi. Linnaeus (1753) cit Paull et al.

(2003) menyebut tanaman nanas sebagai Bromelia ananas dan Bromelia comosa, sedangkan Miller (1754, 1768) cit Paull et al. (2003) mempertahankan nama genusnya yaitu sebagai Ananas. Dalam klasifikasi dari abad ke 18 dan 19, karena tanaman nanas dikenal dengan jenis buah yang besar dan menarik, varietas dan

(27)

9 kultivar lainnya mudah dibingungkan dengan spesiesnya sehingga menghasilkan banyak sekali nama yang berbeda (Leal et al., 1998 cit Paull et al., 2003). Jadi, Lindley (1827) cit Paull et al. (2003) menggunakan nama seperti Ananassa sativa untuk kultivar biasa, Ananassa lucida untuk kultivar berdaun halus seperti Smooth Cayenne, Ananassa debilis untuk kultivar tertentu dengan daun bergelombang, dan Ananassa bracteata untuk nanas bermahkota dengan bracts panjang.

Dalam klasifikasi sekarang, semua jenis nanas dikelompokkan menjadi 1 genus Ananas, yang dicirikan di antara Bromeliaceae dengan fitur unik dari perbungaannya yang menyatu menjadi sinkarp. Untuk jumlah kromosomnya, pada semua tanaman nanas bervarietas Ananas comosus memiliki jumlah diploid kromosom sebanyak 50 kromosom dengan panjang sekitar 0,5 m sampai 1,7 m (Paull et al., 2003).

2.4. Syarat Tumbuh Tanaman Nanas

Tanaman nanas tumbuh baik diberbagai agroklimat sehingga tanaman ini bisa tersebar luas. Idealnya nanas tumbuh ditempat yang ketinggiannya 100–1.000 m dpl dengan suhu rata-rata 21– 32oC. Curah hujan yang dibutuhkan yaitu 635–

2.500 mm per tahun, dengan bulan basah (curah hujan>200 mm) 3–4 bulan.

Nanas juga memerlukan pencahayaan matahari 33–71% dari pencahayaan maksimum dengan angka tahunan rata-rata 2.000 jam (Nixon, 2009).

Tanaman nanas tahan terhadap tanah asam yang memiliki pH 3-5 tetapi derajat keasaman yang cocok adalah dengan pH 4.5-6.5. Oleh karena itu, tanaman nanas bagus pula dikembangkan di lahan gambut. Nanas lebih cocok pada jenis tanah yang mengandung pasir, subur, gembur dan banyak mengandung bahan organik serta kandungan kapur rendah dapat juga tumbuh di bawah naungan pohon besar. Jika ditanam ditempat terbuka yang sangat panas, buah sering hangus (Sunarjono, 2004).

Sinar matahari merupakan faktor iklim yang menentukan pertumbuhan dan kualitas buah nanas. Apabia presentase sinar matahari sangat rendah, maka pertumbuhan akan terhambat, buah kecil, kadar asam tinggi, dan kadar gula buah rendah. Sebaliknya, apabila terlalu banyak sinar matahari maka akan

(28)

10 menyebabkan luka bakar pada buah yang hampir masak (Hadiati dan Indriyani, 2008).

2.5. Kolkisin

Tanaman poliploid merupakan tanaman yang memiliki tiga atau lebih set kromosom dalam sel-selnya. Poliploid menghasilkan tanaman dengan ukuran yang lebih besar meliputi akar, batang, daun, bunga, buah, serta ukuran stomata yang lebih besar. Poliploid pada tanaman dapat dilakukan dengan senyawa anti mitosis seperti kolkisin (Chen et al., 2006).

Kolkisin merupakan alkaloid yang terdapat pada benih dan umbi Colchicem autumnale Linn. (Rosmaiti dan Dani, 2015). Daryono dan Rahmadani (2009) menyatakan bahwa kolkisin berpengaruh menghentikan aktivitas benang-benang pengikat kromosom (spindle) sehingga kromosom yang telah membelah tidak memisahkan diri dalam anafase pada pembelahan sel. Dengan terhentinya proses pemisahan kromosom pada metafase mengakibatkan penambahan jumlah kromosom dalam sel sehingga tanaman poliploid lebih kekar dan memiliki akar, batang, daun, bunga, dan buah lebih besar dibandingkan tanaman diploid.

Samadi (2007) menyatakan bahwa senyawa kolkisin hanya berpengaruh terhadap sel yang sedang membelah. Kolkisin harus diberikan pada bagian tanaman yang sedang giat melakukan pembelahan sel, yakni pada titik-titik tumbuh vegetatif dan pada benih maupun perkecambahan agar proses poliploidisasi dapat berhasil baik.

