ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA
SURAKARTA
NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Oleh:
PUGUH AKBAR SETIAWAN B 200 070 239
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
HALAMAN PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul: ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA SURAKARTA.
Yang ditulis oleh
PUGUH AKBAR SETIAWAN B 200 070 239
Penandatangan berpendapat bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat untuk diterima.
Surakarta, November 2013 Pembimbing Utama
(Dra. Mujiyati, M.Si)
Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN PADA PERUSAHAAN PERHOTELAN DI KOTA
SURAKARTA
PUGUH AKBAR SETIAWAN B 200 070 239
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta
ABSTRAKSI
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis pengaruh faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak badan pada perusahaan perhotelan di Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode survey dengan responden tax professional. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perhotelan di Kota Surakarta. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling dan jumlah sampel yang diperoleh sebanyak 12 perusahaan. Data yang berhasil dikumpulkan sebanyak 34 kuisioner. Alat analisis yang digunakan adalah uji validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan uji regresi linier berganda.
Dengan menggunakan alat analisis SPSS, hasil uji hipotesis 1, 2 dan 3 menyatakan bahwa sikap, norma subyektif dan kontrol perilaku terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak berpengaruh positif. Sedangkan hasil uji hipotesis 4 dan 5 menyatakan bahwa kondisi keuangan dan fasilitas perusahaan berpengaruh negatif terhadap perilaku kepatuhan wajib pajak badan.
I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Rendahnya kepatuhan wajib pajak dapat disebabkan oleh banyak hal, tetapi yang paling utama adalah karena tidak adanya data tentang wajib pajak yang dapat digunakan untuk mengetahui kepatuhannya. Kenyataan yang ada di Indonesia adalah masyarakat kita kurang sadar terhadap pajak. Untuk mendukung keefektifan penerapan self assessment system, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan masyarakat wajib pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Mengingat kesadaran dan kepatuhan wajib pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan wajib pajak, khususnya wajib pajak badan (Laksono, 2011).
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian milik Mustikasari, 2007. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepatuhan wajib pajak badan diantaranya sikap, norma subyektif, kontrol keperilakuan, kondisi keuangan, dan fasilitas perusahaan perhotelan di Kota Surakarta.
2. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis apakah sikap berpengaruh terhadap tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
3. Menganalisis apakah kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh pada tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
4. Menganalisis apakah kondisi keuangan berpengaruh pada tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
5. Menganalisis apakah fasilitas perusahaan mempengaruhi tax professional untuk berperilaku patuh dalam melaporkan laporan pajak perusahaan.
II. TINJAUAN PUSTAKA
a. Theory of Planned Behavior
Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa adanya niat untuk berperilaku dapat menimbulkan perilaku yang ditampilkan oleh individu. Sedangkan niat untuk berperilaku itu muncul karena ditentukan oleh 3 faktor penentu yaitu: (1) behavioral beliefs, yaitu keyakinan individu akan hasil dari suatu perilaku dan evaluasi atas hasil tersebut (beliefs strength and outcome evaluation), (2) normatif beliefs, yaitu keyakinan tentang harapan normatif orang lain dan motivasi untuk memenuhi harapan
Behavior
Normative
Control Beliefs
Attitude Toward The
Subjective
Perceived Behavior
Intention Behavior
tersebut (normatif beliefs and motivation to comply), dan (3) control beliefs, yaitu keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau menghambat perilaku yang akan ditampilkan dan persepsinya tentang seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut (perceived power).
b. Kepatuhan Pajak
Kepatuhan adalah motivasi seseorang kelompok; atau organisasi untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan. Perilaku kepatuhan seseorang merupakan interaksi antara perilaku individu, kelompok dan organisasi (Robbins, 2001 dalam Miladia, 2010).
c. Sikap
Sikap memiliki peranan penting untuk menjelaskan diri seseorang dalam lingkungannya. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut Pengaruh norma subyektif terhadap norma berperilaku (Mustikasari, 2007).
d. Norma Subyektif
e. Kontrol Perilaku Yang Dipersepsikan
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan dalam konteks perpajakan adalah seberapa kuat tingkat kendali yang dimiliki seorang wajib pajak dalam menampilkan perilaku tertentu, seperti melaporkan penghasilannya lebih rendah, mengurangkan beban yang seharusnya tidak boleh dikurangkan ke penghasilan, dan perilaku ketidakpatuhan lainnya (Bobek dan Hatfield, 2003) dalam Miladia (2010). Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan ini memiliki dua pengaruh yaitu pengaruh terhadap niat berperilaku dan terhadap perilaku.
