• Tidak ada hasil yang ditemukan

Menyusun Cerita Praktik Baik

N/A
N/A
Wihdati Martalyna

Academic year: 2023

Membagikan "Menyusun Cerita Praktik Baik "

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Nama : Wihdati Martalyna, S.Pd.

No UKG : 201699550894 Sekolah : SMAN 1 Slawi

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Peserta didik Dalam Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 1 Slawi

Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam penyelesaian soal HOTS

Penulis Wihdati Martalyna, S.Pd.

Tanggal 19 Januari 2023

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

 Latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini adalah:

1. Kurang optimalnya pelaksanaan pembelajaran inovatif yang digunakan guru.

2. Peserta didik belum terbiasa dalam menyelesaikan soal- soal kontekstual berbasis HOTS.

3. Pembelajaran yang belum memfokuskan peserta didik dalam merumukan masalah, membuat asumsi dan deduksi, menyelidiki, menganalisis, dan berinteraksi mengenai temuan-temuannya sehingga pembelajaran belum mampu mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik di kelas.

 Praktik pembelajaran ini sangat penting untuk dibagikan dengan alasan sebagai berikut:

1. Kemampuan berpikir kritis peserta didik yang cenderung menjadi permasalahan sebagian besar guru saat ini.

2. Praktik pembelajaran ini dapat memberikan motivasi yang besar untuk saya dalam mendesain pembelajaran yang kreatif dan inovatif.

3. Dengan adanya inovasi pembelajaran ini, maka proses kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, dan kreatif sehingga dapat menumbuhkan kekritisan peserta didik.

(2)

4. Praktik pembelajaran ini dapat menjadi referensi dan inspirasi guru-guru lainnya mengenai bagaimana cara mengatasi permasalahan pembelajaran ini.

 Peran dan tanggung jawab saya dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru yang mendesain pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan dengan menggunakan model, metode, dan media pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam penyelesaian soal HOTS.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Berdasarkan kajian literatur dan wawancara pakar mengenai permasalahan tersebut, faktor-faktor penyebab dari tujuan permasalahan rendahnya kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam penyelesaian soal-soal HOTS antara lain:

1.Peserta didik hanya fokus menerima informasi dari guru saja dan enggan menganalisis serta mengevaluasi apa yang disampaikan guru.

2.Peserta didik tidak dibiasakan untuk menyelesaikan permasalahan soal HOTS yang kontekstual dan membutuhkan kemampuan berpikir kritis.

3.Keaktifan peserta didik untuk bertanya, berpendapat, dan menyampaikan kritik masih kurang.

4.Peserta didik tidak pernah menuliskan langkah-langkah penyelesaian suatu masalah secara sistematis.

5. Tidak semua guru memiliki fasilitas mengajar yang efektif dan interaktif untuk membiasakan peserta didik berpikir kritis dalam pembelajaran.

Dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai, tantangan yang dihadapi guru yaitu:

1. Pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi

(3)

secara utuh, tidak saja membekali peserta didik dengan sejumlah core subject sesuai peminatan, tetapi juga perlu membekali dengan ketrampilan yang menjadi tuntutan pada abad 21.

2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

3. Penggunaan media dan LKPD yang inovatif dan kreatif.

4. Melakukan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik.

Berbagai tantangan yang dihadapi tersebut merupakan kompetensi yang harus ditingkatkan oleh guru, baik dalam pedagogik maupun profesional.

Dalam proses pembelajaran ini, pihak-pihak yang terlibat adalah seluruh civitas akademik sekolah, terutama guru dan peserta didik.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan antara lain:

1. Pembelajaran yang mampu mengembangkan kompetensi secara utuh, tidak saja membekali peserta didik dengan sejumlah core subject sesuai peminatan, tetapi juga perlu membekali dengan ketrampilan yang menjadi tuntutan pada abad 21.

a. Strategi

Strategi yang digunakan dalam pembelajaran abad 21 menekankan kepada kemampuan peserta didik untuk berpikir kritis, mampu menghubungkan subject dengan dunia nyata, menguasai teknologi, dan mampu berkolaborasi. Pembelajaran yang dibutuhkan adalah pembelajaran yang berbasis kontekstual, dimana materi pengetahuan berkaitan dengan fakta-fakta yang bersifat nyata, dan merupakan aplikasi dari kehidupan sehari-hari.

