• Tidak ada hasil yang ditemukan

LIhan 'I KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LIhan 'I KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

S A L I N A

'“'*1

I' t

LIh a n 'I

KOM ISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN G R ESIK

KEPUTUSAN KOM ISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN G R ESIK

NOMOR 1 5 9 2 /H K .0 3 .1 .K p t / 3 5 2 5 / KPU-Kab / X II / 2 0 2 0 TENTANG

RENCANA STRA TEG IS KOM ISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN G R ESIK TAHUN 2 0 2 0 - 2 0 2 4

KOM ISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK ,

M e n im b a n g a. b a h w a b e rd a s a rk a n k e te n tu a n P asal 3 a y a t (1) P e ra tu ra n P resid en Nom or 18 T a h u n 2 0 2 0 te n ta n g R e n c a n a P e m b a n g u n a n J a n g k a M en en g ah N asional T a h u n 2 0 2 0 -2 0 2 4 , y a n g m e n y a ta k a n K e m e n te ria n /L e m b a g a d a n P e m e rin ta h D a era h m e la k s a n a k a n p ro g ram d a la m R e n c a n a P e m b a n g u n a n J a n g k a M enengah n a sio n a l y a n g d ija b a rk a n d a la m R e n c a n a S tra te g is K e m e n te ria n /L e m b a g a d a n R e n c a n a P e m b a n g u n a n J a n g k a M enengah D aerah ;

b. b a h w a u n tu k m e w u ju d k a n p e n y elen g g a raa n P em ilih an U m um d a n P em ilih an B u p a ti d a n W akil B u p a ti y a n g lebih b e rk u a lita s , d e m o k ra tis, d am ai, j u j u r d a n ad il y a n g s e s u a i d e n g a n R e n c a n a P e m b a n g u n a n J a n g k a M enengah N asional T a h u n 2 0 2 0 -2 0 2 4 , p erlu d is u s u n R e n c a n a S tra te g is Komisi P em ilih an U m um K a b u p a te n G resik T a h u n 20 2 0 - 2024;

c. b a h w a b e rd a s a rk a n p e rtim b a n g a n se b a g a im a n a

d im a k su d d a la m h u r u f a d a n h u r u f b, m a k a p e rlu

m e n e ta p k a n K e p u tu sa n Komisi P em ilihan U m um

K a b u p a te n G resik te n ta n g R e n c a n a S tra te g is Komisi

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

LAMPIRAN

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK

NOMOR 1 5 9 2 /H K .0 3 . l-K p t/3 5 2 5 /K P U -K a b /X II/2 0 2 0 TENTANG

RENCANA STRATEGIS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK TAHUN 2 0 2 0 -2 0 2 4

RENCANA STRATEGIS

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK

TAHUN 2 0 2 0 -2 0 2 4

(7)

KATA PENGANTAR

encana Strategis (Renstra) Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik Periode 2020-2024 adalah panduan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik untuk 5 (lima) tahun ke depan, yang disusun berdasarkan hasil analisis terhadap potensi dan permasalahan yang dihadapi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik saat ini dan ke depan. Disamping itu, Renstra Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik Periode 2020-2024 disusun dengan berpedoman pada Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia.

Memperhatikan hal tersebut, maka Renstra ini menjadi pedoman bagi seluruh jajaran Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik periode 2020-2024 dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan senantiasa menjunjung asas penyelenggara serta asas penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan. Dengan panduan Renstra yang spesifik, terukur, dapat dijangkau, wajar, dan terjadwal disertai panduan prinsip-prinsip Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik tersebut, diharapkan bangsa Indonesia ke depan mampu mencapai demokrasi yang substansial.

Gresik, 2 Desember 2020 Ketua Komisi Pemilihan Umum

Kabupaten Gresik

AKHMAD RONI

R

(8)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI ... 2

BAB I PENDAHULUAN ... 3

A. Kondisi Umum ... 3

1.1 Perkembangan Demokrasi Indonesia ... 3

1.2 Kondisi Umum KPU Kabupaten Gresik ... 8

1.3 Asas Penyelenggara dan Penyelenggaraan Pemilu ... 32

1.4 Analisis Strategi KPU Kabupaten Gresik ... 35

BAB II VISI MISI DAN TUJUAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK 2020-2024 ... 52

A. Visi KPU Kabupaten Gresik ... 54

B. Misi Komisi Pemilihan Umum ... 55

C. Tujuan Komisi Pemillihan Umum... 56

D. Sasaran Strategis Komisi Pemilihan Umum ... 56

BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI, KERANGKA KELEMBAGAAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK 2020-2024 ... 58

A. Arah Kebijakan dan Strategi KPU RI ... 58

B. Arah Kebijakan dan Strategi KPU Kabupaten Gresik... 60

C. Kerangka Regulasi KPU Kabupaten Gresik ... 61

D. Kerangka Kelembagaan KPU Kabupaten Gresik ... 62

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN GRESIK 2020-2024 ... 68

A. Target Kinerja Sasaran Strategis ... 68

B. Kerangka Pendanaan ... 74

BAB V PENUTUP ... 75

(9)

BAB I PENDAHULUAN

A. Kondisi Umum

1.1 Perkembangan Demokrasi Indonesia

Sejarah demokrasi Indonesia dikenal sejak Pemilu pertama Indonesia tahun 1955. Namun sejarah pembentukan lembaga penyelenggaraan pemilu sudah dimulai pada tahun 1946 ketika Presiden Soekarno membentuk Badan Pembaharuan Susunan (BPS) Komite Nasional Pusat, menyusul disahkannya Undang- Undang (UU) Nomor 12 Tahun 1946 tentang Pembaharuan Susunan Komite Nasional Indonesia Pusat. Kemudian berdasarkan Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1948 tentang Susunan Dewan Perwakilan Rakyat Dan Pemilihan Anggauta- Anggautanya, BPS diganti dengan Komisi Pemilihan Pusat (KPP).

Setelah revolusi kemerdekaan pada tanggal 7 November 1953 Presiden Soekarno menandatangani Keputusan Presiden Nomor 188 Tahun 1955 tentang pengangkatan Panitia Pemilihan Indonesia (PPI), yang bertugas menyiapkan, memimpin dan menyelenggarakan Pemilu 1955 untuk memilih anggota Konstituante dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat. PPI ditunjuk oleh Presiden, Panitia Pemilihan ditunjuk oleh Menteri Kehakiman dan Panitia Pemilihan Kabupaten ditunjuk oleh Menteri Dalam Negeri.

Pemilu yang pertama kali tersebut berhasil diselenggarakan dengan aman, lancar, jujur dan adil serta sangat demokratis.

Sangat disayangkan, kisah sukses Pemilu 1955 akhirnya tidak bisa dilanjutkan, dan hanya menjadi catatan emas sejarah.

Pemilu pertama itu tidak berlanjut dengan Pemilu kedua lima tahun berikutnya, meskipun ditahun 1958 Pejabat Presiden Sukarno sudah melantik Panitia Pemilihan Indonesia (PPI) II.

Secara keseluruhan, perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dibagi dalam 4 (empat) periode, sebagai berikut :

Periode 1945-1959, masa Demokrasi Parlementer yang

menonjolkan demokrasi parlemen serta partai-partai. Pada

masa ini kelemahan demokrasi parlemen memberikan

(10)

peluang untuk dominasi partai-partai politik dan DPR.

Akibatnya persatuan yang digalang selama perjuangan melawan musuh bersama menjadi kendor dan tidak dapat dibina menjadi kekuatan konstruktif sesudah kemerdekaan.

Periode 1959-1965, masa Demokrasi Terpimpin yang dalam berbagai aspek menyimpang dari demokrasi konstitusional.

Periode ini lebih menampilkan menonjolkan aspek-aspek demokrasi rakyat, serta ditandai dengan dominasi presiden, terbatasnya peran partai politik, perkembangan pengaruh komunis dan peran ABRI sebagai unsur sosial-politik semakin meluas.

Periode 1966-1998, masa Demokrasi Pancasila era Orde Baru, merupakan demokrasi konstitusional yang menonjolkan sistem presidensial. Landasan formal periode ini adalah Pancasila, UUD 1945 dan ketetapan MPRS/MPR guna meluruskan kembali penyelewengan terhadap UUD 1945 yang terjadi di masa Demokrasi Terpimpin. Dalam perkembangannya, peran pesiden semakin dominan terhadap lembaga-lembaga negara yang lain. Dalam prakteknya, demokrasi pada masa ini, Pancasila hanya digunakan sebagai legitimasi politis penguasa.

