• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "METODE PENELITIAN. Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April Bahan dan Alat."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

METODE PENELITIAN

Tempat Penelitian

Pengambilan sampel daging sapi impor untuk penelitian ini dilakukan di Instalasi Karantina Produk Hewan (IKPH). Pengujian sampel dilakukan di laboratorium Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Tanjung Priok, Balai Uji Terap Teknik dan Metode Karantina Pertanian (BUTTMKP), dan Balai Pengujian Mutu Produk Peternakan (BPMPP).

Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2011 sampai dengan bulan April 2012.

Bahan dan Alat Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daging sapi yang diimpor

melalui pelabuhan Tanjung Priok, akuabides steril, alkohol, plastik sampel,

mikropipet, Kit Premi® test (R-Biopharm AG, Jerman), Bacillus

stearothermophilus ATCC 7953, larutan baku pembanding penisilin G, yeast

extract, peptone, bacto agar, dextrose, Bacillus cereus ATCC 11778, larutan baku

pembanding oksitetrasiklin hidroklorida, beef extract, Bacillus subtilis ATCC

6633, larutan baku pembanding kanamisin sulfat, Kocuria rizophila (Micrococcus

luteus) ATCC 9341, larutan baku pembanding tilosin-tartrat, glucose, media cair

Heart Infusion Broth (HIB), kalium hidrogen fosfat (KH

2

PO

4

), dinatrium

hidrogen fosfat (Na

2

HPO

4

), asam fosfat (H

3

PO

4

), natrium hidroksida (NaOH),

dikalium hidrogen fosfat (K

2

HPO

4

), asam klorida (HCl), natrium klorida (NaCl),

kertas cakram 8 mm, tabung eppendorf, methanol, potasium phosfat, acetonitril.

(2)

Alat

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cawan Petri 100 x 12 mm, tabung reaksi ukuran 7 ml, 20 ml, 50 ml, tabung sentrifus ukuran 50 ml, labu ukur 50 ml, 100 ml, gelas ukur 100 ml, 500 ml, Erlenmeyer 250 ml, 500 ml, pipet volumetrik ukuran 10 ml, pengocok tabung, sentrifus, penangas air, homogenizer, autoklaf, refrigerator, freezer, timbangan analitik, inkubator, magnet pengaduk, pH meter, mikropipet 50-300 µl, jangka sorong, pinset, gunting, bunsen, ose.

Metode Pengambilan Sampel

Sampel yang diambil berupa daging sapi tanpa tulang dan tanpa lemak.

Jumlah sampel dihitung berdasarkan rumus deteksi penyakit (detect disease) yang ditetapkan oleh Martin et al. (1987):

n = [1- (1-a)

1/D

] [N-(D-1)/2]

Keterangan :

N = Jumlah populasi n = Ukuran sampel

a = Tingkat kepercayaan (95%)

D = Nilai dugaan populasi yang sakit (D=PxN, dengan asumsi P: 5%)

Perhitungan sampel berdasarkan jumlah daging sapi yang diimpor pada tahun 2010 (BBKP Tanjung Priok 2010) yaitu sebesar 99 281 690 kg dikonversi ke dalam boks dengan berat rata-rata setiap boks adalah 27.2 kg, maka jumlah komoditi menjadi sebesar 3 650 062 boks. Hasil perhitungan besaran sampel dengan perangkat Win Episcope 2.0 diperoleh sampel sebanyak 59 dan dibulatkan menjadi 70 sampel.

Setiap sampel diambil sebanyak 20 g, dimasukkan ke dalam kantong plastik

steril yang telah diberi label kode sampel, negara asal, tanggal pengambilan, serta

nomor kontainer, kemudian disimpan pada suhu -20 °C. Sampel diambil secara

purporsif yaitu terhadap kontainer setiap kali kedatangan, kemudian boks daging

yang akan diambil ditentukan secara acak sederhana, hingga tercapai jumlah

(3)

sampel yang diinginkan. Sampel diuji menggunakan rapid test dan Bioassay, seperti yang ditampilkan pada Gambar 1.

