• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PROGRAM DANA DESA TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA KALE BENTANG KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR SKIRPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DAMPAK PROGRAM DANA DESA TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA KALE BENTANG KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR SKIRPSI"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

i

SKIRPSI

NUR MUTHAHARAH NIM.105711100818

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(2)

ii

KARYA TUGAS AKHIR MAHASISWA

JUDUL PENELITIAN:

DAMPAK PROGRAM DANA DESA TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA KALE BENTAG KECAMATAN GALEOSNG

SELATAN KABUPATEN TAKALAR

SKRIPSI

Disusun dan diajukan oleh :

NUR MUTHAHARAH NIM.105711100818

Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Makassar

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2022

(3)

iii

“ Sesunggunys beserta kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila engkau telah selesai ( dari suatu urusan ), kerjakanlah dengan sungguh- sungguh ( untuk urusan yang lain) dan hanya kepada tuhanmulah engkau berharap”

( Q.S Al Insyirah: 6-8)

Tidak usah menjadi orang lain untk disukai tapi jadilah diri sendiri untuk disukai karena sesungguhnya berpura- pura pun butuh tenaga

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada Kedua orang tua dan seluruh keluarga besar yang selalu mendukung baik dalam bentuk dukungan moril maupun materi serta kasih sayang yang senatiasa mendoakan keberhasilan di setiap langka dan karya ilmiah ini kupersembahkan untuk almamaterku.

(4)

iv

(5)
(6)

vi

(7)

vii

Puji dan Syukur alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya.

Shalawat dan salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Dampak dana desa terhadap pembangunan di Desa Kale Bentang kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar” Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Teristimewa dan terutama penulis sampaikan ucapan terima kasih kepada kedua orang tua terkasih Bapak Muchtar dan Ibu Hamdana S.Pd yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, kasih sayang dan doa tulus. dan seluruh keluarga besar atas segala pengorbanan, serta dukungan baik materi maupun moral, dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang kehidupan di dunia dan di akhirat. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak.

Begitu pula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

(8)

viii

2. Bapak Dr. H. Andi Jam’an, S.E.,M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Ibu Hj. Naidah, S.E.,M.Si, selaku Ketua Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Ibu Dr. Hj. Arniati, SE., M.Pd selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga Skripsi ini selesai dengan baik.

5. Ismail Rasulong, SE., MM selaku Pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian skripsi.

6. Bapak/Ibu dan Asisten/Konsultan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.

7. Bapak Penasehat Akademik yang senantiasa membimbing penulis selama masa perkuliahan.

8. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

9. Kepala Desa Kale Bentang yang telah bersedia menerima penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka penyelesaian studi.

10. Sahabat-sahabatku tercinta Shinta Asrul Aswar yang selalu menemaniku berjuang dan tak kenal lelah dalam memberikan dukungan dan bantuan selama ini.

11. Terima kasih teruntuk semua rekan, sahabat dan saudara yang tidak bisa saya tulis satu persatu yang telah memberikan semangat, kesabaran, motivasi dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan skripsi ini. Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa

(9)

ix

Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak utamanya. kepada Almamater tercinta Kampus Biru Universitas Muhammadiyah Makassar. Nashrun min Allahu wa Fathun Kariem, Billahi fii Sabilil Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr. Wb. Makassar,

Selasa,25 Mei 2022

Nur Muthaharah

(10)

x

ABSTRAK

NUR MUTHAHARAH,2022. Dampak program dana desa terhadap pembangunan di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Skripsi. Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Muhamamadiyah Makassar. Dibimbing oleh pembimbing I Ibu Hj Arniati dan Pembimbing II Bapak Ismail Rasulong.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak program dana desa terhadap pembangunan di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Data yang diolah merupakan hasil wawancara dengan kepala desa, sekretaris desa, kepala urusan keuangan, kepala urusan perencanaan dan kepala dusun 1(satu) orang. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah obervasi, wawancara dan studi dokumen yang dimana penulis melihat langsung keadaan lapangan.

Hasil penelitian yang di dapat penulis adalah dampak program dana desa terhadap pembangunan di Desa Kale Bentang Kecamatan sangat berdampak terhadap peningkatan pembangunan di Desa Kale Bentang yang merupakan desa berkembang dan desa hasil pemerkaran pada tahun 2011, proses pelaksanaanya telah berjalan secara efektif mulai dari di adakannya musyawarah dusun yang melibatkan masyarakat Desa Kale Bentang, musyawarah desa hingga musyawarh tingkat kecamatan dan bentuk transparansi yang sangat berdampak terhadap peningkatan pembangunan baik dari infrastruktur (fisik) maupun keadaan ekonomi masyarakat sudah ada peningkatan (non fisik).

Kata kunci : Dampak, Dana Desa, Peningkatan Pembangunan.

(11)

xi

supervisor I Mrs. Hj Arniati and Supervisor II Mr. Ismail Rasulong.

This study aims to determine the impact of the village fund program on development in Kale Bentang Village, South Galesong District, Takalar Regency.

The type of research used is qualitative research methods. The data processed is the result of interviews with the village head, village secretary, head of financial affairs, head of planning affairs and head of hamlet 1 (one) person.the data collection methods used in this study are obervation, interviews and document studies where the author sees directly the state of the field.

The results of the research obtained by the author are that the impact of the village fund program on development in Kale Bentang Village, Subdistrict, has a great impact on increasing development in Kale Bentang Village, which is a developing village and a village resulting from the implementation in 2011, the implementation process has been running effectively starting from the holding of hamlet deliberations involving the people of Kale Bentang Village, village deliberations to sub-district level deliberations and forms of transparency that greatly affect the improvement of development both from infrastructure (physical) and the economic condition of the community have increased (non-physical).

Keywords : Impact, Village Fund, Development Improvement.

(12)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL……….. .... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iv

HALAMAN PENGESAHAN... v

SURAT PERNYATAAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSTRACT ... ix

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I.PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 8

C. Tujuan Penelitian ... 8

D. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

A. Tinjauan Teori ... 9

1. Teori Pembangunan Ekonomi ... 9

2. Teori Stewardship ... 10

B. Kajian Variable Penelitian ... 12

C. Tinjauan Empiris ... 18

(13)

xiii

B. Fokus Penelitian ... 25

C. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26

D. Sumber Data ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 27

F. Informan ... 27

G. Instrument Penelitian... 27

H. Teknik analisis Data ... 28

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Gambaran Umum dan Objek Penelitian ... 30

B. Penyajian Data ( Hasil Penelitian ) ... 45

C. Pembahasan ... 58

BAB V PENUTUP ... 61

A. Kesimpulan ... 61

B. Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 63

LAMPIRAN ... 65

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

Tabel 1.1 Anggaran Dana Desa Tahun 2018 sampai 2021 ... 6

Tabel 2.1 Tinjauan Empiris ... 18

Tabel 4.1 Sejarah Pemerintahan Desa ... 31

Tabel 4.2 Kondisi Geografis ... 35

Tabel 4.3 Jumlah Penduduk Sesuai dengan Dusun/Lingkungan ... 35

Tabel 4.4 Mata Pencaharian ... 36

Tabel 4.5 Kepemilikan Ternak ... 36

Tabel 4.6 Sarana/Prasarana Desa ... 37

Tabel 4.7 Pendapatan Transfer Dana Desa ... 46

Tabel 4.8 Pengangaran Dana Desa ... 49

(15)

xv

Nomor Halaman

Gambar 2.1 Kerangka piker ... 24 Gambar 4.1 Struktur Kelembagaan Pemerintah Desa ... 38

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul/Uraian

Lampiran 1 Permohonan pengisian kuesioner Lampiran 2 Wawancara

Lampiran 3 Jawaban wawancara

Lampiran 4 Surat izin penelitian dari DPNPTSP Lampiran 5 Surat izin penelitian dari Kantor desa Lampiran 6 Laporan realisasi dana desa Tahun 2021 Lampiran 7 Dokumentasi

(17)

1 A. Latar Belakang

Pembangunan nasional dan daerah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan pembangunan desa. Keyakinan pemerintah bahwa pembangunan berbasis pedesaan dapat memperkuat pondasi ekonomi, menurunkan kemiskinan dan meningkatkan pembangunan di desa.

