LK 3.1 Menyusun Best Practices
Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)
Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi MTs NU 1 Hasyim Asya’ri Tarub Lingkup Pendidikan SMP/MTs
Tujuan yang ingin dicapai
Penerapan Model Problem Based Learning untuk Meningkatkan Aktivitas Siswa
Penulis Rif’atul Umroh, S.Pd.I
Tanggal 29 Agustus 2022 dan 1 September 2022 Situasi:
Kondisi yang menjadi latar belakang masalah, mengapa praktik ini penting untuk dibagikan, apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan guru, siswa cenderung pasif, ketika guru memberikan pertanyaan, hanya beberapa siswa yang menjawab. Hal ini disebabkan model pembelajaran yang diberikan belum memancing siswa untuk aktif dalam pembelajaran, model pembelajaran yang digunakan berfokus pada guru (Teacher Center) bukan berpusat pada siswa (Student Center), sehingga membuat siswa tidak bisa memotivasi dirinya sendiri untuk berperan aktif dalam pembelajaran . keaktifan secara pembelajaran yang dimaksud meliputi bertanya kepada guru atau menjawab pertanyaan guru dan mempresentasikan hasil kerja di depan kelas
Salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa yaitu model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Melalui kegiatan pembelajaran Problem Based Learning ini diharapkan dapat meningkatkan keaktifan peserta didik pada kompetensi dasar menganalisis sistem pencernaan manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Tantangan :
Apa saja yang menjadi tantangan untuk mencapai tujuan tersebut? Siapa saja yang terlibat,
1. Dari analisis hasil kajian wawancara dan literatur penyebab dari tujuan pembelajaran yang ingin dicapai untuk meningkatkan aktivitas siswa adalah
Minat belajar rendah
Kemampuan awal pengetahuan siswa
Kondisi psikologis siswa
Siswa tidak memiliki buku penunjang belajar
Model pembelajaran kurang kreatif
Siswa kurang percaya diri
Motivasi belajar siswa kurang
Faktor kepribadian guru
2. Dari faktor penyebab di atas tantangan yang dihadapi oleh guru yaitu model pembelajaran yang kurang kreatif untuk itu dalam praktik ini penulis memilih model pembelajaran problem based learning bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan penerapan pembelajaran Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan aktifitas siswa
3. Sasaran pelaksanaan best practices ini adalah peserta didik kelas VII A semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 di MTs NU 1
Hasyim Asya’ri Tarub sebanyak 30 siswa 4. Bahan/Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam best practices pembelajaran ini adalah materi kelas VII semester ganjil tahun pelajaran 2022/2023 pada pokok bahasan Saluran Sistem Pencernaan pada Manusia dan Gangguan Sistem pencernaan pada Manusia
Dengan rincian KD sebagai berikut
3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan.
Aksi :
Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut/ strategi apa yang digunakan/
bagaimana prosesnya, siapa saja yang terlibat / Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini
Langkah Pelaksanaan Kegiatan
Langkah pelaksanaan best practices ini yaitu menerapkan Model Pembelajaran Based Learning dengan pendekatan TPAC
1. Pemetaan Kompetensi dasar
3.5 Menganalisis sistem pencernaan pada manusia dan memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan, serta upaya menjaga kesehatan sistem pencernaan.
