B u k u A j a r M a t e r n i t a s
BUKU AJAR MATERNITAS
UU No 28 tahun 2014 tentang Hak Cipta
Fungsi dan sifat hak cipta Pasal 4
Hak Cipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a merupakan hak eksklusif yang terdiri atas hak moral dan hak ekonomi.
Pembatasan Pelindungan Pasal 26
Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, Pasal 24, dan Pasal 25 tidak berlaku terhadap:
i. penggunaan kutipan singkat Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait untuk pelaporan peristiwa aktual yang ditujukan hanya untuk keperluan penyediaan informasi aktual;
ii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk kepentingan penelitian ilmu pengetahuan;
iii. Penggandaan Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait hanya untuk keperluan pengajaran, kecuali pertunjukan dan Fonogram yang telah dilakukan Pengumuman sebagai bahan ajar; dan
iv. penggunaan untuk kepentingan pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan yang memungkinkan suatu Ciptaan dan/atau produk Hak Terkait dapat digunakan tanpa izin Pelaku Pertunjukan, Produser Fonogram, atau Lembaga Penyiaran.
Sanksi Pelanggaran Pasal 113
1. Setiap Orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf i untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000 (seratus juta rupiah).
2. Setiap Orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hak ekonomi Pencipta sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk Penggunaan Secara Komersial dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
BUKU AJAR MATERNITAS
Ns. Hidayati, M.Kep.
Nurfantri, S.Kep. Ns., M.Sc.
Jamila Kasim, S.Kep.Ns., M.Kes.
Dr. Ns. Anita, M.Kep., Sp. Mat Ns. Siti Rapingah, S.Kep., MKM Ns. Marini Agustin, S.Kep., M.Kep
Ns. Ziska Herawati, S.Kep., MKM Novita Maulidya Jalal, S.Psi., M.Psi., Psikolog
BUKU AJAR MATERNITAS
Oleh: Hidayati, Nurfantri, Jamila Kasim, Anita, Siti Rapingah, Marini Agustin, Ziska Herawati,
Novita Maulidya Jalal
Copyright © 2022, Hidayati, dkk
Diterbitkan pertama kali dalam bahasa Indonesia Oleh Penerbit CV. Feniks Muda Sejahtera,
Anggota IKAPI NO. 007/SUL-TENG/2022 Desain Sampul: August Leonardo
Profreader & Tata Letak: Darwis Septrian Mantende Cetakan Pertama: Mei, 2022
Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang.
Dilarang memperbanyak dan memperjual-belikan sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit
Isi di luar tanggung jawab Percetakan
ISBN No. 978-623-5950-91-4
v PRAKATA
Bismillahirrahmanirahim
Assalamu’alaikum. Wr. Wb. Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt, Tuhan penguasa alam semesta. Shalawat dan salam juga turut dipanjatkan kepada Junjungan Nabi Besar Muhammad saw, keluarga, serta para sahabat.
Buku ajar ini merupakan referensi saat mengikuti mata kuliah Keperawatan Maternitas. Mata kuliah ini bertujuan untuk agar mahasiswa menguasai konsep asuhan keperawatan bersalin untuk wanita usia subur, pasangan usia subur, wanita saat melahirkan dalam kondisi berisiko tinggi, bersama keluarga mereka. Selain itu, mahasiswa juga dapat dapat melakukan simulasi pendidikan kesehatan untuk wanita usia subur (usia reproduksi), pasangan usia subur, wanita saat melahirkan dalam kondisi risiko tinggi, dengan keluarga mereka mengamati aspek hukum dan etika. Serta, Mampu mengintegrasikan hasil penelitian yang terkait dengan wanita dari usia subur, pasangan usia subur, wanita saat melahirkan dalam kondisi berisiko tinggi, bersama keluarga mereka dengan memperhatikan hukum dan etika aspek.
Semoga buku ini membawa manfaat bagi sebanyak mungkin masyarakat akademia di Indonesia.
Amin ya rabbal’alamin. Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Para Penulis
vi DAFTAR ISI
Prakata ... v Daftar Isi ... vi
BAB I ANATOMI FISIOLOGI SISTEM
REPRODUKSI ... 1 BAB II GANGGUAN MENSTRUASI ...23 BAB III KONDISI PSIKOLOGIS IBU HAMIL DAN
MELAHIRKAN ...46 BAB IV KONSEP DASAR DAN ASUHAN
KEPERAWATAN PADA IBU PERIODE ANTENATAL ...60
BAB V ASUHAN KEPERAWATAN MASA
INTRANATAL ...82
BAB VI MANAJEMEN NONFARMAKA UNTUK
MENGATASI MASALAH NYERI
SELAMA INTRANATAL ...122 BAB VII ASUHAN KEPERAWATAN PADA BAYI
BARU LAHIR ...140 BAB VIII KONSEP DASAR ASUHAN
POSTNATAL ...158
Tentang Penulis ...173
BAB I
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI Ns. Hidayati, M.Kep
A. Tujuan Pembelajaran
Mahasiswa mampu memahami tentang anatomi dan fisiologi sistem reproduksi.
B. Materi
Kemampuan akhir mahasiswa yang diharapkan adalah mahasiswa mampu: Menyebutkan organ seks pria, menjelaskan karakteristik seks sekunder pada pria, menjelaskan proses seksual pada pria, menyebutkan organ seks wanita, menyebutkan bagian-bagian dari panggul, menjelaskan karakteristik seks sekunder pada wanita, menjelaskan proses seksual pada wanita.
1. Anatomi Reproduksi Pria
Struktur organ seksual terdiri atas 2 bagian yaitu internal dan eksternal. Terdiri dari testis, tubulus yang membawa sperma keluar testis, bermacam-macam kelenjar dan penis.
Gambar 1.1 Reproduksi Pria
a. Penis
Penis merupakan organ seksual eksternal pada pria. Penis berfungsi sebagai saluran sperma saat ejakulasi dan saluran air seni saat berkemih.
Bagian-bagian dari penis antara lain:
1. Akar dari penis (radix) 2. Tubuh penis (korpus)
Struktur klitoris penis pada pria terdiri dari tiga jaringan yaitu:
Dua corpora cavernosa terletak bersebelahan pada sisi dorsal dan satu korpus spongiosum terletak di sisi ventral. Ujung penis dinamakan glans penis. Pada kondisi pria belum di sunat gland penis ditutup oleh kulup atau preputium, lipatan kulit yang longgar pada orang dewasa dapat menarik kembali untuk menyingkap jaringan. Daerah di bawah penis, di mana kulup terpasang, disebut frenum, atau frenulum. Dasar bulat dari kelenjar disebut korona. Raphe perineum adalah garis terlihat di sepanjang bagian bawah penis. Struktur penis terdiri dari:
Gambar 1.2 Struktur Internal Penis b. Testis
Testis adalah gonad pria. Testis terbentuk selama gestasi sebagai respon terhadap sintesis androgen oleh mudigah pria.
Androgen primer adalah testosteron yang sintesisnya dimulai pada usia kehamilan 8 minggu. Selama masa gestasi dini, testis janin terletak di dalam rongga perut. Baru pada usia gestasi sekitar 6 bulan (24 minggu kehamilan), testis mulai
turun dari rongga perut melalui kanalis inguinalis ke dalam kantong eksterna yang disebut skrotum. Pembuluh darah, saraf dan korda penunjang juga ikut turun dari rongga abdomen secara bersamaan. Setelah turun rongga menutup, dan skrotum terletak di sebelah dorsal penis. Karena letaknya diluar maka suhu skrotum lebih rendah daripada suhu tubuh, yang memungkinkan proses spermatogenesis lebih optimal.
Proses spermatogenesis adalah proses pembentukan sperma.
c. Tubulus Seminiferus
Setiap testis terisi oleh ratusan tubulus panjang bergelung- gelung yang disebut tubulus seminiferus. Sperma yang belum matang terbentuk dari sel tunas yang ada di tubulus ini.
Tubulus seminiferus terbentuk dari dua sel yaitu: sel sertolini dan sel interstisium Leydig yang mengelilingi bagian luar tubulus. Sperma yang matang mendapat makanan dari sel sertolini. Sel Leydig mengeluarkan hormon testosteron selama masa gestasi dan pubertas. Testosteron sangat penting untuk pematangan sperma dan kelangsungan hidup sel sertolini.
d. Epididirmis, Vas Deferens, dan Uretra
Dari tubulus seminiferus, sperma berjalan ke tubulus panjang yang disebut epididimis dan selanjutnya menuju vas deferens.
Selanjutnya vas deferen masuk ke rongga peritoneum dan melebar untuk membentuk suatu rongga yang disebut ampula, yang mirip kelenjar berkelok-kelok yang disebut vesika seminalis. Pada ampula, vas deferens membentuk duktus ejakulatorius, duktus ini melewati prostat dan bergabung dengan uretra interna dibawah kandung kemih.
