• Tidak ada hasil yang ditemukan

LK 3.1 Menyusun Best Practices. SMA Negeri 3 Ketungau Tengah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "LK 3.1 Menyusun Best Practices. SMA Negeri 3 Ketungau Tengah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

LK 3.1 Menyusun Best Practices

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Lokasi SMA Negeri 3 Ketungau Tengah

Lingkup Pendidikan Sekolah Menengah Atas

Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia.

1. Peserta didik dapat mengidentifikasi penyebab kelucuan teks anekdot (mandiri, kerja keras, dan rasa ingin tahu).

2. Peserta didik dapat menganalisis aspek makna tersirat dalam teks anekdot (toleransi, komunikatif, dan tanggung jawab).

3. Peserta didik dapat menyusun kembali teks anekdot dengan memerhatikan makna tersirat dalam teks anekdot yang dibaca (kreatif dan komunikatif).

4. Peserta didik dapat mempresentasikan teks anekdot yang telah disusun (disiplin, kreatif, dan tanggung jawab).

5. Peserta didik dapat mengidentifikasi struktur (bagian-bagian teks) anekdot (mandiri, kerja keras, dan rasa ingin tahu).

6. Peserta didik dapat mengidentifikasi kebahasaan anekdot (toleransi, komunikatif, dan tanggung jawab).

7. Peserta didik dapat menyusun teks anekdot dengan memerhatikan struktur dan aspek kebahasaan (kreatif dan komunikatif).

8. Peserta didik dapat mempresentasikan teks anekdot yang telah disusun (disiplin, kreatif, dan tanggung jawab).

Penulis Rini Tri Wahyuni, S. Pd.

Tanggal 27 September 2022

Situasi:

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.

Kondisi yang menjadi latar belakang masalah dari praktik pembelajaran ini disebabkan karena adanya identifikasi masalah terhadap rendahnya motivasi belajar peserta didik pada mata pelajaran bahasa Indonesia di lingkungan SMA Negeri 3 Ketungau Tengah. Setelah dilakukan wawancara, kajian analisis mendalam, rendahnya motivasi belajar peserta didik di lingkungan SMA Negeri 3 Ketungau Tengah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu:

1. Peserta didik merasa tidak perlu mencari tahu dalam proses pembelajaran atau rendahnya rasa ingin tahu.

2. Peserta didik kurang memiliki ambisi untuk menjadi yang terbaik khususnya dalam

(2)

pembelajaran, sehingga mudah merasa puas dengan capaiannya.

3. Peserta didik sudah lelah, karena jarak yang ditempuh dari rumah ke sekolah cukup jauh dengan berjalan kaki.

4. Peserta didik terkesan tidak mempunyai cita-cita dan impian, contohnya tamat SMA langsung bekerja.

5. Guru kurang memberikan variasi dalam pembelajaran sehingga peserta didik mudah merasa bosan dan hanya fokus di awal pembelajaran saja.

6. Guru tidak menyampaikan manfaat materi pembelajaran sehingga peserta didik tidak termotivasi.

7. Guru tidak melibatkan peserta didik dalam pembelajaran, sehingga peserta didik merasa tidak dihargai dan tidak diperlukan.

8. Kurangnya fasilitas yang menunjang pembelajaran seperti ruang belajar yang kurang, perlengkapan belajar yang kurang, tidak adanya listrik, jaringan internet terbatas, dan minimnya buku paket/modul.

9. Orang tua kurang memperhatikan anak.

10. Peserta didik mempunyai masalah di rumah.

Praktik pembelajaran ini penting untuk dibagikan karena banyak rekan guru di luar sana yang mengalami permasalahan yang sama, sehingga praktik ini selain diharapkan dapat memotivasi penulis juga diharapkan bisa menjadi referensi bagi rekan guru.

Peran dan tanggung jawab dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran secara efektif dengan menggunakan model pembelajaran yang tepat dan inovatif sehingga tujuan pembelajaran dan hasil belajar peserta didik dapat tercapai sesuai yang diharapkan.

