• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

(2)

2

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR MEMPENGARUHI PERCAYA DIRI SISWA KELAS VII DALAM MENGEMUKAKAN PENDAPAT

DI SMP NEGERI 8 KOTA GORONTALO

Sri D. Paputungan, Rena L. Madina, Meiske Puluhulawa

ABSTRAK

Permasalahan yang menjadi fokus penelitian ini adalah percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat dan kurangnya percaya diri siswa. Tujuan Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo. Jenis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan metode kuantitatif.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo khususnya di kelas VII yang berjumlah 270 orang yang menempati 9 kelas dengan jumlah-jumlah msing-masing kelas 30 orang. Dari 270 siswa diambil 15% atau 40 orang yang dijadikan sumber data dalam penelitian. Hanya terdapat satu variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket, sedangkan observasi sebagai pelengkap. Teknik analisis datan menggunakan teknik uji validitas dan reabilitas instrument dan analisis persentase. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa sebesar 70,13% yang terdiri dari (1) faktor internal presentasenya sebersar 72,06%, (2) faktor eksternal presenatse sebesar 68,21%.

Dengan demikian percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat sangat tinggi, siswa memiliki keberanian tampil di depan orang lain baik mengemukakan pendapat, bertanya, berpresentasi.

Kata kunci: Percaya Diri, Menggemukakan Pendapat.

__________________________

Sri D. Paputungan, sebagai peneliti di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo, 1Dra. Hj.

Rena L. Madina, M.Pd, 2Meiske Puluhulawa, S.Pd, M.Pd selaku dosen tetap Jurusan Bimbingan dan Konseling Universitas Negeri Gorontalo.

(3)

3

Manusia merupakan makhluk yang terlahir dengan berbagai macam karakteristik. Karakteristik tersebut memberikan konsekuensi bagi perkembangan pribadi. Setiap manusia memiliki kemampuan untuk bisa melakukan apapun, dengan terlebih dahulu mengenali dan menilai diri sendiri. Pecaya diri dapat meningkatkan beberapa aspek dari kepribadian individu itu sendiri

Mastuti (2008:33) percaya diri adalah sikap yakin terhadap sesuatu.

Seseorang dapat memiliki percaya diri yang baik apabila orang tersebut dapat menyampaikan pendapat kepada orang lain dan dapat menunjukan suatu sikap yakin kepada orang lain. Siswa diharapkan memiliki rasa percaya diri bahwa mereka mampu mengatasi kegagalan, mencapai tujuan, dan menjaga diri mereka sendiri dalam keadaan apapun. Seorang anak yang mempunyai rasa percaya diri yang tinggi merua pakan anak yang selalu beruasaha meraih melakukan apapun untuk berhasil dengan kemampuan yang dimilikinya.

Percaya diri adalah termostat yang mengatur apa yang ingin dicapai di dalam hidup Schwartz (2007:9

Siswa yang yang tidak memiliki percaya diri akan sulit berinteraksi dengan orang lain, sulit dalam mengemukakan pendapat di depan orang lain, dan akan mempengaruhi prestasi belajarnya. Sujak (2011:19) Siswa yang kurang percaya diri selalu ragu dalam berbuat dan bertindak, bahkan kadang membenamkan diri dalam kegelisahan

Ada beberapa kegiatan di sekolah yang dapat dimanfaatkan oleh guru untuk menilai kepercayaan diri siswa itu sendiri dan sekaligus untuk melatih siswa itu sendiri dalam meningkatkan kepercayaan diri, di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 8 Kota Gorontalo menyelenggarakan kegiatan membaca atau mempresentasikan apapun yang dipelajari dan mengemukakan pendapat.

Kegiatan tersebut dilakukan setiap pagi hari saat apel pagi di halaman sekolah.