Periode 1999 sampai sekarang, masa Demokrasi Pancasila era Reformasi. Pada masa ini partai politik kembali menonjol, sehingga iklim demokrasi memperoleh nafas baru.

Tantangan dari sistem demokrasi multi partai adalah kecenderungan terjadinya tawar-menawar antara beberapa partai politik dalam menyusun suatu kabinet koalisi (politik dagang sapi).

Meskipun perkembangan demokrasi Indonesia mengalami

pasang-surut, saat ini demokrasi Indonesia telah berjalan dijalur

yang benar, meskipun masih memerlukan perkuatan. Hal

tersebut diindikasikan melalui munculnya pemimpinpemimpin

yang cukup kuat, tidak hanya dalam melaksanakan

pembangunan ekonomi, namun juga melaksanakan

pembangunan karakter bangsa melalui partisipasi rakyat yang

tinggi, serta sekaligus menghindarkan terjadinya diktatur

(11)

perorangan, partai ataupun politik, baik di pusat maupun di daerah.

Pada perkembangannya isu Pemilu serentak juga perlu diperhatikan dalam Rencana Strategis KPU 2020-2024. Dalam konteks Indonesia, paling kurang bisa diidentifikasi enam skema atau model Pemilu serentak yang bisa dipilih.

Pertama, Pemilu serentak sekaligus, satu kali dalam lima tahun, untuk semua posisi publik di tingkat nasional hingga Kabupaten/Kota. Pemilu ini meliputi pemilihan legislatif (DPR, DPD, DPRD Propinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota), pemilihan presiden, serta pilkada. lni seringkali disebut dengan pemilihan tujuh kotak atau "Pemilu borongan".

Kedua, Pemilu serentak hanya untuk seluruh jabatan legislatif (pusat dan daerah) dan kemudian disusul dengan Pemilu serentak untuk jabatan eksekutif (pusat dan daerah). Dalam model clustered concurrent election ini, Pemilu untuk DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota dilaksanakan seperti selama ini dilakukan bersamaan sesuai waktunya, dan kemudian diikuti Pemilu presiden, gubernur, dan bupati/walikota beberapa bulan kemudian.

Ketiga, Pemilu serentak dengan Pemilu sela berdasarkan tingkatan Pemerintahan, di mana dibedakan waktunya untuk Pemilu nasional dan Pemilu daerah/lokal (concurrent election with mid-term election). Dalam model ini Pemilu anggota DPR dan DPD dibarengkan pelaksanaannya dengan Pemilu presiden.

Sementara Pemilu DPRD Provinsi, Kabupaten/Kota dibarengkan pelaksanaannya dengan pemilihan gubernur dan bupati/walikota, dua atau tiga tahun setelah Pemilu nasional.

Keempat, Pemilu serentak tingkat Nasional dan tingkat lokal

yang dibedakan waktunya secara interval (concurrent election

with regional-based concurrent elections). Dalam model ini,

pemilihan presiden dan pemilihan legislatif untuk DPR dan DPD

dilakukan bersamaan waktunya. Kemudian pada tahun kedua

diadakan Pemilu serentak tingkat lokal untuk memilih DPRD

Provinsi dan Kabupaten/Kota serta pemilihan gubernur dan

bupati/walikota berdasarkan pengelompokan region atau wilayah

(12)

kepulauan tertentu. Misal tahun kedua khusus untuk wilayah Pulau Sumatera. Kemudian disusul tahun ketiga untuk wilayah Pulau Jawa, dan tahun keempat untuk wilayah Bali dan Kalimantan, dan tahun kelima untuk wilayah sisanya. Dengan model ini maka setiap tahun masing-masing partai akan selalu bekerja untuk mendapatkan dukungan dari pemilih, dan pemerintah serta partai politik dapat selalu dievaluasi secara tahunan oleh pemilih.

Kelima, adalah Pemilu serentak tingkat nasional yang kemudian diikuti dengan Pemilu serentak di masing-masing Provinsi berdasarkan kesepakatan waktu atau siklus Pemilu lokal di masing-masing Provinsi tersebut. Dengan model concurrent election with flexible concurrent local elections ini maka pemilihan Presiden dibarengkan dengan pemilihan legislatif untuk DPR dan DPD. Kemudian setelahnya tergantung dari siklus maupun jadual Pemilu lokal yang telah disepakati bersama diadakan Pemilu serentak tingkat lokal untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota serta memilih anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota di suatu Provinsi, dan kemudian diikuti dengan Pemilu serentak lokal yang sama di Provinsi-Provinsi lainnya sehingga bisa jadi dalam setahun ada beberapa Pemilu serentak lokal di sejumlah Provinsi.

Keenam, adalah Pemilu serentak untuk memilih anggota DPR, DPD, dan DPRD, serta Presiden dan Wakil Presiden dan kemudian diikuti setelah selang waktu tertentu dengan Pemilu eksekutif bersamaan untuk satu Provinsi. Dalam skema atau model ini, Pemilu serentak tingkat lokal hanyalah untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota secara bersamaan di suatu Provinsi, dan jadwalnya tergantung dari siklus Pemilu lokal di masing-masing Provinsi yang telah disepakati.

Salah satu skema atau model di antaranya, seperti diusulkan

para akademisi melalui Electoral Research lnstitut, adalah Pemilu

serentak yang memisahkan antara Pemilu serentak nasional dan

Pemilu serentak lokal yang diselenggarakan 30 bulan sesudah

Pemilu serentak nasional. Pemilu serentak nasional

diselenggarakan untuk memilih eksekutif dan legislatif di tingkat

(13)

nasional (Presiden/Wapres, DPR, dan DPD), sedangkan Pemilu serentak lokal untuk memilih eksekutif dan legislatif di tingkat lokal/daerah (Gubernur/Wakil, Bupati/Walikota/Wakil, DPRD Provinsi, dan DPRD kab/kota). Dengan demikian pilkada serentak menjadi bagian dari skema Pemilu lokal serentak. Mengenai konstitusionalitas Pemilu serentak nasional yang dipisahkan dengan Pemilu serentak lokal ini pernah dibahas dengan tuntas dan jelas oleh Prof. Saldi lsra dalam bab yang ditulisnya

"Konstitusionalitas Penyelenggaraan Pemilu Nasional Serentak Terpisah dari Pemilu Lokal Serentak", dalam buku Pemilu Nasional Serentak 2019 (2016) seperti disinggung di muka.

Menurut Prof. Saldi lsra, terkait penyelenggaraan Pemilu di luar

jadwal lima tahunan seperti diamanatkan Pasal 22E ayat (1) UUD

1945, frasa keserentakan Pemilu, frasa Pemilu nasional secara

serentak, dan Pemilu lokal secara serentak, pernah muncul dan

diperdebatkan oleh PAH I MPR pada 2000, sehingga pemisahan

Pemilu serentak Nasional dan lokal sebenarnya memenuhi syarat

konstitusionalitas, baik dari segi original intent maupun dari

pendekatan interpretasi atas konteks yang tidak semata-mata

bersifat harfiah, tetapi juga fungsional. Meskipun ada pandangan

berbeda, termasuk pandangan dari MK pada 2015, bahwa pilkada

bukan rejim Pemilu sebagaimana dimaksud Pasal 22E UUD 1945,

tetapi secara esensial tak seorang pun bisa membantah bahwa

pilkada pada hakikatnya adalah Pemilu. Apalagi pilkada

diselenggarakan oleh KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota

yang dikoordinasikan secara terpusat oleh, dan sekaligus

merupakan bagian integral dari KPU. Selain itu sengketa hasil

pilkada pun ditangani oleh MK, yang tentu saja mengandung arti

bahwa esensi pilkada pun merupakan suatu Pemilu, sehingga

selayaknya diselenggarakan sebagai bagian dari skema Pemilu

serentak lokal.

(14)

1.2 Kondisi Umum KPU Kabupaten Gresik 1.2.1 Kondisi Geografis KPU Kabupaten Gresik

a. Geografis Kabupaten Gresik

Kabupaten Gresik terletak di sebelah barat laut Kota Surabaya, ibukota Provinsi Jawa Timur. Pusat Pemerintahan Kabupaten Gresik yaitu kecamatan Gresik berada 20 km sebelah utara Kota Surabaya. Kabupaten Gresik terbagi dalam 18 kecamatan dan terdiri dari 330 desa dan 26 kelurahan.

