• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS LK 3.1 MENYUSUN BEST PRACTICES

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "TUGAS LK 3.1 MENYUSUN BEST PRACTICES"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS LK 3.1

MENYUSUN BEST PRACTICES

Diajukan Sebagai Salah Satu Tugas Pendidikan Profesi Guru Dalam Jabatan

Oleh :

NURUL HIDAYATI, S.Pd

PGSD PPL KELAS 002/ KELOMPOK C

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN UNIVERSITAS MUSLIM NUSANTARA AL WASHLIYAH

MEDAN

2022

(2)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi Sd Aisyiyah Plus 01 Cilacap Lingkup Pendidikan Sekolah Dasar

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan hasil belajar siswa kelas 6 Tema 1 sub tema 2 pembelajaran 1 dan 2

Penulis Nurul Hidayati, S.Pd

Tanggal 29 Agustus 2022 dan 14 September 2022 Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab Anda dalam praktik ini.

Latar Belakang Masalah yang Dihadapi

Dari hasil observasi di kelas, ada beberapa masalah yang dihadapi, antara lain:

1. Rendahnya hasil belajar siswa kelas 6 Tema 1 sub tema 2 pembelajaran 1 dan 2

2. Peserta didik kurang aktif dalam pembelajaran 3. Peserta didik kurang memahami soal-soal yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi HOTS 4. Kurangnya guru dalam mengembangkan model

pembelajaran inovatif.

Dari beberapa masalah tersebut, saya mengambil masalah tentang rendahnya hasil belajar dan kurangnya peserta didik dalam memahami soal yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Kondisi tersebut disebabkan oleh guru pada saat melaksanakan pembelajaran kurang menggunakan media yang menarik, metode yang digunakan kurang bervariasi sehingga proses pembelajaran kurang menarik dan siswa kurang aktif. Dan kurangnya guru dalam memahami dan menerapkan model- model pembelajaran yang mendorong peserta didik untuk berfikir tingkat tinggi (HOTS), menyebabkan

(3)

siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Praktik baik pembelajaran ini penting untuk dibagikan

Praktik baik pembelajaran ini menurut saya penting untuk dibagikan karena pada kenyataannya di lapangan masih banyak rekan guru yang mengalami permasalahan yang sama dengan permasalahan yang saya alami, sehingga dengan praktik baik pembelajaran ini diharapkan selain memotivasi diri saya sendiri dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, juga diharapkan dapat menginspirasi serta dapat dijadikan referensi bagi guru lain dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang kreatif, inovatif, menarik, dan menyenangkan.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik ini:

1. Peran

Melaksanakan pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar serta dapat mendorong kemampuan peserta didik untuk berpikir tingkat tinggi (HOTS) di kelas dengan menciptakan pembelajaran yang efektif dan inovatif agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

2. Tanggung jawab

Memastikan keterlaksanaan pembelajaran yang efektif dan efisian dengan menerapkan model- model pembelajaran inovatif, penggunaan media berbasis TPACK yang dapat menarik minat peserta didik dalam pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai

Adapun yang menjadi tantangan yang dihadapi oleh guru pada PPL Aksi 1 adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan guru dalam memahami model-

(4)

tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat?

model pembelajaran inovatif yang digunakan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi di kelas seperti rendahnya hasil belajar peserta didik dan kurangnya peserta didik dalam memahami Soal (HOTS).

2. Penggunaan media pembelajaran berbasis TPACK mengharuskan guru lebih kreatif dalam menampilkan media yang digunakan. Serta pemilihan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan karakteristik materi pelajaran dan karakteristik siswa

3. Guru harus bisa melibatkan siswa aktif selama proses pembelajaran berlangsung

4. Guru harus bisa menyusun strategi rancangan pembelajaran yang tepat.

Adapun yang menjadi tantangan yang dihadapi oleh guru pada PPL Aksi 2 adalah sebagai berikut:

1. Keterbatasan waktu dalam pelaksanaan praktik pembelajaran menyebabkan guru harus pandai memanfaatkan waktu dengan baik

2. Kemampuan akademik siswa yang rendah untuk menyelesaikan produk yang diharapkan dalam kegiatan PPL Aksi 2 ini

Dilihat dari tantangan tersebut bisa disimpulkan bahwa tantangan yang dihadapi guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki guru yaitu kompetensi pedagogik dan profesional sedangkan dari siswa adalah keaktifan siswa selama proses pembelajaran.

