• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 3.1 Menyusun Best Practices

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LK 3.1 Menyusun Best Practices"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi,

Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam

Pembelajaran

NAMA : ZULFIKAR

NIM : 223707220686

PPG DALJAB KATEGORI 1

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

TAHUN 2022

(2)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran Nama : ZULFIKAR

NIM : 223707220686 Kelas : 13 A

Lokasi Sekolah Dasar Negeri 10 Abab Kecamatan Abab Kabupaten Penukal Abab Lematang Ilir Provinsi Sumatera Selatan Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan hasil belajar siswa yang disebabkan oleh rendahnya motivasi dan minat belajar siswa dengan menggunakan metode belajar inovatif yakni Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) disertai dengan memaksimalkan fasilitas bahan ajar di Sekolah Dasar Negeri 10 Abab.

Penulis Zulfikar

Tanggal 24 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

A. Latar Belakang

Hasil belajar yang tinggi merupakan harapan dari setiap satuan pendidikan. Di mana peserta didik akan merasa bangga dengan capaian selama proses pembelajaran.

Begitupun juga dengan pendidik yang mengharapkan semua peserta didik dapat hasil belajar yang bagus di setiap pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas. Pada pendidikan abad ke-21, banyak sekali capaian yang harus dilaksanakan dalam setiap tahapan kegiatan pembelajaran.

Kurikulum yang selalu berubah, membuat pendidik sulit dalam mengembangkan kualitas pengajarannya di satuan pendidikan. Sehingga banyak pendidik yang masih menggunakan model pembelajaran konvensional di dalam kelas yang berakibat pada minat dan motivasi pada peserta didik yang cenderung rendah serta hasil belajar yang rendah pula.

B. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?

Hasil capaian belajar peserta didik merupakan rujukan yang tepat dalam menentukan suatu pembelajaran berhasil atau tidak. Di samping itu juga tuntutan dari pendidikan abad ke-21 yang mengharuskan pembelajaran yang berbasis HOTS. Dan yang paling utama yaitu menyelesaikan masalah yang diangkat dalam proses mencari solusi yang tepat untuk menjawab dan melaksanakan temuan masalah pada pembelajaran di kelas bagi pendidik. Sehingga pada pelaksanaan dalam pembelajaran ke depannya akan lebih terukur dan berorientasi pada tingkat keberhasilan peserta didik. Hal tersebut juga didukung dengan media dan metode pembelajaran yang tepat dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas.

(3)

C. Apa yang menjadi peran dan tanggungjawab dalam praktik ini?

Banyak hal-hal yang harus dipersiapkan dalam pelaksanaannya. Dimulai dari menentukan masalah, mengeksplorasi penyebab dari masalah yang diangkat.

Berdiskusi dan melakukan wawancara dengan berbagai pihak, seperti teman sejawat, kepala sekolah, dan para pakar yang membidangi. Dilanjutkan dengan menyiapkan bahan dan metode pembelajaran yang sesuai dan melakukan micro teaching untuk menguji rencana pembelajaran sebelum mempraktikkan di lapangan.

Kemudian dilakukan pelaksanaan dengan rencana aksi 1 dan 2. Serta diakhiri dengan tindak lanjut dan refleksi.

Dari serangkaian semua kegiatan dilakukan dengan tanggung jawab dan selalu menjadikan perangkat pembelajaran sesuai dengan sintaks yang berurutan di setiap proses kegiatan. Pendidik selaku praktikan selalu dipantau oleh teman sejawat dan kepala sekolah sebagai pengamat dan pemberi dukungan dalam praktik di lapangan. Dosen dan guru pamong yang dari awal proses kegiatan sampai pada aksi kegiatan di lapangan juga memberikan pembelajaran dan ilmu dalam membantu praktikan. Sehingga proses kegiatan berlangsung lancar dan sesuai dengan rencana yang dilakukan pratikan.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

A. Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut?