Secara geografis, wilayah Kabupaten Gresik terletak antara 112° - 113° BT dan 7° - 8° LS dan merupakan dataran rendah dengan ketinggian 2-12 meter di atas permukaan air laut, kecuali kecamatan Panceng yang mempunyai ketinggian 25 meter di atas permukaan laut.

Sebagian wilayah Kabupaten Gresik merupakan daerah pesisir pantai, yaitu memanjang mulai dari Kecamatan Kebomas, Gresik, Manyar, Bungah, Sidayu, Ujungpangkah, dan Panceng serta kecamatan Tambak dan Sangkapura yang lokasinya berada di Pulau Bawean. Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gresik sebagian besar merupakan tanah kapur yang relatif tandus. Ketinggian tanah di Wilayah Kabupaten Gresik berada pada 0 – 500 meter di atas permukaan laut (mdpl) pada elevasi terendah terdapat di daerah sekitar muara Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong. Kondisi topografi pada Kabupaten Gresik bervariasi pada kemiringan 0-2 %, 3-15 %, dan 16-40% serta lebih dari 40 %. Sebagian besar mempunyai kemiringan 0-2 % mempunyai luas + 94.613,00 Ha atau sekitar 80,59 %, sedangkan wilayah yang mempunyai kemiringan lebih dari 40 % lebih sedikit + 1.072,23 Ha atau sekitar 0,91%.

Keadaan permukaan air tanah di Wilayah Kabupaten Gresik

pada umumnya relatif dalam, hanya daerah-daerah tertentu di

sekitar sungai atau rawa-rawa saja yang mempunyai pemukaan

air tanah agak dangkal. Pola aliran sungai di Kabupaten Gresik

memperlihatkan wilayah Gresik merupakan daerah muara

Sungai Bengawan Solo dan Kali Lamong dan juga dilalui oleh

Kali Surabaya di Wilayah Selatan. Sungai-sungai ini memiliki

sifat aliran dan kandungan unsur hara yang berbeda. Sungai

(15)

Bengawan Solo mempunyai debit air yang cukup tinggi dengan membawa sedimen lebih banyak dibandingkan dengan Kali Lamong, sehingga pendangkalan di Sungai Bengawan Solo lebih cepat.

Berdasarkan klasifikasi iklim, wilayah Kabupaten Gresik termasuk dalam kategori iklim tropis basah dan kering (Aw).

Suhu rata-rata tahunan di wilayah ini adalah ±28,3°C dan tingkat kelembapan nisbi sebesar ±76%. Jumlah curah hujan tahunan di wilayah Gresik adalah 1200–1600 mm per tahun dan dengan jumlah hari hujan berkisar antara 90–120 hari hujan per tahun. Musim di Kabupaten Gresik biasanya berlangsung sejak bulan Desember hingga bulan maret dengan bulan terbasah adalah Januari yang jumlah curah hujan per bulannya lebih dari 250 mm per bulan, sedangkan musim kemarau berlangsung dari bulan Mei hingga bulan Oktober dengan bulan terkering adalah Agustus.

b. Penduduk Kabupaten Gresik

Tabel 1 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Gresik 2020

Age Groups Laki-Laki

Male Perempuan

Female Jumlah

Total

(1) (2) (3) (4)

0–4

49 851 47 062 96 913

5–9

52 010 49 567 101 577

10–14

52 925 49 206 102 131

15–19

52 770 49 579 102 349

20–24

51 164 49 801 100 965

25–29

52 910 51 962 104 872

30–34

51 823 51 204 103 027

35–39

53 795 53 214 107 009

40–44

54 964 54 114 109 078

45–49

49 338 48 781 98 119

50–54

42 308 42 033 84 341

55–59

34 453 34 161 68 614

60–64

26 342 27 564 53 906

65–69

18 785 18 903 37 688

70–74

9 368 11 152 20 520

75+

7 477 12 629 20 106

Kabupaten

Gresik 660 283 650 932 1 311 215

Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Gresik

Penduduk Kabupaten Gresik berdasarkan Sensus

Penduduk 2020 sebanyak 1.311.215 jiwa yang terdiri atas

(16)

660.283 jiwa penduduk laki- laki dan 650.932 jiwa penduduk perempuan Penduduk Kabupaten Gresik paling banyak berada di Kecamatan Menganti yakni sebanyak 144.028 jiwa atau sebesar 10,98 persen dari total penduduk di Kabupaten Gresik. Sedangkan kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit di Kabupaten Gresik adalah Kecamatan Tambak, yang hanya didiami oleh 29.677 jiwa atau 2,26 persen dari total penduduk Kabupaten Gresik. Kepadatan penduduk di Kabupaten Gresik tahun 2020 mencapai 1.098 jiwa/km2.

Kepadatan penduduk di 18 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan tertinggi berada di Kecamatan Gresik dengan kepadatan sebesar 13.78 jiwa/km2 dan terendah di Kecmatan Tambak yakni sebesar 377 jiwa/km2.

c. Partai Politik Kabupaten Gresik

Gambar 1 Partai Politik Peserta Pemilu 2019

Jumlah kursi yang diperebutkan sebanyak 50 kursi terbagi menjadi 8 daerah pemilihan yaitu :

Gresik 1 (Gresik, Kebomas)

Gresik 2 (Cerme, Duduksampeyan) Gresik 3 (Menganti, Kedamean) Gresik 4 (Driyorejo, Wringinanom) Gresik 5 (Benjeng, Balongpanggang) Gresik 6 (Sangkapura, Tambak)

#01 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA

#02

PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA

#13 PARTAI HATI NURANI RAKYAT

#05 PARTAI NASIONAL DEMOKRAT

#08 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

#11 PARTAI SOLIDARITAS INSONESIA

#07 PARTAI BERKARYA

#03 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN

#04 PARTAI GOLONGAN KARYA

#06 PARTAI GERAKAN PERUBAHAN INDONESIA

#19

PARTAI BULAN BINTANG

#20

PARTAI KEADILAN DAN PERSATUAN INDONESIA

#09 PARTAI PERSATUAN INDONESIA

Nomor 15-18 diisi Partai Politik Lokal Aceh

#12

PARTAI AMANAT NASIONAL

#14 PARTAI DEMOKRAT

#10 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN

(17)

Gresik 7 (Panceng, Ujungpangkah, Dukun) Gresik 8 (Sidayu, Bungah, Manyar)

d. DPRD Kabupaten Gresik

Jumlah anggota DPRD Kabupaten Gresik sebanyak 50 orang berasal dari 13 partai politik peserta pemilu 2019. Berikut jumlah Anggota DPRD Kabupaten Gresik hasil pemilu 2019:

Tabel 1 Jumlah anggota DPRD Kabupaten Gresik berdasarkan hasil Pemilu 2019

NO. NAMA PARTAI POLITIK

DAERAH PEMILIHAN JUMLAH AKHIR 1 2 3 4 5 6 7 8

1

PARTAI

KEBANGKITAN

BANGSA 1 3 2 2 1 1 1 2 13

2 PARTAI

GERINDRA 1 1 0 2 1 1 1 1 8

3

PDI

PERJUANGAN 1 0 1 1 1 0 1 1 6

4 PARTAI GOLKAR 1 1 1 1 1 1 1 1 8

5 Partai NasDem 0 0 1 1 1 1 0 1 5

6

PARTAI PERSATUAN

PEMBANGUNAN 1 0 1 0 0 0 0 1 3

7

PARTAI AMANAT

NASIONAL 1 0 0 0 0 0 1 1 3

8 PARTAI

DEMOKRAT 1 0 1 0 0 0 1 1 4

JUMLAH

ALOKASI KURSI 7 5 7 7 5 4 6 9 50

e. Penyelenggara Pemilu di Kabupaten Gresik

Penyelenggara pemilu terdiri dari Sebanyak total 90 anggota PPK (Panitia Pemilihan Kecamatan) dari 18 Kecamatan dan 1.068 anggota PPS (Panitia Pemungutan Suara) dari 356 desa/kelurahan se-Kabupaten Gresik dilantik sebagai badan adhoc penyelenggara pemilihan dalam rangka Pemilu 2019.

Total ada 1.158 orang anggota badan adhoc KPU di tingkat

kecamatan dan desa. Sedangkan untuk Petugas ditingkat

TPS, KPPS (Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara)

sejumlah 3.654 TPS x 7 orang, sehingga total KPPS sebanyak

25.578 orang.

