• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jaringan tumbuhan merupakan materi pembelajaran biologi yang terdapat pada jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) kelas VIII yang terdapat dalam KD 3.3 “Menganalisis keterkaitan struktur jaringan tumbuhan dan fungsinya, serta teknologi yang terinspirasi oleh struktur tumbuhan” serta dalam KD 4.3 “Menyajikan karya dari hasil penelusuran berbagai sumber informasi tentang teknologi yang terinspirasi dari hasil pengamatan struktur tumbuhan”. Materi jaringan tumbuhan dilanjutkan pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam KD 3.3 dan 4.3 Kelas XI yang berbunyi, KD 3.3 “Menganalisis keterkaitan antara struktur sel pada jaringan tumbuhan dengan fungsi organ pada tumbuhan”, sedangkan KD 4.3

“Menyajikan data hasil pengamatan struktur jaringan dan organ pada tumbuhan”

Data ujian nasional biologi yang terdapat dalam situs web kemendikbud pada materi struktur dan jaringan tumbuhan tercatat pada tahun 2015 sebanyak 58,13% siswa menjawab benar, pada tahun 2016 sebanyak 57,97% siswa menjawab benar, pada tahun 2017 sebanyak 49,39% siswa menjawab benar, sedangkan pada tahun 2018 sebanyak 45,75% siswa menjawab benar, serta pada tahun 2019 sebanyak 49,47% siswa menjawab benar. Hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa selama lima tahun terakhir antara 2015 hingga 2019 hanya 52,14% siswa Indonesia yang menjawab benar pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

commit to user

(2)

Menurut Sundari, S., Yuliani, Bashri (2018) faktor yang mempengaruhi rendahnya hasil belajar siswa yang terdapat pada materi struktur fungsi dan jaringan tumbuhan salah satunya adalah miskonsepsi. Miskonsepsi yang sering terjadi karena materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan memiliki banyak istilah yang asing bagi siswa dan banyaknya istilah menyebabkan siswa kesusahan membedakan antara istilah satu dengan lainnya. Banyaknya istilah dapat memicu siswa tidak tertarik dalam mempelajari materi. Selain itu, faktor lain yang mengakibatkan terjadinya miskonsepsi pada siswa khususnya pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan karena adanya keterbatasan informasi siswa tentang konsep. Keterbatasan informasi tentang konsep dapat disebabkan karena pada saat pembelajaran guru tidak membahas terlalu dalam tentang konsep serta siswa tidak berusaha untuk mempelajari atau mencari sumber informasi secara mandiri konsep yang lebih mendalam (Suparno, 2013

; Istigfarin, 2015)

Berdasarkan penelitian Fauzi & Mitalistiani (2018) yang dilakukan terhadap siswa kelas XI SMA jaringan tumbuhan merupakan materi tersulit ketiga yang dipilih oleh siswa setelah sistem imun dan sistem koordinasi.

Kesulitan pada materi ini cenderung menyebabkan hasil belajar siswa dibawah kriteria minimal (Kusumawati, 2016). Menurut Fauzi penyebab siswa kesulitan belajar materi struktur dan fungsi tumbuhan adalah karena banyaknya konsep yang perlu dipelajari sehingga siswa hanya berusaha mengingat konsep tanpa memahami apa yang dipelajari.

Faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa dapat berasal dari maupun eksternal. Faktor internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa antar lain yaitu fisiologis siswa, bakat yang dimiliki siswa, tingkat kecerdasan siswa, sikap siswa, minat siswa dalam belajar, dan motivasi internal dari dalam diri siswa. Sedangkan faktor eksternal antara lain, lingkungan sosial yaitu sekolah seperti guru dan tenaga kependidikan, teman-teman sekelas, orang tua, dan masyarakat, lingkungan non sosial seperti fasilitas belajar, sumber belajar, dan

commit to user

(3)

menandakan bahwa media pembelajaran dan sumber belajar juga mempengaruhi hasil belajar siswa (Syah, 2010).