Ada banyak hal yang menjadi tantangan bagi praktikan dari semua kegiatan, seperti :

1. Menentukan masalah , karena harus memilih masalah yang terjadi pada kelas dengan banyak hal yang harus diperhatikan seperti tingkat urgensi, dilakukan eksplorasi dengan tahapan yang begitu rumit, dan memilih masalah dengan memperhatikan pendekatan dan metode pembelajaran yang akan diterapkan.

2. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang berbasis HOTS, praktikan harus menyusun RPP yang berbasis kerterampilan berpikir tingkat tinggi dalam penerapannya. Disesuaikan dengan pendekatan pembelajaran, media serta metode yang tepat.

3. Pada kegiatan uji komprehensif, di sini praktikan melakukan wawancara dengan dosen penguji mengenai RPP yang telah dibuat. Praktikan harus bisa mempertanggungjawabkan RPP supaya bisa dilakukan proses kegiatan di lapangan.

4. Rencana aksi dan editing video, rencana aksi ini dibagi ke dalam dua tahap. Pada setiap tahap rencana aksi terdapat dua kali pertemuan yang dilakukan. Praktikan harus bisa mengatur waktu yang tepat dalam proses praktik lapangan di setiap aksi dan harus sesuai dengan rencana aksi (RPP) yang telah diuji komprehensifkan. Selanjutnya pada

(4)

kegiatan editing video, tahap ini banyak sekali memakan waktu yang tidak sedikit. Karena praktikan baru pertama kali dalam mengedit video yang sesuai dengan tahapan. Video yang telah diedit pun terlihat rapi dan bagus supaya mendapat apresiasi yang baik dari dosen dan guru pamong

B. Siapa saja yang terlibat?

Banyak pihak yang terlibat dalam proses kegiatan dari awal sampai akhir kegiatan.

1. Siswa, dimana siswa menjadi objek yang pertama dalam menentukan masalah hingga sampai dilakukan rencana aksi bersama dengan siswa pula.

2. Teman sejawat, berperan dalam membantu praktikan seperti memberikan solusi, membantu dalam mendukung kegiatan rencana aksi dan bertanggung jawab juga dalam hasil capaian hasil belajar siswa.

3. Kepala sekolah, praktikan selalu meminta kepada kepala sekolah dalam mengetahui semua proses kegiatan rencana aksi. Beliau juga memberikan dukungan moral dan materi, sehingga bisa terlaksana semua kegiatan PPG ini.

4. Dosen dan guru pamong, keduanya selalu memberikan pembelajaran kepada semua praktikan pada saat zoom meeting. Membantu praktikan dalam menyusun, melakukan dan menyelesaikan tugas atau tagihan di setiap unggahan di LMS.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/

bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

A. Pedalaman Materi

Pada tahap pedalaman materi terdapat tiga kegiatan yang dilakukan, identifikasi masalah, eksplorasi masalah, dan penentuan penyebab masalah. Diawali dengan mengidentifikasi masalah, terdapat enam masalah yang diidentifikasi. Kemudian dicari masalah yang ada pada kelas dan sekolah pratikan. Dilanjutkan mengeksplorasi penyebab masalah dengan banyak serangkaian tahapan, yaitu mencari kajian literatur, melakukan wawancara, serta mengeksplor penyebab masalah sesuai dengan kajian literatur dan hasil dari wawancara. Terakhir, penentuan penyebab masalah.

B. Pengembangan Perangkat Pembelajaran 1. Eksplorasi Alternatif Solusi

Pada tahap eksplorasi alternatif solusi, yang mana pratikan memilih dua masalah yang dipilih yaitu guru belum merancang media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa dan guru yang hanya menggunakan model pembelajaran yang konvensional dan belum memahami model pembelajaran yang inovatif.