Masing-masing siswa diberikan kesempatan untuk tampil di depan untuk berpresentasi atau mengemukakan pendapat, tidak hanya di halaman sekolah, beberapa guru mata pelajaran juga sudah sering meminta siswa berpresentasi dan berdiskusi di dalam kelas. Kegiatan membaca yang dilakukan di SMP N 8 Gorontalo baik di halaman atau di ruang kelas diharapkan dapat membangkitkan,

(4)

4

melatih, dan meningkatkan kemampuan siswa dalam mengekspresikan diri dengan berani tampil presentasi dan mengemukakan pendapat, namun kegiatan tersebut diduga belum optimal, hal ini terlihat dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan di SMP Negeri 8 Gorontalo pada saat melakukan PPL-2 bulan Oktober sampai Desember beberapa siswa yang saat diminta kesediaannya untuk tampil mengemukakan pendapat menolak, menyembunyikan wajah saat apel, diam saja saat di depan, gugup saat presentasi, bahkan menghindar dengan tidak mengikuti apel pagi. Dari hasil wawancara dengan guru BK dan staf pengajar di SMP N 8 Kota Gorontalo didapatkan informasi bahwa siswa sangat sulit diminta kesediaan diri sendiri untuk menggemukakan pendapat atau presentasi, penyebabnya karena siswa malu, takut salah, takut ditertawakan oleh teman- teman, tidak menguasai materi, dan tidak suka tampil di depan orang banyak namum memiliki potensi untuk mencoba

Menurut Gani (2011:32) Dengan menolak penugasan dan amanah ini bertarti ia telah menolak suatu kesempatan untuk berprestasi. Ia telah menolak kesempatan mendapatkan pengakuan dari semua pihak.

Berdasarkan dari hal-hal yang telah ditemukan di atas, maka penulis mengadakan penelitian yang berjudul: Deskripsi Fakor-faktor yang Mempengaruhi Percaya Diri Siswa Kelas VII dalam Menggemukan Pendapat di SMP Negeri 8 Gorontalo.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah dalam penelitian ini, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Siswa menolak tampil saat diminta kesediaannya menggemukakan pendapat 2. Siswa menyembunyikan wajah saat apel dan memilih duduk di belakang agar

tidak ditunjuk

3. Siswa diam saja ketika diminta berada di depan menggemukakan pendapat 4. Siswa gugup saat berpersentasi

5. Siswa menghindar dengan tidak mengikuti apel pagi.

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah:

(5)

5

1. Bagaimana kepercayaan diri siswa di SMP Negeri 8 Gorontalo ?

2. Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi rasa percaya diri siswa dalam menggemukakan pendapat ?

Tujuan penelitian ini adalah untuk menggetahui faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam menggemukakan pendapat di SMP Negeri 8 Gorontalo.

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah:

1. Secara teoretis penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian terhadap faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam menggemukan pendapat 2. Secara praktis penelitian ini dapat memberikan manfaat kepada guru dalam

melatih kepercayaan diri siswa sehingga siswa mampu menggemukan pendapat dan guru dapat meng

KAJIAN TEORITIS Pengertian Percaya Diri

Percaya pada diri sendiri adalah modal dasar untuk meraih kesuksesan dalam belajar. Tidak percaya pada diri sendiri berarti selangkah menuju kegagalan studi, Sujak (2011:19).

Percaya diri adalah rasa yakin dan percaya bahwa kita dapat melakukan suatu atau meraih suatu hal. Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungan/situasi yang dihadapinya, Mastuti (2008:13).

Menjadi percaya diri berarti bukan seenaknya mau melakukan apa pun yang diinginkan, namum pada arti yang sebenarnya, yaitu hidup sesuai dengan potensi yang dimiliki, potensi yang telah dianugerahkan, Gemilang (2013:32).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan Percaya diri merupakan kemampuan untuk melakukan sesuatu dengan memahami diri dan meyakinkan diri untuk melakukan sesuatu yang merupakan modal belajar dalam mengembangkan diri agar dapat meraih kesuksesan. Awal dari kesuksesan adalah diri sendiri.

(6)

6

Kemampuan yang dimiliki tidak dapat tersalurkan jika dari individu itu sendiri tidak memiliki keinginan untuk menyalurkannya.

