• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X MAN 3 KOTA PADANG ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) TERHADAP KEMAMPUAN MEMPRODUKSI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X MAN 3 KOTA PADANG ABSTRACT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM SOLVING (PEMECAHAN MASALAH) TERHADAP KEMAMPUAN

MEMPRODUKSI TEKS NEGOSIASI SISWA KELAS X MAN 3 KOTA PADANG

Lopeli Susanti1,Ninit Alfianika 2, Sri Mulyani Rusli2

1Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat vely_z@yahoo.com

ABSTRACT

This research background of five problem such as. First, students don’t have spirit in writing lessons. Second, student don’t understand about text structure negotiation.Third, students hard in develop idea caused by limitation of vocabulary. Fourth, usaha do by teacher to improve skill writing text negotiation do with given inggredient or source about negotiation text. Fifth, hasil writing negotiation text not yet meet the judgment indicator can see from students exercise. Goal this research is to know indicator skill produce negotiation text used problem solving student grade X MAN 3 Padang. Kind this research is quantitative with quasi experiment method. Population in this research student grade X MAN 3 Padang registered in 2016/2017 number of students 298spread nine class. Class control anumbe students in experiment class 30 students. So sample in this research 60 students. Technique taken this sample used is random sampling simple. Variable in this research have 2 such as. First, variable free (x) problem solving. Second, variable terikat (y) is skill producetext negotiation.

Instrument by used in this research like test workproduce hypotesis.Based hasil reserach, can we know skil produce negotiation text students class X MAN 3 Padang without used problem solving get radian 61,94 like in level of mastery 56- 65% bein qualification enough (C). Second, tingkat skill problem solving get radian 78,88 like in level of mastery 76-85 % in good qualification (B). Third, can conclude problem solving influential of skill produce negotiation text student class X MAN 3 Padang with t hitung>t tabel is 6,64>1,67. So, problem solving is good of used in produce negotiation text.

Keywords : Problem solving, produce negositiation text

PENDAHULUAN

Menulis merupakan suatu kegiatan yang dapat mengungkapkan pikiran, gagasan, dan pendapat secara tertulis. Kegiatan menulis merupakan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dalam proses pembelajaran oleh siswa. Salah satu

bentuk keterampilan menulis adalah keterampilan menulis teks negoisasi.

Teks negosiasi adalah teks yang berisi interaksi sosial antara satu orang dengan lainnya yang berfungsi untuk menetapkan keputusan diantara pihak-pihak yang mempunyai kepentingan berbeda.

Kedua belah pihak dalam negosiasi

▸ Baca selengkapnya: menyimak kritis teks negosiasi kelas 10

(2)

ini memiliki hak atas hasil akhir.

Hasil akhir dalam negosiasi ini memerlukan persetujuan kedua belah pihak sehingga terjadi proses saling memberi dan menerima sesuatu untuk mencapai kesepakatan bersama. Dalam memproduksi teks negosiasi diharapkan siswa mampu memproduksi teks negosiasi dengan strukturnya, orientasi, pengajuan, penawaran, dan kesepakatan. Dengan memperhatikan struktur yang ada pada teks, maka teks negosiasi yang di tulis oleh siswa mudah dipahami oleh pembaca. pembelajaran memproduksi teks negosiasi terdapat pada Kompetensi Inti (KI) 4 yaitu mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan mampu menggunakan metoda sesuai dengan kaidah keilmuan. Kompetensi dasar (KD) 4.2 yaitu memproduksi teks negosiasi yang koheren sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulis.

Berdasarkan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan salah seorang guru bahasa Indonesia MAN 3 Kota Padang bernama Yulita Silvia Amri, S.Pd permasalahan yang ditemukan dalam memproduksi teks negosiasi adalah sebagai berikut.

Pertama, minat siswa dalam pembelajaran menulis masih kurang karena beberapa siswa kurang terampil dalam menulis, sehingga untuk keterampilan menulis siswa kelas X MAN 3 Kota Padang tergolong rendah. Semi (2007:14), menyatakan bahwa menulis merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Ide-ide dan gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran penulis akan dituangkan dalam bentuk lambang-lambang tulisan. Ide dan gagasan tersebut merupakan hasil cipta kreatif dari penulis dan dikembangkan menjadi suatu hal yang hendak disampaikan.