(18)

1.2.2 Lokasi KPU Kabupaten Gresik

Kantor KPU Kabupaten Gresik yang terletak di Jalan Dr.

Wahidin Sudiro Husodo No.690 Kecamatan kebomas, menempati lahan seluas 1.100 m2 milik dari Pemerintah Kabupaten Gresik. Status lahan dan bangunan yang ditempati tersebut merupakan pinjam pakai dari Pemerintah Kabupaten Gresik.

1.2.3 Sejarah KPU Kabupaten Gresik

KPU Kabupaten Gresik sejak dibentuk pada tahun 2003 sampai dengan saat ini telah mengalami 4 (Empat) periode keanggotaan. Periode Pertama adalah tahun 2004-2009, Periode Kedua adalah Tahun 2009-2014, Periode Ketiga Tahun 2014- 2019 dan Periode Keempat Tahun 2019- 2024. Dasar pelaksanaan seleksi anggota KPU Kabupaten/Kota periode 2019- 2024 adalah Peraturan KPU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Perubahan Keempat PKPU Nomor 7 Tahun 2018 tentang Seleksi Anggota KPU Provinsi dan KPU Kabupaten/Kota. Sama dengan proses seleksi anggota KPU Kabupaten/Kota sebelumnya, Proses seleksi meliputi : seleksi administrasi, seleksi tulis dengan metode CAT dan Tes Psikologi.

Sebagaimana pengumuman dari Komisi Pemilihan Umum

(KPU) Republik Indonesia, Nomor

48/PP.06/Pu/05/KPU/VI/2019, tanggal 11 Juni 2019 tentang Penetapan Calon Anggota KPU Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Timur, Periode 2019-2024 dan berdasarkan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Republik Indonesia, Nomor 1052/PP.06- Kpt/05/KPU/VI/2019, tanggal 11 Juni 2019 tentang Penetapan Calon Anggota KPU Kabupaten / Kota Provinsi Jawa Timur, Periode 2019-2024, terpilih 5 orang urutan peringkat teratas dari jumlah 10 orang calon anggota KPU Kabupaten Gresik.

Adapun nama-nama kelima orang anggota KPU Kabupaten Gresik berdasarkan urutan peringkat teratas adalah sebagai- berikut:

1. Abdullah Sidiq Notonegoro

(19)

2. Akhmad Roni 3. Elvita Yuliati

4. Kholyatul Mudznibah 5. Makmun

Tabel 2 Susunan Komisioner KPU Kabupaten Gresik Periode 2019-2024

NO. NAMA DIVISI

1. Akhmad Roni Divisi Umum, Keuangan, Logistik dan Rumah Tangga

2. Abdullah Sidiq Notonegoro Divisi Perencanaan, Data dan Informasi

3. Elvita Yuliati Divisi Teknis Penyelenggaraan

4. Makmun Divisi SDM, Parmas dan

Sosdiklih

5. Kholyatul Mudznibah Divisi Hukum dan Pengawasan

1.2.4 Kondisi Pemilu 2019 di KPU Kabupaten Gresik

Dalam pelaksanaan Pemilu 2019 di Kabupaten Gresik, KPU Kabupaten Gresik terbilang sukses dalam hal pencapaian target partisipasi masyarakat, yang menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu serentak 17 April 2019, pasalnya jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak suaranya dalam Pemilu 2019 Kabupaten Gresik, sebanyak 790.906 pemilih, atau 83,88 persen, dari seluruh jumlah pemilih yaitu sebanyak 942.908 pemilih. Berdasarkan hasil rapat pleno terbuka rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu 2019 tingkat KPU Kabupaten Gresik, angka partisipasi pemilih dalam Pemilu serentak 2019 di Gresik mencapai 83,88 persen. Capaian tersebut melebihi target yang ditetapkan KPU Gresik, yaitu sebesar 77,5 persen.

Keberhasilan capaian tersebut diantaranya disebabkan oleh upaya sosialisasi yang telah dilakukan KPU kabupaten Gresik.

Selain itu juga karena adanya strategi dari para stakeholder, tim

sukses dari masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil

Presiden, Partai Politik peserta Pemilu 2019, para Calon

(20)

Legislatif Caleg di semua tingkatan pemilihan, serta media.

Dalam Pemilu 2019 di Kabupaten Gresik, terdapat 3.654 Tempat Pemungutan Suara (TPS) yang tersebar di 18 kecamatan, yang meliputi 356 desa dan kelurahan dengan jumlah pemilih berdasarkan Daftar Pemilih Tetap (DPT), sebanyak 927.045 pemilih, yang terdiri dari 461.212 pemilih laki-laki dan 465.833 pemilih perempuan. Selain itu terdapat pemilih dalam DPTb sebanyak 3.100 pemilih, yang terdiri dari 1.921 pemilih laki-laki dan 1.179 pemilih perempuan, serta pemilih dalam DPK sebanyak 12.795 pemilih, yang terdiri dari 6.094 pemilih laki-laki dan 6.701 pemilih perempuan. Sehingga jumlah keseluruhan pemilih dalam Pemilu 2019 di Kabupaten Gresik sebanyak 924.940 pemilih, yang terdiri dari 469.227 pemilih laki-laki dan 473.713 pemilih perempuan. Sementara jumlah pemilih yang hadir menggunakan hak suaranya, sebanyak 790.906 pemilih, atau 83,88 persen, dengan rincian 758.822 suara sah dan 32.084 suara tidak sah.

Tabel 3 Jumlah Daftar Pemilih Tetap Pemilu Tahun 2019

(21)

1.2.5 Evaluasi Kinerja Renstra KPU Kabupaten Gresik Tahun 2015- 2019

Pada periode 2015-2019, KPU Kabupaten Gresik telah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan yang tertuang dalam Rencana Strategis KPU Kabupaten Gresik 2015-2019.

Sasaran strategis dan indikator kinerja sasaran strategis periode Renstra KPU Kabupaten Gresik sebagai berikut :

1. Meningkatnya kualitas penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan yang demokratis, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut :

a. Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan;

b. Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam Pemilu/Pemilihan;

c. Persentase pemilih disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya;

d. Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih;

e. Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas.

2. Meningkatnya kapasitas penyelenggara pemilu, dengan indikator kinerja sasaran strategis sebagai berikut :

a. Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik kesekretariatan;

b. Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;

c. Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara pemilu;

d. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik;

e. Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Gubernur dan Wakil Gubernur, serta Bupati dan Wakil Bupati.

3. Meningkatnya kualitas administrasi organisasi

penyelenggara pemilu dengan indikator sasaran strategis

(22)

sebagai berikut:

a. Persentase jumlah laporan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan;

b. Persentase jumlah penyampaian laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran (e-LPPA) yang tepat waktu dan valid;

c. Persentase pengadministrasian BMN ke dalam aplikasi SIMAK;

d. Persentase pelaksanaan kegiatan pengelolaan arsip sesuai aturan kearsipan.

Adapun hubungan tujuan dan sasaran strategis KPU Kabupaten Gresik 2015-2019 diuraikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 4 Tujuan dan Sasaran Strategis KPU Kabupaten Gresik 2015-2019

Tujuan Sasaran

Strategis Indikator

Kinerja Target

2015 2016 2017 2018 2019 Terwujudnya

lembaga KPU Kabupaten Gresik yang memiliki integritas, kompetensi, kredibilitas, dan

kapabilitas dalam

menyelenggar akan Pemilu

Meningkatn ya kualitas penyelengga raan

Pemilu/Pem ilihan yang demokratis

Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilih an;

- - - 77,5% 77,5

%

Persentase partisipasi pemilih perempuan dalam

Pemilu/Pemilih an;

- - - 75% 75%

Persentase pemilih

disabilitas yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya;

- - - 75% 75%

Persentase pemilih yang berhak memilih tetapi tidak masuk dalam daftar pemilih;

- - - 2% 2%

Persentase KPPS yang telah menerima perlengkapan pemungutan dan

penghitungan suara paling

- - - 100% 100%

(23)

lambat 1 (satu) hari sebelum hari

pemungutan suara tepat jumlah dan kualitas

Terselenggara nya Pemilu sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku yang efektif dan efisien, transparan, akuntabel, dan aksesabel

Meningkatn ya kapasitas penyelengga ra pemilu

Persentase terpenuhinya jumlah pegawai organik

kesekretariatan;

- - - - 75%

Persentase ketepatan waktu penyelesaian administrasi kepegawaian;

