• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANAJEM DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "MANAJEM DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEM DAN MANAJEMEN PENDIDIKAN

Oleh: Sutino

Manajemen telah mengalami dinamika yang begitu pesat. Semula pembahasan dan penerapan ma- najemen hanya berkisar pada persoalan-persoalan bisnis. Kini istilah manajemen sudah lama bergeser dan merambah pada aspek-aspek non bisnis.Maka tidak heran kemudian muncul istilah manjemen pe- merintahan, manajemen organisasi, Manajemen Sumber Daya, manajemen pendidikan bahkan manajemen merambah menjadi manajmen Qolbu.

Manajemen secara konsep memeliki pengertian yang sangat variatif. Secara garis besar penger- tian manajemen adalah seni mengelola sesuatu, menggunakan orang lain yang secara bersama-sa- ma mereka digerakkan sesuai peran dan fungsinya untuk mencapai tujuan bersama agar dapat berjalan secara fektif dan efisien. Tulisan ini sekedar men- jelaskan beberapa pengertian tentang manajemen, perbedaan manajemen dan administrasi, fungsi manajemen, unsur manajemen, ruang lingkup ma- najmen dan manajemen dalam proses pendidikan.

1. Pendahuluan

Istilah manajemen telah mengalami di- namika yang begitu pesat. Semula pembahas- an dan penerapan manajemen hanya berkisar pada persoalan-persoalan bisnis. Kini istilah tersebut sudah lama bergeser dan merambah pada aspek-aspek non bisnis. Ada manajemen pemerintahan, manajemen organisasi, Mana- jemen Sumber Daya, manajemen pendidikan dan lain-lain. Bahkan manajemen juga sering digunakan untuk hal-hal yang berhubungan dengan metafisik. Manajmen Qolbu yang diga- gas oleh KH. Abdullah Gymnastiar adalah salah satu contoh akan hal ini.

Bagi umat Islam, terutama praktisi dan penyelenggaran pendidikan Islam, baik di Mad- rasah maupun pesantren, tidak ada salahnya

memahami manajemen pendidikan, terutama manajemen pendidikan untuk mengelola pen- didikan Islam. Para praktisi dan penyelenggara pendidikan muslim saatnya untuk memahami hakekat dan falsafah manajemen yang digali dari sandaran wahyu. Islam sebagai agama yang rahmatan lil’alamin tentu mengatur seluruh as- pek kehidupan manusia termasuk hal-hal yang terkait dengan manajerial.

Agama Islam menegaskan bahwa setiap aktivitas dan pekerjaan yang baik حلاصل لمعلا harusnya dilakukan dengan baik, benar, tertib, teratur. Ini menggambarkan bahwa pekerjaan itu tidak boleh dilakukan sembarangan atau asal-asalan, namun justru harus dilakukan de- ngan tekun. Rasul SAW bersabda :

هنقتي نأ لامع مكدحأ لمع اذإ بيح لياعت للا نإ ةشئعا نع قيهيلبا -

Artinya: Sesungguhnya Allah Ta’ala mencintai orang yang jika melakukan pekerjaan, dilakukan secara itqan (tekun, terampil, cakap dan tuntas) H.R. Baihaqi dari Aisyah RA)

Dalam hadits yang lain, baginda Nabi SAW mengisyaratkan tentang pentingnya bagi setiap muslim untuk melakukan dengan tuntas, sempurna dan berkualitas (baik).

ئيش كل علي ناسحلإا بتك للا نإ

Sesungguhnya Allah SWT, mewajibkan (kepada manusia) untuk berlaku Ihsan dalam segala hal (H.R. Muslim). Dalam menjelaskan hadis terebut Imam An-Nawawi menyatakan bahwa hadits tersebut sebagai salah satu hadits dasar agama, berkaitan dengan kesempurnaan agama Islam,yaitu bahwa adanya tuntutan un- tuk melakukan perbuatan (لمعلا) dengan cara

(2)

yang terbaik. Diantaranya adalah dengan mem- perhitungkan hal-hal yang dapat menyempur- nakan amal tersebut. (Andriana, 2015)

Kata ihsan bermakna melakukan sesu- atu secara maksimal dan optimal. Tidak boleh seorang muslim melakukan sesuatu tanpa pe- rencanaan, tanpa adanya pemikiran, dan tanpa adanya penelitian kecuali sesuatu yang sifatnya emergency.Suatu tindakan baik yang kecil ma- upun yang besar harus dilaksanakan dengan ihsan,secara optimal, secara baik, benar dan tuntas. Berbuat yang benar atau berbuat yang tuntas harus dilakukan dalam semua jenjang , semua lini dalam lembaga pendidikan (Sulist- yorini, 2016:4).

2. Pengertian Manajemen

Sebagai pengantar menuju pembahasan tentang Manajemen Sumber Daya Insani (SDI) yang berupa murid/santri untuk madrasah/pesantren, penulis mengajak untuk memahami pengertian manajemen terlebih dahulu. Pengertian ini penting agar pembahas manajemen mengerti dan memahami makna secara garis besar serta batasan-batasan makna yang terkandung dalam pengertian manajemen tersebut. Meskipun demikian, pada pembahasan ini akan ditemukan variasi pengertian manajemen seperti pada pembahasan pengertian yang lain. Hadirnya variasi pengertian dalam pembahasan ini diharapkan menjadi kekayaan makna dan menjadi formula keilmuan yang dapat ditarik benang merahnya.

Dalam kosa kata bahasa Arab kata yang sepadan dengan manajemen adalah atadbi-

ir (

ُ ْيِبْدَّلتا

) yang berarti manajemen. Kata

ini berasal dari kata dab-ba-ra, yu-dab-bi-ru

(

ُرِّبَدُي

-

َرَّبَد

) yang berati mengurus. Dari kata tersebut ditemukan kata al-mudabbir (

ُرِّبَدُملا

)

ismu fa’il (kata benda yang menunjukkan pela- ku) yang berarti pihak yang melakukan mana- jemen). Al-Mudabir merupakan asma’ wa sifat (nama dan sifat) Allah SWT yang berarti yang Maha Mengurus, yaitu Allah adalah dzat yang mengatur (memanaj) segala urusan. Hal ini bisa dikuatkan dengan beberapa redaksi yang dimu- at dalam Al-Quran yaitu sebagai berikut:

a. Dalam al-Qur’an Surat Yunus ayat 3 (tiga)

ِةَّت ِس ِفي َضۡر َ

لأۡا َو ِتَٰوَٰم َّسلۡاۡ َق َلَخ يِ َّلۡاۡ َُّللۡ ُمُكَّبَر َّنِإ

ٍعيِف َش نِم اَم َۡرم َ

لأۡۡا ُرِّبَدُي ۡ ِشۡرَعلۡاۡ َ َعلى ٰىَوَتسۡ َّمُث ۡماَّي َ

َلاَفَأ ُۡهوُدُبعَف ۡمُكُّبَر َُّللۡ ُمُكِلَٰذ ِۡۡهِنۡذِإ ِدعَب ۡنِم َّلاِإ أ

َنوُرَّكَذَت

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi da- lam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala uru- san. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

b. Dalam al-Qur’anSurat Yunus ayat 31.