Ciri-ciri Individu yang Memiliki Rasa Percaya Diri dan yang tidak Memiliki Percaya Diri

Mastuti (2008:13) mengemukakan ada beberapa ciri-ciri atau karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional, yaitu

1. Percaya akan kompetensi/kemampuan diri, hingga tidak membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, atau pun rasa hormat orang lain.

2. Tidak terdorong untuk menunjukan sikap konformis demi diterima oleh orang lain atau kelompok.

3. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani menjadi diri sendiri.

4. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil) 5. Memiliki internal locus of control

6. Mempunyai cara pandang positif terhadap diri sendiri, orang lain, dan situasi diluar dirinya.

7. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan situasi yang terjadi.

Ciri-ciri individu yang kurang percaya diri:

1. Berusaha menunjukan sikap konformis semata-mata demi mendapatkan pengakuan dan penerimaan kelompok.

2. Menyimpan rasa takut/kekhawatiran terhadap penolakan.

3. Sulit menerima realita diri (terlebih menerima kekurangan diri) dan memandang rendah diri sendiri, namun di lain pihak memasang harapan yang tidak realistik terhadap diri sendiri.

4. Pesimis, mudah menilai segala sesuatu dari sisi negatif.

5. Takut gagal, sehingga menghindari segala resiko dan tidak berani memasang target untuk berhasil.

6. Cenderung menolak pujian yang ditujukan secara tulus (karena undervalue diri sendiri.

(7)

7

7. Selalu menempatkan/memposisikan diri sebagai yang terakhir, karena menilai dirinya tidak mampu.

8. Mempunyai external locus of control (mudah menyerah pada nasib, sangat tergantung pada keadaan dan pengakuan/penerimaan serta bantuan orang lain).

Dari ciri-ciri yang dikemukan di atas dapat dilihat dengan jelas mana individu/siswa yang memiliki rasa percaya diri dan tidak memiliki rasa percaya diri. Untuk megembangkan rasa percaya diri harus dari dalam kepribadian itu sendiri, maka dari itu dibutuhkan latihan-latihan untuk meningkatkan rasa percaya diri. Menurut Sujanto (2006:161), Jika seseorang tidak berhasil meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri dengan latihan langsung kelemahannya atau dengan mengembangkan bakat pengganti, maka individu tersebut akan beralih pada penipuan diri sendiri.

Cara Meningkatkan Percaya Diri

Sepuluh petunjuk untuk meningkatkan kepercayaan pada diri sendiri, Sujanto (2001:15-16):

1. Carilah sebab-sebab

2. Atasi kelemahan degan memiliki kemauan yang kuat dengan begitu seseorang akan memandang suatu perbaikan yang kecil sebagai keberhasilan yang sebenarnya.

3. Mencoba menggembangkan bakat dan kemampuan lebih jauh.

4. Bahagialah dengan keberhasilan dalam suatu bidang tertentu dan janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya.

5. Bebaskan diri dari pendapat orang lain. Jangan melakukan perbuatan yang berlawanan dengan keyakinan sendiri.

6. Jika tidak puas dengan pekerjaan dan tidak melihat satu kemungkinan untuk memperbaiki, maka kembangkanlah bakat-bakat melalui hobby.

7. Jika diminta untuk melakukan pekerjaan yang sukar, cobalah melakukan pekerjaan tersebut dengan rasa optimisJangan terlalu bercita-cita, karena cita- cita yang kelewat batas tidak baik.

8. Jangan terlalu sering membandingkan diri sendiri dengan orang lain.

(8)

8

9. Janganlah menggambil moto ungkapan yang berbunyi “apapun juga yang dilakukan dengan baik oleh orang lain, saya harus dapat melakukannya dengan sama baiknya”, karena tak seorangpun dapat sama dalam tiap bidang.

Untuk mendapatkan perubahan yang diinginkan perlu adanya latihan-latihan yang dapat mendukung perubahan tersebut, seseorang yang kurang percaya diri dapat melatih dirinya sendiri untuk meningkatkan rasa percaya dirinya atau dengan bantuan orang lain, semua itu dapat dilakukan dalam kehidupan sehari- hari.