Gambar 1 Skema penelitian.

Pengujian Sampel

Semua sampel daging diperiksa terhadap kandungan residu antibiotika menggunakan rapid test dan bioassay. Sebelum dilakukan pengujian, sampel diambil sebanyak 150 g, daging dipotong menjadi ukuran kecil dicampur hingga homogen, kemudian ditimbang sesuai kebutuhan masing-masing pengujian.

Rapid Test

Prinsip kerja rapid test adalah antibiotika akan menghambat pertumbuhan bakteri Bacillus stearothermophilus. Tahapan pengujian rapid test disajikan dalam bagan pada Gambar 2.

SAMPEL

RAPID TEST BIOASSAY

golongan beta

laktam

golongan

tetrasiklin

golongan

makrolida

golongan

aminoglikosida

(4)

Gambar 2 Bagan tahapan pengujian rapid test.

Bioassay (Uji Tapis)

Prinsip pengujian ini adalah residu antibiotika akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme yang ada pada media agar. Penghambatan dapat dilihat dengan terbentuknya daerah hambatan di sekitar kertas cakram. Pelaksanaan pengujian bioassay berdasarkan SNI 7424:2008 terdiri dari beberapa tahap, yaitu :

Pembuatan Larutan Dapar

Larutan dapar fosfat nomor 1 dibuat dengan menimbang 7 g KH

2

PO

4

dan 6 g Na

2

HPO

4

yang dilarutkan dalam akuabides sampai 1 000 ml, dengan mengatur pH hingga menjadi 6.0 ± 0.1, lalu disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121 ± 1 ºC, 15 psi atau 1.03421 x 10

5

pascal selama 15 menit.

Larutan dapar fosfat nomor 2 dibuat dengan menimbang 6.4 g KH

2

PO

4

dan 3 g sampel daging dipotong dan dipres untuk mendapat

kaldu daging yang ditampung dalam eppendorf

100 µl kaldu daging dimasukkan ke dalam ampul Premi® Test dan diinkubasi pada suhu ruangan selama 20 menit

Kaldu daging dalam ampul Premi® Test dibuang dan dibilas 3 kali dengan akuabides steril, kemudian masing-masing ampul ditutup dengan

plastik

Ampul Premi® Test diinkubasi selama 3 jam dengan suhu 64 °C pada inkubator premi kit yang tersedia

Pembacaan hasil dilakukan dengan melihat perubahan warna yang terjadi pada ampul yang disesuaikan dengan panduan dalam menginterpretasikan

hasil pengujian Premi® Test

(5)

18.9 g Na

2

HPO

4

yang dilarutkan dalam akuabides sampai 1 000 ml, dengan mengatur pH hingga menjadi 7.0 ± 0.1, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 ± 1 ºC, dengan tekanan 15 psi atau 1.03421 x 10

5

pascal selama 15 menit.

Larutan dapar fosfat nomor 3 dibuat dengan menimbang 3.5 g KH

2

PO

4

dan 3 g Na

2

HPO

4

yang dilarutkan dalam akuabides sampai 1 000 ml, dengan mengatur pH hingga menjadi 6.0 ± 0.1, kemudian disterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121 ± 1 ºC, dengan tekanan 15 psi atau 1.03421 x 10

5

pascal selama 15 menit.

Pembuatan Media

Pembuatan media biakan Bacillus stearothermophilus untuk golongan penisilin dilakukan dengan menimbang peptone 5 g, yeast extract 12 g, bacto agar 15 g, dextrose 1 g dan akuabides 1 000 ml. Peptone, dextrose, dan yeast extract dilarutkan dalam sebagian akuabides, setelah tercampur rata ditambahkan bacto agar dan ditambahkan akuabides hingga volume keseluruhan menjadi 1 000 ml.

Sesuaikan pada pH 5.7 ± 0.1 dan dididihkan sampai bacto agar terlarut.

