• Tidak ada hasil yang ditemukan

PARADIPLOMASI KOTA BANDAR LAMPUNG MENUJU PERLUASAN PASAR UMKM KE PASAR INTERNASIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PARADIPLOMASI KOTA BANDAR LAMPUNG MENUJU PERLUASAN PASAR UMKM KE PASAR INTERNASIONAL"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL PENELITIAN DOSEN PEMULA UNIVERSITAS LAMPUNG

PARADIPLOMASI KOTA BANDAR LAMPUNG MENUJU PERLUASAN PASAR UMKM

KE PASAR INTERNASIONAL

PROGRAM STUDI HUBUNGAN INTERNASIONAL PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG 2021

(2)

DAFTAR ISI

Halaman

BAB 1. PENDAHULUAN……….…….…... 1

A. Latar Belakang……….……….….…….….. 1

B. Permasalahan……….……..……... 3

C. Tujuan Khusus………...………...… 3

D. Urgensi/Keutamaan Penelitian………..……..………. 3

E. Target Temuan……….. 4

F. Kontribusi Pada Pengetahuan……… 4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ………..………. 5

A. Diplomasi Ekonomi……….………. 5

B. Konsep Paradiplomasi………..……… 6

C. Pelaksanaan Paradiplomasi: Interaksi Horizontal Dalam Multilevel Governance ……….……… 7

D. Studi Pendahuluan……….……… 8

E. Peta Jalan (Road Map) Penelitian ……… 11

F. Kontribusi Penelitian……….……… 11

BAB 3. METODE PENELITIAN………...……….. 12

A. Metode Penelitian………...………. 12

B. Bagan Alir Penelitian………..……….. 13

BAB 4. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN………..………. 14

A. Rencana Anggaran Biaya ………. 14

B. Jadwal Penelitian ………. 15

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Rencana Anggaran Kegiatan... 14

Tabel 2. Jadwal Penelitian ……….……… 15

DAFTAR BAGAN Halaman Bagan 1. Peta Jalan (Road Map) Penelitian………...………….. 11

Bagan 2. Diagram Penelitian………..……….. 13

(3)

RINGKASAN

Penelitian ini mengkaji paradiplomasi Kota Bandar Lampung yaitu kerjasama daerah dengan pihak internasional. Pemerintah daerah dalam menjalankan peran paradiplomasi membawa kepentingan daerah sekaligus harus tetap menyelaraskan dengan kebijakan pemerintah pusat dan kepentingan nasional. Sejak periode awal hingga kedua Pemerintahan Presiden Jokowi memprioritaskan kebijakan luar negeri yaitu diplomasi ekonomi dengan prioritas pada perdagangan, investasi dan pariwisata. Bahkan, pada masa Pandemi Covid-19 pemerintah juga tetap memiliki harapan terlaksananya diplomasi ekonomi, dengan tujuan khusus sebagai formula bangkit dari keterpurukan.

Pada aspek perdagangan, sektor unggulan didasarkan atas basis ekonomi Indonesia yaitu Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), namun sebagian besar UMKM belum menjalin kemitraan. Selain itu, pembiayaan kredit perbankan terhadap UMKM termasuk rendah dibanding negara anggota Asean. Oleh sebab itu gerak pemerintah mengejar ketertinggalan dan peningkatan kinerja UMKM sangat penting. Pertanyaan penelitian adalah “Bagaimana kemampuan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menjalankan paradiplomasi bagi perluasan pasar UMKM ke internasional dan keselarasan dengan prioritas program UMKM sebagai bagian dari kebijakan diplomasi ekonomi pemerintah pusat?”

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep paradiplomasi, multilevel governance khusus pada aspek interaksi horizontal, dan kepemimpinan. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah kualitatif dengan teknik pengambilan data secara primer dan sekunder. Penelitian akan menghasilkan:

pertama analisa pemerintahan global meliputi konsep, kompetensi dan jaringan.

Kedua, analisa kepemimpinan, memperbandingkan tiga kemampuan tersebut dengan kerangka alur pikir aktor maupun kebijakan terkait paradiplomasi. Ketiga, analisa kemampuan Pemkot Bandar Lampung menjalankan paradiplomasi bagi perluasan UMKM ke pasar internasional dan keselarasannya dengan prioritas UMKM sebagai bagian kebijakan diplomasi ekonomi.

Kata Kunci: Paradiplomasi, Multilevel Governance, Kepemimpinan Lokal

(4)

BAB 1. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Arus globalisasi yang ditandai dengan arus modal, sumber daya, dan teknologi menjadi peluang sekaligus tantangan bagi pemerintah daerah. Seiring dengan sistem desentralisasi, pemerintah daerah juga menjadi aktor non negara dalam dinamika global. Aktivitas yang dinamai paradiplomasi atau pararel diplomasi ini, diharapkan tidak lepas dari kerangka prioritas kebijakan pemerintah pusat.

Paradiplomasi di bidang ekonomi dapat menjadi bagian dari strategi kebijakan luar negeri Indonesia guna mencapai tujuan-tujuan ekonomi1. Pada era Pemerintahan Presiden Joko Widodo pada periode 2015-20192 dan periode kedua 2019-20243, salah satu program prioritas utama kebijakan luar negeri adalah memperkuat kinerja diplomasi ekonomi. Tujuannya adalah mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Sayangnya, pada tahun 2020 dunia menghadapi Pandemi Covid-19, sehingga sektor ekonomi mengalami keterpurukan. Namun, pemerintah tetap bertekad fokus pada diplomasi ekonomi dan pemberdayaan UMKM, yang diyakini dapat menjadi faktor penting pada masa pemulihan.

