11 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan kondisi nyata yang ada di lapangan dengan teori yang relevan, penelitian-penelitian yang menyangkut pengaruh disiplin kerja dan keselamatan kesehatan kerja terhadap kinerja karyawan menunjukan hasil yang beranekaragam sebagai berikut :
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Penelian terdahulu Uraian
1. Nama peneliti Sistya Ernawati dkk (2020)
Judul penelitian Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja dan disiplin kerja terhadap Kinerja Karyawan Karyawan pada PT.
Kino Indonesia, Tbk Cabang Prigen Pasuruan
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode explanatory research dengan teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, koefisien determinasi, uji asumsi klasik, uji t dan uji F.
Hasil penelitian Keselamatan kesehatan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kino Indonesia, Tbk
Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kino Indonesia,Tbk Keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Kino Indonesia,Tbk
2. Nama peneliti Indra Kurniawan (2020)
Judul penelitian Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja, Kompensasi dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan RSUD Ibnu Sina Kabupaten Gresik.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan
menggunakan alat analisis data menggunakan
regresi linier berganda, uji validitas, uji reabilitas,
uji asumsi klasik, uji t dan uji f
No Penelian terdahulu Uraian
Hasil penelitian Keselamatan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Ibnu Sina
Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Ibnu Sina
Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Ibnu Sina
Keselamatan kesehatan kerja, kompensasi dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan RSUD Ibnu Sina
3. Nama Peneliti Didik Purwadisastra dkk (2018)
Judul Penelitian Pengaruh Keselamatan Kesehatan Kerja (K3) Karyawan dan Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Karyawan di PT. INTI (PERSERO) Bandung Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif
Analisis data menggunakan analisis regresi linier berganda, uji t, uji F
Hasil Penelitian Hasil penelitian menyatakan bahwa keselamatan Kesehatan kerja dan disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di PT. INTI (PERSERO) Bandung
4. Nama Peneliti Edy Krisyanto (2020)
Judul Pnelitian Pengaruh Disiplin Kerja dan Keselamatan Kesehatan Kerja terhadap kinerja karyawan Pada PT. Inkabiz Indonesia
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif dengan menggunakan alat analisis data menggunakan regresi linier berganda, uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, uji t dan uji f
Hasil Penelitian Disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Keselamatan kesehatan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
Disiplin kerja dan Keselamatan kesehatan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
5. Nama Peneliti Agnesia Sijintak dkk (2017)
Judul Penelitian Kontribusi Keselamatan Kesehatan Kerja dan Disiplin kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT.
Batamec Shipyard Batam.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan korelasional dan
menggunakan alat analisis regresi linier berganda
No Penelian terdahulu Uraian
Hasil Peneliian Kontribusi K3 dan disiplin kerja secara simultan berpengaruh terhadap kinerja karyawan PT.
Batamec Shipyard
Pemahaman K3 memiliki pengaruh nilai kontribusi terbesar terhadap kinerja karyawan PT. Batamec Shipyrad
Berdasarkan tabel penelitian terdahulu diperoleh adanya persamaan variabel penelitian yang digunakan, yaitu variabel keselamatan kesehatan kerja, disiplin kerja dan kinerja karyawan. Perbedaan penelitian terdahulu diantaranya menggunakan analisis deskriptif kualitatif, analisis regresi linier sederhana dan koefisien korelasi, Sedangkan persamaan pada penelitian ini menggunakan explanatory research, uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi klasik, uji F, uji t, uji
dominasi dan analisis regresi linier berganda. Perbedaan lain antara penelitian terdahulu dengan penelitian ini terletak pada objek yang diteliti.
B. Landasan Teori 1. Kinerja
a. Definisi Kinerja
Kinerja berasal dari kata job performance yang berarti prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang, yaitu hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang telah dicapai oleh pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara 2014: 9).
August W. Smith (2011:50) menyatakan bahwa kinerja adalah ouput
drive from processes, human or otherwise (kinerja merupakan hasil atau
keluaran dari suatu proses).