Pemberian kolkisin pada konsentrasi yang tepat dapat meningkatkan poliploidi pada tanaman sehingga tanaman akan menghasilkan bentuk yang lebih besar dan kekar dari pada tanaman diploidnya. Penggunaan kolkisin pada titik tumbuh dari tanaman akan mencegah pembentukkan serabut-serabut gelondong dan pemisahan kromosom pada anafase dari mitosis menyebabkan penggandaan kromosom tanpa pembentukan dinding sel (Saraswati dkk., 2017).

(29)

11 III. MATERI DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan Display Nanas Varietas Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau, Pekanbaru, dan Laboratorium Reproduksi dan Pemuliaan Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pada bulan November-Juli 2022.

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tanaman nanas varietas gemilang berumur 9 bulan yang telah diberi perlakuan kolkisin pada umur 4 bulan dilakukan sebanyak 3 kali selama 3 hari berturut-turut dalam kurun waktu 72 jam oleh peneliti sebelumnya, air, dan 10 g pupuk NPK.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah meteran/penggaris, jangka sorong, timbangan, gembor, alat tulis, kamera digital, RHS colour chart, pisau, kertas label, dan sarung tangan. Sedangkan alat yang digunakan di laboratorium adalah timbangan analitik, talenan, hand refractrometer, oven, spatula, blender, alumunium, dan kain kasa.

3.3. Metode Penelitian

Pengamatan dilakukan dengan melihat perubahan morfologi dan kualitas tanaman nanas menggunakan Buku Descriptors for Pineapple yang diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR, 1991) yang terdiri atas data kualitatif dan kuntitatif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan RAL (Rancangan Acak Lengkap) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Perlakuan konsentrasi yang dilakukan yaitu K0 (kontrol), K1 (300 ppm), K2 (400 ppm), K3 (500 ppm).

3.4. Pelaksanaan Penelitian

Pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pengamatan tanaman nanas varietas gemilang. Pemeliharaan tanaman nanas dilakukan dengan pemupukan dan penyiraman. Pemupukkan dilakukan sesuai dengan kebutuhan tanaman dan

(30)

12 kesuburan lahan dengan menggunakan pupuk NPK sebanyak 10 g/tanaman.

Tanaman nanas merupakan tanaman yang tahan terhadap kekeringan, penyiraman dilakukan minimal 1 minggu sekali terutama dimusim kemarau. Saat tanaman sudah dewasa, penyiraman cukup dilakukan 2 minggu sekali. Selain itu dilakukan penyiangan gulma di sekitar tanaman nanas. Pemanenan dapat dilakukan pada nanas yang siap panen dengan ciri-cirinya, yaitu mahkota lebih terbuka, tangkai buah menjadi keriput, mata lebih datar dan bentuknya lebih bulat, warna kulit pada dasar buah mulai menguning serta aroma buah mulai muncul.

3.5. Pengamatan

Parameter yang diamati dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan buku Descriptors for Pineapple yang diterbitkan oleh International Board for Plant Genetic Resources (IBPGR, 1991). Parameter yang diamati terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif buah yang meliputi:

3.5.1. Karakter Kualitatif

Karakter kualitatif yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Warna daun, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

2. Warna kelopak bunga, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

3. Warna mahkota bunga, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

4. Bentuk buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

5. Warna buah sebelum matang, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

6. Warna buah setelah matang, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

7. Keberadaan bintik buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

8. Profil mata buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

(31)

13 9. Permukaan mata buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah

ditentukan.

10. Warna daging buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

11. Warna tangkai buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

12. Bentuk mahkota buah, diamati secara visual berdasarkan karakter yang telah ditentukan.

3.5.2. Karakter Kuantitatif

Karakter kuantitatif yang diamati dalam penelitian ini adalah:

1. Tinggi tanaman (cm), diukur dengan cara mengukur tanaman dari pangkal sampai ujung daun terpanjang menggunakan meteran.

2. Panjang daun (cm), diukur dari pangkal sampai ujung daun.

3. Lebar daun (cm), diukur dengan cara mengukur bagian pangkal, tengah, dan ujung daun diukur 5 cm dari ujung daun.

4. Jumlah daun (helai), dihitung seluruh daun kecuali daun yang telah layu.

5. Diameter batang (cm), diukur pada dasar batang.

6. Jumlah Anakan (Sucker), dihitung jumlah tunas yang tumbuh di bagian batang nanas.

7. Jumlah tunas batang (shoot), dihitung jumlah tunas yang tumbuh di bagian batang nanas.

8. Bobot buah dengan mahkota (g), buah ditimbang setelah dipisahkan dari batang.

9. Bobot buah tanpa mahkota (g), buah ditimbang setelah dipisahkan dari mahkota dan batang buah.

10. Diameter tangkai buah (mm), diukur pada bagian tengah tangkai buah dengan mengunakan jangka sorong.

11. Panjang buah (cm), diukur dari pangkal sampai ujung buah dengan penggaris.

12. Diameter buah (mm), buah dibelah secara horisontal yaitu bagian ujung tengah dan pangkal buah. Diameter buah diukur dari sisi buah yang telah dibelah dengan mengunakan jangka sorong.