f. Kondisi Keuangan
Perusahaan yang mempunyai profitabilitas yang tinggi cenderung melaporkan pajaknya dengan jujur dari pada perusahaan yang mempunyai profitabilitas rendah. Perusahaan dengan profitabilitas rendah pada umumnya mengalami kesulitan keuangan (financial difficulty) dan cenderung melakukan ketidakpatuhan pajak. Demikian pula, perusahaan yang mengalami kesulitan likuiditas ada kemungkinan tidak mematuhi peraturan perpajakan dalam upaya untuk mempertahankan arus kasnya. Pada sisi yang lain suatu perusahaan yang memiliki penghasilan bersih di atas rata-rata mungkin memiliki dorongan untuk tidak mematuhi kewajiban pajaknya dalam upaya untuk meminimalkan political visibility. (Slemrod; Watts and Zimmerman, dalam Jayanto, 2011).
g. Fasilitas
perusahaan berpengaruh secara positif signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak badan (Mustikasari, 2007).
h. Kerangka Teori dan Hipotesis
H1 : Sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H2 : Norma Subyektif berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H3 : Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H4 : Persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
H5 : Fasilitas perusahaan berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional
III. METODE PENELITIAN 1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah metode yang digunakan untuk menyelidiki obyek (masyarakat) yang dapat diukur dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan menggunakan skala-skala, indeks-indeks, atau table-tabel yang kesemuanya lebih banyak mempergunakan ilmu pasti (Wiyarti dan Mulya, 2007).
Sikap (SKP)
Norma (NRM)
Kontrol Perilaku (KTR)
Keuangan (KEU)
Kepatuhan Pajak (KP)
2. Populasi, Sampel, dan Pengambilan Sampel
Populasi penelitian ini adalah perusahaan perhotelan yang terdaftar pada data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, yaitu penentuan sampel dilakukan dengan mempertimbangkan kriteria-kriteria tertentu yang telah dibuat terhadap obyek yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan cara membagikan kuesioner kepada responden yaitu tax professional atau bagian keuangan hotel.
3. Definisi Operasional 3.1.Variabel Dependen
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan wajib pajak badan,yaitu kepatuhan tax professional dalam memenuhi kewajiban perpajakan perusahaan dimana dia bekerja. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen replikasi penelitian Brown dan Mazur (2003) dalam Mustikasari (2007) yang terdiri dari delapan pertanyaan yang mengunakan skala Likert 7 poin.
3.2.Variabel Independen
Sikap Terhadap Ketidakpatuhan Pajak
Sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap sesorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut. Agar dapat diukur, variabel sikap terhadap kepatuhan pajak dinilai dengan skala Likert 7 poin yang menggunakan kerangka penilaian-harapan (valuation-expectancy framework).
Norma Subyektif
Kontrol Keperilakuan Yang Dipersepsikan
Kontrol keperilakuan yang dipersepsikan adalah sejumlah kontrol yang diyakini tax professional yang akan menghambat mereka dalam menampilkan perilaku ketidakpatuhan pajak. Indikator kontrol keperilakuan yang dipersepsikan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain kemungkinan tax professional diperiksa oleh fiskus pajak, kemungkinan tax professional dikenai sanksi perpajakan dan kemungkinan pelaporan oleh pihak ketiga. Pernyataan pertama berkaitan dengan control beliefs strength dan pernyataan kedua berkaitan dengan control beliefs power.
Persepsi Tentang Kondisi Keuangan
Kondisi keuangan adalah kemampuan keuangan perusahaan yang tercermin dari tingkat profitabilitas (profitability) dan arus kas (cash flow). Sedangkan persepsi tentang kondisi keuangan perusahaan adalah persepsi tax professional tentang kemampuan perusahaan di mana tax professional bekerja. Pengukuran variabel ini menggunakan data primer yang berasal dari kuesioner yang dinilai dengan skala Likert 7 poin dengan memodifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Bradley (1994) dan Siahaan (2005) yang terdiri dari 2 pernyataan.
Persepsi Tentang Fasilitas Perusahaan
Persepsi tentang fasilitas perusahaan adalah persepsi tax professional tentang sumber daya yang dimiliki perusahaan dimana tax professional bekerja termasuk di dalamnya tersedianya informasi keuangan dan operasi. Pengukuran variabel ini memodifikasi instrumen yang dikembangkan oleh Bradley (1994) dan Siahaan (2005).
