• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI SAMBUTAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI SAMBUTAN"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

i -

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI SAMBUTAN

Assalamu ‘alaikum wr. wb.

Salam sejahtera, Om Swastiastu, Namo Budaya dan Salam Kebajikan.

uji dan syukur tiada henti-hentinya kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat, taufiq dan

hidayah-Nya kepada kita sekalian atas tersusunnya Bahan Ajar (Hanjar) dalam bentuk modul ini, sehingga dapat

membantu para Pendidik maupun Peserta Didik dalam mengikuti pendidikan sampai dengan selesainya pendidikan Sespimti T.A.

2019.

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri atau disingkat Lemdiklat Polri merupakan unsur pendukung pelaksana pendidikan dan pengemban yang berada dibawah Kapolri dengan tugas merencanakan, mengembangkan dan menyelenggarakan pendidikan kepolisian dalam rangka menciptakan insan Tribrata yang Profesional, Modern dan Terpercaya (Promoter) berdasarkan jenis pendidikan Profesi, Manajerial (Kepemimpinan), Akademis dan Vokasi serta mengelola komponen pendidikan di jajaran Lemdiklat Polri.

Untuk menyiapkan calon pimpinan Polri tingkat tinggi yang profesional dan mampu menghadapi dinamika tantangan tugas yang sangat kompleks. Diharapkan Polri dapat memenuhi tuntutan serta menjalankan tugas pokoknya secara baik. Salah satu wujudnya dengan mendahulukan pembenahan-pembenahan dalam pendidikan dan penyempurnaan pada semua komponen pendidikan Sespimti antara lain kurikulum dan bahan pelajaran yang disesuaikan dengan tantangan tugas sehingga diharapkan peserta didik Sespimti dapat menambah wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman belajar.

Sespimti Polri merupakan pendidikan pengembangan tertinggi Polri yang memiliki tugas pokok untuk menyelenggarakan pendidikan bagi calon-calon pimpinan Polri dan TNI pada tingkat Top Manager. Sehingga diharapkan profil lulusannya sebagai pemimpin tingkat tinggi yang memiliki karakter kebangsaan, mahir mengambil keputusan strategi tingkat nasional dan global. Demikian juga diharapkan sebagai staf pimpinan tingkat tinggi yang memiliki karakter kebangsaan dan mahir membantu pembuatan keputusan strategis tingkat nasional dan global.

Tujuan pendidikan Sespimti T.A. 2019 yaitu mampu mengembangkan kemampuan calon pemimpin nasional yang unggul dan berintegritas untuk mewujudkan keamanan

P

(2)

ii dalam negeri dalam rangka mendukung pembangunan nasional. Sehingga mutlak diperlukan adanya mekanisme pembelajaran untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh Peserta Didik.

Tema pendidikan Sespimti T.A. 2019 adalah bagaimana meningkatkan kemampuan manajerial dan kepemimpinan tingkat tinggi yang unggul dan berintegrasi di era demokrasi dan globalisasi yang promoter untuk mewujudkan keamanan dalam negeri dalam rangka mendukung pembangunan nasional.

Pada program pendidikan Sespimti Polri terbagi dua tahap yaitu off campus dan on campus. Pada tahap off campus, salah satu proses metode pembelajaran yang diterapkan adalah e-learning.

Kegiatan off campus mengkaji berbagai materi/inti/core off campus dalam rangka mendalami materi dan perluasan wawasan Peserta Didik lebih lanjut. Dalam prosesnya, pendalaman materi/modul yang dibahas secara periodik antara peserta dengan fasilitator/pembimbing melalui media IT/internet/web dan produknya berupa chatting hasil diskusi dalam 1 (satu) kelompok.

Hanjar dalam bentuk modul ini disusun melalui proses kelompok kerja yang melibatkan para Pendidik masing-masing mata pelajaran dan personel Lemdiklat Polri. Diharapkan dapat menjadi buku panduan yang masih relevan, valid dan aktual dalam beberapa tahun ke depan, yang disesuaikan dengan perkembangan situasi dan kondisi terkini/aktual.

Materi Hanjar dalam bentuk modul ini hanya merupakan materi yang harus dikuasai oleh para Peserta Didik, sehingga diharapkan adanya pengayaan materi dari berbagai referensi sesuai dengan dinamika perkembangan situasi dan kondisi dalam menunjang proses pembelajaran pada Pendidikan Sespimti Polri.

Saya ucapkan terima kasih kepada narasumber dan peserta kelompok kerja penyusunan Hanjar Sespimti Polri serta para Dosen pengampu/

Pendidik/Dosen/Widyaiswara pendamping mata pelajaran yang telah mencurahkan waktu dan pikirannya, sehingga dapat tersusun Hanjar dalam bentuk modul ini, yang bermanfaat sebagai acuan dalam proses pembelajaran.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan rahmat-Nya kepada kita semua dalam melaksanakan pengabdian kita kepada masyarakat, bangsa dan negara.

Sekian dan terima kasih.

Wassalamu ‘alaikum wr. wb.

Jakarta, 13 Mei 2019

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si.

KOMISARIS JENDERAL POLISI Paraf :

1. Konseptor/Kasubbag Sespimti : ...

2. Kaurmin Kurhanjar Dikbangum : ……..

3. Kabag Kurhanjar Dikbangum : ...

4. Kaurtu Rokurlum : ...

5. Karo Kurikulum : ...

6. Kataud Lemdiklat Polri : ...

(3)

iii - MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

KEPUTUSAN KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI Nomor : Kep/341/V/2019

tentang

HANJAR PENDIDIKAN POLRI

SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI POLRI T.A. 2019

KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Menimbang : bahwa dalam rangka penyelenggaraan Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri diperlukan adanya Hanjar yang sesuai dengan Kurikulum.

Mengingat : 1. Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2015 tanggal 20 Agustus 2015 tentang Sistem Pendidikan Kepolisian Negara Republik Indonesia;

2. Surat Perintah Kalemdiklat Polri Nomor: Sprin/468/IV/2019 tanggal 4 April 2019 tentang Pokja penyusunan Hanjar Sespimti Polri T.A. 2019;

Memperhatikan : hasil kelompok kerja penyusunan Hanjar dalam bentuk Modul Pendidikan Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri T.A. 2019.

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. mengesahkan berlakunya Hanjar Pendidikan Polri untuk Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri T.A. 2019, yang tersebut dalam lampiran keputusan ini;

2. hanjar...

(4)

2 KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI NOMOR : KEP/ 341

/V/2019 TANGGAL : 13 MEI 2019

2. hanjar dalam bentuk Modul ini, berklasifikasi terbatas;

3. keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Jakarta

pada tanggal : 13 Mei 2019 KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si.

KOMISARIS JENDERAL POLISI Kepada Yth :

Kasespimti Sespim Lemdiklat Polri Tembusan :

1. Wakapolri.

2. Irwasum Polri.

3. As SDM Kapolri.

4. Kasespim Lemdiklat Polri.

Paraf :

1. Konseptor/Kasubbag Sespimti : ...

2. Kaurmin Kurhanjar Dikbangum : ……..

3. Kabag Kurhanjar Dikbangum : ...

4. Kaurtu Rokurlum : ...

5. Karo Kurikulum : ...

6. Kataud : ...

7. Waka Lemdiklat Polri : ...

(5)

v - MARKAS BESAR

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN LAMPIRAN

KEPUTUSAN KALEMDIKLAT POLRI NOMOR : KEP/ 341 /V/2019 TANGGAL : 13 MEI 2019 DAFTAR HANJAR SESPIMTI T.A. 2019

1. Metode Penelitian;

2. Democratic Policing dalam Kajian Filosofis dan Strategis;

3. Pancasila dan UUD 1945;

4. Tribrata dan Catur Prasetya;

5. Kepemimpinan Polri Transformatif pada Era Demokrasi;

6. Wawasan Kebangsaan;

7. Pengaruh Lingkungan Strategi Terhadap Harkamtibmas;

8. Community Policing;

9. Kewaspadaan Nasional;

10. Strategi Polri dalam Manajemen Konflik dalam Mewujudkan Kamdagri;

11. Strategi Polri dalam Mewujudkan Kamdagri;

12. Kepemimpinan Polri yang Visioner;

13. Implementasi Kebijakan Intelijen Negara guna Mendukung Perwujudan Kamdagri;

14. Kepemimpinan Nasional;

15. Strategi Penegakan Hukum di Indonesia;

16. Pengelolaan Organisasi Polri dalam Mewujudkan Kamdagri;

17. Nilai-nilai Pancasila dan UUD 1945 dalam Implementasi Pembentukan Karakter Bangsa;

18. Pancasila di Tengah-Tengah Ideologi Besar Dunia;

19. Pancasila sebagai ideologi terbuka dan etika politik;

20. Wawasan Kebangsaan;

21. Paradigma organisasi pembelajaran dan scenario learning;

22. Berpikir sistem;

23. Pembuatan Keputusan Strategis;

24. SWOT dan Analitical Hierarchi Process (AHP);

25. Brainsmart Mapping;

26. Revolusi Mental Aparatur Negara;

27. Kepemimpinan dan Manajemen Strategi Polri;

28. Kepemimpinan dan Etos Kerja;

29. Implementasi doktrin Polri dalam Mendukung Democratic Policing guna Mengantisipasi Dinamika Politik Global;

30. Disruption (gangguan) dalam Perubahan;

31. Penyelesaian Sengketa Pemberitaan Dalam Kode Etik Jurnalistik;

32. Kewaspadaan Terhadap Proxy War dalam Meningkatkan Keamanan Nasional;

33. Perkembangan Politik Global dalam Pengaruh Isu-Isu Sektarian ; 34. Dinamika Perkembangan Politik Luar Negeri Indonesia;