Yang telibat adalah:

1. Peserta didik sebagai objek sentral dalam proses pembelajaran.

(5)

2. Guru sebagai pelaksana pembelajaran dan fasilitator

3. Dosen dan Guru pamong sebagai pembimbing dalam proses melaksanakan pembelajaran PPL aksi ke-1 dan ke-2.

4. Kepala Sekolah SD Aisyiyah Plus 01 Cilacap sebagai penanggung jawab memberi ijin

pelaksanaan kegiatan PPL aksi ke-1 dan ke-2 5. Rekan sejawat yang membantu terlaksananya

kegiatan PPL aksi ke-1 dan ke-2.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk

menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk

melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah 1. PPL ke 1

a. Memilih strategi yang sesuai dengan masalah yang dipecahkan. Adapun masalah yang dipecahkan dalam PPL aksi ke-1 ini adalah tentang rendahnya hasil belajar siswa kelas 6 Tema 1 sub tema 2 pembelajaran 1. Model pembelajaran yang dapat digunakan sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL), Pendekatan Saintifik dan Metode Pembelajaran yang digunakan adalah penugasan, diskusi, demonstrasi, dan ceramah. Dipilihnya PBL karena memiliki kelebihan yaitu:

1) Mampu mengembangkan motivasi belajar siswa.

2) Mendorong siswa untuk mampu berfikir tingkat tinggi.

3) Mendorong siswa mengoptimalkan kemampuan metakognisinya.

4) Menjadikan pembelajaran bermakna sehingga mendorong siswa memiliki rasa

(6)

percaya diri yang tinggi dan mampu belajar secara mandiri.

Dengan demikian diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

b. Menyusun RPP, menyiapkan instrumen penilaian, media pembelajaran berbasis TPACK, bahan ajar, dan LKPD

c. Prosesnya:

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan salam, berdoa, presensi, dan melakukan apersepsi untuk menggali pengetahuan peserta didik.

b) Guru Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai dan memberi motivasi supaya peserta didik selalu semangat dalam mengikuti pelajaran

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru melaksanakan sintaksintak pada model pembelajaran Problem Based Learning yaitu:

a) Sintak 1: orientasi peserta didik terhadap masalah

b) Sintak 2: mengorganisasikan peserta didik untuk belajar

c) Sintak 3: membimbing penyelidikan individu dan kelompok

d) Sintak 4: mengembangkan dan menyajikan hasil karya

e) Sintak 5: menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, Guru melakukan

(7)

refleksi bersama peserta didik, memberi motivasi dan tindak lanjut, dan diakhiri dengan berdoa.

2. PPL ke 2

a. Memilih strategi yang sesuai dengan masalah yang dipecahkan. Adapun masalah yang dipecahkan dalam PPL aksi ke-2 ini adalah rendahnya motivasi belajar siswa kelas 6 pada Tema 1 Sub tema 2 Pembelajaran 2. Model pembelajaran yang dipilih untuk memecahkan masalah tersebut dengan menggunakan model PJBL, Pendekatan Saintifik dan Metode

Pembelajaran yang digunakan adalah pengamatan, diskusi, dan demonstrasi.

Dipilihnya PJBL karena:

1. Aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih aktif dan menyenangkan.

2. Hasil belajar siswa meningkat.

3. Kemampuan berpikir kreatif siswa semakin tinggi.

4. Kemampuan pemecahan masalah akan semakin baik.

5. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.