Wirawan (2012: 5) memberikan definisi tentang kinerja yaitu keluaran yang dihasilkan dari aktivitas atau pekerjaan dalam menyelesaikan atau membuat sesuatu yang hanya memerlukan tenaga dan keterampilan pada profesi atau jabatan dalam waktu tertentu.
Kinerja menurut Luthans (2012:69) adalah tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan organisasi.
Malayu S.P Hasibuan (2012: 34) mendefinisikan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, ksungguhan dan waktu.
Oleh karna itu, dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas yang dicapai sumber daya manusia dalam melakssanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang telah ditetapkan dalam dalam waktu tertentu.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai oleh karyawan atas pekerjaannya untuk mencapai suatu tujuanyang telah ditetapkan dalam waktu tertentu.
b. Manfaat Kinerja
Menurut Rivai (2011:563) manfaat penilaian kinerja bagi semua pihak
adalah agar mereka mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Pihak-
pihak yang berkepentingan dalam penilaian adalah orang yang dinilai
(karyawan), penilaian (atasan, supervisor, pimpinan, manajer, konsultan), dan
perusahaan.
Bagi karyawan yang dinilai, keuntungan pelaksanaan penilaian kinerja antara lain :
1. Meningkatkan kepuasan kerja,
2. Adanya kejelasan standar hasil yang diharapkan mereka, 3. Umpan balik dari kinerja lalu yang akurat dan konstruktif,
4. Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan menjadi lebih besar, 5. Pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja.
c. Faktor-faktor kinerja
Kinerja karyawan merupakan faktor utama yang menentukan keberhasilan suatu organisasi. Menurut Mathis (2013:208) Kinerja karyawan dipengaruhi beberapa faktor seperti disiplin kerja, kemampuan, loyalitas, beban kerja, keselamatan kesehatan kerja dan pembagian kerja. Adapun menurut Kasmir (2016:189) ada tujuh faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu : 1) Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam melakukan sebuah pekerjaan. Memiliki kemampuan dan keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaan secara benar sesuai dengan yang telah diterapkan.
2) Pengetahuan
Pengetahuan yang dimaksud adalah pengetahuan menganai sebuah pekerjaan. Seseorang yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan memberikan hasil pekerjaan yang baik, demikian sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang pekerjaan akan
mempengaruhui kinerja.
3) Kepribadian
Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang berbeda-beda dengan yang lainnya. Namun seseorang yang memiliki kepribadian atau karakter yang baik akan dapat melakukan pekerjaan dengan sungguh- sungguh dan penuh dengan tanggung jawab.
4) Motivasi kerja
Motivasi merupakan dorongan bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan. Jika karyawan memiliki dorongan yang kuat dalam dirinya atau dorongan dari luar dirinya maka karyawan akan terdorong untuk melakukan pekerjaan dengan baik.
5) Kepemimpinan
Merupakan perilaku seseorang pemimpin dalam mengatur, mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.
6) Disiplin kerja
Disiplin kerja dalam hal ini dapat berupa waktu, misalnya masuk kerja selalu tepat waktu. Kemudian disiplin dalam mengerjakan apa yang diperintahkan kepadanya sesuai dengan perintah yang harus dikerjakan oleh seorang pegawai.
7) Lingkungan kerja
Merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi tempat bekerja.
Lingkungan kerja berupa ruangan, layout, sarana dan prasarana yang dapat
mempengaruhi pegawai secara langsung maupun tidak langsung.
d. Indikator Kinerja
Menurut Mangkunegara (2014:18) indikator-indikator kinerja meliputi : 1) Kualitas kerja
Kualitas kerja yaitu baik atau buruknya mutu yang dihasilkan yang dapat di ukur dari ketelitian dan kerapian produk yang dihasilkan.
2) Kuantitas kerja
Kuantitas kerja yaitu seberapa banyak produk yang dihasilkan oleh karyawan dalam satu harinya yang dapat diukur secara kuantitatif.
3) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu yaitu karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.
2. Disiplin Kerja
a. Definisi Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2016:193) menyatakan bahwa kedisiplinan merupakan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma social yang berlaku. Sedangkan menurut Davies dalam Mangkunegara (2011:129) Dicipline is management action to enforce organization standarts (pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi).
Veithzal Rivai (2014:825) mengemukakan bahwa disiplin kerja adalah
suatu alat yang dipergunakan untuk mengubah suatu perilaku serta sebagai
suatu upaya untuk meningkatkan kehadiran dan kesediaan seseorang dalam
memenuhi segala peraturan perusahaan. Sutrisno (2013:86) berpendapat bahwa disiplin kerja adalah suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan terhadap peraturan dan ketetapan perusahaan. Karena pada hakikatnya disiplin adalah sebuah proses latihan untuk mengubah pola pikir, emosi, sikap dan perilaku karyawanuntuk bekerja efektif, efisien dan produktif yang bermuara pada pencitraan laba dan nilai tambah ekonomi bagi perusahaan.
Sondang P. Siagian (2015:305) juga berpendapat bahwa Disiplin merupakan tindakan manajemen untuk mendorong para anggota organisasi memenuhi tuntutan berbagi ketentuan tersebut. Dengan kata lain, kedisiplinan merupakan suatu bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan, sikap dan perilaku karyawan sehingga para karyawan tersebut secara sukarela berusaha bekerja secara kooperatif dengan para karyawan lain dengan meningkatkan prestasi kerjanya.
Berdasarkan pendapat para ahli mengenai pengertian disiplin kerja, maka dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja merupakan norma-norma yang dibuat oleh perusahaan yang harus ditaati oleh seluruh karyawan baik individu maupun kelompok agar terwujudnya sikap perilaku yang baik untuk terciptanya keteraturan dalam bekerja disuatu perusahaan.
b. Tujuan Disiplin Kerja
Setiap usaha selalu memiliki tujuan yang hendak dicapai. Begitu pula
dengan sebuah organisasi juga memiliki tujuan yang pada akhirnya harus
dicapai. Menurut Henry Simmamora (2012:243). Tujuan disiplin adalah :
1. Memastikan bahwa perilaku-perilaku karyawan konsisten terhadap aturan-aturan perusahaan.
2. Menciptakan atau mempertahankan rasa hormat dan saling percaya diantara penyelia dan bawahan-bawahan.
c. Faktor Disiplin kerja
Menurut Sutrisno (2011:86) bahwa fahwa faktor yang mempengaruhi disiplin kerja adalah :
1) Besar kecilnya pemberian kompensasi
2) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan 3) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan 4) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan
5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan 6) Ada tidaknya perhatian kepada karyawan d. Indikator Disiplin Kerja
Menurut Hasibuan (2013:194), indikator disiplin kerja adalah:
1. Ketaatan terhadap jam kerja
Taat terhadap jam kerja diartikan sebagai sikap atau tingkah laku yang menunjukan ketaatan terhadap jam kerja yang meliputi : kehadiran dan kepatuhan karyawan pada jam kerja, karyawan melaksanakan tugas dengn tepat waktu dan benar.
2. Ketaatan terhadap peraturan perusahaan
Taat terhadap peraturan maupun tata tertib yang tertulis dan tidak tertulis
dibuat agar tujuan suatu organisasi dapat dicapai dengan baik. Untuk itu
dibutuhkan sikap setia dari karyawan terhadap komitmen yang telah ditetapkan tersebut.
3. Tingkat absensi
Tingkat absensi merupakan salah satu tolak ukur untuk mengetahui tingkat kedisiplinan karyawan, semakin tinggi frekuensi kehadiran atau rendahnya tingkat kemangkiran karyawan, maka karyawan telah mimiliki tingkat disiplin kerja yang tinggi.