Menurut subini ( 2014: 172) salah satu rahasia dari percaya diri adalah achievement atau pencapaian. Misalnya, untuk sukses berbicara di depan umum, harus mencoba dan mempraktikkannya.

Faktor-fakor yang mempengaruhi percaya diri

Dharma (2013:6) Secara teori, terdapat dua faktor yang mempengaruhi rendahnya kepercayaan diri siswa yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal terdiri dari: Kecerdasan, motivasi belajar, Sikap, Berpikir, percaya diri (Keyakinan akan diri), minat dan bakat, Kepribadian / sifat.

Faktor eksternal adalah segala sesuatu yang bersumber dari luar diri siswa seperti:

Pola asuh orang tua, fasilitas siswa dalam belajar, Teman sepergaulan, Perlakuan guru terhadap anak dalam proses belajar, Pelayanan bimbingan konseling

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi percaya diri seseorang baik itu dari diri sendiri maupun dari orang lain atau dari luar diri. Faktor-faktor yang mempengaruhi itulah yang dapat menyebabkan kurangnya rasa percaya diri.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian dilakukan di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo selama dua hari yaitu tanggal 21-22 Mei pada siswa kelas VII yang berjumlah 40 orang.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan metode penelitian kuantitatif yang menggambarkan dan membahas tentang percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat.

Mengacu pada pokok permasalahan, dikemukakan bahwa data dalam pnenelitian ini berdasarkan faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa yaitu

(9)

9

faktor internal dan eksternal yang dijabarkan dari beberapa indikator, sebagai berikut:

1. Faktor internal (dari dalam diri): kecerdasan, motivasi belajar, sikap, berpikir, percaya diri (keyakinan akan diri), minat dan bakat, kepribadian (sifat)

2. Faktor eksternal: pola asuh orang tua, fasilitas siwa dalam belajar, teman sepergaulan, perlakuan guru terhadap anak dalam proses belajar, pelayanan bimbingan konseling.

Sumber data pada penellitian ini adalah seluruh siswa kelas VII di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo yang berjumlah 270 orang yang menempati 9 kelas regular yang masing-masing kelas berjumlah 30 orang. Dari 270 orang siswa diambil 15% atau 40 orang yang akan dijadikan sumber data pada penelitian ini.

Untuk memperoleh data yang diinginkan dan sesuai dengan kepentingan peneliti, peneliti menggunakan teknik angket sedangkan observasi sebagai pelengkap. Riduwan (2012:71) berpendapat bahwa angket adalah pernyataan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data tentang faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa kelas VII. Adapun jenis kuisioner yang dibuat dalam pernyataan yang merupakan penjabaran dari setiap indikator variabel penelitian. Sebelum menyusun tes (angket), terlebih dahulu dibuat kisi-kisi instrument. Setelah menyusun kisi-kisi instrument, kemudian mulai menyusun pernyataan berdasarkan kisi-kisi instrument tersebut dan melakukan uji coba. Uji coba ini bertujuan untuk melihat tingkat validitas dan reliabilitas angket yang telah dibuat. Riduwan (2012:73) Observasi yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan apabila objek peneliti bersifat perilaku dan tindakan manusia, fenomena alam, (kejadian-kejadian yang ada di alam sekitar), proses kerja dan penggunaan responden kecil. Metode ini digunakan dengan cara mengumpulkan data yang diamati di lapangan secara langsung terhadap objek yang diteliti. Obyek yang diamati adalah faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa.