35. Strategi Menghadapi Dinamika Politik Global (Perspektif Intelijen);

36. Kajian Pengelolaan Potensi Konflik Struktural dalam Dinamika Politik;

37. Strategi Menghadapi Perkembangan Politik Global;

38. Strategi Nasional Di Bidang Polhukam guna Mengantisipasi Dinamika Politik Global;

39. Dinamika Penyelesaian Sengketa Pemilu Melalui Mahkamah Konstitusi;

40. Strategi KPK dalam Penanggulangan Tindak Pidana Korupsi;

(6)

Paraf :

1. Konseptor/Kasubbag Sespimti : ...

2. Kaurmin Kurhanjar Dikbangum : ……..

3. Kabag Kurhanjar Dikbangum : ...

4. Kaurtu Rokurlum : ...

5. Karo Kurikulum : ...

6. Kataud : ...

41. Penegakan Hukum Laut dalam Kajian Strategi Global Dan Nasional;

42. Kajian Politik Dalam Negeri RI pada Perkembangan Politik Global;

43. Strategi Dalam Pengelolaan Sumber Daya dan Mineral Nasional;

44. Strategi Perencanaan Pembangunan dan Manajemen Pengelolaan Pembangunan Nasional;

45. Strategi Nasional dalam Pengelolaan Sumber Daya Kemaritiman;

46. Strategi Pembinaan SDM Polri dalam Mendukung Pemantapan Reformasi Internal Polri;

47. Strategi Pengelolaan Logistik guna Mendukung Operasional Kepolisian dalam Mengantisipasi Dinamika Politik Global;

48. Strategi Pengembangan dan Peningkatan Pelayanan Publik Nasional;

49. Strategi Penegakan Akuntabilitas Institusi dalam Mendukung Democratic Policing;

50. Strategi Kejaksaan Agung Membangun Kerjasama Nasional dalam Rangka Penegakan Hukum;

51. Strategi Komnas HAM Membangun Kerjasama Global dan Nasional dalam Penegakan Hak Asasi Manusia Di Indonesia;

52. Strategi Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN);

53. Strategi Polri dalam Melaksanakan Kerjasama Kepolisian Internasional;

54. Strategi Polri dalam Menghadapi Perkembangan Dinamika Global;

55. Strategi Polri Menghadapi Perkembangan Kejahatan Trans Nasional;

56. Strategi Pengelolaan Kamdagri dalam Pelaksanaan Pemilu di Indonesia;

57. Strategi Pengembangan Kerjasama Fungsi Intlijen Nasional;

58. Strategi Pembangunan Integritas, Organisasi/Institusi;

59. Strategi Komunikasi Publik dalam Rangka Strive For Exellence;

60. Implementasi Revolusi Industri 4.0 dalam Mendukung Kinerja Polri;

61. Kemampuan Penyelenggaraan TFG (Technical Floor Game);

62. Sisrenstra Polri;

63. Strategi Pembangunan Sistem Informasi dan Komunikasi Nasional dalam Era Revolusi Industri 4.0;

64. Strategi Menghadapi Revolusi Industri 4.0;

65. Peran Polri dalam Kerjasama Internasional/Peran Diplomasi Polri;

66. Penanggulangan Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU) dalam Kajian Strategis Nasional;

67. Strategi Polri Menghadapi Perkembangan Kejahatan Trans Nasional di Indonesia;

68. Strategi Penanggulangan Konflik Sosial yang Berimplikasi Kontijensi;

69. Strategi Pemberdayaan Masyarakat dalam Penanggulangan Terorisme;

70. Strategi Kerjasama Pengelolaan Transportasi Darat.

Ditetapkan di : Jakarta

pada tanggal : 13 Mei 2019 KEPALA LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN POLRI

Drs. ARIEF SULISTYANTO, M.Si.

KOMISARIS JENDERAL POLISI

(7)

i - IDENTITAS BUKU

STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI

KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN INTELIJEN NEGARA GUNA MENDUKUNG PERWUJUDAN KAMDAGRI

Penyusun :

Tim Pokja Penyusunan Hanjar Sespimti T.A. 2019

Tim editor :

1. Brigjen Pol Drs. Rajim Asianto (Karo Kurikulum Lemdiklat Polri) 2. Kombes Pol Drs. Imran Yunus, M.H.

(Kabag Kurhanjar Dikbangum Lemdiklat Polri) 3. Kompol Ichwan Fuad Chaerul Putra, S.H., S.IK.

(Paur Subbag Sespimti Bagkurhanjar Dikbangum Rokurlum Lemdiklat Polri) 4. Ipda Achmad Subekti Trimantoto, S.Pd (Operator)

Hanjar Pendidikan Polri

Sekolah Staf dan Pimpinan Tinggi Polri

Diterbitkan oleh :

Bagian Kurikulum Bahan Ajar Pendidikan dan Pengembangan Umum Biro Kurikulum

Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Polri Tahun 2019

Dilarang menggandakan sebagian atau seluruh isi Bahan Ajar (Hanjar) Pendidikan Polri ini tanpa izin tertulis dari Kalemdiklat Polri.

(8)

DAFTAR ISI

Cover ... i

Sambutan Kalemdiklat Polri ... ii

Keputusan Kalemdiklat Polri ... iii

Lembar Identitas ... viii

Daftar Isi ... ix

MODUL 1 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI Pendahuluan ... 1

Standar Kompetensi ... 1

Pengantar ... 2

Kompetensi Dasar ... 2

Materi Pelajaran ... 2

Metode Pembelajaran ... 3

Alat/Media, Bahan, dan Sumber ... 3

Kegiatan Pembelajaran ... 3

Tagihan/Tugas ... 4

Lembar Kegiatan ... 4

Bahan Bacaan ... 5

1. Pengertian Strategi Polri Dalam Mewujudkan Kamdagri ... 6

2. Kondisi Lingkungan Faktual nntuk Menyusun Strategi Kamdagri ... 12

3. Strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri ... 14

Rangkuman ... 14

Latihan ... 15

MODUL 2 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER Pendahuluan ... 16

Standar Kompetensi ... 17

Pengantar ... 17

Kompetensi Dasar ... 17

Materi Pelajaran ... 18

Metode Pembelajaran ... 18

Alat/Media, Bahan, dan Sumber ... 18

Kegiatan Pembelajaran ... 19

Tagihan/Tugas ... 19

Lembar Kegiatan ... 19

Bahan Bacaan ... 20

Pokok Bahasan I ... 20

1. Visi dan kepemimpinan Visioner ... 20

2. Peran Kepemimpinan Visioner ... 21

3. Kepemimpinan Visioner di Lingkungan Pemerintahan ... 26

(9)

iii

- Pokok Bahasan II ... 29

1. Tantangan bagi para Pimpinan di Era Perubahan ... 29

2. Model Baru Kepemimpinan Perubahan ... 33

3. Tindakan Para Pemimpin Perubahan ... 35

Pokok Bahasan III ... 38

1. Memimpin di Era Konektif ... 38

2. Prinsip-prinsip Pemimpin Konektif ... 43

Rangkuman ... 45

Latihan ... 46

MODUL 3 IMPLEMENTASI KEBIJAKAN INTELIJEN NEGARA GUNA MENDUKUNG PERWUJUDAN KAMDAGRI Pendahuluan ... 47

Standar Kompetensi ... 48

Pengantar ... 48

Kompetensi Dasar ... 48

Materi Pelajaran ... 49

Metode Pembelajaran ... 49

Alat/Media, Bahan, dan Sumber ... 50

Kegiatan Pembelajaran ... 50

Tagihan/Tugas ... 50

Lembar Kegiatan ... 51

Bahan Bacaan ... 53

1. Pendahuluan ... 53

2. Sarana Kerja Sama Antara Polri Dengan BIN ... 54

3. Pelaksanaan koordinasi BIN dengan Kepolisian Republik Indonesia ... 55

4. Sinergitas BIN dan BIK dalam hubungan dengan menangkal gangguan keamanan yang membahayakan Negara ... 55 Rangkuman ... 71

Latihan ... 72

(10)

MODUL

01

STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI

10 JP (450 menit)

Pendahuluan

Kehadiran Kepolisian tidak dapat dipisahkan dari supra sistem yang melingkupinya yaitu masyarakat. Dari berbagai publikasi yang membahas tantang kepolisian dapat disimpulkan adanya keterkaitan peran polisi dengan perkembangan masyarakat. Oleh karena itu, beban tugas dan peran kepolisian senantiasa mengalami perubahan dari masa ke masa.