Uretra interna memasuki penis membentuk uretra Sperma di tempat epididimis masih belum matur dan tidak mampu membuahi sel telur. Setelah berjalan melalui vas deferens (memakan waktu sekitar 2 minggu) sperma menjadi matur dan mampu membuahi. Sperma yang matur disimpan di dalam vas deferens dan ampula dan bertahan hidup sampai sebulan lebih.
e. Vesika Seminalis
Pada perangsangan seksual, vesika seminalis mengeluarkan suatu zat mirip mukus yang mengandung gula, prostaglanding dan fibrinogen ke dalam duktus ejakulatorius.
Sperma menggunakan gula untuk energi, dan prostaglandin digunakan untuk menembus serviks wanita. Disamping itu prostaglandin menyebabkan kontraksi saluran genetalia wanita, yang mendorong sperma dalam perjalanannnya menuju sel telur.
f. Prostat
Prostat adalah kelenjar berbentuk seperti buah kenari yang terletak tepat di bawah kandung kemih. Sewaktu perangsangan seksual, prostat mengeluarkan cairan encer seperti susu yang mengandung berbagai enzim dan ion ke dalam duktus ejakulatorius. Cairan prostat bersifat basa, dan digunakan sebagai penetralisir saat sperma berada di vagina karena cairan vagina bersifat asam.
2. Karakteristik Seks Sekunder Pria
Karakteristik seks sekunder pria dibawah kendali hormon androgen terutama testosterone yang dihasilkan sel leydig.
Karakteristik seks sekunder pria antara lain:
a. Peningkatan massa otot
b. Peningkatan pertumbuhan dan kekuatan tulang c. Pertumbuhan pola rambut di wajah, ketiak dan pubis d. Peningkatan laju metabolisme
e. Proliferasi dan pengaktifan kelenjar sebasea di ikulit yang menghasilkan zat berminyak yang disebut sebum, hal ini menyebabkan jerawat
f. Suara menjadi berat g. Kebotakan pada pria 3. Proses Seksual Pada Pria
Proses seksual pada pria terjadi karena adanya manipulasi fisik terhadap penis atau khayalan mengenai seks. Stimulus ini akan merangsang saraf parasimpatis dan simpatis yang menyebabkan rangsangan seksual. Ada empat tahap proses
seksual pada pria yaitu: Ereksi, Emisi, Ejakulasi dan Resolusi.
a. Ereksi
Penis akan mengeras dan memanjang selama rangsangan seksual. Ereksi terjadi akibat pengaktifan serabut saraf parasimpatis ke penis yang menyebabkan vasodilatasi dan peningkatan aliran darah. Proses pengisian darah di dalam rongga penis mengakibatkan penis menjadi besar.
Rangsangan parasimpatis menyebabkan kelenjar yang melapisi uretra mengeluarkan mukus, dan selanjutnya mukus ini membasahi glans penis, yang meningkatkan kepuasan penetrasi penis masuk ke vagina. Selama proses ini denyut jantung dan pernapasan meningkat.
b. Emisi
Sewaktu kenikmatan seksual mencapai puncak titik kritis, pengaktifan saraf simpatis ke penis menyebabkan kontraksi vas deferens dan ampula. Kejadian ini menyebabkan sperma terdorong keluar dari vas deferens dan ampula menuju duktus ejakulatorius. Di sisi lain rangsangan saraf simpatis ke prostas dan vesika seminalis menyebabkan pengeluaran sekresi prostat dan sekresi vesika seminalis dan sperma keluar dan kombinasi ketiganya disebut semen.
c. Ejakulasi
Adanya semen di dalam uretra bagian dalam, timbul perasaan penuh. Serabut saraf sensorik berjalan menuju korda spinalis menimbulkan rangsangan saraf simpatis dan kontraksi otot polos duktus, sehingga neuron otot motorik penis berkontraksi. Puncak respon adalah irama gelombang kenikmatan, karena sperma terdorong keluar secara kuat melalui uretra. Emisi dan ejakulasi membentuk orgasme.
d. Resolusi
Setelah mengalami orgasme, pria memperlihatkan kebalikan rangsang seksual, termasuk menurunnya ereksi serta kembalinya pola denyut jantung dan pernapasan ke posisi normal.
4. Anatomi Reproduksi Wanita
Peran reproduksi wanita mencakup pembentukan dan pengeluaran ovum (telur) setiap bulan. Struktur reproduksi internal yang memungkinkan peran reproduksi adalah:
Ovarium, Tuba Fallopi, Uterus dan Vagina. Sedangkan klitoris adalah jaringan erektil yang terletak di bagian depan genetalia eksterna wanita. Peran klitoris ini sangat penting untuk memberikan kenikmatan seks pada wanita saat hubungan intim. Genetalia eksterna terdiri dari: Mons Pubis, Labia Mayora dan Minora. Lubang uretra terletak antara vagina dan klitoris. Gambar Anatomi reproduksi wanita adalah:
Gambar 1.3 Organ Reproduksi Internal Wanita
Gambar 1.4 Organ Reproduksi Eksternal Wanita
a. Ovarium
Wanita dilahirkan dengan dua ovarium yang terletak secara bilateral di rongga abdomen bawah di samping uretra. Ovarium adalah gonad bagi wanita dan mengandung sel-sel seks wanita yaitu ovum. Pada saat lahir, bayi wanita memiliki sekitar 2 juta ovum, turun dari jumlah maksimum sekitar 7 juta yang ada pada usia kehamilan 7 minggu. Ovum mengalami serangkaian pembelahan mitosis. Pada saat wanita berusia 11-16 tahun jumlah ovum tinggal 300.000.
b. Folikel
Di ovarium, setiap ovum dikelilingi oleh sel-sel penunjang yang disebut granulosa. Sebuah ovum ditambah sel-sel granulosa yang mengelilingi disebut folikel. Pada masa kanak-kanak, folikel-folikel imatur yang terdiri dari ovum dan dikelilingi oleh selapis sel granulosa disebut folikel primordial. Apabila folikel primordial membesar disebut folikel primer. Di setiap bulan selama masa subur, satu folikel berespon terhadap rangsangan hormonal dengan mengadakan ovulasi yaitu pelepasan sebuah ovum yang sudah matang.
c. Tuba Fallopi
Tuba fallopi juga disebut tuga uterina atau oviduct, adalah jalur yang dibentuk oleh otot-otot polos yang terbuka di salah satu sisi ke korpus uterus dan di sisi lain ke rongga peritonium. Lubang yang mengarah ke rongga peritonium memiliki tonjolan yang disebut fimbrie yang mengelilingi ovarium. Fimbrie ini diseliputi oleh silia. Kegunaan silia adalah menarik ovum ke arah tuba fallopi.
Setelah di tuba fallopi, ovum berjalan singkat untuk masuk ke ampula. Proses pembuahan biasanya terjadi di ampula tuba fallopi. Selanjutnya dari ampula ovum menuju uterus dalam waktu 3-4 hari. Apabila ada proses pembuahan oleh sperma, maka sel telur yang dibuahi dinamakan zigot.
d. Uterus
Uterus adalah suatu organ berongga yang terdiri dari atas tiga lapisan yaitu: Endometrium di bagian dalam, sebuah lapisan otot polos (miometrium) dibagian tengah dan Perimetrium di bagian luar. Uterus pada wanita yang tidak hamil berbentuk seperti buah pir dan ukurannya sekitar sekepalan tangan wanita. Uterus terdiri dari korpus/badan dan serviks/leher. Bagian atas korpus uterus disebut fundus.
Tuba fallopi adalah perpanjangan dari fundus.
Serviks adalah bagian bawah uterus dan satu-satunya bagian yang diikat oleh ligamentum ke rongga abdomen.