(32)

14 13. Kedalaman mata (mm), diukur dengan cara membelah buah secara vertikal kemudian pengukuran dilakukan di tiga mata tunas menggunakan jangka sorong.

14. Diameter hati (mm), diukur dengan cara membelah buah secara vertikal kemudian di ukur poros bawah, tengah, dan atas diantara daging buah dengan jangka sorong.

15. Tinggi mahkota (cm), diukur dengan penggaris dari ujung sampai pangkal mahkota buah.

16. Berat mahkota (g), mahkota yang telah dipisahkan dari buah lalu ditimbang.

17. Jumlah daun mahkota (helai), dihitung semua daun yang ada di mahkota.

18. Persentase bagian buah yang dapat dimakan (edible part), diukur dengan cara buah nanas di kupas kulitnya, kemudian nanas ditimbang.

19. Padatan Terlarut Total, alat yang digunakan untuk mengukur padatan terlarut total adalah refraktometer. Daging buah nanas dihancurkan dan kemudian diambil sarinya dengan menggunakan kain kasa. Sari buah nanas yang telah diperoleh kemudian diteteskan pada lensa refraktometer. Kadar PTT dapat dilihat pada alat dengan satuan Brix. Refraktometer dibersihkan dengan aquades pada saat sebelum dan sesudah digunakan (Hasibuan dan Widodo, 2015).

20. Kandungan Vitamin C, diukur dengan menggunakan bahan buah nanas yang telah diblender diambil sebanyak 20 g dan dimasukkan kedalam labu takar 200 ml dan ditambahkan aquades sampai tanda tera lalu disaring. Filtrasi hasil saringan diambil sebanyak 25 ml lalu ditambahkan indikator amilum sebanyak 3 tetes kemudian dititrasi dengan iodin 0,01 N apabila sudah terbentuk warna biru yang stabil maka titrasi dapat dihentikan 1 ml iodium 0,01 N= 0,88 mg asam askorbat (vitamin C) (Rahman, 2015).

Berat daging buah

Berat buah utuhPersentase buah = x 100 %

ml I2 x 0,88 x 100%

Bobot contoh Vitamin C =

(33)

15 Keterangan:

I2 = Larutan iodium yang digunakan untuk titrasi 0,88 = Faktor konversi dari massa molekul ke bobot Bobot contoh = Bobot sampel yang diukur

21. Kadar air, dilakukan dengan pengeringan menggunakan oven. Kadar Air diukur dengan cara menimbang 10 g bahan yang telah dihancurkan dimasukkan ke dalam cawan yang telah diketauhi bobotnya. Kemudian dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105 oC selama 24 jam (Iqbal dkk, 2014).

Keterangan:

a = Berat cawan sampel sebelum dikeringkan (g) b = Berat cawan dan sampel setelah dikeringkan (g) c = berat sampel (g)

22. Total asam titrasi, diukur dengan metode titrasi asam basa, dengan cara menimbang bahan yang telah dihancurkan sebanyak 20 g dan dimasukkan ke dalam labu takar 200 ml dan ditambah dengan aquades sampai tanda tera lalu disaring. Filtrat hasil saringan diambil sebanyak 25 ml (fp = 200/25) dan kemudian diberi indicator fenoftalein (PP) sebanyak tiga tetes kemudian dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 N sampai terbentuk warna merah muda yang stabil (Sundari, 2020).

3.6. Analisis Data

Data yang diperoleh pada karakter kualitatif akan disajikan secara deskriptif, sedangkan data kuantatif akan dianlisis ANOVA (Analysis of Variance) menggunakan program SAS versi 9.1. Jika terdapat perbedaan, maka dilakukan uji lanjut dengan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) taraf 5%.

a-b

c Kadar air (%) = x 100%

ml NaOH x N x fp x 64 x 100 % mg sampel Total asam titrasi (%) =

(34)

38 V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Pemberian kolkisin 300-500 ppm pada generasi pertama (M1) tidak mempengaruhi pada semua karakter kualitatif tetapi menyebabkan peningkatan dan penurunan beberapa karakter kuantitatif. Adapun karakter yang mengalami peningkatan yaitu tinggi mahkota, total asam titrasi, jumlah tunas batang, kadar air (300, 400 dan 500 ppm), berat mahkota (300 dan 400 ppm), jumlah daun, diameter hati buah, vitamin C (400 dan 500 ppm), jumlah daun mahkota (300 ppm), diameter batang (400 ppm) dan karakter yang mengalami penurunan yaitu tinggi tanaman, lebar daun, panjang daun, panjang buah, diameter buah, bobot buah dengan mahkota, bobot buah tanpa mahkota, kedalaman mata, edible part, padatan terlarut total, rasio PTT/TAT, jumlah anakan (300, 400 dan 500 ppm), diameter batang ( 300 dan 500 ppm), jumlah daun mahkota (400 dan 500 ppm), jumlah daun,diameter hati buah, vitamin C (300 ppm) dan berat mahkota (500 ppm).

