• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN LION PARCEL DALAM KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN LION PARCEL DALAM KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI KONSUMEN PENGGUNA JASA PENGIRIMAN LION PARCEL DALAM KERUSAKAN ATAU KEHILANGAN BARANG

Safira Noorhasna Aulia, Yana Indawati

Univesitas Pembangunan Nasional (UPN) Veteran Jawa Timur, Indonesia Email: safiraulia02@gmail.com, yana.ih@upnjatim.ac.id

INFO ARTIKEL ABSTRAK Diterima

23 Agustus 2021

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perlindungan hukum terhadap kosnumen pengguna jasa pengiriman Lion Parcel dalam kerusakan atau kehilangan barang. Penelitian ini menggunakan metode yuridis normatif yang merupakan penelitian pemahaman terhadap permasalahan norma hukum yang dikonsepkan sebagai apa yang tertulis dan tercantum dalam peraturanxperundang-undangan. Hasil dari penelitian ini disimpulkan bahwa perlindunganxhukum bagi konsumen pengguna jasa pengiriman Lion Parcel atas kerusakan atau kehilangan barang sebagai upaya represif setelah adanya kerugian oleh konsumen atas kerusakan atau kehilangan barang kepemilikan konsumen dengan pemberian ganti untuk kiriman yang dikirimkan tidak menggunakan premi asuransi yaitu sebesar 10xkali biaya pengiriman dengan maksimal Rp 2.000.000. Sedangkan untuk nominal penggantian dengan kerusakan atau kehilangan kiriman berasuransi dengan nominal penggantian senilai harga barang sesuai dnegan nota pembelian atau invoice maksimal Rp 1.000.000.000 (untuk barang elektronik maksimal Rp 500.000.000) yang diajukan melalui website lionparcel.com bukti yang dilampirkan yaitu bukti identitas si pengirim, formulir klaim Lion Parcel dan bukti dokumentasi kerusakan pada fisik kiriman dan foto packing kiriman.

Kata kunci:

perlindungan konsumen, lion parcel, kerusakan kehilangan barang.

Pendahuluan

Banyak orang atau pengguna memakai jasa pengiriman barang untuk mengirimkan barangnya ke luar kota terutama online shop memanfaatkan perusahaan jasa pengiriman barang Lion Parcel, apalagi saat pandemi Covid-19 yang mana masyarakat Indonesia tidak bisa pergi sebebas sebelum pandemi. Kemudian saat pengguna akan menggunakan layanan jasa pengiriman barang tersebut, pengguna

(2)

diharuskan tunduk dan taat dalam perjanjian yang telah ditetapkan pihak layanan jasa pengiriman barang. Ketika si pengguna sudah konfirmasi akan harga yang harus dibayarkan dan menerima resi atau surat tanda terima, maka si pengguna dianggap telah setuju akan timbulnya perjanjian diantara kedua belah pihak tersebut. Adanya perjanjian tersebut otomatis pihak penyedia jasa pengiriman barang harus mengirimkan barang untuk diantar ke tempat tujuan dengan selamat, cepat dan tepat sesuai apa yang diperjanjikan. Namun, pengiriman barang tersebut tidak selamanya berjalan dengan lancar.

Barang yang menumpuk dalam gudang untuk dikirimkan memungkinkan untuk terselipnya barang dalam hal kehilangan barang atau kerusakan barang karena terbanting. Dengan adanya kerusakan atau kehilangan barang tersebut, pengguna jasa pengiriman barang merasa dirugikan tidak sesuai yang diperjanjikan karena pengguna telah membayar sejumlah yang telah ditentukan pihak penyedia jasa pengiriman barang guna mendapatkan pelayanan terbaik barang pelanggan sampai pada tempat tujuan dengan utuh. Dalam kegiatannya, terdapat terjadi kasus yang mengakibatkan pengguna jasa pengiriman barang Lion Parcel tersebut mengalami kerugian (Andrianto et al., 2016).

Oleh karena itu, konsumen pengguna jasa pengiriman barang berhak mendapatkan perlindungan hukum ketika barang mengalami kerusakan atau bahkan kehilangan barang atas mengkonsumsi jasanya. Berawal dari banyaknya permasalahan terhadap kepentingan konsumen serta didukung dengan posisi konsumen yang dianggap lemah, konsumen berhak dilindungi kepentingannya demi tujuan konsumen dan menyeimbangkan kedudukan konsumen tersebut dengan pelaku usaha (Darmayanti Yuwono, 2014).

Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum secara normatif atau yuridisxnormatif. Jenis penelitian yuridis normatif ini menerangkan dimana hukum dikonsepkan sebagai yang tercantum dna tertulis didalam peraturanxperundang- undangan atau yang dikonsepkan sebagai norma atau kaidah yang dalam masyarakat dianggap benar dan pantas (Asikin & Zainal, 2012).

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (StatuexApproach). Untuk mendapatkan bahan hukum, pengumpulan data yang terdapat dalam penelitian ini diperoleh dengan cara yaitu Studi Pustaka atau Dokumen dan wawancara. Data diperoleh dari peraturan perundang-undangan, dokumen resmi, buku, publikasi, karya tulis ilmiah dan juga wawancara (Kadir & Sinaga, 2014).

Hasil dan Pembahasan

A. Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Pengiriman Lion Parcel Atas Kerusakan Atau Kehilangan Barang.

Perlindungan konsumen sebagai bentuk atau perilaku preventif sebagai upaya pencegahan pelanggaran konsumen dan upaya represif apabila terdapat suatu kesalahan atau pelanggaran terjadi saat dalam bertransaksi konsumen guna menjamin hak dan kewajiban konsumen terlaksanakan dengan baik dengan adanya kepastian hukum yang ada. Dengan adanya undang-undang yang mengatur kekhususan ini ayitu Undang-UndangxNomor 8 Tahun 1999 tentangxPerlindunganxKonsumen, maka konsumen memiliki hak dan posisi yang seimbang dengan pelakuxusaha.

Konsumen dapat menuntut apabila terdapat atau terjadi pelanggaran atas haknya.

(3)

Perlindungan konsumen menyatakan bertujuan guna meningkatkan kesadaran masyarakat atau konsumen untuk melindungi diri dan lebih mawas diri, mengangkat harkat dan martabat konsumen itu sendiri, memberdayakan konsumen dalam menentukan sebuah pilihan dan memperoleh hak-haknya, menciptakan suatu sistem perlindungan konsumen, menumbuhkan kesadaran pelaku usaha agar tumbuh sikap yang jujur dan bertanggung jawab dalam berusaha, serta meningkatkan kualitas barang atau jasa untuk menjamin kelangsungan usaha (Kurniawan, 2011).

Lion parcel sebagai pelaku usaha yang menjual produk jasa. Jasa yang ditawarkan yaitu jasa pengiriman barang yang dimaksudkan guna mempermudah semua orang yang akan mengirim barang baik dalam kota maupun luar kota dengan efisien, murah dan cepat. Surat tanda terima atau resi yang diterima konsumen menjadi bukti otentik bahwa konsumen menyetujui Syarat Dan Ketentuan Umum Pengiriman yang diberikan oleh Lion Parcel yang telah ditentukan. Konsumen dianggap setuju akan klausula baku yang dibuat perusahaan. Konsumen dianggap telah membaca klausula baku itu pula. Pada waktu pengiriman barang ke tempat tujuan, tidak memungkinkan adanya insiden yang tidak diinginkan, semisal saja paket yang hilang dalam perjalanan, ataupun paket yang rusak karena terbanting atau terbentur. Dalam kerusakan atau kehilangan barang yang dialami konsumen Lion Parcel dalam segi perlindungan hukum terhadap konsumen sebagai upaya represif dilindungi dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen terdapat dalam Pasal 4 huruf H yang telah dijelaskan dalam hak konsumen dan dalam Pasal 19 Undang- Undang Perlindungan Konsumen tentang tanggung jawab pelaku usaha yang menerangkan bahwa pelaku usaha mempunyai petanggungjawaban atas memberi ganti rugi untuk kerusakan, pencemaran dan kerugian konsumen akibat mengkonsumsi barang atau jasanya.

