• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dan Keaktifan Siswa Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pokok Bahasan Segi Empat (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika Dan Keaktifan Siswa Melalui Pendekatan Realistic Mathematics Education (RME) Pokok Bahasan Segi Empat (PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI

MATEMATIKA DAN KEAKTIFAN SISWA MELALUI

PENDEKATAN

REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION

(RME) POKOK BAHASAN SEGI EMPAT

(PTK Pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Delanggu)

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

Pendidikan Matematika

Oleh:

SADAM TRI SUSANTO

A 410 090 072

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

PERNYATAAN

Dengan ini, menyatakan bahwa naskah publikasi yang saya buat tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanahan di suatu Perguruan Tinggi. Dari yang saya ketahui tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila kelak dikemudian hari terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas, maka saya akan bertanggung jawab sepenuhnya.

Surakarta, Juni 2013

(4)

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA DAN

KEAKTIFAN SISWA MELALUI PENDEKATAN REALISTIC

MATHEMATICS EDUCATION (RME) POKOK BAHASAN SEGIEMPAT

Oleh :

Sadam Tri Susanto1 dan Budi Murtiyasa2 1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, sadamismyname@gmail.com

2

Staff Pengajar UMS, bdmurtiyasa@yahoo.com

ABSTRAK

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Penelitian dilaksanakan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa khususnya pada pokok bahasan segiempat melalui pendekatan realistic mathematics education (RME). Objek penelitian ini adalah siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Delanggu yang berjumlah 36 orang. Langkah penelitian adalah dialog awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Teknik pengambilan data dilakukan melalui kegiatan observasi, wawancara, dokumentasi, dan catatan lapangan. Hasil penelitian menunjukan ada peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa yaitu kemampuan siswa menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar atau diagram dari yang awalnya sebanyak 13 siswa (36,11%) meningkat menjadi 27 siswa (75,00 %), kemampuan siswa dalam presentasi yang awalnya sebanyak 8 siswa (22,22%) meningkat menjadi 24 siswa (66,67 %), dan keaktifan siswa yang awalnya sebanyak 12 siswa (33,33%) meningkat menjadi 24 siswa (66,67 %). Sehingga disimpulkan penerapan metode pendekatan pembelajaran realistic mathematics education (RME) dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa.

Kata kunci : komunikasi matematika , keaktifan siswa, realistic mathematics education

(5)

skills of mathematics and student activity that students are able to present oral statements math, writing, drawing or diagram by 13 students (36,11%) increase 27 students (75.00%), students who have presentation skills as many as 8 students (22,22%) increase 24 students (66.67%), students who are active in discussion with 12 students increase 24 students (66.67%). Thus concluded the application of the learning approach realistic mathematics education (RME) can improve the communication skills of mathematics and student activity.

Keywords: mathematics communication, student activity, , realistic mathematics education

PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan bagian yang sangat penting dalam proses pembelajaran matematika. Kemampuan komunikasi matematika merupakan dasar atau pondasi dalam membangun pengetahuan siswa terhadap matematika baik lisan maupun tulisan. Kemampuan komunikasi menjadi penting ketika diskusi antar siswa dilakukan, dimana siswa diharapkan mampu menyatakan, menjelaskan, menggambarkan, mendengar, menanyakan dan bekerjasama sehingga dapat membawa siswa pada pemahaman yang mendalam tentang matematika.

Komunikasi matematika akan berdampak pada keaktifan siswa, karena didalam proses pembelajaran matematika akan terjadi suatu siklus komunikasi yang melibatkan siswa. Dalam proses belajar mengajar setiap siswa bebas mengemukakan dan mengkomunikasikan idenya dengan siswa lain. Keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika sangat diperlukan, sehingga apa yang dipelajari akan lebih tertanam dalam pikiran siswa.

Bervariasinya kemampuan komunikasi dan keaktifan siswa cenderung disebabkan dari metode yang digunakan guru dalam mengajar. Masih banyak guru yang menerapkan metode konvensional yang kurang efektif. Guru seharusnya menggunakan metode yang tepat sehingga siswa berani untuk menyampaikan gagasannya dan mudah mengerti terhadap apa yang sedang dipelajari.

(6)

berdasarkan indikator yang digunakan dalam penelitian. Observasi awal menunjukan bahwa kondisi awal siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Delanggu yang beranggotakan 36 siswa sebelum tindakan, kemampuan komunikasi siswa dalam menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar atau diagram adalah sebesar 36,11%, kemampuan komunikasi siswa dalam presentasi adalah sebesar 22,22 % serta kekaktifan siswa dalam diskusi adalah sebesar 33,33%. Hal tersebut menunjukan bahwa kemampuan komunikasi dan keaktifan siswa masih rendah dengan ditunjukan pencapaian yang kurang dari 50 %.

