• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN Judul Proyek Proyek Tugas Akhir ini berjudul Villa Resor di Nusa Dua Bali.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "1. PENDAHULUAN Judul Proyek Proyek Tugas Akhir ini berjudul Villa Resor di Nusa Dua Bali."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1

Universitas Kristen Petra

1.1. Judul Proyek

Proyek Tugas Akhir ini berjudul Villa Resor di Nusa Dua Bali.

1.2. Pengertian Judul 1.2.1. Pengertian Villa

 “Villa merupakan tempat tinggal sekaligus liburan, biasanya terletak di luar daerah keramaian seperti di pinggiran kota, pegunungan, pantai, dsb.”

(Wikipedia, 2006, p. 1)

 Villa merupakan “villa, rumah indah (di luar kota).” (Echols dan Shadily, 1996, p. 630)

 Villa: “a house in a residential district; a rented holiday home.” (Hawker, 2003, p. 684)

1.2.2. Pengertian Resor

 “A resort is a place used for relaxation or recreation. As a result, people tend to seek out a resort for holidays or vacations. Generally, a resort is run by a single company, which attempts to provide for all or most of a vacationer's wants while staying there, such as food, drink, lodging, sports, entertainment, and shopping.” (Wikipedia, 2006, p. 1)

 Resor merupakan “tempat beristirahat, tempat untuk tetirah.” (Echols dan Shadily, 1996, p. 481)

 Resort:” a popular holiday destination.” (Hawker, 2003, p. 521)

1.2.3. Pengertian Nusa Dua

 Nusa Dua adalah suatu nama kawasan di pulau Bali bagian Selatan yang merupakan kawasan hotel berbintang.

(2)

Universitas Kristen Petra

1.2.4. Pengertian Bali

 Bali adalah salah satu daerah wisata terkenal di Indonesia, yang paling banyak dikunjungi wisatawan mancanegara maupun domestik karena keindahan alam, budaya, dan upacara keagamaannya.

Villa Resor di Nusa Dua Bali ini adalah sebuah tempat untuk berlibur yang menyediakan fasilitas penginapan berupa rumah-rumah indah dengan berbagai fasilitas penunjang untuk berekreasi seperti restoran, kolam renang, tempat berolahraga, berelaksasi, aktivitas outdoor, dll, yang dijalankan oleh sebuah perusahaan dan berlokasi di daerah wisata yang terkenal di Indonesia yaitu di kawasan Nusa Dua Bali yang sudah dikenal dengan keindahan alamnya.

1.3. Latar Belakang Masalah

Bali merupakan salah satu obyek turisme di Indonesia yang sudah terkenal ke seluruh dunia. Banyak wisatawan baik domestik maupun mancanegara berlibur di pulau ini untuk menikmati keindahan alamnya, sehingga dapat dikatakan bahwa Bali dan pariwisatanya tidak bisa dipisahkan. Bukan hanya Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali yang banyak berharap dari sektor jasa ini untuk menggerakkan roda pembangunan, tetapi besar masyarakatnya juga bertumpu di sektor tersebut. Apa yang dilakukan Pemprov Bali maupun masyarakat untuk membangun pariwisata sebenarnya merupakan langkah tepat.

Mengingat potensi Bali bukan di pertambangan atau energi, melainkan di pariwisata melalui budaya, seni, adat-istiadat dan keindahan alamnya. Namun, sektor pariwisata juga merupakan bisnis jasa yang paling rentan terhadap perubahan kondisi sosial, ekonomi, politik dan keamanan, yang sifatnya tidak lagi lokal atau regional, tetapi sudah mengglobal. Karena itu, ketika sektor andalan ini mengalami stagnasi, maka sektor-sektor lain yang terkait juga mengalami kelesuan.

Hal yang menarik, dalam empat tahun terakhir secara bertubi-tubi terjadi peristiwa-peristiwa yang membuat pariwisata Bali mengalami tantangan yang cukup berat. Belum sembuh betul dari terpaan krisis ekonomi secara nasional, pariwisata Bali seakan mengalami masa paceklik setelah diguncang tragedi WTC.