Berdasarkan pelaku usaha jasa pengiriman Lion Parcel, apabila terjadi adanya kerusakan atau kehilangan barang yang menjadikan itu sebagai kerugian konsumen, dalam dokumen Syarat dan Ketentuan Umum Pengiriman Lion Parcel terdapat pengecualian bagi kerugian kerusakan atau kehilangan barang yang tidak dapat dipertanggungjawabkan oleh Lion Parcel yaitu:

a. Kemasan atau pengepakan paket yang tidak sesuai dengan standar Lion Parcel b. Pengiriman barang yang dilarang, seperti: barang yang berbahaya, mudah untuk

terbakar, mudah sangat untuk meledak, barang yang berasal dari curian, obat- obatan terlarang, barang yang mengandung racun, barang berharga (emas, perak, barang antik), dokumen berharga.

c. Terjadinya force majure (keterlambatan pengiriman, kerusakan atau kehilangan yang disebabkan keadaan memaksa termasuk kerusuhan, bencana alam,perang, pembajakan, kerusakan pesawat ataupun kondisi lain diluar dari kontrol Lion Parcel

d. Semua resiko yang akan terjadi pada elektronik saat pengangkutan mengakibatkan paket yang akan dikirim atau sedang dikirim tidak berfungsi atau berubah fungsinya seperti misalnya TV, kulkas, computer, video player, AC, mesin cuci, dan lain lain yang merupakan sejenis.

e. Kebocoran atau kerusakan kehilangan paket yang ditimbulkan oleh karakteristik paket seperti barang pecah belah, tumbuh-tumbuhan, bua-buahan, barang cair, makanan, dan lain-lain.

f. Tindakan menahan atau penghancuran paket yang dilaksanakan badan pemerintah seperti bea cukai, polisi, jaksa penuntut umum.

(4)

Kerusakan atau kehilangan paket atau barang menjadi atau termasuk kegagalan pengiriman karena pelanggaran terhadap kemasan atau pengepakan paket yang tidak sesuai dengan standar Lion Parcel, isi paket yang dikirimkan ternyata tidak sesuai dengan informasi pada suratxtandaxterima dan pengiriman barang dilarang sesuai yang tertera diatas, maka biaya pengiriman ini tidak dapat diretur atau diklaim dan juga biay-biaya lainnya yang berkaitan menyebabkan atau mengakibatkan terjadinya gagal pengiriman menjadikannya tanggungan konsumen. Adanya batasan-batasan terhadap pengecualian tanggung jawab Lion Parcel dalam penggantian ganti rugi atas terjadinya kerusakan atau kehilangan barang konsumen yang tertera menjadikan ganti rugi kerugian tidak berlaku terhadapnya. Barang-barang yang disebutkan dalam batasan tersebut merupakan Dangerous Goods (DG) dimana barang-barang tersebut dapat dikirimkan namun dengan syarat dan dengan ketentuan tanpa ganti rugi apabila terdapat kerusakan atau kehilangan paket.

Perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasa pengiriman Lion Parcel atas kerusakan atau kehilangan barang menjadi upaya represif setelah adanya pelanggaran hak atau kerugian konsumen yang terjadi. Dalam Undang- UndangxPerlindunganxKonsumen, pasal 19 sebagai tanggung jawab yang harus dilakukan pelaku usaha dan pasal 4 huruf H sebagai hak konsumen, Lion Parcel bertanggung jawab untuk memberikanxganti rugi yang sesuai dalam yang diperjanjikan dan dipatuhi kedua belah pihak.

B. Analisa Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Pengiriman Lion Parcel Atas Kerusakan Atau Kehilangan Barang

Lion Parcel sudah memenuhi unsur pelaku usaha yang diatur dan tercantum dalam Undang-UndangxPerlindunganxKonsumen didalamnya. Untuk menjadi pelakuxusaha dengan badan usaha berbentuk penyelenggara pos, Lion Parcel harus menaati standar operasi dan prosedur yang ditetapkan untu melayani dan melindungi konsumen penggunanya.

Perjanjian berlangsung saat diterimanya surat tanda terima atau resi tersebut.

Sesuai dengan kewajiban konsumen dalam Undang-

UndangxPerlindunganxKonsumen untuk membaca dan mengamati petunjuk informasi yang diberikan pelakuxusaha dan prosedur pemakaian dan penggunaan barang atau jasa untuk keamanan dan juga keselamatan, yang pada kenyataan kegiata usaha Lion Parcel berdasarkan pengalaman penulis menjadi konsumen Lion Parcel, saat surat tanda terima atau resi itu diberikan, pelaku usaha atau admin Lion Parcel tersebut tidak menjelaskan atau tidak memberi dokumen yang berisi SyaratxDanxKetentuan Umum Pengiriman yang ditetapkan Lion Parcel guna konsumen membaca agar terhindar terhadap kekhawatirannya.