Tantangan :

Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,

Setelah melakukan identifikasi masalah melalui refleksi diri, wawancara guru, kepala sekolah, dan pakar, maka didapatkan beberapa tantangan yaitu:

1. Meningkatkan kompetensi guru, baik kompetensi pedagogik maupun profesional.

2. Kenyamanan dalam belajar dan kemauan belajar di kondisi kelas perlu disesuaikan dengan model yang tepat dan bervariasi serta media pembelajaran yang menarik, interaktif, menyenangkan, dan kekinian.

(3)

3. Partisipasi peserta didik patut untuk ditingkatkan guna mengarahkan motivasi dan minat belajar sehingga peserta didik menjadi lebih aktif.

Tantangan tersebut memerlukan solusi agar belajar peserta didik menjadi lebih baik dan peserta didik memiliki minat belajar untuk terus mengembangkan diri dalam hal pengetahuan dan keterampilan. Pihak yang harus terlibat adalah peserta didik, orang tua (wali murid), guru, dan para pemangku kebijakan di sekolah.

Aksi :

Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk

menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/ bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk

melaksanakan strategi ini

Langkah-langkah yang saya lakukan untuk menghadapi tantangan tersebut yaitu:

1. Memberikan motivasi dan semangat kepada para peserta didik di berbagai kesempatan.

2. Memberikan penjelasan dan pemahaman kepada wali murid tentang pentingnya pendidikan untuk anak di berbagai kesempatan.

3. Berkoordinasi dengan teman sejawat untuk berbagi pengalaman dan masukan terkait rencana pembelajaran yang akan digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut.

4. Meminta masukan dan dukungan kepada kepala sekolah.

5. Jika dibutuhkan, meminta pertimbangan dan arahan kepada pengawas sekolah.

Setelah melakukan langkah-langkah di atas maka dipilihlah strategi yang dirasa tepat untuk mengatasi permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta didik di lingkungan sekolah saya, yaitu:

1. Berkaitan dengan model pembelajaran.

Guru telah yakin dan cukup pengetahuan tentang penerapan model pembelajaran Problem Based Learning untuk diterapkan pada mata pelajaran bahasa Indonesia. Sintaks yang dilakukan telah termuat dalam rencana aksi, serta menggabungkan metode pembelajaran saintifik yang sekiranya mampu membuat peserta didik ikut berperan aktif menyimak, menganalisis, dan memperagakan kegiatan belajar yang diikuti.

2. Berkaitan dengan media pembelajaran.

Guru dapat menggunakan aplikasi berbasis TPACK, media powerpoint yang akan sangat membantu peserta didik untuk lebih memahami materi pembelajaran yang diikuti.

3. Berkaitan dengan penilaian atau evaluasi.

Seorang guru wajib menilai peserta didik secara keseluruhan mulai dari ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Agar evaluasi menjadi menyenangkan dapat menggunakan media teknologi.

(4)

4. Berkaitan dengan kondisi lingkungan atau sosial dalam sekolah.

Guru dapat mendesain sedemikian rupa ruang kelas mulai dari kebersihan, kerapian, keindahan, dan tata letak meja dan kursi untuk menunjang kegiatan pembelajaran aktif dan interaktif guna melaksanakan model pembelajaran PBL dengan metode yang interaktif terhadap peserta didik. Hal tersebut bertujuan untuk membuat peserta didik merasa nyaman sehingga peserta didik mampu meningkatkan motivasi dan minat belajarnya.

Dalam melaksanakan strategi tersebut perlu dukungan dan keterlibatan dari semua pihak seperti:

peserta didik, orang tua (wali murid), guru, dan para pemangku kebijakan di sekolah.

Tentu dalam melaksanakan strategi tersebut tidak terlepas dari sumber daya. Sumber daya yang diperlukan dalam melaksanakan kegiatan tersebut adalah:

1. Papan tulis 2. Laptop

3. LCD proyektor 4. listrik

Refleksi Hasil dan dampak Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah-langkah yang dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?

Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor

keberhasilan atau ketidakberhasilan dari

strategi yang dilakukan? Apa pembelajaran dari

keseluruhan proses tersebut

Dampak dari penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) serta penggunaan media pembelajaran inovatif pada peserta didik SMA Negeri 3 Ketungau Tengah dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, yaitu:

1. Peserta didik lebih bersemangat, antusias dan memiliki motivasi belajar yang lebih tinggi dalam proses pembelajaran. Pada saat pembelajaran peserta didik dibagi dalam kelompok untuk mendiskusikan dan menyelesaikan masalah dalam LKPD, serta mempresentasikan hasil diskusi kelompok serta menanggapi presentasi kelompok lain dan semua peserta didik terlibat aktif.

2. Kemampuan dan pemahaman peserta didik meningkat terlihat dari hasil penilaian sikap dan keterampilan peserta didik mendapat nilai baik dan sangat baik.

3. Hasil belajar peserta didik juga meningkat dilihat dari hasil penilaian, semua peserta didik sudah mencapai KKM.

4. Dari hasil refleksi di akhir pembelajaran peserta didik merasa senang, antusias dan bersemangat selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran PBL yang dipadukan dengan media pembelajaran inovatif.

Respon dari dosen dan guru pamong pada kegiatan praktik pembelajaran tersebut sangat positif dan

(5)

mendukung, sehingga diharapkan dapat dilaksanakan pada proses pembelajaran berikutnya di SMA Negeri 3 Ketungau Tengah. Selain itu saya juga mendapat respon positif dari peserta didik dan rekan-rekan guru dengan adanya penerapan model PBL dalam proses pembelajaran. Respon positif juga diutarakan oleh kepala sekolah sebagai bahan supervisi guru di kelas dan penilaian angka kredit guru. Respon positif lainnya juga disampaikan oleh pengawas sekolah sehingga diharapkan setelah kegiatan ini dapat ditularkan pada rekan-rekan guru.

Faktor keberhasilan dari kegiatan praktik pembelajaran ini adalah model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan media inovatif yang digunakan.

Dalam proses pelaksanaannya peserta didik dituntut lebih aktif dalam memecahkan masalah dalam kelompok dipadukan penggunaan laptop, proyektor, dan power point sehingga mampu mempresentasikan hasil dari pemecahan masalahnya dengan menarik, kritis, dan penuh tanggung jawab. Dengan keberhasilan yang telah dipaparkan, dapat disimpulkan bahwa dukungan serta kerjasama dari semua pihak dan pemilihan metode, model pembelajaran yang tepat, dan model pembelajaran yang menarik dapat meningkatkan motivasi belajar peserta didik sehingga berdampak pada meningkatnya pencapaian dan hasil belajar peserta didik.

Referensi

Dokumen terkait

Peningkatan tersebut dapat diartikan juga siswa terbukti aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning diantaranya Bertanya kepada

Pembelajaran yang bisa diambil dari keseluruhan kegiatan praktik pembelajaran siklus 1 adalah penulis lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model dan media pembelajaran

Praktik ini penting dibagikan karena dengan pengunaan model pembelajaran yang inovatif dan didukung dengan pengunaan media pembelajaran yang menarik serta metode

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah seyogianya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih model dan media untuk membuat

praktik ini:Saya yang berperan sebagai guru mempunyai tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran ini secara efektif, dengan menggunakan media, dan

keseluruhan proses tersebut Faktor keberhasilan pembelajaran sangat ditentukan kompetensi guru dalam pemilihan media pembelajaran dan model pembelajaran yang inovatif

Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan Praktik pembelajaran inovatif menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning ini penting untuk dibagikan sebagai upaya

Pembelajaran yang bisa diambil dari proses dan kegiatan yang sudah guru lakukan adalah sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam memilih metode, model, dan media pembelajaran,