Guru belum merancang media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Berdasarkan kajian literasi dan hasil wawancara diperoleh analisis alternatif solusi rendahnya minat belajar siswa sebagai berikut :

a. Memaksimalkan penggunaan fasilitas penunjang

(5)

pembelajaran

b. Memilih media pembelajaran berupa video yang tepat sesuai karakteristik siswa

Guru yang hanya mengunakan model pembelajaran yang kovensional dan belum memahami model pembelajaran yang inovatif Berdasarkan kajian literasi dan hasil wawancara diperoleh analisis alternatif solusi model pembelajaran yang monoton adalah :

a. Memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa

b. Menerapkan model Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang inovatif

2. Penentuan Solusi

Pada tahap kegiatan ini, dua masalah terpilih dikaji untuk ditentukan solusi yang tepat melalui kajian literatur dan wawancara secara terarah.

Ekplorasi alternatif solusi pada masalah yang pertama,

a. Memaksimalkan penggunaan fasilitas penunjang pembelajaran

b. Memilih media pembelajaran berupa video yang tepat sesuai karakteristik siswa

Berdasarkan kajian literatur dan wawancara yang dilakukan, maka dapat disimpulkan solusi yang akan diterapkan adalah sebagai berikut :

a. Membuat rencana pembelajaran dan penentuan media

b. Mempelajari bahan/materi yang akan disampaikan c. Menyiapkan segala peralatan atau media yang akan

digunakan

d. Menjelaskan kepada siswa tujuan pembelajaran yang akan dicapai

e. Menyiapkan peserta didik kemudian menjelaskan kepada peserta didik apa yang harus mereka lakukan pada saat pembelajaran

f. Setelah persiapan selesai, baru memulai pembelajaran

g. Menjelaskan setiap bagian-bagian dari media

Setelah penyampaian materi selesai, guru bersama siswa secara bersama mengulas kembali materi yang telah dipelajari bersama kemudian menyimpulkan Eksplorasi alternatif solusi pada masalah yang kedua:

a. Memilih model pembelajaran yang tepat sesuai dengan karakteristik siswa

b. Menerapkan model Problem Based Learning sebagai model pembelajaran yang inovatif Setelah menganalisis alternatif solusi, maka diperoleh sebagai berikut :

a. Guru harus mengoptimalkan proses dan hasil belajar

(6)

peserta didik dengan menggunakan model pembelajaran inovatif yaitu model Problem Based Learning (PBL)

b. Guru merancang pembelajaran dengan kegiatan belajar yang berorientasi pada peserta didik.

c. Guru membuat media pembelajaran sesuia dengan karakteristik materi

3. Pembuatan Rencana Aksi

Pada tahap pembuatan rencana aksi, praktikan membuat dua rencana aksi. Merujuk pada metode pembelajaran yang dipilih yakni Model Pembelajaran Problem Based Learning.

Problem Based Learning atau pembelajaran berbasis masalah merupakan model pembelajaran yang menantang peserta didik untuk belajar bagaimana belajar, dan bekerja secara berkelompok untuk mencari solusi dari permasalahan dunia nyata (Arends & Kilcher, 2010). Pembelajaran berbasis masalah meliputi pengajuan pertanyaan atau masalah, memusatkan pada keterkaitan antar disiplin, penyelidikan asli/autentik, kerjasama dan menghasilkan karya serta peragaan.

Adapun sintak (langkah-langkah) Pembelajaran Berbasis Masalah

a. Fase 1, Orientasi peserta didik kepada masalah b. Fase 2, Mengorganisasikan peserta didik

c. Fase 3, Membimbing penyelidikan individu dan kelompok

d. Fase 4, Mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e. Fase 5, Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Berikut link Rencana Aksi yang telah disusun oleh praktikan,

a. Rencana Aksi PPL Ke-1 = http://gg.gg/129qhr b. Rencana Aksi PPL Ke-2 = http://gg.gg/129qip C. Uji Komprehensif

Uji komprehensif merupakan penilaian yang dilakukan secara menyeluruh tentang teori pedagogik dan pengetahuan bidang studi yang bersumber dari perangkat pembelajaran yang dihasilkan pada tahapan pembuatan rencana aksi dan rencana evaluasi.Uji komprehensif dilakukan secara daring dan diuji oleh Dosen Penguji secara lisan.