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan untuk melakukan pengamatan pada generasi M2 karena diduga keragaman tertinggi terdapat pada generasi ke-2.

(35)

39 DAFTAR PUSTAKA

Aili, E. N., Respatijarti, dan Sugiharto, A. N. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin Terhadap Penampilan Fenotip Galur Inbrida Jagung Pakan (Zea mays L.) Pada Fase Pertumbuhan Vegetatif. Jurnal Produksi Tanaman, 4(5): 370- 377.

Ajhar. 2018. Deskripsi Sifat Kualitatif dan Kuantitatif Jagung Kultivar Lokal Kebo Hasil Seleksi Massa Hingga Siklus Ke-4 (Empat) dalam Sistem Tanam Tumpangsari. Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.

Mataram.

Alatas, Z. 2006. Efek Pewarisan Akibat Radiasi Pengion. Buletin Alatas, 2(2): 65- 74.

Anggraito, Y. U. 2004. Identifikasi Berat, Diameter, dan Tebal Daging Buah Melon (Cucumis melo, L.) Kultivar Action 434 Tetraploid Akibat Perlakuan Kolkisin. Berkala Penelitian Hayati, 10: 37-42.

Anne, Y. P. dan Wiendi, N. M. A. 2011. Induksi Mutasi Melalui Penggandaan Kromosom Nilam Varietas Sidikalang (Pogostemon cablin Benth.) dengan Kolkisin. Prosiding Simposium. Bogor: 20 Desember 2011. 333- 338 Hal.

Ariyanto, S.E., Parjanto, dan Supriyadi. 2009. Pengaruh Kolkisin Terhadap Fenotipe dan Jumlah Kromosom Jahe (Zingiber officinale Rosc.). Sains dan Teknologi, 4(1): 1-15.

As'adah, M., Rahayu, T., dan Hayati, A. 2016. Metode Pemberian Kolkisin Terhadap Respon Morfologis Tanaman Zaitun (Olea europeae L.).

Biosantropis, 2(1): 46-52.

Ashari, S. 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. UI Press. Jakarta. 485 Hal.

Atichart, P. 2013. Induksi Poliploid dengan Perlakuan Kolkisin Regenerasi Chrysotoxum dan Tanaman Dendrobium Thailand. Jurnal Ilmu Pertania, 46(1): 59-63.

Badan Pusat Statistik Indonesia. 2021. Produksi Buah-Buahan dan Sayuran Tahunan Menurut Jenis Tanaman. Badan Pusat Statistik Indonesia.

Jakarta. 294 hal.

Badan Pusat Statistik Provinsi Riau. 2021. Produksi Buah-Buahan di Provinsi Riau Menurut Kabupaten/Kota dan Jenis Tanaman. Badan Pusat Statistik Riau. Pekanbaru. 299 hal.

(36)

40 Chen L, Y. Wang, dan M. Zhao. 2006. In Vitro Induction and Characterization of Tetraploid Lychnis senno Siebold et Zucc. Horticultural Science, 41(3):

759-761.

Collins, J. L. 1968. Pineapple Botany, Cultivation and Utilization. Leonard Hill Book. London. 292 p.

Damanik, S. R., Setiado, H., dan Hanafiah, D. S. 2018. Pengaruh Kolkisin Terhadap Keragaman Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Aglaonema Varietas Dud Unjamanee. Jurnal Agroekoteknologi, 6(2):

362-370.

Darotulmutmainnah, A. 2020. Efek Pemberian Senyawa Kolkisin Terhadap Pertumbuhan Tanaman Tomat (Lycopersicum esculentum). Herbs and Farmacological, 2(2): 77-85.

Daryono, B. S., dan Rahmadani, W. D. 2009. Karakter Fenotipe Tanaman Krisan (Dendranthema grandiflorum) Kultivar Big Yellow Hasil Perlakuan Kolkisin. Jurnal Agrotopika, 14(1): 15-18.

Dewi, I. A., dan Pharmawati, M. 2018. Penggandaan Kromosom Marigold (Tagetas erecta L.) dengan Perlakuan Kolkisin. Majalah Ilmiah Biologi Biosfera: A Scientific Journal, 35(3): 153-157.