Tugas utama kepolisian dalam perkembangan sejarah berkisar pada penegakkan hukum (law enforcement), memelihara Ketertiban umum (order maintenance atau peacekeeping) serta pelayanan masyarakat (provide service) (Abidin, 1995: 67).

Lebih lengkap dan terperinci dengan jelas mengenai fungsi, tujuan dan peran kepolisian, dapat dilihat dalam Undang–Undang Republik Indonesia No. 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Repubik Indonesia, disebutkan dalam pasal 2 Undang-Undang Repubik Indonesia No 2 tahun

2002 “Fungsi kepolisian adalah salah satu fungsi pemerintahan negara dibidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan masyarakat”.

Standar Kompetensi

Memahami, menerapkan dan menginternalisasikan strategi Polri dalam mewujudkan kamdagri.

(11)

2 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi tentang konsep Strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri, dasar hukum Strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri, strategis Polri dalam mewujudkan Kamdagri.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat memahami konsep Polri dalam mewujudkan Kamdagri

Kompetensi Dasar

1. Memahami konsepsi strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri Indikator hasil belajar :

a. Menguraikan pengertian strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri;

b. Menguraikan pengertian strategi Polri untuk mewujudkan Kamdagri;

c. Menganalisis kondisi lingkungan faktual untuk menyusun strategi Kamdagri;

d. Menyusun strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri.

2. Menerapkan dan mengintenalisasikan strategi Polri untuk mewujudkan Kamdagri.

Indikator Hasil Belajar :

a. Menerapkan strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri;

b. Membuktikan arah kebijakan strategi Polri terhadap Kamdagri.

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan :

1. Konsepsi strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri Sub Pokok Bahasan :

a. Pengertian strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri;

b. Pengertian strategi Polri untuk mewujudkan Kamdagri;

c. Kondisi lingkungan faktual untuk menyusun strategi Kamdagri;

d. Strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri.

2. strategi Polri untuk mewujudkan Kamdagri.

Sub Pokok Bahasan :

a. strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri;

b. arah kebijakan strategi Polri terhadap Kamdagri.

(12)

Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran Mandiri

Metode ini digunakan untuk pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh peserta didik guna mencapai kompetensi dengan tidak bergantung pada orang lain, sehingga peserta didik mampu melakukan belajar mandiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.

2. Metode Diskusi Online.

Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi pelajaran dengan memanfaatkan IT.

Alat / Media, Bahan, dan Sumber

1. Alat/media :

a. Komputer/Laptop.

b. Program aplikasi diskusi Online.

2. Bahan : --- 3. Sumber :

a. Bahan Ajar.

b. Lembar petunjuk penugasan (lembar merah).

Kegiatan Pembelajaran

1. Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok melaksanakan diskusi secara online meliputi: materi pelajaran yang dimuat dalam module off campus dengan didampingi oleh Pendidik.

2. Pendidik mendampingi kegiatan diskusi secara online dan bertugas memberikan penilaian terhadap peserta berdasarkan pada kehadiran, aktivitas dan kualitas jawaban dari peserta pada saat kegiatan diskusi yang telah dijadwalkan.

3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berkomentar tentang materi yang didiskusikan sesuai dengan jadwal waktu yang tersedia.

(13)

4 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

Tagihan/tugas

---

Lembar Kegiatan

---

(14)

Bahan Bacaan

STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI

Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dewasa ini mempengaruhi penyelenggaraan pertahanan negara. Dinamka yang perlu dicermati dalam kurun waktu lima tahun ke depan diantaranya pertumbuhan ekonomi yang b erimplikasi pada perkembangan kekuatan pertahanan khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Dinamika ini sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman militer dan ancaman hibrida yang dapat dikategorikan dalam bentuk ancaman nyata dan belum nyata. Wujud ancaman tersebut diantaranya radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan spionase, peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta konflik terbuka atau perang konvensional.

Kondisi dalam negeri juga tidak dapat dilepaskan dari pengaruh lingkungan strategis yang dipicu oleh faktor ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan. Perkembangan ini menjadi tantangan yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pertahanan terhadap penyelenggaraan pertahanan negara di Indonesia.

Perubahan sosial budaya merupakan gejala umum yang terjadi sepanjang masa dalam setiap masyarakat. Perubahan itu terjadi sesuai dengan hakikat dan sifat dasar manusia yang selalu ingin mengadakan perubahan. Idonesia merupakan negara dengan kekayaan budaya yang demikian besar, berbagai keragaman budaya menjadi modal penting harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik sebagai kontribusi dalam mendukung proses pembangunan nasional.

Dalam kaitannya pengaruh perkembangan sosial budaya yang terjadi di Indonesia tentunya dapat berpengaruh bagi keamanan dalam negeri, Polri merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dalam negeri serta menjadi salah satu agen pendukung dalam pembangunan harus berfikir sosiologis, mampu menganalisa dan mengkaji setiap fenomena yang terjadi. Polri harus terus berupaya untuk meningkatkan kinerja dan kepercayaan masyarakat menuju postur Polri yang profesional, modern dan terpercaya melalui

pelaksanaan program strategis dalam menyakapi berbagai dampak dari perkembangan sosial budaya.

Proses reformasi yang telah dan sedang berlangsung untuk menuju masyarakat sipil yang demokratis membawa berbagai perubahan di dalam sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara. Polri yang saat ini sedang melaksanakan proses reformasi untuk menjadi

(15)

6 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

kepolisian sipil, harus dapat menyesuaikan diri dengan perkembangan kehidupan masyarakat dengan cara merubah paradigma yang menitik- beratkan pada pendekatan yang reaktif dan konvensional (kekuasaan) menuju pendekatan yang proaktif dan mendapat dukungan publik dengan mengedepankan kemitraan dalam rangka pemecahan masalah-masalah sosial. Model penyelenggaraan fungsi kepolisian tersebut dikenal dengan berbagai nama seperti Community Oriented Policing, Community Based Policing dan Neighbourhood Policing, dan akhirnya popular dengan sebutan Community Policing.

Secara “tradisional” Polri mengembangkan program Bimbingan Masyarakat (Bimmas) dan program-program yang berkaitan dengan Sistem Keamanan Swakarsa (Siskamswakarsa). Program Siskamswakarsa dilakukan melalui Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) yang meliputi lingkungan pemukiman, lingkungan pendidikan dan lingkungan kerja sebagai bentuk-bentuk pengamanan Swakarsa sebagaimana ditetapkan dalam Undang-Undang tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia. Babinkamtibmas (Bintara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat) berperan sebagai ujung tombak pelaksanaan Siskamswakarsa/Siskamling. Selain membawa berbagai manfaat, pola penyelenggaraan tugas Polri yang bersifat “pre-emptif” dengan pendekatan “Bimmas/Babinkamtibmas”

yang mencerminkan hubungan struktural “kekuasaan” dipandang perlu untuk disesuaikan untuk perkembangan masyarakat madani.

Mata pelajaran pengaruh lingkungan strategis terhadap kemanan dalam negeri terdiri dari 25 JP yang pembelajarannya dilakukan secara mandiri oleh peserta didik dengan bimbingan pendidik dengan melalui forum diskusi online.

1. Pengertian Strategi Polri Dalam Mewujudkan Kamdagri a. Strategi

Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan, yang mana isu kritis atau faktor keberhasilan dapat dibicarakan, serta keputusan strategik bertujuan untuk membuat dampak yang besar serta jangka panjang kepada perilaku dan keberhasilan.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya.

b. Definisi Strategi

Menurut stephanie K. Marrus Strategi merupakan suatu proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai suatu penyusunan, cara atau upaya bagaimana agar tujuan tersebut dapat dicapai.

(16)

Menurut Chandler (1962:13) Strategi adalah tujuan jangka panjang dari suatu perusahaan, serta pendayagunaan dan alokasi semua sumber daya yang penting untuk mencapai tujuan tersebut.

Menurut Kenneth R. Andrews, Strategi adalah suatu proses pengevaluasian kekuatan dan kelemahan perusahaan dibandingkan dengan peluang dan ancaman yang ada dalam lingkungan yang dihadapi dan memutuskan strategi pasar produk yang menyesuaikan kemampuan perusahaan dengan peluang lingkungan.