Dengan demikian diharapkan dengan menggunakan model PJBL, peserta didik dapat memanajemen sendiri kegiatan atau aktivitas penyelesaian tugas sehingga melatih mereka menjadi mandiri.

b. Menyusun RPP, menyiapkan instrumen penilaian, media pembelajaran berbasis TPACK, bahan ajar, dan LKPD

c. Prosesnya:

(8)

1) Kegiatan Pendahuluan

a) Guru memberikan salam, berdoa, presensi, dan melakukan apersepsi.

b) Guru Menyampaikan tujuan

pembelajaran yang hendak dicapai dan memberi motivasi supaya peserta didik selalu semangat dalam mengikuti pelajaran

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, guru melaksanakan sintak-sintak pada model pembelajaran PJBL yaitu:

a. Sintak 1: menentukan pertanyaan mendasar

b. Sintak 2: membuat desain proyek c. Sintak 3: menyusun Penjadwalan d. Sintak 4: Memonitor kemajuan proyek e. Sintak 5: penilaian hasil

f. Sintak 6: Evaluasi pengalaman 3) Kegiatan Penutup

Pada kegiatan penutup, Guru melakukan refleksi bersama peserta didik, memberi kesimpulan, memberi motivasi dan tindak lanjut (PR), dan diakhiri dengan berdoa

Yang terlibat:

1. Peserta didik sebagai penerima pembelajaran 2. Guru sebagai pelaksana pembelajaran dan

fasilitator

3. Kepala Sekolah SD Aisyiyah Plus 01 Cilacap sebagai penanggung jawab memberi ijin

pelaksanaan kegiatan PPL aksi ke-1 dan ke-2 4. Rekan sejawat sebagai observer serta yang

membantu terlaksananya kegiatan PPL aksi ke-1

(9)

dan aksi ke -2

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor

keberhasilan atau ketidakberhasilan dari

strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari

keseluruhan proses tersebut

Refleksi hasil:

1. Dari hasil pengamatan teman sejawat pada PPL ke-1 dan PPL ke-2 menggunakan PKG, masih ada yang perlu diperbaiki terkait dengan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran. Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil yang maksimal perlu dilaksanakan secara terus menerus.

2. Adanya peningkatan hasil belajar peserta didik, hal itu dapat terlihat dari survei kepuasan siswa bahwa semua peserta didik merasa senang bahkan ada yang menyatakan sangat senang pada proses pembelajaran pada PPL ke-1 dan PPL ke-2.

3. Peserta didik masih terlihat kurang percaya diri pada saat menyampaikan presentasi hasil diskusi di depan kelas.

4. Masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif dalam bekerja sama ketika diskusi kelompok.

Dampak dari langkah-langkah yang dilakukan:

1. Bagi guru

a. Dengan adanya pembelajaran inovatif, guru mulai memahami dalam penyusunan RPP, membuat intrumen penilaian, bahan ajar, media berbasis TPACK, dan LKPD

b. Guru lebih memahami pembelajaran inovatif yang bisa digunakan dalam pembelajaran di SD terutama model Problem Based Learning dan PJBL.

c. Dengan melaksanakan pembelajaran inovatif secara kontinyu akan berdampak pada

(10)

pemahaman guru tehadap model-model pembelajaran sehingga diharapkan dapat menjadikan peserta didik menjadi aktif, kreatif, percaya diri, serta mampu untuk berpikir tingkat tinggi (HOTS).

2. Bagi Peserta Didik

a. Dengan menggunakan model pembelajaran PBL pada PPL aksi ke-1 dan PJBL pada PPL aksi ke- 2, peserta didik lebih aktif serta termotivasi untuk menyelesaikan masalah yang diberikan, serta berdiskusi dalam kelompok yang mengharuskan siswa bekerja sama dan melatih untuk mengasah keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

b. Dengan penggunaan media berbasis TPACK dapat membuat pembelajaran lebih menyenangkan, peserta didik menjadi lebih aktif dan termotifasi dalam belajarnya sehingga hasil belajarnya meningkat dibanding sebelum menerapkan pembelajaran inovatif.

c. Adanya perubahan cara belajar peserta didik yaitu peserta didik lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, guru hanya sebagai fasilitator saja.

Efektifitas:

Dari hasil PPL ke-1 dan ke-2, model pembelajaran yang diterapkan lebih efektif dibandingkan pembelajaran sebelum diterapkan pembelajaran inovasi. hal ini dapat terlihat dari respon peserta didik yang mengalami perubahan dari sebelumnya seperti lebih antusias dalam belajar, pembelajaran berpusat pada peserta didik, mulai belajar berdiskusi, bekerja sama, dan mulai memupuk rasa

(11)

percaya diri ketika menyampaikan presentasi di depan kelas serta mulai terbiasa dengan pembelajaran yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS). Walaupun banyak kendala yang dihadapi tetapi jika dilakukan secara terus menerus maka hasil yang dicapai juga akan meningkat.