Oleh karena itu, penentuan pembelajaran berbasis masalah dengan penggunaan Geogebra sebagai teknologinya

(4)

merupakan salah satu langkah tepat dalam menghadapi tantangan ini.

b) Proses

Proses yang dilakukan untuk membekali peserta didik dengan keterampilan yang abad 21 ini dimulai dengan mempersiapkan masalah kontekstual yang sesuai dengan karakter pembelajaran 4C, serta menyiapkan teknologi berupa sebuah aplikasi matematika yang akan digunakan pada proses pembelajaran yang bertujuan untuk mencapai kecakapan berpikir kritis peserta didik.

c) Sumber daya

Sumber daya yang digunakan dalam menghadapi tantangan ini adalah pemahaman dan keterampilan guru untuk mengaitkan berbagai masalah yang terjadi di dunia nyata dengan subject yang akan diberikan kepada peserta didik, keterampilan guru dalam menerapkan 4C, serta keterampilan guru dalam menguasai berbagai aplikasi, perangkat, dan teknologi dalam pembelajaran.

d) Pihak yang terlibat

Dalam meyusun pembelajaran abad 21 ini, pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan peserta didik sebagai peran utama, kepala sekolah sebagai koordinator dalam praktik baik, dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pengarah dan pembimbing sebelum dan setelah pelaksanaan praktik baik ini, serta rekan sejawat dalam persiapan perangkat dan teknologi yang digunakan.

2. Penerapan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik.

a. Strategi

Strategi yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan

(5)

kebutuhan peserta didik adalah dengan melakukan kajian literatur, wawancara dengan pakar, kemudian melakukan analisis lanjut mengenai langkah-langkah yang tepat.

Berdasarkan hasil analisis masalah, guru memilih model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan pendekatan saintifik dalam menghadapi tantangan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik. Problem Based Learning yang digunakan adalah model pembelajaran dengan menyajikan masalah kontekstual berbasis HOTS yang berkaitan dengan materi, sehingga peserta didik diharapkan mampu menggunakan keterampilan berpikir kritisnya dalam menyelesaikan masalah tersebut, sedangkan pendekatan saintifik adalah sebuah pendekatan yang menggunakan tahapan saintifik dalam pembelajaran, yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi. Dan mengomunikasi. Oleh karena itu, pelaksanaan langkah- langkah dalam pembelajaran ini yaitu:

o orientasi peserta didik kepada masalah dengan menyajikan permasalahan kontekstual mengenai drone dan radar dalam bentuk video dan tampilan power point.

o mengorganisasikan peserta didik dengan membagi peserta didik dalam 8 kelompok, serta memberikan arahan aktivitas belajar peserta didik.

o membimbing penyelidikan individu dan kelompok.

o mengembangkan dan menyajikan hasil karya dengan presentasi peserta didik mengenai temuan-temuannya saat eksplorasi.

o menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah peserta didik.

Keseluruhan langkah tersebut disusun dengan memuat kaidah-kaidah saintifik, sehingga pengembangan kritis dan

(6)

analitis peserta didik lebih terarah.

b. Proses

Proses pemilihan model pembelajaran ini dimulai dengan mengidentifikasi karakteristik peserta didik di kelas, mengeksplorasi berbagai alternatif solusi dengan sumber referensi yang terkait permasalahan, menganalisis solusi yang relevan, kemudian menentukan solusi yang tepat.

PBL dipilih karena memiliki beberapa kelebihan, diantaranya yaitu dapat meningkatkan keterampilan berpikir kritis, meningkatkan motivasi, membantu peserta didik dalam mentransfer pengetahuan untuk memahami masalah dunia nyata dan memudahkan peserta didik dalam menguasai konsep–konsep yang dipelajari guna memecahkan masalah dunia nyata.

c. Sumber daya

Sumber daya yang diperlukan dalam pemilihan model Problem Based Learning (PBL) yaitu tingkat pemahaman guru dalam menerapkan sintaks PBL dalam kegiatan pembelajaran

d. Pihak yang terlibat

Penentuan model pembelajaran ini melibatkan Kepala Sekolah, rekan guru di sekolah, peserta didik, dosen pembimbing dan guru pamong.

3. Penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif dalam menunjang permasalahan HOTS.

a. Strategi

Strategi yang digunakan untuk menentukan media pembelajaran yang inovatif, dan dapat menumbuhkan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah dengan

(7)

mempertimbangkan karakteristik peserta didik, kesesuaian dengan materi ajar, serta mengembangkan keterampilan abad 21 yaitu dengan menggunakan media Geogebra, Power Point, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), dan video youtube. Media Geogebra dipilih karena memiliki fasilitas dalam mendesain gambar agar lebih menarik dengan warna dan animasi. Media LKPD dipilih agar proses diskusi yang dilakukan peserta didik lebih terarah dan dapat mengefektifkan waktu.

b. Proses

Proses pemilihan media ini dimulai dengan menyusun LKPD untuk memecahkan masalah kontekstual berbasis HOTS, menyiapkan aplikasi geogebra, menyiapkan video orientasi masalah dan mengunggahnya di youtube, merangkum materi ajar, mulai dari apersepsi, konfirmasi, sampai kesimpulan, kemudian membuat tampilan power point dan melibatkan peserta didik dalam penggunaannya.

c. Sumber daya

Sumber daya yang diperlukan untuk membuat media pembelajaran ini yaitu laptop dan jaringan internet.

d. Pihak yang terlibat

Penentuan media pembelajaran ini melibatkan Kepala Sekolah, rekan guru di sekolah, peserta didik, dosen pembimbing dan guru pamong.

4. Melakukan pembelajaran untuk mengembangkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam menyelesaikan soal HOTS.

a. Strategi

Strategi yang dilakukan guru untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik dalam proses pembelajaran yaitu merancang pembelajaran yang

(8)

berpusat pada peserta didik dengan mengembangkan RPP, LKPD dan instrumen penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang berpusat pada peserta didik terkait kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai dan melakukan penilaian selama proses pembelajaran.

b. Proses

Proses pengembangan RPP yang berpusat pada peserta didik dengan menentukan kegiatan-kegiatan pembelajaran:

Kegiatan pendahuluan

Membuka dengan salam, doa bersama, mengecek kehadiran, motivasi, apersepsi, dan penyampaian tujuan pembelajaran serta manfaatnya dan membagi peserta didik ke dalam beberapa kelompok.

Kegiatan inti

1) Tahap orientasi peserta didik pada masalah.

Peserta didik mengamati permasalahan tentang drone Rusia yang masuk ke wilayah Ukraina dan terdeteksi radar. Peserta didik dapat menentukan area jangkauan radar.

2) Tahap mengorganisasikan peserta didik untuk belajar.

Guru memberikan LKPD dan juga mengorganisasi tugas belajar masing-masing peserta didik dalam satu kelompok.

3) Tahap membimbing penyelidikan.

Peserta didik menganalisis permasalahan yang ada di LKPD melalui diskusi dengan kelompoknya kemudian guru memantau, memberikan bimbingan baik secara individu maupun kelompok yang merasa kesulitan.

4) Tahap mengembangkan dan menyajikan hasil karya:

Peserta didik menuliskan hasil diskusi pada lembar LKPD dan juga mempresentasikan hasil diskusinya.

5) Tahap menganalisis dan mengevaluasi proses

(9)

pemecahan masalah:

Guru bersama peserta didik melakukan evaluasi terhadap penyajian karya dengan memberikan tanggapan, komentar dan penegasan konsep. Peserta didik bersama guru memberikan apresiasi kepada peserta didik atas pencapaian belajar serta membuat kesimpulan belajar.