Diplomasi ekonomi terbagi atas empat aktivitas utama yakni perdagangan, investasi, pariwisata dan kerjasama pembangunan. Pada instrumen perdagangan harus memiliki komoditas nasional yang bersaing, baik berupa produk pertanian maupun industri. Keunggulan atau kapasitas daya saing ini tidak hanya menciptakan produksi tetapi juga memperluas pasar ke negara lain. Maka, keuntungan nasional yang diperoleh dari perdagangan meningkat. Pemerintah juga berupaya meningkatkan investasi dalam negeri dan luar negeri, tentu saja ini bermanfaat bagi keberadaan infrastruktur ekonomi dan industri. Di luar investasi dan perdagangan,

1 Pujayanti, Adirini 2016, ‘Peran Daerah Dalam Diplomasi Ekonomi’, Politica Vol. 7 No. 1 Mei 2016.

2 Haryono, Endi 2018, ‘Diplomasi Ekonomi sebagai Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia tahun 2015-2018: Tantangan dan Peluang’, Global Strategis, Th. 13, No. 2 hal 1-14.

3Periode 2019-2024, Kemlu lanjutkan prioritas 4+1 dalam polugri RI, https://www.antara news.com/berita/1137011/periode-2019-2024-kemlu-lanjutkan-prioritas-4-1-dalam-polugri-riSelasa, 29 Oktober 2019 17:15 WIB, akses pada 20 Februari 2021.

(5)

pariwisata dan pengembangan industri terkait menjadi instrumen tambahan yang semakin penting4.

Terkait diplomasi ekonomi, pemerintah pusat menitikberatkan pada pengembangan sektor UMKM. Sebagian besar usaha Indonesia sebanyak 99 persen didominasi UMKM, namun 93 persen UMKM belum menjalin kemitraan5. Selain itu, pembiayaan kredit perbankan terhadap UMKM rendah dibanding negara anggota Asean6. Oleh sebab itu gerak pemerintah mengejar ketertinggalan dan peningkatan kinerja UMKM sangat penting. Terlebih dari 80% output ekonomi global dihasilkan oleh kota-kota kontemporer. Mereka adalah titik di mana produktivitas, inovasi, dan kekayaan bertemu7. Ini cukup menjadi motivasi bagi pemerintah pusat dan daerah bersinergi memberdayakan UMKM.

Sementara itu kondisi di Lampung masa sebelum pandemi, data SE2016- Lanjutan menunjukkan bahwa pengelolaan UMK dilakukan secara sederhana.

Jumlah UMK yang tidak berbadan usaha mendominasi yaitu mencapai 92,86 persen.

Mayoritas UMK juga belum menggunakan komputer dan memanfaatkan internet.

Masa Pandemi Covid-19,8 pemerintah pusat berupaya sektor UMKM bisa menerima suntikan modal dari investor asing. Langkah ini diambil dalam rangka memberikan dukungan kepada pelaku usaha UMKM agar bisa bangkit9.

Tantangan UMKM meningkat pada masa pandemi Covid-19 sejak tahun 2020. Maka ini juga menjadi bagian prioritas diplomasi Kementerian Luar Negeri RI pada tahun 2021, yaitu memperkuat kerjasama ekonomi digital dan ekonomi kreatif terutama untuk UMKM10. Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Lampung terus berupaya mendorong pelaku UMKM Lampung agar bergabung menjadi anggota

4 Op. Cit, Haryono, Endi 2018.

5 Kemenkop dan UKM 2019 dalam Yustika, Ahmad Erani 2021, ‘Politik Pembangunan UMKM’, Kompas, 15 Februari 2021.

6 Yustika, Ahmad Erani 2021, ‘Politik Pembangunan UMKM’, Kompas, 15 Februari 2021.

7 Polese 2011 dalam Simon Curtis, Simon 2016. ‘Cities and Global Governance: State Failure or a New Global Order?’, Millennium: Journal of International Studies 2016, Vol. 44(3) 455 – 477, sagepub.co.uk/journals, Permissions.nav. DOI: 10.1177/0305829816637233

8 Potensi Usaha Mikro Kecil Provinsi Lampung, 2018, Sensus Ekonomii 2016, No. ISBN: 978-602- 7746-16-9, BPS Provinsi Lampung.

9 Al Faqir, Anisyah 2020, ‘Syarat Investasi Asing di UMKM: Wajib Gandeng Perusahaan Lokal Daerah’, Merdeka (https://www.merdeka.com/) Senin, 13 Juli 2020, akses pada 15 Februari 2021.

10 Diplomasi Indonesia di Tahun 2020 dan 2021, https://www.solid.or.id/v1/2021/01/06/diplomasi- indonesia-di-tahun-2020-dan-2021/ January 6, 2021, akses pada 19 Februari 2021.

(6)

koperasi guna mempermudah penyaluran pinjaman11. Dalam hal ini, peneliti tertarik untuk mengkaji aspek paradiplomasi pemerintah daerah di Provinsi Lampung, khususnya Kota Bandar Lampung dalam memfasilitasi UMKM untuk mampu memperluas pasar internasional. Terlebih pemerintah Kota Bandar Lampung menjadi pelopor kebijakan e-government yang berelasi meningkatkan produktivitas UMKM, sehingga memiliki harapan besar pada akses pasar internasional.

B. Permasalahan

Bagaimana kemampuan Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam menjalankan paradiplomasi bagi perluasan pasar UMKM ke internasional dan keselarasan dengan prioritas program UMKM sebagai bagian dari kebijakan diplomasi ekonomi pemerintah pusat?