Pembangunan nasional harus merata di seluruh wilayah indonesia mulai dari tingkat pemerintahan pusat sampai dengan tingkat pemerintahan desa dengan terpadu, efisien, efektif dan memberikan manfaat bagi seluruh masyarakat.yang salah satu perwujudan pembangunan nasional ialah pelaksanaan pembangunan infrastruktur yang di siapkan secara terencana dan terpadu sesuai dengan kaidah pemangunan berkelanjutan.( Feiby Vencentia Tangkumahat dkk, 2017)

Undang-Undang Nomor 6 pada Tahun 2014 pada Pasal 1 dijelaskan pengertian desa, yakni desa adalah desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Desa adalah suatu wilayah yang ditinggali oleh sejumlah orang yang saling mengenal, hidup bergotong royong, memiliki adat istiadat yang relatif sama, dan memiliki tata cara sendiri untuk mengatur kehidupan masyarakatnya.

(18)

2

Desa adalah bagian wilayah terkecil dari Negara Indonesia yang merupakan tanggung jawab pemerintah Republik Indonesia.

Desa mempunyai peran untuk mengurusi serta mengatur sesuai dengan amanat undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang desa yang salah satu pasalnya di jelaskan, desa memiliki kewenangan dalam bidang penyelenggaraan pemerintah desa, pembangunan pembinaan kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat desa. Menjalankan fungsi-fun gsi pemerintah desa, aparat desa dihadapkan dengan tugas yang cukup berat, mengingat desa sebagai entitas yang berhadapan langsung dengan rakyat. Pada saat ini, peranan pemerintah desa sangat diperlukan guna menunjang segala bentuk kegiatan pembangunan berbagai bentuk perubahan social yang terencana dengan nama pembangunan diperkenalkan dan dijalankan melalui pemerintah desa.

Pembangunan desa mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam rangka pembangunan nasional dan pembangunan daerah, karena di dalamnya terkandung unsur pemerataan pembangunan dan hasil- hasilnya serta menyentuh secara langsung kepentingan sebagian besar masyarakat yang bermukim di perdesaan dalam rangka upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Dalam pembangunan desa pemerintahan desa berkedudukan sebagai subsistem dari sistem penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, sehingga desa memiliki kewenangan, tugas dan kewajiban untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya sendiri.

Strategi pembangunan di indonesia adalah peningkatan pemerataan pembangunan beserta hasil-hasilnya melalui arah kebijakan pembangunan

(19)

sektoral dan kinerja masyarakat terutama dipedesaan. Pembangunan desa merupakan sebagai subjek pembangunan, dan sebagai gerakan masyarakat dalam melaksanaan pembangunan yang dilandasi oleh kesadaran untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik.

Pembangunan pedesaan terdiri dari pembangunan fisik dan non fisik.

Pembangunan fisik adalalah pembanguan yang dapat di rasakan langsung oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata, pembangunan fisik misalnya berupa infrastruktur, bangunan, fasilitas umum. Sedangkan pembangunan non fisik adalah jenis pembangunan yang tercipta oleh dorongan masyarakat setempat dan memiliki jangka waktu yang lama.

Infrastruktur adalah sebuah sistem fasilitas publik, yang bersifat fundamental ditujukan kepada masyarakat/khalayak ramai untuk melayani dan memudahkan masyarakat (Hudson, et al: 1997 dalam jurnal Hariadi Muhammad, dkk). Contoh dari pembangunan non fisik adalah berupa peningkatan perekonomian rakyat desa dan peningkatan kesehatan masyarakat (Wresniwiro, 2007). Untuk melihat perkembangan dan kemajuan desa dan pembangunan yang sesuai untuk desa, maka dibutuhkan dua pendekatan yaitu melalui indeks pembangunan desa dan indeks desa membangun yang telah mengklasifikasikan desa berdasarkan data potensi desa.

Desa Kale Bentang merupakan pemekaran dari Desa Bentang. pada Tahun 2011 di wilayah bentang itu sendiri, Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar. Desa Kale Bentang meliputi lima Dusun yaitu Dusun Sangkolirang, Dusun Panjaikang, Dusun Bentang, Dusun Bontobawi dan Dusun Patobo. Dari masing-masing Dusun tersebut dipimpin oleh kepala dusun.

(20)

4

Masyarakat yang menghuni di Desa Kale Bentang tidak hanya warga asli Desa Kale Bentang saja tetapi sudah ada orang luar yang melakukan pindahan ke Desa Kale Bentang. Desa Kale Bentang menpunyai kehidupan sosial yang sangat bertoleransi. Salah satu kegiatan sosial yang sering mereka lakukan adalah gotong royong, contohnya pesta nikah, khajatan, dan membersihkan lingkungan. Budaya yang diterapkan di desa Kale Bentang yaitu siri na Pacce.

Kehidupan ekonomi masyarakat Kale Bentang tidak terlepas dari sektor pertanian, peternakan untuk memenuhi kebutuhan hidup.

Berdasarkan pemetaan wilayah, Luas wilayah administratif Desa Kale Bentang adalah 10.400 M². merupakan desa yang mempunyai batas dengan desa dalam satu kecamatan serta berbatasan dengan desa lain dalam satu kabupaten.

Secara geografis Desa Kale Bentang terletak di dataran rendah di kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar dengan luas wilayah 1.025 dengan jumlah warga 987 orang.

Adapun batas-batas dimaksud adalah :

Sebelah Utara : Berbatasan dengan Desa Bontoloe Sebelah Timur : Berbatasan dengan Desa Bentang Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Desa Kadatong Sebelah Barat : Berbatasan dengan Desa Bontokanang

Iklim di Desa Kale Bentang sama seperti desa yang lain di Kabupaten Takalar memiliki iklim tropis dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau yang sangat berpengaruh pada pola cocok tanam di Desa kale Bentang.

(21)

Dikarenakan Desa Kale Bentang merupakan pemekaran dari Desa Bentang pada tahun 2011. Sehingga memulai pembangunan fisik maupun non fisik belum ada dapat dilihat karena pada saat masih bergabung di Desa Bentang yang dulu merupakan Dusun Bontobawi kurang tersentuh oleh pemerintah Desa Bentang yang dimana pada saat itu belum adanya dana desa yang di kelolah oleh pemerintah Desa Bentang dan pembangunan yang ada belum maximal.

Pembangunan yang ada di Desa Kale Bentang tersebut sejak meningkatnya DD pada tahun 2016, dianggap belum maximal dalam meningkatkan pembangunan dilihat dari tujuan utama pembangunan ialah untuk menaikkan dan meningkatkan kesejahtaearaan rakyat. Namun. Beberapa permasalahan yang di jumpai di pedesaan terkhusus di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar:

1. Lampu jalan pedesaan tersebut tidak berfungsi 2. Terbatasnya pelayanan sarana dan prasarana

3. Beberapa pembangunan yang di programkan tidak terlaksana dengan baik 4. Masih rendahnya pendidikan masyarakat

5. kurangya kapasitas sarana dan prasarana kelembagaan

6. Kurangya keterkaitan antara kegiatan ekonomi desa yang meningkatkan kesenjangan ekonomi dan kesengjangan pelayanan infrastruktur antarwilayah.

7. Bangunan infrastruktur tidak bertahan lama

Salah satu upaya pembangunan desa adalah dengan ditetapkannya kebijakan dana desa yang bersumber dari APBN. Dana desa disusun untuk memberikan status hukum yang lebih kuat bagi desa dan memastikan alokasi anggaran pembangunan tahunan. Dana ini digunakan untuk membiayai

(22)

6

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat desa (Eko, 2015).

