• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL SKRIPSI. Oleh EKA HAMRIANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL SKRIPSI. Oleh EKA HAMRIANI"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh

EKA HAMRIANI 105731113116

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

(2)

i

HALAMAN JUDUL

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK UMUM SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL

SKRIPSI

Oleh

EKA HAMRIANI 105731113116

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas

Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR MAKASSAR

2020

(3)

iv

PERSEMBAHAN

Karya ilmiah ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku bapak dan ibu tercinta terimakasih atas inspirasi, motibasi, perhatian, kasih sayang dan doa yang tulus dalam hidup saya, terima kasih untuk keluarga saya yang selalu mendukung dan memberikan dorongan kepada saya, dan saya terima kasi juga kepada sahabatku yang banyak membantu saya sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak hal yang ingin saya ucapkan, tetapi tidak dituliskan satu persatu. Semoga hasil dan perjuangan saya selama ini dapat berbuah hasil yang manis. Terima kasih untuk teman-teman yang selalu membantu.

MOTTO HIDUP

“Tidak ada kemudahan kecuali yang engkau buat mudah. Dan engkau menjadikan kesedihan (kesulitan), jika Allah kehendaki pasti akan menjadi mudah”.

“EKA HAMRIANI”

(4)

vi

(5)

vii

(6)

viii

(7)

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Syukur Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-nya.

Shalawat serta salam tak lupa penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW besserta para sahabat, keluarga, dan para pengikutnya. Ini merupakan nikmat yang tiada ternilai manakala dalam penulisan skripsi yang berjudul

„Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional..

Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan program sarjana strata satu (S1) pada jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

Teristimewa penulis sampaikan ucapan terimakasih kepada kedua orang tua penulis Bapak Abd. Razak dan Ibu Nirmawati yang senantiasa memberi harapan, semangat, perhatian, cinta, kasih sayang dan doa restu yang telah diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu juga dalam proses penyelesaian ini. Semoga apa yang telah diberikan kepada penulis menjadi ibadah juga cahaya penerang di dunia dan di akhirat. Aamiin.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa ada dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Begitupula penghargaan yang setinggi-tingginya dan terimakasih yang sebanyak-banyaknya penulis sampaikan dengan hormat kepada ;

(8)

x

1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.

2. Bapak Ismail Rasulong, SE., M.M, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE., M.Si., AK.CA.CSP, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

4. Bapak Drs. H. Sultan Sarda,.M.M, selaku pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi selesai dengan baik.

5. Ibu Agusdiwana Suarni,.SE,.M.Acc, selaku pembimbing II yang telah berkenan membimbing dan membantu dalam penyusunan Skripsi Hingga Ujian Skripsi.

6. Bapak/Ibu Dosen dan Asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah dan banyak menuangkan ilmunya kepada penulis selama mengikuti proses perkuliahan hingga akhir.

7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.

8. Kedua Orang Tua, kakak dan adikku, dan semua keluarga yang saya Cintai Karena Allah SWT, Terkhusus kedua Orang Tuaku Terimah Kasih atas pengorbanan materi, Do‟a dan dukungan moral yang kalian berikan kepada ananda selama ini.

(9)

xi

9. Kepada Teman-teman pengurus Galery Investasi Bursa Efek Indonesia Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.

10. Teman-teman kelas AK D 2016 yang selama ini telah menjadi teman baik dan mulai dari awal perkuliahan hingga penyelesaian akhir.

11. Kepada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu, memberikan semangan, dorongan dan dukungannya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Akhirnya, Dalam penyusunan skripsi ini, penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini masih sangat jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu kepada semua pihak, penulis berharap adanya kritik dan saran yang sifatnya dapat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Penulis berharap, apabila terdapat kesalahan kata yang kurang berkenan dalam penulisan kripsi ini mohon dimaafkan dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak khususnya bagi diri saya Pribadi.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Makassar, November 2020

Eka Hamriani

(10)

xii

ABSTRAK

Eka Hamriani tahun, 2020. Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional. Skripsi Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar. Di bimbing Oleh Pembimbing I H. Sultan Sarda dan Pembimbing II Agusdiwana Suarni.

Penelitian ini bertujuan untuk untuk melihat kinerja dari bank konvensional dengan bank syariah, mana yang lebih baik dan sehat dilihat dari kinerja keuangan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriktif pendekatan kuantitatif. Sampel yang gunakan sebanyak enam bank mewakili bank syariah dan bank konvensional dengan Pengelolaan data yang digunakan berdasarkan analisis rasio keuangan.

Berdasarkan penelitian menunjukkan bahwa rasio ROA pada Bank Konvensional memiliki rasio lebih tinggi daripada Bank Syariah. Karena, bank konvensional memiliki laba yang jauh lebih besar. bank konvensional menerapkan sistem bunga pada setiap transaksi kredit yang menyebabkan laba yang didapat lebih besar Sedangkan bank syariah yang mengharapkan riba dalam hal sistem bunga hanya menerapkan sistem bagi hasil yang apabila terjadi kerugian maka pihak bank tetap bertanggung jawab. BOPO pada Bank Konvensional memiliki rasio lebh tinggi dari Bank Syariah. pendapatan operasional diperoleh dari kegiatan operasional masing-masing bank.

Sedangkan kegiatan operasional bank konvensional dan bank syariah memiliki prinsip yang berbeda. NPF bank syariah dan bank konvensional berdasarkan hasil penelitian bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah. Bank syariah memiliki rasio rata-rata lebih besar karena bisa disebabkan oleh kemampuan perusahaan untuk melunasi utang masih tinggi daripada bank konvensional. Selain dari ukuran perusahaan yang lebih besar, bank syariah juga lebih meningkatkan kinerja untuk melunasi utang perusahaan. NIM bank syariah dan konvesional berdasarkan penelitian pendapatan bank konvensional lebih tinggi daripada bank syariah karena pendapatan bunga yang diterima dibank konvensional lebih tinggi dari pada bank syariah disebabkan penyaluran kredit bank konvensional menerapkan sistem bunga sedangkan bank syariah hanya menerapkan sistem bagi hasil.

