• Tidak ada hasil yang ditemukan

28 Universitas Kristen Petra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "28 Universitas Kristen Petra"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

4. ANALISIS DATA

4.1. Gambaran Umum Obyek Penelitian 4.1.1. PT. Pelindo III

4.1.1.1. Sejarah PT. Pelindo III

PT. Pelindo III pada awal berdirinya adalah sebuah Perusahaan Negara yang pendiriannya dituangkan dalam PP No. 19 Tahun 1960, selanjutnya pada kurun waktu 1969 s/d 1983 bentuk Perusahaan Negara telah diubah dengan nama Badan Pengusahaan Pelabuhan (BPP) berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 1969 dan selanjutnya pada kurun waktu tahun 1983 s/d 1992 untuk membedakan pengelolaan Pelabuhan Umum yang diusahakan dan yang tidak diusahakan diubah menjadi Perusahaan Umum (Perum) Pelabuhan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1983 dan Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1985, dan sejak tahun 1992 seiring dengan pesatnya Perkembangan dunia usaha maka status Perum diubah menjadi Perseroan hingga saat ini dan tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH Nomor 5 Tanggal 1 Desember 1992 dan telah diubah terakhir dengan Akta Perubahan Nomor 128 tanggal 25 Juni 1998 yang dibuat di hadapan Notaris Rachmat Santoso, SH. PT. Pelindo III mengelola sebanyak 40 pelabuhan yang dikelompokkan menjadi 19 cabang dan 21 kawasan yang tersebar di 7 Propinsi yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan Kantor Pusat PT. Pelindo III terletak di Surabaya. (Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

4.1.1.2. Sejarah Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

Unit Perkapalan PT. Pelindo III sendiri adalah unit perusahaan yang dibentuk atas rekomendasi dari Direktur Teknik PT. Pelindo III pada pertengahan tahun 2006, unit ini sendiri pada awalnya dibentuk dengan tujuan agar pengoperasian dan perawatan kapal-kapal milik PT. Pelindo III lebih terkoordinasi dengan baik. Unit ini akhirnya secara resmi dibentuk pada akhir tahun 2006 dan akhirnya mulai beroperasi pada awal tahun 2007. Unit ini

(2)

berkantor di Surabaya dan bertanggung jawab atas pengoperasian dan perawatan kapal-kapal milik PT. Pelindo III. (Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

4.1.1.3. Bidang usaha PT. Pelindo III

Maksud dan tujuan Perseroan ini ialah untuk turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, serta pembangunan di bidang usaha jasa kepelabuhanan pada khususnya dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut diatas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut :

1. Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas dan tempat-tempat berlabuhnya kapal

2. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage) dan penundaan kapal

3. Dermaga dan fasilitas lain untuk bertambat, bongkar muat barang termasuk hewan dan fasilitas naik turunya penumpang

4. Gudang-gudang dan tempat penimbunan barang-barang, angkutan Bandar, alat bongkar muat serta peralatan pelabuhan

5. Tanah untuk berbagai bangunan dan lapangan, industri dan gedung-gedung/

bangunan yang berhubungan dengan kepentingan kelancaran angkutan laut 6. Penyediaan listrik, bahan bakar minyak, air minum dan instalasi limbah

pembuangan

7. Jasa terminal, kegiatan konsolidasi dan distribusi barang termasuk hewan 8. Pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kepelabuhanan

9. Jasa pelayanan kesehatan 10. Jasa transportasi di laut

11. Jasa persewaan fasilitas dan peralatan di bidang kepelabuhahanan 12. Jasa perbaikan fasilitas dan peralatan di bidang kepelabuhanan 13. Properti di daerah lingkungan pelabuhan

14. Kawasan industri di daerah lingkungan pelabuhan 15. Kawasan wisata di daerah lingkungan pelabuhan

(3)

16. Depo petikemas

17. Jasa konsultan di bidang kepelabuhanan

18. Jasa komunikasi dan informasi di bidang kepelabuhanan 19. Jasa konstruksi di bidang kepelabuhanan

(Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

4.1.1.4. Bidang usaha Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

Unit Perkapalan PT. Pelindo III bergerak di bidang usaha sebagai berikut:

1. Kolam-kolam pelabuhan dan perairan untuk lalu lintas, dan tempat berlabuhnya kapal.

2. Jasa-jasa yang berhubungan dengan pemanduan (pilotage)dan penundaan kapal

(Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

4.1.1.5. Wilayah Usaha

Wilayah Kerja atau wilayah usaha PT.Pelindo III dan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya meliputi propinsi-propinsi sebagai berikut:

1. Propinsi Jawa Timur meliputi Tanjung Perak - Surabaya, Gresik dan Kawasan Kalianget, Probolinggo dan Kawasan Pasuruan, Tanjung Wangi (Banyuwangi).

2. Propinsi Jawa Tengah meliputi Tanjung Emas-Semarang, Terminal Petikemas Semarang, Tegal, Cilacap.

3. Propinsi Kalimantan Selatan meliputi Banjarmasin, Kotabaru, dan beberapa kawasan.

4. Propinsi Kalimantan Tengah meliputi Sampit dan beberapa kawasan, Pulang Pisau dan Kawasan Kuala Kapuas, Kumai dan beberapa kawasan lainnya.

5. Propinsi Bali meliputi Benoa dan Celukan Bawang.

6. Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) meliputi Lembar, Bima dan kawasan Badas.

7. Propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) meliputi Tenau-Kupang, Waingapu, dan beberapa kawasan, Maumere dan beberapa kawasan.

(Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

(4)

4.1.1.6. Visi dan Misi

Visi Perusahaan yang ingin dicapai oleh PT. Pelindo III adalah menjadikan:

1. Pelabuhan Tanjung Perak (terintegrasi dengan Gresik), Tanjung Emas, dan Benoa sebagai pelabuhan kelas dunia.

2. Pelabuhan Banjarmasin, Kotabaru, Tenau-Kupang, Tanjung Intan, Sampit, dan Kumai sebagai pelabuhan dengan laju pertumbuhan tinggi.