2. Perumusan indikator pencapaian kompetensi Indikator Penunjang
3.5.4 Menyebutkan organ-organ dalam sistem pencernaan manusia (C1)
3.5.5 Menjelaskan keterkaitan struktur organ pencernaan dan fungsinya (C2)
3.5.6 Menjelaskan perbedaan pencernaan mekanik dengan pencernaan kimiawi (C2)
3.5.9 Menyebutkan gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan manusia (C1)
3.5.10 Menjelaskan upaya dalam memelihara kesehatan sistem pencernaan (C2)
Indikator Esensial
3.5.7 Menganalisis perbedaan saluran pencernaan dan kelenjar makanan(C4)
3.5.11 Memahami gangguan yang berhubungan dengan sistem pencernaan (C3)
3. Pemilihan Model Pembelajaran
Model Pembelajaran dalam pelaksanaan Best Practice ini adalah Problem Based Learning (PBL) dengan Pendekatan TPAC 4. Merencanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran inovatif dilakukan dengan merinci kegiatan pembelajaran yang dilakukan sesuai dengan sintak PBL
5. Penyusunan Perangkat Pembelajaran
Berdasarkan hasil kerja 1 hingga 4 di atas kemudian disusun perangkat pembelajaran meliputi RPP, bahan ajar, LKPD, Media Pembelajaran dan Instrumen Penilaian
Media dan Instumen
Media Pembelajaran yang digunakan menggunakan media power point interaktif dengan video
Instrumen penilaian yang digunakan dalam best practice ini ada 2 macam, 1) instrumen untuk mengamati proses
pembelajaran berupa lembar observasi siswa dan lembar observasi pelaksanaan pembelajaran untuk guru. 2) insrtumen untuk melihat hasil belajar siswa yang menggunakan tes tertulis pilihan ganda
Refleksi Hasil dan dampak
Bagaimana dampak dari aksi dari Langkah- langkah yang
dilakukan? Apakah hasilnya efektif? Atau tidak efektif?
Mengapa? Bagaimana respon orang lain terkait dengan strategi yang dilakukan, Apa yang menjadi faktor keberhasilan atau ketidakberhasilan dari strategi yang
dilakukan? Apa pembelajaran dari keseluruhan proses tersebut
Dampak dari aksi dari langkah langkah yang dilakukan
Pada pertemuan pertama keaktifan peserta didik dalam pembelajaran dapat dideskripsikan dari hasil analisis penilaian observasi keaktifan siswa
1. Mengukur Peningkatan Keaktifan Siswa
Hasil yang dapat dilaporkan dalam best practice ini diuraikan sebagai berikut;
Tabel 1 Tabel Skor Keaktifan Setiap Aspek dalam Siklus I
Aspek Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Baik 5 5 7 7 6 4 10 3 9 4 Cukup 5 6 10 10 5 12 7 2 9 0 Kurang 19 14 4 4 8 3 11 13 6 12
Tabel 2 Tabel Skor Keaktifan Setiap Aspek dalam Siklus II
Aspek Siklus II
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Baik 13 10 15 18 19 25 24 12 23 6 Cukup 8 6 9 8 4 4 3 6 4 1 Kurang 6 4 5 2 6 0 2 10 2 21
Keterangan :
Asepk 1: Bertanya kepada guru Aspek 2: Menjawab pertanyaan guru Aspek 3: Menulis jawaban LKPD
Aspek 4: Berkomunikasi dengan kelompok Aspek 5: Aktif bekerjasama dalam kelompok, Aspek 6: Mengumpulkan tugas kelompok Aspek 7: Mendengarkan sajian presentasi Aspek 8: Mengemukakan pendapat Aspek 9: Memperhatikan penjelasan guru Aspek 10: Berani tampil maju presentasi
Penskoran pada Tabel 1 tersebut dapat divisualisasikan pada Gambar di bawah ini
Penskoran pada Tabel 2 tersebut dapat divisualisasikan pada Gambar di bawah ini