Kata kunci: bank umum syariah, bank konvensional, ROA, BOPO, NPF dan NIM

(11)

xiii

ABSTRACT

Eka Hamriani, 2020. Analysis comparison performance financial bank common sharia and the bank conventionality. The thesis courses akuntansi, fakulty economic and business, the university muhammadiyah makassar.

Mentored by counselors I H. Sultan Sarda and counselors II Agusdiwana Suarni.

Of This study aims to see the performance of conventional banks with Islamic banks, which is better and healthier in terms of financial performance based on the financial ratios used. This type of research is a descriptive quantitative approach. The sample used is six banks representing Islamic banks and conventional banks. The data management used is based on financial ratio analysis.

Based on research suggests that the ratio ROA at the bank conventional have higher ratio than the bank sharia because the bank conventional had far bigger profit. The bank conventional implement the system of flowers in every tarnsaction credit cause profit obtained bigger while the bank islamic expect usury in terms of the system of flowers only implement the system for the results of that if there is a loss, the bank remain responsible. BOPO at the bank conventional have higher ratios pf the bank sharia imcome operations obtained from the activities operations each bank while operational activities bank in and the bank sharia have the principle of different. NPF bank sharia and the bank conventional based on the results of research bank in higher than the bank islamic sharia have bank ratio average because can be caused by the ability of the company to pay off the debt still higher than the bank conventional aside from the size of the company is the bank sharia also futher increase their performance to pay off the debt.

Keywords: the bank of the public sharia, the bank conventional, ROA, BOPO, NPF and NIM

(12)

xiv

DAFTAR ISI

SAMPUL ...

HALAMAN JUDUL ... i

PERSEMBAHAN ... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iii

LEMBAR PENGESAHAN ... iv

SURAT PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... ix

ABSTRACT ... x

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Mamfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

A. Akuntansi Syariah ... 7

B. Prinsip Akuntansi Syariah ... 7

C. Bank Umum Syariah ... 8

D. Bank Konvensional ... 13

E. Persamaan dan Perbedaan Bank Syariah dengan bank Konvensional ... 14

F. Laporan Keuangan ... 15

G. Analisis Laporan Keuangan ... 19

H. Kinerja Keuangan ... 23

I. Penelitian Terdahulu ... 24

J. Kerangka Fikir ... 27

(13)

xv

BAB III METODE PENELITIAN ... 29

A. Jenis Penelitian ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi dan Sampel ... 29

D. Teknik Pengumpulan Data ... 31

E. Teknik Analisis ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 32

A. Gambaran umum objek penelitian ... 32

B. Sejarah dan Milestone PT Bursa Efek Indonesia ... 33

C. Struktur Organisasi ... 36

D. Hasil Penelitian ... 38

E. Pembahasan ... 43

BAB V PENUTUP ... 47

A. Kesimpulan ... 47

B. Saran ... 48

DAFTAR PUSTAKA ... 49

LAMPIRAN ... 51

(14)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbandingan Bank Syariah dan Konvensional ... 14

Tabel 3.1 Bank Konvensional Berdasarkan BEI ... 30

Tabel 3.3 Bank Syariah Berdasarkan BEI ... 30

Tabel 4.1 Rasio Keuangan ROA ... 39

Tabel 4.2 Rasio Keuangan BOPO ... 40

Tabel 4.3 Rasio Keuangan NPF ... 41

Tabel 4.4 Rasio Keuangan NIM ... 42

Tabel 4.5 Rasio Bank Syariah dan Bank Konvensional ... 43

(15)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Fikir ... 27 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 36 Gambar 4.2 Grafik Rasio keuangan ... 44

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Laporan Keuangan Bank Central Asia Tbk ... 52

Lampiran 2 : Laporan Keuangan Bank BRI Tbk ... 60

Lampiran 3: Laporan Keuangan Bank Ganesha Tbk ... 73

Lampiran 4: Laporan Keuangan Bank Bukopin Tbk ... 77

Lampiran 5: Laporan Keuangan Bank Danamon Tbk ... 86

Lampiran 6: Laporan Keuangan Bank BRISyariah ... 98

Lampiran 7: Surat Balasan Penelitian ... 105

(17)

xvi

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bank umum ialah bank yang melakukan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan ketentuan syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Berdasarkan Undang-undang perbankan pasal 1 ayat (2) UU No. 10 tahun 1998 tentang perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan. Mengenai perbankan syariah didalam Undang- undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 belum spesifik sehingga perlu diatur secara khusus dalam suatu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

(OJK, 2020)

Sistem ekonomi konvensional mengutamakan sistem bunga sebagai pendapatannya, sedangkan dalam sistem ekonomi syariah pendapatannya berupa sistem bagi hasil. Besarnya bunga ditetapkan sejak awal, baik pada keuntungan dan rugi, sehingga besarnya bunga yang akan dibayar sudah diketahui sejak awal. Adapun sistem bagi hasil, penentuan jumlah besarnya bagi hasil tidak ditetapkan sejak awal, karena pembagian hasil didasarkan kepada untung atau rugi dengan pola bagi hasil, sehingga jumlah bagi hasil baru diketahui setelah ataupun sesudah ada untungnya. (Djoko Muljono, 2015).

(19)

Beberapa hal yang mendasari, baik itu Bank Syariah maupun Bank Konvensional kedua bank tersebut memiliki persamaan terutama pada sisi pengakuan secara nasional, kedua bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan, memberikan bantuan jasa pembayaran dalam artian mempermudah proses pembayaran misalnya: pembayaran listrik, air dll dengan menggunakan transfer dari ATM.