Dari beberapa indikator diatas, tujuan utama perusahaan membuat peraturan yang diberikan kepada individu yaitu untuk mendapatkan tujuan perusahaan yang seideal mungkin agar tujuan perusahaan dapat tercapai.
3. Keselamatan dan Kesehatan Kerja
a. Definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber daya manusia merupakan aset yang sangat penting bagi perusahaan yang harus diberikan perlindungan dalam bekerja, salah satunya perlindungan keselamatan. Perlindungan ini dimaksudkan agar setiap karyawan terhindar dari kecelakaan saat melakukan tugasnya untuk meningkatkan produktivitas dan kinerjanya.
Menurut Mathis dan Jackson (2011:161) menjelaskan keselamatan
kerja merujuk kondisi pada perlindungan terhadap kesejahteraan fisik
seseorang yang aman dan selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian
ditempat kerja. Sedangkan kesehatan kerja menunjuk pada kondisi yang
bebas dari gangguan fisik, mental, dan rasa sakit yang disebabkan oleh
lingkungan kerja. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan kerja dapat membuat stress emosi atau gangguan fisik.
Suma’mur dalam Sucipto (2014:2) mendefinisikan keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi karyawan yang bekerja di perusahaan. Pada perkembangan industri di Indonesia semakin maju tetapi perkembangan industri tersebut belum diimbangi dengan kesadaran untuk memahami dan melaksanakan keselamatan kerja secara benar, pencegahan kecelakaan kerja yang sering terjadi ditempat kerja belum dilakukan dengan baik.
Selain memberikan perlindungan keselamatan kerja kepada karyawan, perusahaan harus memperhatikan kondisi kesehatan kerja karyawannya. Dengan kondisi kesehatan yang baik, maka karyawan senantiasa meningkatkan produktivitas perusahaan. Menurut Rowely dan Jackson (2012:177) kesehatan kerja adalah kondisi yang merujuk pada keadaan fisik, mental, dan stabilitas emosi secara umum.
Menurut Simanjuntak (2011: 163) Keselamatan dan kesehatan kerja
adalah suatu upaya pencegahan kecelakaan dan penyakit kerja yang dapat
menyebabkan kematian, cacat, atau gangguan psikologis yang dapat diderita
oleh pekerja yang bersangkutan. Menurut Sucipto (2014:2) keselamatan dan
kesehatan kerja merupakan suatu usaha dan upaya untuk menciptakan
perlindungan keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya fisik, mental
maupun emosional terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan.
Dari beberapa pengertian keselamatan dan kesehatan kerja yang dikemukakan oleh para ahli dapat disimpulkan bahwa keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu tanggung jawab dan rasa aman yang diberikan perusahaan kepada setiap karyawan agar dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjaga kondisi fisik karyawan.
b. Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Mangkunegara (2011:162) tujuan keselamatan dan kesehatan kerja sebagai berikut :
1) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.
2) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-baiknya, seefektif mungkin.
3) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.
4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan gizi pegawai.
5) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.
6) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh lingkungan atau kondisi kerja.
7) Agar setiap karyawan merasa aman dan terlindung dalam bekerja.
c. Faktor yang Mempengaruhi Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menurut Sadarmayanti (2011:112-115), factor yang mempengaruhi
Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah :
1) Kebersihan
Kebersihan merupakan syarat utama bagi pegawai agar tetap sehat, dan pelaksanaannya tidak memerluakan banyak biaya. Untuk menjaga kesehatan, semua ruangan kerja hendaknya tetap dalam keadaan bersih.
2) Air minum dan Kesehatan
Air minum yang bersih dari sumber yang sehat secara teratur hendaknya diperiksa dan harus disediakan disetiap tempat kerja.
3) Urusan rumah tangga
Kerapihan dalam ruang kerja membantu pencapaian produktivitas dan mengurangi kemungkinan kecelakaan. Tempat penyimpanan harus diberi tanda himbauan dan bahan disusun dalam tempat tertentu, serta diberi tanda pengenal seperlunya.