Dale (1986) menyatakan bahwa media pembelajaran mempengaruhi tingkat pemahaman siswa terhadap sebuah materi. Dale mengklasifikasikan media pembalajaran ke dalam kerucut pengalaman berdasarkan media yang paling sesuai untuk pengalaman belajar dimana semakin besar luas bangun maka semakin besar tingkat keefektifan media tersebut dalam kegiatan pembelajaran. Tingkat teratas yang artinya memiliki luas bangun paling kecil adalah lambang kata, diikuti di bawahnya berupa lambang visual, dan di bawahnya berupa media berbentuk gambar, rekaman dan radio, dilanjutkan urutan ke bawah kerucut yaitu pengalaman tiruan, gambar hidup, darmawisata, pameran museum, televisi, pengalaman dramatisasi, serta yang paling bawah dari kerucut pengalaman berupa pengalaman langsung.

Seiring berkembangnya teknologi, banyak platform digital yang disediakan sebagai media pembelajaran maupun sumber belajar yang mudah diakses oleh siswa seperti aplikasi maupun website. Berdasarkan survai analisis kebutuhan yang dilakukan penulis kepada siswa dan guru diperoleh hasil bahwa dari 223 responden mengatakan bahwa media yang sering digunakan guru selama pembelajaran menurut siswa adalah powerpoint (75,5%), video pembelajaran (57,3%), LKS (38,22%), dan modul atau buku cetak (53,2%).

Berdasarkan survai 50,2% siswa mengatakan bahwa media yang digunakan guru menarik, 25,6% menjawab media yang digunakan membosankan, 7,6%

menjawab media yang digunakan tidak memusatkan materi serta sisanya memilih media yang digunakan kurang menyimpulkan topik pembelajaran, atau media yang digunakan kurang lengkap. Berdasarkan survai kelebihan dan kekurangan media yang digunakan siswa kebanyakan menjawab bahwa kelebihan media adalah mudah digunakan, video pembelajaran meningkatkan pemahaman materi, dan mudah diakses dimana saja dan kapan saja. Sedangkan kekurangan yang sering ditemui sejumlah siswa adalah materi lebih sulit

commit to user

(4)

dipahami, variasi pembelajaran yang monoton menyebabkan siswa bosan, sumber belajar yang diberikan guru kurang lengkap, media menguras media penyimpanan HP, dan modul yang diberikan berisi huruf tanpa variasi gambar.

Dari 223 responden, sebanyak 68,2% siswa menjawab lebih suka menggunakan video pembelajaran sebagai sumber belajar, 61,9% suka menggunakan website, 42,2% lebih suka menggunakan buku atau ebook, 37,2% lebih suka menggunakan aplikasi, dan sisanya memilih game larning, tatap muka dll. 90,1% siswa menjawab bahwa lebih mudah dalam memahami materi biologi jika menggunakan jenis media visual maupun audiovisual. Dari 223 responden sebanyak 50,7% siswa menjawab susah memahami materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Siswa mengalami hambatan belajar materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan karena sulit menghafalkan, materi yang abstrak karena tidak melihat langsung dan banyak istilah baru, guru tidak menjelaskan materi secara detail, dan terdapat perbedaan gambar ilustrasi dengan asli sehingga siswa kesulitan. 96% siswa setuju bahwa lebih mudah dalam untuk mengenal struktur dan fungsi jaringan tumbuhan jika penyajian dalam bahan ajar didominasi dengan gambar.

Sebesar 67,3% siswa memilih mengharapkan media pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar dengan menyediakan bahan ajar atau materi yang lengkap. 54,7% siswa memilih mengharapkan media pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun.

Sebesar 56,1% siswa memilih mengharapkan media pembelajaran yang mampu menumbuhkan minat dan membuat siswa menyukai biologi materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan. Serta, 48,9% siswa mengharapkan media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan motivasi belajar dengan menyediakan animasi/video.