Lalu, di bulan Oktober 2002, pariwisata Bali kembali mendapat cobaan berupa

(3)

Universitas Kristen Petra

tragedi bom Kuta. Tidak cukup sampai di situ, kelabu pariwisata Bali masih menghinggapi di tahun 2003. Berbagai peristiwa yang terjadi dalam skala nasional maupun global, seperti konflik perang AS-Irak, mewabahnya virus SARS dan tragedi bom JW Marriott secara tidak langsung mewarnai kinerja kepariwisataan Bali.

Adanya berbagai peristiwa dan konflik yang terjadi empat tahun silam menjadi babak paling kelam dalam sejarah kepariwisataan Bali. Dalam waktu singkat indikator kepariwisataan terkoreksi secara tajam. Kunjungan wisatawan anjlok disusul rentetan akibatnya yang tak kalah getirnya menimpa hotel, restoran, art shop, bar, kafe atau seluruh konstelasi kepariwisataan Bali. Dari banyak indikator statistik tentang kepariwisataan yang ada, indikator yang paling mudah dilihat adalah jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) yang datang langsung ke Bali (visitors direct arrival to Bali). Kunjungan wisman ke Bali selama tahun 2003 kurang dari satu juta orang (993.029 orang). Jumlah ini turun sangat tajam (22,77 persen) dari tahun sebelumnya yang mencapai 1.285.844 orang. Selama tahun 2003, kunjungan wisman tertinggi (high season) terjadi di bulan Agustus yang mencapai 115.546 orang, namun masih di bawah tahun 2002 (160.420 orang). Sebaliknya, kunjungan wisman terendah terjadi di bulan Mei sebanyak 47.858 orang atau turun 59,88 persen pada bulan yang sama tahun 2002 (BITD Propinsi Bali, 2004).

Sementara itu, bila disimak arus kunjungan wisatawan pada hotel berbintang di Bali maka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) selalu lebih dominan dibandingkan dengan kunjungan wisatawan nusantara (wisnus).

Kunjungan wisman pada hotel berbintang turun 26,54 persen, dari 1.217.344 orang (77,49%) di tahun 2002 menjadi 894.208 orang (70,16%) di tahun 2003.

Sementara itu, wisnus yang menginap di hotel berbintang justru naik 7,56 persen, dari 353.515 orang (22,51%) di tahun 2002 menjadi 380.233 orang (29,84%) di tahun 2003. Ini berarti, meskipun kunjungan wisman turun, namun mampu ditopang oleh kunjungan wisnus yang meningkat cukup lumayan. Sebagian besar wisatawan (wisnus dan wisman) (56,05%) memilih hotel bintang lima sebagai tempat menginap, yaitu 527.445 wisatawan asing dan 186.871 wisatawan domestik (BITD Propinsi Bali, 2004).

(4)

Universitas Kristen Petra

Namun seiring dengan berjalannya waktu, pariwisata di Bali semakin pulih. Hal ini dapat diketahui melalui Badan Pusat Statistik (BPS) yang mencatat jumlah wisatawan asing ke Indonesia periode Juli 2006 mencapai 361,9 ribu orang, naik dibanding Juni 2006 sebesar 361,1 ribu orang. Namun secara akumulasi (Januari-Juli 2006), jumlah wisman yang masuk melalui 13 pintu masuk (bandara dan pelabuhan laut) mencapai 2,26 juta. Khusus ke propinsi Bali, jumlah wisman periode Juli 2006 tercatat 128.620 orang, meningkat 11,36 persen dari 115.502 orang periode Juni 2005. Khusus tingkat hunian hotel berbintang di Bali naik dari 41,02 persen pada Mei 2006 menjadi 46,01 persen pada Juni 2006 (LKBN Antara, 2006). Meningkatnya jumlah kunjungan turis ini membuktikan bahwa pariwisata Bali optimis dapat pulih dan berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh Pemprov Bali serta masyarakat setempat.