Kegiatan penutup

Peserta didik mengerjakan soal evaluasi, melakukan refleksi pembelajaran, guru memberikan tugas untuk dikerjakan di rumah sebagai tindak lanjut, doa bersama, dan diakhiri dengan salam.

c. Sumber daya

Sumber daya yang diperlukan adalah kompetensi dan kreatifitas guru dalam mengembangkan RPP, LKPD, dan Instrumen penilaian yang berpusat pada aktifitas peserta didik.

d. Pihak yang terlibat

Pihak-pihak yang terlibat adalah guru dan peserta didik sebagai peran utama, kepala sekolah sebagai koordinator dalam praktik baik, dosen pembimbing dan guru pamong sebagai pengarah dan pembimbing sebelum dan setelah pelaksanaan praktik baik ini, serta rekan sejawat dalam persiapan perangkat dan teknologi yang digunakan.

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang

Dampak dari aksi dan langkah-langkah yang telah dilakukan yaitu:

1. Penggunaan model pembelajaran Problem Based Learning membuat kemampuan berpikir kritis matematis peserta didik terhadap materi persamaan lingkaran menjadi lebih baik.

Peserta didik bersemangat karena dibagi menjadi beberapa kelompok diskusi, dan lebih fokus dalam memahami materi.

Hasil yang didapatkan selama proses pembelajaran sangat efektif karena pemilihan model dan media pembelajaran sudah

(10)

menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang dilakukan? Apa

pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut

sesuai dengan materi pembelajaran dan karakteristik peserta didik.

2. Penerapan PBL juga menunjang pembiasaan soal-soal HOTS terhadap peserta didik, sehingga pemikiran kritis dapat terasah.

3. Penggunaan LKPD dengan permasalahan yang kontekstual membuat kegiatan pembelajaran menjadi lebih terarah, dan peserta didik lebih aktif dalam kegiatan diskusi maupun presentasi.

4. Penggunan geogebra menjadikan pembelajaran persamaan lingkaran lebih efektif karena peserta didik menjadi lebih aktif dan memiliki visualisasi yang baik terhadap materi.

Faktor keberhasilan dari penerapan model Problem Based Learning (PBL) berbantuan geogebra dan LKPD yaitu permasalahan yang harus dipecahkan peserta didik berupa permasalahan dunia nyata yang dapat divisualisasikan dengan baik sehingga peserta didik lebih mudah memahami. Selain itu, pemilihan media yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik terlihat dari hasil post-test yang mencapai 83,33% peserta didik mampu mencapai KKM dalam menyelesaikan soal-soal HOTS.

Faktor keberhasilan ini juga sangat ditentukan oleh kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran, terutama dalam hal

optimalisasi model, dan media pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP yang telah dibuat.

Faktor ketidakberhasilan dari pembelajaran tersebut adalah penggunaan LKPD yang memuat materi cukup banyak, sehingga menyita waktu pada saat kegiatan diskusi. Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi hal ini yaitu dengan melakukan pembagian permasalahan yang berbeda pada masing – masing kelompok.

(11)

Berdasarkan proses dan aktifitas pembelajaran yang telah dilaksanakan, pembelajaran yang dapat diambil adalah guru harus lebih meningkatkan keterampilannya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif memilih model, metode, dan media pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi aktif, efektif, dan menyenangkan sehingga dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik untuk menyelesaikan soal-soal HOTS dalam pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Upaya Guru Akidah Akhlak dalam Meningkatkan Religiusitas Siswa melalui Pelaksanaan Strategi PAIKEMI (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, Menyenangkan dan Islami)

Teaching & Learning (CTL) dan Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif & Menyenangkan (PAIKEM) yang dewasa ini sedang digalakkan. Melejitkan kemampuan berbahasa

Guru dituntut mampu menciptakan situasi pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM) dalam proses kegiatan pembelajaran.

Sebagai alternatif untuk meningkatkan mutu pendidikan, guru dapat menerapkan strategi PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan) pada

a) Guru berpeluang untuk memperoleh proses pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan.( PAIKEM ). b) Akumulasi dari proses pembelajaran

Model dan teknik pembelajaran diterapkan model pembelajaran PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif dan menyenangkan) ditambah kolaborasi dari guru biar

Proses mengkonstruksi pengetahuan ini memerlukan kreatifitas guru untuk menciptakan “PAIKEM” (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan

Pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM) merupakan pendekatan yang memungkinkan peserta didik melakukan proses pembelajaran yang beragam