Uraiannya sebagai berikut:

1. Siapa saja aktor yang berelasi pada aktifitas paradiplomasi UMKM Kota Bandar Lampung?

2. Apasaja wawasan global para aktor tersebut pada paradiplomasi UMKM Kota Bandar Lampung pada upaya perluasan pasar?

3. Bagaimana kepemimpinan Pemkot Bandar Lampung dalam menjalankan paradiplomasi UMKM dan keselarasannya dengan kebijakan diplomasi ekonomi pemerintah pusat?

C. Tujuan Khusus

Penelitian ini untuk menjawab kapasitas paradiplomasi pada Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam rangka perluasan pasar UMKM ke pasar internasional.

Kajian ini menyoroti dimensi horizontal pendekatan multilevel governance, yaitu relasi aktor lokal antara pemerintahan, swasta, dan masyarakat. Peran relasi aktor akan dilihat pada aspek pemahaman paradiplomasi, kualitas produksi UMKM daerah, dan jaringan. Ketiganya terintegrasi pada analisa kepemimpinan daerah, menghubungkan antara kepemimpinan dan kebijakan paradiplomasi.

11 Dinas KUMK Lampung Dorong Pelaku UMKM jadi Anggota Koperasi. Jumat, 7 Agustus 2020, https://www.antaranews.com/berita/1654450/dinas-kumk-lampung-dorong-pelaku-umkm-jadi- anggota koperasi, akses pada 17 Februari 2021.

(7)

D. Urgensi/Keutamaan Penelitian

Penelitian ini melihat pentingnya dinamika kota dalam kajian paradiplomasi, sebagai kekuatan baru dalam Hubungan Internasional. Ini menjadi aktifitas progresif dalam rangka memperjuangkan kepentingan daerah. Selain itu, pemerintah daerah memiliki peran vertikal dan horizontal dalam menjalankan paradiplomasi, pada aspek inilah kajian Ilmu Pemerintah memerinci pentingnya kepemimpinan dilihat pada aspek pemahaman paradiplomasi, kualitas produksi, dan jaringan.

E. Target Temuan

1. Identifikasi pemetaan potensi prioritas UMKM di Kota Bandar Lampung yang menjadi andalan memasuki pasar luar negeri.

2. Identifikasi pemetaan peningkatan level produktivitas UMKM per tahun, sebagai data ketercapaian program pemberdayaan UMKM.

3. Identifikasi kebijakan pendukung terlaksananya paradiplomasi di Kota Bandar Lampung.

4. Analisa kapasitas paradiplomasi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam produktivitas kinerja UMKM pada dimensi pemahaman kepemimpinan, relasi dan koordinasi, serta jaringan.

5. Hasil penelitiantelaah bagi paradiplomasi Pemerintah Kota Bandar Lampung dalam peran diplomasi ekonomi sebagai sarana mengoptimalkan peningkatan perluasan pasar UMKM.

F. Kontribusi Pada Pengetahuan

Penelitian ini memberikan kontribusi pada penguatan konsep paradiplomasi sebagai bagian dari kajian diplomasi dalam Hubungan Internasional. Paradiplomasi sebagai konsep yang menjelaskan dinamika kota sebagai aktor yang membawa kepentingan daerah. Pada Ilmu Pemerintahan, kapasitas pemerintah daerah sebenarnya juga ditujukan dalam kontestasi global. Dalam Ilmu Pemerintahan ini dapat merujuk pada perkembangan pemikiran mengenai tata kelola pemerintahan.

(8)

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

A. Diplomasi Ekonomi

Diplomasi ekonomi didefinisikan sebagai upaya sistematis yang dijalankan suatu negara dengan memanfaatkan sejumlah kekuatan dan sumber daya ekonomi yang dimiliki seperti pemberlakuan sanksi atau pemberian rewards agar tercapai tujuan politik luar negerinya. Tujuan utama mendorong kinerja diplomasi ekonomi adalah kemajuan atau peningkatan pembangunan ekonomi nasional. Ini termaktub pada tujuan politik luar negeri Indonesia dalam Renstra Kemenlu 2015-201912. Pengambilan keputusan dan negosiasi pada hubungan ekonomi internasional, dan lebih dari proses struktur kekuasaan atau semesta kepentingan sektoral atau nasional13. Fokus pada aktivitas pembuatan keputusan dan negosiasi dalam bidang perdagangan, investasi, tenaga kerja dan lingkungan hidup14. Menurut Aleksius Jemadu (2015), asumsi utama bagi para pendukung promosi diplomasi ekonomi adalah bahwa negara berkembang seperti Indonesia sepatutnya memprioritaskan kepentingan ekonomi daripada kepentingan politik karena dengan ekonomi yang kuat yang pada gilirannya mampu membiayai pertahanan dan keamanan yang kuat dan meningkatkan bargaining power serta tak kalah penting, relative power15.

Kemenlu RI menekankan diplomasi ekonomi menjadi salah satu prioritas utama dalam kebijakan luar negeri Indonesia. Hal ini tertuang dalam Arah Kebijakan dan Strategi Renstra Kemlu Tahun 2015-2019, dimana penguatan diplomasi ekonomi merupakan salah satu dari 8 arah kebijakan yang disepakati. Dalam membumikan diplomasi ekonomi, Menlu RI dalam pernyataan pers tanggal 29 Oktober 2014 menekankan setidaknya terdapat 4 pilar diplomasi ekonomi yakni:

12 Sabaruddin, Sulthon Sjahril 2016, ‘Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia. Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi,’ Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016). http://journal.unpar. ac.id/index.php/JurnalIlmiah Hubungan Internasional /article/view/2545/2399, hal 1, akses pada 10 Februari 2021.

