• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY. Pusat Perbelanjaan/Ritel di Jabodetabek dan Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY. Pusat Perbelanjaan/Ritel di Jabodetabek dan Bandung"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Triwulan II- 2006

Metodologi

Data Properti Komersial Triwulanan merupakan data yang diperoleh dari 5 jenis properti komersial yaitu: pusat perbelanjaan, perkantoran, hotel, apartemen, dan lahan industri di dua wilayah, wilayah I terdiri atas Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi dan wilayah 2 adalah Bandung. Pengumpulan data dilakukan pihak ke tiga (outsourcing) dengan menghubungi responden secara langsung (face to face) dan melakukan pencatatan data atas tingkat hunian, harga, dan tarif sewa porperti komersial. Yang membedakan data properti komersial triwulanan dan bulanan adalah dalam hal cakupannya, untuk triwulanan data properti komersial merupakan data populasi sedangkan untuk bulanan merupakan data sampel. Pengolahan data dilakukan dengan metode rata-rata tertimbang terhadap

¾

‰ Tingkat hunian ritel, apartemen dan hotel di wilayah Jabotabek, mengalami peningkatan, sebaliknya tingkat hunian kantor mengalami penurunan. Tarif sewa properti komersial mengalami kenaikan.

‰ Tingkat hunian ritel dan perkantoran di wilayah Bandung turun, sementara apartemen naik dan hotel stabil. Tarif sewa ritel, apartemen naik sedangkan kantor turun.

Pusat Perbelanjaan/Ritel di Jabodetabek dan Bandung

Ritel Sewa

¾ Pada triwulan II-2006, tingkat hunian pusat perbelanjaan atau ritel di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang dan Bekasi) meningkat dari sebesar 90,11% menjadi 94,80% yang berasal dari kenaikan tingkat hunian Senayan City yang cukup baik (Grafik 1).

¾ Untuk tarif sewa ritel di Jabodetabek pada triwulan laporan mengalami peningkatan yaitu sebesar17,96% sehingga menjadi Rp375.887/m2/bulan .

¾ Pada periode laporan, secara keseluruhan total pasokan pusat perbelanjaan di Jabodetabek tidak mengalami perubahan masih pada 1.912.ribu/m2 .

¾ Secara tahunan, tingkat hunian pusat perbelanjaan di Jabodetabek mengalami pertumbuhan menjadi 2,33% dibandingkan 92,64% pada triwulan II-2005.

Tarif sewa ritel naik sebesar 22,03% (y-o-y) dibanding tarif sewa pada periode yang sama tahun sebelumnya (Rp308.025/m2/bulan). Sementara stok naik 7,54%

Grafik 1

Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Ritel di Jabodetabek

230,000 260,000 290,000 320,000 350,000 380,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2002 2003 2004 2005 2006

( Rp )

85.0 90.0 95.0 100.0 ( % )

Tingkat Hunian (%) Tarif Sewa (Rp)

SURVEI

PROPERTI KOMERSIAL COMMERCIAL PROPERTY SURVEY

Jabodetabek : tingkat hunian, harga jual, tingkat penjualan, tarif sewa naik, dan stok stabil.

Bandung : tingkat hunian dan stok turun, tarif sewa dan tingkat penjualan naik

(2)

Ritel Jual (strata title)

¾ Pada periode laporan, tingkat penjualan strata title di Jabotabek mengalami pertumbuhan sebesar 0,58% sehingga menjadi sebesar 94,51%.

¾ Harga jual strata title tercatat mengalami kenaikan dari sebesar Rp51.372.000/m2 ribu pada triwulan sebelumnya menjadi Rp51.561.447/m2 .

Bandung

¾ Pada triwulan II-2006, tingkat hunian pusat perbelanjaan atau ritel di wilayah Bandung mengalami penurunan dari sebesar 61,00% pada triwulan sebelumnya menjadi 57,80% (q-t-q).

¾ Tarif sewa pusat perbelanjaan secara umun mengalami kenaikan 1,79% yaitu dari Rp195.510 (Rp/m2) menjadi sebesar Rp199.000 (Rp/m2).

¾ Tingkat penjualan pusat perbelanjaan naik dari 34,00% menjadi 40,00%

¾ Secara umum stok pusat perbelanjaan mengalami penurunan sehingga menjadi 100.560/m2.

Gedung Perkantoran di Jakarta dan Bandung Perkantoran Sewa (leased-office)

¾ Pada triwulan II-2006, tingkat hunian perkantoran di Jakarta sedikit mengalami penurunan 0,33% dari sebesar 85,28% menjadi 84,99%. (Grafik 2).

¾ Secara keseluruhan tarif sewa rata-rata perkantoran di Jakarta mengalami kenaikan tipis dibandingkan kuartal lalu yaitu dari Rp109.085/m2/bulan menjadi Rp109.086/m2/bulan (q-t-q). Kenaikan rata-rata ini banyak dipengaruhi oleh kenaikan nilai tukar Rupiah di kuartal kedua karena beberapa gedung menggunakan tarif US$.