Fadilla, Z. N., dan Respatijarti. 2018. Induksi Poliploidi pada Bawang Putih (Alium sativum L.) dengan Pemberian Kolkisin. Produksi Tanaman, 7(5):

783-790.

Garcia, C. C., Barfuss, M. H., dan Sehr, E. M. 2016. Phylogenetic Relationships, Diversification and Expansion of Chili Peppers (Capsicum solanaceae).

Annals of Botany, 118(1): 35-51.

Gultom, T. 2016. Pengaruh Pemberian Kolkisin Terhadap Jumlah Kromosom Bawang Putih (Asllium sativa) Lokal Kultivar Doulu. Jurnal Biosains, 2(3): 165-172.

Hadiati, S., dan Indriyani, N. L. 2008. Budidaya Nenas. Solok. Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika. 3 Hal.

Hafsah, S., Bahktiar, Rahmawati, M., Nura, dan Firdaus. 2021. Characterization of Qualitative and Quantitative Characters of The Hybridized Chili (Capsicum sp) Genotype C10 × C2. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 644 012059. doi: 10.1088/1755- 1315/644/1/012059. 1-7 Hal.

Harahap, F., Hasanah, A., Insani, H., Harahap, N. K., dan Pinem, M. D. 2019.

Kultur Jaringan Nanas. Surabaya. Media Sahabat Cendekia. 2 Hal.

(37)

41 Haryanti, S., R.B. Hastuti, N. Setiari, dan A. Banowo. 2009. Pengaruh Kolkisin Terhadap Pertumbuhan, Ukuran Sel Metafase dan Kandungan Protein Biji Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata (L.) Wilczek). Jurnal Penelitian Sains Teknologi, 10: 112-120.

Hasibuan, P. E., dan Widodo, W. D. 2015. Pengaruh Aplikasi KMnO4 dengan Media Pembawa Tanah Liat Terhadap Umur Simpan Pisang Mas (Musa sp AA Group.). Jurnal Buletin Agrohorti, 3(3): 387-394.

Hasan, N., Choudhry, S., dan Laskar, R. A. 2020. Studies on Qualitative and Quantitative Characters of Mutagenised Chili Populations Induced Through MMS and EMS. Vegetos, 33: 793-799.

Herman, I. N. M., dan Dewi, I. R. 2013. Pengaruh Mutagen Kolkisin pada Biji Kacang Hijau (Vigna radiata L.) Terhadap Jumlah Kromosom dan Pertumbuhan. Prosiding Seminar Nasional Biodiversitas dan Ekologi Tropika Indonesia, Pekanbaru: 14 September 2013. 13-20 Hal.

Hidayat, P. 2008. Teknologi Pemanfaatan Serat Daun Nanas Sebagai Alternatif Bahan Baku Tekstil. Jurnal Teknologi Industri, 13(2): 31-35.

Hutabarat, Rapolo. 2003. Agribisnis dan Budidaya Tanaman Nanas. PT. Atalya Rileni Sudeco. Jakarta. 40 Hal.

Iqbal, Z., Herodin, S., dan Widodo, S. 2014. Pendugaan Kadar Air dan Total Karoten Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit Menggunakan NIR Spektroskopi. Jurnal Keteknikan Pertanian, 2(2): 111-116.

Jumiati. 2019. Karakterisasi Morfologi Empat Genotipe Nanas (Ananas comosus (L.) Merr) di Kabupaten Indragiri Hilir. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syari Kasim Riau.

Pekanbaru.

Komala, N., Aisyah, S.I., dan Nurcholis, w. 2022. Mutasi Induksi dengan Kolkisin pada Kapulaga Jawa (Aomum compactum Soland. Ex Maton) Generasi MV1. Jurnal Agronomi Indonesia, 50(2): 234-241.

Kurnianto E. 2010. Ilmu pemuliaan ternak. Semarang. Universitas Diponegoro. 8 Hal.

Lelang, M. A., dan Seran, M. K. 2020. Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Keragaan Fenotipe Cabai Rawit Lokal (Capsicum frutescens I.) Asal Pulau Timor. Savana Cendana, 5(1): 15-17.

Lubis, E. R. 2020. Hujan Rezeki Budidaya Nanas. Jakarta. Bhuana Ilmu Populer.

10-15 Hal.

(38)

42 Mahyuni, R., Girsang, E. S., dan Hanafiah, D. S. 2015. Pengaruh Pemberian Kolkhisin Terhadap Morfologi dan Jumlah Kromosom Tanaman Binahong (Anredera cordifolia (Ten) Steenis). Jurnal Agroekoteknologi, 4(1): 1815-1821.