13 Bayne, N, dan Woolcock, S 2007. What is Economic Diplomacy dalam Bayne, N dan Woolcock, S (eds) 2007, The New Economic Diplomacy: Decision-Making and Negotiations in International Economic Relations, Ashgate Publishing Company, England.

14 Stephen Woo lcock 2012, UK European Union Economic Diplomacy The Role of the EU in External Economic Relations, Ashgate Publishing Company, England, hal 9-10.

15 Jemadu, A 2015, ‘Diplomasi Ekonomi Indonesia: Menuju Solusi yang lebih Komprehensif’, Jurnal Hubungan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta, Edisi Januari-Juni, Vol. 30, No. 2.

(9)

melakukan perluasan dan peningkatan akses pasar produk Indonesia, mendorong investasi asing pada sektor prioritas Indonesia, sebaliknya juga melindungi investasi Indonesia di luar negeri; serta pemanfaatan ASEAN Economic Community (AEC).

Salah satu aspek penting dari diplomasi ekonomi adalah meningkatkan kerjasama perdagangan, investasi dan pariwisata (Trade, Tourism, Investment / TTI). Adapun tujuan utama kerjasama TTI tersebut adalah mendorong ekspor Indonesia, meningkatkan investasi dan meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara, dalam rangka mendorong perekonomian nasional. Selain itu, TTI merupakan sumber devisa penting bagi perekonomian Indonesia dan sebagaimana diamanatkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.

B. Konsep Paradiplomasi

Paradiplomasi mengacu pada perilaku dan kapasitas untuk melakukan hubungan luar negeri dengan pihak asing yang dilakukan oleh entitas ‘sub-state’, atau pemerintah regional/pemda, dalam rangka kepentingan mereka secara spesifik16. Aldecoa dan Keating menjelaskan lima faktor pembangun paradiplomasi yaitu:

motif, tujuan, struktur dan sumber daya, intensitas dan frekuensi partisipasi daerah, serta strategi implementasinya17. Selanjutnya daerah menyusun rancangan strategi dan sistem: yaitu perencanaan, pengelolaan, monitoring dan kontrol, serta sistem evaluasi dan penyempurnaan18.

Paradiplomasi oleh daerah sejalan dengan prioritas kerja pemerintah pusat dan kepentingan nasional. Pemda dan pemerintah pusat menyesuaikan, keuntungan dan dampak positifnya, modal dan sumber dayanya, keberadaan komponen legal, rekam jejak pihak yang terlibat dalam paradiplomasi (internal performance legacy), dan rekam jejak target paradiplomasi (external performance legacy). Hal itu menjadi komponen pertimbangan kebijakan luar negeri menyangkut perdagangan dan investasi, masalah lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan, pariwisata dan

16 Wolff , Stefan 2009 dalam Mukti, Takdir Ali 2013, Paradiplomasi Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda Di Indonesia, The Phinisi Press Yogyakarta.

17 Aldecoa, Francisco, Michael Keating, et.all 2013, Paradiplomacy In Action: The Foreign Relations of Subnational Governments, Routledge New York.

18 Aldecoa, Francisco, Michael Keating, et.all 2013, ibid..

(10)

budaya serta olahraga, kebijakan-kebijakan sosial, pembangunan ekonomi (industri, infrastruktur, dan agrikultur), komunikasi dan branding, penerima dan penyaluran pinjaman, pendampingan pembangunan internasional, lobi internasional daerah, penyelenggaraan kegiatan internasional19. Nilai paradiplomasi adalah menjaga keseimbangan dimensi: motivational-opportunity, cost-benefit, kewenangan pusat- daerah, pelibatan masyarakat sipil-swasta, focus high politics-low politics, serta unsur daerah (internal daerah)-global (dinamika internasional)20.

C. Pelaksanaan Paradiplomasi: Interaksi Horizontal Dalam Multilevel Governance

Sinergi antara pemerintah daerah dan pemerintah pusat dalam mengelola kerjasama luar negeri, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri mempunyai wewenang memadukan potensi kerjasama. Wewenangnya adalah mencari terobosan baru (inisiator); menyediakan data yang diperlukan (informator); mencari mitra kerja di luar negeri; mempromosikan potensi daerah di luar negeri (promotor);

memfasilitasi penyelenggaraan hubungan kerjasama luar negeri (fasilitator); dan memberi perlindungan kepada daerah (protector)21.

Pendekatan multilevel governance menawarkan kompromi antara masyarakat internasional dan pemerintahan dunia. Ini melibatkan pemberdayaan banyak aktor di atas dan di bawah negara, termasuk individu, gerakan sosial, LSM dan lembaga yang terdiri dari masyarakat sipil. Ini melibatkan fusi atau kalibrasi ulang aktor publik dan swasta, berkumpul dalam jaringan fungsional hybrid untuk menemukan solusi bagi masalah tindakan kolektif yang diinginkan oleh negara. Ini adalah bentuk interaksi yang horizontal, non-hierarkis, dan merangkul dinamika pengorganisasian diri dari bawah ke atas. Proposisi normatifnya adalah bahwa mereka melewati struktur

19 Tavares, Rodrigo 2016, Paradiplomacy: Cities and States as Global Players, Oxford University Press, New York.

20 Op. Cit, Aldecoa, Francisco, Michael Keating, et.all 2013.

21 Arsyad dan Masrie, 2010 dalam Fathun, Laode Muhamad, ‘Paradiplomasi Menuju Kota Dunia:

Studi Kasus Pemerintah Kota Makassar’, Indonesian Perspective Volume 1 Nomor. 1 (Januari‐Juni):

75‐94.