Dana desa merupakan bantuan langsung yang dialokasikan kepada pemerintah desa untuk meningkatkan pelayanan saranan masyarakat, kelembagaan dan prasara desa yang diperlukan serta di priorotaskan oleh masyarakat, yang administrasi dan pemanfaatan pengelolanya di lakukan dan dipertanggung jawabakan oleh Kepala Desa. Penggunaan dana desa berdasarkan peraturan Menteri Desa PDT dan Transmigrasi Nomor 21 Tahun 2015 tentang penetapan prioritas penggunaan dana desa Tahun 2016 yaitu untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala local desa bidang pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa. Program dana desa di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan. Kabupaten Takalar berlangsung sejak Tahun 2016 sesui dengan kebijakan Nasional pemerintah pusat, dimana untuk memacu perkembangan infrastruktur di daerah maka diberikan dana tambahan untuk desa diperuntuhkan lebih besar pada bidang pembangunan. Adapun DD yang di dapat 4 Tahun terakhir di Desa Kale Bentang.

Tabel 1.1 Anggaran Dana Desa Tahun 2018-2021

No Tahun Jumlah Dana Desa (Rp)

1 2018 727.817.200

2 2019 780.981.000

3 2020 800.000.000

4 2021 883.942.000

Sumber data : Kementrian Keuangan 2022

(23)

Berdasarkan evaluasi dari anggara yang telah disalurkan terhadap pelaksanaan dana desa, dari Tahun 2018 sampe tahun 2021 anggaran dana desa meningkat besaran dana yang signifikan dapat dilihat pada table 1.

Dilihat dari sejak tahun 2018 berjalanya program bantuan dana desa yang bersumber dari APBN dapat dilihat bahwa dengan adanya peningkatan dana dari tahun ketahun berarti telah terjadi dikembangkan oleh pemerintah desa dan masyarakat.

Dalam menyelenggarakan kewenangan, tugas, dan kewajiban desa dalam penyelenggaraan pemerintahan maupun pembangunan maka dibutuhkan sumber pendapatan desa. Melalui dana desa (DD), desa berpeluang untuk mengelola pembangunan, pemerintahan dan sosial kemasyarakatan desa secara otonomi. Berdasarkan Perda Pasal 211 ayat 5 pengelolaan keuangan desa tentang anggaran desa dan lembaga desa dilakukan oleh kepala desa tentang anggaran dan pendapatan serta belanja daerah, ini diharapkan adanya pembangunan yang dapat terlihat secara langsung oleh masyarakat Desa kale Bentang seperti pembangunan fisik yaitu lampu jalan, sarana olahraga yang memadai dan saluran air sehingga banjir tidak tejadi lagi. Adapun Pembangunan Non fisik Ialah peningkatan Ekonomi Masyarakat dan perhatian Kesehatan terkhusus bagi lansia apabila dana desa diaktifkan secara intensif dan efektif untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyrakat desa. maka pembangunan pedesaan sebagai sasaran pembangunan, guna untuk mengurangi berbagai kesenjangan desa dan kota akan dapat lebih diwujudkan.

Diharapkan dana desa yang disalurkan dapat meningkatkan pembangunan desa secara gotong-royog. Pembangunan masyarakat desa ini

(24)

8

diarahkan untuk memanfaatkan secara optimal potensi sumber daya alam dan pembangunan sumber daya manusia dengan meningkatkan kualitas hidup, keterampilan dan prakarsa dengan bimbingan dan bantuan dari pemerintah.

Sehubungan dengan apa yang diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “DAMPAK PROGRAM DANA DESA TERHADAP PENINGKATAN PEMBANGUNAN DI DESA KALE BENTANG KECAMATAN GALESONG SELATAN KABUPATEN TAKALAR”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada latar belakang masalah diatas, maka dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “ Bagaimanakah dampak program dana desa terhadap peningkatan pembangunan di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar?”

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak program dana desa terhadap peningkatan pembangunan di Desa Kale Bentang, Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

D. Manfaat Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian tersebut maka manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat praktis, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi sumbangsih peneliti terhadap pembangunan pada pemerintah desa.

(25)

2. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan kontribusi bagi perkembangan konsep pelaksanaan pemerintahan desa, khususnya mengenai akuntabilitas sosial dalam pengelolaan dan penyaluran dana desa.

(26)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Teori Pembangunan Ekonomi

Teori pembangunan ekonomi ialah peran pemerintah untuk mewujudkan segala aspek mengenai pembangunan ekonomi pada daeranya seperti pengembangan pada pembangunan infrastruktur, fasilitas, serta pembangunan mengenai pemerataan pembangunan lainya terhadap masyarakat.

Pembangunan tersebut bertujuan untuk upaya meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Tindakan pada pembangunan tersebut menyebabkan adanya pembangunan ekonomi dikarenakan masyarakat secara langsung dapat memenuhi sekaligus meningkatkan pengelolaan barang dan jasa yang di produksi pada daerah tersebut.

Menurut teori Adam Smith, dalam membangun pertumbuhan ekonomi terdapat dua komponen ialah pertumbuhan output total dan pertumbuhan tingkat penduduk. Bagian utama dalam pertumbuhan output total yaitu sumber daya alam, stok barang modal yang tersedia dan jumlah penduduk. (Arsyad,2010).

Tolak ukur yang digunakan sabagi batas maksimum dalam pertumbuhan ekonomi di peroleh melalui jumlah daru sumber daya alam yang berarti jika sumber daya alam belum digunakan dengan optimal, maka jumlah dari stok barang modal dan penduduk yang memiliki peran pada pertumbuhan output total.

Jika pertumbuhan output total sudah tidak digunakan, maka sumber daya alam tersebut sudah bekerja dengan optimal.

(27)

Seperti sukirno (2006) menjelaskan bahwa apabila pembangunan ekonomi telah dilaksanakan maka pembangunan tersebut dapat bekerja dengan konstan dan komulatif. Spesialisasi, perkembangan dalam pasar, dan pembagiankerja akan menyebabkankenaikan pendapatan nasioanl dan produktivitas.

Peningkatan jumlah penduduk dan pendapatan nasional secara bersamaan dapat memperluas pasar dan menghasilkan tabungan sebagi investasi. Proses tersebut yang dilakukan secara konstan akan menyebabkan perkembangan ekonomi dan dapat menaikkan pendapatan perkapitan.

2. Teori Stewardship

Teori Stewardship Teori Stewardship (Stewardship Theory) pertama kali dikemukakan oleh Donaldson dan Davis (1991), teori ini menjelaskan bahwa manajer eksekutif ingin melakukan pekerjaan yang baik untuk menjadi pelayan yang baik bagi organisasi. Teori ini menyatakan tidak ada motivasi untuk kepentingan manajer eksekutif, sehingga manajer eksekutif jauh dapat mencapai kinerja organisasi yang baik seperti yang dicita-citakan agar sesuai harapan.

Para manajer eksekutif tidaklah termotivasi oleh tujuan individu akan tetapi lebih mengarah pada kepentingan organisasi. Manajer eksekutif secara khusus memiliki peran dalam membantu manajer dan anggota dewan perusahaan untuk mencapai kinerja yang unggul. Kinerja tersebut akan tercapai apabila manajer eksekutif menjabat sebagai ketua dewan yang memiliki kekuasaan yang terkonsentrasi pada satu orang. Hal ini menunjukkan bahwa kepemimpinan organisasi akan lebih jelas dan konsisten baik bagi manajer dan anggota dewan perusahaan. Selain itu manfaat dari peran manajer eksekutif tersebut adalah kesatuan arah perintah yang kuat dan terkontrol. Kesimpulan dari penjelasan teori tesebut adalah Teori Stewardship tidak berfokus pada tujuan individu

(28)

12

melainkan menjadi fasilitator dalam pemberdayaan untuk perusahaan.