3. Pelabuhan lainnya sebagai pelabuhan dengan laju pertumbuhan lokal regional.

Sedangkan Misi yang diemban oleh PT. Pelindo III dalam kurun waktu 5 (lima) tahun ke depan pada dasarnya merupakan kombinasi misi pelabuhan (port mission) dan misi unit usaha (corporate mission), yaitu :

1. Turut serta melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan pada umumnya, serta pembangunan dunia usaha nasional pada khususnya, dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.

2. Menciptakan nilai tambah ekonomis bagi para stakeholders (pelanggan, pemegang saham, pegawai, mitra usaha dan lainnya) melalui kegiatan pelayanan jasa inti kepelabuhanan dan jasa-jasa terkait lainnya, dengan mempertimbangkan etika usaha yang sehat.

(Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

(5)

30 4.1.1.7. Struktur organisasi Unit Perkapalan PT. Pelindo III

Gambar 4.1. Struktur Organisasi (Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

General Manager

Manajer Operasional

Asmen pemeliharaan

dan perbaikan Asmen Perencanaan dan pengawakan

Manajer Keuangan dan Umum

Supervisor Keuangan

Supervisor Keuangan & SDM

Staff Staff Staff Staff Port Engineer

Teknika Nautika

Supervisor

Wilayah I Supervisor

Wilayah II Supervisor

Wilayah III Supervisor

Wilayah IV Supervisor Perencanaan

Supervisor Pengawakan

Supervisor Docking

Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff Staff

Universitas Kristen Petra

(6)

4.1.1.8. Job Description

Deskripsi tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian secara singkat diuraikan sebagai berikut:

1. General Manager

• Selaku pimpinan dari Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

• Membuat keputusan manajerial serta kebijakan-kebijakan yang menyangkut Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang berlangsung serta yang terjadi di Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

2. Manajer Operasional

• Menyusun dan mengkoordinasikan rencana kerja dan anggaran di bidang pengelolaan alat apung

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja bidang perencanaan, pengawakan, pengoperasian, pemeliharaan dan perbaikan serta pengusahaan alat apung

• Menyusun dan mengkoordinasikan proses administrasi pelelangan untuk pengadaan barang dan atau jasa

• Menyusun dan menggkoordinasikan program kerja bidang survey, docking dan pemenuhan kebutuhan logistik operasional alat apung

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja di bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya, keselamatan dan kesehatan kerja serta mutu pelayanan

• Menyusun dan mengkoordinasikan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerjanya

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan operasional pengusahaan, pemeliharaan dan perbaikan alat apung

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh General Manager 3. Manajer Keuangan SDM & Keuangan

• Menyusun dan mengkoordinasikan perencanaan, penyusunan dan evaluasi rencana kerja dan anggaran secara terpadu dengan unit-unit kerja yang terkait

(7)

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja pengelolaan asset, inventaris dan perlengkapan kantor

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja di bidang akuntansi dan pelaporan, pengaturan lalu lintas keuangan, tata usaha keuangan, pengelolaan hutang piutang dan pengendalian likuiditas organisasi Unit Perkapalan PT Pelindo III Surabaya

• Menyusun laporan pertanggung jawaban RKAP, analisa dan evaluasi laporan manajemen dan keuangan serta kelayakan investasi

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja bidang tata usaha, kerumahtanggaan dan keamanan, hukum dan humas, serta sistem informasi

• Menyusun dan mengkoordinasikan program kerja bidang administrasi kepegawaian, pengembangan, pendidikan dan pelatihan serta kesejahteraan pegawai

• Menyusun dan mengkoordinasikan rencana kebutuhan barang dan jasa non alat apung

• Menyusun analisa dan evaluasi laporan kegiatan Umum dan SDM

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh General Manager 4. Ass. Manajer Pemeliharaan dan perbaikan

• Menyelenggarakan rencana kerja dan anggaran di bidang pemeliharaan dan perbaikan alat apung

• Menyelenggarakan program kerja di bidang pencegahan dan penanggulangan bahaya, keselamatan dan kesehatan kerja serta mutu pelayanan

• Menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerjanya

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan operasional pemeliharaan dan perbaikan alat apung

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan oleh Manajer Armada 5. Ass. Manajer Perencanaan dan pengawakan

• Menyelenggarakan rencana kerja dan anggaran di bidang perencanaan dan pengawakan alat apung

(8)

• Menyelenggarakan penyusunan rencana kerja pengoperasian alat apung

• Menyelenggarakan proses administrasi pelelangan untuk pengadaan barang dan atau jasa

• Menyelenggarakan perencanaan survey, docking dan pengadaan kebutuhan BBM, minyak pelumas, suku cadang dan logistik lainnya

• Menyelenggarakan pengaturan dan penempatan awak kapal, pengurusan surat-surat awak kapal, pengurusan surat-surat kapal dan alat apung lainnya

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan bidang perencanaan dan pengawakan alat apun

• Menyelenggarakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerjanya

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer Operasional 6. Supervisor Keuangan

• Melaksanakan kegiatan program kerja dan anggaran bidang keuangan.

• Melaksanakan koordinasi penyusunan rencana kerja dan anggaran organisasi Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

• Melaksanakan kegiatan di bidang akuntansi dan pelaporan yang meliputi : akuntansi keuangan, akuntansi manajemen, perpajakan dan pelaksanaan verifikasi dokumen keuangan

• Melaksanakan pengelolaan asset organisasi Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

• Melaksanakan pengaturan lalu-lintas keuangan dan tata usaha keuangan, penghapusan asset dan administrasi keuangan

• Melaksanakan program pengelolaan hutang-piutang

• Melaksanakan analisa dan evaluasi laporan manajemen, laporan keuangan dan kelayakan investasi

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer Operasional 7. Supervisor Keuangan dan SDM

• Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan pembinaan SDM

• Melaksanakan administrasi kepegawaian, pengembangan dan kesejahteraan SDM

(9)

• Melaksanakan penyusunan rencana kebutuhan barang dan jasa non alat apung

• Melaksanakan perencanaan pendidikan dan pelatihan SDM

• Melaksanakan kegiatan ketatausahaan, kerumahtanggaan dan pengamanan

• Melaksanakan kegiatan penanganan hukum dan humas, serta sistem informasi

• Melaksanakan analisa dan evaluasi laporan kegiatan bidang Umum dan SDM

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Manajer Umum dan Keuangan

8. Supervisor Wilayah I

• Melaksanakan rencana program pemeliharaan dan perbaikan rutin (tidak docking) alat apung dan perlengkapannya di wilayah I