(11)

vertikal, hierarkis, dan tersentralisasi (statis) di mana kekuasaan telah begitu sering mengeras dalam sejarah abad ke-2122.

Pemerintahan berwawasan global dilaksanakan dengan membangun konsep 3C versi Moss Kanter yakni: concept yakni pemerintah daerah harus punya ide inovatif dalam mempromosikan daerahnya, competence yakni pemerintah daerah harus berani memposisikan diri sebagai produsen yang memiliki quality, cost, delivery, and service, dan connection yakni pemerintah daerah harus membangun networking sebanyak mungkin baik dalam negeri maupun luar negeri23.

Selanjutnya adalah aspek kepemimpinan politik lokal membentuk internasionalisasi perkotaan. Strategi dalam membina kemitraan dengan pemain lokal, dan sangat global untuk mendapatkan sumber daya, baik itu politik, kognitif atau keuangan, untuk melaksanakan proyek perkotaan besar. Pemimpin sebagai manajer jaringan, menghubungkan, membangun, dan mengelola jaringan, adalah satu pendekatan. Mengikuti kerangka konseptual24, empat rangkaian faktor berdampak pada pelaksanaan kepemimpinan politik lokal: lingkungan eksternal (lembaga internasional, proses dan kekuatan ekonomi nasional dan internasional, kebijakan nasional); pengaturan kelembagaan (kemitraan, jaringan informal); isu-isu dalam agenda lokal; karakteristik pribadi para pemimpin. Pemimpin lokal sangat penting untuk memahami mengapa kota-kota telah mengembangkan strategi dan sampai batas tertentu cara mereka melakukannya. Selanjutnya, peluang internasionalisasi perkotaan dari para pemimpin lokal adalah membangun hubungan baru dengan pengikut mereka. Kota-kota dalam permainan internasional, baik itu sosial, politik, atau ekonomi, sangat terkait dengan sifat pengikut yang ingin diyakinkan atau dibujuk oleh pemimpin lokal25.

Dalam hal ini, posisi penelitian adalah mengkaji peran paradiplomasi dengan menggunakan pendekatan multilevel governance. Pendekatan ini, peneliti membatasi

22 Curtis, Simon 2016, ‘Cities and Global Governance: State Failure or a New Global Order?’, Millennium: Journal of International Studies, Vol. 44(3) 455–477, sagepub.co.uk/journals Permissions.nav, DOI: 10.1177/0305829816637233.

23 Kertajaya & Yuswohady, 2005 dalam Fathun, Laode Muhamad ‘Paradiplomasi Menuju Kota Dunia: Studi Kasus Pemerintah Kota Makassar’, Indonesian Perspective Volume 1 Nomor. 1 (Januari‐Juni): 75‐94.

24 Sweeting 2002 dalam Martins, Lionel dan Jose Manuel Rodriguez Alvarez 2007, ‘Towards Glocal Leadership: Taking Up The Challenge of New Local Governance in Europe? Environment and Planning ‘, Government and Policy volume 25, pages 391 – 409.

25 Burns 1978 dalam Lionel Martins dan Jose Manuel Rodriguez Alvarez 2007, ibid.

(12)

fokus kepada aspek horizontal di level pemerintah daerah saja. Pendukung argumen ini bahwa kepentingan paradiplomasi harus berdasar inisiasi pemerintah daerah berdasar kepentingan daerah. Meskipun masih pada kerangka kebijakan pemerintah pusat, bukan sekedar menunggu intruksi pemerintah pusat. Selanjutnya untuk menjelaskan dinamika lokal dalam paradiplomasi yang muaranya sebagai pendukung kebijakan pemerintah pusat yaitu dengan pendekatan pemerintahan berwawasan global dengn 3C concept, competence, connection. Ketiga pendekatan ini akan diintegrasikan dengan pendekatan kepemimpinan sebagai kemampuan penting berjalannya program.

D. Studi Pendahuluan

Penelitian mengenai kemampuan pemerintah daerah dalam menjalankan peran subnasional dan paradiplomasi sudah banyak, seiring dengan perkembangan penerapan subnasional itu sendiri. Penelitian ‘Paradiplomaci: Bangkitnya Aktor Lokal di Fora Internasional’ dalam jurnal The Politics Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin volume 1, number 1, Januari 2015 oleh Takdir Ali Mukti menjelaskan paradiplomasi juga relevan dengan kepentingan daerah.

Artikel jurnal berjudul ‘Menuju Berkeseimbangan’ Sadu Sistiono pada Jurnal Ilmu Politik, Edisi 21, 2010 menyimak pengalaman selama ini, perlu dipikirkan filosofis dan paradigma perubahan dalam politik desentralisasi di Indonesia. Arahnya adalah pada desentralisasi berkeseimbangan, dengan menyeimbangkan antara prinsip demokratisasi dengan prinsip efektivitas dan efisiensi, serta antara hak, wewenang, kewajiban pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dan antar pemerintah daerah.