Respon orang lain:

Respon dari kepala sekolah dan guru di SD Aisyiyah Plus 01 Cilacap cukup antusias dengan adanya pembelajaran ini, apalagi dengan adanya penerapan pembelajaran inovatif dapat menambah wawasan bagi guru tentang model-model pembelajaran inovatif serta berdampak positif bagi peserta didik dalam meningkatkan hasil belajar serta meningkatkan peserta didik untuk memahami pembelajaran yang berorientasi pada berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Disarankan untuk terus meningkatkan pembelajaran serta memahami model-model pembelajaran inovatif, penggunaan media berbasis TPACK serta pembelajaran berorientasi pada berpikir tingkat tinggi (HOTS).

Faktor keberhasilan:

Kesiapan dalam pelaksanaan pembelajaran dan dukungan dari semua pihak baik itu berasal dari kepala sekolah dalam memberikan masukan serta memfasilitasi keterlaksanaan dalam proses pembelajaran, guru-guru sebagai teman sejawat dalam memberikan masukan baik dalam penyusunan perangkat, media, serta penilaian dalam proses pembelajaran, dosen dan guru pamong dalam membimbing menjadi penentu keberhasilan dalam menerapkan dan melaksanakan strategi

(12)

pembelajaran di kelas dengan baik.

Hasil dari keseluruhan pembelajaran:

1. Model dan metode yang digunakan dalam PPL aksi ke-1 dan PPL aksi ke-2 dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik serta meningkatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi (HOTS).

2. Adanya perubahan ke arah yang lebih baik dari PPL ke-1 dan ke-2

3. Adanya respon yang positif terhadap hasil belajar peserta didik dibanding sebelum menggunakan model-model pembelajaran inovatif dan penggunaan media berbasis TPACK.

4. Peserta didik lebih aktif, tertarik dan fokus dalam menerima materi pembelajaran.

5. Pembelajaran lebih bervariasi, lebih menarik, dan menyenangkan berdampak pada peningkatan hasil belajar peserta didik jika dibandingkan dengan sebelum melaksanakan model dan strategi pembelajaran inovatif.

6. Guru semakin memahami cara merancang RPP dengan menggunakan model-model pembelajaran inovatif, membuat intrumen penilaian, media yang berbasis TPACK, bahan ajar, dan LKPD

7. Dalam proses pembelajaran, adanya peningkatan kemampuan guru dalam penerapan model-model pembelajaran. Hal itu dapat dilihat dari PKG hasil observasi teman sejawat pada PPL ke-1 dan PPL ke2. Apabila dilakukan secara terus menerus, guru akan lebih mahir dalam menerapkan model-model pembelajaran inovatif dan dapat menggunakan metode-metode pembelajaran yang bervariasi.

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Mata pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit bagi siswa. Berdasarkan Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 , tujuan pembelajaran IPA adalah

Pembelajaran yang bisa diambil dari keseluruhan kegiatan praktik pembelajaran siklus 1 adalah penulis lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media pembelajaran

Praktik ini menjadi penting dibagikan karena dengan menerapkan model pembelajaran inovatif Problem Based Learning yang berpusat pada siswa (student centered learning) pada saat

1. Faktor dari dalam diri siswa yang menyukai atau tidak menyukai pelajaran matematika. Pembelajaran yang masih berpusat pada guru yang cenderung berjalan hanya

c) Pembagian kelompok terdiri dari laki-laki dan perempuan secara tepat. d) Pembagian kelompok dibaurkan antar kemampuan peserta didik. a) Guru menjelaskan kepada siswa

Dampak dari Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning dan Media audio visual membuat siswa lebih termotivasi untuk belajar dibandingkan dengan menggunakan

Peningkatan minat tersebut dapat dilihat dari respon serta aktivitas siswa di kelas yang secara antusias mengikuti proses pembelajaran dengan model PBL (Problem Based

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan Praktik pembelajaran inovatif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ini penting untuk dibagikan sebagai upaya