9. Supervisor Wilayah II

• Melaksanakan rencana program pemeliharaan dan perbaikan rutin (tidak docking) alat apung dan perlengkapannya di wilayah II

10. Supervisor Wilayah III

• Melaksanakan rencana program pemeliharaan dan perbaikan rutin (tidak docking) alat apung dan perlengkapannya di wilayah III

11. Supervisor Wilayah IV

• Melaksanakan rencana program pemeliharaan dan perbaikan rutin (tidak docking) alat apung dan perlengkapannya di wilayah IV

12. Supervisor Perencanaan

• Mengatur dan menyusun pengoperasian alat apung

• Melaksanakan perencanaan kebutuhan dan pengadaan alat apung

• Melaksanakan perencanaan kebutuhan suku cadang dan peralatan alat apung lainnya

• Melaksanakan perencanaan kebutuhan logistik kapal dan alat apung lainnya

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Asisten Manajer Perencanaan dan Pengawakan

(10)

13. Supervisor Pengawakan

• Melaksanakan rencana kerja dan anggaran di bidang pengawakan alat apung

• Melaksanakan pengaturan dan penempatan awak kapal

• Melaksanakan pengurusan surat-surat untuk para awak kapal

• Melaksanakan evaluasi kinerja dan peningkatan efektivitas kerja awak kapal

• Melaksanakan pelaporan kegiatan bidang pengawakan alat apung

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Asisten Manajer Perencanaan dan Pengawakan

14. Supervisor Docking

• Melaksanakan rencana kerja dan anggaran di bidang docking alat apung dan logistik

• Melaksanakan survey dan docking alat apung

• Melaksanakan proses administrasi pelelangan untuk pengadaan barang dan atau jasa

• Melaksanakan pengadaan kebutuhan BBM, minyak pelumas, suku cadang dan logistik lainnya

• Melaksanakan pengurusan surat-surat kapal dan alat apung lainnya untuk kepentingan docking

• Melaksanakan evaluasi dan pelaporan bidang docking alat apung dan logistik

• Melaksanakan penerapan sistem informasi manajemen di lingkungan kerjanya

• Melaksanakan tugas-tugas lain yang diperintahkan Asisten Manajer Perencanaan dan Pengawakan

15. Port Engineer

• Melaksanakan supervisi pelaksanaan pemeliharaan dan perbaikan alat apung sesuai bidangnya (Teknika dan Nautika)

16. Staff

• Menjalankan tugas-tugas yang sudah dimandatkan oleh setiap Kepala Bagian masing-masing

(Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya)

(11)

4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.2.1. Uji Validitas

Menurut Singarimbun & Efendi (1995, p. 123) uji validitas adalah “alat yang digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya suatu kuisioner”. Suatu kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut. Berdasarkan pengujian dengan analisa korelasi Pearson antara masing-masing nilai pertanyaan.

Hasil yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X1) Pertanyaan

X1

Koefisien Korelasi

Tingkat

signifikansi Keterangan

X11 0,556 0,001 Valid X12 0,625 0,000 Valid X13 0,762 0,000 Valid X14 0,743 0,000 Valid X15 0,685 0.000 Valid X16 0,575 0,000 Valid X17 0,622 0,000 Valid X18 0,632 0,000 Valid X19 0,593 0,000 Valid X110 0,397 0,022 Valid X111 0,438 0,011 Valid X113 0,556 0,001 Valid X114 0,700 0,001 Valid X115 0,704 0,000 Valid X116 0,593 0,000 Valid X117 0,599 0,000 Valid X118 0,566 0.001 Valid X119 0,744 0,000 Valid X120 0,630 0,000 Valid X122 0,633 0,000 Valid Sumber: Olahan Peneliti

(12)

Dari hasil uji validitas terhadap variabel X1 (lingkungan kerja), dari dua puluh dua pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner mengenai lingkungan kerja menunjukkan bahwa hanya dua puluh satu pertanyaan yang mempunyai tingkat signifikasi berada < 0,05 sehingga kuisioner untuk variabel X1 (lingkungan kerja) valid.

Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Motivasi (X2) Pertanyaan

X2 Koefisien

Korelasi Tingkat

signifikansi Keterangan

X21 0,683 0,000 Valid X22 0,759 0,000 Valid X23 0,745 0,000 Valid X24 0,451 0,008 Valid X26 0,635 0,000 Valid X27 0,665 0,000 Valid X28 0,718 0,000 Valid X29 0,752 0,000 Valid X210 0,748 0,000 Valid X211 0,637 0,000 Valid Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil uji validitas terhadap variabel X2 (motivasi), dari sebelas pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner mengenai motivasi menunjukkan bahwa hanya sepuluh pertanyaan yang mempunyai tingkat signifikasi berada

< 0,05 sehingga kuisioner untuk variabel X2 (motivasi) valid.

(13)

Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y) Pertanyaan Y Koefisien

Korelasi

Tingkat

Signifikansi Keterangan

Y1 0,792 0,000 Valid

Y2 0,683 0,000 Valid

Y3 0,434 0,012 Valid

Y4 0,698 0,000 Valid

Y5 0,633 0,000 Valid

Y6 0,778 0,000 Valid

Y7 0,766 0,000 Valid

Y8 0,367 0,036 Valid

Sumber: Olahan Peneliti

Dari hasil uji validitas terhadap variabel Y (kinerja), tujuh pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner mengenai seleksi kinerja karyawan menunjukkan tingkat signifikasi berada < 0,05 sehingga kuisioner untuk variabel Y (kinerja) valid.

4.2.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat yang digunakan untuk mengukur suatu kuisioner yang merupakan indikator dari variabel konstruk. Suatu kuisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0.60. Berdasarkan output uji reliabilitas (lampiran) pada tabel hasil reliabilitas tampak :

1. Reliabilitas lingkungan kerja (X1) dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.746 2. Reliabilitas motivasi (X2) dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.767

3. Reliabilitas kinerja (Y) dengan nilai cronbach alpha sebesar 0.760

Dari uji reliabilitas yang diujikan pada elemen-elemen tersebut dapat dilihat bahwa hasil uji realibilitas dari ketiga variabel diatas memiliki nilai cronbach alpha lebih besar dari 0,60. Hal ini menunjukkan bahwa jawaban responden terhadap pernyataan-pernyataan pada kuisioner penelitian ini adalah reliabel.