ُكِلمَي نَّمَأ ِضۡرَلأۡاَۡو ِءٓاَمَّسلۡۡا َنِّم مُكُقُزۡرَي نَم ۡلُق

ُجِر ُيَو ِتِّيَملۡاۡ َنِم َّ َحلۡاۡ ُجِر ُي نَمَو َ َٰصب َ

لأۡاَۡو َعم َّسلۡاۡ

ۡلُقَف َُّۡللۡ َنوُلوُقَي َسَف َۡرم َ

لأۡاۡ ُرِّبَدُي نَمَو ِّ َحلۡاۡ َنِم َتِّيَملۡاۡ

َنوُقَّتَت َلاَفَأ

Artinya: Katakanlah: “Siapakah yang mem- beri rezeki kepadamu dari langit dan bumi, atau siapakah yang kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang

(3)

hidup dan siapakah yang mengatur sega- la urusan?” Maka mereka akan menjawab:

“Allah”. Maka katakanlah “Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya)?”

c. Dalam al-Qur’an Surat Ar-Ra’du ayat 3 (tiga)

ىٰوَتْسا َّمُث اَهَنْوَرَت ٍدَمَع ِ ْيَغِب ِتٰوٰمَّسلا َع َفَر ْيِ َّلا ُّٰللَا

ٍل َجَ ِلا ْيِرْ َّيج ٌّ ُكل َۡرَمَقْلاَو َسْمَّشلا َرَّخَسَو ِشْرَعْلا َ َعلى

ِءۡاَقِلِب ْمُك َّلَعَل ِتٰيٰ ْلاا ُل ِّصَفُي َرْمَ ْلاا ُرِّبَدُي ۡ ًّمَسُّم )٢ :دْعَّرلۡ( َنْوُنِقْوُت ْمُكِّبَر

Artinya: Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah Yang menciptakan langit dan bumi da- lam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy untuk mengatur segala uru- san. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali sesudah ada izin-Nya. (Dzat) yang demikian itulah Allah, Tuhan kamu, maka sembahlah Dia. Maka apakah kamu tidak mengambil pelajaran?

d. Dalam Al-Qur’an Surat Sajdah ayat 5 (lima)

ْ ِفي ِهْ َليِا ُجُرْعَي َّمُث ِضْرَ ْلاا َلِا ِءۡاَمَّسلا َنِم َرْمَ ْلاا ُرِّبَدُي )٥ :ةَدْج َّسلۡ( َنْوُّدُعَت اَّمِّم ٍةَنَس َف ْ

لَا ٓۡهُراَدْقِم َن َك ٍمْوَي

Artinya: “Dia mengatur segala urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepada-Nya dalam satu hari yang kadarnya (lamanya) adalah seribu tahun menurut per- hitunganmu.” (QS. As-Sajdah: 5)

Pengertian manajemen yang diungkap- kan oleh para ahli, baik ahli bahasa, ahli mana- jemen atau para ahli yang lain, sangat beraneka ragam dan berbeda-beda. Perbedaan semacam ini bisa dimaklumi karena dalam pembahas- annya para ahli melihat manajemen dari sudut pandang dan arah yang berbeda-beda. Mun- culnya perbedaan konsep maupun pengertian

juga bisa dipengaruhi oleh banyak faktor dian- taranya adalah; latar belakang penulis, tingkat pengetahuan dan cara pandang terhadap sudut maupun obyek yang berbeda.

Kata manajemen berasal dari bahasa Latin, yaitu dari asal kata manus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Ke- mudian dua kata tersebut digabung menjadi managere yang memiliki arti menangani. Ma- nagere kemudian diterjemahkan ke dalam ba- hasa Inggris menjadi to manage (kata kerja), management (kata benda), dan manager (orang yang melakukan). Manajement diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi manaje- men yang berarti pengelolaan. (Usman:2013) Adapun manajemen sebagaimana disebut da- lam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Suharso, ed. Retnoningsih, 2005:308) dinyatakan bahwa kata manajemen diartikan sebagai proses peng- gunaan sumber daya secara efektif untuk men- capai sasaran.

Mengenai manajemen ini Fatah (2008) menyatakan bahwa manajemen sering diarti- kan sebagai ilmu, kiat dan profesi. Dikatakan sebagai ilmu oleh Luther Gulick sebagaimana disebutkan Fatah karena manajemen dipan- dang sebagai suatu bidang pengetahuan yang secara sistematik berusaha memahami menga- pa dan bagaimana orang bekerja sama.

Adapun menurut Follet sebagaimana di- sebutkan oleh Fattah (2008) mengatakan bah- wa manajemen juga dimaknai sebagai kiat, oleh karena manajemen mencapai sasaran melalui cara-cara dengan mengatur orang lain menja- lankan dalam tugas. Sebagai profesi karena ma- najemen dilandasi oleh keahlian khusus untuk mencapai suatu prestasi manajer, dan para pro- fessional dituntun oleh suatu kode etik.

(4)

Menurut Parker (2000) manajemen juga berarti seni melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang (the art of getting things done thro- ugh people). Sedangkan menurut Sapre (2002) manajemen adalah serangkaian kegiatan yang diarahkan langsung untuk penguasaan sumber daya organisasi secara efektif dan efisien dalam rangka mencapai tujuan organisasi. Lebih lan- jut menurut Hughes (2002), manajemen juga berkaitan dengan efisiensi, perencanaan, kerja keras, prosedur, pelaksanaan regulasi, penga- wasan dan konsistensi. (Lihat: Husaini: 2013).

Mengenai manajemen ini Fatah (2008) juga menyatakan bahwa dalam proses manaje- men terlibat fungsi-fungsi pokok yang ditam- pilkan oleh seorang manajer/pimpinan, yaitu:

perencanaan (planning), pengorganisasian (or- ganizing), pemimpinan (leading), dan penga- wasan (controlling). Oleh karena itu manajemen diartikan sebagai proses merencana, mengor- ganisasi, memimpin dan mengendalikan upaya organisasi dengan segala aspeknya agar tujuan organisasi tercapai secara efektif dan efisien.

Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulan bahwa manajmen adalah seni me- ngelola sesuatu menggunakan orang lain yang secara bersama-sama mereka digerakkan sesu- ai peran dan fungsinya untuk mencapai tujuan bersama agar dapat berjalan secara fektif dan efisien.

3. Perbedaan Manajemen dan Administrasi Dalam tataran praktis, sering terjadi ke- rancauan dalam penggunaan istilah manaje- men dan administrasi. sebagian mengatakan bahwa manajemen dan administrasi adalah sama, semantara sebagaian yang lain menyata-

kan bahwa manajemen dan administrasi adalah sesuatu yang berbeda. Mengenai hal ini, Sutisna (1987) mengemukakan bahwa dalam pemakai- anya secara umum administrasi diartikan sama dengan manajemen sedangkan administrator sama artinya dengan manajer.

Pembedaan pengertian antara adminis- trasi dan manajemen, terkadang hanya terja- di pada penggunaan atau penerapan dimana atau di lembaga mana istilah itu diperguna- kan. Lebih lanjut Sutisna mengatakan bahwa administrasi lebih cocok digunakan pada lem- baga-lembaga pemerintah yang bersifat sosial, sedangkan manajemen lebih cocok digunakan pada lembaga-lembaga sosial yang bersifat ko- mersial. Meski demikian, konsistensi penggu- naan istilah manajemen dan administrasi ini, seperti di Indonesia, tidak diterapkan secara konsisten. Dalam prakteknya pengunaan isti- lah pada BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dan BUMD (Badan Usasa Milik Daerah) yang merupakan perusahaan pemerintah juga meng- gunakan istilah manajer untuk pimpinannya (Usman:2013).

4. Fungsi Manajemen

Dalam proses manajemen atau pengelo- laan ada beberapa fungsi penting yang harus berjalan. Ketika fungsi-fungsi tersebut bisa berjalan dengan baik maka proses manajemen atau pengelolaan akan baik. Sebaliknya jika fungsi-fungsinya tidak berjalan dengan baik maka dalam proses pengelolaan atau manajer- ial dalam organisasi juga akan terganggu dan mengalami hambatan. Secara umum fungsi manajemen mencakup empat kegiatan pokok, yaitu; perencanaan (planning), pengorganisa- sian (organizing), penggerakan (actuating) dan

(5)

pengawasan (controlling). Dengan demikian manajemen menyangkut kegiatan merencana- kan, mengorganisasikan, memimpin dan me- ngendalikan yang terkait dengan segala penge- lolaan dan aspek keorganisasian agar organisasi dapat mencapai tujuan secara efektif dan efisien.

Sebagai fungsi perencanaan (planing) me- nyangkut kegiatan antara lain menetukan visi, misi, tujuan, sasaran dan target organisasi atau lembaga. Dalam proses selanjutnya organisasi mebuat perencanaan strategis (Renstra) dan pe- rencanaan operasioanal (Renop). Dalam kegi- atan ini, lembaga atau organisasi biasanya me- lakukan kajian mengenai aspek kekuatan dan kelemahan, serta menentukan kesempatan dan ancaman, untuk selanjutnya menentukan stra- tegi, kebijakan, taktik dan program organisasi.

Fungsi pengorganisasian (organizing) meliputi kegiatan penentuan fungsi, hubungan dan struktur. Fungsi ini biasanya berupa mem- bagi tugas-tugas yang dituangkan dalam fungsi garis, staf dan fungsional. Hubungan dalam or- ganisasi biasanya menyangkut tugas, tanggung jawab dan batas-batas kewenangan. Adapun struktur hubunganya bisa bersifat horisontal dan vertikal.

Fungsi penggerakan (actuating) meng- gambarkan bagaimana pemimpin atau manajer mengarahkan dan mempengaruhi para bawah- anya, bagaimana orang-orang yang berada di bawahnya menjalankan tugas keorganisasian dengan suasana yang nyaman, menyenangkan dan kondusif, penuh kebersamaan sesuai peran dan fungsi masing-masing untuk mencapai tu- juan organisasi.

Fungsi pengawasan (controlling) meru- pakan fungsi untuk mencocokkan antara stan-

dar perencanaan dan pencapaian tujuan dalam proses manajemen. Fungsi ini untuk mengawal proses manajemen agar sesuai dengan tujuan- nya. Biasanya kegiatan ini dilakukan dengan supervisi dan evaluasi.

Selanjutnya fungsi manajemen secara ga- ris besar dapat kita gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1.1. Manajemen dan Fungsi

5. Unsur-unsur Manajemen

Unsur-unsur manajemen adalah sesua- tu bahan atau elemen yang membentuk sistem manajerial. Jika salah satu unsur ini tidak ada atau dengan kata lain tidak sempurna maka akan menjadi hambatan bagi sebuah organisasi untuk pencapaian tujuan. Unsur-unsur tersebut adalah : a) Insani (human), b) Uang (money), c) Bahan (materials), d) Mesin (mechines), e) Me- tode (methods), d) Pasar (Market).

a) Insani (human)

Dalam manajemen unsur manusia (insani) adalah unsur yag paling penting.

Manusia (insani) sesungguhnya yang mem- buat tujuan organisasi, manusia pula yang melaksanakan proses untuk pencapaian tujuan. Tanpa adanya mansuia maka pro- ses-proses manajerial tidak akan bisa ber- jalan dengan baik, bahkan bisa dikatakan tidak ada aktivitas manajemen. Di dalam organisasi tersebut tidak ada proses kerja

FUNGSI MENEJEMEN

Planning Organizing

Actuating Controlling

(6)

tanpa Sumber Daya Manusia (Insani). Mes- ki setiap pekerjaan telah ditangani dan dia- lihkan menggunakan teknologi yang serba canggih sekalipun keberadaan insani masih sangat dibutuhkan dalam kegiatan manajer- ial. Bahkan bisa dikatakan hampir mustahil sebuah kegiatan manajerial organisasi atau lembaga bisa berjalan tanpa manusia.

b) Uang (money)