D. Praktik Pengalaman Lapangan

1. Pelaksanaan Rencana Aksi dan Rencana Evaluasi

Rencana aksi yang telah lulus uji komprehensif, akan dilaksanakan pelaksanaan pengalaman lapangan (PPL). Pelaksanaan PPL dilakukan sebanyak dua kali, yakni Rencana Aksi PPL ke-1 dan Rencana Aksi PPL ke-2. Setiap rencana aksi memuat dua kali

(7)

pertemuan. Dalam pelaksanaannya, praktikan dipantau langsung oleh kepala sekolah, dosen dan guru pamong sebagai bentuk pertanggungjawaban.

a. Video Rencana Aksi PPL ke-1 = https://bit.ly/3KFzSGG b. Video Rencana Aksi PPL ke-2 = https://bit.ly/3LnaCoZ Selanjutnya, pada akhir di setiap rencana aksi dilaksanakan rencana evaluasi. Rencana evaluasi memuat 5 tahapan kegiatan,

a. Jurnal refleksi

Gambar 1 Jurnal Refleksi Ke-1

Gambar 2. Jurnal Refleksi Ke-2

(8)

b. Lembar observasi

Gambar 3. Lembar Observasi Ke-1

Gambar 4. Lembar Observasi Ke-2

c. Penilaian hasil wawancara

Gambar 5. Penilaian Hasil Wawancara Ke-1

(9)

Gambar 6. Penilaian Hasil Wawancara Ke-2

d. Hasil survei kepada murid/guru/kepala sekolah/orang tua siswa

Gambar 7. Hasil Survei Ke-1

Gambar 8. Hasil Survei Ke-2

(10)

e. Artefak hasil belajar siswa

Gambar 9. Atefak Ke-1

Gambar 10. Artefak Ke-1

Gambar 11. Artefak Ke-1

(11)

Gambar 12. Artefak Ke-2

Gambar 13. Artefak Ke-2

Gambar 14. Artefak Ke-2

(12)

Refleksi Hasil dan dampak

Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- langkah yang dilakukan?

Apakah hasilnya efektif?

Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang

menjadi faktor

keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan?

Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

A. Dampak dari aksi dari langkah-langkah yang dilakukan

Ada beberapa dampak dari aksi yang telah dilakukan, sebagai berkut :

a. Pembelajaran menjadi lebih menarik b. Pemahaman siswa lebih meningkat c. Siswa menjadi lebih aktif

d. Hasil belajar siswa meningkat

e. Lebih semangat dalam mengikuti pembelajaran

f. Siswa dapat bekerjasama dalam tugas kelompok dengan baik

B. Hasil yang didapatkan menjadi lebih efektif karena menggunakan metode dan model pembelajaran yang dapat meningkatkan ketertarikan siswa dalam mengikuti pembelajaran.

C. Respon orang lain dari strategi yang dilakukan

Adapun respon dari strategi yang dilakukan terlihat pada penilaian hasil wawancara.

Penilaian hasil wawancara dengan kepala sekolah,

1. Terjadinya interaksi yang dinamis antara guru dan siswa, siswa dengan siswa.

2. Siswa memiliki keterampilan mengatasi masalah.

3. Siswa menjadi lebih mandiri dalam belajar.

4. Siswa dapat berpikir kritis.

Penilaian hasil wawancara dengan guru (teman sejawat),

1. Model pembelajaran berbasis masalah efektif dilaksanakan dalam pembelajaran

2. Media power point dan video pembelajaran berpengaruh terhadap minat peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

3. Peserta didik menjadi lebih aktif dalam pembelajaran karena media yang digunakan menyenangkan dan menumbuhkan minat belajar peserta didik

4. Siswa tidak jenuh dalam mengikuti pembelajaran Penilaian hasil wawancara dengan siswa, merasa sangat senang dan aktif dalam proses pembelajaran yang sudah dilakukan di kelas.