(14)

4.3. Analisis Data

4.3.1. Deskripsi Identitas Responden

Berdasarkan hasil pengisian kuisioner yang telah dilakukan oleh para responden, didapat data-data identitas responden. Identitas responden meliputi jenis kelamin, usia, pendidikan.

4.3.1.1. Jenis Kelamin

Berikut adalah distribusi jenis kelamin responden:

Tabel 4.4 Distribusi Jenis Kelamin Responden Jenis kelamin Jumlah Persentase

Laki-laki 29 87.9

Perempuan 4 12.1

Total 33 100.0

Sumber: Olahan Peneliti kuisioner data responden no. 2

Dari hasil pengisian kuisioner dapat diketahui mayoritas responden berjenis kelamin laki-laki, yaitu 29 responden atau 87,9%, dari jumlah seluruh responden. Sedangkan responden perempuan jumlahnya 4 atau 12,1% dari seluruh jumlah responden. Jumlah responden laki-laki yang jauh lebih dominan daripada perempuan disebabkan karena sebaiknya penanganan atas hal-hal yang berkaitan dengan pengoperasian kapal-kapal di Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya sebaiknya lebih efektif apabila dikerjakan oleh laki-laki daripada perempuan.

4.3.1.2. Usia

Berikut usia responden dalam penelitian ini:

Tabel 4.5 Distribusi Usia Responden Usia Jumlah Persentase 20-30 tahun 14 42.4 31-40 tahun 11 33.3 41-50 tahun 6 18.2 51-60 tahun 2 6.1

Total 33 100.0

Sumber: Olahan peneliti dari kuisioner data responden no. 3

(15)

Dari hasil pengisian kuisioner dapat diketahui mayoritas responden berusia 20-30 tahun, yaitu berjumlah 14 responden atau 42,4% dari jumlah seluruh responden. Kemudian disusul dengan responden yang berusia 31-40 tahun yaitu 11 responden atau 33,3%, usia 41-50 tahun sebanyak 6 responden atau 18,2%.

Sedangkan responden yang paling sedikit jumlahnya adalah responden yang berusia diantara 51-60 tahun, yaitu 2 responden atau 6,1% dari jumlah seluruh responden.

4.3.1.3. Pendidikan

Berikut adalah distribusi pendidikan responden di Surabaya:

Tabel 4.6 Distribusi Pendidikan Responden Pendidikan Jumlah Persentase

S1 31 94

S2 2 6

S3 0 0

Total 33 100.0

Sumber: olahan peneliti dari kuisioner data responden no. 4

Tabel di atas menunjukan tingkat pendidikan dari responden. Tingkat pendidikan responden bervariasi. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa responden yang mempunyai tingkat pendidikan S1 yaitu berjumlah 31 responden atau 94%. Responden dengan tingkat pendidikan S2 yaitu berjumlah 2 orang atau 6%. Sedangkan jumlah responden dengan tingkat pendidikan S3 tidak ada.

4.3.2. Deskripsi Jawaban Responden Pada Masing-masing Variabel

Variabel- variabel yang diteliti adalah lingkungan kerja, motivasi, dan kinerja.

4.3.2.1. Lingkungan Kerja

Dalam variabel lingkungan kerja yang diteliti adalah lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikologis.

(16)

Tabel 4.7 Rata-rata Nilai Indikator Lingkungan Kerja Fisik

No Indikator Lingkungan kerja fisik Rata- rata 1 Ruangan tempat anda bekerja bersih dan rapi 3.39 2 Ruangan lain tempat anda menyelesaikan pekerjaan bersih

dan rapi 3.21

3 Fasilitas umum di kantor bersih dan nyaman 3.03 4 Ruangan tempat anda bekerja memiliki penerangan yang

baik 3.09

5 Ruangan lain di kantor anda memiliki penerangan yang baik 3.09 6 Ruangan tempat anda bekerja memiliki pertukaran udara

yang baik 3.18

7 Ruangan lain tempat anda menyelesaikan pekerjaan

memiliki pertukaran udara yang baik 3.12 8 Ruangan tempat anda bekerja nyaman, tidak mengalami

kebisingan 3.27

9 Ruang rapat dikantor anda nyaman, tidak ada suara bising

yang mengganggu 3.09

10 Ruangan tempat anda bekerja aman 3.31

11 Ruangan lain tempat anda menyelesaikan pekerjaan aman 3.36

Mean total 3.19

Berdasarkan pada penentuan range kelas yang telah ditentukan, maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1,00 - 2,00 = Tidak baik 2,00 - 3,00 = Sedang 3,00 - 4,00 = Baik

Dari nilai mean total dapat dilihat bahwa ternyata nilai mean total lingkungan kerja fisik sebesar 3.19, yang berarti kriteria penilaian lingkungan kerja fisik adalah baik. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata yang paling tinggi adalah sebesar 3.39, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan ruangan tempat bekerja karyawan bersih dan rapi. Sedangkan yang paling rendah adalah sebesar 3.03, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan fasilitas umum di kantor bersih dan nyaman. Ini berarti secara umum karyawan menilai ruangan tempatnya bekerja bersih dan rapi tetapi fasilitas umum yang ada di kantor tidak cukup bersih &

nyaman, hal ini bisa disebabkan fasilitas umum yang ada dipakai oleh seluruh karyawan dan orang lain atau tamu.