Berdasarkan analisis kebutuhan yang dilakukan terhadap guru biologi dari 42 responden 92,9% menjawab bahwa pembelajaran yang dilakukan telah

commit to user

(5)

menjawab belum dikarenakan keterbatasan alat laboratorium dan belum bisa sepenuhnya kontekstual. Metode pembelajaran yang digunakan guru selama pandemi antara lain diskusi, pengamatan, problem solving, penugasan, ceramah dan lain-lain. Media yang digunakan guru selama proses pembelajaran daring antara lain 47,7% menjawab menggunakan power point, 45,4% menggunakan video pembelajaran, 21,5% menggunakan LKS atau buku cetak, sisanya menggunakan website, e-modul, google classroom, google meet, dan lain-lain. Berdasarkan 42 responden guru 57,1% menjawab bahwa siswa kurang berminat dalam pembelajaran di kelas karena kendala teknis seperti sinyal dan kuota internet, siswa kurang memahami materi, interaksi siswa dengan guru terbatas, siswa sudah jenuh dalam proses pembelajaran daring, dan motivasi belajar siswa rendah.

Sebesar 59,5% guru memilih siswa kesulitan dalam mempelajari materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dikarenakan tidak dapat mengetahui secara jelas struktur jaringan tumbuhannya, sulit membedakan jaringan satu dengan yang lain, siswa tidak dapat melakukan pengamatan langsung, siswa sulit merealisasikan bentuk visual dari jaringan tumbuhan, materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang banyak menggunakan istilah biologi, serta ilustrasi dari sumber belajar kurang jelas. Bedasarkan survai dalam analisis kebutuhan, sebanyak 59,5% guru mengharapkan terdapat media pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dapat diakses dimanapun dan kapanpun, 59,5% memilih media pembelajaran materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang dapat memberikan kemudahan bagi siswa dalam belajar dengan menyediakan bahan ajar atau materi yang lengkap, dan 57,1%

memilih media pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat dan membuat siswa menyukai biologi materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan.

Berdasarkan latar belakang masalah penulis tertarik untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis website yang dapat menjadi

commit to user

(6)

sumber balajar siswa khususnya pada materi jaringan tumbuhan, dengan judul

“Pengembangan Media Pembelajaran E-magazine berbasis Website sebagai Sumber Belajar Biologi pada Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah, yaitu :

1. Bagaimanakah karakteristik media pembelajaran e-magazine berbasis website pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sebagai sumber belajar siswa ?

2. Bagaimanakah kelayakan media pembelajaran e-magazine berbasis website pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sebagai sumber belajar siswa ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui karakteristik media pembelajaran e-magazine berbasis website pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sebagai sumber belajar siswa

2. Mengetahui kelayakan media pembelajaran e-magazine berbasis website pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan sebagai sumber belajar siswa

D. Spesifikasi Produk yang Dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan berupa e-magazine berbasis website pada materi jaringan tumbuhan. E-magazine di desain dengan bantuan aplikasi Canva kemudian dikemas dalam bentuk website dengan bantuan aplikasi google site. Dalam e-magazine akan dimuat materi-materi tentang jaringan tumbuhan dan beberapa contoh aktivitas seperti game yang dapat dilakukan siswa dalam pembelajaran untuk lebih mudah dalam mempelajari jaringan tumbuhan. Konten yang disajikan di dalam e-magazine memuat hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis terkait dengan jaringan tumbuhan seperti preparat jaringan akar, batang, dan daun tumbuhan monokotil maupun

commit to user

(7)

Tumbuhan yang digunakan dalam pembuatan preparat merupakan tumbuhan yang ada di lingkungan sekitar siswa sehingga akan lebih memudahkan siswa dalam mempelajari materi struktur dan fungsi jarigan tumbuhan karena sudah familier dengan tumbuhan yang digunakan. Selain itu, keterangan nama tumbuhan yang digunakan menggunakan nama lokal dan nama ilmiah tidak hanya menggunakan nama ilmiah saja sehingga siswa tidak akan merasa kesulitan dalam mempelajari materi karena belum mengetahui nama ilmiah dari tumbuhan yang digunakan sebagai preparat.

E-magazine menyajikan konsep yang lebih mendalam tentang struktur dan fungsi jaringan tumbuhan yang butuh dipelajari oleh siswa. Selain itu, gambar preparat secara nyata dapat mengurangi miskonsepsi siswa karena foto dapat menghilangkan miskonsepsi, menimbulkan presepsi yang sama, dan menyamakan pengalaman (Julianto,2008 ; Firdos,2013).