Keberadan uang merupakan salah satu unsur manajemen yang tidak bisa di- abaikan. Uang merupakan alat tukar seka- ligus pengukur nilai. Bahkan besar kecilnya hasil kegiatan dalam proses manajemen da- pat diukur dengan jumlah uang yang ber- adar dalam organisasi atau lembaga terse- but. Untuk melakukan hitungan-hitungan rasional dalam organisasi atau lembaga sa- ngat diperlukan uang sebagai salah satu alat (tool) untuk mencapai tujuan. Uang sangat berhungungan dengan ketersediaan biaya untuk penggajian tenaga, pembelian alat- alat yang dibutuhkan, serta biaya operasio- nal yang lain.

c) Bahan (materials)

Bahan atau material adalah menyangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam proses manajemen. Keberadaan material ini adalah unsur manajemen yang tidak boleh diabaikan. Biasanya material ini berupa bahan setengah jadi (raw material) atau bahan jadi. Keberadaan materi juga tidak bisa dipisahkan dengan manusia, karena tanpa materi Insaniakan kesulitan bahkan tidak akan bisa untuk mencapai tujuan organisasi.

d) Mesin (mechines)

Mesin adalah alat bantu untuk me- mudahkan penyelesaian pekerjaan yang dilakukan dalam proses manajemen. Peng- gunaan mesin sebagai alat bantu Insania- kan mampu menghasilkan keuntungan dan menciptakan efisiensi. Unsur mesin dalam proses manajemen berfungsi untuk me- ngurangi atau pengganti sumber daya In- saniyang terkadang cost (harga) nya terlalu tinggi. Namun demikian tentu unsur mesin tidak akan mampu mengatikan keseluruh- an peran Insanidalam proses manajemen.

e) Metode (methods)

Pelaksanaan kerja dalam kegiatan manajemen diperlukan unsur metode. Me- tode merupakan tata cara kerja yang akan mampu memperlancar kegiatan dalam proses manajerial. Metode yang baik jika dilakukan oleh Insaniyang ahli maka akan mendatangkan keberhasilan, sebaliknya metode yang baik jika tidak dilakukan oleh Insaniyang ahli maka akan sulit untuk men- datangkan keberhasilan. Dengan demikian kemanfaatan unsur metode ini bagimana- pun sangat tergantung dengan unsur ma- nusia.

d) Pasar (Market)

Unsur pasar adalah penting untuk mendistribusikan sebuah produk. Pro- duk-produk manjemen sangat membutuh- kan keberadaan pasar agar produk tersebut mudah sampai pada konsumen. Perusahaan akan berusaha untuk melakukan penguasa- an pasar, namun demikian penguasaan pa- sar sangat tergantung pada kualitas produk.

Jika kualitas produk baik, maka perusahaan

(7)

akan mampu menguasai pasar. Namun se- baliknya, jika kualitas barang rendah, tidak sesuai dengan selera konsumen, tidak men- jankau daya beli konsemen, maka perusa- haan tidak akan mampu menguasai pasar..

6. Ruang Lingkup Manajemen

Membicarakan mengenai ruang lingku- ap manajemen berarti membicarakan wilayah yang sangat luas. Dalam ruang lingkup mana- jemen, sesuai dalam pembahasan ini, akan kita bagi menjadi dua yaitu; ruang lingkup ekstrer- nal dan ruang lingkup internal. Ruang lingkup eksternal adalah ruang lingkup yang terkait dunia di luar organisasi namun memiliki pe- ngaruh terhadap dinamika organisasi. Adapun ruang lingkup internal adalah ruang lingkup yang ada di dalam organisasi tersebut dan se- cara otomatis akan mempengaruhi dinamika organisasi.

Ruang lingkup eksternal adalah ruang lingkup yang menyangkut lingkungan mana- jemen yang sangat umum, yang meliputi; eko- nomi (economic), politik (politics), hukum (jus- tics), budaya (sosio kultural), teknologi, demensi internasional dan kondisi lingkungan alam. Se- dangkan lingkungan manajemen yang khusus meliputi; pemilik, pelanggan (customer), klien, pemasok (suplier), pesaing, suplai SDI, badan pemerintah, lembaga keuangan, media dan lain-lain. Ruang lingkup internal manajemen terdiri dari; Insani (mans), sumber dana (ma- ney/financial), fisik (material), sistem nilai (vo- luneu system ) dan budaya (cultural system).

Manusia atau yang sering disebut SDI (Sumber Daya Insani) adalah aset termahal dan terpenting dalam sebuah organisasi. Ma-

nusialah yang membuat tujuan dan manusia pula yang melaksanakan kegiatan proses dalam pencapaian tujuan. Ini artinya manusia meme- gang kunci dan peran utama dalam proses ma- najemen. Selain itu, manusia adalah aset yang memiliki keunikan di banding dengan sum- ber daya yang lain. Keunikannya terletak pada karakter dan sifat insaniahnya yang memiliki keberagaman dan perbedaan. Karena keuni- kannya itu maka dalam proses manajemen di- perlukan kemampuan para manajer untuk me- ngelola SDI (Sumber Daya Insani) tersebut.

Sumber dana atau sering disebut financial atau maney adalah salah satu unsur yang tidak dapat diabaikan dalam organisasi. Sumber dana yang berupa uang adalah alat tukar sekaligus alat ukur nilai. Uang akan sangat terkait dengan berbagai proses operasional organisasi seper- ti; penggajian SDI (Sumber Daya Insani) dan pembelihan barang-barang yang akan diguna- kan sebagai alat dalam operasional organisasi.

Material atau fisik dalam manajemen ada- lah menyangkut bahan-bahan yang diperlukan dalam proses manajemen. Keberadaan mate- rial ini adalah bagian dari wilayah manajemen yang tidak boleh diabaikan. Bahkan material harus dikelola secara baik dengan mengguna- kan prinsip-prinsif efisiensi. Setelah manajer melakukan pengelolaan manusia (insani) dan keuangan dalam organisasi, dia harus memper- hatikan pengelolaan material. Seorang manajer harus memperhatikan wilayah pengelolaan ma- terial agar tujuan organisasi dapat berjalan dan dicapai dengan efektif dan efisien.

Sistem nilai dan budaya adalah sistem yang menyangkut tata nilai dan norma yang akan mempengaruhi iklim organisasi. Sistem ini akan membentuk perilaku dan iklim bu-

(8)

daya dalam sebuah organisasi. Bahkan sistem ini mampu membentuk katrakter dan ciri khas sebuah organisasi. Dalam perannya sistem nilai ini memiliki andil yang akan turut menyum- bangkan keberhasilan organisasi dalam penca- paian tujuan. Karena itu pengelolaan mengenai sistem nilai dan budaya menjadi wilayah inter- nal yang semestinya diperhatikan oleh seorang manajer.