100% 100% 100% 100% 100%

Persentase pelanggaran kode etik terhadap

penyelenggara pemilu;

- - - - 0%

Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik;

- - - 100% -

Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati

- - - 100% -

Meningkatnya laporan

administrasi penyelenggar a pemilu sehingga dapat

menghasilkan pemilu yang bersih dan tanpa masalah

Meningkatn ya kualitas administrasi organisasi penyelengga ra pemilu

Persentase jumlah laporan sistem

akuntansi dan pelaporan keuangan;

100% 100% - 100% 100%

Persentase jumlah

penyampaian laporan pertanggungja waban

penggunaan anggaran (e- LPPA) yang tepat waktu dan valid;

100% 100% 100% 100% 100%

(24)

Persentase pengadministra sian BMN ke dalam aplikasi SIMAK;

80% 80% 80% 80% 80%

Persentase pelaksanaan kegiatan pengelolaan arsip sesuai aturan kearsipan;

100% 100% 100% 100% 100%

Berikut di bawah ini merupakan realisasi capaian indikator kinerja KPU Kabupaten Gresik Tahun 2019 dengan Target Rencana Kinerja Tahunan dan Dokumen Penetapan Kinerja/Perjanjian Kinerja Tahun 2019 yang ingin dicapai sebelumnya :

Tabel 5 Realisasi Capaian Indikator kinerja KPU Kabupaten Gresik Tahun 2019 dengan Target Rencana Kinerja Tahunan

NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET

1 2 3 4

1 Meningkatnya penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan yang demokratis

Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

77,5%

Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan dalam

Pemilu/Pemilihan

75%

Persentase Pemilih Disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan

75%

Persentase Pemilih yang Berhak Memilih tetapi Tidak Masuk dalam daftar Pemilih Tetap

2%

(25)

Persentase Pemilih yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya

80%

Persentase KPPS yang Menerima Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan

100%

2 Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, damai, jujur dan adil

Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara pemilu

2%

Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi partai politik pasca Pemilu

-

Persentase ketepatan waktu dalam verifikasi pencalonan Bupati dan Wakil Bupati Gresik

-

Persentase sengketa

hukum yang

dimenangkan oleh KPU Kabupaten Gresik

86%

3 Meningkatnya

kapasitas lembaga penyelenggara

Pemilu/Pemilihan

1. Hasil reviu atas laporan

keuangan dan

CC

(26)

akuntabilitas kinerja

Kategori Capaian Kinerja

No. Rentang Capaian Kinerja Kategori Capaian Kinerja

1. > 100% Memuaskan

2. 85% - 100% Sangat Baik

3. 70 % - 85% Baik

4. 55% - 70% Cukup Baik

5. < 55% Kurang Baik

Sebagaimana sudah ditetapkan dalam penetapan kinerja (TAPKIN) tahun 2016 atau disebut dengan Perjanjian Kinerja (PK) (Perpres 29 tahun 2014 dan Kepmenpan RB No. 53 tahun 2014), maka selanjutnya akan diuraikan mengenai evaluasi dan analisis capaian dari masing-masing sasaran kegiatan yang dilaksanakan oleh KPU Kabupaten Gresik selama tahun 2019, sebagai berikut :

Sasaran 1 : Meningkatnya penyelenggaraan Pemilu/Pemilihan yang demokratis

Indikator Kinerja untuk sasaran strategis ini antara lain : 1. Persentase Partisipasi Pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

Dalam pelaksanaan Pemilu 2019 di Kabupaten Gresik, menargetkan partisipasi masyarakat untuk dating ke TPS menggunakan hak pilihnya pada 17 April 2019 sebesar 77,5%, linier dengan target KPU RI. Dari rekapitulasi hasil pemungutan suara, jumlah partisipasi masyarakat yang datang ke TPS menggunakan hak pilihnya sebesar 790.906 pemilih atau 83,88% dari jumlah pemilih 942.908 pemilih.

Keberhasilan capaian tersebut dipengaruhi beberapa hal diantaranya

sosialisasi secara massif oleh KPU Kabupaten Gresik baik melalui alat

peraga sosialisasi, sosialisasi tatap muka, sosialisasi melalui media cetak

dan televise/radio, sosialisasi melalui kegiatan yang melibatkan

(27)

masyarakat seperti KPU Run, konser music, KPU got Talent dan lain-lain.

Selain itu, Selain itu juga karena adanya strategi dari para stakeholder, tim sukses dari masing-masing pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden, Partai Politik peserta pemilu 2019, para Calon Legislatif (Caleg) di semua tingkatan pemilihan, serta media dan para netizen.

Pemilu Pemilih Hadir

Angka Prosentase Presiden dan Wakil

Presiden 942.908 790.906 83,88 %

DPR 789.289 83,74 %

DPD 790.127 83,80 %

DPRD Provinsi 780.259 82,76 %

DPRD Kabupaten Gresik

Dapil Gresik 1 138.250 112.509 81,38 %

Dapil Gresik 2 95.220 84,829 89,09 %

Dapil Gresik 3 136.981 120.931 88,28 % Dapil Gresik 4 125.006 111.743 89,39 %

Dapil Gresik 5 93.453 81.450 87,16 %

Dapil Gresik 6 63.595 40.318 63,40 %

Dapil Gresik 7 128.223 99.663 77,73 % Dapil Gresik 8 161.532 137.330 85,02 %

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase partisipasi pemilih dalam Pemilu/Pemilihan

77,5% 83,88% Baik

2. Persentase Partisipasi Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

Jumlah pemilih perempuan berdasarkan Daftar Pemilih

Tetap (DPT), sebanyak 465.833 pemilih perempuan dari 927.045

pemilih. Selain itu terdapat pemilih dalam DPTb sebanyak 3.100

pemilih, yang terdiri dari 1.179 pemilih perempuan, serta

pemilih dalam DPK sebanyak 12.795 pemilih, yang terdiri dari

6.701 pemilih perempuan. Sehingga jumlah keseluruhan

pemilih perempuan dalam Pemilu 2019 di Kabupaten

Bojonegoro sebanyak 473.713 pemilih. Sementara jumlah

(28)

pemilih perempuan yang hadir menggunakan hak suaranya, sebanyak 408.399 suara.

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase

Partisipasi Pemilih Perempuan dalam Pemilu/Pemilihan

75% 86,21% Sangat Baik

3. Persentase Pemilih Disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan

Perlunya indikator persentase pemilih disabilitas dalam Pemilu diantaranya adalah semangat untuk mengakomodasi seluruh hak warga negara yang berhak memilih termasuk kalangan disabilitas.

Dalam Pemilu 2019, sosialisasi yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Gresik dapat dikategorikan sudah massif dan menjangkau elemen disabilitas diantaranya sekolah luar biasa dan beberapa komunitas disabilitas. Beberapa sosialisasi yang dilakukan baik langsung oleh KPU kabupaten Gresik maupun relawan demokrasi direspon secara baik oleh kalangan disabilitas. Penderita disabilitas ini mendapatkan pelajaran banyak mulai dari membedakan surat suara untuk Pileg Kabupaten/Kota, Provinsi dan RI, dan Presiden, serta Wakil Presiden.

Selanjutnya, diajarkan tentang cara mencoblos surat suara. Melipat dan memasukkanya ke dalam kotak suara. Setelah itu, para peserta memasukkan jarinya ke dalam tinta sebagai tanda usai menyalurkan suaranya untuk memilih.

Hasil rekapitulasi penghitungan suara, jumlah pemilih

disabilitas pada Pemilu 2019 pada Kabupaten Gresik adalah 571

pemilih, sedangkan yang menggunakan hak pilih sebanyak 302

pemilih atau 52,88%.

(29)

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase Pemilih Disabilitas dalam Pemilu/Pemilihan

75% 52,88% Cukup baik

4. Persentase Pemilih yang Berhak Memilih tetapi Tidak Masuk dalam daftar Pemilih Tetap

Indikator kinerja tersebut sangat penting sebagai bahan evaluasi pemutakhiran data pemilih untuk Pemilu/Pemilihan selanjutnya. Semakin besar kategori pemilih yang berhak pemilih namun tidak masuk dalam DPT semakin menandakan bahwa proses pemutakhiran kurang berjalan dengan baik atau terkendala masalah tertentu. Pemilih kategori tersebut tetap bisa menggunakan hak pilihnya namun harus dicatat sebagai daftar pemilih khusus (DPK) yaitu pemilih yang memenuhi syarat sebagai pemilih namun belum masuk kedalam DPT. Pemilih kategori ini bisa menggunakan hak pilihnya pada jam tertentu yaitu pukul 12.00 hingga 13.00 waktu setempat dengan menunjukkan E-KTP dan memilih di TPS sesuai alamat E-KTP yang bersangkutan. Pada tahap pemutakhiran daftar pemilih berkelanjutan, pemilih DPK dapat dimasukkan ke dalam DPT.