Dalam pengguna jasa pengiriman tentunya selalu terdapat ketentuan Syarat dan Ketentuan Pengiriman dan ketentuan alur Proses Klaim Customer dengan klausula baku atau eksonerasi didalamnya yang mengikat konsumen satu pihak. Untuk ketentuan yang ditetapkan Lion Parcel merupakan ketentuan baku yang telah ditetapkan Perusahaan dan tidak bisa diubah dengan secara sembarangan. Kewajiban konsumen juga telah disampaikan dalam Undang-UndangxPerlindunganxKonsumen pada Pasal 5 hurufxA sering kali diabaikan oleh konsumen.

Kesimpulan dari sengketa konsumen jasa pengiriman Lion Parcel ini yaitu Lion Parcel dalam perlindungan konsumen yang dirugikan atas kerusakanxatauxkehilangan barang telah menepati hak konsumen atas pemberian gantixrugi dengan penggantian claim sesuai jenis paket berasuransi dan tidak

(5)

beransuransi. Konsumen yang dirugikan menerima ganti rugi sesuai dengan kewajiban pelaku usaha dan hak konsumen tergantung apabila kerugian konsumen dilaporkan. Apabila tidak dilaporkan ke pelaku usaha Lion Parcel, pelaku usaha tidak akan tahu kerugian yang diderita konsumennya dan kerugian akan menjadi milik konsumen yang harus diterima. Konsumen mendapatkan posisi lemah dan menderita kerugian yang tidak semestinya konsumen terima dalam perjanjian yang terjadi antara kedua belah pihak (Susanto, 2008).

C. Upaya Hukum Yang Dapat Dilakukan Konsumen Lion Parcel Akibat Kerusakan Atau Kehilangan Barang

Suatu hubungan antara pelaku usaha ndan konsumen pada dasarnya menimbulkan hak dan kewajiban bagi masing-masing pelaku. Hak dan kewajiban ini harus dilaksanakan sesuai Undang-UndangxPerlindunganxKonsumen yang ada (Darmayanti Yuwono, 2014)

Perlindungan terhadap konsumen ada untuk mnejamin kepastian hukum untuk melindungi konsumen dengan pelaku usaha dalam melakukan kegiatan usahanya.

Perlindungan hukum bagi konsumen ini ada sebagai akibat dari suatu permasalahan hukum antara konsumen dengan pelakuxusaha yang mana menyebabkan sengketa atau masalah yang menyebabkan dengan kerugian salah satu pihak (Modina, 2018).

Atas kerusakan atau kehilangan barang konsumen tersebut menyebabkan atau turut menyebabkan kerugian bagi konsumennya, baik konsumen pengirim barang dan konsumen penerima barang. Konsumen dapat mengajukan perlindungan hukum atas konsumen demi kerugian yang diderita sesuai dengan hak-hak untuk konsumen pada Pasalx4 Undang-Undang PerlindunganxKonsumen. Permasalahan sengketa konsumen ini sering terjadi, maka dari itu diperlukan upaya hukum yang dapat dilaksanakan oleh konsumen untuk menyelesaikan sengketa yang terjadi (Dewi, 2015).

Penyelesaian sengketa untuk konsumen yang diatur dalam Undang-Undang Perlindungan Konsumen dapat dilakukan konsumen pengguna jasa pengiriman barang Lion Parcel menurut Undang-UndangxPerlindunganxKonsumen Pasal 45 angka 2 dapat ditempuh melalui pengadilan (litigasi) ataupun diluar pengadilan (non litigasi) berdasarkan pilihan pihak yang bersengketa.

Upaya hukum yang dilakukan melalui pengadilan (litigasi), penyelesaian sengketa untuk konsumen mengacu pada ketentuan yang ditetapkan peradilan umum berdasar hukum positif yang sedang berlaku saat inidi Indonesia. Penyelesaian sengketa jalur litigasi ini didasarkan atas gugatan yang diajukan salah satu pihak.

Penyelesaian sengketa melalui pengadilan membutukan waktu yang lama dan membutuhkan biaya yang mahal atau tidak sedikit. Sedangkan penyelesaian sengketa dalam dunia perbisnisan lebih memilih penyelesaian sengketa yang berlangsung cepat, ringan dan dengan biaya yang murah (Susanto, 2008).

Upaya hukum yang dilakukan para pihak diluar pengadilan dalam penyelesaiannya tidak dapat menghilangkan unsur pidana yang apabila ada didalamnya. Penyelesaian diluar pengadilan terdapat berbagai cara untuk menyelesaikannya yaitu yang pertama mengadukan langsung kepada pelaku usahanya sehingga dapat diselesaikan tanpa adanya intervensi pihak ketiga. Yang kedua yaitu membuat oengaduan ke badan atau lembaga yang berwenang seperti Lembaga Perlindungan Konsumen Swadaya Masyarakat (LPKSM), Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) dan lembaga yang lainnya (Nurnaningsih, 2012).