Serviks menonjol ke arah vagina. Saluran di tengah serviks dinamakan kanalis servikalis, yang memungkinkan sperma yang berada di vagina masuk ke uterus dan tuba fallopi. Pintu masuk kanalis servikalis ke dalam uterus disebut os interna, sedangkan yang masuk ke dalam vagina disebut os eksterna. Bayi baru lahir keluar dari uterus saat persalinan melalui kanalis servikalis.
e. Vagina
Vagina adalah saluran berotot yang dilapisi oleh sel-sel penghasil mukus. Lapisan otot memiliki vaskularisasi tinggi. Kemampuan vaskularisasi ini sangat penting berkaitan dengan mekanisme seksual pada wanita. Otot vagina dipersarafi oleh saraf motorik pudendus. Dalam keadaan normal vagina adalah kolaps dan akan melebar saat selama hubungan kelamin untuk mengakomodasi penis dan selama proses persalinan.
f. Payudara Wanita
Payudara adalah kelenjar mamalia yang merupakan organ aksesoria, payudara mampu mengeluarkan air susu setelah kelahiran bayi. Ada dua hormon yang berpengaruh terhadap kelenjar payudara saat hamil yaitu, hormon oksitosin untuk ejeksi air susu, dan hormon prolaktin untuk memproduksi air susu. Kedua hormon ini sekresinya sangat tergantung emosional ibu. Payudara terletak di bagian anterior atas dada dan terdiri atas 15 sampai 30 lobus jaringan kelenjar. Setiap lobus
mengalirkan isinya ke duktus laktiferus (susu) yang bermuara ke ujung puting.
g. Klitoris
Klitoris adalah organ seksual wanita yang berada di ujung sebelah atas antara kedua labia minora atau bibir vaginadalam. Klitoris terdiri dari satu daerah bulat atau kepala, disebut kelenjar, dan bagian yang lebih panjang, disebut batang, yang memiliki bentuk-bentuk cekungan.
Jaringan dari bibir bagian dalam biasanya menutupi batang klitoris, yang membentuk tulang atau kulit khatan untuk melindunginya. Satu-satunyaa bagian dari klitoris yang dapat dilihat langsung adalah kelenjarnya, yang terlihat seperti kancing kecil berkilat. Ukuran dan bentuknya berbeda- beda pada setiap wanita. Klitoris dapat dilihat dengan mendorong kulit selubung klitoris ke belakang. Di area klitoris terdapat banyak ujung- ujung syaraf.
Banyaknya ujung saraf dalam klitoris menyebabkannya menjadi sangat sensitif terhadap sentuhan atau tekanan langsung atau tidak langsung.
Rangsangan pada daerah klitoris dapat menjadi nikmat, bahkan memberikan pemiliknya kenikmatan seksual.
5. Karakteristik Seks Sekunder Wanita
Karakteristik seks sekunder wanita dibawah kendali hormon estrogen dan progesteron dalam kadar yang lebih sedikit.
a. Payudara bertambah besar.
b. Tumbuhnya rambut kemaluan, daerah ketiak dan ini tergantung pada hormon androgen kelenjar adrenal, bila hormon tinggi, maka tumbuhnya rambut lebih lebat.
c. Pertumbuhan tulang dan penutupan lempeng epifisis.
6. Anatomi Panggul
Gambar 1.5 Tulang Pelvis (Panggul) Panggul atau pelvis terbagi menjadi 2 bagian yaitu:
a. Bagian keras yang dibentuk oleh tulang
Bagian keras pelvis yang dibentuk oleh tulang ada dua bagian yaitu:
1. Pelvis Mayor
Mendukung isi perut seperti usus, hati, ginjal, pankreas dan lain-lain.
2. Pelvis Minor
Tempat organ-organ genital internal seperti uterus, ovarium, vagina, kandung kemih, dan lain-lain.
b. Bagian lunak yang dibentuk oleh otot-otot dan ligament.
A. Tulang-tulang yang menyusun panggul Tulang panggul terdiri dari:
1. Tulang Pangkal Paha (Os Coxae)
Tulang Coxae terdiri atas tiga buah tulang yang berhubungan satu sama lain. Batas os coxae dari articulatio sakroiliaka sampai pertengahan pubis.
Ketiga tulang itu yaitu:
a. Tulang Usus (Os Illium)
Os illium terletak dari articulatio sakroilliaka sampai pinggir atas acetabulum. Batas atasnya merupakan pinggir tulang yang tebal yang disebut Crista Illiaca Ujung depan maupun belakang dari crista illiaka menonjol terdiri atas 4 spina yaitu :
1) Spina illiaka anterior superior (SIAS) 2) Spina illiaka anterior inferior (SIAI) 3) Spina illiaka posterior superior (SIPS) 4) Spina illiaka posterior inferior (SIPI)
Dibawah spina iliaka posterior inferior terdapat tekik yang disebut Incisura Ischiaadika Mayor.
b. Tulang Duduk (Os Ischium)
Os ischium terletak dari foramen obsturatorium sampai pada pinggir atas acetabulum. Tonjolan yang ada pada ischium yaitu Spina Ischiadica. Tulang yang tebal yang menyangga berat badan pada saat duduk adalah Tuber Ischadicum. Bagian yang cekung besar sebelah atas disebut inchisura isciadica mayor. Bagian yang cekung kecil sebelah bawah disebut inchisura ischiadica minor.
c. Tulang Kemaluan (Os Pubis)
Tulang yang membatasi sebuah lubang dalam tulang panggul dinamakan Foramen Obturatorium. Bagian atas yang menonjol pada os pubis dinamakan Ramus Superior, cekungannya dinamakan Linea Inominata atau Linea Terminalis. Pertemuan kedua ramus superior dinamakan tepi atas simfisis. Pada bagian bawahnya dinamakan Ramus Inferior, pertemuan antara ramus inferior membentuk tepi bawah simfisis.
Pada ramus inferior membentuk sudut yang disebut ARCUS PUBIS yang sudutnya tidak boleh kurang dari 90 derajat.
2. Tulang Kelangkang (Os Sacrum)
Tulang kelangkang berbentuk segitiga melebar di atas dan meruncing ke bawah. Batas-batas dari Os Sacrum yaitu:
a. Articulatio Sakro Illiaca (batas kanan dan kiri) b. Prosesus lumbal ke 5 (batas belakang atas) c. Coccygis (batas bawah)
d. Promontorium (batas depan atas)
Pada pertengahan basis terdapat titik menonjol digunakan sebagai petunjuk saat melakukan pengukuran panggul dalam dinamakan Promontorium.
Pada bagian anterior memanjng sampai illium dinamakan sayap sacrum. Lubang yang terdapat pada bagian depan dinamakan Foramina Sacralia Anteriora.
Lubang yang terdapat pada bagian belakang dinamakan Foramina Sacralia Posteriora. Pada vertebra terdapat bagian yang berduri yang dinamakan Krista Sakralia. Pada bagian samping tulang kelangkang berhubungan dengan kedua tulang pangkal paha dengan perantara articulatio sacroilliaca dan ke bawah dengan tulang tungging.
3. Tulang Tungging (Os Coccygis)
Berbentuk segitiga dan terdiri atas 3-5 ruas bersatu.
Pada persalinan ujung tulang tungging dapat ditolak sedikit ke belakang, hingga ukuran pintu bawah panggul bertambah besar. Coccygis bersifat lentur, kelenturannya mempengaruhi lebar dari ukuran panggul dalam.
B. Jaringan Lunak Panggul
Bagian lunak panggul terdiri dari otot-otot dan ligamenta yang meliputi dinding panggul sebelah dalam dan yang menutupi panggul sebelah bawah, yang menutupi panggul dari bawah membentuk dasar panggul dan disebut Diafragma Pelvis.
Gambar 1.6 Jaringan Lunak Panggul
1. Musculus Levator Ani
Terdiri atas tiga bagian, dari depan ke belakang dapat dikenal:
a. Musc. Pubo coccygeus dari os pubis ke septum anococcygeus.
b. Musc. Ilio coccygeus dari arcus tendineus m.levator ani ke os coccygis dan septum anococcygeus.
c. Musc. (ischio) coccygeus dari spina ischiadica ke pinggir sacrum dan coccygis.
2. Antara m.pubo coccygeus kiri kanan terdapat celah berbentuk segitiga yang disebut hiatus urogenitalis yang tertutup oleh sekat yang disebut diafragma urogenitale.
C. Daerah Perinium
Merupakan bagian permukaan dari pintu bawah panggul, terdiri dari dua bagian yaitu:
1. Regio analis di sebelah belakang
Terdapat m.sphincter ani externus yang mengelilingi anus.
2. Regio urogenitalis Terbagi atas tiga bagian:
a. M. Bulbo Cavenosus, yang mengelilingi Vulva b. M. Ischio Cavernosus
c. Transversus Perinei Superficialis D. Bentuk-bentuk Panggul
Klasifikasi menurut Caldwell dan Molloy, bentuk panggul terbagi menjadi empat yaitu:
Gambar 1.7 Bentuk-Bentuk Panggul 1. Panggul Gynecoid
Panggul paling baik untuk perempuan. Bentuk pintu atas panggul hampir bulat. Diameter anteroposterior sama dengan diameter transversa bulat. Jenis ini ditemukan pada 45% wanita.
2. Panggul Android
Bentuk pintu atas panggul hampir segitiga. Umumnya pria mempunyai jenis seperti ini. Panjang diameter transversa dekat dengan sakrum. Pada wanita ditemukan 15%.
3. Panggul Anthropoid
Bentuk pintu atas panggul agak lonjong seperti telur.