Materi jaringan tumbuhan dikemas dalam bentuk majalah yang di desain sedemikian rupa sehingga siswa tertarik untuk membaca dan lebih mudah memahami materi. Selain itu di dalam website juga terdapat beberapa informasi mengenai tata cara melakukan praktikum jaringan tumbuhan yang dapat dilakukan oleh siswa baik berupa gambar maupun video praktikum.

E-magazine yang disajikan dalam website dapat memuat animasi, gambar, video, file, serta suara sehingga membantu proses pembelajaran, berbeda dengan e-book yang berformat pdf. Hal ini meningkatkan motivasi belajar peserta didik yang nantinya akan berdampak pada hasil belajar (Supriyadi et al., 2014). Salah satu alasan penggunaan website lebih dipilih dibandingkan aplikasi adalah website tidak membutuhkan media penyimpanan sama sekali (Ridho et al., 2018).

E. Manfaat Pengembangan

Dari pengembangan media pembelajaran diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Bagi Peserta Didik

commit to user

(8)

a. Dengan penggunaan media pembelajaran e-magazine berbasis website sebagai sumber balajar siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan diharapkan siswa mampu memahami materi lebih mudah dalam memperoleh informasi tentang bentuk-bantuk jaringan tumbuhan melalui gambar preparat asli yang dibuat oleh peneliti b. Dengan penggunaan media pembelajaran e-magazine berbasis

website sebagai sumber balajar siswa pada materi struktur dan fungsi jaringan tumbuhan diharapkan siswa mampu meningkatkan motivasi belajar sehingga lebih mudah memahami materi jaringan tumbuhan 2. Bagi Pendidik

a. Sebagai variasi media pembelajaran untuk menigkatkan pengetahuan dan motivasi siswa

b. Bahan acuan pengembangan media pembelajaran dan sumber belajar siswa agar pembelajaran tidak monoton

3. Bagi Peneliti

a. Dapat digunakan sebagai pembelajaran agar nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan nyata sebagai calon guru biologi

b. Dapat digunakan sebagai media referensi dan motivasi untuk mengembangkan media pembelajaran lain yang bermanfaaat untuk mengembangkan pendidikan di Indonesia

F. Asumsi dan Keterbatasan Pengembangan

Asumsi dan keterbatasan dalam pengembangan dalam media pembelajaran e- magazine berbasis website, antara lain :

1. Asumsi Pengembangan

a. Produk yang dikembangkan dapat memudahkan peserta didik dalam mempelajari dan memahami materi jaringan tumbuhan

b. Produk yang dikembangkan mampu diakses dimana saja dan kapan saja oleh siapapun asalkan terdapat koneksi internet

2. Keterbatasan Pengembangan

a. Media pembelajaran hanya terbatas pada materi jaringan tumbuhan commit to user

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Surat Penawaran Saudara pada Paket Pekerjaan Pengadaan Bahan Bangunan di Kecamatan Sei Menggaris pada Badan Pemberdayaan Masyarakat dan

“Kecuali mengenai Wilayah Persekutuan Kuala Lumpur, Labuan dan Putrajaya, hukum Syarak dan undang-undang diri dan keluarga bagi orang yang menganut agama Islam,

[r]

Gambar L3.3 Hidrolisat Kulit Buah Kakao Setelah Penambahan NaOH 4M. L3.1.4 Pengaturan pH Hidrolisat

menjadi duda/janda yang melangsungkan perkawinan lagi.. 3) PNS yang akan melakukan perceraian wajib memperoleh izin atau surat keterangan lebih dahulu dari Pejabat. 4)

PendidikM koehaia adalah Sabun8d bcdrgai ke8iaim du kesenpdM !ug berlandaskM pinsip-prinsip bel4arunluk mencap.i suaru keadadr,

 Biaya produksi menjadi lebih efisien jika hanya ada satu produsen tunggal yang membuat produk itu dari pada banyak perusahaan.. Barrier

Kegiatan dalam Program Urban Farming tidak akan berjalan tanpa adanya dukungan kelompok tani (agen), begitu pula sebaliknya Kelompok Tani Kelurahan Keputih