Sebelum tragedi bom, kunjungan wisatawan asing rata-rata 5.000 sampai 6.000 orang per hari dengan tingkat hunian hotel berbintang mencapai 80 persen.

Namun setelah bom, kunjungan itu hanya berkisar 800-1.000 orang per hari sehingga tingkat hunian hotel sangat melorot. Dengan berbagai upaya promosi serta meningkatkan dan memelihara keamanan yang kondusif, kunjungan turis secara bertahap mulai membaik. Pada April 2006 kunjungan wisatawan mencapai 4.000-5.000 orang rata-rata perhari, namun tingkat hunian hotel berbintang hanya 45 persen (Media Indonesia, 2006). Jumlah kamar hotel di Bali 36 ribu kamar sedangkan jumlah kunjungan wisatawan sampai akhir tahun 2006 diprediksi mencapai 1,2 juta orang. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah kunjungan wisatawan tidak sepadan dengan tingkat hunian hotel. Kurangnya tingkat hunian wisatawan di hotel-hotel diduga disebabkan adanya vila-vila liar, seperti di Kabupaten Badung telah didapati adanya 500 vila liar (Suara Indonesia baru, 2006). Vila tanpa ijin ini tentu saja memberi pengaruh besar pada tingkat hunian hotel.

Oleh karena itu untuk mencegah adanya vila liar yang semakin banyak berkembang, maka lebih baik untuk mewadahi keinginan para wisatawan tersebut dengan membangun sebuah villa resor dengan menyuguhkan panorama keindahan alam Bali dengan tetap memiliki nilai-nilai arsitektur tradisional Bali.

Perancangan villa resor ini dikhususkan bagi para pasangan yang ingin berbulan

(5)

Universitas Kristen Petra

madu. Hal ini didasarkan pertimbangan bahwa sebagian besar wisatawan yang menginap di hotel (70-80%) adalah pasangan, sehingga dengan adanya pengkhususan ini diharapkan kebutuhan wisatawan dapat benar-benar terakomodasi dengan baik.

1.4. Perumusan Masalah

Bagaimana mendesain sebuah tempat penginapan (villa) dengan fasilitas resor bintang 5 yang dapat memaksimalkan keindahan panorama alam yang ada ke dalam disain bangunan?

1.5. Tujuan

 Memperkenalkan keindahan alam dan budaya Bali pada masyarakat yang lebih luas dan mancanegara.

 Memberikan fasilitas penginapan yang lebih baik bagi para pasangan dengan tetap menyuguhkan keindahan alam Bali.

 Menyumbang sejumlah devisa bagi berlangsungnya kegiatan ekonomi daerah Bali sehingga pendapatan nasional dan kemakmuran masyarakat meningkat.

1.6. Manfaat

 Membantu mewujudkan program pemerintah dalam meningkatkan devisa non-migas karena besar sumbangannya dalam meningkatkan pendapatan dan pembangunan nasional.

 Meningkatkan taraf hidup masyarakat setempat dengan menyediakan lapangan kerja yang luas.

 Meningkatkan pemanfaatan potensi alam setempat bagi pengembangan industri pariwisata dan kawasan sekitar.

(6)

Universitas Kristen Petra

1.7. Sasaran / Lingkup Pelayanan

Sasaran proyek ini ditujukan bagi para wisatawan mancanegara maupun domestik khususnya para pasangan yang baru menikah maupun yang ingin berbulan madu kembali.

1.8. Teknik Pengumpulan Data 1.8.1. Survei Lapangan

Pengamatan untuk mengetahui keadaan tapak, lingkungan sekitar tapak, karakteristik tapak dan keunggulan tapak.