Penggabungan jabatan antara manajer eksekutif dengan manajer dan anggota dewan perusahaan akan meningkatkan keefektifan dan keefisienan dalam kepentingan perusahaan (Rezeki, 2019) Sehingga 10 peneliti menyimpulkan bahwa Teori Stewardhship yang diperankan oleh manajer eksekutif sebagai orang yang berkuasa atas organisasi yang dipimpinnya yang tidak berfokus pada tujuan individu melainkan untuk memberikan arahan. Teori Stewardship lebih cocok digunakan pada instansi pemerintah, sebab instansi pemerintah lebih cenderung kepada memberikan pelayananan publik yang baik kepada masyarakat dan tidak berorientasi pada laba sebagai prinsipnya. Instansi pemerintah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemerintah desa.

Eksistensi pemerintah desa (steward) sebagai organisasi yang dapat dipercaya serta bertindak sesuai dengan kepentingan masyarakat dengan melaksanakan wewenang, fungsi, dan tugasnya dengan tepat demi kesejahteraan masyarakat.

Aparatur pemerintah desa memiliki tugas dan tanggung jawab penuh kepada masyarakat desa. Salah satu wewenang dan tugas aparatur pemerintah desa yaitu mengelola alokasi dana desa dengan baik. Aparatur pemerintah desa dalam melaksanakan tugasnya harus membuat laporan pertanggungjawaban atas alokasi dana desa yang dikelola berupa penyajian laporan keuangan yang akuntabel dan transparan sesuai dengan karakteristik pelaporan keuangan pemerintahan (relevan, andal, dapat dipahami, dan dapat dibandingkan).

Tentunya dalam hal mewujudkan transparansi dan akuntabilitas tersebut, dibutuhkan kompetensi aparatur pemerintah desa dalam mengelola dana desa yang memadai. Bentuk dari transparansi dan akuntabilitas yang dihasilkan pemerintah desa menimbulkan responsiveness kepada masyarakat, sehingga

(29)

masyarakat desa dapat saran dan tanggapan demi memberikan 11 nilai tambah dari kualitas laporan yang dihasilkan dalam meningkatkan pembangunan dan pengambilan keputusan kedepannya.

B. Kajian Variable Penelitian 1. Program Dana Desa

Berdasarkan Buku Pintar Dana Desa (2017), saat ini masih terdapat anggaran Kementerian/Lembaga (K/L) yang berbasis desa mencapai sekitar 0,28% dari total anggaran K/L Tahun 2017. sehingga pembangunan desa menjadi lebih optimal. Dana desa adalah Dana APBN yang diperuntukkan bagi desa yang ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan diprioritaskan untuk pelaksanaan pembangunan; dan pemberdayaan masyarakat desa. Dana desa dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan:

jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

Menurut Fitri (2015), pengelolaan dana desa selayaknya dapat mencerminkan komitmen pemerintah daerah untuk melaksanakan pemerintahan yang tidak mengorbankan kepentingan publik (public sphere). Selama ini, pembiayaan pembangunan desa masih bergantung pada pendapatan asli desa dan swadaya masyarakat yang jumlah maupun sifatnya tidak dapat diprediksi.

Oleh karena itu, dalam rangka mendukung pembangunan di wilayah pedesaan, pemerintah pusat mengarahkan kepada beberapa kabupaten untuk melakukan pengalokasian dana langsung ke desa dari APBD-nya. Pemerintah juga menyatakan bahwa adanya otonomi yang dimiliki oleh desa ataupun dengan sebutan lainnya dan kepala desa melalui pemerintahan desa dapat diberikan penugasan ataupun pendelegasian dari pemerintah pusat maupun daerah untuk

(30)

14

melaksanakan urusan-urusan pemerintah tertentu. Disamping itu, setiap upaya pembangunan di kawasan perdesaan yang dilakukan oleh pemerintah kabupaten/kota dan atau pihak ketiga harus mengikutsertakan pemerintahan desa.

Untuk mendukung pembangunan perdesaan dan sesuai amanat Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014, pemerintah mengalokasikan belanja dana desa dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Dana desa sebagai salah satu pengeluaran pemerintah telah direalisasi sejak tahun 2015.

Sejak tahun 2015 anggaran dana desa selalu mengalami peningkatan dengan tingkat penyerapan anggaran yang cukup tinggi. Dari awal pengucurannya, daerah dengan jumlah desa paling banyak selalu menerima alokasi dana paling besar.(Ritonga, dkk, 2021)

a. Tujuan Pemberian Dana Desa

Sebagaimana diketahui bahwa tujuan pemberian dana desa adalah:

1) Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan desa dalam melaksanakan pelayanan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai dengan kewenangannya.

2) Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di desa dalam perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan serta partisipatif sesuai dengan potensi yang dimiliki.

3) Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan kerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat desa dalam rangka pembangunan sosial ekonomi masyarakat desa.

4) Mendorong peningkatan partisipasi swadaya gotong royong masyarakat.

b. Pengaturan Keuangan Desa

(31)

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel dan partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Idealnya, ketiga asas yang disebutkan dalam keputusan Permendagri tersebut harus dipegang pada setiap institusi dengan memperhatikan nilai moral dan nilai ketmanusiaan yang menjiwai setiap langkah pemerintah.

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 mengatur pengertian keuangan desa merupakan semua hak dan kewajiban Desa yang dapat dinilai dengan uang serta segala sesuatu berupa uang dan barang yang berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajiban Desa. Hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1) menimbulkan pendapatan, belanja, pembiayaan, dan pengelolaan Keuangan Desa (Pasal 71 ayat (2)). Barang maupun kekayaan desa, didapatkan atau dibeli menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) atau yang diperoleh dengan hak lain yang bersifat resmi atau sah merupakan aset desa. Pengelolaan Keuangan Desa adalah seluruh kegiatan yang berhubungan dengan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan desa itu sendiri. Prosesnya berawal dari pelaksanaan kegiatan yaitu rencana anggaran biaya sampai pada kegiatan serah terima bukti pembayaran dari penyedia barang atau jasa untuk dimasukkan kedalam pembukuan dan pembendaharaan desa.

Besaran alokasi anggaran yang peruntukannya langsung ke desa ditentukan 10% (sepuluh perseratus) dari dan di luar dana transfer daerah (on top) secara bertahap. Anggaran yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah

(32)

16

penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraandan pemerataan pembangunan Desa.

Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan bobot:

30% untuk jumlah penduduk kabupaten/kota. 20% untuk luas wilayah kabupaten/kota. 50% untuk angka kemiskinan kabupaten/kota. Sedangkan tingkat kesulitan geografis ditunjukkan oleh indeks kemahalan konstruksi.

Berdasarkan besaran dana desa setiap kabupaten/kota, bupati/walikota menetapkan besaran dana desa untuk setiap desa di wilayahnya. Tata cara pembagian dan penetapan besaran dana desa setiap desa ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota. Kabupaten/Kota menghitung besaran dana desa untuk setiap desa berdasarkan jumlah penduduk desa, luas wilayah desa, angka kemiskinan desa, dan tingkat kesulitan geografis, dengan bobot: 30% untuk jumlah penduduk desa. 20% untuk luas wilayah desa. 50% untuk angka kemiskinan desa.

c. Dasar Hukum Dana Desa (DD)

Dasar Hukum Pelaksanaan dana desa (DD) diatur dalam:

1) Peraturan pemerintah 60/2014 tentang dana desa bersumber dari APBN 2) Peraturan Pemerintah 22/2015 tentang perubahan atas PP 60/2014 3) PP 8/2026 tentang perubahan kedua atas PP 60/2014

4) PMK nomor 49/PMK.07/2016 tentang tata cara pengalokasian,penyaluran, penggunaan, pemantauan dan evaluasi dana desa.

2. Pembangunan Desa a. Pengertian

Istilah pembangunan yang biasa digunakan dalam bahasa Indonesia, dewasa ini telah semakin berkembang sebagai terjemahan dari beragam istilah

(33)

asing, sehingga terkadang mengandung kerancuan pengertian. Pembangunan dalam kehidupan sehari-hari, dapat digunakan sebagai terjemahan atau padanan istilah: development, growth and change, modernization, atau bahkan juga progress (Aprilia, 2014). Makna yang terkandung dalam istilah pembangungan merujuk pada arah yang positif, dan bermanfaat bagi kehidupan manusia secara individual maupun bagi masyarakat umumnya sehingga dapat dikatakan bahwa pembangunan merupakan upaya-upaya untuk tercapainya kenaikan kesejahteraan hidup bagi setiap individu maupun masyarakat luas (Aprilia, 2014).