Perbankan syariah di Indonesia mengalami peningkatan yang dilihat dari tolak ukur keberhasilan eksistensi ekonomi syariah. Diantara keberhasilan Bank Syariah yang dapat kita lihat secara nyata dari kinerja keuangan yang diberikan oleh Bank Syariah Indonesia. Ditinjau dari rasio keuangan Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah pada tahun 2015 menunjukkan perbankan syariah masih dinilai dengan baik. (Amanah:2:2015)

Pemerintah juga secara resmi meluncurkan Masterplan Ekonomi Syariah di Indonesia (MEKSI) 2019-2024 sebagai pembuka jalan untuk Bank Syariah berpeluang memasuki jajaran 10 bank terbesar di indonesia. Berikut ini adalah sejumlah perbankan syariah yang sudah beroperasional aktif di indonesia diantaranya PT Bank Muamalat, PT Bank BCA Syariah, PT Bank BNI Syariah, PT Bank BRI Syariah, PT Bank Jabar Banten Syariah, PT Bank Maybank Syariah Indonesia, PT Bank Panin Dubai Syariah, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank syariah Mandiri,PT Bank Mega Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah, PT Bank Aceh Syariah, PT Bank BPD Nusa Tenggara Barat Syariah. sehingga terjadi persaingan antar bank, untuk memperebutkan pangsa pasar.g

Asas operasional bank syariah diatur dalam pasal 2 UU No. 21 tahun 2008 mengenai perbankan syariah dalam melakukan tugas dan kegiatan usahanya

(20)

berdasarkan prinsip syariah, demokrasi ekonomi, dan prinsip kehati-hatian berdasarkan hukum islam, dimana salah satu tujuan dari pendirian bank adalah untuk mendukung pembangan nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan kesejahteraan rakyat.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional berdasarkan Undang-undang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dalam kegiatannya, Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah juga memberikan jasadalam lalu lintas. Otoritas Jasa Keuangan melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional sesuai dengan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Adapun berikut ini sejumlah Perbankan Umum Persero berdasarkan Undang-undang Nomor 21 tahun 2011 diantaranya PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Berdasarkan dari uraian yang ada diatas ingin melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dan Bank Konvensional” dalam rangka untuk melihat perbandingan dari bank konvensional dengan bank syariah, manakah yang lebih baik dan sehat dilihat dari kinerja keuangan berdasarkan rasio-rasio keuangan yang digunakan.

(21)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalah dalam penelitian yang akan dibahas adalah bagaimana kinerja keuangan antara Bank Umum Syariah dengan Bank Konvensional yang terdaftar berdasarkan BEI?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui mengenai kinerja keuangan bank umum syariah dengan Bank konvensional.

D. Manfaat Penelitian

Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan kegunaan, yakni:

1. Kegunaan secara teoritis

a. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dalam bidang akuntansi keuangan khususnya tentang perbankan syariah

b. Bagi penulis berikutnya, sebagai bahan penelitian sejenis dan sebagai bahan pengembangan penelitian lebih lanjut.

c. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi tentang perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah dengan perbankan konvensional

2. Kegunaan secara praktis

a. Bagi bank syariah, dapat dijadikan sebagai masukan atau saran untuk mempertahankan dan meningkatkan kerjanya, sekaligus memperbaiki apabila ada kelemahan dan kekurangannya.

b. Bagi bank konvensional, hasil dari penelitian diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan untuk membentuk atau menambah unit usaha syariah atau bahkan mengkonversi menjadi bank syariah.

(22)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Lembaga keuangan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Lembaga keuangan bank di indonesia telah terbagi menjadi dua jenis yaitu bank yang bersifat konvensional dan bank yang bersifat syariah.

Bank yang bersifat konvensional adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menjalankan sistem bunga, sedangkan bank yang bersifat syariah adalah bank yang dalam pelaksanaan operasionalnya menggunakan prinsip-prinsip syariah islam. (Agusdiwana, A. Dan Sri Astika : 2018)

A. Akuntansi Syariah

Akuntansi syariah sebagai ideologi masyarakat islam menerapkan ekonomi Islam dalam kehidupan sosial ekonomi, ditunjukkan dari persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dan tujuan di selenggarakannya akuntansi syariah.

Persyaratan mendasar yang harus dipenuhi dalam akuntansi syariah, yaitu benar (Truth), sah (Valid), adil (justice), dan mengandung nilai-nilai kebaikan atau ikhsan. (Djoko Muljono: 39)

Tujuan akuntansi syariah ialah memberikan informasi secara lengkap untuk mengetahui nilai dan tugas ekonomi yang bertentangan serta yang diperbolehkan secara syariah dan meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan syariah dalam semua transaksi dan kegiatan usaha, menentukan hak dan kewajiban pihak-pihak yang berkepentingan dalam suatu entitas ekonomi syariah

(23)

berlandaskan pada konsep kejujuran, keadilan, kebajikan, dan kepatuhan terhadap nilai-nilai dan etika bisnis islami. (Djoko Muljono:40)

B. Bank

Definisi bank menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 1998 adalah badan usaha yang memperoleh dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan mutu hidup rakyat banyak.

Kegiatan menghimpun dana yang dimaksud merupakan kegiatan menghimpun berupa tabungan, deposito dan giro. Untuk menarik masyarakat agar lebih banyak menabung. Bank memberikan alasan jasa yang menarik seperti bunga atau hadiah. Sedangkan kegiatan menyalurkan dana yaitu memberikan pinjaman kepada masyarakat yang membutuhkan.

Menurut undang-undang No 14 tahun 1967 pasal 1 tentang pokok-pokok perbankan dalah, “lembaga keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang”.

Menurut teori-teori perbankan dapat disimpulkan bahwa semua kegiatan dalam badan keuangan, dana ditarik dari masyarakat dan menyalurkannya untuk kesejahteraan masyarakat.

C. Bank Umum Syariah

1. Pengertian Bank Umum Syariah

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 tentang perbankan syariah pasal 1 ayat 8 Bank Umum Syariah adalah

(24)

bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2008 Pasal 1 ayat 1 tentang Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang dapat menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya.

Dari beberapa pendapat diatas mengenai bank syariah dapat disimpulkan yakni bank syariah adalah bank yang melakukan aktivitas sesuai kaidah ajaran islam. Maksudnya bank syariah menggunakan landasan berdasarkan pedoman al-qur‟an dan as-sunnah, bank syariah tidak mengutamakan seberapa besar keuntungan atau bunga yang didapatkan tetapi lebih mengutamakan bagi hasil. Oleh sebab itu, akuntansi syariah harus mendukung kegiatan sesuai kaidah syariah tidak memungkinkan menerapkan akuntansi sesuai kaidah syariah ketika pencatatan digunakan tidak sesuai dengan syariah.