¾ Secara tahunan, tingkat hunian kantor naik 2,69% dibandingkan 82,77%

pada periode triwulan II 2005. Tarif sewa perkantoran mengalami pertumbuhan 6,85% sedangkan pasokan menurun 0,46%. (y-o-y).

Perkantoran Jual

¾ Tingkat penjualan perkantoran mengalami kenaikan dari 90,51% pada periode triwulan sebelumnya menjadi 91,33%.

¾ Sementara itu, harga jual perkantoran di Jakarta pada triwulan II 2006 juga mengalami kenaikan tipis dari sebesar Rp12.176.770/m2 menjadi sebesar Rp12.176.772/m2 (q-t-q). Hal ini disebabkan juga karena kenaikan nilai tukar Rupiah.

¾ Selama kuartal kedua terdapat tambahan pasok dari perluasan gedung Wisma Mulia Annex) dan Sahid Boutique Office yang merupakan rumah-kantor (rukan) sehingga pasokan menjadi 4.314.626/m2.

¾ Secara tahunan, tingkat penjualan dan harga jual perkantoran mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 3,87% dan 2,48% (y-o-y).

Jakarta : tingkat hunian turun, tarif sewa, tingkat penjualan, harga penjualan dan pasokan naik . Bandung : tingkat hunian dan tarif sewa dan pasokan turun.

(3)

Grafik 2

Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Perkantoran Jakarta

75,000 80,000 85,000 90,000 95,000 100,000 105,000 110,000 115,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2002 2003 2004 2005 2006

( Rp )

75.0 80.0 85.0 90.0 95.0 ( % )

Tingkat Hunian (%) Tarif Sewa (Rp)

Bandung

¾ Pada periode laporan, tingkat hunian perkantoran di wilayah Bandung mengalami penurunan dari 97,39% pada periode sebelumnya menjadi 95,89%.

¾ Sementara tarif sewa perkantoran dibandingkan dengan triwulan sebelumnya turun 9,76% dari periode sebelumnya Rp102.500/m2/bulan.

¾ Pada triwulan laporan, total pasokan perkantoran di Bandung turun menjadi sebesar 17.156/m2 dibandingkan dengan triwulan sebelumnya 17.467/m2.

Apartemen di Jakarta dan Bandung

Apartemen Sewa (leased apartment)

¾ Pada triwulan laporan, tingkat hunian apartemen sewa (leased apartment) di Jakarta rata-rata mengalami kenaikan dibandingkan tingkat hunian pada triwulan sebelumnya dari 75,40% menjadi sebesar 81,60% .

¾ Tarif sewa apartemen mengalami kenaikan sebesar 19,53%% (q-t-q), yaitu dari Rp112.367/m2/bulan menjadi Rp134.312/m2/bulan (Grafik 3).

¾ Stok apartemen pada periode laporan mengalami kenaikan sebesar 15,83%

sehingga menjadi sebesar 6.221 unit.

¾ Secara tahunan, tingkat hunian tersebut mengalami peningkatan sebesar 6,62%, sementara tarif sewa 23,02% dibandingkan tarif sewa pada periode yang sama tahun lalu sebesar Rp109.177/m2/bulan. Total pasokan apartemen sewa meningkat 16,72% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 5.330 unit .

Jakarta : tingkat hunian, tarif sewa,

tingkat penjualan, harga jual dan stok meningkat.

Bandung : tingkat hunian dan tarif sewa meningkat

(4)

Grafik 3

Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Sewa Apartemen

90,000 95,000 100,000 105,000 110,000 115,000 120,000 125,000 130,000 135,000 140,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2002 2003 2004 2005 2006

60.0 65.0 70.0 75.0 80.0 85.0

Tingkat Hunian (%) Tarif Sewa (Rp)

(Rp) (%)

Apartemen Jual (Strata-title)

¾ Pada triwulan laporan, tingkat penjualan apartemen jual (strata-titled apartment) mengalami kenaikan dari 90,30% menjadi 91,30%. Hal ini dipengaruhi oleh tingkat kepercayaan konsumen yang terus meningkat dengan kontinuitas progress pembangunan proyek apartemen sehingga memicu peningkatan tingkat penjualan apartemen, terutama untuk apartemen yang terletak di dekat kawasan bisnis.

¾ Sementara, harga jual apartemen di wilayah Jakarta relatif kuartal kedua tahun ini mengalami kenaikan tipis dari Rp Rp8.232.564/m2 menjadi sebesar Rp8.232.574/m2

¾ Total pasokan apartemen jual di Jakarta naik tipis menjadi sebesar 36.214 unit (q-t-q).

¾ Secara tahunan, tingkat penjualan dan harga jual apartemen mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,41% dan 2,99% dibandingkan pada triwulan sebelumnya, sedangkan pasokan naik sebesar 3,85%

Bandung

Apartemen Sewa (leased apatment)

¾ Pada triwulan laporan, tingkat hunian apartemen sewa (leased apartment) mengalami kenaikan 2,33% dari 64,50% menjadi 66,00%.

¾ Tarif sewa apartemen di Bandung mengalami naik sebesar 6,17% dibandingkakn pada triwulan yaitu sebesar Rp405.067/m2/bulan .

