LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SD Negeri Tepakyang
Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar
Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar siswa
Penulis Eka Suharyani, S.Pd.SD
Tanggal 23 September 2022
Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Kondisi di mana motivasi belajar siswa rendah khususnya di kelas VI SD Negeri Tepakyang
Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen. Hal ini ditandai dengan siswa yang sering bertanya kepada guru kapan istirahatnya, kapan pulangnya, justru bukan kapan belajarnya yang mereka tanyakan kepada gurunya, siswa merasa bosan dalam mengikuti pembelajaran, siswa kurang
memperhatikan guru dalam pembelajaran, mereka kurang tertarik dalam pembelajaran, siswa kurang bersemangat dalam pembelajaran, siswa kurang senang ketika mengikuti pembelajaran. Hal ini disebabkan karena guru kurang dapat
melaksanakan pembelajaran yang inovatif, guru belum menggunakan model-model pembelajaran yang inovatif,
guru kurang optimal dalam menggunakan media pembelajaran untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Guru hanya menggunakan buku tema dalam
pembelajarannya dan kurang didukung dengan media yang lain. Guru menggunakan media yang kurang inovatif dan menarik. Guru belum menggunakan media pembelajaran yang
menggunakan IT. Fasilitas IT di sekolah ada, namun belum dioptimalkan penggunaannya.
Dengan kurangnya media yang menarik dan
inovatif serta kurang optimalnya guru dalam
menggunakan media pembelajaran, kurang
optimalnya guru dalam menggunakan IT,
kurangnya guru dalam melaksanakan
pembelajaran yang inovatif, dan kurangnya
penggunaan model-model pembelajaran yang
inovatif, membuat siswa kurang termotivasi
dalam belajar. Hal inilah yang saya temukan
sebagai akar permasalahan yang menyebabkan
motivasi belajar siswa rendah.Tanggung jawab
yang harus dilakukan oleh guru yaitu
bagaimana cara guru agar siswa dapat termotivasi dalam pembelajaran, sehingga motivasi belajarnya dapat meningkat.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
Setelah dilakukan identifikasi masalah dan akar penyebab masalah, maka beberapa tantangan yang terjadi antara lain, yaitu :
1. Bagaimana guru dapat menerapkan pembelajaran yang dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
2. Bagaimana guru dapat melaksanakan pembelajaran yang inovatif
3. Bagaimana guru dapat menggunakan model- model pembelajaran yang inovatif
4. Bagaimana guru dapat menggunakan media pembelajaran dengan memanfaatkan IT agar pembelajaran menjadi inovatif dan menarik 5. Bagaimana guru dapat meningkatkan
motivasi belajar siswa
Adapun pihak-pihak yang terlibat untuk
menyukseskan tantangan ini adalah guru, orang tua, kepala sekolah, dan teman sejawat.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk
menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk
melaksanakan strategi ini
Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan di mana siswa belum
termotivasi dalam pembelajaran, saya melaksanakan pembelajaran inovatif dengan menggunakan model PjBL,PBL, media flipbook, power point dengan animasi, video pembelajaran. Saya membuat RPP, bahan ajar,LKPD, merencanakan proyek, siswa membuat proyek maket rumah, rangkaian listrik seri dan peralel,peta pikiran tentang analisis teks
eksplanasi pada aksi PPL 1 dan membuat kliping tentang kasus pelaksanaan kewajiban,hak, dan tanggung jawab warga negara, siswa juga bermain drama tentang pelaksanaan kewajiban, hak, dan tanggung jawab dalam kehidupan sehari-hari pada aksi PPL 2.Di mana siswa dilibatkan secara aktif, siswa sebagai aktor dalam pembelajaran, siswa membuat proyek, melakukan penyelidikan, siswa bekerja secara kelompok, siswa mementaskan drama, membuat siswa senang, tertarik, termotivasi untuk belajar. Dalam aksi PPL 1 ketika siswa
membuat proyek maket rumah, siswa saling berebut alat untuk membuat proyek tersebut. Dalam aksi PPL 2 siswa juga saling berebut untuk membuat kliping tentang kasus pelaksanaan kewajiban dan hak warga negara. Guru menggunakan penilaian yang meliputi aspek kognitif, sikap, dan
keterampilan, selain itu guru juga melaksanakan penilaian seperti assesment for learning, assesment as learning, dan assesment of learning. Guru juga menggunakan angket motivasi belajar untuk mengukur peningkatan motivasi belajar siswa.
Dalam hal ini pihak yang terlibat antara lain adalah kepala sekolah, rekan sejawat, dan orang tua. Kepala sekolah terlibat secara langsung dalam kegiatan aksi ini, di mana kepala sekolah memberikan dukungan, arahan, masukan, kritik, saran, dan solusi terkait peningkatan motivasi belajar siswa serta kegiatan aksi ini. Kegiatan aksi ini juga tidak lepas dari peran teman sejawat. Di mana teman sejawat terlibat dalam kegiatan ini. Teman sejawat memberikan masukan, saran, terkait pembuatan RPP, media, LKPD, bahan ajar, serta solusi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Selain itu, orang tua juga terlibat secara langsung dalam kegiatan aksi ini, di mana orang tua siswa memberikan dukungan melalui grup WA paguyuban demi terlaksananya kegiatan aksi ini, orang tua siswa juga mengizinkan anak-anaknya untuk membawa HP ke sekolah untuk pembelajaran terkait aksi ini, di mana dalam kegiatan ini memerlukan media HP. Tanpa
keterlibatan dari kepala sekolah, teman sejawat, dan orang tua kegiatan aksi ini tidak akan berjalan secara optimal. Peran serta kepala sekolah, teman sejawat, dan orang tua sangat penting demi
terwujudnya tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa, utamanya dalam kegiatan aksi ini.