Ayat Allah yang mejelaskan dilarang riba:

Al-baqarah: 278-279

َّتا اوُنَمَآ َنيِذَّلا اَهُّيَأ اَي ( َنيِنِم ْؤُم ْمُتْنُك ْنِإ اَبِّرلا َنِم َيِقَب اَم اوُرَذ َو َ َّاللَّ اوُق

اوُنَذْأَف اوُلَعْفَت ْمَل ْنِإَف )872

َلَ ْمُكِلا َوْمَأ ُسوُءُر ْمُكَلَف ْمُتْبُت ْنِإ َو ِهِلوُسَر َو ِ َّاللَّ َنِم ٍب ْرَحِب َنوُمِلْظَت

( َنوُمَل ْظُت َلَ َو 872

)

Artinya: “hai orang-orang beriman, bertakwalah pada Allah dan tinggalkan sisa riba (yang belum dipungut) jika kamu orang- orang yang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya, maka umumkanlah perang dari Allah dan Rasulnya. Tetapi jika kamu bertobat, maka kamu berhak atas pokok hartamu. Kamu tidak berbuat zalim (merugikan) dan tidak dizalimi (dirugikan).

(25)

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya.

Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka (orang yang berbuat demikian) itulah orang-orang yang meliputi gandakan (pahalanya).

Dari penjelasan ayat diatas dapat disimpulkan bahwa:

1) Orang yang melakukan riba tidak mendapat pahala tambahan oleh Allah swt.

2) Jika melakukan hal yang tidak sesuai dengan perintah Allah maka akan terjadi perang dahsyat dari Allah dan rasulnya/

3) Diajurkan untuk tidak memakan riba, akan tetapi dianjurkan untuk bertakwa kepada Allah swt agar kita menjadi orang-orang yang beruntung.

4) Riba tidak menambah pada sisi Allah swt, akan tetapi ketika kita mengeluarkan zakta dengan niat mencapai keridhaan allah swt maka akan mendapat pahala yang berlimpah.

Mencari nafkah atau bekerja merupakan sebuah persyaratan dalam kelangsungan hidup manusia akan tetapi dalam mencari nafkah harus sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah dan Rasul yang terdapat dalam al-qur‟an dan as-sunnah tidak boleh terlalu banyak keuntungan yang diambil (riba) pada saat melakukan transaksi harus dilakukan secara stransparan adil dan suka sama suka.

(26)

2. Prinsip-prinsip dasar bank syariah

Hal yang mendasar mengenai batasan-batasan bank syariah dalam melaksanakan segala kegiatan/ aktivitas sesuai dengan syariat Islam sehingga bank syariah harus menetapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat Islam.

Ada 5 prinsip dasar bank syariah yaitu:

a. Prinsip titipan/ wadi‟ah

Al-wadiah adalah titipan atau simpanan, yang dalam lembaga keuangan syariah/ bank syariah merujuk pada perjanjian, dimana nasabah menyimpan uang di lembaga keuangan syariah termasuk bank dengan tujuan agar bank syariah bertanggung jawab menjaga uang yang di simpannya dan menjamin pengembalian uang tersebut bila nantinya akan diminta kembali (Djoko Mulyono : 55)

b. Prinsip bagi hasil (profit-sharing)

Al-mudharabah adalah perjanjian di awal antara penyedia modal dengan pengusaha, bahwa setiap keuntungan yang diraih, akan dibagi menurut rasio tertentu yang disepakati. Rasio kerugian ditanggung penuh oleh pihak penyedia modal, kecuali kerugian yang diakibatkan oleh kesalahan pengelolaan, kelalaian dan penyimpangan pihak nasabah seperti penyewengan, kecurangan, dan penyalahgunaan. (Djoko Muljono: 67)

c. Prinsip jual beli (Murabahah)

murabahah merupakan dalam konotasi Islam pada dasarnya berarti penjualan. Penjualan pada murabahah secara jelas memberi tahu kepada pembeli berapa nilai pokok barang tersebut dan berapa besar keuntungan

(27)

yang diperoleh pada nilai tersebut. Keuntungan tersebut bisa berupa nominal keseluruhan atau berdasarkan persentase. (Djoko Muljono: 143) suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, dimana bank akan membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan atau mengankat nasabah sebagai agen bank melakukan pembelian barang atas nama bank, kemudian bank menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah harga beli ditambah keuntungan (margin). (Djoko Muljono:2015:145)

d. Prinsip sewa/ lease (ijaroh)

Al-ijarah adalah belah pihak. Setelah masa sewa berakhir, maka barang akan dikembalikan kepada pemilik. (Djoko Muljono:2015:245) e. Prinsip pinjaman (Al-Qardh

Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih akan diminta kembali, atau sebagai pinjaman tanpa mengharap imbalan. Akad Qardh dimaksudkan untuk berlemah lembut terhadap sesama manusia, untuk tolong menolong.

Al-Qardh pada lembaga keuangan syariah adalah suatu akad pinjaman (penyaluran dana) kepada nasabah, dengan ketentuan bahwa nasabah wajib mengembalikan dana yang diterimannya kepada lembaga keuangan syariah pada waktu yang telah disepakati antara nasabah dengan bank syariah. (Djoko Mulyono:2015:195)

D. Bank Konvensional

1. Pengertian Anak Konvensional

(28)

Konvensional sebenarnya berasal dari bahasa inggris “convention”, dalam bahasa indonesia berarti pertemuan, jadi bank konvensional adalah bank yang operasinya berdasarkan sistem kesepakatan dalam suatu pertemuan.

Definisi kata “konvensional” berdasarkan kamus besar bahasa Indonesia adalah “menurut apa yang sudah menjadi kebiasaan”.