(17)

Tabel 4.8 Rata-rata Nilai Indikator Lingkungan Kerja Psikologis No Indikator Lingkungan kerja psikologis Rata- rata

1 Anda Bekerja dengan struktur kerja yang jelas 3.00 2 Anda Bekerja dengan struktur kerja yang terorganisasi

dengan baik 3.00

3 Anda Mengerti tanggung jawab kerja pribadi anda 3.12 4 Anda memiliki wewenang kerja yang jelas dan anda

mengerti 2.96

5 Anda bekerja dengan mendapat arahan dari pimpinan 2.96 6 Anda dalam bekerja dihargai pimpinan 2.96 7 Anda bekerjasama dengan baik dengan karyawan lainnya 2.75 8 Anda bekerjasama dalam teamwork yang solid dengan rekan

kerja 2.63

9 Anda memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara

langsung dengan rekan kerja dan pimpinan 3.15

Mean total 2.95

Berdasarkan pada penentuan range kelas yang telah ditentukan, maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1,00 - 2,00 = Tidak baik 2,00 - 3,00 = Sedang 3,00 - 4,00 = Baik

Dari nilai mean total dapat dilihat bahwa ternyata nilai mean total lingkungan kerja psikologis sebesar 2.95, yang berarti kriteria penilaian lingkungan kerja psikologis adalah adalah sedang. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata yang paling tinggi adalah sebesar 3.15, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan memiliki kesempatan untuk berkomunikasi secara langsung dengan rekan kerja dan pimpinan. Sedangkan yang paling rendah adalah sebesar 2.63, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan bekerjasama dalam teamwork yang solid dengan rekan kerja. Ini berarti secara umum karyawan memiliki kesempatan berkomunikasi yang baik dan terbuka dengan rekan kerja dan pimpinan tetapi karyawan kurang bisa bekerjasama dengan karyawan lainnya, hal ini bisa disebabkan tugas-tugas yang diberikan dan dinilai oleh pimpinan bisanya bersifat individual. Selain itu hal tersebut juga bisa disebabkan karyawan

(18)

kurang mendapat arahan dan perhatian dari pimpinan dalam menyelesaikan pekerjaan.

Untuk nilai mean total dari variabel lingkungan kerja secara keseluruhan diperoleh nilai rata-rata sebesar 3.08, yang berarti kriteria penilaian lingkungan kerja secara keseluruhan adalah baik.

4.3.2.2. Motivasi

Dalam variabel motivasi yang diteliti adalah motivasi yang dilihat dari segi intensity, direction, dan persistence.

Tabel 4.9 Rata-rata nilai Indikator Motivasi

No Indikator Motivasi Rata-rata

1 Anda bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaan 3.21 2 Anda efektif dalam menyelesaikan pekerjaan 2.93 3 Anda efisien dalam menyelesaikan pekerjaan 2.93 4 Anda terampil dalam menyelesaikan pekerjaan 2.81 5 Anda hadir tepat waktu saat bekerja 2.75 6 Anda mempunyai hubungan yang baik dengan rekan kerja 2.87 7 Anda mentaati peraturan yang berlaku 3.12 8 Anda mempunyai inisiatif dalam memecahkan masalah saat

bekerja 3.09 9 Anda tidak mudah putus asa dalam menyelesaikan pekerjaan 2.87

10 Anda mempunyai keuletan dalam menyelesaikan pekerjaan 2.84

Mean total 2.94

Berdasarkan pada penentuan range kelas yang telah ditentukan, maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1,00 - 2,00 = Rendah 2,00 - 3,00 = Sedang 3,00 - 4,00 = Tinggi

Dari nilai mean total dapat dilihat bahwa ternyata nilai mean total motivasi sebesar 2.94 yang berarti kriteria penilaian motivasi adalah sedang. Dari tabel diatas dapat dilihat nilai rata-rata yang paling tinggi adalah sebesar 3.21, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan bekerja keras dalam

(19)

menyelesaikan pekerjaan. Sedangkan yang paling rendah adalah sebesar 2.75, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan hadir tepat waktu saat bekerja.

Ini berarti walaupun karyawan mempunyai keinginan bekerja keras dalam menyelesaikan pekerjaan tetapi karyawan tidak selalu hadir tepat waktu saat bekerja, hal ini bisa disebabkan pimpinan tidak terlalu mempermasalahkan karyawan yang datang terlambat. Selain itu juga pimpinan melihat karyawan kurang efektif, efisien, terampil, dan kurang mempunyai keuletan dalam menyelesaikan pekerjaan.

4.3.2.3. Kinerja

Dalam variabel kinerja yang diteliti adalah kinerja karyawan yang dilihat dari segi Quality of work, Quantity of work, Timeliness, dan Organization of work.

Tabel 4.10 Rata-rata nilai Indikator Kinerja karyawan

No Indikator Kinerja karyawan Rata-rata

1 Karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai

dengan syarat yang ditetapkan perusahaan 2.27 2 Karyawan mampu menyelesaikan program kerja dengan tepat

dan teliti 2.42

3 Karyawan mampu menyelesaikan beban tugas yang diberikan

oleh pimpinan 2.75

4 Karyawan mampu menyelesaikan beban tugas yang diberikan

oleh pimpinan yang melebihi beban tugas sehari-hari 2.51 5 Kecepatan karyawan dalam menyelesaikan program kerja

sesuai dengan rencana dan target yang ditetapkan 2.51 6 Kecepatan karyawan dalam menyelesaikan program kerja

sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan 2.45 7 Karyawan mempunyai perencanaan yang baik dalam

menyelesaikan program kerja yang sudah dikoordinasi 3.03 8 Karyawan menyelesaikan program kerja berdasarkan

penggunaan alat kerja, peralatan, dan tempat kerja 3,18

Mean total 2.64

Berdasarkan pada penentuan range kelas tersebut, maka kriteria penilaian adalah sebagai berikut:

1,00 - 2,00 = Rendah

(20)

2,00 - 3,00 = Sedang 3,00 – 4,00 = Tinggi

Dari nilai mean total dapat dilihat bahwa ternyata nilai mean total kinerja karyawan sebesar 2.64 yang berarti kriteria penilaian kinerja karyawan adalah sedang. Dari tabel diatas dapat dilihat rata-rata yang paling tinggi adalah sebesar 3.18, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan menyelesaikan program kerja berdasarkan penggunaan alat kerja, peralatan, dan tempat kerja, sedangkan yang paling rendah adalah sebesar 2.27, yaitu rata-rata dari jawaban pertanyaan karyawan mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditetapkan perusahaan. Ini berarti walaupun karyawan mempunyai perencanaan yang baik dalam menyelesaikan program kerja tetapi dalam implementasinya pimpinan melihat karyawan belum mampu menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan syarat yang ditetapkan perusahaan, hal ini bisa disebabkan walaupun karyawan mampu mempunyai perencanaan yang baik namun dalam implementasinya ternyata kurang tepat sasaran. Selain itu juga pimpinan melihat karyawan belum mampu menyelesaikan program kerja sesuai waktu yang telah ditetapkan.