Menurut Quinn (1990) strategi adalah pola atau rencana yang mengintegrasikan tujuan, kebijakan dan aksi utama dalam hubungan yang kohesif. Suatu strategi yang baik akan membantu organisasi dalam mengalokasikan sumber daya yang dimiliki dalam bentuk unique berbasis kompetensi internal serta kemampuan mengantisipasi lingkungan.

Menurut David Hunger dan Thomas L. Wheelen, strategi adalah merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang. Manajemen strategi meliputi pengamatan lingkungan, perumusan strategi (perencanaan strategis atau perencanaan jangka panjang). Implementasi strategi dan evaluasi serta pengendalian.

Didalam strategi yang baik terdapat koordinasi tim kerja, memiliki tema, mengidentifikasi faktor pendukung yang sesuai dengan prinsip-prinsip pelaksanaan gagasan secara rasional, efisien dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif.

c. Konsep Strategi

1) Perencanaan untuk semakin memperjelas arah yang ditempuh organisasi secara rasional dalam mewujudkan tujuan-tujuan jangka panjang.

2) Acuan yang berkenan dengan penilaian konsistensi ataupun inkonsistensi perilaku serta tindakan yang dilakukan oleh organisasi.

3) Sudut yang diposisikan oleh organisasi saat memunculkan aktivitasnya.

4) Suatu perspektif yang menyangkut visi yang terintegrasi antara organisasi dengan lingkungannya yang menjadi batas bagi aktivitasnya.

5) Rincian langkah taktis organisasi yang berisi informasi untuk mengelabui para pesaing.

(17)

8 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

d. Polri

1) Masih banyak faktor penyebab masyarakat tidak percaya terhadap polisi baik individu (oknum), sekelompok (semua polisi) kelembagaan (penampilannya) maupun pengelaran institusinya (tidak dapat memberikan rasa aman).

2) Gambar krisis kepercayaan terhadap Polri, antara lain : a) Saat ini banyak masyarakat yang tidak takut

melanggar peraturan.

b) Masyarakat mengembangkan slogan-slogan yang melecehkan Polisi.

c) Masyarakat menganggap kewibawaan Polri hanya pada senjata dan wewenang formalnya.

d) Masyarakat yang banyak uang menganggap Polisi tidak ada wibawa sama sekali dan dapat dikendalikan.

e) Diera kebebasan pers penyelewengan Polri semakin terbuka dan citra Polri semakin terpuruk.

3) Pada hakekatnya organisasi Polri adalah sebagai organisasi jasa/pelayanan dan sekaligus sebagai organisasi kekuasaan (power) oleh karenanya dalam pelaksanaan tugasnya harus memenuhi standar hukum, professional dan proporsional meskipun terdapat keterbatasan sumber daya (infrastruktur, personel, matfasjas, anggaran).

4) Kebijakan reformasi organisasi Polri yang disebut POSTUR KEKUATAN POLRI, yaitu :

a) Memperkecil Kewenangan Mabes Polri (Desentralisasi).

b) Mabes Polri sebagai fasilitator atau pemberdaya Polda, Polres, Polsek agar terjamin kinerjanya sesuai yang diharapkan, dalam bentuk :

(1) Pelaksaaan pusat; berseragam dan tidak berseragam.

(2) Dukungan auxiliary dalam bidang administrasi (kepegawaian, keuangan).

c) Polda sebagai satuan induk penuh.

d) Polres sebagai Komando Operasional Dasar (KOD).

e) Polsek sebagai ujung tombak, mengemban pelayanan dan wewenang diskresi penuh.

5) sasaran reformasi organisasi, yaitu perlunya memberi pelayanan yang terbaik pada masyarakat dengan

(18)

memperbesar unit garis terdepan dan memperkecil unit pusat yaitu Mabes Polri (mengandung desentralisasi sesuai dengan tuntutan otonomi daerah).

6) Dalam rangka Grand Strategi Polri 2005 – 2025, sasaran pembangunan diarahkan sesuai tahap sebagai berikut :

a) Tahap I Trust Building (2005 – 2010) Membangun kepercayaan internal Polri dalam grand strategi merupakan factor penting karena merupakan awal dari perubahan menuju pemantapan kepercayaan trust building internal meliputi : kepemimpinan, sumber dana, sdm, orang yang efektif, pilot project yang konsisten di bidang Hi-Tech, kemampuan hukum yang sarpas mendukung Visi Misi Polri.

b) Tahap II Partnership Building (2011 – 2015) Membangun kerja sama yang erat dengan berbagai pihak yang terkait dengan fungsi kepolisian dalam penegakan hukum, ketertiban serta pelayanan, perlindungan, pengayoman untuk menciptakan rasa aman.

c) Tahap III Service for Exellence (2016 – 2025) Membangun kemampuan pelayanan public yang unggul, mewujudkan good government, best practice polri, profesionalisme SDM.

Implementasi teknologi, infrastruktur matfasjas guna membangun kapasitas polri (capacity building) yang kredibel di mata masyarakat nasional, regional dan international.

e. Strategi Polri Visi Kapolri

1) Profesional : Meningkatkan kompetensi SDM Polri yang semakin berkualitas melalui peningkatan kapasitas pendidikan dan pelatihan, serta melakukan pola-pola pemolisian berdasarkan prosedur baku yang sudah dipahami, dilaksanakan, dan dapat diukur keberhasilannya.

2) Modern : Melakukan modernisasi dalam layanan publik yang didukung teknologi sehingga semakin mudah dan cepat diakses oleh masyarakat, termasuk pemenuhan kebutuhan Almatsus dan Alpakam yang makin modern.

3) Terpercaya : Melakukan reformasi internal menuju Polri yang bersih dan bebas dari KKN, guna terwujudnya penegakan hukum yang obyektif,

(19)

10 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

transparan, akuntabel, dan berkeadilan.

Untuk mewujudkan visinya, Kapolri telah menyusun strategi 8-11-10, yakni 8 misi, 11 program, dan 10 komitmen.

f. Program Prioritas

1) Pemantapan reformasi internal Polri.

2) Peningkatan pelayanan publik yang lebih mudah bagi masyarakat dan berbasis TI.

3) Penanganan kelompok radikal prokekerasan dan intoleransi yang lebih optimal.

4) Peningkatan profesionalisme Polri menuju keunggulan.

5) Peningkatan kesejahteraan anggota Polri.

6) Tata kelembagaan, pemenuhan proporsionalitas anggaran dan kebutuhan Min Sarpras.

7) Bangun kesadaran dan partisipasi masyarakat terhadap Kamtibmas.

8) Penguatan Harkamtibmas (Pemeliharaan Keamanan dan Ketertiban Masyarakat).

9) Penegakan hukum yang lebih profesional dan berkeadilan.

10) Penguatan pengawasan.

11) Quick Wins Polri.

g. Komitmen

1) Melakukan konsolidasi internal dan menyiapkan langkah langkah strategis untuk mewujudkan organisasi Polri yang semakin solid dan profesional.

2) Melanjutkan program-program yang telah dilaksanakan oleh Kapolri sebelumnya.

3) Mewujudkan insan bhayangkara dan organisasi Polri yang bersih, bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta menjunjung etika dan moral.

4) Selalu mengembangkan sistem diklat Polri dalam rangka meningkatkan kompetensi dan integritas SDM Polri.

5) Melakukan koordinasi dengan stake holder terkait guna memudahkan dan memperlancar program program yang telah direncanakan dan ditetapkan.

6) Menunjukan teladan pemimpin yang memiliki Kompetensi, Proaktif, Tegas, tidak ragu ragu dan bertanggung jawab, serta melayani dan memberdayakan anggota serta antisipatif terhadap

(20)

perubahan.

7) Mewujudkan pelayanan prima Polri kepada masyarakat dengan lebih mudah, cepat, nyaman dan humanis.

8) Menerapkan pemberian penghargaan bagi yang berprestasi dan menindak bagi yang melakukan pelanggaran.

9) Mengamankan program prioritas nasional dan kebijakan Pemerintah.

10) Melaksanakan dengan sungguh-sungguh reformasi internal Polri, peningkatan pelayanan publik menjadi lebih prima.

h. Kamdagri

“Gajah Mada patut menjadi panutan Kepolisian Negara.

Pemberontakan demi pemberontakan dia tumpas, mengawal raja dengan kesungguhan. Dia menyerukan kepada anak buahnya kewajiban seorang Bhayangkara adalah ‘Satya Haprabhu’ setia kepada Negara dan pimpinannya, ‘Hanayaken Musuh’ mengenyahkan musuh Negara dan musuh masyarakat, ‘Gineung Pratidina’ kerja keras, rame ing gawe,‘tan Satrisna’ tidak terikat kepada sesuatu, sepi ing pamrih. Itulah Catur Prasatya” (Pidato Presiden Soekarno pada Dies Natalis PTIK ke X tanggal 17 Juni 1956.