Panjang diameter anteroposterior lebih besar daripada diameter transversa. Jenis ini ditemukan 35% pada wanita.
4. Panggul Platypeloid
Sebenarnya jenis ini adalah jenis ginekoid yang menyempit pada arah muka belakang. Ukuran melintang jauh lebih besar daripada ukuran muka belakang. Jenis ini ditemukan pada 5% perempuan.
E. Sumbu Panggul
Sumbu panggul adalah garis yang menghubungkan pusat- pusat dari beberapa bidang di dalam panggul berupa garis lurus di bagian atas sampai suatu titik sedikit di atas spina
ischiadika dan kemudian melengkung ke depan di daerah PBP.
Sumbu jalan lahir sedikit berbeda dari sumbu anatomis.
Bagian atas dari jalan lahir merupakan silinder yang lurus tapi ujung bawahnya melengkung ke depan, ditentukan oleh perubahan dasar panggul karena desakan bagian depan anak.
F. Inclinatio Pelvis
Inclinatio Pelvis adalah sudut antara PAP dengan bidang sejajar pada wanita berdiri. Sudut ini sebesar 55 derajat.
Besar dan kecilnya dapat mempengaruhi proses persalinan.
G. Bidang-Bidang Panggul 1. Pintu Atas Panggul
Pintu atas panggul adalah batas atas dari panggul kecil.
Gambar 1.8 Pintu Atas Panggul
Bentuknya bulatan oval dengan panjang kesamping dan dibatasi oleh promontorium,Sayap Sacrum, Linea Terminalis, Ramus Superior, Pinggir atas Symphysi.
Biasanya tiga ukuran ditentukan dari PAP:
a. Ukuran Muka Belakang
Dari promontorium ke pinggir atas symphysis, dikenal dengan nama conjugata vera dengan ukuran 11 cm. Pada wanita hidup conjugata vera tak dapat diukur dengan langsung, tapi dapat
diperhitungkan dari conjugata diagonalis (dari pro montorium ke pinggir bawah symphysis).
b. Ukuran Melintang
Adalah ukuran terbesar antara linea terminalis kanan dan kiri dengan jarak kurang lebih 13,5 cm.
c. Ukuran Serong
Dari articulatio sacroilliaka ke tuber pubikum dari belahan panggul yang bertentangan, dengan jarak kurang lebih 13 cm.
2. Bidang Luas Panggul
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terbesar. Bidang luas panggul terbentang antara pertengahan symphysis, pertengahan acetabulum dan pertemuan antara ruas sacral II dan III. Ukuran muka belakang 12,75 cm, dan ukuran melintang 12,5 cm. Bidang ini tidak menimbulkan kesukaran dalam persalinan.
3. Bidang Sempit Panggul
Yaitu bidang dengan ukuran-ukuran terkecil. Bidang sempit panggul terdapat setinggi pinggir bawah symphysis, kedua spina ischiadicae dan memotong sacrum krang lebih 1-2 cm di atas ujung sacrum.
Bidang ini paling sulit penilaiannya karena ukurannya paling kecil, dan sulit mengukurnya. Kesempitan pintu bawah panggul biasanya disertai kesempitan bidang sempit panggul.
4. Pintu Bawah Panggul
Pintu bawah panggul terdiri dari 2 segitiga dengan dasar yang sama, ialah garis yang menghubungkan kedua tuber ischiadicum kiri dan kanan. Puncak dari segitiga yang belakang adalah ujung os sacrum sedangkan segitiga depan dibatasi oleh arcus pubis.
Gambar 1.9 Pintu Bawah Panggul
Pada pintu bawah panggul biasanya ditentukan oleh tiga ukuran yaitu:
a) Ukuran muka belakang
Dari pinggir bawah symphysis ke ujung sacrum (11,5 cm)
b) Ukuran melintang
Ukuran antara tuber ischiadicum kiri dan kanan sebelah dalam (10,5cm)
c) Diameter sagitalis posterior
Dari ujung sacrum ke pertengahan ukuran melintang (7,5cm)
5. Bidang Hodge
Bidang hodge untuk menentukan berapa jauh bagian depan anak itu turun ke dalam rongga panggul.
Gambar 1.10 Bidang Hodge
Bidang hodge antara lain:
1) Hodge I
setinggi pintu atas panggul 2) Hodge II
Sejajar dengan hodge I setinggi tepi bawah symphisis
3) Hodge III
Sejajar dengan hodge I setinggi spina ischiadica 4) Hodge IV
Sejajar dengan hodge I setinggi ujung os coccyges H. Ukuran-Ukuran Panggul
1. Ukuran dalam panggul
a. Conjugata vera yaitu perbatasan dari tepi atas symphysis sampai ke promontorium, tidak dapat diukur secara klinis ( kurang lebih 11 cm)
b. Conjugata diagonalis yaitu tepi bawah symphysis sampai ke promontorium (kurang lebih 12-13 cm)
Cara mengukur conjugata diagonalis:
1) Dengan 2 jari telunjuk dan jari tengah, melalui konkavitas dari sacrum, jari tengah digerakkan ke atas sampai dapat meraba promontorium.
2) Sisi radial dari jari telunjuk ditempelkan pada pinggir bawah symphysis dan tempat ini ditandai dengan kuku jari telunjuk tangan kiri.
c. Diameter oblique (menyilang) yaitu articulatio saccroilliaka sampai tuberpubicum (12,5 cm)
d. Diameter tranversal adalah jarak antara linea terminalis kiri dan kanan (13,5 cm)
2. Ukuran luar panggul
Ukuran luar panggul tidak dapat digunakan untuk penilaian apakah persalinan dapat berlangsung secara biasa atau tidak. Walaupun begitu ukuran luar panggul dapat memberi petunjuk akan kemungkinan panggul sempit.
Ukuran-ukuran luar panggul yaitu:
a. Distania spinarum adalah jarak antara SIAS kiri dan kanan (26-28 cm)
b. Distania cristarum adalah jarak antara crista iliaca kiri dan kanan (28-30 cm)
c. Diastania boudeloque adalah jarak antara tepi atas symphysis sampai ruas lumbal ke 5 (18-20 cm) d. Lingkar panggul adalah dari tepi atas symphisys ke
pertengahan SIAS lalu ke proxesus lumbal ke-5 kembali ke pertengahan SIAS dan kembali di tepi atas shymphisis (80-100 cm).
C. Rangkuman
Organ sistem reproduksi terdiri dari organ seks pria dan organ seks wanita. Organ seks pria dan wanita dibagi dua yaitu bagian dalam dan bagian luar. Organ seks pria bagian luar dinamakan penis dan skrotum, sedangkan bagian dalam terdiri dari testis, tubulus seminiferus, epidedermis, vas deferens, vesika seminalis, ampula, uretra dan prostat. Organ seks wanita bagian luar (genetalia eksterna) terdiri dari mons pubis, labia mayora dan minora. Organ seks wanita bagian dalam (genetalia interna) terdiri dari ovarium, tuba fallopi, uterus dan vagina. Sedangkan payudara disebut organ reproduksi aksesori, dan klitoris disebut organ erektil. Fungsi organ seks pria adalah mengeluarkan sperma untuk proses pembuahan. Sedangkan fungsi organ seks wanita adalah untuk mengeluarkan sel telur (ovum). Fungsi dari organ sistem reproduksi pria diatur oleh hormon LH dan testosteron, sedangkan sistem reproduksi wanita diatur oleh hormon FSH, LH, estrogen dan progresteron. Tulang panggul merupakan tulang berbentuk iregular dan berukuran besar yang berhubungan dengan tulang yang sama pada sisi yang berlawanan. Tulang panggul terdiri dari tiga buah tulang yaitu os koksa (yang terdiri dari ilium, iskium, dan pubis), os sacrum, dan os koksigis kesemuanya bersatu pada cekungan bagian dalam tulang yang dinamakan asetabulum.
D. Tugas Essay
Untuk melatih ketrampilan mahasiswa mengenai anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, ikuti petunjuk berikut:
1. Carilah teman untuk dijadikan kelompok diskusi maksimal 4 orang
2. Setelah terbentuk kelompok pergilah ke laboratorium dan pinjamlah beberapa model atau manikin atau gambar sistem reproduksi (organ seks pria dan wanita)
3. Sebutkan bagian-bagian dari organ seks pria internal dan eksternal. Dan sebutkan juga organ-organ seks wanita internal dan eksternal.
4. Buatlah tentang proses seksual pada pria 5. Buatlah proses fisiologis terjadinya menstruasi Objektif
1. Apa yang di maksud dengan tulang pelvis (panggul)?
a. Merupakan persendian yang menghubungakan antara tulang paha dengan tulang lainnya.
b. Merupakan bagian tubuh manusia yang sempit dan terletak diantara perut dan pinggul.
c. Merupakan bagian tubuh yang terletak di bawah perut dan di antara kedua tulang pinggul
d. Merupakan daerah antara pelvis dan pantat serta bagian dari tungkai bawah.