(6)

Upaya diluar pengadilan dengan alternatif penyelesaian sengketa tanpa intervensi pihak ketiga yang dapat dilakukan konsumen pengguna jasa pengiriman Lion Parcel akibat kerugian atas kerusakan atau kehilangan barang terhadap Lion Parcel sesuai dengan dasar ganti rugi yang ditetapkan oleh Lion Parcel yaitu dokumen Proses Klaim Customer Lion Parcel yaitu mengajukan ganti rugi pengiriman dengan mengajukan claim pada Lion Parcel diganti dengan nominal ganti rugi yang ditentukan dan mematuhi mekanisme ganti rugi yang diberikan Lion Parcel sehingga proses claim akan dilanjutkan.

Mekanisme yang ditetapkan oleh Lion Parcel berdasarkan dokumen Proses Klaim Customer Lion Parcel untuk konsumen yang dirugikan atas kerusakan atau kheilangan barang akan mendapat ganti rugi sebesar maksimal 10xkali biaya yang ditetapkan oleh pengiriman dengan maksimal ganti rugi Rp 2.000.000,00 dan untuk paket yang berasuransi memiliki ganti rugi sesuai dengan harga barang yang tertera atau dalam invoice barang maksimal Rp 1.000.000.000,00. Berdasarkan dokumen Proses Klaim Customer Lion Parcel atas kerusakan dan kehilangan barang untuk konsumen pengguna jasa pengiriman Lion Parcel dapat menempuh upaya ganti rugi dengan cara:

1. KTP customer yang mengajukan klaim (pengirim atau penerima) 2. Cover buku rekening bank customer (atas nama KTP yang dilampirkan) 3. Fotocopy invoice harga barang kiriman atau nota pembelian barang kiriman 4. Formulir klaim yang diberikan oleh tim klaim Lion Parcel yang sudah diisi dan

ditandatangani oleh pihak yang mengajukan

5. Letter Of Discharge yang diberikan oleh tim klaim Lion Parcel yang sudah diisi dan ditandatangani oleh pihak yang mengajukan klaim

6. .Untuk klaim kerusakan diwajibkan melampirkan dokumentasi berupa foto kerusakan pada fisik kiriman dan foto packing kiriman. Oleh karena itu, setiap melakukan pengiriman, tetap harus memperhatikan standar packing yang berlaku di Lion Parcel

Semua persyaratan pada poin 1 hingga 6 diajukan dan diupload pada website Lion Parcel yaitu lionparcel.com/claim. Pengirim atau penerima paket yang mengajukan klaim dapat menunggu proses hasil klaim dengan estimasi waktu 5 hari kerja sejak dokumen diterima oleh pihak asuransi untuk paket berasuransi.

Berdasarkan uraian diatas, perlindungan konsumen timbul karena adanya permasalahan hukum antara pelaku usaha dan konsumen dengan kerugian salah satu pihaknya. Sehingga menurut Undang-UndangxPerlindunganxKonsumen untuk penyelesaian sengketa dapat ditempuh melalui pengadilan(litigasi) atau diluar pengadilan(non litigasi). Penyelesaian sengketa untuk konsumen pengguna Lion Parcel atas kerusakan atau kehilangan barang yang paling efektif ditempuh dengan yang pertama yaitu negosiasi dengan Lion Parcel untuk mencapai kesepakatan perjanjian dengan Lion Parcel dengan mentrack kembali barang tersebut barangkali terselip.

Apabila lebih dari 1 (satu) minggu sesuai ketentuan Klaim Lion Parcel, dapat ditempuh dengan upaya kedua yaitu penggantian ganti rugi sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan Lion Parcel.