Media biakan Bacillus subtilis untuk golongan aminoglikosida dibuat dengan menimbang peptone 5 g, beef extract 3 g, bacto agar 15 g dan akuabides 1 000 ml.

Peptone dan beef extract dilarutkan dalam sebagian akuabides kemudian ditambahkan bacto agar, selanjutnya ditambahkan akuabides hingga volume keseluruhan menjadi 1 000 ml. Sesuaikan pada pH 8.5 ± 0.1 dan dididihkan sampai bacto agar terlarut.

Media biakan Bacillus cereus untuk golongan tetrasiklin dibuat dengan menimbang peptone 6 g, beef extract 1.5 g, yeast extract 3 g, KH

2

PO

4

1.35 g, bacto agar 15 g dan akuabides 1 000 ml. Peptone, beef extract, yeast extract dan KH

2

PO

4

dilarutkan dalam sebagian akuabides, kemudian ditambahkan bacto agar, selanjutnya ditambahkan akuabides hingga volume menjadi 1 000 ml. Sesuaikan pada pH 5.7 ± 0.1 dan dididihkan sampai bacto agar terlarut.

Media biakan Micrococcus luteus (Kocuria rizophila) untuk golongan

makrolida dibuat dengan menimbang peptone 6 g, beef extract 1.5 g, yeast extract

3 g, glucose 1 g, bacto agar 15 g, dan akuabides 1 000 ml. Peptone, beef extract,

yeast extract dan glucose dilarutkan dalam sebagian akuabides, kemudian

(6)

ditambahkan bacto agar, selanjutnya ditambahkan akuabides hingga volume menjadi 1 000 ml. Sesuaikan pada pH 8.5 ± 0.1 dan dididihkan sampai bacto agar terlarut.

Media biakan bakteri (media nomor 1) dibuat dengan menimbang peptone 10 g, beef extract 5 g, NaCl 2.5 g, bacto agar 20 g dan akuabides 1 000 ml. Peptone, beef extract dan NaCl dilarutkan dalam sebagian akuabides, kemudian ditambahkan bacto agar, selanjutnya ditambahkan akuabides hingga volume menjadi 1 000 ml.

Sesuaikan pada pH 6.5 ± 0.1 dan dididihkan sampai bacto agar terlarut.

Semua media biakan disterilisasi dalam autoklaf pada suhu 121 ± 1 ºC, dengan tekanan 15 psi atau 1.03421 x 10

5

pascal selama 15 menit.

Pembuatan Larutan Stok Baku Pembanding

Sebelum melakukan penimbangan, perlu diperhitungkan potensi dari masing- masing standar yang tertera pada label. Pembuatan larutan baku pembanding penisilin dilakukan dengan menimbang sejumlah baku penisilin G kemudian dilarutkan dalam dapar nomor 1 hingga didapatkan konsentrasi 1 000 IU/ml.

Larutan baku pembanding oksitetrasiklin dibuat dengan menimbang sejumlah baku pembanding oksitetrasiklin hidroklorida kemudian dilarutkan dalam akuabides hingga diperoleh konsentrasi 1 000 µg/ml. Pembuatan larutan baku pembanding kanamisin dilakukan dengan menimbang sejumlah baku pembanding kanamisin sulfat kemudian dilarutkan dalam dapar nomor 3 hingga diperoleh konsentrasi 1 000 µg/ml. Larutan baku pembanding tilosin dibuat dengan menimbang sejumlah baku pembanding tilosin tartrat dilarutkan 10% methanol dalam akuabides hingga diperoleh konsentrasi 1 000 µg/ml.