Kedua, banyak kesulitan yang dialami siswa dalam menulis teks negosiasi seperti, kesulitan dalam menuangkan ide, kurang memahami struktur teks negosiasi, penggunaan kosakata, dan penggunaan EYD.

(3)

Menurut Kosasih (2016: 182), negosiasi didefinisikan sebagai suatu bentuk interaksi sosial untuk mengompromikan keinginan yang berbeda atau bertentangan. Negosiasi juga dapat diartikan sebagai upaya untuk mencapai suatu kesepakatan melalui suatu bentuk diskusi atau percakapan. Ketiga¸ penyebab siswa kesulitan dalam menulis karena rendahnya minat dan motivasi siswa dalam belajar. Kurang terampil dalam menulis teks negosiasi dan kurangnya sumber belajar siswa.

Keempat, usaha yang dilakukan guru untuk meningkatkan keterampilan menulis teks negosiasi dilakukan dengan memberikan bahan atau sumber tentang teks negosiasi.

Kelima¸ hasil menulis teks negosiasi masih belum memenuhi indikator penilaian bisa dilihat dari latihan siswa, karena dalam mengerjakan latihan siswa masih banyak mengalami kesalahan dalam menulis.

Selanjutnya, wawancara yang dilakukan dengan siswa kelas X MAN 3 Kota Padang masalah yang ditemukan siswa adalah sebagai beriku. Pertama, dalam memproduksi teks negosiasi siswa

mengalami kesulitan memilih kosakata yang baik dalam menentukan struktur teks negosiasi.

Menurut Kosasih (2016:187), secara umum struktur teks negosiasi terdiri dari empat macam yaitu sebagai berikut. Pertama, orientasi atau pengenalan topik/masalah negosiasi merupakan bagian dari teks yang mengungkapkan permasalahan yang akan dinegosiasikan. Kedua, pengajuan berupa pernyataan dari negosiator pertama untuk meminta, mengajak, mendorong, negosiator untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginannya. Ketiga, penawaran berupa pernyataan- pernyataan dari kedua belah pihak;

berisi penawaran dan penolakan (adutawar) tentang sesuatu yang diajukan. Keempat, kesepakatan berupa keputusan antara kedua belah pihak, baik itu yang berupa kesetujuan maupun ketidaksetujuan.

Hal ini disebabkan kurangnya minat siswa dalam membaca. Kedua, siswa merasa bosan karena guru hanya menggunakan metode ceramah. Hal ini disebabkan kurang bervariasinya model yang digunakan oleh guru sehingga siswa menjadi bosan.

(4)

Guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang bervariasi.

Salah satu model yang dapat digunakan untuk mengatasi masalah tersbut yaitu dengan menggunkan model problem solving. Alasan mengambil model pembelajaran problem solving ini dapat melatih dan membiasakan para peserta didik untuk menghadapi dan memecahkan masalah secara terampil, selainitu modelproblem solving dapat mengembangkan kemampuan berpikir peserta didik secara kritis dan kreatif. Penggunaan model problem solving dalam pembelajaran memproduksi teks negosiasi juga dapat mengatasi permasalahan siswa dalam mengembangkan ide dan gagasannya dalam bentuk tulisan, problem solving juga dapat

membantu siswa untuk

mengembangkan pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka lakukan.

Dalam penelitian ini peneliti menerapkan langkah-langkah yang dikemukan oleh Wina (2014:217), menyatakan tahapan-tahapan dalam pemecahan masalah adalah sebagai

berikut. Pertama, merumuskan masalah, yaitu langkah siswa menentukan masalah yang akan dipecahkan. Masalah yang akan dipecahkan disini adalah mengenai jual beli sepatu. Kedua, menganalisis masalah. Ketiga, Merumuskan hipotesis yaitu, langkah siswa merumuskan berbagai kemungkinan pemecahan sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Keempat, Mengumpulkan data, yaitu langkah siswa mencari dan menggambarkan informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Kelima, Pengujian hipotesis, yaitu langkah siswa mengambil atau merumuskan kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan penolakan hipotesis yang diajukan. Keenam, rumusan hasil pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.Setelah menguji hipotesis, siswa memproduksi teks ke dalam bentuk teks negosiasi.

Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan tiga hal yaitu sebagai berikut ini. Pertama, Mendeskripsikan kemampuan memproduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem

(5)

solving siswa kelass X MAN 3 Kota Padang. Kedua, Mendeskripsikan kemampuan memproduksi teks negoisasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang. Ketiga, Mendeskripsikan bagaimana pengaruh penerapan model problem solving terhadap kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X MAN 3 Kota padang.

METODOLOGI PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen. Menurut Arikunto (2010:27), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang menggunakan angka-angka dimulai dari pengumpulan data, penafsiran data dan terakhir ditampilkan hasilnya.Metode yang digunakan dalam penelitian ini metodequasi eksperimen. Menurut Sukmadinata (2010:316), eksperimen quasi (quasi eksperimental) adalah penelitian eksperimental yang penyamaan kelompok control dengan kelompok eksperimen hanya dalam satu karakter saja, dan minimal dilakukan

dengan cara menjodohkan atau maching anggota kelompok. Kelas eksperimen diberikan perlakuan (treatment) dan kelas control tanpa perlakuan. Teknik pengambilan sampel pada penetian ini ada simple random sampling dilakukan karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan yang ada dalam populasi itu.

Populasi pada penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 3 Kota Padang tahun ajaran 2016/2017.

Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun 2016/2017 berjumlah 298 yang tersebar dalm 9 kelas. Pada penelitian ini, hanya dibutuhkan dua kelas sampel yaitu kelas kontrol berjumlah 30 siswa dan kelas eksperimen 30 siswa. Total sampel pada penelitian ini adalah 60 siswa.

Variabel pada penelitian ini ada dua yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model problem solving, sedangkan variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan memproduksi teks negosiasi. Teknik pengumpulan data dikumpulkan dengan cara.

(6)

Pertama, guru membagikan instrumen penelitian. Kedua, guru menjelaskan instrumen penelitian.

Ketiga, siswa menulis teks negosiasi berdasarkan tema yang telah ditentukan “jual beli tentang harga sepatu”. Keempat, guru mengumpulkan lembar jawaban.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di MAN 3 Kota Padang,, kemampuan memproduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving (kelas kontrol) dilakukan di kelas X IPA 3 dengan jumlah 30 orang siswa. Kemampuan memproduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving (kelas eksperimen) dilakukan di kelas X IPA 2. Hasil dan pembhasan dapat dilihat sebgai berikut ini.

1. Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Tanpa Menggunakan Model Problem Solving Siswa Kelas X MAN 3

Kota Padang (Kelas Kontrol) Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung

kemampauan memproduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang untuk keseluruhan indkator sbesar 61,94, berada pada rentangan 56%-65% dengan kualifikasi cukup (C). Klasifikasi kemampuan memproduksi teks negosasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh skor 10 diperoleh oleh 5 orang siswa dengan memperoleh persentase 16,66%.Kedua, siswa yang memperoleh skor 9 diperoleh oleh 4 orang siswa dengan memperoleh persentase 13,33%.

Ketiga, siswa yang memperoleh skor 8 diperoleh oleh 6 orang siswa dengan memperoleh persentase 20%.

Keempat, siwa yang memperoleh skor 7 diperoleh oleh 5 orang siswa dengan persentase 16,66%.

Kelima,siswa yang memperoleh skor 6 diperoleh 6 orang siswa dengan memperoleh persentase 20%.

Keenam, siswa yang memperoleh skor 5 diperoleh 2 orang siswa dengan memperoleh persentase 6,66%. Ketujuh, skor 4 diperoleh 2

(7)

orang siswa dengan memperoleh pesentase 6,66%. Kemampuan memproduksi untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut.

Pertama untuk indikator 1 (Orientasi) diperoleh nilai rata-rata hitung 66,66 berada pada rentang 46- 56% dengan kualifikasi hampir cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 diperoleh oleh 6 orang siswa, berkualifikasi kurang sekali. Dengan memperoleh 20%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 6 orang siswa, berkualifikasi hampir cukup. Dengan memperoleh persentase 20%. Siswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi cukup. Dengan memperoleh persentase 16,66%.

Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 83,33 diperoleh oleh 12 orang siswa, berkualifikasi baik. Dengan memperoleh persentase 40%.

Kedua untuk indikator 2 (Pengajuan) diperoleh nilai rata-rata

hitung 41,66 berada pada rentangan 56-65% dengan kualifikasi lebih dari cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 33,33 diperoleh 23 orang siswa. Dengan memperoleh persentase 76,66%.

Siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh 6 orang siswa. Dengan memperoleh persentase 20%, dansiswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 1 orang siswa.

Dengan memperoleh persentase 3,34%.

Ketiga untuk indikator 3 (Penawaran) diperoleh nilai rata-rata hitung 72,04 berada pada rentangan 66%-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa memperoleh nilai 33,33 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi kurang sekali 16,66%.

Kedua, siswa yang memperoleh nilai

(8)

66,66 diperoleh oleh 1 orang siswa, berkualifikasi kurang sekali. Dengan memperoleh persentase 3,34%, dan ketiga, siswa yang memperoleh 58,33 diperoleh oleh 24 orang siswa berkualifikasi baik. Dengan memperoleh persentase 80%.

Keempat untuk indikator 4 (Kesepakatan) diperoeh nilai rata- rata hitung 52,21 berada pada rentangan 46%-56% dengan kualifikasi hampir cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini.

Pertama, siswa yang memperoleh nilai 83,33 diperoleh oleh 2 orang siswa, berkualifikasi baik. Dengan memperoleh persentase 6%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 14 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup.

Dengan memperoleh persentase 47%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 33.33 diperoleh oleh 14 orang siswa, berkualifikasi kurang sekali. Dengan memperoleh persentase 47%.

2. Kemampuan Memproduksi Teks Negosiasi Dengan Menggunakan Model Problem Solving Siswa Kelas X MAN 3

Kota Padang (Kelas Eksperimen)

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nilai rata-rata hitung kemampauan memproduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang untuk keseluruhan indkator sbesar 78,88 berada pada rentang 76%-85%

kualifikasi Baik (B). Klasifikasi kemampuan memproduksi teks negosasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi cukup dengan persentase 16,66%.

Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 4 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup dengan persentase 13,34%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 75 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup dengan persentase 16,66%. Keempat,

(9)

siswa yang memproleh nilai 83,33 diperoleh oleh 7 orang siswa, berkualifikasi baik dengan persentase 23,34%. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 91,66 diperoleh oleh 6 orang siswa, berkualifikasi baik sekali dengan persentase 20%

dan keenam, siswa yang memperoleh nilai 100 diperoleh oleh 3 orang siswa berkualifikasi sempurna dengan persentase 10%. Kemampuan memproduksi untuk masing-masing indikator adalah sebagai berikut.

Pertama untuk indikator 1 (Orientasi) diperoleh nilai rata-rata hitung 66,66 berada pada rentang 46- 56% dengan kualifikasi hampir cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini.Pertama, siswa yang memperoleh nilai 83,33 diperoleh oleh 2 orang siswa, berkualifikasi baik. Dengan memperoleh persentase 6%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 14 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup.

Dengan memperoleh persentase 47%. Ketiga, siswa yang

memperoleh nilai 33.33 diperoleh oleh 14 orang siswa, berkualifikasi kurang sekali. Dengan memperoleh persentase 47%.

Kedua untuk indikator 2 (Pengajuan) diperoleh niai rata-rata hitung yaitu 75,35. berada pada rentangan 66-75% dengan kualifikasi lebih dari cukup. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi cukup dengan persentase 16,66%.

Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 4 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup dengan persentase 13,34%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 75 diperoleh oleh 5 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup dengan persentase 16,66%. Keempat, siswa yang memproleh nilai 83,33 diperoleh oleh 7 orang siswa, berkualifikasi baik dengan persentase 23,34%. Kelima, siswa yang memperoleh nilai 91,66 diperoleh oleh 6 orang siswa, berkualifikasi

(10)

baik sekali dengan persentase 20%

dan keenam, siswa yang memperoleh nilai 100 diperoleh oleh 3 orang siswa berkualifikasi sempurna dengan persentase 10%.