Untuk meningkatkan kemampuan komunikasi dan keaktifan siswa maka perlu dikembangkan dan diterapkan metode yang dapat meningkatkan komunikasi dan keaktifan siswa. Salah satu metode yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan komunikasi dan keaktifan siswa yaitu metode pembelajaran realistic mathematic education (RME).

Metode pembelajaran RME secara singkat dapat diartikan sebagai metode pendekatan pembelajaran yang memberikan masalah kontekstual yang berkaitan dengan dunia nyata dalam pembelajarannya. Sehingga siswa dapat bebas berimajinasi dan menyampaikan gagasannya secara luas dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

Dalam pembelajaran metode RME terdapat beberapa langkah yang dilakukan agar siswa benar-benar dapat memahami pembelajaran. Langkah-langkah dalam pembelajaran RME adalah 1) Memahami Masalah Konstektual 2) Menjelaskan Masalah Konstektual 3) Menyelesaikan Masalah 4) Membandingkan Jawaban 5) Menyimpulkan. Dengan penerapan pembelajaran tersebut maka akan terjadi suatu kegiatan komunikasi dalam penyelesaian masalah yang tentunya juga diharapkan dapat meningkatkan keaktifan siswa didalam proses belajar mengajar.

METODE PENELITIAN

(7)

peneliti juga bertugas mendiagnosis, membuat konsep, dan rancangan bersama guru matematika di sekolah praktek.

Penelitian ini mengacu pada model penelitian tindakan kelas dari Kemmis dan Taggart. Langkah – langkah yang ditempuh dalam penelitian ini adalah dialog awal, perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, refleksi, dan evaluasi. Penelitian akan berakhir jika hasil penelitian yang diperoleh telah memenuhi indikator keberhasilan yang ditetapkan. Pengambilan data dilakukan dengan cara 1) observasi, untuk mengetahui seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran 2) wawancara, digunakan untuk mengetahui respon dari guru 3) dokumentasi, untuk memperoleh data-data berupa data sekolah, data siswa, foto, dan video selama melakukan penelitian dan 4) catatan lapangan, mencatat kejadian penting yang muncul yang belum terdapat pada observasi. Instrumen dibuat berdasarkan dari indikator komunikasi yaitu 1) siswa mampu menyajikan pernyataan matematika secara lisan, tertulis, gambar atau diagram 2) siswa mampu menyimpulkan atau mempresentasikan hasil diskusi dan indikator keaktifan yaitu siswa aktif dalam kegiatan diskusi berkelompok.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan pembelajaran yang sudah terlaksana dan berakhir pada putaran III, kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran mengalami perubahan ke arah yang lebih baik. Kegiatan pembelajaran melalui pendekatan RME diterapkan dengan cara kegiatan diskusi dan presentasi. Dalam kegiatan diskusi dan presentasi siswa disuruh menyebutkan, menentukan atau membuat contoh benda-benda didalam kelas yang berbentuk persegi empat serta menentukan luas dan kelilingnya.

(8)

0%

Putaran I Putaran II Putaran III

Grafik Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika

(9)

Gambar 2

Contoh Jawaban Siswa

Gambar 2 adalah contoh jawaban siswa dalam menyelesaikan persoalan matematika yang diberikan oleh peneliti. Dari gambar 2 dapat dilihat bahwa siswa menyelesaikan persoalan matematika RME dengan baik dan benar. Persoalan matematika RME dijawab sesuai dengan jawaban yang benar dan melalui tahapan dari unsur yang diketahui, ditanya lalu dijawab.

Gambar 3 Kegiatan Presentasi

(10)

segiempat jajar genjang. Kelompok diskusi mempresentasikan hasil diskusi berdasarkan metode pendekatan pembelajaran RME yaitu membuat contoh bentuk bangun datar segiempat jajar genjang dengan ukuran tertentu melalui media kertas karton.

Penelitian yang dilaksanakan peneliti sejalan dengan penelitian para ahli. Floriano dan Ines Bernardo (2012) mengungkapkan bahwa komunikasi di dalam kelas sebagian besar terfokus pada guru yang menyediakan sedikit interaksi pada siswa. Apabila guru mengubah perhatiannya pada pendapat setiap siswa, maka siswa akan terdorong untuk saling berkomunikasi.

Masalah selanjutnya yang akan dibahas adalah adakah peningkatan keaktifan siswa setelah dilakukan pembelajaran melalui pendekatan RME. Pengamatan yang dilakukan peneliti dalam tindakan kelas putaran I sampai tindakan kelas putaran III dapat disimpulkan bahwa dengan melalui pendekatan RME keaktifan siswa mengalami peningkatan. Peningkatan keaktifan pada tindakan kelas terlihat siswa aktif dalam kegiatan diskusi.