Kata-kata yang diucapkan oleh Presiden Soekarno saat Dies Natalis PTIK, 63 tahun yang lalu benar-benar ucapan yang legendaris. Dalam acara Dies Natalis yang diselenggarakan di Kampus Jalan Tambak, Jakarta Pusat, antara lain dihadiri oleh Perdana Menteri Juanda, Kepala Kepolisian Negara yang saat itu dijabat oleh R.S. Sukanto Tjokrodiatmodjo, Ketua Dewan Guru Besar Profesor Djokosutono dan Ketua Dewan Kurator Sri Sultan Hamengkubuwono IX. Saat itu, kebetulan Wik Djatmika, yang setia sebagai staf pengajar di PTIK sampai akhir hayatnya, bulan April 2013 lalu, berdiri persis di belakang Presiden bersama ajudan Presiden, Letkol Sugandi dan mencatat semua yang dikatakan oleh Presiden Soekarno.

Jika kita simak apa yang disimpulkan tentang Gajah mada oleh Bung Karno, sebenarnya itulah semangat yang diharapkan sampai saat ini melekat pada seluruh anggota Polri. Setia kepada Negara dan pimpinannya, bukan berarti kepada individu pimpinan negara, tetapi kepada Presiden sebagai Kepala Negara yang secara konstitusional diberi mandat untuk memimpin negara ini menuju cita-cita pendiri bangsa, mewujudkan masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.

Mengenyahkan musuh negara dan musuh masyarakat, artinya mampu mewujudkan keamanan dan memberikan

(21)

12 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

rasa aman bagi masyarakat. Kerja keras, rame ing gawe, inilah kinerja yang diharapkan oleh masyarakat, sesuai tugas pokok Polri, sebagai pemelihara keamanan.

Makna dari mewujudkan Kamdagri adalah ukuran yang dijadikan patokan masyarakat untuk menilai apakah Polri berhasil atau tidak. Bagi masyarakat ukuran keamanan dalam negeri adalah jika kemana-mana merasa aman, tidak ada konflik, bisa beraktivitas dengan normal, serta secara psikologis jika bertemu dengan polisi merasa terayomi. Ukuran ini tentu saja berbeda dengan ukuran internal Polri, yang menjadikan indikator keberhasilan dari sini tercapainya target-target yang sudah dicanangkan.

2. Kondisi Lingkungan Faktual nntuk Menyusun Strategi Kamdagri

a. Sumber Daya Polri

Susunan dan Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia

1) Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan peran dan fungsi kepolisian sebagai satu fungsi pemerintahan negara di bidang pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum, perlindungan, pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.

2) Dalam rangka pelaksanaan peran dan fungsi kepolisian, wilayah negara Republik Indonesia dibagi dalam daerah hukum menurut kepentingan pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia.

3) Ketentuan mengenai daerah hukum diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Susunan organisasi dan tata kerja Kepolisian Negara Republik Indonesia disesuaikan dengan kepentingan pelaksanaan tugas dan wewenangnya yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Kepolisian Negara Republik Indonesia berada di bawah Presiden.

Kepolisian Negara Republik Indonesia dipimpin oleh Kapolri yang dalam pelaksanaan tugasnya bertanggung jawab kepada Presiden sesuai dengan peraturan perundang- undangan.

Kapolri menetapkan, menyelenggarakan, dan mengendalikan kebijakan teknis kepolisian.

Kapolri memimpin Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab atas :

(22)

1) penyelenggaraan kegiatan operasional kepolisian dalam rangka pelaksanaan tugas Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan

2) penyelenggaraan pembinaan kemampuan Kepolisian Negara Republik Indonesia.

Pimpinan Kepolisian Negara Republik Indonesia di daerah hukum bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas dan wewenang kepolisian secara hierarki.

Ketentuan mengenai tanggung jawab secara hierarki sebagaimana dimaksud diatas diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Kapolri diangkat dan diberhentikan oleh Presiden dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Usul pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diajukan oleh Presiden kepada Dewan Perwakilan Rakyat disertai dengan alasannya.

Persetujuan atau penolakan Dewan Perwakilan Rakyat terhadap usul Presiden sebagaimana dimaksud diatas harus diberikan dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal surat Presiden diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam hal Dewan Perwakilan Rakyat tidak memberikan jawaban dalam jangka waktu paling lambat 20 (dua puluh) hari terhitung sejak tanggal surat Presiden diterima oleh Dewan Perwakilan Rakyat, calon yang diajukan oleh Presiden dianggap disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat.

Dalam keadaan mendesak, Presiden dapat memberhentikan sementara Kapolri dan mengangkat pelaksana tugas Kapolri dan selanjutnya dimintakan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat.

Calon Kapolri adalah Perwira Tinggi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang masih aktif dengan memperhatikan jenjang kepangkatan dan karier.

Tata cara pengusulan atas pengangkatan dan pemberhentian Kapolri diatur lebih lanjut dengan Keputusan Presiden.

Ketentuan mengenai pengangkatan dan pemberhentian dalam jabatan Kapolri diatur lebih lanjut dengan Keputusan Kapolri.

Jabatan penyidik dan penyidik pembantu adalah jabatan fungsional yang pejabatnya diangkat dengan Keputusan Kapolri.

Jabatan fungsional lainnya di lingkungan Kepolisian Negara Republik Indonesia ditentukan dengan Keputusan Kapolri.

(23)

14 STRATEGI POLRI DALAM MEWUJUDKAN KAMDAGRI SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

3. Strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri

Dalam rangka melaksanakan tugas keamanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam keadaan darurat militer dan keadaan perang, Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan bantuan kepada Tentara Nasional Indonesia sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Hubungan dan kerja sama Kepolisian Negara Republik Indonesia dengan badan, lembaga, serta instansi di dalam dan di luar negeri didasarkan atas sendi-sendi hubungan fungsional, saling menghormati, saling membantu, mengutamakan kepentingan umum, serta memperhatikan hierarki.

Hubungan dan kerja sama di dalam negeri dilakukan terutama dengan unsur-unsur pemerintah daerah, penegak hukum, badan, lembaga, instansi lain, serta masyarakat dengan mengembangkan asas partisipasi dan subsidiaritas.

Hubungan dan kerja sama luar negeri dilakukan terutama dengan badan-badan kepolisian dan penegak hukum lain melalui kerja sama bilateral atau multilateral dan badan pencegahan kejahatan baik dalam rangka tugas operasional maupun kerja sama teknik dan pendidikan serta pelatihan.

Pelaksanaan ketentuan hubungan dan kerjasama diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Rangkuman

Perkembangan lingkungan strategis yang dinamis dewasa ini mempengaruhi penyelenggaraan pertahanan negara. Dinamka yang perlu dicermati dalam kurun waktu lima tahun ke depan diantaranya pertumbuhan ekonomi yang berimplikasi pada perkembangan kekuatan pertahanan khususnya di kawasan Asia Pasifik.

Dinamika ini sangat mempengaruhi pola dan bentuk ancaman militer dan ancaman hibrida yang dapat dikategorikan dalam bentuk ancaman nyata dan belum nyata. Wujud ancaman tersebut diantaranya radikalisme, separatisme dan pemberontakan bersenjata, bencana alam, pelanggaran wilayah perbatasan, perompakan dan pencurian kekayaan alam, wabah penyakit, serangan siber dan spionase, peredaran dan penyalahgunaan narkoba serta konflik

(24)

terbuka atau perang konvensional.

Dalam rangka melaksanakan tugas keamanan, Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat meminta bantuan Tentara Nasional Indonesia yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.

Dalam keadaan darurat militer dan keadaan perang, Kepolisian Negara Republik Indonesia memberikan bantuan kepada Tentara Nasional Indonesia sesuai dengan peraturan perundangan-undangan.

Kepolisian Negara Republik Indonesia membantu secara aktif tugas pemeliharaan perdamaian dunia di bawah bendera Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Hubungan dan kerja sama luar negeri dilakukan terutama dengan badan-badan kepolisian dan penegak hukum lain melalui kerja sama bilateral atau multilateral dan badan pencegahan kejahatan baik dalam rangka tugas operasional maupun kerja sama teknik dan pendidikan serta pelatihan.

Pelaksanaan ketentuan hubungan dan kerjasama diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Latihan

1. Uraikan pengertian strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri ! 2. Uraikan kondisi lingkungan faktual untuk menyusun strategi

Kamdagri !

3. Uraikan strategi Polri dalam mewujudkan Kamdagri !

(25)

16 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

MODUL

02

KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER

5 JP (225 menit)

Pendahuluan

Kepemimpinan adalah suatu konsep yang sangat dekat dengan kesuksesan dalam mencapai tujuan suatu organisasi. Kepemimpin akan sangat mewarnai, mempengaruhi bahkan menentukan bagaiman perjalanan suatu organisasi dalam mencapai tujuan-tujuannya.