Ketiga untuk indikator 3 (Penawaran) diperoleh nilai rata-rata hitung yaitu 93,61 berada pada rentangan 86-95% dengan kualifikasi baik sekali. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 3 orang siswa, berkualifikasi sempurna. Dengan memperoleh persentase 10%. Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 2 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup.

Dengan memperoleh persentase 6,66%, Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 100 diperoleh oleh 25 orang siswa, berkualifikasi sempurna. Dengan memperoleh persentase 83,34%.

Keempat untuk indikator 4 (Kesepakatan) diperoleh nilai rata- rata hitung yaitu 78,60 berada pada

rentangan 86-95% dengan kualifikasi baik. Klasifikasi kemampuan memprooduksi teks negosiasi dengan menggunakan model problem solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang sebagai berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 58,33 diperoleh oleh 1 orang siswa, berkualifikasi baik. Dengan memperoleh persentase 3,34%,.

Kedua, siswa yang memperoleh nilai 66,66 diperoleh oleh 18 orang siswa, berkualifikasi lebih dari cukup.

Dengan memperoleh persentase 60%. Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 100 diperoleh oleh 11 orang siswa, berkualifikasi sempurna. Dengan memperoleh persentase 36,66%.

KESIMPULAN

Kemampuan memproduksi teks negosiasi tanpa menggunakan model Problem Solving dan menggunakan model Problem Solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang dapat disimpulkan tiga hal berikut ini. Pertama, kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X MAN 3 Kota Padang tanpa menggunakan model Problem

(11)

Solving memperoleh nilai rata-rata 61,94 yaitu berada pada tingkat penguasaan 56-65% yaitu berada pada kualifikasi Cukup (C) Kedua, kemampuan memproduksi teks negosiasi dengan menggunakan model Problem Solving di kelas eksperimen siswa kelas X MAN 3 Kota Padang memperoleh nilai rata- rata 78,88 yaitu berada pada tingkat penguasaan 76-85% yaitu pada kualifikasi Baik (B).Ketiga, berdasarkan hasil uji-t disimpulkan bahwa terdapat pengaruh terhadap penggunaan model Problem Solving siswa kelas X MAN 3 Kota Padang karena > (6,29>1,67).

Jadi, dapat disimpulkan bahwa kemampuan memproduksi teks negosiasi siswa kelas X MAN 3 Kota Padang dengan menggunakan model Problem Solving lebih baik tanpa menggunakan model Problem Solving.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman dan Elya Ratna. 2003,

”Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia”. Buku Ajar, Padang: FBSS:UNP.

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Engkos, Kosasih. 2016. Cerdas Berbahasa Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta:

Erlangga.

Sukmadinata, Nana Syaodih. 2010.

Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Semi, M. Atar. 2007. Dasar-dasar Keterampilan Menulis.

Bandung: Angkasa.

Referensi

Dokumen terkait

Shubuha Pilar Naredia, 2015, S251308016, PRODUKSI KULTURAL KAMPUNG SENI DI KAMPUNG BUMEN, KELURAHAN PURBAYAN, KECAMATAN KOTAGEDE, KOTA YOGYAKARTA, Tesis, Program

STUDI TINGKAT KEPUASAN MAHASISWA MENGENAI LAYANAN AKADEMIK DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN4. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Untuk mengetahui penggunaan alat peraga riil dalam meningkatkan hasil

Penelitian ini menunjukkan bahwa motivasi intrinsik memiliki hubungan yang signifikan dengan kinerja perawat, yaitu semakin baik motivasi intrinsik perawat, maka

Hasil HAp reaksi kering diidentifikasi dengan X-Rays Diffractometer ( XRD) untuk analisis peak matching fase HAp, parameter kisi HAp dan derajat kristalinitas HAp yang

pengaruh pelatihan yang diterapkan terhadap kinerja karyawan di Kafe Kampung.

3 Kramat – Kantor Pos , dimana perusahaan saudara termasuk telah dinyatakan lulus evaluasi administrasi, teknis dan harga, maka dengan ini kami mengundang saudara

Dalam penyampaiannya kepada siswa, para guru cenderung menggunakan menggunakan metode nasihat, ceramah dan tanya jawab. Metode nasihat dapat digunakan ketika anak