4) Ventilasi, pemanas dan pendingin
Ventilasi yang menyeluruh perlu untuk kesehatan dan rasa keserasian para pegawai, Pengaruh udara panas dapat menyebabkan banyak waktu hilang karena karyawan yang tidak nyawan berada di tempat kerja.
5) Tempat kerja, ruang kerja dan tempat duduk
Seorang pegawai tak mungkin bekerja jika baginya tidak tersedia cukup tempat untuk bergerak tanpa mendapat gangguan dari teman sekerjanya, gangguan dari mesin ataupun dari tumpukan bahan.
6) Pencegahan kecelakaan
Pencegahan kecelakaan harus diusahakan dengan meniadakan
penyebabnya, baik itu disebabkan oleh teknis atau disebabkan oleh
manusia. Hal ini dapat diupayakan dengan memenuhi peraturan dan standar teknis, antara lain meliputi pengawasan dan pemeliharaan tingkat tinggi.
7) Pencegahan kebakaran
Pencegahan kebakaran merupakan fenomena yang perlu dilaksanakan dengan cepat menurut peraturan pencegahan kebakaran, seperti larangan merokok di tempat yang mudah timbul kebakaran dan lain-lain.
8) Gizi
Dalam hai ini diharapkan pegawai akan sanggup menghasilkan keluaran yang memerlukan energy berat, yang biasanya dapat dihasilkan oleh pegawai yang sehat, cukup makan, lepas dari kesulitan akibat iklim yang harus dihadapi.
9) Penerangan/cahaya, warna dan suara bisisng di tempat kerja
Pemanfaatan penerangan/cahaya dan warna di tempat kerja sangat penting dalam menunjang keselamatan dan Kesehatan kerja para karyawan, sedangkan kebisingan merupakan aspek yang perlu dicegah atau dihilangkan karena dapat mengganggu kegiatan bekerja dan dapat menyebabkan kerusakan pada bagian tubuh.
d. Indikator Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Meggison dalam Mangkunegara (2011:163) mengemukakan bahwa indikator keselamatan dan kesehatan kerjaantara lain :
1. Tempat lingkungan kerja
Meliputi penyusunan dan penyimpanan barang-barang berbahaya, ruang kerja
yang terlalu padat dan sesak, pembuangan limbah yang pada tempatnya.
2. Pengaturan udara
Meliputi sirkulasi udara diruang kerja.
3. Pengaturan pencahayaan dan penerangan
Meliputi pencahayaan yang cukup dalam ruang yang digunakan untuk bekerja dan pengaturan penerangan diruang kerja.
4. Pemakaian peralatan kerja
Peralatan kerja yang meliputi pengaman peralatan kerja yang sudah using dan rusak.
5. Kondisi fisik pegawai
Meliputi program jaminan kesehatan. Dimana perusahaan memberikan asuransi jaminan kesehatan kerja dan menyediakan klinik kesehatan di dalam perusahaan.
C. Hubungan Antar Variabel
Tujuan inti dari penelitian ini yaitu mencri pengaruh antara dua variabel X (disiplin kerja dan keselamatan Kesehatan kerja) dengan satu variabel Y (kinerja Karyawan). Dimana variabel X merupakan variabel independen atau variabel bebas dan variabel Y merupakan variabel dependen atau terikat.
1. Hubungan antara Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan
Menurut Hasibuan (2016:193) menyatakan bahwa kedisiplinan merupakan
kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan dan norma-norma
social yang berlaku.
Disiplin kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja karyawan.
Karyawan yang disiplin dalam bekerja sejak berangkat, saat kerja dan saat pulang serta sesuai denganaturan dalam bekerja, biasanya akan memiliki kinerja yang baik. Dapat disimpulkan, semakin tinggi disiplin kerja, maka semakin tinggi kinerja karyawan.