Membahas topik kepemimpinan seperti mengarungi samudera luas yang mendapat pasokan air dari ratusan sungai yang tak pernah kering.

Selalu saja saja ada perkembangan dalam organisasi pada setiap jaman yang menuntut karakteristik kepemimpinan tertentu.

Perkembangan teori kepemimpinan telah banyak dimunculkan oleh para pakar, antara lain: kepemimpinan karismatik, kepemimpinan militeristik, kepemimpinan situasional, kepemimpinan transformasional, hingga kepemimpinan visioner.

Pengertian konsep kepemimpinan sendiri mendapat banyak perhatian dari para ahli. Dubin (1968:385) dalam Megan Crawford (2005:41) melihat kepemimpinan sebagai latihan otoritas dan pembuatan keputusan, sementara Fiedler (1967:8) memandang pemimpin sebagai individu di dalam kelompok yang diberi tugas untuk mengatur dan mengkoordinasi aktivitas-aktivitas kelompok yang berhubungan dengan tugas’. A.B. Susanto (2007 : 5) mengatakan bahwa tugas seorang pemimpin adalah membuat program visioning yang mampu mengutarakan visi dan misinya.

Dalam era yang sangat cepat berubah, dimana segala aspek yang mempe-ngaruhi perkembangan organisasi menajdi begitu sangat besar pengaruhnya, kepemimpinan yang mampu berfikir jauh ke depan, mampu mengantisipasi segala perubahan dan perkembangan zaman, di era yang sangat kompetitif dan tuntutan kebutuhan yang semakin beragam, rinci dan spesifik menjadi sangat relevan. Organisasi membutuhkan kepemimpinan yang mampu mengembangkan organisasi-nya dengan baik sampai jauh ke depan, melampaui usia zamannya. Kepemimpinan visioner (visionary leadership) merupakan syarat mutlak bagi organisasi yang ingin berkembang sampai puluhan tahun ke depan.

(26)

Standar Kompetensi

Sangat mahir menganalisis Kepemimpinan Visioner.

Pengantar

Dalam modul ini membahas materi tentang Visi dan kepemimpinan Visioner, Peran Kepemimpinan Visioner, Kepemimpinan Visioner di Lingkungan Pemerintahan, Tantangan bagi para Pimpinan di Era Perubahan, Tindakan Para Pemimpin Perubahan, Memimpin di Era Konektif, Prinsip-prinsip Pemimpin Konektif.

Tujuannya adalah agar peserta didik dapat menganalisis kepemimpinan visioner, kepemimpinan perubahan, kepemimpinan konektif.

Kompetensi Dasar

1. Menganalisis kepemimpinan visioner Indikator hasil belajar:

a. Menguraikan Visi dan kepemimpinan Visioner;

b. Menguraikan Peran Kepemimpinan Visioner;

c. Menguraikan Kepemimpinan Visioner di Lingkungan Pemerintahan.

2. Menganalisis kepemimpinan perubahan.

Indikator hasil belajar:

a. Menguraikan Tantangan bagi para Pimpinan di Era Perubahan;

b. Menguraikan Tindakan Para Pemimpin Perubahan.

3. Menganalisis kepemimpinan konektif Indikator hasil belajar:

a. Menguraikan Memimpin di Era Konektif;

b. Menguraikan Prinsip-prinsip Pemimpin Konektif.

(27)

18 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

Materi Pelajaran

Pokok Bahasan:

1. Kepemimpinan Visioner Sub Pokok Bahasan:

a. Visi dan kepemimpinan Visioner;

b. Peran Kepemimpinan Visioner;

c. Kepemimpinan Visioner di Lingkungan Pemerintahan.

2. Kepemimpinan Perubahan.

Sub Pokok Bahasan:

a. Tantangan bagi para Pimpinan di Era Perubahan;

b. Tindakan Para Pemimpin Perubahan.

3. Kepemimpinan Konektif Sub Pokok Bahasan:

a. Memimpin di Era Konektif.

b. Prinsip-prinsip Pemimpin Konektif.

Metode Pembelajaran

1. Metode Pembelajaran Mandiri

Metode ini digunakan untuk pembelajaran yang dilakukan secara mandiri oleh peserta didik guna mencapai kompetensi dengan tidak bergantung pada orang lain, sehingga peserta didik mampu melakukan belajar mandiri, dapat menentukan cara belajar yang efektif, mampu melaksanakan tugas-tugas belajar dengan baik dan mampu untuk melakukan aktivitas belajar secara mandiri.

2. Metode Diskusi Online.

Metode ini digunakan untuk mendiskusikan materi pelajaran dengan memanfaatkan IT.

Alat / Media, Bahan, dan Sumber

1. Alat/media :

a. Komputer/Laptop.

b. Program aplikasi diskusi Online.

2. Bahan : ---

(28)

3. Sumber :

a. Bahan Ajar.

b. Lembar petunjuk penugasan (lembar merah).

Kegiatan Pembelajaran

1. Pendidik membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok. Tiap kelompok melaksanakan diskusi secara online meliputi: materi pelajaran yang dimuat dalam module off campus dengan didampingi oleh Pendidik.

2. Pendidik mendampingi kegiatan diskusi secara online dan bertugas memberikan penilaian terhadap peserta berdasarkan pada kehadiran, aktivitas dan kualitas jawaban dari peserta pada saat kegiatan diskusi yang telah dijadwalkan.

3. Peserta didik diberikan kesempatan untuk berkomentar tentang materi yang didiskusikan sesuai dengan jadwal waktu yang tersedia.

Tagihan/tugas

---

Lembar Kegiatan

---

(29)

20 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

Bahan Bacaan

POKOK BAHASAN I KEPEMIMPINAN VISIONER

1. Visi dan kepemimpinan Visioner

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa visi adalah masa depan yang realistis, dapat dipercaya, dan menarik bagi setiap organisasi. Visi adalah pernyataan tujuan ke mana organisai tersebut akan dibawa, sebuah masa d epan yang lebih baik, lebih berhasil, atau lebih diinginkan dibandingkan dengan kondisi sekarang. Visi selalu berhubungan dengan masa depan, karena visi mengekspresikan apa yang anda dan orang lain berusaha keras untuk mencapainya. Kebanyakan orang tidak memikirkan secara sistematis tentang masa depan, maka hanyalah mereka yang memikirkan dan yang mendasarkan strategi serta tindakan pada visi yang dapat memusatkan kekuatan untuk masa depan.

Visi hanyalah sebuah gagasan atau gambaran tentang masa depan yang lebih baik bagi organisasi, tetapi visi yang benar adalah gagasan yang penuh dengan kekuatan yang mendesak dimulainya masa depan dengan mengandalkan keterampilan, bakat, dan sumber daya untuk mewujudkannya.

Visi terdiri dari sebagian pandangan jauh ke depan dan sebagian lagi pandangan mengenai situasi sekarang, penuh imajinasi dan pertimbangan subyektif, dan sering tingkat kepercayaan yang wajar. Visi timbul dalam pikiran yang terbuka terhadap informasi, pikiran yang dipersiapkan oleh waktu melalui belajar dan pengalaman, pikiran yang secara tajam berhubungan degnan kecenderungan dan perkembangan yang timbul di luar organisasi. Visi memainkan peran penting tidak hanya pada tahap awal, tetapi pada keseluruhan siklus kehidupan organisasi.

Visi adalah rambu penunjuk bagi siapa saja yang ingin mendalami sebuah organisasi dan ke mana arahnya. Cepat atau lambat, akan tiba waktunya di mana organisasi harus merumuskan kembali arahnya atau mungkin suatu perubahan menyeluruh dan langkah pertamanya akan selalu berupa sebuah visi yang baru.

Dari uraian tersebut di atas, dapat dijelaskan bahwa visi adalah intisari kepemimpinan. Dengan kata lain bahwa Kepemimpinan Visioner adalah seni dan kemampuan seorang pemimpin organisasi untuk mengajak para pengikutnya melaksanakan visi yang sudah ditetapkan olehnya, yaitu masa depan yang lebih baik demi tercapainya tujuan yang dikehendaki. Kepemimpinan Visioner dapat dikembangkan atau sekurang-kurangnya

(30)

ditingkatkan. Masa depan bangsa benar-benar membutuhkan pemimpin visioner, anak-anak kita mengharapkannya, korporasi- korporasi tidak dapat bertahan hidup tanpa visi. Ada jutaan orang yang berharap bisa menjadi pemimpin pada berbagai jenis dan ukuran organisasi. Jika demikian, waktunya telah tiba bagi kader- kader pemimpin untuk mulai menyuarakan visinya secara jelas, dan membawa organisasinya di barisan terdepan untuk pembaharuan yang akan membangkitkan optimisme untuk decade berikutnya. Visi adlaha kunci menuju kepemimpinan yang sukses dan kepemimpinan adalah kunci menuju keberhasilan organisasi.