7. Pengertian Manajemen Pendidikan

Konsep dasar lain yang harus dipahami seseorang yang ingin menelaah Manajemen Sumber Daya Murid/Santri adalah memahami konsep tentang manajemen pendidikan. Pe- mahaman mengenai konsep pendidikan ini penting mengingat manajemen Sumber Daya Murid/Santria dalah bagian yang tidak bisa dilepaskan dengan Manajemen Pendidikan.

Ketika seorang membahas tentang manajemen Sumber Daya Murid/Santri, tidak akan bisa le- pas dengan berbagai pembahasan manajemen pendidikan. Hal ini sangat dimaklumni meng- ingat Manajemen Sumber Daya Murid/Santri adalah manajemen yang berada dalam wilayah tanggung jawab kepala Madrasah atau pimpin- an Pesantren sebagai pemangku utama manaje- men pendidikan di Madrasah/Pesantren.

Pengertian manajemen pendidikan yang dikemukakan oleh para pakar juga sangat be- ragam. Manajemen pendidikan menurut Eng- koswara sebagaimana disebut dalam Asmani (2009) dinyatakan bahwa manajemen pendi- dikan dalam arti seluas-luasnya adalah suatu ilmu yang mempelajari bagaimana “menata sumber daya” untuk mencapai tujuan yang te- lah ditetapkan secara produktif dan bagaimana menciptakan suasana yang baik bagi Insaniyang

turut serta didalamnya untuk mencapai tujuan yang disepakati bersama. Dalam hal ini, penata- an mengandung makna mengatur, memimpin, mengelola atau mengadministrasikan sumber daya yang meliputi perencanaan, pelaksana- an, pengawasan dan pembinaan. Sumber daya terdiri dari sumber daya insani (peserta didik, pendidik dan pemakai jasa pendidikan). Ada- pun sumber daya alam diantaranya meliputi;

sumber belajar, kurikulum, serta seluruh sarana yang disediakan oleh lembaga untuk menun- jang proses manajemen dalam mencapai tujuan lembaga.

Dalam pengertian lain disebutkan bahwa manajemen pendidikan adalah rangkaian sega- la kegiatan atau rangkaian kegiatan yang berupa proses pengelolaan usaha kerjasama sekelom- pok manusia yang tergabung dalam organisasi pendidikan, untuk mencapai tujuan pendidik- an yang telah ditetapkan sebelumnya, agar efek- tif dan efisien” (Arikunto, 2008:6). Dalam hal ini, manajemen pendidikan merupakan penge- lolaan organisasi (usaha kerjasama sekelompok manusia) yang bergerak dalam pendidikan agar tujuan pendidikan dapat tercapai secara efek- tif dan efisien. Lebih lanjut disebutkan bahwa manajemen pendidikan adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya pendidikan untuk me- wujudkan proses dan hasil belajar peserta didik secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenang- kan dalam mengembangkan potensi dirinya.

(Usman:2013).

8. Ruang Lingkup Manajemen Pendidikan Ruang lingkup manajemen pendidikan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik In- donesia sebagaimana disebukan oleh Arikunto (2008:5) dapat dipandang dari 4 (empat) su-

(9)

dut pandang, yaitu wilayah kerja, obyek garap- an, fungsi atau urutan kegiatan dan pelaksana.

Ruang lingkup manajemen pendidikan untuk wilayah negara kesatuan Indonesia dapat digo- longkan sebagai berikut:

a. Ruang Lingkup Menurut Wilayah Kerja Dalam hal ini ruang lingkup mana- jemen pendidikan dibagi menjadi: 1) Ma- najemen Pendidikan Seluruh Negara, yaitu manajemen pendidikan untuk urusan ting- kat nasional. Manajemen ini menangani pendidikan sekolah, pendidikan luar seko- lah, pendidikan pemuda, penyelenggaraan latihan, penyelenggaraan penelitian, pe- ngembangan masalah-maslah pendidikan, serta kebudayaan dan kesenian. 2) Mana- jemen Pendidikan Satu Provinsi, yaitu ma- najemen pendidikan yang meliputi wilayah kerja satu provinsi yang dalam pelaksanaan selanjutnya dibantu oleh petugas tingkat kabupaten dan kecamatan. 3) Manajemen Pendidikan Satu Kabupaten/Kota, yaitu manajemen pendidikan yang meliputi wi- layah kerja satu kabupaten/kota yang me- liputi urusan penjenjangan pendidikdan dan jenis. 4) Manajemen Pendidikan Satuan Pendidikan (Satuan Unit Kerja), yaitu unit kerja yang langsung menangani pekerjaaan mendidik seperti; sekolahan, pusat latihan, pusat pendidikan, dan kursus-kursus. Ada- pun unit ini memiliki ciri sebagai lembaga pemberi pelajaran, memberi bahan yang diajarkan, penerima pelajaran, dan adanya sarana penunjang dalan pembelajaran. 5) Manajemen Kelas, yaitu satu kesatuan kegi- atan terkecil dalam usaha pendidikan yang manajemennya dikendalikan oleh guru, tu- tor dan sejenisnya. Di dalamnya terdapat

kegiatan manajer kelas yang berfsifat in- struksional ataupun manajerial.

b. Ruang Lingkup Menurut Obyek Garapan Menurut obyek garapanya, ruang lingkup manajemen pendidikan minimal meliputi 8 (delapan) obyek garapan, yaitu:

1) manajemen kesiswaan (kemuridan), 2) manajemen personil sekolah, 3) manajemen kurikulum, 4) manajemen sarana prasara- na, 5) manajemen ketata usahaan, 6) ma- najemen pembiayaan atau penganggaran, 7) manajemen organisasi dan lembaga-lem- baga pendidikan. 8) manajemen hubungan masyarakat. (lihat: Arikunto: 2009:6) c. Ruang Lingkup Menurut Fungsi dan Uru-

tan Kegiatan

Menurut fungsi atau urutan kerja- nya ruang lingkup manajemen pendidikan dapat diabagi sebagi berikut 1) melakukan perencanaan pendidikan, 2) mengorganisa- sikan kegiatan pendidikan, 3) mengarahkan dalam proses pendidikan, 4) mengkoor- dinasikan kegiatan pendidikan, 5) meng- komunikasikan kegiatan pendidikan, 6) mengawasi atau mengevaluasi proses ke- giatan pendidikan. Semua kegiatan itu di- lakukan agar proses pendidikan berjalan efektif dan efisien dalam pencapaian tujuan pendidikan. Dalam kegiatan manajemen semua unsur tersebut selalu berkaitan anta- ra satu dengan yang lain,