Apartemen Jual (Strata-title)

¾ Pada triwulan II 2006, tingkat penjualan apartemen jual (strata title) naik 2,12%

dibanding 74,42% pada triwulan sebelumnya.

¾ Sementara harga jual apartemen masih seperti periode sebelumnya yaitu tetap sebesar Rp991.070 ribu/m2

(5)

Hotel di Jabotabek dan Bandung

¾ Pada triwulan II-2006, rata-rata tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 di Jabotabek mengalami peningkatan sebesar 7,90% (q-t-q), yaitu dari 58,71%

menjadi 63,35%. Sumber peningkatan tingkat hunian hotel berbintang dari naiknya tingkat hunian hotel bintang 3, 4 dan 5 masing-masing sebesar 11,12%, 8,47% dan 2,99%.

¾ Tarif kamar hotel di Jabotabek secara rata-rata mengalami peningkatan sebesar 2,69%, yaitu dari Rp438.848/malam menjadi Rp450.650/malam (Grafik 4).

Peningkatan terbesar tercatat dari tarif sewa kamar hotel bintang 5 sebesar 4,97% (dari Rp677.381/malam menjadi Rp711.051/malam).

¾ Pada periode laporan, total pasokan kamar hotel bintang 3, 4 dan 5 di Jabotabek turun sebesar 0,93% yaitu dari 21.559 kamar menjadi 21.399 kamar.

¾ Secara tahunan, rata-rata tingkat hunian mengalami kenaikan sebesar 4,57%

(y-o-y) dibandingkan tingkat hunian pada periode yang sama tahun 2005 (60,58%), sedangkan tarif kamar turun 0,61% dan pasokan kamar turun 4,69%

Grafik 4

Perkembangan Tingkat Hunian dan Tarif Kamar Hotel Jabotabek

300,000 350,000 400,000 450,000 500,000

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II

2002 2003 2004 2005 2006

( Rp )

30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 ( % )

Tingkat Hunian (%) Tarif Sewa (Rp)

Bandung

¾ Pada triwulan laporan, rata-rata tingkat hunian hotel bintang 3, 4, 5 di Bandung turun 1,91% sehingga menjadi sebesar 67,64% .

Lahan Industri di Jabotabek

¾ Pada triwulan II-2006, tingkat penjualan lahan industri di Jabotabek mengalami peningkatan dari sebesar 76,19% menjadi 78,23%.

¾ Sementara itu, tarif sewa lahan industri di Jabotabek meningkat 0,02% sehingga menjadi sebesar Rp25.162/m2/bulan.

¾ Khusus berkaitan dengan tarif lahan industri terdapat pengecualian dari sektor- sektor properti komersial lainnya yaitu tidak dilakukannya penggabungan antara rental rate dengan service charge (gross rent).

¾ Harga jual lahan industri mengalami kenaikan tipis dari Rp622.291/m2 menjadi Rp622.293/m2.

¾ Pasokan lahan industri masih sama seperti periode sebelumnya yaitu 8.567 Ha.

¾ Secara tahunan, tarif sewa naik sebesar 3,02% (y-o-y) dibandingkan Rp24.424/m2/bulan pada triwulan II-2005, harga jual naik 14,32%, tingkat penjualan 11,31% sedangkan pasokan naik 35,44%.

Jabotabek : tingkat hunian, tarif sewa naik sedangkan

pasokan turun Bandung : tingkat hunian stabil

Tingkat penjualan, harga jual dan tarif sewa meningkat sedangkan pasokan stabil.

Referensi

Dokumen terkait

Jabodetabek: Tingkat hunian dan tingkat penjualan masih meningkat meskipun terjadi penambahan pasokan ritel, harga jual sedikit meningkat tetapi tarif sewa menurun..

Pada triwulan I-2006, tingkat hunian pusat perbelanjaan atau ritel di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang dan Bekasi) tercatat sebesar 90,11%, atau turun sebesar

Jakarta : pasokan apartemen bertambah sehingga tingkat hunian dan tingkat penjualan menurun, sementara tarif sewa dan harga jual meningkat Bandung : pasokan apartemen

‰ Secara bulanan tingkat hunian ritel, kantor, hotel meningkat sementara tingkat hunian apartemen masih tetap, sedangkan secara tahunan kelima jenis properti tersebut mengalami

 Pada triwulan laporan, secara umum tingkat hunian sektor properti komersial meningkat dibandingkan periode sebelumnya, kecuali untuk gedung perkantoran dan pusat

Harga properti komersial sewa/jual pada bulan Agustus secara bulanan relatif stabil kecuali tarif hotel mengalami penurunan sementara secara tahunan meningkat.. Tingkat

Pada triwulan IV-2005, tingkat hunian pusat perbelanjaan atau ritel di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok,Tangerang dan Bekasi) tercatat sebesar 93,96%, atau naik sebesar

Secara umum tingkat hunian properti komersial di wilayah Jabotabek, mengalami penurunan sementara tarif sewa kantor, ritel dan lahan industri relatif tetap sedangkan tarif sewa