2. Peran Kepemimpinan Visioner

Pemimpin mengembangkan tanggung jawab, mengusahakan pelaksanaan tugas, memiliki impian dan menerjemahkannya menjadi kenyataan. Para pemimpin berusaha menyatukan komitmen anggota-anggotanya, memberikan dorongan kepada mereka dan merubah organisasi menjadi suatu kesatuan baru yang memiliki kekuatan yang lebih besar untuk bertahan hidup, bertumbuh dan berhasil. Kepemimpinan yang efektif menjadi kekuatan bagi sebuah organisasi dalam memaksimumkan kontribusinya bagi kesejahteraan para anggotanya dan masyarakat yang lebih luas. Jika para manajer diakui karena keterampilan mereka dalam memecahkan masalah, maka para pemimpin dikenal karena kemampuannya merancang dan membangun kelembagaan organisasi. Mereka adalah arsitek bagi masa depan organisasi.

Keberhasilan para pemimpin masa depan tidak terlepas dari Peran mereka dalam memimpin organisasinya, Burt Nanus, 2001, mengisyaratkan 4 (empat) Peran Kepemimpinan yang efektif, yaitu: (1) Penentu Arah; (2) Agen Perbahan; (3) Juru Bicara; dan (4) Pelatih.

a. Penentu Arah

Pemimpin menyeleksi dan menetapkan sasaran degan mempertimbangkan lingkungan eksternal masa depan yang menjadi tujuan dengan pengerahan seluruh sumber daya organisasi. Untuk menjadi seorang penentu arah yang baik, setiap pemimpin harus mampu menyusun berbagai langkah menuju sasaran yang dapat dterima sebagai suatu kemajuan riil bagi semua orang di dalam organisasi.

Kemajuan dapat berarti satu langkah maju yang jelas dalam efektivitas dan efisiensi, dapat pula berarti meningkatnya kemampuan memberikan pelayanan kepada pelanggan baru atau pengakuan sebagai pemimpin dalam teknologi baru atau bidang produk baru. Jika pemimpin organisasi berhasil sebagai penentu arah, dia bisa menetapkan sebuah visi yang dapat merangsang semua orang dalam organisasi agar bersedia membantu merealisasikannya.

(31)

22 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

Mengembangkan sense of direction bagi organisasi tidak selalu mudah, meskipun kadang-kadang tampak begitu dekat dengan kenyataan terutama jika arah yang baru dirasakan akan sangat berhasil sehingga seolah-olah pilihannya sudah jelas. Tetapi untuk melihat seberapa sulit menentukan arah, perhatikan pilihan-pilihan yang dihadapi oleh para pemimpin sebuah perusahaan dalam menghadapi persaingan asing yang semakin meningkat. Pilihan-pilihan ini tidak pernah jelas, malah dapat menjadi lebih kompleks karena perbedaan pendapat dalam pendekatannya, yang harus didengar karena mencerminkan pendapat para pemegang saham, pelanggan atau karywan yang sangat menentukan dalam membantu pergerakan perusahaan pada tujuan yang dipilih. Sementara itu, segala sesuatu di dalam dan di sekitar organisasi terus berubah: nilai-nilai osial, teknologi, peraturan pemerintah, preferensi produk, kebijakan pajak, dan lain-lain. Kompleksitas, perubahan dan pilihan yang tak terkendali cenderung mengaburkan citra masa depan dan menyebabkan pemilihan visi yang benar menjadi lebih sukar, maupun bisa menjadi lebih kritis.

Jadi bagaimanakah seorang pemimpin dapat mengetahui tentang apa yang harus dilakukannya? Rumusan sense of direction ini sebagian mensyaratkan pandangan yang jauh ke depan dan sebagian lagi pandangan ke dalam organisasi saat ini, yang keduanya dapat menghasilkan studi sistematis dan komprehensif mengenai kekuatan organisasi saat ini dan prospek masa depannya.

Proses ini dimulai dengan mengumpulkan pertanyaan- pertanyaan yang tepat, namun tidak langsung berakhir dengan pemilihan visi, tetapi harus dilanjutkan dengan penerimaan visi dan komitmen sepenuh hati oleh setiap orang yang terlibat dalam menentukan masa depan organisasi. Memastikan diterimanya visi menuntut keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh seorang pemimpin yakni kemampuan sebagai juru bicara, pelatih dana gen perubahan.

b. Agen Perubahan

Pemimpin bertanggung jawab untuk merangsang perubahan di lingkungan nternal misalnya di bidang personalia, sumber daya dan fasilitas sehingga memungkinkan pencapaian sebuah visi di masa depan. Untuk menjadi seorang agen perubahan yang baik, dibutuhkan kemampuan mengantisipasi berbagai perkembangan di dunia luar, memperkirakan implikasinya terhadap organisasi, menciptakan sense of urgency dan prioritas bagi perubahan yagn disyaratkan oleh visi, mempromosikan eksperimentasi dan memberdayakan orang-orang untuk menghasilkan perubahan yang diperlukan. Pemimpin harus juga mampu

(32)

memelihara fleksibiltas dalam organisasi dan operasi, serta mendorong keberanian mengambil resiko dengan sikap hati- hati.

Tujuan Pemimpin sebagai Agen Perubahan adalah menghasilkan keputusan-keputusan investasi dan perubahan-perubahan organisasi lainnya yang diperlukan dalam merealisasikan visi. Apabila seorang pemimpin visioner memiliki kemampuan luar biasa dalam peran ini, maka ia dengan sendirinya menciptaka masa depan dan dalam prosesnya juga akan mengupah cara kita memandangnya. Sebagai seorang pemimpin harus memiliki keahlian dan otoritas untuk mengendalikan perubahan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung berarti harus memiliki otoritas untuk membuat keputusan- keputusan kunci mengenai alokasi sumber daya, kepegawaian, struktur, arus informasi, dan proses-proses operasi yang menentukan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh organisasi. Secara tidak langsung berarti perlu untuk mempengaruhi perilaku orang lain dan mengorientasikan mereka kearah tujuan yang baru melalui konsultasi, partisipasi, persuasi, inspirasi, dan imbalan. Baik secara langsung maupun tidak langsung, perlu dikembangkan pemikiran strategis yang mendukung visi anda dan menyesuaikan iklim organisasi dalam rangka mempermudah pencapaian visi anda.

1) Berpikir Strategis

Salah satu keputusan strategis yang harus dibuat paling pertama untuk mencapai visi adalah berusaha sendirian atau dengan dukungan aliansi strategis.

Beberapa organisasi dewasa ini dapat melakukan perubahan-perubahan yang dramatis tanpa bantuan dari luar. Jika keputusan untuk bekerjasama dengan pihak lain di luar organisasi, kemungkinannya mulai dari penanaman modal dan usaha patungan sampai mitra usaha dan merger (penggabungan usaha).

Keputusan yang lain adalah memilih sasaran dan waktu, serta membuat keputusan investasi strategis yang meliputi sumber daya untuk fasilitas, lokasi dan peralatan baru yang diperlukan untuk pencapaian visi.

2) Mengubah Iklim Organisasi.

Iklim organisasi terdiri dari struktur, proses dan budaya yang secara kolektif menentukan fungsi-fungsi operasional. Pemimpin visioner harus mengatasi hambatan terhadap perubahan dan menyesuaikan iklim organisasional degna rencana-rencana yang baru. Organisasi cenderung mencari stabilitas dan menghambat perubahan, terutama perubahan yang dramatis dan pervasive seperti yang biasa terjadi

(33)

24 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

dalam aplikasi arah yang baru. Namun visi baru juga mungkin akan mempersulit kehidupan banyak orang dalam organisasi. Visi baru ini akan mempengaruhi atau mengubah hubungan kerja yang telah dibina sebelumnya, mengurangi kekuasaan atau pengaruh beberapa manajer dan kementerian baru degnan fungsi dan tanggung jawab yang baru pula. Akan terdapat pengaturan kembali saluran informasi dan sumber daya arau batangkali relokasi penjualan grosir, bahkan munkgin penutipan divisi tertentu.

c. Juru Bicara

Pemimpin, sebagai seorang pembicara yang terampil, pendengar yang penuh perhatian dan pengejawantahan visi organisasi adalah promoter dan negosiator bagi organisasi dan visinya kepada pihak luar. Untuk menjadi seorang juru bicara yang efektif, pemimpin harus menjadi negosiator utama dalam berhubungan dengan organisasi-organisasi lain dan pembentuk jaringan hubungan eksternal guna menghasilkan gagasan, sumber daya, dukungan atau informasi yang bermanfaat bagi organisasi yang dipimpinnya. Keberhasilan pemimpin sebagai juru bicara melalui tiga tugas utama, yakni komunikasi, jaringan dan personifikasi visi.