(10)

10

Tehnik analisi data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji validitas dan reliabilitas instrumen. Pengujian validitas instrumen penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Cara analisisnya adalah dengan cara menghitung koefisien korelasi antara masing-masing nilai pada nomor pertanyaan dengan nilai total dari nomor pernyataan tersebut. Tujuan dari uji validitas ini adalah untuk mengetahui butir-butir pernyataan yang valid atau layak digunakan. Dengan menggunakan rumus:

𝒓𝒙𝒚= 𝑛 ∑𝑥𝑦 − ∑𝑥 (∑𝑦)

{𝑛. ∑𝑥2− (∑x)2}{n∑y2− (∑y)2}

Selanjutnya koefisien korelasi yang diperoleh r diuji signifikansinya dengan membandingkannya dengan r tabel. Bila r hitung > r tabel, maka nomor pernyataan tersebut valid. Untuk r tabel diperoleh nilai 0.266 karena jumlah sampel uji coba angket adalah 57 responden. Berdasarkan hasil pengolahan data melalui program Ms. EXCEL diperoleh hasil validitas instrumen sebagai berikut:

(data selengkapnya lihat pada lampiran 4)

Uji reliabilitas instrumen ini menggunakan metode Alpha (Riduwan, 2005:115) dengan cara menghitung nilai reliabilitas instrument dengan rumus sebagai berikut.

𝑟 = 𝑘

(𝑘 − 1) 1 −∑𝑆𝑖

∑𝑆𝑡 Berdasarkan hasil penghitungan Ms. EXCEL diperoleh:

k = 34 ∑ =𝑺 𝑖 20.385 ∑ 𝑡𝑺 = 119.875 k-1 = 34-1 = 33

Maka:

𝑟 = 34

34 − 1 1 − 20.385 119.875 𝑟 = 34

33 1 − 0.170

𝑟 = 1,030 0,830 ⟹ 𝑟 = 0,309 = 0.30

Berdasarkan hasil penghitungan reliabilitas instrument diujicobakan dibandingkan dengan nilai r tabel n = 57 dan taraf signifikan 𝛼 = 0.05, adalah

(11)

11

0.226, maka didapat nilai r-hitung0.30 > r-tabel0.26, perbandingan ini menunjukkan hasil yang signifikan dengan kata lain reliabilitas instrumen ini cukup baik atau dapat dipercaya.

Data yang yang telah diperoleh dari responden kemudian dianalisis dengan mneggunakan teknik analisis persentase, analisis ini dilakukan dengan mengetahui sebaran angket.

P=𝑛𝑓𝑥100% (Sudjana, 1996:45)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data yang telah diperoleh dari hasil pengolahan angket tentang percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat di SMP Neeri 8 Kota Gorontalo pada tanggal 21-22 Mei yang berjumlah 40 orang atau responden.

Selanjutnya diolah dengan menggunakan analisis persentase. Hasil dari pengolahan data tersebut ditampilkan dalam beberapa indikator, sebagai berikut:

Indikator Faktor Internal

Faktor internal terdiri dari 7 Indikator yang dijabrakan dengan tabel presentase kelompok per indikator dan diagram :

Indikator Faktor Internal

ASPEK INDIKATOR %

Faktor Internal

Kecerdasan 68.44

Motivasi Belajar 75.78

Sikap 75.94

Berpikir 75.63

Percaya Diri (keyakinan akan diri) 66.04

Minat dan Bakat 72.81

Kepribadian (sifat) 69.79

Faktor internal terdiri dari 5 Indikator yang dijabrakan dengan tabel presentase kelompok per indikator sebagai berikut:

Indikator Faktor Eksernal

(12)

12

ASPEK INDIKATOR %

Faktor Eksternal

Pola asuh orang tua 78.28

Fasilitas siswa dalam belajar 76.25

Teman sepergaulan 39.06

Perilaku guru terhadap anak dalam proses

belajar 74.69

Pelayanan bimbingan dan konseling 71.81 Dari kedua faktor yang mempengaruhi, ada salah satu faktor yang paling mempengaruhi, dapat dilihat dari tabe dan diagram sebagai berikut:

Faktor yang Mempengaruhi

NO ASPEK INDIKATOR % %

1 Faktor Internal

Kecerdasan 68.44

72.06

Motivasi Belajar 75.78

Sikap 75.94

Berpikir 75.63

Percaya Diri (keyakinan akan diri) 66.04

Minat dan Bakat 72.81

Kepribadian (sifat) 69.79

2 Faktor Eksternal

Pola asuh orang tua 78.28

68.21 Fasilitas siswa dalam belajar 76.25

Teman sepergaulan 39.06

Perilaku guru terhadap anak dalam 74.69

Pelayanan BK 71.81

Pembahasan

Penelitian didasarkan dari tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo kelas VII, maka berdasarkan hasil analisis data di atas diperoleh