4.3.3. Kinerja Karyawan Menurut Jenis Kelamin

Tabel 4.11 Kinerja karyawan menurut Jenis kelamin Kinerja

Tidak Baik Baik Total Jenis Kelamin Laki-laki 20 9 29

Wanita 0 4 4

Total 20 13 33

Sumber: Olahan peneliti

Tabel di atas adalah tabel tabulasi silang antara tingkat pendidikan dengan persepsi responden. Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa untuk responden laki- laki yang memiliki kinerja tidak baik sebanyak 20 orang sedangkan responden laki-laki yang mempunyai kinerja baik sebanyak 9 orang. Untuk responden wanita tidak ada yang mempunyai kinerja tidak baik jadi yang keseluruhan responden wanita mempunyai kinerja baik, hal ini bisa disebabkan karena jumlah responden

(21)

wanita pada penelitian ini yang jauh lebih sedikit daripada responden laki-laki.

Penilaian dari kinerja karyawan ini sendiri dilakukan oleh atasan langsung dari responden.

Tabel 4.12 Kinerja Karyawan Menurut Usia Kinerja

Tidak Baik Baik Total

Usia 20 - 30 th 13 1 14

31 - 40 th 5 6 11

41 - 50 th 2 4 6

51 - 60 th 0 2 2

Total 20 13 33

Sumber: Olahan peneliti

Tabel di atas adalah tabulasi silang antara usia responden dengan kinerja responden. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden berusia 20-30 tahun yang mempunyai kinerja tidak baik sangat banyak dibandingkan yang mempunyai kinerja yang baik, hal ini bisa disebabkan responden pada usia tersebut kurang berpengalaman dalam menangani pekerjaan di bidangnya.

Sedangkan pada responden yang berusia antara 31-40 dan 41-50 tahun responden yang mempunyai kinerja baik lebih banyak daripada yang mempunyai kinerja tidak baik. Untuk responden yang berusia 51-60 tahun seluruhnya mempunyai kinerja yang baik, hal ini bisa disebabkan responden pada usia tersebut lebih berpengalaman dalam menangani pekerjaan.

Tabel 4.13 Kinerja Karyawan Menurut Pendidikan Kinerja

Tidak Baik Baik Total Pendidikan S1; S2; S3 20 13 33

Total 20 13 33

Sumber: Olahan peneliti

(22)

Tabel di atas adalah tabulasi silang antara usia responden dengan kinerja responden. Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah responden dengan pendidikan S1/S2/S3 yang mempunyai kinerja tidak baik sebanyak 20 orang sedangkan yang mempunyai kinerja baik sebanyak 13 orang.

4.3.4. Pengaruh Lingkungan Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya

4.3.4.1. Hasil Analisis Koefesien Korelasi dan Determinasi

Analisis korelasi berujuan untuk mengetahui hubungan atas variabel yang dianalisis. Sedangkan untuk koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur kontribusi variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Baik koefisien korelasi dan determinasi dapat berbentuk parsial maupun simultan.

Parsial berarti analisis variabel bebas (secara sendiri-sendiri) dikaitkan dengan variabel Y sedangkan simultan berarti variabel bebas (secara bersama-sama) dikaitkan dengan varibel Y.

Tabel 4.14 Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 ,488(a) ,238 ,228 ,31726

a Predictors: (Constant), Motivasi, Lingkungan kerja b Dependent Variable: Kinerja

1. Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil print out program SPSS versi 12.00 for windows menunjukan bahwa:

a. Untuk koefisien korelasi simultan (R) sebesar 0,488 ini berarti bahwa Lingkungan kerja (X1), motivasi (X2) secara bersama-sama memiliki hubungan positif yang sedang dengan kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Menurut Bungin (2006, p.184) nilai korelasi positif sedang adalah “nilai korelasi antara +0,30- + 0,49 termasuk dalam kategori hubungan positif yang sedang”.

b. Untuk koefisien korelasi parsial (r), masing-masing sebesar 0,424 untuk lingkungan kerja (X1), 0,874 untuk motivasi (X2). Jadi secara sendiri-

(23)

sendiri hubungan variabel lingkungan kerja (X1), motivasi (X2) dengan kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya adalah berkorelasi positif.

2. Koefisien Determinasi

Berdasarkan hasil print out program SPSS versi 12.00 for windows menunjukan bahwa:

a. Untuk koefisien determinasi simultan (R2) atau R square sebesar 0,238 (23,8%), ini berarti bahwa variasi naik turunnya kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya (Y) dipengaruhi 23,8% oleh lingkungan kerja (X1) dan motivasi (X2). Sedangkan sisanya 76,2%

dipengaruhi oleh variabel lain diluar hal yang diteliti oleh peneliti.

b. Untuk koefisien determinasi parsial (r2), program SPSS tidak mengeluarkan nilai koefisien ini. Sehingga harus mencari dengan mengkuadratkan koefisien korelasi parsial pada masing-masing variabel.

Hasil pengkuadratan menunjukan bahwa koefisien determinasi parsial untuk masing-masing variabel sebesar 0.1797 (17.97%) untuk lingkungan kerja (X1), 0.7638 (76.38%) untuk motivasi (X2). Jadi secara sendiri- sendiri hubungan variabel lingkungan kerja (X1) terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya (Y) memiliki kontribusi yang kecil (dibawah 50%), sedangkan untuk motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya (Y) memiliki kontribusi yang besar (diatas 50%). Ini menunjukan bahwa elemen-elemen lingkungan kerja dan motivasi memang saling terkait guna memberikan kontribusi pada kinerja karyawan.