Pembuatan Larutan Baku Kerja

Pembuatan larutan baku kerja untuk penisilin dilakukan dengan mengambil

2 ml larutan stok penisilin G diencerkan sampai dengan 20 ml larutan dapar nomor

2, dikocok hingga homogen, maka diperoleh larutan baku kerja 100 IU/ml,

selanjutnya dilakukan pengenceran serial 10 IU/ml, 1 IU/ml, 0.4 IU/ml, 0.04 IU/ml,

0.02 IU/ml, 0.01 IU/ml, 0.005 IU/ml dan 0.0025 IU/ml. Konsentrasi yang akan

(7)

digunakan sebagai larutan kurva baku adalah konsentrasi 0.04 IU/ml, 0.02 IU/ml, 0.01 IU/ml, 0.005 IU/ml, dan 0.0025 IU/ml.

Pembuatan larutan baku kerja untuk oksitetrasiklin, kanamisin, dan tilosin dilakukan dengan cara yang sama yaitu masing-masing larutan stok baku diambil 2 ml, diencerkan dengan dapar nomor 2 sampai dengan 20 ml untuk memperoleh larutan baku kerja 100 µg/ml. Selanjutnya dilakukan pengenceran serial dengan konsentrasi 10 µg/ml, 4 µg/ml, 2 µg/ml, 1 µg/ml, 0.5 µg/ml, dan 0.25 µg/ml.

Konsentrasi yang digunakan sebagai larutan kurva baku standar adalah konsentrasi 4 µg/ml, 2 µg/ml, 1 µg/ml, 0.5 µg/ml, dan 0.25 µg/ml.

Pembuatan Kurva Baku

Media cair yang telah disiapkan ditambahkan 1 ml bakteri (dengan konsentrasi 1.1 × 10

8

cfu/ml) sesuai golongan antibiotika yang akan diuji, sebanyak 8 ml dituang ke dalam masing-masing cawan. Didiamkan pada suhu kamar hingga mengeras.

Larutan baku kerja yang akan digunakan untuk setiap golongan antibiotika dan larutan dapar fosfat digunakan sebagai kontrol negatif, diteteskan masing-masing sebanyak 75 µl pada kertas cakram dengan diameter 8 mm, biarkan sampai meresap sebelum diletakkan pada media sesuai golongan antibiotika. Diinkubasi pada suhu 55 ± 1 ºC untuk penisilin, suhu 30 ± 1 ºC untuk oksitetrasiklin, suhu 36 ± 1 ºC untuk kanamisin dan tilosin. Inkubasi dilakukan selama 16-18 jam.

Diameter daerah hambat diukur dengan menggunakan jangka sorong. Dari luas daerah hambat dibuat kurva yang menyatakan hubungan (linier regresi) antara konsentrasi antibiotika dengan daerah hambatan. Kurva baku digunakan sebagai dasar pengujian untuk memperkirakan konsentrasi residu yang terkandung dalam sampel yang diuji jika terbentuk daerah hambatan.

Persiapan Sampel

Daging sebanyak 10 g dipotong kecil-kecil, kemudian pelarut dapar nomor 2

ditambahkan sebanyak 20 ml. Larutan tersebut dihomogenkan menggunakan

homogenizer, kemudian disentrifus 3 000 rpm selama 10 menit. Supernatan diambil

dan siap untuk dilakukan pengujian.

(8)

Persiapan Bakteri Uji

Bakteri Bacillus cereus ATCC 11778 ditumbuhkan pada agar miring media nomor 1 dalam botol media (roux’s bottle) sebanyak 100 ml. Spora Bacillus cereus ATCC 11778 diinokulasikan ke dalam botol-botol yang telah diisi media nomor 1 tersebut dengan cara melakukan goresan dengan menggunakan ose, diinkubasi selama satu minggu pada suhu 30 ºC dan diamati pertumbuhannya setiap hari.

Biakan yang telah membentuk koloni bakteri dipanen dengan cara mengerok permukaan media dengan ose steril dan dimasukkan dalam larutan NaCl fisiologis steril 20 ml sebanyak 4 tabung, kemudian suspensi tersebut dipanaskan dalam penangas air pada suhu 65 ºC selama 30 menit. Suspensi kemudian disentrifus dengan kecepatan 3 000 rpm selama 30 menit, lalu supernatannya dibuang dan ditambahkan larutan NaCl fisiologis steril secukupnya, selanjutnya dihomogenkan dan dimasukkan dalam refrigerator dengan kisaran suhu 4-8 ºC selama 18-24 jam.