(13)

13

data yang menggambarkan percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat berdasarkan dua faktor yang besar pengaruh dari masing-masing faktor internal dan faktor eksternal sebesar 70,13%, dari akumulasi masing-masing faktor internal 72,06% dan faktor eksternal 68,21%. Faktor internal yang 72,06%

merupakan akumulasi dari 7 indikator dan 19 item pernyataan, yaitu: kecerdasan dengan persentase pilihan sebanyak 68,44%, motivasi belajar dengan persentase pilihan sebanyak 75,78%, sikap dengan persentase 75,94%, berpikir dengan persentase pilihan sebanyak 75,63%, percaya diri (keyakinan akan diri) dengan persentase pilihan sebanyak 66,04%, minat dan bakat dengan persentase pilihan 72,81%, dan kepribadian (sifat) dengan persentase 69,79%. Indikator sikap dari faktor internal merupakan indikator yang lebih tinggi persentase pilihannya dibandingkan indikator yang lain dengan persentase 75,94%, sikap sangat mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat. Siswa yang memiliki sikap yang baik akan akan memiliki percaya diri yang baik pula.

Percaya diri (keyakinan akan diri) merupakan indikator yang pilihan siswa yang berada dipilihan terrandah dari indikator internal yang lain dalam mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat, keyakinan akan diri dalam mengemukakan pendapat jika dilihat dari keadaan psikologi siswa dapat mempengaruhi keadaan siswa dalam mengaplikasikan rasa percaya diri, misalnya siswa menyembunyikan wajah.

Faktor eksternal dalam penelitian ini juga memiliki pengaruh terhadap percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat dengan persentase pilihan siswa sebesar 68,21% yang terdiri dari 5 indikator dan 15 item pernyataan: pola asuh orang tua dengan persentase 78,28%, fasilitas siswa dalam belajar dengan persentase 76,25%, teman sepergaulan dengan persentase pilihan siswa sebesar 39,06%, perilaku guru terhadap siswa dalam proses belajar dengan persentase pilihan siswa sebesar 74,69%, pelayanan BK dengan persentase 72,81%. Dari indikator faktor eksternal yang telah dijabarkan diatas indikator pola asuh orang tua merupakan indikator tertinggi yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat dengan persentase 78,28%. Pola asuh orang tua memiliki peran utama dalam meningkatkan percaya diri siswa, setiap perilaku dan

(14)

14

ucapan oang tua menjadi contoh bagi seorang anak dan orang tua juga menjadi pendidik yang pertama bagi perkembangan anak. Berbeda dengan pola asuh orang tua, fasilitas siswa dalam belajar memiliki persentase terrendah dalam mempengaruhi percaya diri dengan persentase 39,06%, ini artinya fasilitas siswa dalam belajar tidak terlalu mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat. Tanpa fasilitas pun siswa dapat belajar dengan cara yang lain salah satunya belajar dari orang tua.

PENUTUP Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo dapat disimpulkan bahwa deskripsi atau gambaran dari “faktor-faktor yang mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat” dengan indikator: faktor internal dan ekternal. Dengan besar pengaruh kedua faktor 70,13%. Faktor internal 72.06% dan faktor eksternal 68,21%. Dengan demikian faktor internal merupakan faktor yang lebih banyak mempengaruhi percaya diri siswa dalam mengemukakan pendapat.

Secara keseluruhan bahwa kepercayaan diri siswa kelas VII dalam mengemukakan pendapat yang dipengaruhi oleh faktor internal (dalam diri) dan eksternal (dari lauar diri) di SMP Negeri 8 Kota Gorontalo yang berjumlah 270.

Saran

Adapun saran yang dikemukakan dalam hasil penelitian, bagi guru Bimbingan dan konseling harus meningkatkan efektifitas layanan yang diberikan terutama agar dapat meningkatkan kepercayaan diri siswa dalam mengemukakan pendapat, memberikan bantuan serta dapat menumbuhkan kepercayaan diri dalam mengemukakan pendapat.