. Kesimpulan

Perlindungan hukum bagi konsumen pengguna jasaxpengiriman Lion Parcel atas kerusakan atau kehilangan barang sebagai upaya represif setelah adanya kerugian oleh konsumen yang terjadi. Pemberian perlindungan terhadap konsumen ini dengan tujuan

(7)

untuk melindungi kepentingan konsumen terhadap kerugian yang dialami dengan yang disoroti adalah Lion Parcel sebagai pelaku usaha. Pengguna jasa pengiriman dalam kerusakan atau kehilangan tentu telah melanggar kewajiban pelaku usaha Pasal 7 Undang-Undang PerlindunganxKonsumen. Pihak penyedia jasa pengiriman barang Lion Parcel tidak memenuhi kewajibannya terhadap apa yang telah diperjanjikan dalam layanan pengiriman barang dan dalam surat tanda terima yang sebagai bukti perikatan diri antara pelaku usaha dan konsumen. Pemberian kompensasi atau ganti rugi oleh Lion Parcel adalah sebagai upaya represif dalam perlindungan konsumen atas terjadinya pelanggaran hak konsumen atas kerusakan atau kehilangan barang. Penggantian untuk pemberian ganti rugi untuk konsumen yang dirugikan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam dokumen Proses Klaim Customer Lion Parcel yang telah ditetapkan yaitu nominal penggantian untuk kiriman yang dikirimkan tidak menggunakan premi asuransi yaitu sebesar 10xkali biaya yang ditetapkan oleh pengiriman dengan maksimal Rp 2.000.000 tanpa mengetahui nilai harga barang dalam paket yang rusak atau hilang tersebut. Sedangkan untuk nominal penggantian dengan kerusakan atau kehilangan kiriman berasuransi dengan nominal penggantian senilai harga barang sesuai dnegan nota pembelian atau invoice maksimal Rp 1.000.000.000 (untuk barang elektronik maksimal Rp 500.000.000) yang diajukan melalui website lionparcel.com.

(8)

BIBLIOGRAFI

Andrianto, M. Y., Sudjana, N., & Azizah, D. F. (2016). Analisis Break Even Point (BEP) Sebagai Alat Perencanaan Laba (Studi Pada CV. Langgeng Makmur Bersama Lumajang Periode 2012-2014). Jurnal Administrasi Bisnis, 35(2), 30–38.

Asikin, A., & Zainal, H. (2012). Pengantar Metode Penelitian Hukum, cetakan ke-IV, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

Darmayanti Yuwono, N. K. (2014). Upaya Perlindungan Hukum Terhadap Konsumen Online di Indonesia. Kertha Semaya, 2(02).

Dewi, E. W. (2015). Hukum Perlindungan Konsumen. Graha Ilmu.

Kadir, A., & Sinaga, R. S. (2014). Peranan Badan Kesatuan Bangsa Kabupaten Deli Serdang dalam Pembinaan Organisasi Kemasyarakatan dan Partai Politik.

Kurniawan, E. (2011). Pengaruh Harga, Lebel Dan Kemasan Produk Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen Rokok A Mild Disurabaya. Skripsi Universitas Pembangunan Nasional.(Tidak Dipublikasikan).

Modina, A. (2018). Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Terhadap Snack Impor Tanpa Izin Edar Yang Beredar Secara Online. Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

Nurnaningsih, A. (2012). Mediasi Alternatif Penyelesaian Sengketa Perdata di Pengadilan. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Susanto, H. (2008). Hak-hak konsumen jika dirugikan. Visimedia.

Referensi

Dokumen terkait

Hal ini berarti bahwa PT X yang merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang tidak bisa mengesampingkan kewajibannya untuk memberikan ganti

Penulisan hukum dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Usaha Parkir Apabila Terjadi Kehilangan Kendaraan Bermotor”, bertujuan untuk mengetahui

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa penulisan hukum (Skripsi) berjudul PELAKSANAAN PERLINDUNGAN KONSUMEN ATAS KEHILANGAN BARANG PADA PENGIRIMAN OLEH JASA EKSPEDISI

Rumusan masalah dalam penyusunan skripsi ini adalah bagaimanakah prosedur klaim yang dapat dilakukan oleh pengguna jasa pengiriman barang terhadap kerugian yang diakibatkan

Apabila dalam penyelenggaraan pengangkutan ini terjadi hal-hal yang telah disebutkan di atas dan secara langsung telah menimbulkan kerugian terhadap pihak pengiriman

Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Analisis Pengaruh Dimensi Kualitas Pelayanan Terhadap Loyalitas Konsumen Pada Pengguna Jasa Pengiriman

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perusahaan yang bergerak di bidang jasa pengiriman barang yang berperan sebagai pelaku usaha dalam menjalankan usahanya

Penulisan hukum dengan judul “Perlindungan Hukum Bagi Konsumen Pengguna Jasa Usaha Parkir Apabila Terjadi Kehilangan Kendaraan Bermotor”, bertujuan untuk mengetahui