Sementara itu, menurut kamus besar bahasa Indonesia (KBBI) adalah

“berdasarkan kesepakata umum” seperti budaya dan kebiasaan.

Menurut definisi diatas, bank konvensional ialah lembaga keuangan yang bertugas menyalurkan dan menyimpan dana yang terdapat di masyarakat, untuk mendapatkan keuntungan dan melaksanakan administrasi bank tersebut menerapkan sistem bunga pada kredit yang diambil oleh langsung nasabah. Penetapan suku bunga ditetapkan dengan pedoman yang selalu menguntungkan pihak bank.

2. Tujuan Bank Konvensional

Mencari keuntungan dari selisih laba dan beban, pendapatan diperoleh dari kegiatan pemberian pinjaman dan pembelian surat-surat berharga, biaya berasal dari bunga dan pembayaran lain-lainnya saat menarik dana dari masyarakat.

E. KARAKTERISTIK BANK SYARIAH DENGAN BANK KONVENSIONAL

Tabel 2.1 Karakteristik Bank Syariah dan Bank Konvensional

Bank syari‟ah Bank Konvensional

1. Berinvestasi pada usaha yang halal

2. Atas dasar bagi hasil, margin keuntungan dan fee

3. Besaran bagi hasil berubah-ubah tergantung kinerja usaha

1. Bebas nilai 2. Sistem bunga

3. Besaran bunga tetap 4. Profit oriented

(kebahagiaan dunia) 5. Hubungan debitur-

(29)

4. Profit dan falah oriented (kebahagiaan akhirat dan dunia) 5. Pola hubungan:

a. Kemitraan (musyarakah dan mudharabah)

b. Penjual-pembeli (murabahah, salam dan istishna)

c. Sewa menyewa (ijarah) d. Debitur-kreditur; dalam

pengertian equity holder (qard)

6. Ada dewan pengawas syariah (DPS)

kreditur

6. Tidak ada lembaga sejenis dengan dewan pengawas Syariah

Perbankan Syariah. Source: Ojk, 2020

Persamaan bank konvensional dan bank syariah sebagai mana yang dijabarkan dalam pasal 6 UUP sebagai berikut (Sembiring 2001:5) yaitu:

a. Memperoleh dana dari masyarakat berbentuk simpanan yakni berupa giro, deposito berjangak, sertifikan deposito, tabungan serta bentuk lainnya.

b. Menyerahkan pinjaman

c. mengeluarkan surat pengakuan utang

d. Membeli, menjual atau mejamin atas resiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya

F. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan bagian dari analisis bisnis. Analisis bisnis merupakan evaluasi atas prospek dan resiko perusahaan untuk tujuan pemgambilan keputusan bisnis. Keputusan bisnis ini meluas sampai ekuitas dan penilaian utang, penilaian risiko kredit, prediksi laba, pengujian audit, negoisasi konpensasi, dan keputusan bisnis lain yang tak terhitung jumlahnya. Analisis bisnis membantu dalam membuat keputusan berdasarkan informasi dengan membantu struktur tugas

(30)

keputusan melalui evaluasi atas lingkungan bisnis perusahaan, strateginya, serta posisi dan kinerja keuangan (Subramanyam:4:2014)

laporan keuangan dapat dikatakan sebagai suatu penyajian yang terstruktur tentang posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

Dimana tujuan laporan keuangan adalah memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermamfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam membuat keputusan ekonomi. Dan laporan keuangan yang lengkap terdiri dari komponen berikut:

1. Laporan posisi keuangan

Persamaan akuntansi (accounting equation) juga disebut dengan identitas laporan posisi keuangan, merupakan dasar sistem akuntansi: aset = liabilitas + ekuitas. Sisi kiri persamaan terkait dengan sumber daya yang dikendalikan oleh perusahaan, atau asset (assets). Sumber daya ini merupakan investasi yang diharapkan menghasilkan laba masa depan melalui aktivitas operasi. Untuk menjalankan aktivitas operasi, perusahaan memerlukan pendanaan untuk mendanainya. Sisi kanan persamaan ini mengidentifikasi sumber pendanaan. Liabilitas adalah pendanaan dari kreditor dan mencerminkan kewajiban dari perusahaan, atau klaim kreditor atas aset perusahaan. Ekuitas adalah total dari pendanaan yang di investasikan atau dikontribusikan oleh pemilik modal dan akumulasi laba yang melebihi distribusi kepada pemilik.

2. Laporan laba rugi komprehensif selama periode (statement of comprehensif/income). PSAK 1 memperkenalkan laba laporan laba

(31)

rugi komprehensif yaitu laporan yang memberikan informasi mengenai kinerja entitas yang menimbulkan perubahan pada jumlah ekuitas entitas, yang bukan berasal dari transaksi dengan atau kepada pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik, misalnya setoran modal atau pembagan dividen. Laba rugi konfrehensif teridir dari:

a. Laba rugi

Laba rugi memberikan informasi mengenai pendapatan, beban, dan laba rugi suatu entitas selama suuatu periode tertentu.

Laporan ini memberikan informasi mengenai hasil bersih entitas, sama dengan jumlah laba bersih yang dilaporakan dalam laporan laba rugi yang selama ini dikenal.

b. Penghasilan Komprehensif lain\

Penghasilan komprehensif lain atau biasa disebut OCT (Other Comprehensif income) berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak diakui dalam laba rugi. Komponen penhasilan komprehensif lainnya adalah:

1) Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud, karena entitas menggunakan metode revaluasi untuk satu atau lebih, kelompok aset tetapnya dan aset tak berwujud sebagaimana diatur dalam PSAK 16 aset tetapnya dan PSAK 19 aset tak berwujud.

2) Keuntungan dan kerugian akturial atas program mamfaat pasti, sebagaimana diatur dalam PSAK 24 imbalan kerja.

(32)

3) Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuanga, sebagaimana diatur dalam PSAK 10 pengaruh perubahan kas valuta asing.