Siswa harus lebih meningkatkan percaya diri dalam mengemukakan pendapat

DAFTAR PUSTAKA

(15)

15

Arisandi, Arman.2014. 101 Tips Sukses Personality Plus. Yogyakarta: Mantra Books.

Dharma, Ketut F.M. 2013. Penerapan Konseling Eksistensial Humanistik Untuk Meningkatkan Rasa Percaya Diri Siswa (online). Diakses 1 Januari 2013.

Gemilang, Jingga. 2013. Manajemen Stres Dan Emosi. Yogyakarta: Mantra Books.

Harris dan Bean, Reynold. 2001. Membangkitkan Harga Diri Anak. Jakarta: Mitra Utama

Hanna. 2001. You Can Do It !!!. : Jakarta: PT. Erlangga

Hakim, Thursan. 2002. Mengatasi Rasa Tidak Percaya Diri. Jakarta: Purwa Suara Hanif, Al Mahmud Kemas. 2011. Agar Usia Tak Sekedar Angka. Bandung:

TAZKIA publishing

Lauster, Peter. 2001. Tes Kepribadian. Jakarta: PT. Bumi Aksara Mastuti, Indari. 2008. Kiat Percaya Diri. Jakarta: Hi-Fest Publishing

Priambodo dan Gani, Jimmy. 2011. Winning with Passion. Jakarta: Penerbit Erlangga

Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian untuk Guru, Karywan, dan Peneliti Muda. Bandung: Alfabet.

Sargent, Emma. 2013. Cara Berbicara Kepada Setiap Orang Dalam Setiap Situasi. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer.

Subini, Nini. 2014. You Can it. Yogyakarta: FlashBooks.

Setyosari, Punaji. 2010. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengembangan.

Jakarta: Prenada Media Group

Schwartz, David J. 2007. Berpikir dan Berjiwa Besar. Jakarta: Binarupa Aksara Sujanto, Agus dkk. 2006. Psikologi Kepribadian. Jakarta: Bumi Aksara

Supriatna, Mamat. 2011. Bimbingan dan konseling berbasis kompetensi. Jakarta:

PT Rajagarfindo Persada

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kauntitatif, Kualitatif, dan R&B. Bandung:

Alfabeta.

(16)

16

Sujak dan Aqib, Zainal. 2011. Panduan dan Aplikasi Pendidikan Karakter.

Bandung: Yrama Widya

Referensi

Dokumen terkait

Diterjemahkan oleh penulis: Saya tidak setujudengan masalah pembatasan mustahiq, karena hal itu merugikan orang yang memang tidak mampu, pada dasarny zakat telah memiliki

Dengan ini kami berupaya menetapkan standar minimum pencapaian seseorang agar di akui sebagai perawat yang kompeten di area keperawatan anak

Dari hasil pengamatan (prasurvei) yang dilakukan nampaknya bahwa penyelenggaraan kegiatan pemerintahan oleh unit-unit kerja pemerintah yang ada di wilayah Kecamatan

mendapatkan tidak hanya kebaikan dalam kehidupan akhirat yang pasti akan terjadi kelak, akan tetapi juga mendapatkan kehidupan dunia yang sedang dialami

Keuntungan utama mereka adalah biaya rendah (silikon vs tembaga), bandwidth sinyal yang luas dan kekebalan dari gangguan yang disebabkan oleh elektromagnetik radiasi, seperti

Local Own Revenue, General Allocation Fund, Special Allocation Fund, Share Allocation Fund, Wealth, Capital Expenditure and Leverage has positive and significant effect to the Local

Kegiatan abdimas yang dilakukan adalah melakukan pendampingan kegiatan peningkatan kualitas masyarakat melalui strategi usaha (UMKM) dalam menghadapi pandemi covid 19 pada

Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan merupakan salah satu sentra penghasil sayuran terbesar di Kota Medan.Di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan terdapat