4.3.4.2. Hasil Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari lingkungan kerja (X1), motivasi (X2) terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya (Y). Berdasarkan hasil print out SPSS versi 12.00 for windows diperoleh persamaan regresi sebagai berikut:

Y = 2.074 + 0.373 X1 + 0.964 X2

(24)

Dari fungsi regresi tersebut diatas, maka diketahui bahwa :

1. Koefisien regresi berganda bertanda positif menunjukan perubahan yang searah yaitu apabila variabel lingkungan kerja (X1) mengalami peningkatan (kenaikan) satu satuan skor maka kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya akan naik sebesar 0.373. Ini jika variabel lain dianggap tidak mempengaruhi (bernilai nol)

2. Koefisien regresi berganda bertanda positif menunjukan perubahan yang searah yaitu apabila variabel motivasi (X2) mengalami peningkatan (kenaikan) satu satuan skor maka kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya akan naik sebesar 0.964. Ini jika variabel lain dianggap tidak mempengaruhi (bernilai nol)

3. Apabila variabel lingkungan kerja (X1), motivasi (X2) dianggap tidak mempengaruhi (bernilai 0) maka kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya sebesar 2.074. Ini menunjukan bahwa kinerja karyawan

Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya sebesar 2.074 jika tidak ada variabel lingkungan kerja dan motivasi.

4.3.5. Pembuktian Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan di bab 2, tentunya akan diuji kebenarannya dengan data yang didapatkan dari lapangan. Untuk menguji digunakan analisis regresi berganda dengan program SPSS versi 12.00 for windows. Uji hipothesis terdiri atas hipothesis simultan dan parsial.

1. Pengujian Hipotesis Simultan (uji F)

Hipotesis yang diajukan adalah; “Diduga bahwa lingkungan kerja dan motivasi berpengaruh secara simultan pada kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Untuk menguji kebenaran hipotesis ini, maka akan dilakukan uji F. dasar penerimaan dan penolakan hipotesis berdasakan uji F dapat diketahui dengan cara membandingkan signifikansi f hitung dengan 0.05

(25)

Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis:

a. Jika signifikansi f hitung ≤ 0.05 maka ada pengaruh variabel lingkungan kerja dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Yang berarti hipotesis diterima.

b. Jika signifikansi f hitung ≥ 0.05 maka tidak ada pengaruh variabel lingkungan kerja dan motivasi secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Yang berarti hipotesis ditolak.

Hasil perhitungan F hitung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.15 Perhitungan F hitung

Model

Sum of

Squares df

Mean

Square F Sig.

1 Regression 549,819 2 274,909 51,197 ,000(a)

Residual 161,090 30 5,370

Total 710,909 32

a Predictors: (Constant), Motivasi, Lingkungan kerja b Dependent Variable: Kinerja

Nilai F hitung sebesar 51.197 dengan tingkat signifikansi 0.000.

Nilai signifikansi F hitung ini lebih kecil dari 0.05 (standard error), sehingga ada pengaruh bersama-sama variabel lingkungan kerja dan motivasi. Dari hasil tersebut, maka hipotesis disimpulkan terbukti (diterima kebenarannya).

2. Pengujian Hipotesis Parsial (uji t)

Setelah dipastikan dengan menggunakan uji F ada pengaruh secara bersama-sama maka akan dilakukan pengujian secara parsial dengan uji t, karena dimungkinkan meskipun ada pengaruh secara bersama-sama, bisa jadi ada variabel yang tidak berpengaruh secara parsial. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis parsial dengan uji t adalah:

a. jika tingkat signifikansinya ≤ level of significant α = 0.05 maka ada pengaruh secara parsial.

b. jika tingkat signifikansi ≥ level of significant α = 0.05 maka tidak ada pengaruh secara parsial.

(26)

Hasil perhitungan t hitung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.16 Perhitungan t hitung

Model Unstandardized

Coefficients Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2,074 2,182 ,974 ,338

Lingkungan

kerja ,373 ,100 ,101 2,075 ,003

Motivasi ,964 ,109 ,835 8,867 ,000

a Dependent Variable: Kinerja

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Untuk lingkungan kerja (X1), ditemukan bahwa thitung sebesar 2.075 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003 Oleh karena tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 maka ada pengaruh yang signifikan variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

b. Untuk motivasi (X2), ditemukan bahwa thitung sebesar 8.867 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 maka ada pengaruh yang signifikan variabel motivasi terhadap kinerja kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

Jadi dapat dinyatakan bahwa:

1. Secara parsial lingkungan kerja (X1) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

2. Secara parsial motivasi (X2) berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

Secara keseluruhan penjelasan terhadap hipotesis yang diajukan adalah:

1. Diduga lingkungan kerja kerja karyawan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Dari pengujian yang dilakukan ditemukan bahwa thitung sebesar 2.075 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.003 Oleh karena tingkat

(27)

signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 maka ada pengaruh yang signifikan variabel lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Dari hasil tersebut, maka hipotesis disimpulkan terbukti (diterima kebenarannya).

2. Diduga motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Dari pengujian yang dilakukan ditemukan bahwa thitung sebesar 8.867 dengan tingkat signifikansi sebesar 0.000. Oleh karena tingkat signifikansi ini lebih kecil dari 0.05 maka ada pengaruh yang signifikan variabel motivasi terhadap kinerja kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Dari hasil tersebut, maka hipotesis disimpulkan terbukti (diterima kebenarannya).

3. Diduga lingkungan kerja yang ada dan motivasi secara serempak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Dari pengujian yang dilakukan ditemukan hasil nilai F hitung sebesar 51.197 dengan tingkat signifikansi 0.000. Nilai signifikansi F hitung ini lebih kecil dari 0.05 (standard error), sehingga ada pengaruh bersama- sama variabel lingkungan kerja dan motivasi. Dari hasil tersebut, maka hipotesis disimpulkan terbukti (diterima kebenarannya).

4.4. Pembahasan

Pada sub bab ini akan berisi penjelasan dari hasil penelitian ini yang dimaksudkan untuk memberikan dukungan empiris terhadap hasil penelitian.

Pembahasan ini lebih menekan pada pertanyaan “Why“ dalam arti: mengapa variabel tersebut mempunyai hubungan dan tidak mempunyai hubungan secara parsial dan simultan pada kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

Hasil dalam penelitian ini menunjukan bahwa lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT.

