• Tidak ada hasil yang ditemukan

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sebuah Studi Kasus tentang Alasan Penggunaan Bahasa Tanah dalam Lirik-Lirik Nyanyian Jemaat Gereja Protestan Maluku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sebuah Studi Kasus tentang Alasan Penggunaan Bahasa Tanah dalam Lirik-Lirik Nyanyian Jemaat Gereja Protestan Maluku"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

SEBUAH STUDI KASUS TENTANG ALASAN PENGGUNAAN BAHASA TANAH DALAM LIRIK-LIRIK NYANYIAN JEMAAT GEREJA PROTESTAN MALUKU

JURNAL

Diajukan Kepada Fakultas Teologi Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Sains Teologi ( S.Si Teol )

Oleh

INGGRID IRENE MATAHELUMUAL

712008008

FAKULTAS TEOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

SEBUAH STUDI KASUS TENTANG ALASAN PENGGUNAAN BAHASA TANAH

DALAM LIRIK-LIRIK NYANYIAN JEMAAT GEREJA PROTESTAN MALUKU

Inggrid Irene Matahelumual

712008008

Mahasiswi Fakultas Teologi Universitas Kristen Satya Wacana

Saripati:

Musik gereja telah menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam ibadah Kristen, karena musik telah menjadi salah satu sarana ekspresif jemaat untuk menunjuk pengalaman imannya kepada Tuhan. Menyadari hal ini maka dalam persidangan sinode Gereja Protestan Maluku (GPM) ke-35 tahun 2005 diputuskan untuk melakukan upaya kontekstualisasi dalam musik gereja yang akan digunakan dalam lingkungan GPM. Usaha ini akhirnya mendapat bentuk akhir berwujud buku Nyanyian Jemaat GPM berisi 342 lagu baru yang diciptakan oleh musisi asli Maluku.

Buku nyanyian jemaat ini menggunakan empat bahasa sebagai lirik, yaitu bahasa Indonesia, Yunani dan Ibrani, melayu Ambon dan bahasa tanah. Dari keempat bahasa yang digunakan, penggunaan bahasa tanah atau bahasa-bahasa daerah Maluku sebagai lirik menjadi daya tarik dari buku nyanyian jemaat ini. Selama kurang lebih dua abad bahasa tanah hampir hilang sebagai bahasa penutur masyarakat asli Maluku, khususnya di kalangan umat Kristen. Hilangnya penutur bahasa tanah di sebagian besar kalangan umat Kristen disebabkan oleh pengaruh penjajah yang mewajibkan penggunaan bahasa Melayu sebagai bahasa gereja dan pendidikan. Akibatnya hampir semua kampung Kristen di Pulau Ambon melangkah masuk abad ke-19 tanpa bahasa daerahnya, ditinggalkan dan digantikan dengan bahasa Melayu.

Sinode GPM menyadari hal ini, sehingga dengan demikan bahasa tanah yang adalah salah satu kekayaan budaya Maluku harus dipertahankan dan dilestarikan. Oleh sebab itu dihadirkan 22 lagu berlirik bahasa tanah dari berbagai wilayah di Maluku dalam nyanyian jemaatnya. Lagu-lagu tersebut diharapkan bisa menjadi sarana revitalisasi dan edukasi bagi warga GPM, khususnya generasi muda yang sebagian besar tidak lagi mengenal budaya ini.

Kata Kunci: Kontekstualisasi, Nyanyian Jemaat, Gereja Protestan Maluku, Bahasa Tanah.

Referensi

Dokumen terkait

dalam ibadah karena nyanyian dan musik yang dipilih belum bisa membuat jemaat. merasa berpartisipasi dalam

Perkembangan teknologi semakin maju, mengharuskan user untuk dapat menguasai teknologi tersebut. Dalam pengelolaan data jemaat di Gereja Kristen Jawa Tamanasri masih

warga Jemaat Asli maupun Asing di jemaat tersebut, dan bagaimana pemahaman warga. jemaat asli dan warga jemaat asing memaknai pernikahan Kristen dan

Ø Pelayan Katekisasi Pranikah harus menyadari bahwa baik jemaat asli maupun. jemaat asing sama-sama jemaat Tuhan yang dititipkan kepada

Bagaimana sikap Gereja Kristen Protestan Jawa Barat (GKP JABAR) Jemaat Oikoumene Cisarua menanggapi fenomena kawin kontrak yang terjadi di Puncak Bogor..

Hasil penelitian menunjukkan bahwa gereja melakukan perkunjungan pastoral bagi warga gereja pasca stroke hanya berupa ibadah, konseling pastoral dianggap sangat penting oleh jemaat

Yang menjadi rumusan pertanyaan dalam penelitian ini yaitu apa pandangan Jemaat GPM Soya tentang dosa turunan dan proses penebusan dosa turunan menurut adat cuci Negeri,

 GPIB Jemaat “Surya Kasih” Jakarta Timur yang sedang melakukan proses perubahan status Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) dari Perkantoran menjadi Rumah Ibadah dan telah