• Tidak ada hasil yang ditemukan

Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Produk Hukum | Jaringan Dokumentasi Informasi Hukum"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 20 TAHUN 2010

TENTANG

PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan percepatan pemberantasan korupsi di Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan perlu adanya komitmen / janji seluruh pejabat / pegawai untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan ketentuan yang berlaku;

b. bahwa untuk mewujudkan komitmen / janji sebagaimana dimaksud pada hurup a, serta dalam rangka mengemban amanat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004, dipandang perlu menetapkan Peraturan Gubernur tentang Penanda Tanganan Pakta Integritas;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3041 Jo. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3890);

2.

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3851);

3.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang–Undang Nomor 20 Tahun 2001 (Lembaran Negara Tahun 2001 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4150);

4.

Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 217, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4033);

5.

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan tindak Pidana Korupsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4250);

6.

Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);

7.

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355);

8.

Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

(2)

10.

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 484);

11.

Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten / Kota (Lembaran Negara Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

12.

Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 120) sebaimana telah beberapa kali diubah dan terakhir dengan peraturan Presiden Nomopr 95 Tahun 2007 tentang perubahan ketujuh Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 77);

13.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 4 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintah Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung ( Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri E);

14.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 5 Tahun 2008 tentang Sekretariat Daerah dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 1 Seri D);

15.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 6 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 2 Seri D);

16.

Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 7 Tahun 2008 tentang organisasi dan tata kerja Inspektorat, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Statistik serta Lembaga Teknis Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Lembaran Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2008 Nomor 3 Seri D).

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TENTANG PENANDATANGANAN PAKTA INTEGRITAS

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

2. Pemerintah Provinsi adalah Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dan perangkat daerah sebagai unsur Penyelenggara Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

3. Gubernur adalah Gubernur Kepulauan Bangka Belitung.

4. Sekretaris Daerah Sekretaris Daerah Provinsi kepulauan Bangka Belitung.

(3)

6. Pegawai Negeri Sipil Yang Selanjutnya disingkat PNS setiap warga republik indonesia yang telah memenuhi syarat yang ditentukan, diangkat oleh pejabat berwenang dan diserahi tugas dalam suatu jabatan negeri, atau diserahi tugas negera lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

7. Jabatan adalah kedudukan yang menunjukan tugas,tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang PNS dalam rangka susunan suatu organisasi.

8. Pakta Integritas adalah pernyataan / janji para pejabat / pegawai di lingkungan Pemerintah Provinsi Kepada dirinya sendiri tentang

Maksud Penandatangan Pakta Integritas adalah untuk:

a. mencegah terjadinya penyimpangan dibidang pengadaan barang/ jasa, anggaran, disiplin dan pelayanan.

b. mencegah para pejabat dan pegawai dari perbuatan penyimpangan yang menjurus pada perbuatan tindak pidana korupsi, seperti mark-up, suap, pungutan liar.

c. meningkatkan kredibilitas dan mendorong kelancaran pelaksanaan program kerja yang berkualitas, efektif dan efisien.

Pasal 3

Tujuan penanda tanganan Pakta Integritas adalah untuk:

a. menerapkan prinsip- prinsip tata kelola pemerintahan yang baik;

b. meningkatkan pelayanan publik dan meniadakan pungutan liar; c. melakukan pencegahan terhadap kemungkinan terjadinya kebocoran keuangan negara baik bersumber dari Anggaran Lingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung selain mengucapkan sumpah jabatan, wajib menandatangani Pakta Integritas pada Piagam Pakta Integritas.

(4)

Kepulauan Bangka Belitung Wajib melakukan Penanda Tanganan Pakta Integritas tahunan pada Piagam Pakta Integritas.

(3) Terhadap seluruh calon Pegawai Negeri Sipil yang akan disumpah menjadi Pegawai Negeri Sipil dilingkungan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung wajib menanda tangani Pakta Integritas pada Piagam Pakta Integritas.

(4) Bentuk Piagam dan Tata cara Pelaksanaan penandatangnanan Pakta Integritas tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Peratuiran Gubernur ini.

BAB IV

PENGENDALIAN DAN PENGAWASAN Bagian Pertama

Pengendalian dan Pengawasan Internal Pasal 5

Pengendalian dan Pengawasan Internal terhadap pelaksanaan penandatanganan Pakta Integritas dilakukan oleh Tim Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Bagian Kedua

Pengawasan Masyarakat Pasal 6

Pengawasan masyarakat dilakukan melalui penyediaan Kotak Pos Pengaduan Masyarakat dan Pembentukan Forum Independent Pemantau Pakta Integritas.

BAB V

EVALUASI DAN PELAPORAN Pasal 7

(1) Evaluasi pelaksanaan penanda tanganan Pakta Integritas dilaksanakan oleh Tim koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(2) Dalam Melaksanakan Tugasnya Tim sebagaimana dimaksud ayat (1), dapat dibantu oleh Sekretariat Tim yang berkedudukan di Inspektorat Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

(3) Laporan Hasil Evaluasi Pelaksana Penandatanganan Pakta Integritas disampaikan oleh Tim kepada Gubernur melalui Sekretaris Daerah. (4) Dalam hal terdapat kendala dan permasalahan penandatanganan

Pakta Integritas Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah dapat melaporkan Kepada Gubernur melalui sekretaris Daerah selaku Ketua Tim Koordinasi Monitoring dan Evaluasi Pakta Integritas Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

BAB VI SANKSI Pasal 8

(1) Pelanggaran terhadap Pasal IV dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang – undangan.

BAB VII

(5)

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Gubernur ini dengan penempatanya dalam Berita Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Ditetapkan di Pangkalpinang Pada tanggal 10 Juni 2010

GUBERNUR

KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

EKO MAULANA ALI Diundangkan di Pangkalpinang

Pada tanggal 10 Juni 2010

SEKRETARIS DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

IMAM MARDI NUGROHO

Referensi

Dokumen terkait

Pelanggan yang mempunyai loyalitas tahap pertama ini menggunakan informasi keunggulan suatu produk atas produk lainnya. Loyalitas kognitif lebih didasarkan pada

Toko Skate Element selalu menjaga kualitas produk yang dijual, dengan klasifikasi penilaian 1 (sangat tidak setuju) - 5 (sangat setuju), sebesar 40,3% responden menyatakan kurang

[r]

[r]

Dari daftar sidik ragam (Lampiran 9) dapat dilihat bahwa perbandingan ekstrak albedo kulit durian dengan sari buah markisa dan lama pemasakan memberikan pengaruh

The purpose of this research is to know the experiment modeling the way Learning Strategies on a fiberglass moulding skills in vocational high school, and to know the

bahwa sistem pembayaran dalam akad murabahah pada Lembaga Keuangan Syari’ah (LKS) pada umumnya dilakukan secara cicilan dalam kurun waktu yang telah

Uji vitamin C dan organoleptik terhadap jelly dari buah apel hijau dengan penambahan gula pasir dan pektin dari albedo kulit durian..