2. Jenis-Jenis Panggul antara lain ?
a. Gynecoid, Android, Anthropoid, dan Platypeloid b. Platypeloid, Gynecoid dan Ischium
c. Anthropoid, Sakrum, Android dan Gynecoid.
d. Gynecoid, Ilium, Platypeloid dan Ischium 3. Yang merupakan fungsi panggul adalah?
a. Berfungsi pada saat berjalan atau sekedar memutar dan berfungsi sebagai saran penggerak otot tubuh.
b. Berfungsi untuk membantu kaki bergerak dengan gerakkan lurus dan menekuk kearah pinggul.
c. Berfungsi untuk menopang beban tubuh terutama saat berlari, berjalan serta melompat.
d. Berfungsi menyangga organ pencernaan dan respoduksi, selain itu juga menjadi penyambung antara tubuh bagian atas dan bawah.
4. Tulang yang terbesar dari panggul dan membentuk bagian atas dan belakang panggul di sebut?
a. Os. Illium b. Os. Sakrum c. Os. Coccyges d. Os. Ischium
5. Tulang yang sewaktu-waktu bisa dipatahkan oleh tenaga kesehatan saat melakukan proses persalinan yaitu?
a. Os. Sacrum b. Symphisis pubis c. Arcus pubis d. Promontorium E. Referensi
Al-Muqsith, A. M. (2017). Anatomi dan Biomekanika Sendi Panggul
ACOG ,2007, Pelvic Organ Prolapse ,Vol 110,No 3,717-29 Obstetri Fisiologi Fakultas kedokteran Universitas Padjadjaran
Bandung
Pearce, E. C. (2016). Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. PT Gramedia Pustaka Utama
Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kandungan. 2008. Yayasan Bina Puastaka Prawirohardjo: Jakarta
F. Glosarium
Anterior: Semakin tidak jauh ke depan.
Bidang Hodge: Bidang yang diperlukan untuk menentukan sampai di mana bagian terendah janin turun dalam panggul pada persalinan.
Duktus Laktiferus: Pelebaran, sehingga telah terjadi pelebaran pada duktus laktiferus.
Ejakulasi: Pelepasan sperma dan cairan semen melalui penis oleh seorang pria yang terjadi akibat proses rangsangan seksual Eksternal: Menyangkut bagian luar
Epidedimis: Lapisan kulit paling luar yang punya fungsi paling besar untuk tubuh.
Folikel: Kantung cairan yang berisi oosit matang untuk membentuk sebuah sel telur.
Frenum: Lipatan pada kulit atau lapisan saluran lendir yang menjadikan organ kurang bebas dalam menyalurkan cairan ke dalamnya
Gestasi: Dikandungnya embrio atau fetus di dalam kandungan.
Glend Penis: Bagian ujung penis dengan bentuk mengerucut yang terdapat lubang saluran uretra untuk mendukung fungsi penis sebagai tempat keluar urine dan air mani.
Internal: Menyangkut bagian dalam Inferior: Semakin tidak jauh pada kaki.
Kanalis Inguinalis: Saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4cm dan terletak 2-4cm diatas ligamentum inguinale, Ligamentum Inguinale merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus oblikus eksternua
Klitoris: Sebuah organ seksual yang berada di dalam vagina.
Korpus Spongiosum: Struktur garis tengah ereksi tunggal yg mengisi glans.
Posterior: Semakin tidak jauh ke belakangan.
Superior: Semakin tidak jauh pada kepala.
Orgasme: Merupakan puncak kenikmatan dalam hubungan seksual yang menawarkan gelombang sensasi menakjubkan oleh sejumlah pasangan
Ovarium: Yang berukuran sebesar biji kenari ini merupakan bagian dari sistem reproduksi wanita
Ovum: Sel reproduksi pada wanita.
BAB II
GANGGUAN MENSTRUASI Jamila Kasim, S.Kep.Ns., M.Kes.
A. Tujuan pembelajaran
1. Mampu Menjelaskan pengertian menstruasi.
2. Mampu Menjelaskan terjadinya siklus menstruasi.
3. Mampu Menjelaskan Konsep Dasar Gangguan Menstruasi.
4. Mampu Melakukan Pengkajian,Menegakkan diagnosis merencanakan keperawatan dengan gangguan menstruasi B. Materi
1. Pengertian Menstruasi
Menstruasi merupakan suatu siklus ilmiah yang menunjukkan kesempurnaan seorang wanita. Seseorang yang mengalami menstruasi menunjukkan bahwa hormonnya sudah bekerja. Darah yang keluar waktu menstruasi merupakan darah yang berasal dari dinding rahim atau disebut endometrium. Karena terdapat penurunan kadar hormon estrogen dan progesteron maka terjadilah gangguan pada endometrium sehingga timbul mens atau disebut haid (Haryono, 2016
Menstruasi (Haid) mengacu pada pengeluaran secara periodik darah dan sel-sel tubuh dari vagina yang berasal dari dinding rahim wanita.menstruasi dimulai saat pubertas dan menandai kemampuan wanita untuk hamil. Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10 dan 16 tahun, tergantung pada kesehatan wanita, status nutrisi dan berat tubuh relatif terhadap tinggi tubuh. Menstruasi berlangsung kira-kira sekali sebulan sampai wanita mencapai usia 45-50 tahun (Hurlock, 1980 dalam Janiwarty dan Pieter, 2013).
2. Siklus menstruasi
Siklus menstruasi normal pada manusia dapat dibagi menjadi dua segmen yaitu siklus ovarium dan siklus uterus. Siklus ovarium lebih lanjut dibagi menjadi fase folikuler dan fase
luteal, mengingat siklus uterus juga dibagi sesuai fase proliferasi dan sekresi (Haryono, 2016).
Panjang siklus haid ialah jarak tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari pertama haid terjadinya pendarahan dihitung sebagai awal setiap siklus menstruasi (hari ke-2), siklus berakhir tepat sebelum siklus menstruasi berikutnya. Siklus menstruasi berkisar antara 21- 40 hari, hanya 10-15% wanita yang memiliki siklus 28 hari.
Tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama, bahkan kakak beradik dan saudara kembar jarak antara siklus yang paling panjang biasanya terjadi sesaat setelah memarkir dan sesaat sebelum menopause. Lama haid biasanya antara 3-5 hari, ada yang 1-2 hari diikuti darah sedikit-sedikit kemudian ada yang 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata + 16 CC, pada wanita yang lebih tua darah yang keluar lebih banyak begitu juga dengan wanita yang anemia.
Gambar 2.1 Siklus Menstruasi
3. Konsep Dasar Gangguan Menstruasi a. Dismenore
1. Pengertian
Dismenore didefinisikan sebagai gejala kekambuhan, atau istilah medisnya disebut catamenial pelvic pain, merupakan keadaan seorang perempuan mengalami nyeri saat menstruasi yang berefek buruk menyebabkan gangguan melakukan aktivitas harian
karena nyeri yang dirasakannya (Afiyanti dan Pratiwi, 2016).
a) Dysmenorrhea Primer
Nyeri haid primer, timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri setelah stabilnya hormon tubuh dan perubahan posisi rahim. Nyeri haid ini normal, namun dapat berlebihan jika dipengaruhi faktor psikis dan fisik, seperti stress, shock, penyempitan pembuluh darah, penyakit yang menahun, kurang darah, dan kondisi tubuh yang menurun.
b) Dysmenorrhea Sekunder
Faktor penyebab Dysmenorrhea Sekunder adalah pertumbuhan polip, ada kista di ovarium, infeksi penyakit radang panggul, atau problem pada usus seperti radang usus buntu (Janiwarty dan Pieter, 2013).