Berdasarkan Gambar diatas terlihat setiap aspek pada siklus II yang dikategorikan ”baik” menunjukan batang yang tinggi jika dibandingkan siklus I, diagram batang tersebut menunjukan perbedaan keaktifan siswa yang sangat signifikan dan adanya peningkatan antara siklus I dan II. Peningkatan tersebut dapat diartikan juga siswa terbukti aktif dalam proses pembelajaran menggunakan pendekatan problem based learning diantaranya Bertanya kepada guru, Menjawab pertanyaan guru, Menulis jawaban LKPD, Berkomunikasi dengan kelompok, Aktif bekerjasama dalam kelompok, siswa memperhatikan penjelasan guru, mendengarkan sajian presentasi, mengumpulkan tugas kelompok Selain itu, peningkatan keaktifan tersebut terjadi karena dalam pembelajaran peneliti menggunakan media berbantuan powerpoint dan stimulus menggunakan video sehingga menimbulkan rasa ingin tahu siswa dalam permasalahan pembelajaran
0 2 46 108 12 1416 1820
Baik Cukup Kurang
0 5 10 15 20 25 30
Baik Cukup Kurang
2. Mengukur Keaktifan Siswa Melalui Efektifitas N Gain PERHITUNGAN N GAIN SCORE NO PP
2 PP
1 PP 2 - PP 1 SKOR
IDEAL N Gain N Gain (%)
1 29 25 4 5 0,80 80,00
2 28 26 2 4 0,50 50,00
3 23 20 3 10 0,30 30,00
4 26 24 2 6 0,33 33,33
5 25 13 12 17 0,71 70,59
6 24 17 7 13 0,54 53,85
7 29 14 15 16 0,94 93,75
8 21 12 9 18 0,50 50,00
9 25 14 11 16 0,69 68,75
10 21 11 10 19 0,53 52,63
11 23 15 8 15 0,53 53,33
12 16 9 7 21 0,33 33,33
13 16 9 7 21 0,33 33,33
14 20 14 6 16 0,38 37,50
15 25 15 10 15 0,67 66,67
16 24 14 10 16 0,63 62,50
17 20 10 10 20 0,50 50,00
18 17 7 10 23 0,43 43,48
19 17 11 6 19 0,32 31,58
20 23 17 6 13 0,46 46,15
21 30 22 8 8 1,00 100,00
22 30 17 13 13 1,00 100,00
23 24 13 11 17 0,65 64,71
24 21 12 9 18 0,50 50,00
25 24 12 12 18 0,67 66,67
26 24 12 12 18 0,67 66,67
27 22 9 13 21 0,62 61,90
28 23 7 16 23 0,70 69,57
29 10 8 2 22 0,09 9,09
Mean 0,6 56,19
PEMBAGIAN N GAIN SCORE NILAI N GAIN KATEGORI
g ≥ 0,7 TINGGI
0,3 ≤ g ≤ 0,7 SEDANG
g ≤ 0,3 RENDAH
KATEGORI TAFSIRAN EFEKTIFITAS N GAIN
PRESENTASE (%) TAFSIRAN
≤ 40 TIDAK EFEKTIF 40 - 55 KURANG EFEKTIF 56 - 75 CUKUP EFEKTIF
≥ 76 EFEKTIF
Dari data di atas rata-rata nilai N gain sebesar 0,6 dalam katergori “Sedang” sedangkan untuk ukuran efektifitas, presentasi sebesar 56,19 % termasuk dalam kategori “cukup efektif ” artinya bahwa model pembelajaran Problem Based Learning cukup efektif dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa.
Respon siswa saat pembelajaran
Respon siswa saat pembelajaran antusias mengikuti tahapan demi tahapan pembelajaran apalagi dibantu dengan pendekatan TPAC, ketika video ditayangkan siswa menyaksikannya dengan tenang dan memberikan respon sangat baik, dapat dilihat dari siswa bertanya dan menjawab pertanyaan dari guru.
Faktor keberhasilan pembelajaran
Faktor keberhasilan pembelajaran ini ditentukan pada penguasaan guru terhadap model pembelajaran PBL, Media yang digunakan, langkah-langkah pembelajaran yang dibuat oleh guru sehingga siswa bisa berpikir kritis, memotivasi siswa agar berperan aktif selama pembelajaran.
Pembelajaran yang dapat diambil
Pembelajarn yang dapat diambil pada kegiatan dan proses pembelajaran yang sudah dilakukan guru adalah guru harus melakukan inovasi dan kreatif dalam menentukan model dan metode pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa serta penguasaan penggunaan media berbasis komputer lebih ditingkatkan, apalagi peserta didik sekarang lebih menguasai penggunaan teknologi.