IV. METODE ANALISI DATA
a. Analisis Regresi Berganda
V. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Dari hasil perhitungan uji Kolmogorov-Smirnov, dapat diketahui bahwa p-value dari unstandardized resdiual ternyata lebih besar dari (0,989>0,05), sehingga keseluruhan data tersebut dinyatakan memiliki distribusi normal atau memiliki sebaran data yang normal.
b. Uji Multikolinieritas
Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa semua variabel bebas yang memiliki tolerance lebih dari 0,1 (>0,1) dan semua variabel bebas memiliki nilai VIF kurang dari 10 (<10). Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas dalam model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
Dari hasil perhitungan menunjukkan tidak ada gangguan heteroskedastisitas, karena nilai thitung tidak signifikan pada taraf signifikansi 5%, yaitu nilai signifikansi (Sig) lebih besar dari (p>0,05). Jadi secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah heteroskedastisitas dalam model penelitian ini.
2. Uji Hipotesis
Koefisien thitung Sign.
Konstanta -0,173
SKP 0,303 2,597 0,015
NRM 0,234 2,685 0,012
KTR 0,300 3,894 0,001
KEU 0,419 1,664 0,107
FAS 0,099 0,722 0,476
Adjusted R2 0,951
F Statistik 130,355 0,000
Sumber: Data Diolah
a. Uji Signifikan Simultan (Uji F)
signifikansi 5% (sedangkan Ftabel pada df= 5;28 adalah sebesar 2,53). Dikarenakan Fhitung > Ftabel (130,355 > 2,53) dengan p<0,05, maka model regresi tentang pengaruh sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak, norma subyektif, kontrol perilaku, persepsi kondisi keuangan perusahaan, dan fasilitas perusahaan terhadap kepatuhan pajak tax professional sudah fix atau cocok.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Hasil analisis regresi memperoleh nilai Adjusted R2 sebesar 0,951 (perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 9), sehingga dapat dikatakan bahwa hasil pengujian yang dilakukan memberikan hasil yang baik. Nilai koefisien determinasi bernilai positif, hal ini menunjukkan bahwa sekitar 95,1% variasi dari kepatuhan pajak tax professional dapat dijelaskan oleh variabel sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak, norma subyektif, kontrol perilaku, persepsi kondisi keuangan perusahaan, dan fasilitas perusahaan. Sedangkan 4,9% sisanya dijelaskan oleh variabel lain di luar model.
c. Uji Signifikan Parameter Individual (Uji t)
Sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak memperoleh nilai thitung = 2,597 dengan nilai p-value sebesar 0,015. Sedangkan ttabel pada taraf signfikansi 5% adalah sebesar 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel (2,597 > 2,042) dengan p<0,05, maka H1 diterima.
Norma subyektif memperoleh nilai thitung = 2,685 dengan nilai p-value sebesar 0,012. Sedangkan ttabel pada taraf signfikansi 5% adalah sebesar 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel (2,685 > 2,042) dengan p<0,05, maka H2 diterima.
Kontrol perilaku memperoleh nilai thitung = 3,894 dengan nilai p-value sebesar 0,001. Sedangkan ttabel pada taraf signfikansi 5% adalah sebesar 2,042. Dikarenakan thitung > ttabel (3,894 > 2,042) dengan p<0,05, maka H3 diterima.
signfikansi 5% adalah sebesar 2,042. Dikarenakan thitung < ttabel (1,664 < 2,042) dengan p>0,05, maka H4 ditolak.
Fasilitas perusahaan memperoleh nilai thitung = 0,722 dengan nilai p-value sebesar 0,476. Sedangkan ttabel pada taraf signfikansi 5% adalah sebesar 2,042. Dikarenakan thitung < ttabel (0,722 < 2,042) dengan p>0,05, maka H5 ditolak.
3. Pembahasan
a. Pengaruh sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak terhadap kepatuhan pajak tax professional
Hasil analisis data menunjukkan bahwa aspek sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak tax professional dan H1 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya semakin positif sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak, maka semakin tinggi kepatuhan pajak tax professional.
b. Pengaruh norma subyektif terhadap kepatuhan pajak tax professional
Hasil analisis data menunjukkan bahwa aspek norma subyektif berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak tax professional dan H2 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya semakin tinggi tingkat norma subyektif, maka semakin tinggi kepatuhan pajak tax professional.
c. Pengaruh kontrol perilaku terhadap kepatuhan pajak tax professional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek kontrol perilaku berpengaruh positif terhadap kepatuhan pajak tax profesional dan H3 diterima pada taraf signifikansi 5% (p<0,05). Artinya semakin baik kontrol perilaku akan meningkatkan kepatuhan pajak tax professional.
d. Pengaruh persepsi kondisi keuangan perusahaan terhadap kepatuhan pajak tax professional
dan H4 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya persepsi kondisi keuangan perusahaan tidak berimplikasi pada kepatuhan pajak tax profesional.
e. Pengaruh fasilitas perusahaan terhadap kepatuhan pajak tax professional
Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional dan H5 ditolak pada taraf signifikansi 5% (p>0,05). Artinya fasilitas perusahaan tidak berimplikasi pada kepatuhan pajak tax professional.