2. Patofisiologi
Secara patofisiologi, kondisi dismenore terjadi karena peningkatan sekresi prostaglandin F2a pada fase luteal siklus menstruasi. Sekresi F2 alfa prostaglandin yang meningkat menyebabkan peningkatan frekuensi kontraksi uterus sehingga menyebabkan terjadinya vasospasme dan iskemia pada pembuluh darah arteri uterus. Hal ini dapat menyebabkan perempuan penderita mengalami kram pada perut. Respons Iskemik yang terjadi pada kondisi dismenore menyebabkan sakit pada daerah pinggang (backache), kelemahan, edema, diaphoresis, anoreksia, mual, muntah, diare, sakit kepala, penurunan konsentrasi, emosi labil, dan gejala lainnya. Etiologi dismenore belum diketahui secara pasti, namun, secara teoritis dapat disebabkan adanya defisiensi progesterone, peningkatan prolaktin dan prostaglandin, diet tidak adekuat, dan masalah psikososial (Afiyanti dan Pratiwi, 2016).
b. Perubahan psikis dan mental Pre menstruasi Syndrom Ketegangan sebelum haid terjadi beberapa hari sebelum haid bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi karena ketidakseimbangan hormon estrogen dan progesteron menjelang menstruasi. Pre menstrual tension terjadi pada umur 30-40 tahun. PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4 sebelum menstruasi dan segera mereda setelah menstruasi dimulai.
c. Amenorrhoe 1. Pengertian
Amenore adalah kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi, meskipun berdasarkan periode menstruasi seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu:
a) Amenore primer: Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder, tidak mendapatkan menstruasi. Amenorea primer umumnya mempunyai sebab-sebab yang lebih berat dan lebih sulit untuk diketahui, seperti kelainan-kelainan kongenital dan kelainan-kelainan genetik.
b) Amenore sekunder: Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian berhenti setelah periode. Diagnosa yang terjadi pada amenore primer termasuk diantaranya vaginal agenesis, sindrom insensitivity androgen, sindrom Turner.
Diagnosa yang lain tergantung pada pemeriksaan yang lain.
Gambar 2.2 Contoh Penyebab Anemore Sekunder 2. Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala yang muncul diantaranya:
a) Tidak terjadi haid
b) Produksi hormon estrogen dan progesteron menurun.
c) Nyeri kepala d) Badan lemah 3. Patofisiologi
Tidak adanya uterus, baik itu sebagai kelainan atau sebagai bagian dari sindrom hermaphrodite seperti testicular feminization, adalah penyebab utama dari amenore primer. Testicular feminization disebabkan oleh kelainan genetik. Klien dengan amenore primer yang diakibatkan oleh testicular feminization menganggap dan menyampaikan dirinya sebagai wanita yang normal, memiliki tubuh feminin. Vagina kadang – kadang tidak ada atau mengalami kecacatan, tapi biasanya terdapat vagina. Vagina tersebut berakhir sebagai kantong kosong dan tidak terdapat uterus. Gonad, yang secara morfologi adalah testis berada di kanal inguinalis. Keadaan seperti ini menyebabkan klien mengalami amenore yang permanen.
d. Oligomenorea 1. Pengertian
Oligomenorea merupakan suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari, sedangkan
perdarahan tetap sama. Wanita yang mengalami Oligomenorea akan mengalami menstruasi yang lebih jarang daripada biasanya. Namun, jika berhentinya siklus menstruasi ini berlangsung selama lebih dari 3 bulan, maka kondisi tersebut dikenal sebagai amenorea sekunder.
Oligomenorea sering terjadi pada 3-5 tahun pertama setelah haid pertama ataupun beberapa tahun menjelang terjadinya menopause. Oligomenorea yang terjadi pada masa-masa itu merupakan variasi normal yang terjadi karena kurang baiknya koordinasi antara hipotalamus, hipofisis dan ovarium pada awal terjadinya menstruasi pertama dan menjelang terjadinya menopause, sehingga timbul gangguan keseimbangan hormon dalam tubuh.
pada kebanyakan kasus Oligomenorea kesehatan wanita tidak terganggu, dan fertilitas cukup baik, Siklus haid.
2. Etiologi
Oligomenorea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan hipofise-hipotalamus, dan menopause atau sebab sistemik seperti kehilangan berat badan berlebih.
Disamping itu, Oligomenorea dapat juga terjadi pada:
a) Gangguan Indung Telur b) Stres dan depresi c) Sakit Kronik
d) Pasien dengan gangguan makan e) Penurunan berat badan berlebihan f) Olahraga berlebihan
g) Adanya tumor yang melepaskan estrogen 3. Manifestasi Klinik
1) Periode siklus menstruasi yang berlebih dari 35 hari sekali,dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1 tahun
2) Haid yang tidak teratur dengan jumlah yang tidak tentu. Pada beberapa wanita yang mengalami
oligomenore terkadang juga mengalami kesulitan untuk hamil
3) Bila kadar estrogen yang menjadi penyebab,wanita tersebut mungkin mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskuler. Wanita tersebut juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus.
e. Polimenore 1. Pengertian
Ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih sering (siklus menstruasi yang lebih singkat dari 21 hari), hal ini dikenal dengan istilah Polimenorea.
2. Etiologi
Timbulnya menstruasi yang lebih sering ini tentunya akan menimbulkan kekhawatiran pada wanita yang mengalaminya. Polimenorea dapat terjadi akibat adanya ketidakseimbangan sistem hormonal pada aksis hipotalamus-hipofisis-ovarium.
3. Patofisiologi
Ketidakseimbangan siklus haid disebabkan karena gangguan hormon dalam tubuh. Atau bisa juga terjadi karena penyakit di dalam organ reproduksi,contohnya tumor rahim.selain itu gangguan haid disebabkan juga karena faktor lainnya seperti stres, kelelahan, gangguan gizi penggunaan kontrasepsi, siklus haid yang tidak teratur kebanyakan terjadi akibat faktor hormonal.
Seorang wanita yang memiliki hormon estrogen dan progesteron secara berlebihan memungkinkan terjadinya haid dalam waktu yang lebih cepat jika gangguan haid dikarenakan oleh faktor hormonal maka dapat dipastikan wanita tersebut mengalami gangguan kesuburan. Dan dapat diatasi dengan suntikan untuk mempercepat pematangan telur.
4. Manifestasi Klinis
(a) Gejala berupa siklus kurang dari 21 hari
(b) Dalam satu bulan bisa mengalami 2 kali menstruasi (c) Anemia dan stres
f. Menorrhagia 1. Pengertian
Pendarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
2. Etiologi
Penyebab menorrhagia biasanya karena adanya kelainan organik seperti:
a) Infeksi Saluran Reproduksi
b) Disfungsi organ yang menyebabkan terjadinya menorrhagia Seperti gangguan hepar.
c) Kelainan hormon endokrin misal akibat kelainan kelenjar tiroid
d) Kelainan anatomi rahim seperti adanya mioma uteri e) Iatrogenik misal akibat pemakaian IUD
3. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormone (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melupakan Follicle- stimulating hormone (FSH). Hal ini yang gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tubuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan luteinizing hormon (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan estrogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan proliferasi endometrium untuk berdiferensiasi dan stabilitas. Empat belas hari setelah
ovulasi terjadi menstruasi. Menstruasi berasal dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar estrogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum.
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka Ovulasi tidak terjadi. Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.
Endometrium berproliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi estrogen menurun dan mengakibatkan perdarahan. Kebanyakan siklus ovulasi berlangsung dengan perdarahan yang normal, Namun ketidakstabilan proliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan perdarahan hebat.
4. Manifestasi Klinik
Gejala menorrhagia antara lain:
a) Perdarahan fase menstruasi yang berlebihan b) Perdarahan diantara dua siklus haid
c) Nyeri mengejang pada abdomen bagian bawah.
g. Metroragia 1. Pengertian
Metroragia oleh karena adanya kehamilan seperti abortus, kehamilan ektopik. Metroragia diluar kehamilan. Adanya DUB (Disfungsional Uterus Bleeding), yaitu pendarahan yang terjadi dari endometrium proliferatif sebagai akibat anovulasi bila tidak ada penyakit organik
2. Penyebab
Penyebab Terjadinya metroragia adalah:
a) Servisitis
b) Perdarahan disfungsi rahim c) Polip endometrial
d) Endometriosis e) Endometritis
f) Adenosis vagina 3. Patofisiologi
Pada siklus ovulasi normal, hipotalamus mensekresi Gonadotropin releasing hormone (GnRH), yang menstimulasi pituitary agar melupakan Follicle- stimulating hormone (FSH). Hal ini pada gilirannya menyebabkan folikel di ovarium tumbuh dan matur pada pertengahan siklus, pelepasan luteinizing hormone (LH) dan FSH menghasilkan ovulasi. Perkembangan folikel menghasilkan estrogen yang berfungsi menstimulasi endometrium agar berproliferasi. Setelah ovum dilepaskan kadar FSH dan LH rendah. Folikel yang telah kehilangan ovum akan berkembang menjadi korpus luteum, dan korpus luteum akan mensekresi progesteron.
Progesteron menyebabkan proliferasi endometrium untuk berdiferensiasi dan stabilisasi. 14 hari setelah ovulasi terjadilah menstruasi. Menstruasi berasal dari dari peluruhan endometrium sebagai akibat dari penurunan kadar estrogen dan progesteron akibat involusi korpus luteum
Pada siklus anovulasi, perkembangan folikel terjadi dengan adanya stimulasi dari FSH, tetapi dengan berkurangnya LH, maka ovulasi tidak terjadi.Akibatnya tidak ada korpus luteum yang terbentuk dan tidak ada progesteron yang disekresi.Endometrium berproliferasi dengan cepat, ketika folikel tidak terbentuk produksi estrogen menurun dan mengakibatkan perdarahan.Kebanyakan siklus anovulasi berlangsung dengan perdarahan yang normal, namun ketidakstabilan proliferasi endometrium yang berlangsung tidak mengakibatkan pendarahan hebat.