Jumlah DPK dalam Pemilu 2019 di Kabupaten Gresik sebanyak

12.795 pemilih dari 18 Kecamatan. DPK yang menggunakan hak

pilihnya sebesar 12.538. perbedaan daftar pemilih dengan pengguna

hak pilih dimungkinkan setelah mendaftar untuk menggunakan hak

pilih di TPS, pemilih DPK tersebut tidak kembali untuk melakukan

pencoblosan pada waktu yang telah ditentukan. Data untuk

mengukur target yang dicapai sebesar 2% pemilih DPK adalah Jumlah

DPT yang ditetapkan KPU Kabupaten Gresik untuk Pemilu 2019

adalah 927.045 dengan pemilih DPK sendiri. Semakin kecil dari

persentase target semakin baik hasil pemutakhiran data pemilih yang

dilakukan. Seperti dilihat dalam tabel, capaian kurang dari target yang

ditentukan yaitu 1,38%.

(30)

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase Pemilih yang Berhak Memilih tetapi Tidak Masuk dalam daftar Pemilih Tetap

2% 1,38% Kurang baik (namun

secara target sudah

sangat baik)

5. Persentase Pemilih yang terdaftar dalam DPT yang menggunakan hak pilihnya

Hasil rekapitulasi penghitungan suara Pemilu 2019, jumlah DPT Kabupaten Gresik sebesar 927.045. sedangkan pengguna hak pilih dari jumlah DPT sebesar 775.610.

Persentase yang dihasilkan adalah sebesar 83,66% sedangkan Persentase yang ditargetkan sebesar 80%. Secara output yang dihasilkan keseluruhan sudah baik.

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase Pemilih yang terdaftar dalam

DPT yang

menggunakan hak pilihnya

80% 83,66% baik

6. Persentase KPPS yang Menerima Perlengkapan Pemungutan dan Penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan

Pengadaan logistik kelengkapan pemungutan dan

penghitungan suara yang diterima untuk Pemilu 2019 dari masing-

masing penyedia jasa telah memenuhi kebutuhan logistik sesuai

(31)

dengan perjanjian, baik dari sisi waktu, kualitas dan jumlah kelengkapan yang dibutuhkan oleh KPU Kabupaten Gresik. Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD RI, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten Gresik, terdiri dari 18 Kecamatan, 356 Desa dan tersebar di 3.655 Tempat Pemumgutan Suara yang tersebar di Wilayah Kabupaten Gresik.

Ada beberapa macam jenis pengadaan barang dan jasa logistik yang dilakukan oleh KPU Kabupaten Gresik dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, DPR RI, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten Selain pengadaan KPU Kabupaten Gresik juga menerima beberapa barang yang pengadaannya dilakukan oleh KPU RI dan KPU Provinsi. Pengadaan tersebut antara lain:

a) Pengadaan oleh KPU RI:

1. Bilik Suara 2. Kotak Suara 3. Tinta

4. Segel

5. Surat Suara

- Presiden dan Wakil Presiden - DPR RI Dapil 9

- DPD RI

- DPRD Provinsi Dapil 12 - DPRD Kabupaten

b) Pengadaan oleh KPU Provinsi:

1. Sampul surat suara sah

2. Sampul surat suara rusak/keliru coblos 3. Sampul surat suara tidak sah

4. Sampul surat suara tidak digunakan 5. Sampul C berhologram, C2 dan C5 6. Sampul C1 berhologram

7. Sampul Salinan Daftar Pemilih dan Daftar Hadir 8. Sampul Salinan Model C ke PPS

9. Sampul Salinan Model C ke Kab/Kota 10. Sampul Salinan Model C1 ke PPS

11. Sampul Salinan Model C1 ke Kab/Kota

12. Sampul DAA.1 PPWP, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD

Kab/Kota (dalam kotak)

(32)

13. Sampul Salinan Formulir DAA.1 PPWP, DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kab/Kota (luar kotak)

14. Sampul DA KPU dan DA.1 PPWP (dalam kotak)

15. Sampul DA.1 DPR, DPD, DPRD Provinsi, DPRD Kab/Kota (dalam kotak)

16. Sampul DA dan DA.1 (luar kotak) 17. Sampul Surat Suara

18. Sampul Formulir Model C3, C6, dan A5 (dalam kotak) 19. Sampul Formulir Model D dan C6 (Tidak Terdistribusi) 20. Sampul Formulir Model DB

c) Pengadaan oleh KPU Kabupaten:

1. Paku 2. Bantalan

3. Tanda pengenal - KPPS

- LINMAS - Saksi Pilpres - Saksi Parpol - Saksi DPD 4. Plastik

- Besar - Sedang - Kecil

5. Karet pengikat SS 6. Lem

7. Bolpoint 8. Spidol Kecil 9. Spidol Besar 10. Kabel Ties

11. Stiker Kotak Suara 12. Tali Pengikat

Sebelum dilaksanakan distribusi logistik ke tingkat Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK), Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik melakukan packing logistik ke dalam kotak suara.

Pelaksanaan packing diawali terlebih dahulu dengan kegiatan

(33)

perakitan kotak suara, mengingat waktu diterima kotak suara

masih beruapa lembaran dan belum dirakit. Pada tahapan ini

pekerjaan yang dilakukan cukup banyak dan waktunya saling

bersinggungan antara satu dengan yang lain diantaranya yaitu

perakitan, packing dan pelaksanaan distribusi. Petugas rakit dan

packing melakukan pekerjaannya selama 24 (duapuluh empat)

jam, hal ini disebabkan karena dalam pengelolaan logistik Pemilu

kali ini yang kotaknya menggunakan karton mengakibatkan

pekerja harus harus hati-hati mengingat tidak ada cadangan

kotak suara apabila terdapat kerusakan. Mengenai pelaksanaan

distribusi logistik ke tingkat PPK, KPU telah berkoordinasi dengan

pihak Kepolisian Resor Gresik terkait pengawalan dan

pengamanan. Berikut jadwal pelaksanaan distribusi logistik

Pemilu 2019 dari KPU Kabupaten Gresik ke tingkat PPK:

(34)

Dari hasil tersebut, Dalam pendistribusian kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara, KPU Kabupaten Gresik memastikan tidak ada keterlambatan KPPS dalam menerima kelengkapan pemungutan dan penghitungan suara. Saat H-1 Pencoblosan, KPU Kabupaten Gresik juga melakukan Sampling Monitoring ke TPS secara acak, menemukan bahwa tidak ada keterlambatan logistik dan memastikan TPS-TPS tersebut siap melakukan pencoblosan, pemungutan, dan penghitungan suara.

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase KPPS yang Menerima

Perlengkapan

Pemungutan dan Penghitungan suara paling lambat 1 (satu) hari sebelum hari pemungutan

100% 100% Sangat baik

Sasaran 2 : Terlaksananya Pemilu/Pemilihan yang aman, damai, jujur dan adil

Indikator Kinerja untuk sasaran strategis ini antara lain : 1. Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara

pemilu

Sesuai dengan Pasal 456 UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang

Pemilihan Umum, pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu

merupakan pelanggaran terhadap etika Penyelenggara Pemilu

berdasarkan sumpah dan/atau janji sebelum menjalankan tugas

sebagai penyelenggara Pemilu. Adapun yang berwenang menyelesaikan

pelanggaran atas kode etik penyelenggara Pemilu adalah Dewan

(35)

Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sesuai dengan pasal 457 UU Pemilu Nomor 7 Tahun 2017. Pengaturan mengenai kode etik Penyelenggara Pemilu ada pada Peraturan DKPP Nomor 2 Tahun 2017 tentang kode etik dan pedoman perilaku Penyelenggara Pemilihan Umum.

Menurut UU Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pemilu, DKPP adalah lembaga yang bertugas menangani pelanggaran kode etik penyelenggara Pemilu (pasal 1 ayat 24). Dimana posisi DKPP adalah merupakan salah satu penyelenggara Pemilu. Sedangkan penyelenggara Pemilu telah ditegaskan juga di UU Pemilu, yakni lembaga yang menyelenggarakan Pemilihan Umum yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum (KPU), Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).