VI. PENUTUP
1. Simpulan
Berpijak pada hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Kesadaran membayar pajak berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak tax professional dengan thitung = 2,597. Artinya semakin positif sikap terhadap perilaku kepatuhan pajak, maka semakin tinggi kepatuhan pajak tax professional.
2. Norma subyektif berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepatuhan pajak tax profesional dengan thitung = 2,685. Artinya semakin tinggi tingkat norma subyektif, maka semakin tinggi kepatuhan pajak tax professional. 3. Persepsi positif tentang efektifitas sistem perpajakan berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kepatuhan pajak tax professional dengan thitung = 3,894. Artinya semakin baik kontrol perilaku akan meningkatkan kepatuhan pajak tax professional.
5. Fasilitas perusahaan tidak berpengaruh terhadap kepatuhan pajak tax professional dengan thitung = 0,476. Artinya fasilitas perusahaan tidak berimplikasi pada kepatuhan pajak tax professional.
2. Saran
Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut:
1. Bagi penelitian berikutnya hendaknya menambah variabel dan objek penelitian serta memperluas daerah penelitian agar tingkat generalisasinya lebih baik dan hasil penelitian dapat mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya.
2. Bagi penelitian berikutnya hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi karena masih banyak faktor yang mempengaruhi kepatuhan pajak tax professional seorang wajib pajak misalnya: pemahaman terhadap self assessment pada kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak, pelayanan informasi perpajakan, pelaksanaan sanksi perpajakan, dan lain sebagainya. 3. Bagi perusahaan, disarankan untuk memberikan sosialisasi kepada para
karyawan selain tax professional tentang perpajakan untuk menghindari terjadinya penyimpangan.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, Icek. 1991. The Theory of Planned Behavior. Organizational Behavior and Human Decision Processes, 50, 179 – 211.
Ajzen, Icek. 2006. Constructing a TpB Questionnaire: Conceptual and Methodological Considerations.
Data Pokok RAPBN 2007-2013.
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Ghozali, Imam dan Anis Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Harinurdin, Edwin. 2009. Perilaku Kepatuhan Wajib Pajak Badan. Jurnal Ilmu Administrasi dan Organisasi, Vol. 16, No. 2. Mei – Agustus 2009.
Herawati, Nurul; Heransyah, Wawan dan Tarjo. 2010. Persepsi Wajib Pajak Terhadap Sunset Policy. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Trunojoyo. Madura.
Hidayat, Widi, Argo A. Wijaya. 2010. Studi Empiris Theory of Planned Behavior dan Pengaruh Kewajiban Moral pada Perilaku Ketidakpatuhan Pajak Wajib Pajak Orang Pribadi. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 12, No. 2 November 2010: 82-93.
Jayanto, Y. Prabowo. 2011. Pengaruh Karakteristik Individu, Kondisi Keuangan dan Iklim Organisasi Terhadap Ketidakpatuhan Wajib Pajak. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 3 No. 1 Maret 2011.
Laksono, Jati Purbo. 2011. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Industri Manufaktur Di Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro. Semarang. Miladia, Novita. 2010. Analisis Fakto-faktor Yang Mempengaruhi Tax
Mustikasari, Elia. 2007. Kajian Empiris Tentang Kepatuhan Wajib Pajak Badan Pada Perusahaan Perhotelan Di Surakarta. Simposium Nasional Akuntansi X. Makassar: 26-28 Juli 2007.
Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008 – 2010
Realisasi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran Kabupaten/Kota Se Jawa Tengah Kota Surakarta Tahun Anggaran 2008 – 2010
Sekaran, Uma. (2003). Research Methods for Business: A Skill-Building Approach ,Third Edition, New York: John Wiley & Sons, Inc. Supriyati dan Hidayati, Nur. 2008. Pengaruh Pengetahuan Pajak Dan Persepsi
Wajib Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Akuntansi dan Teknologi Informasi, Vol. 7 No. 1, Mei 2008, hal. 41 – 50.
Susi Suhendra, Euphrasia. 2010. Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan Terhadap Peningkatan Penerimaan Pajak Penghasilan Badan. Jurnal Ekonomi Bisnis, Vol. 15, No. 1, April 2010: 58.
Referensi lain :
www.mediabpr.com
www.bps.go.id