Gambar 4

Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa

Gambar 4 merupakan grafik hasil penelitian mengenai keaktifan siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Delanggu dalam pembelajaran matematika melalui pendekatan RME mulai dari sebelum tindakan sampai dengan tindakan kelas putaran III. Berdasarkan gambar 4 dapat ditunjukan adanya peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran matematika mulai dari sebelum tindakan

(11)

sampai dengan tindakan kelas putaran III. Indikator keaktifan siswa dalam diskusi mengalami peningkatan dari sebelum tindakan terdapat 12 siswa (33,33%), putaran I menjadi 15 siswa (41,66%), putaran II menjadi 20 siswa (55,55%) , dan pada putaran III menjadi 24 siswa (66,67 %).

Gambar 5

Kegiatan Diskusi Siswa Yang Aktif

Gambar 5 adalah foto dokumentasi kegiatan diskusi siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Delanggu. Gambar 5 menunjukan salah satu kelompok diskusi yang sedang aktif berdiskusi materi bangun datar segiempat persegi panjang. Kelompok diskusi aktif berdiskusi berdasarkan metode pendekatan pembelajaran RME yaitu menentukan luas dan keliling dari benda-benda didalam kelas yang berbentuk bangun datar segiempat persegi panjang.

Berdasarkan uraian dan data diatas, menunjukan adanya peningkatan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa kelas VII B SMP Negeri 3 Delanggu. Hal ini mendukung diterimanya hipotesis bahwa kegiatan pembelajaran melalui pendekatan RME dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa.

KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran. Adapun hasil penelitian tindakan yang dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru matematika kelas VIII B SMP Negeri 3 Delanggu dapat disimpulkan sebagai berikut : 1) Penerapan metode pendekatan pembelajaran RME dalam kegiatan pembelajaran akan menambah variasi model pembelajaran dalam proses pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru. 2) Penerapan metode pendekatan pembelajaran RME dapat membantu terciptanya kegiatan pembelajaran yang berpusat pada siswa dan mengurangi dominasi pendidik dalam kegiatan pembelajaran. 3) Penerapan metode pendekatan pembelajaranRME dapat meningkatkan kemapuan komunikasi matematika siswa. 4) Penerapan metode pendekatan pembelajaran RME dapat meningkatkan keaktifan siswa.

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan, maka dari peneliti mengajukan saran sebagai berikut 1) guru hendaknya menggunakan model pembelajaran yang bervariasi dalam pembelajaran matematika sebagai alternatif dengan menggunakan metode pembelajaran RME 2) guru matematika hendaknya hendaknya menumbuhkan kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa dengan memberi kesempatan siswa dalam prsentasi dan diskusi secara kelompok 3) peneliti berharap agar diadakannya penelitian lebih lanjut untuk mengatasi kemampuan komunikasi matematika dan keaktifan siswa melalui pendekatan RME yang dikolaborasikan dengan strategi pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kemampuan siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya.

DAFTAR PUSTAKA

Elfindri dkk.2012.Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik dan Profesional.Jakarta:Badouse Media Jakarta

Floriano dan Ines Bernardo. 2012. Open-ended Tasks in the Promotion of Classroom Communication in Mathematics. International Electronic Journal of Elementary Education, 4 (2): 287-300.

(13)

Sanjaya,Wina.2011.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta:Kencana

Stephan,Michelle.2012.A Proposed Instructional Theory for Integer Addition and Subtraction.Journal for Research in Mathematics Education.vol.43, no. 4, 428-464

Sutama.2011.Penelitian Tindakan Teori dan Praktek dalam PTK, PTS, dan PTBK.Semarang:Surya Offset

Gambar

Gambar 1 Grafik Peningkatan Kemampuan Komunikasi Matematika
Gambar 3 Kegiatan Presentasi
Gambar 4 Grafik Peningkatan Keaktifan Siswa
Gambar 5 Kegiatan Diskusi Siswa Yang Aktif

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pada tahun 1841 Miles Joseph Berkeley (1803-1889) bersikeras bahwa jamur yang ditemukan pada kentang adalah penyebab penyakit, de Bary menyatakan bahwa karat dan jamur api

“Kita lah yang berperan aktif mbak, karna kan kita yang lebih memahami pembangunan desa, dalam mengikut sertakan masyarakat caranya ya seluruh elemen masyarakat, tokoh

Pendekatan latihan Groundstroke forehand dengan Traditional Approach. terhadap kemampuan Groundstroke forehand

(2013) tentang perbandingan sifat biologi tanah pada ketiga jenis lahan yaitu lahan kebun campuran, lahan irigasi dan lahan sawah pada. masing masing jenis

Dengan metode ini para pembuat parsel dapat langsung mencoba berkreasi dalam membuat parsel, sehingga parsel akan lebih menarik untuk di perlihatkan dari aplikasi multimedia

Petanda dan penanda dari gambar diatas dideskripsikan secara denotatif sebagai berikut. Seorang wanita, mengenakan setelan kulot batik, berkulit sawo matang,

PENGARUH CITRA MEREK, LOKASI, DAN REGION OF ORIGIN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KAOS SOAK NGALAM (STUDI KASUS PADA SOAK NGALAM JALAN KAWI ATAS