Dalam keterkaitan fungsi pokok ma- najemen, Arikunto (2009) mengutif pen- dapat Mc. Farland akan adanya keterkaitan yang sangat erat antara tiga fungsi pokok manajemen yaitu perencanaan (planinning), pengorganisasian (organizing), dan pengon- trolan (controlling). Keterkaitan hubungan

(10)

ini dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 2.1 Keterkaitan Planing, Organizing dan Controling

d. Ruang Lingkup Menurut Pelaksana

Menurut pelaksanaannya, manaje- men pendidikan dilakukan oleh banyak un- sur. Manajerial sekolah tidak hanya terbatas pada kepala sekolah dan staf tata usaha. Di lingkungan sekolah kepala sekolah adalah manajer dan administrator, di lingkungan kelas guru juga menjadi administrator se- kaligus manajer di lingkungan kelas. Ad- ministrator sekolah dan tenaga-tenaga ad- ministrasi yang berada di dalam lembaga pendidikan seperti di lembaga-lembaga kursus dan kantor-kantor tempat pelatih- an memiliki peran dan tugas yang hampir sama. Mereka adalah pelayan tidak lang- sung terhadap kegiatan belajar menga- jar. Kegiatan mereka diantaranya adalah mengurus kurikulum, sarana, personil, mu- rid/santri, biaya dan lain-ain yang bersifat memperlancar pekerjaan guru dan murid/

santri yang terlibat langsung dalam kegiatan mendidik.

9. Fungsi Manajemen Pendidikan

Untuk memperoleh hasil pendidikan yang maksimal seorang manajer lembaga pen- didikan harus menguasai fungsi manajemen pendidikan. Penguasaan fungsi manajemen bagi para kepala sekolah dan manajer pendi- dikan sangat penting mengingat mereka yang akan menjadi komando utama dalam melaku-

kan pengelolaan, pengendalian, pengembang- an dan pencapaian tujuan sekolah atau lemba- ga yang akan atau sedang dipimpinnya. Salah satu fungsi manajemen pendidikan menurut Mulyasa sebagaimana disebut dalam Asmani (2009) menyatakan bahwa manajemen pendi- dikan merupakan proses pengembangan dan pengendalian kegiatan kerjasama sekelompok orang untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Proses pengendalian kegiatan pada kelompok tersebut mencakup perencana- an (planning), pengorganisasian (organizing), penggerakan (actuating) dan pengawasan (con- trolling) sebagai suatu proses untuk menjadi- kan visi sebagai aksi. Berikut dijelaskan tentang fungsi manajemen pendidikan secara sekilas sebagai berikut;

a. Fungsi Perencanaan Pendidikan

Perencanaan adalah bagian pen- ting dari kegiatan manajerial. Perencanaan adalah salah satu syarat mutlak bagi setiap kegiatan manajerial. Bahkan perencanaan adalah setegah dari seluruh kegiatan mana- jerial itu sendiri. Suatu kegiatan manajerial tanpa perencanaan akan mengalami banyak kesulitan dan bahkan bisa mengakibatkan kegagalan dalam pencapaian tujuan. Begitu juga perencanaan dalam manajemen pen- didikan. Perencanaan dalam pendidikan menurut Nurochim (2016:22) adalah me- rupakan aktivitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan-tindakan yang tertuju pada tercapainya maksud-maksud dan tu- juan pendidikan.

Adapun yang dimaksud perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang terhadap hal-hal

Planning Organizing Controlling

(11)

yang akan dikerjakan pada masa yang akan datang dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan. Dalam perencanaan apa- pun termasuk perencanaan pendidikan ada dua faktor penting yang harus diperhatikan.

Kedua faktor tersebut adalah tujuan dan sa- rana.

Langkah-langkah dalam perencana- an pendidikan adalah sebagai berikut; 1) Menentukan dan merumuskan tujuan pen- didikan, 2) Menganalisis berbagai masalah dan pekerjaan yang akan dilakukan dalam proses pendidikan, 3) mengumpulkan in- formasi-informasi yang diperlukan, 4) me- nentukan tahapan dan rangkaian kegiatan yang akan ditempuh dalam proses pendi- dikan, 5) Merumuskan cara pemecahan masalah dan pekerjaan pendidikan yang akan diselesaikan.

Adapun dalam penyusunan peren- canaan ada beberapa hal yang perlu diper- hatikan yaitu; 1) Perencanaan pendidikan harus didasarkan pada tujuan yang jelas sehingga mudah dipahami, 2) Perencanaan pendidikan harus bersifat sederhana, realis- tis dan praktis, 3) Perencanaan pendidikan harus rinci, memuat uraian serta klasifikasi kegiatan dan rangkaian tindakan sehingga memudahkan sebagai pedoman untuk di- laksnakan, 4) Perencanaan pendidikan ha- rus memiliki fleksibelitas sehingga mudah disesuaikan dengan situasi dan kondisi ter- tentu, 5) Perencanaan pendidikan harus ter- dapat perimbangan antara berbagai bidang yang digarap sesuai urgensi masing-masing, 6) Dalam perencanaan pendidikan harus ada upaya penghematan baik pada sisi bi- aya, waktu serta sumber daya yang lain, 7)

Perencanaan pendidikan hendaknya meng- hindari duplikasi pelaksanaan.

b. Fungsi Pengorganisaian Pendidikan

Pengorganisasian dalam manajemen adalah aktivitas menyusun dan membentuk hubungan kerja antara orang-orang yang terlibat dalam organisasi sehingga terjadi satu kesatuan untuk mencapai tujuan orga- nisasi. Aktivitas pengorganisasian meliputi pembagian tugas, wewenang dan tangung jawab yang digambarkan secara rinci me- nurut bidang dan bagian masing-masing agar terjadi tata hubungan kerjasama yang harmonis dan lancar dalam pencapaian tu- juan.

Pengorganisasian dalam kegitan ma- najemen pendidikan menjadi tugas utama bagi para pimpinan pendidikan termasuk kepala madrasah/pesantren . Banyaknya kegiatan manajerial dalam organisasi pen- didikan yang menutut kecakapan, keteram- pilan dan tanggung jawab maka diperlukan kemampuan seorang manajer pendidikan untuk memilih dan menempatkan perso- nal sesuai dengan kebutuhan dan dinamika lembaga yang didasarkan pada pengalam- an, bakat, minat serta kepribadian. Pemilih- an dan penempatan ini dimaksudkan untuk mewujudkan keharmonisan hubungan ker- ja antara atasan (pimpinan) dan bawahan (anggota). Pada akhirnya, manajer pendi- dikan termasuk kepala Madrasah atau mu- dir Pesantren memiliki otoritas dan ketela- danan untuk mempengaruhi anggota agar bekerja secara sukarela dan bersama-sama dalam mencapai tujuan bersama.