Penelitian berjudul ‘Potensi Paradiplomasi Dalam Mendukung Kinerja Diplomasi Indonesia Menuju Komunitas Asean’ oleh Christy Damayanti pada Transformasi Vol. XIV No 22 Tahun 2012 menulis bahwa meningkatnya kewenangan daerah, arus informasi, pergerakan modal dan migrasi manusia yang bergerak secara kompleks lintas budaya, lintas negara, lintas benua, menghadapkan daerah-daerah baik provinsi maupun kabupaten/kota tidak akan mampu mengelakkan dari pengaruh internasional sekaligus berhadapan dengan berbagai kesempatan mendapatkan sesuatu yang positif bagi kepentingan daerah sekaligus kepentingan nasional.

(13)

Penelitian ‘Penerapan E-Government Dalam Paradiplomasi Pemerintah Kota Bandung’ oleh Rino Adibowo, Sylvia Octa Putri pada Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No. 2/Desember 2016 menjelaskan seiring dengan perkembangan globalisasi, aktor dalam hubungan internasional bukan lagi hanya negara akan tetapi semua komponen masyarakat dapat menjadi aktor hubungan internasional tidak terkecuali pemerintah daerah/kota. Peran pemerintah kota sebagai aktor subnasional semakin didorong dan dititikberatkan pada kemampuan dalam menjalin kerjasama internasional.

Selanjutnya penelitian ‘Paradiplomasi Kota Bukittinggi Dengan Malaysia Dalam Peningkatan Kunjungan Wisata’ oleh Rika Isnarti, dalam Mandala Jurnal Hubungan Internasional Vol.1 No.2 Juli-Desember 2018 menjelaskan tentang potensi UMKM di Bukittinggi yang kemudian difasilitasi oleh pemerintah daerahnya agar dapat memperluas pasar ke luar negeri.

Beberapa hal yang dapat disimpulkan dari penelitian-penelitian kapasitas pemerintah daerah dalam kerjasama luar negeri adalah: penelitian lebih banyak mengeksplor tentang keberhasilan sebuah daerah dalam menjalin kerjasama.

Penelitian ini berdasarkan konsep paradiplomasi bahwa paradiplomasi harus selaras dengan prioritas program pemerintah pusat dan kepentingan nasional. Oleh sebab itu, posisi penelitian lebih melihat kesiapan dan kapasitas pemerintah Kota Bandar Lampung dalam paradiplomasinya yang menyelaraskan dengan kemauan pemerintah pusat.

(14)

aktor, pemerintah, swasta, dan masyarakat.

n

E. Peta Jalan (Road Map) Penelitian

Bagan 1. Peta Jalan (Road Map) Penelitian

F. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini mengkonfirmasi adanya konsep paradiplomasi pada konteks kota di Indonesia, antara kemampuan pemerintah daerah dan keselarasannya dengan kerangka kewenangan pemerintah pusat.

PARADIPLOMASI

KEPEMIMPINAN

Kontribusi Penelitia Relasi Aktor pemerintahan swasta masyarakat

COMPETENCE C

O N C E P T

C O N N E C T PEMERINTAHAN

BERWAWASAN GLOBAL

(15)

BAB 3. METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan teknik pengambilan data yaitu telaah pustaka (library research), data sekunder berasal dari berbagai lembaga terkait dan wawancara berdasarkan pada uraian masalah dan state of the art yang telah dipaparkan.

Peneliti membuat strategi meneliti pada masa Pandemi Covid-19, yaitu peneliti memfokuskan pada tahun 2015-2019. Selanjutnya tahun 2020 hingga 2021 akan mempertimbangkan juga sisi keterpurukan dan upaya pemulihan yang dilakukan oleh para aktor terkait UMKM.

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan:

1. Identifikasi pemetaan potensi prioritas UMKM di Kota Bandar Lampung yang menjadi andalan memasuki pasar luar negeri. Sumber data dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandar Lampung.

2. Identifikasi pemetaan peningkatan level produktivitas UMKM per tahun, sebagai data ketercapaian program pemberdayaan UMKM. Sumber data BPS Kota Bandar Lampung dan Sumber data dari Dinas Koperasi dan UKM Kota Bandar Lampung.

3. Identifikasi aktor pemerintahan, swasta, dan masyarakat, diantaranya Pemerintah Kota Bandar Lampung terkait kebijakan UMKM, DPRD, Pelaku UMKM, Kadin Kota Bandar Lampung, HIPMI Kota Bandar Lampung, dan komunitas UMKM.

4. Analisa pemerintahan global meliputi concept yaitu pemahaman aktor mengenai paradiplomasi dalam konteks perannya sehingga mampu menghasilkan inovasi ide dalam mewujudkan perluasan pasar ke luar negeri bagi UMKM. Competence yaitu kemampuan pemerintah, UMKM, stakeholder dalam kerangka kualitas produk. Connect yaitu relasi kemampuan pemerintah membangun jaringan, dengan pemerintah pusat dan luar negeri.

(16)

Identifikasi pemetaan peningkatan level produktivitas UMKM per tahun.

Identifikasi pemetaan potensi prioritas UMKM di Kota Bandar Lampung yang menjadi andalan memasuki pasar luar negeri.

5. Analisa kepemimpinan, memperbandingkan 3C tersebut dengan kerangka alur pikir aktor maupun kebijakan terkait paradiplomasi.

6. Kesimpulan kemampuan Pemkot Bandar Lampung menjalankan paradiplomasi bagi perluasan UMKM ke pasar internasional dan keselarasannya dengan prioritas UMKM sebagai bagian kebijakan diplomasi ekonomi.

B. Bagan Alir Penelitian Bagan 2. Diagram Penelitian

TAHAPAN 1 TAHAPAN 2

TAHAPAN 3

LUARAN KESIMPULAN Kemampuan dan keselarasan

Identifikasi aktor pemerintahan, swasta, dan masyarakat, diantaranya Pemerintah Kota Bandar Lampung terkait kebijakan UMKM, DPRD, Pelaku UMKM, Kadin Kota Bandar Lampung, HIPMI Kota Bandar Lampung, dan komunitas UMKM.