Mulyati, E. 2008. Simulasi Uji Buss (Baru, Unik, Seragam dan Stabil) Tiga Varietas Nanas (Ananas comosus (L.). Merr). Skripsi. Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Nixon, M. T. 2009. Budi Daya Tanaman Buah Unggul Indonesia. Jakarta.

Agromedia Pustaka. 8 Hal.

Nurchasanah, S., D, I., dan K, R. E. 2018. Karakterisasi Sifat Kulitatif Sembilan Klon Kentang yang diberi Perlakuan Kolkisin. Prosiding Seminar Nasional Pengembangan Sumberdaya Perdesaan dan Kearifan Lokal Berkelanjutan VIII. Purwokerto: 14-15 November 2018. 271-279 Hal.

Nur, A., & Syahruddin, K. 2016. Aplikasi Teknologi Mutasi dalam Pembentukan Varietas Gandum Tropis. Bogor. Puslitbang Tanaman Pangan. 185-201 Hal.

Paull, R. E., Bartholomew, D. P., dan Rohrbach, K. G. 2003. The Pineapple Botany, Production and Uses. USA. CAB International. 13 Hal.

Prabawa, P. S., dan Purba, J. H. 2019. Identifikasi Perubahan Fenotip Padi Beras Hitam (Oryza sativa L.) var Cempo Ireng Hasil Perlakuan Kolkisin.

Agricultural Bali, 2(1): 1-7.

Pracaya. 2011. Kiat Sukses Budidaya Nanas. Klaten. Macanan Jaya Cemerlang. 5 Hal.

Pradana, D. A., dan Hartatik, S. 2019. Pengaruh Kolkisin Terhadap Karakter Morfologi Tanaman Terung (Solanum melongena L.). Berkala Ilmiah Pertanian, 4(4): 155-158.

Prasetyo, J. H. H. 2007. Efek Konsentrasi Kolkisin dan Lama Perendaman Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Mentimun (Cucumis sativus L.).

Skripsi. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Medan.

Pratama, A., Sitanggang, K. D., dan Lestari, W. 2020. Pengaruh Perendaman Kolkisin Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Ciplukan (Phisalis angulata L.). Jurnal Agroteknologi, 1(1): 21-29.

Rahman, F. A., Nandariyah, dan Parjanto. 2017. Keanekaragaman Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Oyong (Luffa acutangula L.) pada Berbagai Konsentrasi Kolkisin. Agrotechnology Research Journal, 1(1): 1-6.

(39)

43 Rahman, N., Ofika, M., dan Said, I. 2015. Analisis Kadar Vitamin C Mangga Gadung (Mangifera Sp) dan Mangga Golek (Mangifera indica L) Berdasarkan Tingkat Kematangan dengan Menggunakan Metode Iodimetri. Jurnal Akademika Kimia, 4(1): 33-37.

Rafina. 2012. Perlakuan Konsentrasi Kolkisin pada Kultur In Vitro Biji Jelutung (Dyera costulata (Hook. f.). Skripsi. Institusi Pertaian Bogor. Bogor.

Rosmaina, Almaktsur, Elfianis, R., Oksana, dan Zulfahmi. 2019. Morphology and Fruit Quality Characters of Pineapple (Ananas comosus L. Merr) cv.

Queen on Three Sites Planting: Freshwater Peat, Brackish Peat And Alluvial Soil. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science.

391 012064. doi: 10.1088/1755-1315/391/1/012064. 1-9 Hal.

Rosmaina, Elfianis, R., Mursanto, F., Janna, A., Erawati, T., dan Yani, L. E., et al.

2021. Mutation Induction in The Pineaplle (Ananas comosus L. Merr) Using Colchicine. IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. 905 012082. doi: 10.1088/1755-1315/905/1/012082. 1-6 Hal.

Rosmaiti, dan Dani, J. 2015. Pengaruh Konsentrasi Dan Lama Perendaman Kolkisin pada Benih Semangka (Citrullus lanatus (Thunb.) Matsum. Et Nankai) Terhadap Keragaman Tanaman. Agrosamudra, 2(2): 10-18.

Samadi, B . 2007. Budidaya Semangka Tanpa Biji. Yogyakarta. Kanisius. 104 hal.

Santoso, B. S. 2018. Zat Pengatur Tumbuh dalam Poliploidisasi. Mataram.

Universitas Mataram. 3 Hal.

Saraswati, D. R., Rahayu, T., dan Hayati, A. 2017. Kajian Pemberian Kolkisin dengan Metode Tetes terhadap Profil. Biosaintropis, 2(2): 24-29.

Sartika, T. V., dan Basuki, N. 2017. Pengaruh Konsentrasi Kolkisin Terhadap Peraitan Putative Mutan Semangka (Citrullus lanatus). Jurnal Produksi Tanaman, 5(10): 1669-1677.