4) Keuntungan dan kerugian pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai tersedia untuk dijual, sebagaimana diatur dalam PSAK 55 instrumen keuangan, pengukuran dan pengakuan yang digantikan PSAK 71 saat ini 3. Laporan perubahan ekuitas selama periode. Untuk suatu entitas usaha berbentuk badan hukum perseroan terbatas (PT), laba yang ditahan dan tidak atau belum dibagikan sebagai dividen disajikan dalam neraca sebagai dari ekuitas, selain itu sering kali terjadi macam-macam transaksi dan kejadian yang menyebabkan terjadinya perubahan saldo awal entitas sehingga sampai pada saldo akhir ekuitas, agar para pemangku kepentingan dapat mengikuti perubahan yang terjadi atas setiap komponen ekuitas dari masa ke masa secara transparan, maka perlu disusun laporan tersendiri dalam suatu laporan perubahan ekuitas. Laporan ini disusun dapat melakukan analisis atas kelompok ekuitas serta dokumen dan ekuitas serta dokumen dan catatan yang berkaitan dengan ekuitas, antara lain keputusan rapat umum pemegang saham tentang pembayaran dividen, koreksi laba rugi tahun lalu, perubahan struktur modal dan perubahan pada komponen ekuitas lainnya, seperti penghasilan komprehemsif lainnya.

4. Laporan arus kas sebelum periode (statement of cash flow).

Informasi tentang kas dan setara kas serta arus penerimaan dan

(33)

penggunaan dana kas dan setara kas adalah informasi yang sangat penting dan berguna untuk di laporkan dan dipahami oleh para pemangku kepentingan. Penyusunan laporan arus kasdapat dilakukan berdasarian metode langsung dan metode tak langsung.

Metode langsung disusun berdasarkan jurnal penerimaan kas dan bank, serta data pendukung lainnya. Sedangkan metode tak langsung menyusun laporan arus kas dengan membandingkan neraca awal dan neraca akhir, laporan laba rugi, serta data pendukung lainnya. Laporan arus kas diatur dalam PSAK 2 laporan arus kas.

5. Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain. Dan informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya.

6. Laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif, yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrosfektif dan membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

G. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Djoko Muljono (2015) laporan keuangan adalah penggunaan laporan keuangan untuk menganlisis posisi dan kinerja keuangan perusahaan, dan untuk menilai kinerja keuangan dimasa

(34)

depan. Dengan tujuan untuk melihat kemampuan perusahaan untuk mencapai kinerja keuangan yang diharapkan.

2. Tujuan dan Manfaat Laporan Keuangan

adapun tujuan dan mamfaat analisis laporan keuangan yaitu sebagai berikut:

a) Untuk mengetahui posisi keuangan perubahan dalam satu periode tertentu, baik harta, kewajban, modal, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa periode.

b) Untuk mengetahui kelemahan-kelemahannya saja yang menjadi kekurangan perusahaan.

c) Untuk mengtahui kekuatan-keuatan yang dimiliki.

d) Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke depan yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.

e) Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan, apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

f) Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis laporan hasil yang mereka capai.

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kedua pendapat memiliki maksud dan tujuan yang sama mengenai analisis laporan keuangan dimana analisis laporan keuangan adalah suatu penelitian laporan keuangan dengan tujuan untuk mengevaluasi kinerja keuangan dan membuat keputusan mengenai rencana perusahaan

(35)

kedepannya dengan menutupi kelemahan-kelemahan yang ada, tetap mempertahankan yang sudah sesuai dengan keinginan perusahaan dan menyusun strategi untuk menguatkan kekuatan pada perusahaan. Dengan adanya analisis laporan keuangan kita mampu mengetahui posisi keuangan (harta, modal, kewajiban), kelemahan, kekuatan, langkah-langkah kedepannya, penilaian kinerja dan perbandingan yang sejenis.

3. Rasio Keuangan

Rasio keuangan adalah salah satu alat yang digunakan untuk analisis keuangan. Analisis rasio dapat mengungkapkan hubungan penting dan dasar perbandingan dalam mengungkapnkan kondisi yang sulit di deteksi dengan memeriksa setiap komponenyang membentuk rasio. (Subramanyam:2014:36)

Rasio keuangan merupakan pengevaluasian terhadap keuangan dan kinerja perusahaan dapat dilihat dimana titik kelemahan maupun kekuatan dan bagian mana yang harus dipertahankan bahkan diubah sesuai dengan target perusahaan. Dengan adanya hasil dari rasio keuangan maka meihat keadaan kesehatan perusahaan. Adapun rasio sebagai berikut:

a. Rasio Rentabilitas (Earning)

ROA (Return On Assets) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari penggunaan seluruh sumber daya atau aset yang dimilikinya.

Semakin tinggi atau baik rasio ROA yang dimiliki perusahaan maka perusahaan semakin baik kinerja perusahaan dalam

(36)

menghasilkan laba. Standar terbaik ROA menurut Bank Indonesia (BI) adalah 1,5%.

ROA =

x 100%

Ket : ROA (Return On Asset) untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan.

b. Rasio BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) BOPO (Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional) adalah rasio perusahaan yang membandingkan beban operasional dengan pendapatan operasional. BOPO dapat melihat seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola beban operasionalnya. Makin banyak beban operasional berarti makin buruk pengelolaan perusahaan tersebut. Standar terbaik BOPO menurut Bank Indonesia (BI) adalah 80%

BO/PO =

x 100%

Ket : BO/PO: rasio biaya operasional terhadap pendapatan operasional

c. Rasio Non Performing Financing

NPF (Non Performing Financing) adalah kredit bermasalah yang terdiri dari kredit yang berklasifikasi kurang lancar, diragukan dan macet. NPF ini menunjukkan kemampuan sebuah bank dalam mengumpulkan kembali kredit yang dikeluarkan oleh bank sampai lunas. Standar terbaik NPF menurut Bank Indonesia (BI) adalah NPF berada dibawah 5%. NPF digunakan dalam rumus adalah

(37)

NPF =

x 100%

Ket:

NPF : pembiayaan yang meliputi kredit kurang lancar, kredit diragukan dan kredit macet.

d. Rasio Net Interest margin

NIM (Net Interest Margin) adalah untuk menunjukkan kemanmpuan bank dalam menghasilkan pemdapatan dari bunga dengan melihat kinerja dalam menyalurkan kredit. NIM dalam suatu bank sehat bila memiliki nilai diatas 2%.