Hasil penelitian Indra Kurniawan (2020) menunjukkan bahwa disiplin mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
2. Hubungan Keselamatan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan Menurut Mathis dan Jackson (2011:161) memjelaskan keselamatan kerja menunjuk kondisi yang aman atau selamat dari penderitaan, kerusakan atau kerugian ditempat kerja, Sedangkan kesehatan kerja menunjuk pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental, dan rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja.
Keselamatan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Perusahaan wajib menerapkan keselamatan kesehatan kerja bagi karyawannya untuk memberikan rasa aman serta melindungi dari gangguan kesehatan selama berada di lingkungan perusahaan. Seperti menciptakan lingkungan kerja yang bersih dan nyaman, mengatur sirkulasi udara, kelengkapanalat pelindung diri dan menyediakan pelayanan kesehatan.
Hasil penelitian Edy Krisyanto (2020) menunjukkan keselamatan dan
kesehatan mempunyai pengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan.
3. Hubungan Disiplin Kerja dan Keselamatan Kesehatan Kerja dengan Kinerja Karyawan
Menurut Kasmir (2016) Tingkat kedisiplinan karyawan dan keselamatan Kesehatan kerja yang tinggi dan baik akan mempengaruhi tingkat kinerja karyawan. Hal ini berarti jika perusahaan mampu memperhatikan tingkat kedisiplinan karyawan maka akan mempermudah dan mempercepat tujuan perusahaan. Begitu pula jika perusahaan mampu memberikan jaminan keselamatan kesehatan kerja terhadap karyawannya maka karyawan akan merasa nyaman dan aman dalam bekerja sehingga dapat meningkatkan kinerja untuk dapat mencapai tujuan perusahaan.
Disiplin kerja dan keselamatan Kesehatan kerja merupakan modal utama dalam perusahaan untuk meraih kesuksesan dan keberhasilan Pengaruh disiplin kerja dan keselamatan keseshatan kerja terhadap kinerja karyawan dapat dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh Sistya Ernawaty (2020) yang berjudul “Pengaruh kesehatan keselamatan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan” dimana adanya pengaruh secara simultan dan signifikan terhadap kinerja karyawan antara keselamatan kesehatan kerja dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan.
D. Kerangka Pikir
Kerangka pemikiran merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting. Kerangka pemikiran yang baik akan menjelaskan secara teoritis
hubungan antar variabel yang diteliti.
Gambar 2.1
Hubungan Disiplin Kerja, Keselamatan Kesehatan Kerja dan Kinerja Karyawan Pada kerangka pikir diatas dapat dijabarkan dengan penjelasan bahwa disiplin kerja (𝑋
1) menurut Hasibuan (2016:194) memiliki indikator ketaatan terhadap jam kerja, ketaatan terhadap peraturan perusahaan, dan tingkat absensi. Keselamatan kesehatan kerja (𝑋
2) menurut Meggison dalam Mangkunegara (2011:163) memiliki indikator tempat lingkungan kerja, pengaturan udara, pengaturan pencahayaan dan penerangan, pemakaian peralatan kerja dan kondisi fisik pegawai. Kinerja karyawan (𝑌) menurut Mangkunegara (2015: 18) indikator kinerja dapat diukur dengan kualitas kerja, kuantitas kerja dan ketepatan waktu.
Keselamatan, Kesehatan Kerja (𝑋2)
(𝑋1.1) Keadaan tempat lingkungan kerja (𝑋1.2) Pengatur udara
(𝑋1.3) Pengatur pencahayaan dan penerangan
(𝑋1.4) Pemakaian peralatan kerja (𝑋1.5) Kondisi fisik pegawai
Disiplin Kerja (𝑋1) (𝑋2.1) Ketaatan terhadap
jam kerja (𝑋2.2) Ketaatan terhadap
peraturan perusahaan
(𝑋2.3) Tingkat absensi
H1
H2 H 3
Kinerja Karyawan (Y) (𝑌1) Kualitas kerja (𝑌2) Kuantitas kerja (𝑌3) Ketepatan waktu