Demikian juga dengan pembangunan desa yang merupakan bagian dari upaya peningkatan kualitas hidup masyarakat desa sesuai dengan konsep dari pembangunan desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa (Biro Hukum.

Organsiasi. dan Tata Laksana, 2018).

Pembangunan desa sebagai upaya untuk meningkatkan kapasitas pemerintah desa dalam menjalankan pemerintahannya dengan telaksananya pembangunan fisik dalam bentuk sarana dan infrastruktur (Nugroho, 2012 dalam Rimawan & Aryani, 2019). Pemerintah desa dalam mendanai kegiatan pembangunan untuk kepentingan masyarakat menggunakan belanja modal yang dialokasikan oleh pemerintah desa untuk mendanai kegiatan pembangunan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat pedesaan. Kegiatan pembangunan menghasilkan berbagai fasilitas umum seperti jalan, jembatan, telekomunikasi, listrik, gedung sekolah dan rumah sakit, pasar dan berbagai fasilitas umum lainnya yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat (Badrudin, 2017).

Peraturan Menteri Desa, pembangunan daerah tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 3 tahun 2015 tentang Pendampingan desa mendefinisikan

(34)

18

pembangunan desa sebagai upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesarbesarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Pembangunan desa tidak terlepas dari manajemen pembangunan daerah, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, karena pembangunan desa harus melihat keterkaitan antara antardesa, desa dalam kecamatan, antarkecamatan dan kabupaten, serta antarkabupaten. (Musliha, Siti dkk.2019)

Pembangunan merupakan proses kegiatan untuk meningkatkan keberdayaan dalam meraih masa depan yang lebih baik. Pengertian ini meliputi upaya untuk memperbaiki keberdayaan masyarakat bahkan sejalan dengan era otonomi, makna dari konsep hendaknya lebih diperluas menjadi penigktan pemberdayaan serta penyertaan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan.

b. Tujuan Pembangunan Desa

Tujuan pembangunan desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah meningkatkan kesejahteraan hidup manusia serta penyelesaian masalah kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan yang dilaksanakan dengan semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial. Untuk mewujudkan dinamika sebuah bangsa harus dilakukannya pembangunan kawasan pedesaan yang meliputi perpaduan antara pembangunan antar desa didalam satu kabupaten atau kota, guna pembangunan kawasan desa ini untuk meningkatkan dan mempercepat pembangunan, pelayanan, serta

(35)

pemberdayaan masyarakat desa pada kawasan pedesaan melalui pendekatan pembangunan (Yuliansyah dan Rusmianto, 2016).

C. Tinjauan Empiris

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu No Nama

Peneliti Dan Tahun Peneliti

Judul Penelitian Nama Variabel

Metode Analisis

Hasil Peneltiain 1. Fadli

Razzak dan Zuly Qodir201 8)

Dampak

kebijakan dana desa terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat(studi komparasi didesa ponggok,Desa tegal rejok dan Desa

Kalangan,Klaten, Jawa Tengah)

Dana desa, peningkat an

kesejahter aan Masyarak at.

Penelitian ini menggunakan analisis naratif wacana.

Hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan yang diselenggarakan

menggunakan dana desa di Desa Ponggok berupa pengadaan bantuan peralatan untuk pengembangan usaha desa, pelatihan UKM, program satu rumah satu MCK, memperbaiki rumah kurang layak tinggal, memperbaiki tempat destinasi wisata, memberdayakan

masyarakat dan lingkungan. Kegiatan yang diselenggarakan Pemerintah Desa Kalangan yaitu perbaikan dan pembangunan

infrastruktur desa, pelatihan menjahit, pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan MC atau pembawa acara.

Kegiatan yang diselenggarakan Desa

(36)

20

Tegalrejo yaitu pembenahan jalan, perbaikan infrastruktur desa, perbaikan lingkungan desa, reboisasi, pelatihan pembibitan lele, menjahit, membuat kripik pare, serta pembinaan olahrga dan hadroh.

2 Feiby Vencenti a

Tangkum ahat Vicky V.

J.

Panelewe n Arie D.

P.

Mirah/20 18)

Dampak Program

Dana Desa

Terhadap Peningkatan Pembangunan dan ekonomi di kecamata Pineleg Kabupaten

Minahasa.

Dana Desa, peningkat ana pembangu nan

Penelitian ini menggunakan analisis naratif wacana.

Hasil penelitian menunjukkan progam dana desa di Kecamatan Pineleng berjalan cukup baik,

namun untuk

kedepannya diperlukan adanya peningkatan kapasitas dan skill dari aparatur pemerintah desa dalam rangka mendukung

pelaksanaan program ini guna meningkatkan

ekonomi dan

kesejahteraan

masyarakat yang lebih baik.

3. (Verren E lyviana 2020)

Analisis Pengaru h

Dana desa Terha dap

Pembanguanan Infrastruktur dikec amatan Ngelok Kabupaten Blitar.

Pengaruh dana desa,(x) pembangu nan infrastrukt ur (y)

Penelitian ini menggunakan analisis naratif wacana.

Dalam penelitian ini menyatakan bahwa variabel dana desa signifikan dan bersifat positif terhadap Pembangunan

Infrastruktur,

sedangkan Belanja Modal signifikan dan bersifat positif terhadap Pembangunan

Infrastruktur, dan Jumlah Penduduk tidak signifikan dan bersifat negatif. Hal ini dapat diartikan bahwa setiap kenaikan variabel dana

desa akan

meningkatkan pembangunan

infrastruktur, setiap

(37)

kenaikan belanja modal akan meningkatkan pembangunan

infrastruktur,

sedangkan setiap penurunan jumlah Penduduk akan meningkatkan

pembangunan

infrastruktur di Kecamatan Nglegok Tahun 2015-2019.

4. Deri Firmansy ah1 , Dwinanto Priyo Susetyo2 , Mira Sumira/

2020)

Dampak dana desa terhadap pembangunan

Desa dan

pemberdayaan masyarakat desa

pada Desa

cibitung Kecamatan Sagarenteng Kabupaten Sukabumi.

Dana Desa ( X), Pembang unan Desa (y)

Penelitian ini menggunakan analisis naratif wacana.

Hasil penelitian dan analisis data yang telah dilakukan, maka diperoleh hasil pengujian bahwa pengelolaan dan penyaluran dana desa yang tepat sasaran dapat memberikan dampak pengaruh terhadap kemajuan pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat desa sehingga mampu mendorong

berkembangnya kemandirian

masyarakat dan meningkatnya

kesejahateraan masyarakat desa 5. Egah

Nadia

Pengaruh alokasi

Dana Desa

Terhadap pembangunan infrastruktur Di Desa Baku-baku Kecamatan Malangke Barat.

Keteranga n: Y = Pembang unan Infrastrukt ur X = Alokasi dana desa

α =

Konstanta β = Beta ei = nilai ero

Penelitian ini menggunakan pendekatan Explanatori survey penelitian dekriftif dan vekrifikatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa 21ariable Alokasi dana desa berpengaruh terhadap

pembangunan

infrastruktur. Hal ini di buktikan dengan hasil perhitungan uji t hitung sebesar 3,946, sedangkan pada t tabel adalah 1,98472 pada taraf signifikansi 5%

yang berarti bahwa Ha di terima dan signifikansi sebesar

(38)

22

0,000 lebih kecil dari 0,05. Selain itu juga di peroleh persamaan regresi Y = 17.528 + 0,342X. Jadi dapat di simpulkan bahwa alokasi dana desa berpengaruh secara signifikan terhadap pembangunan

infrastruktur.

6. Siti Muslihah Dkk.

2019

Dampak alokasi

Dana Desa

terhadap Pembangunan dan

kesejahteraan Masyarakat Desa di Kbaupaten Bantul Daerah Istimewah

Yogyakarta.