Adapun sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini mulai dari internet, buku-buku, literatur, LCD. Sumber daya atau materi tersebut didapatkan dari sekolah.
Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor
keberhasilan atau ketidakberhasilan dari
strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari
keseluruhan proses tersebut
Dampak dari aksi langkah-langkah yang dilakukan, di mana siswa menjadi senang, semangat, tertarik untuk mengikuti pembelajaran, motivasi belajar siswa meningkat dan hasilnya efektif. Respon dari kepala sekolah, wali murid, rekan-rekan guru, dan siswa baik terkait dengan strategi yang dilakukan.
Adapun yang menjadi faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan yaitu adanya
dukungan/masukan/arahan dari kepala sekolah, teman sejawat, dan orang tua demi tercapainya tujuan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.Serta didukung adanya kemauan serta kemampuan guru untuk melaksanakan
pembelajaran yang inovatif untuk meningkatkan motivasi belajar siswa. Dengan meningkatnya motivasi belajar siswa yang dapat diukur dengan menggunakan angket motivasi belajar siswa. Guru menggunakan angket motivasi belajar siswa untuk mengukur motivasi belajar siswa. Di mana
menunjukkan kenaikan motivasi belajar siswa menjadi 90%, di mana sebelum dilakukan aksi ini motivasi belajar siswa hanya 20%, kemudian setelah kegiatan aksi PPL 1 motivasi belajar siswa meningkat menjadi 80%, dan setelah kegiatan aksi PPL 2
motivasi belajar siswa meningkat menjadi 90%.Hal ini menunjukkan bahwa penerapan model
pembelajaran inovatif PJBL dan PBL berbantukan media pembelajaran flipbook, power point dengan animasi, dan vidio pembelajaran dapat memecahkan masalah yaitu rendahnya motivasi belajar siswa, sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut dengan menerapkan model pembelajaran PjBL, PBL, menggunakan media pembelajaran flipbook, power point dengan animasi, video pembelajaran, maket rumah, rangkaian listrik seri dan paralel, mind mapping, dan kliping dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Saya memahami bahwa dengan menerapkan model PjBL dan PBL siswa menjadi senang. Siswa dijadikan aktor, siswa senang membuat proyek melakukan penyelidikan dengan menggunakan media yang inovatif seperti flipbook, power point dengan animasi, video pembelajaran, maket rumah, rangkaian listrik seri dan paralel, mind mapping, dan kliping, siswa juga bermain drama, siswa menjadi senang, bersemangat dan tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Ternyata ini bagus diterapkan. Ini adalah pengalaman baru yang saya dapatkan. Selama ini saya mengajar hanya berfokus pada buku. Sebelumnya saya belum pernah menerapkan model PBL dan PjBL dalam pembelajaran. Dulu saya mengajar hanya mengejar materi tanpa menggunakan model pembelajaran yang inovatif seperti PjBL dan PBL. Selama ini saya mengajar tidak menggunakan media yang menarik dan inovatif. Setelah belajar hari ini, saya akhirnya mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, saya mampu melaksanakan pembelajaran PJBL dan PBL, saya mampu menyusun RPP PJBL dan PBL, saya mampu membuat bahan ajar, LKPD, media yang inovatif.Saya senang karena melalui model
pembelajaran PJBL dan PBL dengan menggunakan media flipbook, power point dengan animasi, video pembelajaran siswa dapat meningkat motivasi
belajarnya. Saya senang dengan penerapan PjBL dan PBL karena siswa senang, bersemangat untuk
membuat proyek, melakukan penyelidikan, bekerja kelompok, membuat mind mapping, siswa semangat untuk bertanya, siswa tertantang untuk
menyelesaikan masalah, siswa antusias dalam mementaskan drama. Siswa juga senang dan bersemangat ketika berjalan-jalan melihat hasil karya mereka di dinding kelas. Siswa sangat senang ketika mendapatkan hadiah/reward. Ini adalah hal baru yang saya temukan. Tindak lanjut ke depan saya akan menerapkan pembelajaran PJBL lagi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa untuk
materi tentang keliling lingkaran mupel Matematika dan saya akan menularkannya kepada guru/ teman sejawat karena saya telah memperoleh pengalaman saya telah bisa melaksanakan pembelajaran dengan mengunakan model PJBL, saya telah bisa
memecahkan masalah terkait rendahnya motivasi belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran yang inovatif seperti PJBL dan PBL berbantukan media flipbook, power point dengan animasi, serta video pembelajaran, sehingga motivasi belajar siswa meningkat.