Pelindo III Surabaya dengan t hitung sebesar 2.075. Hal ini berarti bahwa lingkungan kerja yang meliputi lingkungan kerja fisik dan lingkungan kerja psikologis akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Lingkungan kerja fisik yang baik

(28)

seperti ruangan kerja karyawan, ruangan rapat, dan fasilitas umum di kantor yang bersih, rapi, aman, dan nyaman akan membantu karyawan agar dapat menyelesaikan program-program kerja perusahaan dengan tepat dan teliti. Selain itu lingkungan kerja psikologis yang meliputi struktur kerja, tanggung jawab kerja, perhatian dan dukungan pimpinan, kerjasama kelompok kerja, dan kelancaran komunikasi juga akan menghasilkan kinerja yang tinggi. Lingkungan kerja fisik yang baik seperti fasilitas umum, ruangan rapat yang bersih dan nyaman akan mendukung karyawan dalam menyelesaikan pekerjaan. Lingkungan kerja psikologis yang baik seperti adanya komunikasi yang terbuka, teamwork yang baik antar karyawan dan pimpinan dalam menghasilkan solusi untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul pada kapal-kapal milik Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya, misalnya jika ada kapal yang rusak di tempat terpencil dan harus segera diperbaiki agar dapat beroperasi kembali. Selain itu dukungan pimpinan terhadap bawahan juga dibutuhkan karena pimpinan yang umumnya berusia di atas 50 tahun lebih berpengalaman dalam menghadapi permasalahan pada kapal- kapal milik Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya.

Hasil dalam penelitian ini juga menunjukan bahwa motivasi berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya dengan t hitung sebesar 8.867. Hal ini berarti bahwa motivasi akan memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Karyawan yang mempunyai motivasi tinggi, dilihat dari intensity, direction, dan persistence akan menghasilkan kinerja karyawan yang tinggi. Jadi motivasi yang tinggi dari karyawan seperti bekerja keras dalam menyelesaikan tugas yang diberikan oleh pimpinan, mempunyai inisiatif dan keuletan tanpa mengenal waktu baik siang ataupun malam dalam mensupervisi pengoperasian ,perawatan dan perbaikan kapal-kapal milik Unit Perkapalan PT.

Pelindo III Surabaya sehingga pada akhirnya pimpinan mengharapkan tugas-tugas yang diberikan kepada karyawan dapat selesai dengan sesuai standar perusahaan, sesuai target dan tepat waktu.

Selanjutnya hasil penelitian juga menunjukkan bahwa lingkungan kerja dan motivasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya dengan F hitung 51.197. Nilai Koefisien determinasi

(29)

(R2)sebesar 0.238 mempunyai arti bahwa faktor lingkungan kerja kerja yang meliputi lingkungan kerja fisik & lingkungan kerja psikologis dan motivasi memberikan kontribusi sebesar 23,8%, Sedangkan sisanya sebesar 76,2%

dipengaruhi oleh faktor-faktor lain di luar lingkungan kerja dan motivasi, faktor tersebut bisa berupa budaya kerja, kepemimpinan, kompensasi, dan lain- lain.

Berdasarkan nilai Koefisien determinasi parsial, faktor motivasi memiliki pengaruh yang lebih besar daripada lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya. Ini bisa dilihat dari nilai kontribusi yang berada di atas 50%. Hal ini dimungkinkan karena pekerjaan-pekerjaan yang harus ditangani oleh karyawan Unit Perkapalan PT. Pelindo III Surabaya cukup banyak sehingga dibutuhkan motivasi yang tinggi dari karyawan agar pekerjaan- pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik.

Gambar

Gambar  4.1. Struktur Organisasi  (Sumber: Data dari General Manager Unit Perkapalan PT
Tabel 4.1 Uji Validitas Variabel Lingkungan Kerja (X1)  Pertanyaan  X1  Koefisien Korelasi  Tingkat  signifikansi  Keterangan  X11 0,556  0,001 Valid  X12 0,625  0,000 Valid  X13 0,762  0,000 Valid  X14 0,743  0,000 Valid  X15 0,685  0.000 Valid  X16 0,575
Tabel 4.2 Uji Validitas Variabel Motivasi (X2)  Pertanyaan  X2  Koefisien Korelasi  Tingkat  signifikansi  Keterangan  X21 0,683  0,000 Valid  X22 0,759  0,000 Valid  X23 0,745  0,000 Valid  X24 0,451  0,008 Valid  X26 0,635  0,000 Valid  X27 0,665  0,000
Tabel 4.3 Uji Validitas Variabel Kinerja Karyawan (Y)  Pertanyaan Y  Koefisien  Korelasi  Tingkat  Signifikansi  Keterangan  Y1 0,792 0,000  Valid  Y2 0,683 0,000  Valid  Y3 0,434 0,012  Valid  Y4 0,698 0,000  Valid  Y5 0,633 0,000  Valid  Y6 0,778 0,000
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang (Gandahusada, 1998). Waktu keaktifan mencari darah dari masing - masing nyamuk berbeda – beda, nyamuk yang aktif

Kembalinya dasar pengaturan hukum agraria kepada hukum asli Indonesia terdapat dalam Pasal 5 UUPA, bahwa hukum agraria yang berlaku atas bumi, air dan ruang

Berdasarkan SPTPD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 ayat (1), BBNKAA dihitung dan ditetapkan oleh Gubernur dengan mengacu kepada perhitungan sebagaimana

,engingatkan kembali ke&#34;ada ibu tentang &#34;ers/nal $ygiene &#34;ada balita  dengan membiasakan kebiasaan 9u9i tangan setela$ melakukan aktiitas?.

Dalam penjilidan kembali bahan pustaka atau buku pada Perpustakaan Universitas HKBP Nommensen di lakukan dengan menggunakan lem.. Penjilidan dengan menggunakan paku dan hekter

Dengan kata lain, dapat disimpulkan bahwa peningkatan produksi keripik pare ke depan lebih menjanjikan dari pada keripik sayur lainnya, disamping pula ada

Dalam perhitungan itu ada pengakuan biaya tahun berjalan, karna biaya belum terealisasi maka secara pajak tidak boleh dibebankan sebagai biaya sehingga dikoreksi