Alokasi dana desa, pembanag unan dan kesejahter aan.

Penelitiaan ini menggunakan pendekatan Explanatori survey penelitian dekriftif dan vekrifikatif

Hasil pengujian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada pembangunan fisik dan kesejahteraan

masyarakat antara sebelum adanya dana desa dan setelah diberikannya dana desa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa pemberian Dana desa oleh pemerintah memberikan dampak terhadap

pembangunan fisik dan kesejahteraan

masyarakat di Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.

7. (A Ritonga, H Hendra dan F Andrianu s / 2021 )

Pengaruh dana desa terhadap pertumbuhan ekonomi dan kemiskinan di sumatera barat

Model pertama (I)

digunakan untuk melihat dampak dana desa terhadap pertumbuh an

ekonomi.

𝑃𝑡𝑖𝑡 = 𝛽0 + 𝛽1𝐷𝐷𝑖𝑡 + 𝛽2𝑃𝑖𝑡 + 𝛽3𝑈𝑖𝑡 + 𝛽4𝐴𝐾𝑖𝑡 +

Penelitiaan ini menggunakan pendekatan Explanatori survey penelitian dekriftif dan vekrifikatif

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh negatif dana desa terhadap pertumbuhan

dan terhadap

kemiskinan serta memiliki hubungan yang signifikan.

Pengaruh tersebut pada kurun waktu penelitian terbilang tidak besar terhadap kemiskinan, serta dianggap tidak efektif untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi

(39)

D. Kerangka Konsep

Penelitian ini akan membahas tentang dampak program dana desa terhadap peningkatan pembangunan di Desa Kale Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, kab. Takalar. Diharapkan desa dapat menyelenggarakan otonominya agar dapat tumbuh dan berkembang mengikuti pertumbuhan desa.

Teori pembangunan ekonomi ialah peran pemerintah untuk mewujudkan segala aspek mengenai pembangunan ekonomi pada daeranya seperti pengembangan pada pembangunan infrastruktur, fasilitas, serta pembangunan mengenai pemerataan pembangunan lainya terhadap masyarakat.

Pembangunan tersebut bertujuan untuk upaya meningkatkan kesejahteraan pada masyarakat. Tindakan pada pembangunan tersebut menyebabkan adanya pembangunan ekonomi dikarenakan masyarakat secara langsung dapat memenuhi sekaligus meningkatkan pembangunan di daerah tersebut.

𝑒𝑖𝑡 …..

(1).

Model kedua (II) digunakan untuk menjelask an

dampak dana desa terhadap tingkat kemiskina

n di

Sumatera Barat. 𝐾𝑖𝑡

= 𝛽5 + 𝛽6𝐷𝐷𝑖𝑡 + 𝛽7𝑃𝑖𝑡 + 𝛽8𝑈𝑖𝑡 + 𝛽9𝐴𝐾𝑖𝑡 + 𝑒𝑖𝑡 ….. (2)

kabupaten dan kota di Sumatera Barat. Begitu pula dengan variabel penjelas, variabel jumlah pengangguran, rata-rata upah, dan angkatan kerja memiliki pengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan tidak memiliki hubungan yang signifikan serta variabel jumlah pengangguran dan angkatan kerja memiliki hubungan signifikan terhadap kemiskinan dan berpengaruh negate

(40)

24

Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 113 tahun 2014 tentang Pengelolaan Keuangan Desa pasal 2 ayat (1) menyatakan bahwa keuangan desa dikelola berdasarkan asas-asas transparan, akuntabel dan partisipatif, serta dilakukan dengan tertib dan disiplin anggaran. Idealnya, ketiga asas yang disebutkan dalam keputusan Permendagri tersebut harus dipegang pada setiap institusi dengan memperhatikan nilai moral dan nilai kemanusiaan yang menjiwai setiap langkah pemerintah dalam penggunaan dana desa.

Tujuan pembangunan desa dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 adalah meningkatkan kesejahteraan hidup manusia serta penyelesaian masalah kemiskinan melalui penyediaan pemenuhan kebutuhan dasar, pembangunan sarana dan prasarana desa, pengembangan potensi ekonomi lokal dan pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara berkelanjutan yang dilaksanakan dengan semangat kebersamaan, kekeluargaan dan kegotongroyongan guna mewujudkan perdamaian dan keadilan sosial.

Secara teoritis bahwa penggunaan dana desa berkaitan dengan pembangunan desa. Dilihat teori ekonomi pembangunan bahwasanya ialah peran pemerintah untuk mewujudkan segala aspek mengenai pembangunan ekonomi pada daeranya seperti pengembangan pada pembangunan infrastruktur, fasilitas, serta pembangunan mengenai pemerataan pembangunan lainya terhadap masyarakat atau pembangunan fisik maupun non fisik. Yang di danai langsung oleh dana desa sehingga dana desa sangat berdampak terhadap pembangunan di Desa kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

(41)

Kerangka konsep penelitian dapat digambarkan pada skema di bawah ini :

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Pemerintah Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten

Takalar

Pembangunan Desa - Fisik

- Non fisik

Program Dana Desa - Jumlah

- Rencana Peggunaan Dana Desa - Transparansi

- Akuntabilitas

(42)

26 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian Kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah. Metode kualitatif digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan suatu nilai dibalik data yang tampak (Sugiyono, 2018).

Dasar pemikiran digunakannya metode ini adalah karena penelitian ini ingin mengetahui tentang fenomena yang ada dan dalam kondisi objek yang alamiah. Sesuai dengan masalah yang menjadi focus dalam penelitian ini adalah ingin mengetahui gambaran dari dampak program dana desa terhadap pembangunan di Desa kale Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar.

B. Fokus Penelitian

Fokus penelitian ini sangat penting untuk dijadikan sarana untuk memandu dan mengarahkan jalannya peneltian, maka penelitian lebih memfokuskan pada persoalan dampak program dana desa terhadap peningkatan pembangunan di Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.

a. Peningkatan pembangunan b. Dana desa

C. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Desa Kale Bentang, Kecamatan Galesong Selatan, Kabupaten Takalar. Waktu penelitian dilakukan selama 2

(43)

D. Sumber Data

Peneliti menggunakan dua jenis data didalam melakukan penelitian untuk membantu memecahkan masalah:

1. Data Primer data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari obyek yang diteliti. Menurut Sugiyono (2018) yang menyatakan bahwa “sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul daya”. Data primer diperoleh melalui kuesioner kepada beberapa responden dan hasil wawancara dengan narasumber terkait dengan kebijakan dana desa untuk pembangunan infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat desa. Data primer dalam penelitian ini adalah data yang berhubungan dengan variabel yang diteliti yaitu mengenai dana desa, pembangunan infrastruktur desa, untuk data kualitatif serta wawancara terhadap kepala desa, Sekretaris desa, kepala urusan pembangunan, Kaur Keuangan, dan kepala dusun Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar untuk data kualitatif.

2. Data Sekunder Pengertian data sekunder menurut Sugiyono (2018) adalah “sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen”. Data sekunder data diperoleh melalui laporan-Laporan/buku-buku/catatan- catatan yang berkaitan erat dengan permasalahan yang diteliti.

E. Teknik pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 1. Wawancara yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui tatap muka dan tanyajawab langsung kepada Kepala Desa dan beberapa pihak yang

(44)

28

bersangkutan mengenai pembangunan dan Dana Desa.

2. Dokumentasi yaitu pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan mempelajari dokumen – dokumen atau bukti – bukti dan laporan – laporan yang ada pada Pemerintah desa dan berhubungan dengan penelitian. Data tersebut adalah data dana desa, data biaya-biaya yang berhubungan dengan pembangunan desa tahun 2021 dan 2022.

F. Informan

Orang yang di anggap mengetahui dengan baik terhadap masalah yang diteliti dan bersedia memberikn informasi kepada peneliti. Peneliti akan mengambil 6 ( enam ) orang informan antara lain kepala desa, Sekretaris desa, kepala urusan keuangan, kepala perencanaan pembangunan, kepala dusun dan masyarakat setempat sebagi informasi utama.

G. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah :

a. Instrumen utama

Penelitian ini yang menjadi instrument utama adalah peneliti sendiri karena pada penelitian kualitatif peneliti yang menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, analisis data, menilai kualitas data, analisis data, dan membuat kesimpulan atas temuannya.

b. Instrumen Pendukung

Penelitian ini yang menjadi instrument pendukung pedoman wawancara, dokumen-dokumen, alat tulis dan alat perekam.

2.1 Pedoman Wawancara

Wawancara digunakan apabila peneliti ingin mengetahui

(45)

Pedoman wawancara disusun berdasarkan indikator yang dapat memperkuat dan mengungkap dampak penggunaan dari dana desa terhadap pembangunan.

2.2 Dokumen

Dokumen yang dimaksud berupa data data pendukung yang berasal dari pemerintah desa dan kabupaten.

2.3 Alat tulis dan alat perekam

Alat tulis digunakan sebagai alat bantu ketika peneliti melakukan observasi. Seperti mencatat hasil wawancara dan hal- hal penting yang diamati selama observasi berlangsung. Alat perekam digunakan untuk merekam kejadian penting saat observasi baik berupa foto maupun video.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang di wawancarai (Sugiyono 2018:246).

Miles dan Huberman (1984) dalam buku Sugiyono (2018:246) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data dalam kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu : Klasifikasi, Reduksi, Penyajian, dan Kesimpulan.

a. Klasifikasi Data

Klasifikasi adalah proses pengelompokkan semua data baik yang berasal dari hasil wawancara dengan subjek penelitian, pengamatan dan pencatatan langsung di lapangan atau observasi. Seluruh data yang

(46)

30

didapat tersebut dibaca dan ditelaah secara mendalam, kemudian digolongkan sesuai kebutuhan. Hal ini dilakukan agar data yang telah diperoleh menjadi mudah dibaca dan dipahami, serta memberikan informasi yang objektif yang diperlukan oleh peneliti. Kemudian data – data tersebut dipilah dalam bagian – bagian yang memiliki persamaan berdasarkan data yang diperoleh pada saat wawancara dan data yang diperoleh melalui referensi.

b. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa sehingga kesimpulan – kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasikan.

Proses reduksi data bertujuan untuk menghindari penumpukan data atau informasi dari peserta didik.

c. Penyajian Data

Penyajian data dapat diartikan sebagai suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan dengan menyajikan data tersebut secara jelas dan sistematis sehingga akan memudahkan peneliti dalam mengambil keputusan. Penyajian data dapat berupa kalimat yang sistematis, matriks, grafik, jaringan atau bagan. Penyajian data pada penelitian ini adalah hasil angket/kuesioner, hasil wawancara, dan triangulasi data.

d. Penarikan kesimpulan

Kesimpulan adalah proses pengambilan intisari dan sajian data yang telah terorganisasi dalam bentuk pernyataan kalimat dan atau formula yang singkat, padat tetapi mengandung pengertian luas. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan didasarkan pada sajian data dengan tujuan memperoleh kesimpulan

(47)

desa.

(48)

32 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum 1. Sejarah Desa

Desa Kale Bentang merupakan salah satu desa dari 12 desa yang ada di Kecamatan Galesong Selatan Kabupaten Takalar.Desa Kale Bentang terdiri atas 5 (lima) Dusun yaitu ;

1) Dusun Bentang.

2) Dusun Sangkolirang.

3) Dusun Patobo.

4) Dusun Panjaikang.

5) Dusun Bontobawi.

Berikut ini gambaran tentang cikal bakal sejarah Desa Kale Bentang, bahwa pada akhir tahun 2011 Desa Kale Bentang resmi berpisah dengan Desa Bentang sebagai desa induk yang dijabat oleh Kepala Desa sementara yang di utus dari Kecamatan, pada awal 2011 yaitu pada bulan januari sudah terbentuk Badan Permusyawaratan Desa (BPD) yang terdiri dari 5 (lima) orang yang dipilih oleh masyarakat Desa Kale Bentang, dan selanjutnya berproses untuk persiapan pelaksanaan pemilihan kepala Desa Defenitif. Dan pada saat ini pemerintahan desa Kale Bentang sudah di jabat oleh beberapa kepala desa.

(49)

Tabel 4.1. Sejarah Pemerintahan Desa Nama – nama Kepala Desa Sejak berdirinya Desa Kale Bentang

No Periode Tahun Nama Kepala Desa Keterangan

1 2011 – 2016 Syamsul Bahri Dg Tuppu Kepala Desa

2 2016 – 2018 Hj Sangkala Plts

3 2018 – 2021 ABD Azis Plts

4 2021 – 2027 M.Nursalam,S.E. Kepala Desa

Sumber : RPJMdes Desa kale Bentang tahun 2021-2027

2. Visi dan Misi Desa Kale Bentang

Visi- Misi Kepala Desa Kale Bentang disamping merupakan Visi-Misi Kepala Desa yang terpilih, Juga di integrasikan dengan keinginan bersama masyarakat desa untuk mengatasi permasalahan yang ada dan pengembangan desa ke depan , dimana proses penyususnannya dilakukan secara partisipasif mulai dari tingkat dusun sampai tingkat desa.

Adapun visi dan misi kepala Desa Kale Bentang yaitu :

“ Terwujudnya Masyarakat mandiri, Makmur dan sejahtera secara individu maupun Kelompok”

Agar Visi sebagaimana tersebut dapat tercapai maka ditetapkan misi sebagai berikut:

1. Mewujudkan pemerintah yang transparan dengan terciptanya pemerintah transparan dapatmenjadikan birokrasi desa lebih terpacaya dalam keterbukaan yag utama

2. Perwujudan kesejahteraan rakyat dengan tercukupinya kebutuhan sandan, pangan dan papan, kesehatan dan pendidikan.

3. Dengan terciptanya pemerintah yang bersih dan transparan dapat

(50)

34

menajdikan birokrasi desa terpercaya dalam keterbukaan yang diutamakan

4. Mengoptimalkan pelayanan public dan keterbukaan layanan setiap saat;

5. Dengan sumber daya manusia yang ada dalam jajaran pemerintahan desa serta kesesuian kamajua teknologi menjadikan untuk diperimbangkan dalam pelayanan public yang lebih cepata dan tepat.

6. Membangun sarana dan prasaranan infrasruktur desa secara tepat sasaran;

7. Infrastruktur sarana dan prasarana yang tepat sasaran menjadikan pembangunan desa lebih terarah dan tertentu memperimbangkan kesejahteraan masyarakat desa kedepanya.

8. Reformasi birokrasi desa untuk membantu birokrasi yang lebih baik yang ada di Desa

9. Menciptakan penataan desa yang berkualitas, dan menggali potensi desa melalui program tata ruang berbasis terbuka, elegant dan kekinian

10. meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dengan memaksimalkan fungsi ambulance desa

11. Sarana desa yaitu ambulance desa akan lebih di maksimalkan mengingat fungsi utama saat nya peluncuran pertama program tersebut.

12. Meningkatkan kualitas pendidikan di Desa baik formal maupun non formal melalui program perkampungan bahasa.

13. Banyaknya tingkat pendidikan yang berada di desa mengharuskan

(51)

pemerintah desa untuk menjembatangi apa apa yang perlu dibutuhkan disetiap tingkat pendidikan

14. Menanamkan nilai-nilai kegamamann dan kearifan local melalui program penegmbangan nilai-nilai spritual dan adat istiadat

15. Nilai-nilai kegamaan dan kearifan local perlu dikembangjan lebih kepada penerus generasi desa tentu dengan nilai-nilai yang ditanamkan oleh para pendahulu kita

16. mengembangkan kegiatan olahraga, seni budaya dan bersinegri dengan karang taruna sebagai lahirnya generasi baru yang berprestasi:

17. Pembentukan dan penguatan karang tarunasebagai bagian dari yang tidak terpisahkan oleh desa sebagai wadah untuk mengmbangkan minat dan bakat serta bagaimana para pemuda mengabdi kepada masyarakat desa.