Sheeler P, Bianchi DE. 2006. Cell and Molecular Biology. Canada. John Wiley and Sons, Inc. 12 Hal.

Shinta, dan Minarno, E.B. 2018. Karakter Fenotipik Tanaman Padi Beras Hitam (Oryza sativa L.) Varietas Wojalaka Hasil Induksi dengan Kolkisin.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Malang: 20 Oktober 2018. 43-52 Hal.

Simamora, E. Y., Hanafiah, D. S., dan Damanik, R. I. 2017. Pengaruh Kolkisin Terhadap Keragaman Fenotipe Tanaman Sri Rejeki (Aglaonema sp.) var.

Yellow Lipstick Secara Setek Batang. Jurnal Agroteknologi, 5(3): 623- 628.

(40)

44 Sirojuddin, T. Rahayu, dan S. Laili. 2017. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Kolkisin dan Lama Perendaman Terhadap Respon Fenotipik Zaitun (Olea europaea). Biosaintropis, 2(2): 36-41.

Sulistianingsih, R. 2006. Peningkatan Kualitas Anggrek Dendrobium Hibrida dengan Pemberian Kolkisin. Diakses melalui http:// www. agrisci.

ugm.ac.id/ abdi 10/ klinik. htm. Pada tanggal 10 Oktober 2022.

Sundari, I. 2020. Karakterisasi Morfologi dan Kualitas Buah Tanaman Nanas (Ananas comosus (L.) Merr.) Lokal di Kabupaten Siak. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syrif Kasim Riau. Pekanbaru.

Sunarjono, H. 2004. Berkebun 21 Jenis Tanaman Buah. Penebar swadaya.

Jakarta. 64 Hal.

Suryo. 1995. Sitogenetika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 30 Hal.

Susianti, A., Aristya, G. R., Sutikno, dan Kasiamdari, R. S. 2015. Karakterisasi Morfologi dan Anatomi Stroberi (Fragaria x ananassa D. cv. Festival) Hasil Induksi Kolkisin. Jurnal Ilmiah Biologi, 2(2): 66-75.

Syaifudin, A., Ratnasari, E., dan Isnawati. 2013. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsentrasi Kolkhisin terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Cabai (Capsicum annum) Varietas Lado F1. LenteraBio, 2(2): 167-171.

Widiawati, Y. 2009. Pengaruh Subtitusi Produk Samping Nenas (Ananas comosus (L). Merr) pada Pakan Basal Rumput Gajah dan Kaliandra Terhadap Ekosistem Rumen Domba. Jurnal Ilmu Ternak dan Veteriner, 14(4):

253-261.

Wulan, D. 2020. Multiplikasi Nenas Varietas Gemilang (Ananas comosus L.

Merr.) Cv. Smooth Cayenne Secara Invitro. Skripsi. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

Pekanbaru.

Yahia, E. M. 2011. Postharvest Biology and Technology of Tropical and Substropical Fruits: Mangosteen to White Sapote. Britania Raya.

Elsevier Science. 194 Hal.

Zuyasna, Marliah, A., Rahayu, A., Hayati, E., dan Husna, R. 2021. Pertumbuhan Tanaman Nilam MV1 Varietas Lhokseumawe Akibat Konsentrasi dan Lama Perendaman Kolkisin. Agricultural Journal, 4(1): 22-23.

(41)

45 LAMPIRAN

Lampiran 1. Layout Penelitian

Keterangan:

K0 – K3 = Perlakuan U1 – U5 = Ulangan

K0 = Kontrol (Tanpa Perlakuan) K1 = Konsentrasi Kolkisin 300 ppm K2 = Konsentrasi Kolkisin 400 ppm K3 = Konsentrasi Kolkisin 500 ppm U1 = Ulangan 1

U2 = Ulangan 2 U3 = Ulangan 3 U4 = Ulangan 4 U5 = Ulangan 5

K1U5 K2U

4

K0U4 K3U2

K0U3 K1U1 K2U1 K3U4

K2U5 K3U3

K3U3 K1U4 K0U5

K1U2 K0U1 K3U5 K2U3

K3U1 K2U2 K1U3 K0U2

(42)

46 Lampiran 2. Deskripsi Tanaman Nanas Varietas Gemilang

Surat Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor: 111/Kpts/SR.120/D.2.7/7/2019

Asal : Desa Kempas Jaya, Kecamatan Kempas

Jaya Kabupaten Indragiri Hilir

Silsilah : Seleksi rumpun induk

Golongan varietas : Klon

Jenis : Smooth cayenne

Tinggi tanaman : 106-122 cm

Bentuk penampang batang : Bulat

Bentuk/postur tanaman : Teratur/normal

Sebaran duri daun : Duri sepanjang tepi daun

Diameter batang : 6,8-9,6 cm

Warna batang : Hijau muda (5GY 7/6)