NIM =

x 100%

Ket:

NIM : pendapatan bunga bersih pada rata-rata aktiva

H. Kinerja Keuangan

Kinerja keuangan bank merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu baik mencakup aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dananya. Kepercayaan dan loyalitas pemilik dana terhadap bank merupakan paktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Sebaliknya para pemilik dana yang kurang memberi kepercayaan kepada bank yang bersangkutan maka kepuasannya menipis, hal ini sangat mengguntungkan bagi bank yang bersangkutan

(38)

kepada para pemilik dana sewaktu-waktu dapat menarik dananya dan memindahkannya ke bank lain. (Amanah:2015)

Kinerja keuangan adalah gambaran baik buruk perusahaan mengenai tingkat keberhasilan yang dicapai suatu perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Semakin baik kinerja keuangan perusahaan makan perusahaan tersebut akan semakin sehat. (Amanah:4:2015)

Definisi diatas kinerja keuangan menurut pendapat saya disimpulkan bahwa kinerja keuangan merupakan pencapaian prestasi sebuah perusahaan pada suatu periode yang dapat dilihat pada balance sheet (neraca), income statement (laporan laba rugi), dan cash flow statement (laporan arus kas) serta hal-hal lain yang turut mendukung sebagai penguat penilaian financial performance tersebut.

I. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Dedi Suhendro (2018) dengan judul analisis perbandingan kinerja keuangan bank umum syariah dan bank umum konvensional di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa untuk mengetahui bank yang memiliki kinerja lebih baik 2007-2017. Pada rasio CAR diketahui bahwa bank umum konvensional lebih tinggi daripada bank umum syariah. Pada rasio NPL diketahui bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan bank konvensional. Pada rasio ROA diketahui bahwa bank umum konvensional lebih tinggi dibandingkan dengn bank umum syariah. Pada BOPO diketahui bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan bank umum konvensional. Pada LDR diketahui

(39)

bahwa bank umum syariah lebih tinggi dibandingkan dengan bank umum konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Wiwin Kurniasari (2015) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Bank Umum Syariah dengan Unit Usaha Syariah pada Bank Konvensional. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang mempunyai unit usaha syariah, dilihat dari rasio kinerja keuangan perbankan syariah secara keseluruhan ada perbedaan siginifikan antara kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional yang mempunyai unit usaha syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Luh Dita Dian Wijaya (2017) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Umum Konvensional dan Perbankan Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa kinerja perbankan syariah secara umum lebih baik dibandingkan perbankan umum konvensional. Oleh karena itu, perbankan umum konvensional dapat mempertimbangkan untuk membuka atau mengkonversi menjadi bank umum syariah.

Penelitian yang dilakukan oleh Abdus Samad (2017) dengan judul Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Umum Konvensional dan Bank Umum Syariah di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa Berdasarkan hasil pengujian statistik deskriktif dan uji hipotesis maka kesimpulan dan penelitian menujukkan terdapat perbedaan pada ospek likuiditas antara bank konvensional dan bank umum syariah dengan

(40)

demikian, bank umu konvensional lebih baik dari bank umum konvensional.

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Dwi Rahmawati (2018) dengan judul Konsentrasi pasar dan Pertumbuhan Aset Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa konsentrasi pasar berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap ROA.

Peneltian yang dilakukan oleh Balgis Thayib (2017) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada masing-masing rasio keuangan bank konvensional dan bank syariah. Analisis yang dilakukan menunjukkan bahwa bank syariah lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio CAR,DER,LDR.

Sedangkann bank konvensional lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio ROA,ROE,dan NPL.

Peneltian yang dilakukan oleh Abraham Muchlish (2016) dengan judul Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dan Bank Konvensional di Indonesia. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa rasio keuangan bank syariah lebih tinggi dibandingkan rasio-rasio bank konvensional. Rasio CAR bank umum syariah dapat ditingkatkan kualitasnya dengan menambahan modal pada ROA dapat meningkatkan laba dan menekan biaya operasional kinerja bank syraiah secara umum dari segi penyaluran kredit dan profitabilitas lebih baik dibandingkan kinerja bank konvensional.

Peneltian yang dilakukan oleh Yogie Yunanto (2019) dengan judul Analisis Rasio Keuangan Perbankan terhadap Profitabilitas. Peneliti

(41)

dapat menyimpulkan bahwa LDR berpengaruh positif terhadap ROA.

Karena LDR merupakan kemampuan bank untuk menyalurkan kredit agar bankdapat meningkatkan ROA sehingga LDR harus ditingkatkan yang disertai dengan pengelolaan kredit yang lebih baik.

Peneltian yang dilakukan oleh Rosmini dan Agusdiwana Suarni (2019) dengan judul Analisis Perbandingan Rasio Keuangan antara Bank Konvensional dan Bank Syariah. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa dilihat dari rasio CAR, ROA, ROE, terdapat perbedaan rasio keuangan antara bank konvensional dan bank syariah. Dilihat dari persentase rasio keuangan bank konvensional lebih baik dari bank syariah sehingga bank syariah perlu meningkatkan nilai ROA dan ROE nya belum sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh Bank Indonesia sehingga adanya kehati- hatian dalam melakukan perluasan usaha.

Peneltian yang dilakukan oleh Ni Putu Lia Victoria (2015) dengan judul Pengaruh Rasio Keuangan dan Non-Keuangan pada Kinerja Keuangan Perbankan. Peneliti dapat menyimpulkan bahwa menemukan bahwa variabel perputaran kas, efektivitas, pengelolaan hutang, tingkat kredit yang disalurkan dan biaya CSR berpengaruh positif pada kinerja keuangan dimana ini berarti terdapat peningkatan pada kinerja keuangan dalam perusahaan.