(13)

D. Faktor keberhasilan dari strategi yang dilakukan Faktor yang menjadi keberhasilan dalam praktik ini adalah sebagai berikut.

1. Ketepatan dalam memilih model dan media pembelajaran karena lebih berorientasi dalam meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik

2. Kerjasama dan dukungan dari teman sejawat dan kepala sekolah

3. Antusias peserta didik dalam mengikuti pembelajaran

E. Pembelajaran dari keseluruhan proses

Pembelajaran dari proses ini adalah guru harus berperan aktif dan inovatif dalam menggunakan metode pembelajaran, menyediakan media, alat dan bahan yang beragam sehingga menumbuhkan minat dan motivasi peserta didik dalm pembelajaran.

Dengan kolaborasi yang baik dan seimbang antara guru, kepala sekolah dan orang tua dalam pelaksanaan kegiatan belajar, tentunya kemampuan, keterampilan dan perkembangan peserta didik akan menjadi lebih baik.

Kemudian seorang guru dituntut untuk selalu melakukan inovasi dan meningkatkan kreativitas dalam pembelajaran dengan memperhatikan karakteristik siswa. Maka daripada itu pentingnya kerjasama, pemahaman guru dalam pemanfaatan teknologi sehingga proses pembelajaran di kelas semakin variatif dan interaktif, dan pemahaman guru dalam menerapkan pembelajaran inovatif sehingga pembelajaran dapat terlaksana dengan baik guna memenuhi tujuan pendidikan abad ke-21.

Daftar Pustaka

Ernata, Y. (2017). Analisis Motivasi Belajar Peserta Didik Melalui Pemberian Reward Dan Punisment di SDN Ngaringan 05 Kec. Gandusari Kab. Blitar. Jurnal Pemikiran dan Pengembangan SD, Vol.5, 781-790.

Fauzia, H. A. (2018). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Matematika SD . Jurnal Pendidkan Sekolah Dasar, Vol. 7,1.

Kustandi, C., & Sutjipto, B. (2013). Media Pembelajaran Manual Dan Digital Edisi Kedua.

Bogor: Ghalia Indonesia.

Risky, S. M. (2019). Analisis Penggunaan Media Video Pada Mata Pelajaran IPA Di Sekolah Dasar. Kajian Teori Dan Praktik Pendidikan, 28, 73-79.

Sunami, M. A., & Aslam, A. (2021). Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Video Animasi Berbasis Zoom Meeting Terhadap Minat Dan Hasil Belajar IPA Siswa Sekolah Dasar. Basicedu, 1940-1945.

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 , tujuan pembelajaran IPA adalah

1. Faktor dari dalam diri siswa yang menyukai atau tidak menyukai pelajaran matematika. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru yang cenderung berjalan hanya

Pembelajaran yang dilakukan dikelas dengan menggunakan model Problem Based Learning ( PBL ) sangat besar dampaknya pada siswa,yaitu motivasi belajar siswa meningkat,hasil

Adapun hal-hal yang harus disiapkan sebelum memulai kegiatan belajar yaitu menyiapkan perangkat pembelajaran seperti laptop yag digunakan untuk menampilkan materi

Pembelajaran dari keseluruhan proses PPL 2 ini adalah pembelajaran yang menggunakan problem based learning ( PBL ) dan media yang berinovatif

Adapun peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai pendidik yang bertanggung jawab dalam mendesain pembelajaran yang kreatif,

Dari identifikasi masalah di mana motivasi belajar siswa rendah khususnya di kelas VI SD Negeri Tepakyang Kecamatan Adimulyo Kabupaten Kebumen, untuk mengatasi

Pada fase ini Peserta didik sudah dibentuk kelompok secara heterogen ( 5 kelompok ).Guru mengarahkan siswa untuk mengamati benda-benda di sekitar dan meminta