Bentuk ujung daun : Meruncing

Warna pangkal daun : Kemerahan (2.5R 8/4)

Bentuk daun : Pita

Ukuran daun : Panjang 78-108 cm, lebar 5,6-8,0 cm

Warna daun : Hijau (5 GY 5/8)

Bentuk bunga : Bunga majemuk seperti terompet

Warna mahkota bunga : Putih-ungu (RP 6/4) Warna kepala putik : Kuning (5Y 8/10)

Warna benang sari : Putih

Umur panen : 15 s/d 16 bulan

Bentuk buah : Conical

Bentuk mahkota : Ada 2 tipe mahkota, dominan berbentuk Acron (heart shape) dan Long conical (silindris panjang)

Ukuran buah : Panjang 14,8-21,0 cm dan diameter 10,8- 15,3 cm

Diameter hati : 2,0-3,43 cm

(43)

47 Diamter tangkai buah : 3,03-4,78 cm

Warna kulit buah muda : Hijau tua kehitaman (7.5 GY 4/2) Warna kulit buah matang : Kuning muda (2.5 Y 8/6)

Mata buah : Normal

Warna daging buah : Kuning keemasan (2.5 Y 7/8)

Rasa daging buah : Manis

Aroma buah : Kuat

Padatan Terlarut Total (PTT) : 12,8-19,5 oBrix Kandungan Vitamin C (mg/100 gram) : 11,73-20,83 %

Total asam titrasi : 0,56-0,90

Rasio PTT/ATT : 17,30-31,61

Kandungan air (%) : 68,17-87,00 %

Berat perbuah tanpa mahkota : 1.200-3.350 gram Berat perbuah dengan mahkota : 1.322-1.928 gram Presentase buah yang dapat

dikonsumsi (Edible part) : 77,76-85,71 % Daya simpan buah pada suhu 30-32 oC : 7-10 hari

Penciri Utama : Bentuk buah conical dengan bentuk mata buah normal, memiliki 2 tipe mahkota yaitu berbentuk acron (heart shape) dan long conical

Keunggulan varietas : Nanas gemilang memiliki edible part (bagian yang dapat dimakan) yang tinggi dan memiliki daging buah berwarna kuning keemasan (2.5 Y 7/8) Wilayah adaptasi : Sangat baik pada daerah gambut

Pemohon : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikulura

dan Peternakan Kabupaten Indragiri Hilir dan LPPM UIN Suska Riau

Peneliti : Dr. Rosmaina, S.P., M.Si; Zulfahmi,

M.Si; Abdi Al Maksur;Dr. Alwis Nazir, M.Kom; Rita Elfianis, S.P., M.Sc

(44)

48 (Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau); Hj. Endang Heriani, S.PKP; H. Saiharkam, SP; Ali Amra, S.PKP; Suristro, A.Md; M. Yusuf Suhaimi (Dinas Hortikultura dan Peternakan Kab. Indragiri Hilir)

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Perbedaan konsentrasi 6-Benzylaminopurine (BAP) dalam media in vitro subkultur III tidak berpengaruh terhadap tinggi tanaman, diameter tajuk tanaman, lebar daun, jumlah daun

Perlakuan kombinasi konsentrasi kolkisin dan lama perendaman, berpengaruh nyata terhadap persentase eksplan hidup, jumlah tunas per eksplan, jumlah daun per eksplan dan

Kelompok dan varietas tidak perpengaruh nyata terhadap persentase eksplan hidup.Perlakuan konsentrasi kolkisin menyebabkan jumlah eksplan yang hidup lebih

Menurut Heddy (1986) pemberian auksin pada konsentrasi yang tepat dapat mendorong pertumbuhan dan perkembangan tanaman, tetapi pada konsentrasi yang lebih tinggi

Hasil pengamatan pada gambar 19 dan 20 menunjukkan bahwa penggunaan kolkisin konsentrasi 0.05%, 0.1%, dan 0.2% dapat meningkatkan jumlah kromosom dan menghasilkan berbagai

Induksi tetraploid menggunakan kolkisin dapat menurunkan pertumbuhan tunas jeruk Siam Simadu, tunas yang diberi perlakuan kolkisin menghasilkan pertambahan tinggi, jumlah

Hasil yang diperoleh adalah banyaknya jenis ragam tanaman nanas yang ditemukan di kabupaten Indragiri hilir dengan karakter masing-masing seperti bentuk buah, warna buah, rasa buah,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi kolkisin 250 ppm mampu memengaruhi keragaan tanaman bawang merah pada tinggi tanaman, diameter umbi serta berat basah umbi, namun tidak