(12)

c. Fungsi Penggerakan dalam Pendidikan.

Penggerakan dalam pendidikan me- rupakan aspek hubungan manusiawi dalam kepemimpinan yang mengikat para bawah- an untuk bersedia mengerti dan kemudia sudi menyumbangkan tenaganya secara efektif dan efisien guna terwujudnya tujuan pendidikan. Fungsi pengerakan atau fungsi pengarahan dalam manajemen pendidikan dalam cakupan kegiatan yang luas disam- paikan oleh Usman (2013:19) bahwa fungsi penggerakan menyangkut motivasi, kepe- mimpinan, kekuasaan, pengambilan kepu- tusan, komunikasi, koordinasi, negosiasi, manajemen konflik, perubahan organisasi, keterampilan personal, membangun keper- cayaan penilaian kinerja dan kepuasan ker- ja.

Dalam penggerakan ini ada berapa istilah yang perlu dipahami, sebagaimana disebutkan oleh (Husain Umar: 2000:77)

1) Directing, yaitu menyangkut kegiatan menngerakkan orang lain denga mem- berikan berbagai pengarahan.

2) Actuiting, menggerakan orang lain da- lam artian umum

3) Leading, menggerakkan orang lain dengan cara menempatkan diri dimu- ka orang lain yang digerakkan, mem- bawa mereka pada satu tujuan tertentu serta memberikan contoh-contoh dan keteladanan.

4) Commanding, yaitu menggerakkan orang lain disertai unsur paksaan

5) Motivating, yaitu menggerakkan orang lain dengan terlebih dahulu member- ikan alasan-alasan mengapa suatu hal itu harus dikerjakan.

d. Fungsi Pengawasan Pendidikan

Fungsi pengawasan adalah fungsi manajerial yang menyangkut kegiatan un- tuk mengetahui sejauh mana efektivitas ke- giatan organisasi dalam proses pencapaian tujuan. Pengawasan pendidikan dilakukan untuk mengetahui kelemahan dan kelebih- an dalam proses pengelolaan pendidikan.

Kegiatan pengawasan pendidikan ini, juga untuk mengetahui apakah keseluruhan pro- ses kegiatan dalam organisasi telah berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Diantara fungsi pengawasan pendidikan adalah: 1) mencegah terjadinya penyimpangan terhadap program pendidik- an, 2) mengukur seberapa jauh tercapainya program pendidikan, 3) meningkatkan ki- nerja personal pendidikan, 4) memperoleh umpan balik, 5) Mengajak secara mendidik kepada kepada personil program untuk me- mahami maksud dan tujuan kegiatan yang dilakukan.

Dalam proses pengawasan pada lem- baga pendidikan dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut; 1) menetapkan standar kinerja lembaga pendidikan, 2) melakukan pengukuran terhadap kinerja aktual lemba- ga pendidikan, 3) membandingkan kinerja aktual lembaga pendidikan dengan standar kinerja lembaga.

10. Tujuan Manajemen Pendidikan

Dilihat dari tujuannya, manajemen pen- didikan dimaksudkan untuk pola pengatur- an dunia pendidikan yang berorientasi pada efektivitas pembelajaran murid/santri sehing- ga murid/santri dapat mencapai tujuan pem-

(13)

belajaran. Diantara tujuan pembelajaran yang sering mengemuka dalam penyelenggraan pendidikan adalah: a) Pendidikan bertujuan untuk pengembangan pengetahuan (kognitif), b) Pendidikan juga memiliki tujuan untuk pe- ngembangan sikap, kepribadian, dan emosional (afektif), c) Pendidikan juga memiliki tujuan untuk mengembangkan keterampilan atau skill (psikomotorik).

Adapun mengenai tujuan manajemen pendidikan para pakar manajemen pendidikan telah banyak merumuskan pengertian tersebut.

Menurut Bush dikemukakan bahwa tujuan na- majemen pendidikan adalah untuk memfasili- tasi pembelajaran siswa sebagai sebuah bentuk pembelajaran.” (Bush, 2006:20). Dengan demi- kian Kepala Madrasah atau Mudir Pesantren secara umum memberikan fasilitas pembelajar- an yang dibutuhkan oleh murid/santri dan pen- didik (guru/ustadz) melalui pengelolaan selu- ruh sumber daya sekolah. Para pendidik (guru/

ustadz) sebagai manajer kelas juga melakukan pengelolaan pembelajaran kelas serta hal-hal yang terkait dalam proses pembelajaran dikelas tersebut.

Dinyatakan pula oleh Shrode dan Vo- ich sebagaimana disebut dalam Asmani (2007) bahwa tujuan utama manajemen adalah pro- duktivitas dan kepuasan. Mungkin saja tuju- an ini tidak tunggal, bahkan jamak atau rang- kap, seperti peningkatan mutu pendidikan/

lulusanya, keuntungan atau profit yang tinggi, pemenuhan kesempatan kerja, pembangun- an daerah/nasional, tanggung jawab sosial.

Tujuan-tujuan ini berdasarkan penataan dan pengkajian terhadap situasi dan kondisi organi- sasi, seperti kekuatan dan kelemahan, peluang serta ancaman. “Tujuan pendidikan tidak ha-

nya untuk mengembangkan pengetahuan anak, tetapi juga sikap kepribadian, serta aspek sosial emosional, disamping keterampilan-keteram- pilan lain”(Mulyasa, 2007:47).

Secara singkat manajemen pendidikan sesungguhnya adalah upaya-upaya untuk men- capai tujuan yang dilaksanakan dengan proses secara terus-menerus dengan selalu melakukan perbaikan menyeluruh untuk mencapai pe- ningkatan mutu atau berorientasi pada mutu.

Mutu dalam manajemen menjadi sesuatu hal penting karena hal ini akan terkait dengan ke- percayaan pelanggan atau masyarakat. Jika pe- nyelenggaraan pendidikan tetap bermutu maka masyarakat akan senantiasa memakai jasa lem- baga pendidikan tersebut. Namun jika sebalik- nya, pelanggan pun akan meninggalkan sebuah lembaga pendidikan yang tidak berorientasi layanan bermutu. Oleh karena itu madrasah/

pesantren seharusnya tidak mudah lelah untuk merencanakan dan melakukan perbaikan seca- ra terus menerus dalam rangka meningkatkan mutu seluruh sumber daya insaninya.