Komunikasi. Para pemimpin berkomunikasi dengan banyak cara. Sebenarnya sulit bagi mereka untuk tidak berkomunikasi, karena mereka diperhatikan, dipanuti dan ditiru sehingga apaun yang mereka lakukan atau katakana dalam mengkomunkasikan sesuatu. Pertanyaannya adalah dengan cara apakah para pemimpin berkomunikasi dan bagaimana pilihannya untuk bertindak.

Pendekatan yang paling universal adalah dialog sederhana, yang kemudian dikembangkan menjadi sebuah seni bernilai tinggi oleh beberapa pemimpin. Pemimpin lain berkomunikasi dengan baik melalui memo, atau dengan kemampuannya sebagai public speaker yang mampu meneruskan visi-visi masa depan yang positif dan optimis secara murni melalui kata-kata.

Banyak pemimpin mengkomunikasikan visi melalui media lain, menggunakan surat atau brosur untuk memperkenalkan konsep dan kemudian memperkuatnya dengan poster, presentasi videotape dan artiker dalam media internal. Mereka juga menyebarkan visi kepada pihak luar pada saat pertemuan tahunan, wawancara, jumpa pers, atau radio dan penampilan di televisi.

Jaringan. Para pemimpin yang efektif menginvestasikan sebagian besar waktunya untuk membangun jaringan kerja dengan berbagai pihak, baik di dalam maupun di luar

(34)

organisasinya untuk mendapatkan kepecayaan dan consensus bagi visi-visi mereka. (Sebagai contoh, Helmut Kohl mungkin tidak akan dapat menggapai visi peyatuan kembali Jerman jiga tidak secara teliti membangun hubungan personal dengan para pemimpin Uni Soviet, Amerika dan Eropa, dan kemudian berhasil melakukan lobi dan negosiasi untuk mendapatkan dukungan mereka).

Dalam hubungannya dengan jaringan kerja, seorang pemimpin harus memberikan perhatian, berharap untuk menemukan dan memanfaatkan minat umum yang dapat secara konsisten dipenuhi oleh organisasi. Umpan balik dari pihak lain tidak saja membantu tugas-tugas penting dalam mengiplementasikan visi, tetapi juga akan menyadarkan para pemimpin mengenai masalah-masalah potensial dan menjadi peringatan dini bagi perubahan lingkungan yang mungkin memerlukan perubahan-perubahan dalam visi.

Personifikasi visi. Tugas sebagai juru bicara belum sempurna sampat setiap orang di dalam organisasi dan semua pihak terkait eksternal memahami ke mana organisasi akan diarahkan dan memiliki komitmen bersama yang kuat terhadap visi tersebut.

Dalam hal ini aka nada krisis yang menekan; menemukan solusi terhadap krisi ini akan memberikan dampat yang berarti bagi kinerja yang ada sekarang dan, dalam banyak kasus, juga akan memperngaruhi bonus, promosi, atau bentuk lain dari imbalan. Kadang-kadang visi menimbulkan masalah-masalah baru di samping segudang krisis yang sudah ada. Membantu orang lain untuk keluar dari tekanan ini dan mempertahankan perharian mereka agar tetap terfokus pada visi jangka panjang merupakan tantangan tersendiri sebagai juru bicara.

d. Pelatih

Seorang pemimpin adalah pembentuk tim yang memberdayakan orang-orang dalam organisasi serta

“menghidupkan visi”, dan karenanya berperan sebagai mentor dan teladan dalam berbagai usaha yang diperlukan untuk merelisasikan visi tersebut. Untuk menjadi seorang pelatih yang efektif, perlu memberitahu orang lain di mana anda berpijak, apa artinya visi bagi anda, dana pa yang akan dilakukan untuk merealisasikannya. Pemimpin harus menghargai keberhasilan setiap orang dalam organisasi, menghormati mereka, membangun kepercayaan diri mereka, membantu mereka belajar dan bertumbuh, dan mengajari bagaimana meningkatkan kemampuan mereka dalam mencapai visi secara konstan.

Dengan demikian, menurut pengertian raktis, pelatihan dalam kaitannya dengan visi lebih berhubungan dengan

(35)

26 KEPEMIMPINAN POLRI YANG VISIONER SEKOLAH STAF DAN PIMPINAN TINGGI

organisasi ketimbang dengan orang-orang secara individual.

Meskipun orang-orang yang ada di dalam organisasi terdiri dari individu-individu, mereka menjalankan tugas mereka di dalam kelompok yakni kelompok orang yang disatukan untuk suatu penugasan, ini tidak berarti bahwa orang secara individual tidak penting.

Sebaliknya, hanya melalui komitmen dan energy individual visi akan dicapai. Namun, komitmen dan energy ini dilakukan dalam konteks kelembagaan dan sosial yang sangat mempengaruhi tingkat pencapaian tersebut. Konteks ini menghubungkan individu yang satu dengan yang lainnya dan dengan organisasi serta masyarakat, karena memungkinkan para pekerja melihat diri mereka sebagai bagian dari pelaksanaan yang lebih luas, yang mengangkat status dan harga diri mereka.

Keempat peran ini, yakni penentu arah, agen perubahan, juru bicara dan pelatih, secara bersama-sama menjadi tugas seorang pemimpin visioner. Keempat factor tersebut semuanya penting, dan tak seorangpun yang dapat menjadi pemimpin sukses tanpa memperhatikan keempat factor tersebut. Secara singkat dapat dikatakan bahwa: “untuk kepemimpinan yang berhasil, diperlukan bentuk maupun fungsi, baik proses maupun tujuan dan bahwa semuanya berawal dari visi masa depan organisasi yang dinyatakan secara jelas”.

3. Kepemimpinan Visioner di Lingkungan Pemerintahan a. Implikasi Bagi Para Pemimpin Visioner

Hal utama yang perlu dipahami adalah bahwa organisasi abad ke-21 membutuhkan kepemimpinan visioner.

Organisasi manapun tidak dapat berfungsi danpa kepemimpinan visioner, karena organisasi yang dipengaruhi oleh perubahan teknologi yang sangat cepat, karyawan berpengetahuan dari berbagai budaya, menghadapi kompleksitas global, kebutuhan pelanggan yang sangat besar dan tuntutan dari pihak-pihak lain yang tak putus- putusanya, akan rusak dengan sendirinya jika tidak ada pemahaman terhadap arah yang sama. Kebutuhan akan kepemimpinan visioner, bukan saja untuk menjadi kekuatan yang meynatukan ribuan tugas yang terpisah, melainkan tidak ad acara lain untuk menampung energy atau kejeniusan para pekerja berpengetahuan tanpa kepemimpinan visioner. Semakin terampil dan professional para pekerja, maka akan semakin kritis bagi para pemimpin untuk memasok koteks pekerjaan yang bermanfaat dan tantangan yang membutuhkan komitmen dan usaha keras.

Itulah sebabnya, kekuatan pada organisasi-organisasi abad 21 cenderung mengalir kepada mereka yang mempunyai kapasitas untuk menghadapi tantangan dan menginspirasi

Referensi

Dokumen terkait

Prinsip-prinsip dasar Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim diimplementasikan dalam 10 (sepuluh) aturan perilaku sebagai berikut: 1). Bersikap Mandiri; 5)

Hasil rata-rata kadar anti HBs pada subjek yang polimorfisme (TT) lebih besar dari jumlah rata2 anti- HBs pada subjek yang tidak terdapat polimorfisme hal ini memperlihatkan

Mes- kipun di sisi yang lain, reaktualisasi filsafat Islam, khususnya dalam rangka reintegrasi keilmuan di perguruan tinggi Islam menjadi sangat krusial mengingat umat

Tanah galian yang memenuhi syarat digunakan sebagai timbunan tanggul, sedangkan tanah yang tidak memenuhi syarat di buang ke disposal area kemudian diratakan dengan buldozer

Ketepatan waktu pelaporan keuangan dapat diukur berdasarkan lamanya waktu yang dibutuhkan auditor untuk membuat audit laporan keuangan tahunan perusahaan yang

Dengan judul Thread yang di modifikasi berikut kontennya, calon pembeli akan lebih membeli di tempat Anda karena mendapatkan NILAI TAMBAH dari pada membeli di tempat lain...

Berdasarkan hasil hipotesis yang diuji dengan Uji t maka dapat diketahui untuk variabel Capital Adequacy Ratio dengan hasil nilai t hitung sebesar -0,121 dengan

Karena regulasi itu antara lain memberikan otoritas bagi pengadilan di Timor Lorosae untuk membentuk panel special yang bertanggungjawab untuk menangani proses hukum