(42)

J. Kerangka Pikir

Laporan keuangan

Bank syariah bank konvensional

Kinerja keuangan 1. Rasio ROA 2. Rasio BOPO 3. Rasio NPF 4. Rasio NIM Gambar 2.1 Kerangka pikir

Pada gambar 2.1 diatas menunjukkan bahwa Penelitian ini memberikan gambaran kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional di indonesia periode 2016-2019 . berdasarkan tinjauan pustaka mengenai kinerja keuangan bank yang terdiri dari rasio Return On Asset, Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional, Rasio Non Performing Financing, dan Rasio Net Interest Margin yang akan dihitung, maka dapat disusun suatu model konsep untuk melihat kinerja keuangan bank syariah dengan bank konvensional dilihat berdasarkan rasio keuangan yang digunakan diatas.

(43)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

1. Jenis data yang digunakan penulis ialah jenis deskriktif pendekatan kuantitatif. Data kuantitatif ialah data berupa laporan keuangan.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan yaitu data sekunder berupa dokumen yang diperoleh dari Bursa Efek Indonesia melalui dari internet, jurnal, dan artikel yang berkaitan dengan penelitian tersebut.

Data yang digunakan pada penelitian ini dari laporan keuangan bank umum syariah dengan bank konvensional selama periode 2016-2019.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Muhammadiyah Makassar, Jalan Sultan Alauadin No.

259 Kota Makassar . Penelitian ini dillakukan juli sampai oktober 2020.

C. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh bank umum konvensional dan bank umum syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Ada 51 bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia.

Penulis menggunakan purposive sampling untuk menentukan sampel dalam penelitian ini. Dimana penentuan sampel tersebut berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dimaksud adalah:

(44)

1. Bank syariah yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 2. Bank Konvensional yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia 3. Mempublikasikan laporan keuangan periode 2016-2019

Adapun bank konvensional yang memenuhi kriteria yaitu 20 bank dan bank konvensional hanya 3 bank yang memenuhi kriteria. Maka 3 bank mewakili bank konvensional dan 3 bank mewakili bank syariah untuk dijadikan sampel.

Berdasarkan kriteria pemilihan sampel, Bank Syariah yang memenuhi kriteria hanya 3 Bank sehingga penulis menggunakan 3 Bank Syariah dan Bank Konvensional mewakili 3 bank sebagai sampel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Bank Konvensional berdasarkan BEI

No Kode Nama Bank

1 BBCA Bank Capital Indonesia Tbk

2 BBRI Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk

3 BGTG Bank Ganesha Tbk

Source: BEI, 2020

Tabel 3.2 Bank Syariah berdasarkan BEI

No Kode Nama Bank

1 BBKP Bank Bukopin Tbk

2 BDMN Bank Danamon Indonesia Tbk 3 BRIS Bank BRIsyariah Tbk

Source: BEI, 2020

(45)

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data penulis menggunakan metode pengumpulan data berupa dokumentasi data-data yang sudah jadi dan diolah kembali oleh penulis. Penulis akan memanfaatkan data tersebut, dokumentasi bisa dilakukan dengan cara mencatat ulang, memotret, fotocopy atau membeli. Dalam hal ini penulis langsung memperoleh data laporan keuangan tahunan yang di unduh dari dari website resmi Bursa Efek Indonesia.

E. Teknik Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriktif pendekatan kuantitatif yaitu hasil rasio keuangan bank umum syariah dengan bank konvensional. Penelitian ini dilakukan untuk melihat fakta-fakta persamaan atau perbedaan yang terdapat dalam penelitian.

Adapun rasio yang digunakan adalah rasio keuangan:

a. Rasio Rentabilitas (Earning) ROA =

x 100%

b. Rasio Biaya Operasional dan Pendapatan Operasonal BOPO =

x 100%

c. Rasio Non Performing Financing

NPF =

x 100%

d. Rasio Net Interest Margin

NIM =

x 100%

(46)

32

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam melakukan kegiatan usahanya.

Perusahaan perbankan memiliki beberapa karakteristiknya diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Bank adalah lembaga yang berperan penting sebagai lembaga perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (Surplus Spending Unit) dengan pihak yang membutuhkan dana (Deficit Spending Unit), serta berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran giral.

2. Perbankan merupakan industri yang mengandalkan kepercayaan sehingga harus selalu menjaga kesehatannya dengan pemeliharaan kecukupan modal, kualitas aktiva, manajemen, pencapaian profit dan kecukupan likuiditas.

3. Pengelolaan bank harus selalu menjaga keseimbangan likuiditas dengan kebutuhan profitabilitas yang wajar serta modal yang cukup sesuai dengan penanamannya.

Bank dapat dipandang sebagai lembaga kepercayaan masyarakat dan bagian dari system monoter yang mempunyai kedudukan strategis sebagai penunjang pembagunan.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan Dana Desa (DD) yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di bidang sosial ekonomi meliputi prioritas penggunaan

Abstrak : Preeklampsia dan eklampsia merupakan penyebab kematian ibu hamil dan neonatal yang tinggi terutama di negara berkembang Sampai saat ini preeklampsia dan eklampsia

Berdasarkan latar belakang ini, maka peneliti tertarik untuk meneliti proses produksi live streaming “wayangshow” dari pra hingga pasca produksi dalam mendokumentasikan

ABSTRAK: Kendatipun sebagian besar penduduk negara Indonesia beragama Muslim, namun minimnya pandangan mengenai keunggulan bank syariah sehingga mereka lebih memilih

Untuk menentukan nilai kapasitas dasar dan faktor parameter geometrik MKJI memberikan grafik untuk tiap-tiap parameter, akan tetapi karena parameter geometrik jalinan pada

Tunjukkan bahwa panjang gelombang de Broglie dari suatu partikel kira-kira sama dengan panjang gelombang sebuah foton yang berenergi sama, bila

Dalam upaya mengatasi hal itu perunggu silikon direkomedasikan, dengan variasi laju pendinginan pada proses pengecoran untuk mengetahui karakteristik porositas material

51 Tahun 2009 tentang perubahan kedua atas Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara, maka surat keputusan yang dijadikan objek sengketa dalam perkara a quo baik