4. Manifestasi Klinis
Manifestasi Klinis pada klien dengan metroragia menurut Dutton, 2011 dan menurut Manuaba, 2008 adalah:
a) Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari
b) Perdarahan terjadi di antara dua kejadian menstruasi c) Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak-bercak.
4. Asuhan Keperawatan Gangguan menstruasi a. Pengkajian
1) Identitas
Pada penderita dengan gangguan menstruasi biasanya pada wanita usia >12-45 tahun.
2) Keluhan Utama
a) Keluhan utama pada klien dengan gangguan menstruasi (dysmenorrhea,Premenstrual Syndrome) adalah nyeri dimulai saat haid.
b) Keluhan utama pada amenorea adalah tidak keluarnya darah menstruasi.
c) Keluhan utama pada oligomenore adalah menstruasi jarang, siklus panjang >35 hari.
d) Keluhan utama pada menoragia adalah pengeluaran darah menstruasi banyak disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
e) Keluhan utama pada metroragia adalah menstruasi dengan interval tidak teratur.
3) Riwayat menstruasi dan reproduksi 4) Riwayat masalah perdarahan 5) Riwayat Kesehatan Keluarga 6) Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan pelvis memberikan informasi tentang keadaan vagina, perineum, uretra, serviks, dan rektum.
Inspeksi terdapatnya laserasi vagina, polip serviks, infeksi, luka, terdapatnya perluasan uterus, lembek, ada masa, ada nodul atas, serta bengkak pada sektum retrovagina dan ligamen.
b. Diagnosis
1) Nyeri Akut berhubungan dengan infeksi pada sistem Reproduksi ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada daerah genital,ekspresi wajah meringis.
2) Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada sistem reproduksi.
3) Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
c. Rencana Keperawatan Diagnosis 1:
Nyeri Akut berhubungan dengan infeksi pada sistem Reproduksi ditandai dengan klien mengatakan nyeri pada daerah genital,ekspresi wajah meringis
Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat:
1. Mengontrol nyeri (Pain Control) dengan kriteria 2. Menunjukkan tingkat nyeri (Pain Level)
Intervensi:
Manajemen nyeri (Paint management)
- Kaji keluhan nyeri secara komprehensif tentang nyeri, meliputi : Lokasi, Karakteristik dan onset, Durasi, Frekuensi, Kualitas, Intensitas/ Beratnya nyeri, dan Faktor-faktor presipitasi.
- Gunakan komunikasi terapeutik agar klien dapat mengekspresikan nyeri.
- Ajarkan penggunaan teknik farmakologi (Misalnya : Relaksasi, Terapi musik, Distraksi, Massage).
- Berikan dukungan terhadap klien dan keluarga.
- Berikan informasi tentang nyeri, seperti: Penyebab, Berapa lama terjadi, dan Tindakan pencegahan.
- Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi respon klien terhadap ketidaknyamanan (Misalnya: Temperatur ruangan, Penyinaran, Dll).
- Monitor kenyamanan klien terhadap manajemen nyeri.
Diagnosa 2:
Hipertermi berhubungan dengan proses peradangan pada sistem reproduksi.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan klien dapat menunjukkan termoregulasi yang baik (Thermoregulation), dengan kriteria:
- Klien menunjukkan suhu tubuh normal (36-37℃).
- Klien menunjukkan nadi normal (80-90 x/ menit).
- Klien menunjukkan frekuensi nafas normal (18- 20x/menit)
- Tidak ada perubahan warna kulit pada klien - Klien Melaporkan hidrasi cukup
Intervensi:
- Memonitor Suhu, Tekanan Darah, Nadi dan pernafasan
- Monitor Intake dan output - Berikan Antipiretik
- Diskusikan tentang pentingnya pengaturan suhu . Diagnosa 3:
Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan
Tujuan:
Setelah dilakukan Asuhan keperawatan klien mampu mengontrol cemas
Intervensi:
- Bina Hubungan Saling percaya dengan klien - Kaji Tingkat Kecemasan Klien
- Dengarkan klien dengan penuh perhatian
- Berikan informasi tentang diagnosa,prognosa dan tindakan
- Motivasi klien untuk menyampaikan tentang isi perasaannya
C. Rangkuman
1. Menstruasi atau haid adalah proses bulanan tumpahan lapisan bagian dalam dan darah uterus melalui liang kelamin wanita atau vagina. Keluarnya cairan yang mengandung darah ini terjadi pada wanita yang sudah memasuki usia pengeluaran selaput lendir rahim di bagian dalam rahim atau endometrium. Haid adalah darah yang keluar dari uterus perempuan sehat lamanya 3-6 hari dengan satu siklus normal 21-35 hari yang terjadi akibat penurunan kadar progesteron, siklus haid yang berovulasi (Baziad,2008)
2. Gangguan haid adalah pendarahan haid yang tidak normal dalam hal: panjang siklus haid, lama haid, dan jumlah darah haid
3. Jenis-jenis gangguan Menstruasi terdiri dari: Dismenore, Amenorrhoe, Pre menstruasi Syndrom, Oligomenorea, Polimenore, Menorrhagia, Metroragia
4. Agar selalu memperhatikan siklus haid, untuk menghindari terjadinya gangguan-gangguan yang berhubungan dengan haid. Untuk menghindari terjadinya sindrom pra-haid, setiap perempuan dianjurkan untuk melakukan perubahan- perubahan diet atau mengatur pola makan, agar tidak mengalami gangguan haid
D. Tugas
1. Seorang perempuan berusia 23 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan tidak mengalami menstruasi .hasil pengkajian klien mengeluh nyeri kepala dan badan terasa lemas .sesuai kasus diatas gangguan menstruasi ...
a. Amenore b. Dismenorhoe c. Oligomenorea d. Polimenore e. Menorrhagia
2. Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke klinik KIA dengan keluhan nyeri saat haid. Hasil pengkajian diperoleh
data nyeri yang dirasakan pada daerah simfisis. Nyeri seperti tertusuk benda tajam hingga tidak mampu untuk melakukan aktivitas sehari-hari.
Apakah intervensi utama pada kasus?
a. Massage pada daerah simfisis b. Kompres hangat
c. Exercise d. Posisi e. Diet
3. Ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih sering siklus menstruasi yang lebih singkat dari 21 hari disebut ...
a. Amenore b. Dismenorhoe c. Oligomenorea d. Polimenore e. Menorrhagia
4. Suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari ,sedangkan perdarahan tetap sama disebut..
a. Amenore b. Dismenorhoe c. Oligomenorea d. Polimenore e. Menorrhagia
5. Pendarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi disebut....
a. Amenore b. Dismenorhoe c. Oligomenorea d. Polimenore e. Menorrhagia E. Referensi
Baziad, Ali. 2008. Endokrinologi Ginekologi Edisi 3.
Jakarta:KSERI.
Bobak. 2005. Buku Ajar Keperawatan Maternitas.
Jakarta:EGC
Corwin, Elisabeth, J.2008. Buku Saku Patofisiologi.
Jakarta:EGC
Hamilton Persis Mary, Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas, Edisi – 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 1995.
Haryono, R. (2016). Siap Menghadapi Menstruasi &
Menopause. Gosyen Publishing: Yogyakarta.
Ida Bagus Gde Manuaba, Ilmu Kebidanan Kandungan dan Keluarga Berencana, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Janiwarty, B.,& Pieter, H.Z. (2013). Pendidikan Psikologi untuk Bidan Suatu Teori dan Terapannya. Rapha Publishing: Yogyakarta
Lynda Jual Capertino, Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1998.
Manuaba, Chandramita, dkk. 2008. Gawat Darurat Obstetri- Ginekologi dan Obstetri-Ginekologi Sosial Untuk Profesi Bidan. Jakarta:EGC.
Maryanti, Dwi. 2009. “Kesehatan Reproduksi”. Yogyakarta:
Nuha Medika
Prawirodirjo, Sarwono. 2006. Ilmu Kebidanan. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Reeder, Sharon, J. 2014. Keperawatan Maternitas Kesehatan Wanita, Bayi, dan Keluarga Edisi 18. Jakarta:EGC.
Reny Yuli Aspiani (2017). Asuhan Keperawatan Maternitas Aplikasi NANDA,NIC,dan NOC. Trans Info Media : Jakarta
Saraswati, S. (2015). 52 Penyakit Perempuan. Katahati:
Jogjakarta
Sukarni, I.K.,& Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. Nuha Medika: Yogyakarta.