18. Menjadikan program badan usaha milik desa sebagai ujung tombak roda perekonomian desa sebagai tugas utama program badan usaha milik Desa untuk membentuk perekonomian desa yang yang lebih berkarakter dan dapat menjadi sumber pendapatan desa lain demi perekmbangan kesejahteraan masyarakat desa.

19. Perwujudan pemerintah yang lebih berwibawah dengan mengimplemaentasikanya dalam bentuk pelayanan kepada masyarakat secara profesional, efektif efeisein transparan dan produktif tanpa terkait budaya KKN.

c. Kondisi Umum Desa a. Geografis

(52)

36

Desa Kale Bentang merupakan salah satu desa dari 12 desa yang ada diwilayah Kecamatan Galesong Selatan. terletak +/-15 KM dari Ibu kota Kabupaten Takalar, atau +/-5 Km kearah Selatan dari Ibu kota Kecamatan Galesong Selatan dengan luas wilayah 162,5 Km2, dengan batas-batas sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Bontoloe

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kadatong Kec.

Galesong Selatan

 Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Bontokanang

 Sebelah Barat berbatasan dengan Desa bentang b. Iklim

Wilayah Desa Kale Bentang berada persis di garis pantai Selat Makassar yang memiliki iklim tropis dengan suhu rata-rata mencapai 250C – 360C serta memiliki 2 tipe musim, yaitu musim hujan dan kemarau. Musim hujan terjadi pada Desember sampai bulan April, Sementara Musim kemarau terjadi pada bulan Mei sampai bulan November yang berputar setiap tahunnya.

Disamping itu memiliki Curah Hujan rata-rata setiap tahun di Desa Kalebentang mencapai 35mm sampai 2000 mm. Pada musim hujan semua petani mengelolah sawah tanah persawahan untuk ditanami padi dengan mengandalkan air hujan untuk pembenihan dan penanaman karena untuk mendapatkan air irigasi sangat terlambat disebabkan saluran irigasi belum permanen dan jauhnya akses pengairan dari bendungan ke Desa Kale Bentang kurang lebih 10 (sepuluh) km, sedangkan pada musim kemarau akses air

(53)

irigasi kurang lebih 65% dari persawahan yang kurang lebih 35%

menggunakan air pompanisasi dari sumur gali. Curah hujan di Desa Kale Bentang = 35 mm sampai 2000 mm/jam sehingga cukup dan memungkinkn semua lahan persawahan = 172,27 Ha dapat untuk ditanami padi.

Tabel 4.2. Kondisi Geografis

No. Kondisi Geografis Keterangan

1. Tinggi tempat dari permukaan laut - meter 2. Curah hujan rata-rata per tahun 250 - 300 mm

3. Keadaan suhu rata-rata 25 - 36 C

4. Dataran - H

5. Perairan laut - Km

6. Sawah tadah hujan + 987 H

7. Sawah pasang surut -

Sumber: RPJMdes Desa Kale Bentang 2021-2027

c. Jumlah Penduduk (Isi Data SDGs)

(Jumlah Penduduk/KK, 1446 Jiwa.)

Tabel 4.3 jumlah penduduk sesuai dengan Dusun/Lingkungan

No. Nama Dusun

Jumlah jiwa Kepala

Keluarga

L P Total

1 Sangkolirang 147 132 276 78

2 Panjaikang 123 132 255 71

3 Bontobawi 170 189 359 107

(54)

38

4 Bentang 146 148 294 79

5 Patobo 127 137 264 68

6 Total 1446 403

Sumber : RPJMdes Desa Kale Bentang 2021-2027

d. Mata Pencaharian

Tabel 4.4 : Mata Pencaharian

Petani Pedagang Pns Buruh/Tani

183 150 40 302

Sumber : RPJMdes Desa Kale Bentang 2021-2027

e. Pola Penggunaan Tanah

Pola penggunaan tanah di Desa Kale Bentang umumnya digunakan sebagai lahan persawahan, perkebunan (sayuran, jagung, dll.) dan Empang sedangkan sisanya lebih banyak diperuntukka Tanah kering dengan panen musiman, serta bangunan dan fasilitas-fasilitas lainnya.

f. Kepemilikan Ternak

Tabel 4.5 : Kepemilikan ternak

Ayam/Itik Sapi Kerbau Kuda Kambing Lain-lain

1500 15 - - 20 -

Sumber : RPJMdes Desa Kale Bentang 2021-2027

(55)

g. Sarana dan prasarana desa

Tabel 4.6 : Sarana / prasarana desa

Kantor BPD

Kantor Desa

Pasar Desa

Jalan Keca matan

Jalan Desa

Poske sdes

Masjid Sekolah

- 1Bh - 1 Km 5 Km - 3 Bh 2 Bh

Sumber : RPJMdes Desa Kale Bentang 2021-2027

d. Kelembagaan Desa

1. Lembaga yang ada di desa

Berdasarkan hasil kejian kelembagaan (diagram Venn) di 5 dusun yang ada di Desa Kale Bentang, maka Daftar Kelembagaan yang ada adalah sebagai berikut:

1. Pemerintahan Desa 2. BPD

3. LKMD 4. Imam 5. Guru

6. Majelis Ta’lim 7. Remaja Mesjid 8. PKK

9. Kader

10. Kelompok Pemuda/ Olah Raga 11. Kelompok Tani

(56)

40

e. Struktur kelembagaan Pemerintah Desa

Gambar 4.1. Struktur Kelembagaan Pemerintah Desa Skema : SO/KPD Desa Kale Bentang Kecamatan Galesong Selatan

Kabupaten Takalar

Desa Kale Bentang menganut Sistem Kelembagaan Pemerintahan Desa dengan Pola Minimal, selengkapnya sebagai berikut :

f. Masalah dan Potensi a. Masalah

KEPALA DESA BPD

SABIR SILA

SEKERTARIS KAMARUDDIN,SE

KASI PEMERINTAHAN

AGUSTINA

KASI PELAYANAN EKA VIANA BAHRI

KASI KESEJAHTERAAN

NURFITRAH

KAUR UMUM NURMAGFIRAH

KAUR PERENCANA

BASRI B

KAUR KEUANGAN FADLAN FAISAL,

SP

KADUS SANGKOLIRANG

TAUFIQ ISMAIL

KADUS PATOBO MUH NUR ALAM

KADUS BONTOBAWI

HAMZAH

KADUS BENTANG BAHTIAR

KADUS PANJAIKANG SAIFUL ALAM

Referensi

Dokumen terkait

Pada saat ini, aplikasi pesan telah digunakan oleh masyarakat untuk menyampaikan pesan kepada penerimanya, masyarakat menggunakan aplikasi pesan menjadi alat

Informasi merupakan hal yang penting karena dengan informasi semua perusahaan dapat berkembang, untuk Global Connexion informasi dari sistem yang lama belum lengkap karena

Screening adalah suatu strategi yang digunakan dalam suatu populasi untuk mendeteksi penyakit pada individu tanpa tanda- tanda atau gejala penyakit itu,

Dengan SDM yang cukup, fasilitas lab aerodinamik, tupoksi pustekbang dan komitmen anggaran dari pemerintah yang kuat, diharapkan sumbangsih pustekbang dalam bidang

(2) berdasarkan hipotesis yang telah dilakukan pada prestasi belajar siswa yaitu Ho ditolak dan Ha diterima, berarti model problem based learning memberikan pengaruh

Biaya pengukuran adalah biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menghasilkan informasi biaya produk yang digunakan oleh perusahaan (Supriyono, 1994:665). Sebelum

demikian dalam meningkatkan kualitas pelayanan kepada konsumen yang dilakukan oleh toko pempek di Kota Palembang perlu dilakukan pembenahan dari segi keakuratan, ketepatan

Bahan-bahan organik maupun anorganik termasuk logam berat khususnya Cu yang terlarut di dalam air dapat direduksi oleh mikrobia rhizosfera yang terdapat pada akar eceng gondok