Suspensi tersebut kemudian dipanaskan kembali dalam penangas air pada suhu

65 ºC selama 30 menit. Kemudian disentrifus dengan kecepatan 1 000 rpm selama 5

menit dan diambil supernatannya. Hasilnya disimpan sebagai bakteri dalam

refrigerator dengan suhu maksimal 10 ºC.

(9)

Pelaksanaan Pengujian

Tahapan pelaksanaan pengujian disajikan dalam bagan pada Gambar 3.

Gambar 3 Bagan pengujian bioassay (BSN 2008).

Kertas cakram 8 mm ditetesi 75 µl sampel, ditempelkan di atas media agar yang telah disiapkan. Pada setiap pengujian diberi kontrol negatif

(larutan dapar posfat 2) dan kontrol positif golongan beta laktam menggunakan standar konsentrasi 0.01 IU/ml, sedangkan golongan

tetrasiklin, makrolida, dan aminoglikosida menggunakan standar konsentrasi 1 µg/ml

bakteri 1 ml (konsentrasi 1.1×10

8

cfu/ml) untuk media pertumbuhan Bacillus stearothermophilus ditambahkan 2.5 % larutan dextrose 2 %

100 ml media

8 ml media dituang ke dalam cawan Petri steril yang telah diberi kode, didiamkan pada suhu kamar hingga mengental

cawan Petri 100 × 12 mm 8 ml media

Biakan diinkubasi selama 16-18 jam golongan penisilin pada suhu 55 ± 1 ºC

golongan makrolida dan aminoglikosida pada suhu 36 ± 1 ºC golongan tetrasiklin pada suhu 30 ± 1 ºC

Setelah diinkubasi, diamati dan diukur daerah hambatan pertumbuhan dari

masing-masing bakteri uji yang terbentuk di sekeliling kertas cakram

dengan menggunakan jangka sorong. Untuk memperkirakan konsentrasi

residu, luas daerah hambat dimasukkan dalam kurva standar yang dibuat.

(10)

Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian ini dianalisa secara deskriptif dengan

menyajikan dalam bentuk tabel dan gambar (Mattjik & Sumertajaya 2002).

Referensi

Dokumen terkait

Dengan latar belakang yang telah dikemukakan, penulis ingin menganalisa dengan menggunakan analisis semiotika, yang digunakan dalam surat kabar atau koran khususnya surat

Dari karakter nyeri kepala pada tabel 5 tersebut, terdapat perbedaan bermakna antara neoplasma supratentorial dengan infratentorial hanya pada variabel nyeri kepala

Oleh karenanya, peneliti ingin mengetahui bagaimana panitia wakaf masjid menghimpun dana wakaf tunai dari masyarakat dengan waktu yang singkat dan metode

Dari gambar grafik perbandingan respon perpindahan, kecepatan, percepatan pada seperempat kendaraan mobil dengan suspensi yang menggunakan shock absorber hidrolis

Cadangan devisa berpengaruh postif terhadap volume impor, karena dengan adanya cadangan devisa yang didapat oleh Indonesia dari perdagangan ekspor, adanya tenaga

Perjuangan kemerdekaan bangsa telah berhasil kita lewati. Keberhasilan tersebut tidak lepas dari peran serta para tokoh pejuang. Hatta, Sultan Hamengkubuwono IX, dan

Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Pendidikan Agama Islanm Di Smp It Plus Al-Mubarak Kecamatan Maros Baru Kabupaten Maros. Sumiati dan Nurhidaya, M.). Skripsi ini merupakan

Hasil koefisien regresi dengan hasil yang positif, menunjukan variabel kualitas pelayanan (X1) senilai 0,269, dan koefisien regresi variabel citra merek (X2)