LUARAN

Analisa pemerintahan global meliputi concept, competence, connect

LUARAN: KEPEMIMPINAN, menghubungkan, membangun, dan mengelola

(17)

BAB 4. RENCANA ANGGARAN BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN

A. Rencana Anggaran Biaya Tabel 1. Rencana Anggaran Kegiatan

No. Komponen Biaya Persentase Maksimum

Rincian

1 Pengadaan alat dan bahan penelitian 30% Rp. 4.500.000,00

2 Biaya perjalanan penelitian 30% Rp. 4.500.000,00

3 Alat tulis kantor/bahan habis pakai 15% Rp. 2.250.000,00

4 Laporan/Diseminasi/Publikasi 25%

Rp. 3.750.000,00

Total 100% Rp. 15.000.000,00

Pengadaan Alat dan Bahan Penelitian

No. Uraian Volume Frekuensi Jumlah Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp) 1 Biaya online 3 orang 6 kali 18 100.000,00 1.800.000,00 2

Biaya komunikasi

3 orang 4 kali 12 100.000,00 1.200.000,00

3

Servis komputer

1 buah 2 kali 2 250.000,00 500.000,00

4 Servis print 1 buah 3 kali 3 200.000,00 600.000,00

5

Sewa Komputer

1 komputer

1 kali 1 400.000,00 400.000,00

Total 1 4.500.000,00

Biaya Perjalanan Penelitian

No. Uraian Volume Frekuensi Jumlah Biaya Satuan (Rp)

Biaya (Rp)

1

Perjalanan tim (ketua &

anggota)

2 orang 5 kali 10 350.000,00 3.500.000,00

2

Perjalanan tenaga pendukung (mahasiswa)

1 orang 5 kali 5 100.000,00 500.000,00

3 Perjalanan

seminar 1 orang 1 kali 1 500.000,00 500.000,00

Total 4.500.000,00

Alat Tulis Kantor/Bahan Habis Pakai

No. Uraian Volume Frekuensi Jumlah Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp)

1 ATK 1 paket 1 kali 1 450.000,00 450.000,00

2

Fotocopy bahan

5 bahan 1 kali 5 60.000,00 300.000,00

3

Konsumsi rapat tim

3 orang 10 kali 30 50.000,00 1.500.000,00

Total 2.250.000,00

(18)

Laporan/Diseminasi/Publikasi

No. Uraian Volume Frekuensi Jumlah Biaya Satuan

(Rp) Biaya (Rp)

1 Dokumentasi 1 paket 1 kali 1 100.000,00 100.000,00

2

Cetak proposal kegiatan

6 buah 1 kali 6 30.000,00 180.000,00

3

Cetak laporan akhir

10 buah 1 kali 10 30.000,00 300.000,00

4

Cetak laporan keuangan

2 buah 1 kali 2 20.000,00 40.000,00

5 Jurnal ilmiah 1 buah 1 kali 1 2.130.000,00 2.130.000,00 6

Jasa penerjemah

1 1 kali 1 1.000.000,00 1.000.000,00

Total 3.750.000,00

B. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan Bulan ke… Tahun 2021

Mei Jun Jul Ags Sep Okt 1 Persiapan:

a. Rapat tim peneliti

b. Mengurus Perijinan ke lembaga terkait

2 Pengumpulan Data dan Analisis Data:

a. Pengumpulan data b. Wawancara/FGD c. Tabulasi Data d. Pengujian Data

e. Analisis Data keseluruhan f. Intepretasi dan Kesimpulan 3 Pelaporan

4 Seminar

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Adibowo, Rino dan Sylvia Octa Putri 2016, ‘Penerapan E-Government Dalam Paradiplomasi Pemerintah Kota Bandung’, Jurnal Ilmu Politik dan Komunikasi Volume VI No. 2/Desember 2016.

Aldecoa, Francisco, Michael Keating, et.all 2013, Paradiplomacy In Action: The Foreign Relations of Subnational Governments, Routledge New York.

Al Faqir, Anisyah 2020, ‘Syarat Investasi Asing di UMKM: Wajib Gandeng Perusahaan Lokal Daerah’, Merdeka (https://www.merdeka.com/) Senin, 13 Juli 2020, akses pada 15 Februari 2021.

Arsyad dan Masrie, 2010 dalam Fathun, Laode Muhamad, ‘Paradiplomasi Menuju Kota Dunia: Studi Kasus Pemerintah Kota Makassar’, Indonesian Perspective Volume 1 Nomor. 1 (Januari‐Juni): 75‐94.

Bayne, N, dan Woolcock, S 2007. What is Economic Diplomacy dalam Bayne, N dan Woolcock, S (eds) 2007, The New Economic Diplomacy: Decision-Making and Negotiations in International Economic Relations, Ashgate Publishing Company, England.

Curtis, Simon 2016, ‘Cities and Global Governance: State Failure or a New Global Order?’, Millennium: Journal of International Studies, Vol. 44(3) 455–477, sagepub.co.uk/journals Permissions.nav, DOI: 10.1177/0305829816637233.

Damayanti, Christy 2012, ‘Potensi Paradiplomasi Dalam Mendukung Kinerja Diplomasi Indonesia Menuju Komunitas Asean’, Transformasi Vol. XIV No 22 Tahun 2012.