11. Manfaat Manajemen Pendidikan

Banyak manfaat yang didapat dari penye- lenggaraan manajemen pendidikan. Adapun manfaat manajemen pendidikan sebagaimana diuraikan oleh Usman (2013:17) adalah sebagai berikut:

1. Terwujudnya suasana belajar dan pros- es pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, menyenangkan dan bermakna.

2. Terciptanya peserta didik yang aktif dalam mengembangkan potensi dirinya.

3. Terpenuhinya salah satu dari lima kompe- tensi tenaga kependidikan (tertunjangnya

(14)

kompetensi manajerial tenaga kependidikan sebagai manajer).

4. Tercapainya tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.

5. Terbekalinya tenaga kependidikan dengan teori tentang proses dan tugas administrasi pendidikan (tertunjangnya profesi sebagai manajer atau konsultan manajemen pendi- dikan).

6. Teratasinya masalah mutu pendidikan kare- na 80% masalah mutu disebabkan oleh ma- najemennya.

7. Terciptanya perencanaan pendidikan yang merata, bermutu, relevan, tidak bias jender dan sara, serta akuntabel.

8. Terciptanya citra positif pendidikan.

9. Terwujudnya peningkatan mutu pendidikan 10. Terwujudnya perencanaan pendidikan

yang merata, bermutu relevan dan akuntabel

DAFTAR PUSTAKA

Abu Dawud, Anas Ismail (1996). Dalilus Saailin. Kerajaan Arab Saudi: Maktabah Mamlakah Fad Wathoniyah.

Al-Ghazali, Ali (2003). Al-Insan As-Sholeh.

Makkah Mukaromah: Darut Thoyibah Al-Kharo’.

Arikunto, Suharsimi dan Yuliana (2008). Manajemen Pendidikan.

Yogyakarta:Aditya Media

Asmani, Jamal Ma’mur (2009). Manajemen Pengelolaan dan Kepemimpinan Pendidikan Profesional. Yogyakarta:

Divapres

Azra, Azyumardi (2001). Pendidikan Islam Tradisi dan Moderdibisasi Menuju Milenium Baru. Jakarta: Kalimah

Baqoris, Shaleh (1410H). Ushulut Tarbiyah Al-Islamiyati Al-‘Aamati. Makkah Al- Mukaromah: Darut Tsiqoh Linasyri Wa

Tauzi’.

Bush, Toni. Coleman, Mariane (2006).

Leadership and Strategic, Manajemen In Education. Yogyakarta: IRCiSoD

Direktorat Tenaga Kependidikan Derektorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidikan dan Tenaga Kependidikan Depertemen Pendidikan Nasioanl (2008). Pendidikan dan Pelatihan Manajemen Kemurid/

santri an (Peserta Didik). Jakarta.

Fatah, Nanang (2008). Landasan Manajemen Pndidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Fathoni, Rahmad (2006) Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Halim, A. Dkk.,ed, (2005) Manajemen Pesantren. Yogyakarta:LKIS Pelangi Aksara.

HAR Tilaar, Hugroho (2008). Kebijakan Pendidikan Pengantar untuk Memahami Kebijakan Pendidikan sebagai Kebijakan Publik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hasan, Muhammad Tholchah (2000). Diskursus Islam dan Pendidikan. Jakarta: Penerbit Bima Wiraswasta Indonesia.

Hery, Noer Ali (1999). Ilmu Pendidikan Islam.

Jakarta: Logos Wacana Ilmu.

Jumhur, I dan Danasaputra (1959). Sejarah Pendidikan. Bandung: Rosdakarya.

Mulyasa, E (2007). Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Rosdakarya.

Notoadmojo, Soekijo (2003). Pengembangan Sumber daya Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

Peraturan Pemerintah No. 47 Tahun 2008 Tentang Wajib Belajar

Ratih, Abdullah dan Amin, Muhammad (1983) Sejarah Pendidikan Indonesia.

Surabaya:Pres.

Sani, R. Abdullah (2015) Penjaminan Mutu Sekolah. Jakarta: Bumi Aksara.

Semiawan, Coni, dkk. (2084). Memupuk Bakat dan KreatifitasMurid/SantriSekolah Menengah: Petunjuk bagi Guru dan Orang Tua, Jakarta: PT Gramedia.

(15)

Slameto, (2010) Belajar Dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta:PT Rineka Cipta.

Sudrajat, Ahmad (2008) http://akhmadsudrajat.

wordpres.com/2008/2/02/3/ konsep- manajemen sekolah.

Suharso & Retnoningsih, Ana (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Semarang:

Widya Karya.

Suharso dan Renoningsih, Ana (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang:

Widya Karya.

Sulaiman, Ahmad & Wibowo, Udik Budi. (2016).

Implementasi sistem penjaminan Mutu

Internal sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Universitas Gajah Mada. Jurnal Akuntabilitas Manajemen Pendidikan, Vol. 4 No 1, April 201 hal 17- 32.

Sulistyorini, (2016). Esensi Manajemen Pendidikan Islam, Pengelolaan Lembaga untuk Meningkatkan Kualitas Pendidikan Islam, Yogyakarta: Kalimedia

Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Referensi

Dokumen terkait

• Situasi kepemimpinan Fungsi Manajemen Planning, organizing, actuating, controlling Man Material Method Money Machine.. penelitian ini adalah terdapat hubungan yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepala SD UMP telah mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen yang meliputi planning, organizing, actuating dan controlling dalam

Pola dasar manajemen paradigma baru melalui proses POAC, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling, selanjutnya didukung proses penggunaan sumber daya 6M,

Perencanaan ialah sejumlah kegiatan yang ditentukan sebelumnya untuk dilaksanakan pada suatu priode tertentu dalam rangka mencapai tujuan yang ditetapkan. Pendapat para Ahli :..

Sedangkan keberhasilan pondokan pesantren akan ditentukan oleh adanya manajemen pondok pesantren itu sendiri, dengan adanya perencanaan (planning)

Manajemen: Suatu proses tertentu terdiri dari planning, organizing, actuating, controlling, dengan menggunakan keahlian dan ilmu pengetahuan untuk setiap fungsi itu dalam

Manajemen sebagai suatu proses dipandang sebagai rangkaian kegiatan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan

Konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat Perencanaan (planning) Penataan (organizing) Kepemimpinan (leading) Pengendalian (controlling) Mendefinisikan sasaran-sasaran,