Pada Pemilu 2019, KPU Kabupaten Gresik menangani dugaan pelanggaran kode etik anggota PPK Kecamatan Wringinanom. Jenis dugaan Dugaan pelanggaran kode etik yakni tidak netral atau memihak terhadap partai politik, calon, pasangan calon, dan/atau peserta Pemilu. KPU Kabupaten Gresik telah melakukan proses penanganan sesuai peraturan perundang-undangan mulai dari pengumpulan bukti- bukti (dokumen elektronik (foto dan video, pembuktian dan klarifikasi serta monitoring internal. Setelah melalui proses sesuai ketentuan, mulai dari melaporkan kejadian tersebut ke DKPP, kemudian KPU RI menerbitkan surat edaran nomor 779/PP.05-SD/01/V/2019 tanggal 2 Mei 2019 tentang Pemberhentian Tetap Anggota PPK, PPS dan KPPS oleh KPU Kabupaten/Kota.

Berdasarkan pertimbangan surat DKPP sebagaimana dalam penjelasan

angka 13 (tiga belas) serta menindaklanjuti surat edaran KPU RI

sebagaimana angka 14 (empat belas), maka pada tanggal 10 Mei 2019

KPU Kabupaten Gresik mengadakan rapat pleno, dengan hasil

Menetapkan sanksi pada teradu, yakni Pemberhentian sementara dan

Memproses penetapan sanksi sesuai ketentuan yang berlaku. Pada

akhirnya KPU Kabupaten Gresik menerbitkan Keputusan KPU

Kabupaten Gresik Nomor 833/HK.03.1-Kpt/3525/KPU-Kab/V/2019

Tentang Pemberhentian Sementara Anggota Panitia Pemilihan

Kecamatan (PPK) Wringinanom Atas Pelanggaran Kode Etik dalam

Penyelenggaraan Pemilihan Umum Tahun 2019, tanggal 10 Mei 2019.

(36)

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase pelanggaran kode etik terhadap penyelenggara Pemilu

2% 0.003% Sangat baik

2. Persentase sengketa hukum yang dimenangkan oleh KPU Kabupaten Gresik

Tahapan penyelesaian sengketa hukum dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Anggoa DPR, DPD dan DPRD dimulai dari pengajuan permohonan sengketa di Mahkamah Konstitusi, Perbaikan Permohonan Sengketa, Penyelesaian Sengketa dan Putusan serta KPU Kabupaten/kota wajib menindaklanjuti putusan Mahkamah Konstitusi yang akan diajukan tanggal 23 Mei 2019 dan berakhir pada tanggal 25 Mei 2019 untuk pengajuan permohonan sengketa hasil pemilu Presiden dan Wakil Presiden di Mahkamah Konstitusi. Penyelesaian sengketa dan putusan diawali tanggal 26 Mei 2019 sampai dengan 8 Juni 2019. Output/capaian hasil kegiatan penyelesaian sengketa hukum dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden dan Anggota DPR, DPD, dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota Tahun 2019 adalah putusan Makhkamah Konstitusi terkait permohonan PHPU sebagai berikut :

1. PHPU Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden

Putusan Nomor 01/PHPU-Pres/XVII/2019 yang diputuskan dalan rapat Permusyawaratan Hakim tanggal 24 Juni 2019 yang diucapkan dalam Sidang Pleno Terbuka untuk Umum tanggal 27 Juni 2019 dengan Amar Putusan :

….Menolak Permohonan Pemohon untuk seluruhnya…, sehingga

KPU RI dapat menetapkan Pasangan Calon Presiden dan Wakil

Presiden Terpilih melalui Keputusan KPU Nomor 1185/PL.01.9-

Kpt/06/KPU/VI/2019 tanggal 30 Juni 2019 tentang Penetapan

Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam

Pemilihan Umum Tahun 2019 yang menetapkan Pasangan Calon

Presiden dan Wakil Presiden Terpilih dalam Pemilihan Umum

Tahun 2019 Nomor Urut 01 (nol satu), Sdr. Ir. H. Joko Widodo dan

(37)

Sdr. Dr. (H.C) KH. Ma’ruf Amin dengan perolehan suara sebanyak 85.607.362 (delapan puluh lima juta enam ratus tujuh ribu tiga ratus enam puluh dua) suara atau 55,50% (lima puluh lima koma lma puluh persen) dari total suara sah nasional, sebagai pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Terpilih Periode Tahun 2019- 2024.

2. PHPU Pemilihan Anggota DPR, DPD dan DPRD terkait Kabupaten Gresik

Putusan Nihil.

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

1 2 4 5

Persentase sengketa hukum yang dimenangkan KPU Kabupaten Gresik

86% 100% Sangat baik

Sasaran 3 : Meningkatnya kapasitas lembaga penyelenggara Pemilu/Pemilihan

Indikator Kinerja untuk sasaran strategis ini antara lain : 1. Hasil reviu atas laporan keuangan dan akuntabilitas kinerja

Pada tahun 2019, Inspektorat KPU RI melakukan review terhadap akuntabilitas kinerja terhadap SAKIP KPU Kabupaten Gresik. Dari hasil evaluasi dan review tersebut didapat hasil review dengan nilai CC atau senilai 57,04 dari skala 0 s/d 100.

Hasil evaluasi tersebut disampaikan KPU RI melalui surat nomor 318/PW.02.8-SD/08/Insp/IX/2019 tertanggal 3 September 2019. Dari hasil evaluasi implementasi sistem akuntabilitas kinerja pada KPU Kabupaten Gresik tahun 2018, terdapat beberapa catatan terkait SAKIP. Permasalahan yang ada direkomendasikan untuk dilakukan perbaikan.

Indikator Kinerja Target Capaian % Kategori

(38)

1 2 4 5 Hasil review atas laporan

keuangan dan akuntabilitas kinerja

CC CC Sangat baik

1.3 Asas Penyelenggara dan Penyelenggaraan Pemilu

Sesuai dengan amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 22E ayat (5), Pemilihan umum diselenggarakan oleh suatu komisi pemilihan umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri. Sifat tersebut diurai dalam penjelasan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003, sebagai berikut :

1. Sifat nasional dimaksudkan bahwa KPU sebagai penyelenggara mencakup seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Sifat tetap dimaksudkan bahwa KPU sebagai lembaga menjalankan tugasnya secara berkesinambungan, meskipun keanggotaannya dibatasi oleh masa jabatan tertentu.

3. Sifat mandiri dimaksudkan bahwa dalam menyelenggarakan dan melaksanakan Pemilu, KPU bersikap mandiri dan bebas dari pengaruh pihak mana pun, disertai dengan transparansi dan pertanggungjawaban yang jelas sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Untuk menjamin tercapainya penyelenggaraan Pemilu yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan undang-undang, diperlukan penyelenggara Pemilu yang berintegritas dan profesional.

Setiap penyelenggara Pemilu wajib bekerja, bertindak, menjalankan tugas, wewenang dan kewajiban sebagai penyelenggara Pemilu berdasarkan Kode Etik dan pedoman perilaku Penyelenggara Pemilu, serta sumpah/janji jabatan.