Dinas KUMK Lampung Dorong Pelaku UMKM jadi Anggota Koperasi. Jumat, 7 Agustus 2020, https://www.antaranews.com/berita/1654450/dinas-kumk-lampung- dorong-pelaku-umkm-jadi-anggota koperasi, akses pada 17 Februari 2021.

Diplomasi Indonesia di Tahun 2020 dan 2021, https://www.solid.or.id/v1 /2021/01/06/diplomasi-indonesia-di-tahun-2020-dan-2021/ January 6, 2021, akses pada 19 Februari 2021.

Haryono, Endi 2018, ‘Diplomasi Ekonomi sebagai Arah Kebijakan Luar Negeri Indonesia tahun 2015-2018: Tantangan dan Peluang’, Global Strategis, Th. 13, No. 2 hal 1-14.

Isnarti, Rika 2018, ‘Paradiplomasi Kota Bukittinggi Dengan Malaysia Dalam Peningkatan Kunjungan Wisata’, dalam Mandala Jurnal Hubungan Internasional Vol.1 No.2 Juli-Desember 2018.

(20)

Jemadu, A 2015, ‘Diplomasi Ekonomi Indonesia: Menuju Solusi yang lebih Komprehensif’, Jurnal Hubungan Luar Negeri Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Jakarta, Edisi Januari-Juni, Vol. 30, No. 2.

Kemenkop dan UKM 2019 dalam Yustika, Ahmad Erani 2021, ‘Politik Pembangunan UMKM’, Kompas, 15 Februari 2021.

Kertajaya & Yuswohady, 2005 dalam Fathun, Laode Muhamad ‘Paradiplomasi Menuju Kota Dunia: Studi Kasus Pemerintah Kota Makassar’, Indonesian Perspective Volume 1 Nomor. 1 (Januari‐Juni): 75‐94.

Mukti, Takdir Ali 2015, ‘Paradiplomasi: Bangkitnya Aktor Lokal di Fora Internasional’, Jurnal The Politics Magister Ilmu Politik Universitas Hasanuddin Volume 1, Number 1, Januari 2015.

Polese 2011 dalam Simon Curtis, Simon 2016. ‘Cities and Global Governance: State Failure or a New Global Order?’, Millennium: Journal of International Studies 2016, Vol. 44(3) 455 – 477, sagepub.co.uk/journals, Permissions.nav. DOI:

10.1177/0305829816637233

Potensi Usaha Mikro Kecil Provinsi Lampung, 2018, Sensus Ekonomii 2016, No.

ISBN: 978-602-7746-16-9, BPS Provinsi Lampung.

Pujayanti, Adirini 2016, ‘Peran Daerah Dalam Diplomasi Ekonomi’, Politica Vol. 7 No. 1 Mei 2016.

Sabaruddin, Sulthon Sjahril 2016, ‘Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia.

Grand Design Diplomasi Ekonomi Indonesia: Sebuah Pendekatan Indeks Diplomasi Ekonomi,’ Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional Vol 12, No 1 (2016).

http://journal.unpar. ac.id/index.php/JurnalIlmiah Hubungan Internasional /article/view/2545/2399, hal 1, akses pada 10 Februari 2021.

Sistiono, Sadu 2010, ‘Menuju Berkeseimbangan’, Jurnal Ilmu Politik, Edisi 21, 2010.

Stephen Woo lcock 2012, UK European Union Economic Diplomacy The Role of the EU in External Economic Relations, Ashgate Publishing Company, England, hal 9- 10.

Sweeting 2002 dalam Martins, Lionel dan Jose Manuel Rodriguez Alvarez 2007,

‘Towards Glocal Leadership: Taking Up The Challenge of New Local Governance in Europe? Environment and Planning ‘, Government and Policy volume 25, pages 391 – 409.

Tavares, Rodrigo 2016, Paradiplomacy: Cities and States as Global Players, Oxford University Press, New York.

(21)

Yustika, Ahmad Erani 2021, ‘Politik Pembangunan UMKM’, Kompas, 15 Februari 2021.

Wolff , Stefan 2009 dalam Mukti, Takdir Ali 2013, Paradiplomasi Kerjasama Luar Negeri Oleh Pemda Di Indonesia, The Phinisi Press Yogyakarta.

(22)

Gambar

Tabel 2. Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

dan daya tarik wisata, dampak pengembangan ekowisata, analisis SWOT,.. kondisi umum lokasi penelitian, kependudukan dan sosial

Pemanasan yang terjadi akibat kebakaran tidak merubah jenis tekstur tanah dan warna tanah.. Kerapatan lindak setelah kebakaran relatif

HUBUNGAN WHOLE BODY REACTION TIME DAN ANTICIPATION REACTION TIME DENGAN KETEPATAN PENGEMBALIAN SERANGAN SMASH PADA PERMAINAN BULUTANGKIS.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Secara general, mashlahat ini seperti manfaat menurut lafal dan maknanya.Manfaat diartikan dengan lezat, baik dalam memperolehnya maupun dalam menjaga,

… While the larynx produces the vibrations without which you would have no voice, it is these other parts of your vocal apparatus that make your voice so flexible and versatile..

Alasan yang paling mendasar ketika Kelompok Usaha Bersama melakukan pengembangan masyarakat dengan sistem magang dan memberikan keterampilan ( skill ) sebagai

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mencari hubungan antara frekuensi dan lamanya senam pada lansia terhadap angka kejadian jatuh, dengan cara melakukan

Hasil yang diperoleh dari perencanaan ini adalah berupa profil baja dan dimensi yang digunakan pada struktur bangunan atas serta tahapan pelaksanaan