F. Glosarium
Abdomen Ruang di dalam tubuh, di bawah diafragma, di atas pelvis, dan di depan tulang belakang, terdiri dari lambung, usus, hati, dan organ vital lainnya Adenosis vagina Kelainan jinak pada vagina, umumnya dianggap disebabkan oleh paparan dietilstilbestrol dan
progestogen lain serta estrogen nonsteroid intrauterin dan neonatus
Anemia Kurang darah
Anoreksia Kekurangan atau kerusakan selera terhadap makanan atau menurunya nafsu makan
Ansietas Kekhawatiran dan rasa takut yang intens, berlebihan, dan terus-menerus sehubungan dengan situasi sehari-hari. Dapat terjadi hal-hal seperti jantung berdenyut kencang, napas tersengal-sengal, berkeringat, dan merasa lelah Antipiretik Antipiretik adalah obat penurun panas. Obat- obat antipiretik juga menekan gejala-gejala yang biasanya menyertai demam seperti myalgia, kedinginan, nyeri kepala, dan lain-lain Amenore Kondisi di mana seorang wanita tidak mengalami menstruasi,meskipun berdasarkan periode menstruasi seharusnya wanita tersebut mengalami menstruasi. Amenore dapat diklasifikasikan menjadi 2
Amenore primer Ketika wanita 16 tahun dengan pertumbuhan seksual sekunder normal atau 14 tahun tanpa adanya pertumbuhan seksual sekunder, tidak mendapatkan menstruasi
Amenore sekunder Ketika wanita yang pernah mendapatkan menstruasi, tetapi kemudian berhenti setelah periode.
Diagnosis Identifikasi mengenai sesuatu. Diagnosis digunakan dalam medis, ilmu pengetahuan, teknik, bisnis, dll. Dalam medis Diagnosis Dismenore Nyeri perut yang berasal dari kram rahim dan
terjadi selama menstruasi
Distraksi Mengalihkan perhatian klien ke hal yang lain sehingga dapat menurunkan kewaspadaan terhadap nyeri, bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri
Endometrium Jaringan yang melapisi dinding rahim
Endometritis peradangan pada dinding rahim yang umumnya disebabkan oleh infeksi
Endometriosis Kondisi ketika endometrium tumbuh di luar dinding rahim
Estrogen Sekelompok senyawa steroid yang berfungsi terutama sebagai hormon seks wanita
Etiologi
Dismenore Nyeri haid Fertilitas Kesuburan
Folikel Kantung cairan yang berisi oosit matang untuk membentuk sebuah sel telur
Galaktore Pembentukan air susu pada wanita yang tidak hamil dan tidak sedang menyusui
Hipertermi Keadaan yang terjadi saat suhu tubuh naik melebihi suhu normal. Kondisi ini terjadi akibat suhu lingkungan yang tinggi dan tubuh tidak lagi mampu beradaptasi terhadap perubahan ekstrem tersebut.
Hormon Zat kimia yang berfungsi mengirimkan berbagai pesan ke seluruh tubuh
Hot Flashes Kulit wajah, leher, dada tampak merah, dan teraba hangat
Intervensi Upaya untuk meningkatkan kesehatan atau mengubah penyebaran penyakit
Kanal inguinalis Saluran yang berjalan oblik (miring) dengan panjang 4 cm dan terletak 2-4 cm di atas ligamentum inguinale, Ligamentum Inguinale merupakan penebalan bagian bawah aponeurosis muskulus obliqus eksterna
Kelainan genetik Kondisi medis turunan yang disebabkan oleh kelainan DNA
Kehamilan Peristiwa terbentuk dan berkembangnya individu baru dalam alat reproduksi wanita akibat adanya pertemuan dua senyawa yaitu sperma dan ovum
Kesuburan Siklus menstruasi pada wanita yang terjadi sebulan sekali
Laserasi Luka dalam atau sobekan pada kulit
Ligamen Jaringan berserat yang bentuknya menyerupai pita elastis dan berperan sebagai penghubung antartulang di dalam tubuh
Massage Pemijatan, pengurutan, dan sebagainya pada bagian badan tertentu dengan tangan atau alat- alat khusus untuk melancarkan peredaran darah sebagai cara pengobatan atau untuk menghilangkan rasa capai
Menopause Penurunan alami pada hormon reproduksi ketika seorang wanita mencapai usia 40-an atau 50-an
Menorrhagia Pendarahan haid lebih banyak dari normal atau lebih lama dari normal (lebih dari 8 hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
Mensekresi Proses pengeluaran/produksi suatu zat yang bertujuan untuk digunakan kembali dalam metabolisme
Menstruasi Perdarahan yang siklik dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungan dalam tubuh seorang wanita menjalankan fungsinya.
Metrorrhagia Pendarahan yang terjadi dari endometrium proliferatif sebagai akibat anovulasi bila tidak ada penyakit organik
Nyeri akut Sensasi jangka pendek yang menyadarkan kita akan adanya cedera. Seringkali nyeri diabaikan dan hanya dianggap sebagai gejala, bukan sebagai penyakit yang harus diobati sehingga menjadi nyeri kronis
Oligomenorea Suatu keadaan dimana siklus menstruasi memanjang lebih dari 35 hari ,sedangkan perdarahan tetap sama.
Ovulasi Proses yang terjadi dalam siklus menstruasi pada wanita
Pengkajian Upaya mengumpulkan data secara lengkap dan sistematis untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah kesehatan dan keperawatan
yang dihadapi pasien baik fisik, mental, sosial maupun spiritual dapat ditentukan.
Polimenore Ketika seorang wanita mengalami siklus menstruasi yang lebih sering siklus menstruasi yang lebih singkat dari 21 hari
Polip Sebuah jaringan abnormal dan memiliki tangkai yang tumbuh di dalam tubuh. Polip biasanya berukuran kecil dan memiliki tangkai yang bentuknya menyerupai jamur Progesterone Hormon dari golongan steroid yang
berpengaruh pada siklus menstruasi perempuan, kehamilan dan embriogenesis.
Sekresi Peristiwa terpisahnya substansi dari protoplas, yang dikeluarkan adalah berupa kelebihan ion, hasil fotosintesis, sisa metabolisme berupa alkaloid, tanin, terpen, kristal., juga zat khusus seperti enzim dan hormon
Serviks Leher rahim
Siklus menstruasi Rangkaian perubahan yang terjadi secara alamiah dan berulang pada sistem reproduksi perempuan, khususnya indung telur dan rahim, yang memungkinkan terjadinya kehamilan
Spasme Kejang
Stress Reaksi tubuh terhadap situasi yang tampak berbahaya atau sulit
Patofisiologi Studi yang mempelajari bagaimana suatu penyakit mempengaruhi sistem tubuh
Pre Menstruasi
Syndrom PMS merupakan sejumlah perubahan mental maupun fisik yang terjadi antara hari ke-2 sampai hari ke-4
Progesteron Hormon dari korpus luteum
Progesteron sintetik Hormon dari korpus luteum yang bersifat sintetik
Sindroma turner Kelainan kromosom ketika perempuan lahir hanya memiliki satu kromosom X
Uretra Saluran tempat mengalirnya urine dari kandung kemih sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh
Uterus Rahim
Vagina Bagian dari sistem reproduksi wanita yang berfungsi sebagai saluran penghubung ke rahim, dengan labia dan vulva sebagai jalan masuknya
Vaginal agenesis Kelainan dimana vagina tidak berkembang/tumbuh sebagai mestinya pada
saat masih didalam
kandungan
Ruang di dalam tubuh, di bawah diafragma, di atas pelvis, dan di depan tulang belakang, terdiri dari lambung, usus, hati, dan organ vital
lainnya
Ruang di dalam tubuh, di bawah diafragma, di atas pelvis, dan di depan tulang belakang, terdiri
G. Indeks Abdomen
Adenosis vagina
Anemia
Anoreksia
Ansietas Antipiretik
Amenore
Amenore primer .
Diagnos Dismenore Distraksi Endometrium Endometritis Endometriosis
Estrogen
Etiologi dismenore Fertilitas
Folikel
Galaktore
Hipertermi Hormon hot flashes Intervensi Kanal inguinalis Kelainan genetik Kehamilan Kesuburan Laserasi Ligamen Massage Menopause
Menorrhagia .
Mensekresi
Menstruasi
Metrorrhagia
Nyeri akut Oligomenorea Ovulasi Pengkajian Polimenore Polip
Progesterone
Sekresi Serviks
Siklus menstruasi Spasme
Stress Patofisiologi Polip
Progesteron
Progesteron sintetik Sindroma turner
Uretra Uterus Vagina