1.8.2. Studi Banding

Pengamatan terhadap beberapa resor yang sudah ada untuk mendapatkan gambaran yang obyektif tentang perencanaan villa resor secara umum dan juga data yang diperlukan sebagai arahan yang optimal dalam perancangan. Studi banding dilakukan di:

 Kamandalu

Jl. Tegallalang Banjar Nagi, Ubud, Bali

 Puri Wulandari

Desa Kedewatan, Ubud, Bali

 Komaneka Tanggayuda

Jl. Banjar Tanggayuda, Kedewatan, Ubud, Bali

 Amandari

Jl. Raya Kedewatan, Ubud, Bali

 The Payogan

Banjar Bunutan, Desa Kedewatan, Ubud, Bali

1.8.3. Studi Literatur

Digunakan untuk memperoleh data-data dan standar bagi perencanaan dan perancangan villa resor ini, antara lain meliputi: kebutuhan ruang, besaran ruang, arsitektur tradisional Bali, lansekap Bali, dan lain-lain.

(7)

Universitas Kristen Petra

1.8.4. Wawancara

Dilakukan dengan pihak-pihak terkait yaitu pihak resor/hotel dan penduduk setempat yang dapat memberikan informasi untuk melengkapi data-data yang telah tersedia.

1.8.5. Media Informasi Lain

Pengumpulan data juga dilakukan melalui internet, surat kabar, majalah, dan lain sebagainya yang berkaitan dengan informasi mengenai resor tersebut.

1.9. Metode Perancangan

1.9.1. Pendekatan Perancangan

Pendekatan perancangan merupakan sudut pandang seseorang dalam mendekati suatu masalah desain guna mencapai pemecahan masalah yang tepat.

Dengan kata lain dapat diartikan sebagai metode atau cara untuk mendesain suatu proyek. Pada proyek ini pendekatan yang digunakan adalah pendekatan karakter ruang luar yaitu bagaimana memanfaatkan kondisi alam yang ada pada site menjadi sebuah view yang positif, baik berupa unsur alami maupun buatan manusia sehingga dapat tercipta suasana yang menarik di dalam resor.

1.9.2. Pendalaman Perancangan

Mengingat fungsi proyek ini sebagai villa resor bagi para pasangan yang berbulan madu, maka dalam perancangannya berkaitan dengan lansekap yang tercipta di dalam resor dimana dapat memberikan suasana yang nyaman dan privasi serta memaksimalkan view yang ada di sekitar site. Oleh karena itu dipilih pendalaman sequence agar dapat memberikan perbedaan-perbedaan suasana yang tercipta di dalam resor dengan memanfaatkan potensi alam yang ada maupun buatan sehingga menimbulkan kesan yang mendalam bagi para wisatawan dan tercipta tata ruang luar yang menarik.

Referensi

Dokumen terkait

Melihat tujuan dan sasaran proyek yaitu mejadi sarana pendiddikan film animasi dengan sasaran anak muda lulusan SMU sederajat dan melihat fakta penurunan

• Merancang sebuah bangunan yang dapat menciptakan suasana megah dan high-tech serta lingkungan yang bersahabat sehingga dapat memberikan perasaan yang membangkitkan semangat

[r]

Berdasarkan analisis diagram sebab-akibat dan diagram pareto, diketahui bahwa penyebab utama penyimpangan waktu pelayanan berasal dari nasabah yang melakukan pembayaran angsuran

Bab ketiga membahas tentang laporan penelitian dan temuan data, dalam bab ini melaporkan segala kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan penelitian baik mengenai data-data

Mencari gambaran umum di lapangan dengan cara observasi dan wawancara secara bebas dengan tujuan untuk mendapatkan informasi mengenai garis besar kegiatan STKIP dan STIE dalam

Jadi, Pengertian Hotel Resort Agriwisata di Purwodadi, Jawa Timur adalah, Suatu kawasan wisata yang memiliki sarana akomodasi tempat dimana sebagian pengunjung

11 Penelitian ini mengalami keterbatasan yaitu tidak terdapat kelompok kontrol yang hanya diberi pakan standar tanpa diberi perlakuan apapun sehingga tidak dapat