Integritas Penyelenggara Pemilu sebagaimana dimaksud,

berpedoman pada prinsip dalam peraturan DKPP yaitu :

(39)

1. Jujur, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu didasari niat untuk sematamata terselenggaranya Pemilu sesuai dengan ketentuan yang berlaku tanpa adanya kepentingan pribadi, kelompok, atau golongan;

2. Mandiri, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu bebas atau menolak campur tangan dan pengaruh siapapun yang mempunyai kepentingan atas perbuatan, tindakan, keputusan dan/atau putusan yang diambil;

3. Adil, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu menempatkan segala sesuatu sesuai hak dan kewajibannya; dan

4. Akuntabel, bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, wewenang dan kewajiban dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab dan hasilnya dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sedangkan Profesionalitas Penyelenggara Pemilu sebagaimana dimaksud, berpedoman pada prinsip atau asas : 1. Berkepastian hukum, maknanya dalam penyelenggaraan

Pemilu, Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;

2. Aksesibilitas, bermakna kemudahan yang disediakan Penyelenggara Pemilu bagi penyandang disabilitas guna mewujudkan kesamaan kesempatan;

3. Tertib, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu melaksanakan tugas, fungsi dan wewenang sesuai dengan peraturan perundang-undangan, keteraturan, keserasian, dan keseimbangan;

4. Terbuka, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu,

PenyelenggaraPemilu memberikan akses informasi yang

seluas-luasnya kepada masyarakat sesuai kaedah

keterbukaan informasi publik;

(40)

5. Proporsional, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu menjaga keseimbangan antara kepentingan pribadi dan kepentingan umum untuk mewujudkan keadilan;

6. Profesional, maknanya dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu memahami tugas, wewenang dan kewajiban dengan didukung keahlian atas dasar pengetahuan, keterampilan, dan wawasan luas;

7. Efektif, bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu penyelenggaraan Pemilu dilaksanakan sesuai rencana tahapan dengan tepat waktu;

8. Efisien, bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu memanfaatkan sumberdaya, sarana, dan prasarana dalam penyelenggaraan Pemilu sesuai prosedur dan tepat sasaran;

9. Kepentingan umum, bermakna dalam penyelenggaraan Pemilu, Penyelenggara Pemilu mendahulukan kepentingan umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif, dan selektif.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2017 serta Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) Republik Indonesia nomor 8 Tahun 2019, yang disebut Penyelenggaraan Pemilu adalah pelaksanaan tahapan Pemilu yang dilaksanakan oleh Penyelenggara Pemilu. Dalam menyelenggarakan Pemilu, Penyelenggara Pemilu harus melaksanakan Pemilu berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (Luber- Jurdil). Berdasarkan naskah akademik Rancangan Undang- Undang Penyelenggaraan Pemilihan Umum, asas-asas Pemilu

“Luber-Jurdil” memiliki makna, yaitu :

1. Asas langsung, rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara;

2. Asas umum, semua warga negara yang memenuhi

persyaratan sesuai dengan undang-undang ini berhak

mengikuti Pemilu. Pemilihan yang bersifat umum

mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku

menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi

(41)

berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan, dan status sosial;

3. Asas bebas, setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun. Di dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan kehendak hati nurani dan kepentingannya;

4. Asas rahasia, pemilih yang memberikan suaranya dalam pemilihan umum telah dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak mana pun dan dengan jalan apa pun.

Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa pun suaranya diberikan;

5. Asas jujur, setiap penyelenggara Pemilu, aparat pemerintah, peserta Pemilu, pengawas Pemilu, pemantau Pemilu, pemilih, serta semua pihak yang terkait dalam penyelenggaraan Pemilu harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan; serta

6. Asas adil, setiap pemilih dan peserta Pemilu dalam penyelenggaraan Pemilu mendapat perlakuan yang sama, serta bebas dari kecurangan pihak mana pun.

1.4 Analisis Strategi KPU Kabupaten Gresik

Pada periode (2020-2024), guna mendorong kedaulatan rakyat serta meningkatkan legitimasi pada rekrutmen politik, maka jabatan politik strategis pada lembaga otoritas sipil tetap dilakukan melalui Pemilu. Presiden- Wakil Presiden, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD), anggota DPRD Provinsi, anggota DPRD Kabupaten/Kota, Gubernur-Wakil Gubernur, Bupati-Wakil Bupati, serta Walikota-Wakil Walikota, dipilih secara langsung oleh masyarakat Indonesia.

Untuk menjamin Pemilu dilaksanakan secara mandiri, jujur,

adil, berkepastian hukum, tertib, terbuka, proporsional,

profesional, akuntabel, efektif, serta efisien, Undang- Undang

Dasar 1945 (amandemen) mengamanatkan pembentukan

(42)

Komisi Pemilihan Umum yang bersifat nasional, tetap, dan mandiri.

1.4.1 Tugas Pokok dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik

Dalam rangka penyusunan Rencana Strategis Komisi Pemilihan Umum 2020- 2024 yang baik, diperlukan strategi untuk mengoptimalkan kekuatan, mengatasi kelemahan, serta memanfaatkan peluang dan memitigasi ancaman. Namun, pemahaman terhadap Tugas Pokok dan Fungsi Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Gresik juga diperlukan guna perumusan strategi yang tepat. Berdasarkan Pasal 30 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019, tugas KPU Kabupaten Gresik meliputi:

a. Menjabarkan program dan melaksanakan anggaran;

b. Melaksanakan semua tahapan Penyelenggaraan Pemilu di kabupaten/kota berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan;

c. Mengoordinasikan dan mengendalikan tahapan Penyelenggaraan Pemilu oleh PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

d. Menyampaikan daftar pemilih kepada KPU Provinsi;

e. Memutakhirkan data pemilih berdasarkan data Pemilu terakhir dengan memperhatikan data kependudukan yang disiapkan dan diserahkan oleh Pemerintah dan menetapkannya sebagai daftar pemilih;

f. Melakukan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu anggota DPR, anggota DPD, Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, dan anggota DPRD Provinsi serta anggota DPRD Kabupaten/Kota yang bersangkutan berdasarkan berita acara hasil rekapitulasi suara di PPK;

g. Membuat berita acara dan sertifikat penghitungan suara,

serta wajib menyerahkannya kepada saksi Peserta Pemilu,

Bawaslu Kabupaten/Kota, dan KPU Provinsi;

(43)

h. Mengumumkan calon anggota DPRD kabupaten/kota terpilih sesuai dengan alokasi jumlah kursi setiap daerah pemilihan di kabupaten/kota yang bersangkutan dan membuat berita acaranya;

i. Menindaklanjuti dengan segera temuan dan laporan yang disampaikan oleh Bawaslu Kabupaten/Kota;

j. Menyosialisasikan Penyelenggaraan Pemilu dan/atau yang berkaitan dengan tugas dan wewenang KPU Kabupaten/Kota kepada masyarakat;

k. Melakukan evaluasi dan membuat laporan setiap tahapan Penyelenggaraan Pemilu; dan

l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh KPU, KPU Provinsi, dan/atau ketentuan peraturan perundang- undangan.

Sedangkan wewenang KPU Kabupaten Gresik dalam menyelenggarakan Pemilu sesuai dengan Pasal 30 Peraturan Komisi Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2019, adalah sebagai berikut:

a. Menetapkan jadwal tahapan Pemilu di kabupaten/kota;

b. Membentuk PPK, PPS, dan KPPS dalam wilayah kerjanya;

c. Menetapkan dan mengumumkan rekapitulasi hasil penghitungan suara Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota berdasarkan rekapitulasi hasil penghitungan suara di PPK dengan membuat berita acara dan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara;

d. Menetapkan Keputusan KPU Kabupaten/Kota untuk mengesahkan hasil Pemilu anggota DPRD kabupaten/kota dan mengumumkannya;

e. Menjatuhkan sanksi administratif dan/atau menonaktifkan

sementara anggota PPK dan anggota PPS yang terbukti

melakukan tindakan yang mengakibatkan terganggunya

tahapan Penyelenggaraan Pemilu berdasarkan putusan

Bawaslu, putusan Bawaslu Provinsi, putusan Bawaslu

Kabupaten/Kota, dan/atau ketentuan peraturan

perundang-undangan; dan

Referensi

Dokumen terkait

Skripsi dengan judul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (Deposito Mudharabah) Pada Bank Syariah Mandiri (BSM)”, merupakan hasil

Kemampuan CPS matematis adalah kemampuan berpikir secara divergen dan konvergen yang melalui tahapan berpikir objective finding dan fact finding dalam

Setelah dilakukan sosialisasi dan monitoring terhadap implementasi senam ergonomi pada operator RTG yang rutin dilakukan terjadi penurunan kategori kelelahan kerja

Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan merupakan informasi yang sangat berharga dan karenanya Bapak/Ibu/Saudara tidak perlu ragu untuk menjawab sesuai dengan keadaan

Sesuai tugas dan fungsi TRC Kementerian Sosial tersebut, TRC Yogyakarta yang terdiri TRC Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial (B2P3KS) dan TRC

Beberapa pengertian loyalitas pelanggan menurut para ahli di atas dapat disimpulkan, bahwa loyalitas pelanggan merupakan kesetiaan konsumen terhadap perusahaan atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk menyusun model model pemberdayaan masyarakat pada program penanggulangan kemiskinan perkotaan (P2K) di Banjarmasin dengan

Pengobatan terhadap ektoparasit dan endoparasit seperti cacing pada saluran pencernaan, cacing paru-paru, cacing hidung, kutu, tungau dan caplak pada sapi, kambing, domba, babi,