• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH PENERAPAN ISO 9001:2000 TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PENGARUH PENERAPAN ISO 9001:2000 TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1

Kesimpulan

Dari hasil analisa SWOT didapatkan bahwa semua perusahaan

konstruksi yang diperiksa dan menerapkan standar ISO 9001:2000 masuk ke

dalam kwadran

progressive

, yaitu posisi dimana perusahaan layak untuk

mempertahankan dan mengembangkan proses kerjanya. Lihat bagan 5.1.

Gambar 5.1 Pemetaan Matriks SWOT 6 Perusahaan Ber-ISO

9001:2000

Memang tidak semua sampel yang diteliti dan dianalisa dengan SWOT

menunjukkan pola penerapan ISO 9001:2000 yang ideal. Hal itu

dikarenakan; baru menerapkan ISO 9001:2000 (rata-rata 3 tahun) dan faktor

ekternal seperti politik, ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan yang tidak

kondusif.

Dari hasil pengolahan data dengan menggunakan metode

Six Sigma

diperoleh kesimpulan, yaitu:

st re ngt h w e a k ne ss

t r e a t h

Progresif Ubah strategi

Strategi bertahan Diversifikasi strategi

(2)

a.

Perusahaan mengalami kenaikan kinerja setelah menerapkan ISO

9001:2000. Hal ini bisa dilihat pada tabel 5.1 berikut ini. Tabel tersebut

menunjukan ada penurunan nilai DPMO (

Defect Per Million

Opportunity

) antara sebelum menerapkan ISO 9001: 2000 dengan

setelahnya. Artinya perusahaan mengalami peningkatan kinerja.

Tabel 5.1 Penurunan DPMO rata-rata

Nilai DPMO rata-rata

Konversi ke Nilai

Sigma

Sebelum 40628,34 3,25

Sesudah 25872,67 3,45

Penurunan DPMO

14754,67

Secara statistik, pengujian hipotesis dengan menggunakan perhitungan

uji-t (t-tes) menunjukan ada peningkatan kinerja manajemen perusahaan

antara sebelum menerapkan ISO 9001: 2000 dengan setelahnya.

(interval kepercayaan 99%,

α

= 1% dan 95%,

α

= 5%)

b.

Dengan membandingkan dengan perusahaan yang tidak menerapkan

ISO 9001:2000, terbukti perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000

jauh lebih tinggi kinerjanya.

Gambar 5.2 Perbandingan Nilai DPMO Rata-rata

Adapun peningkatan kinerja perusahaan kemungkinan disebabkan beberapa

faktor sebagai berikut:

(3)

Perusahaan yang menerapkan SMM ISO 9001: 2000 memang

diharuskan mempunyai pengendalian dokumen yang rapi, teratur dan

lengkap. Dokumen ini diperlukan untuk pembuatan analisis guna

perbaikan berkelanjutan di masa mendatang. Hal inilah yang tidak

dimiliki oleh perusahaan yang tidak menerapkan ISO 9001: 2000

2.

Komitmen manajemen

Manajemen perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000 memang

mempunyai komitmen yang dikomunikasikan ke bawahnya tentang

konsistensi perbaikan berkelanjutan. Menurut peneliti inilah yang

menjadi modal bagi perusahaan.

3.

Fokus pada pelanggan

Fokus pada kepuasan pelanggan menjadi target yang diukur oleh ISO

9001: 2000. Artinya perusahaan yang menerapkan ISO 9001: 2000

selain berorientasi pada perbaikan berkesinambungan juga harus

berorientasi pada pelanggan. Perusahaan yang berfokus pada

pelanggan akan senantiasa termotivasi mencari tahu apa yang menjadi

kebutuhan pelanggannya. Sehingga perusahaan bisa memberikan jasa

yang sebaik-baiknya kepada pelanggan.

4.

Kebijakan mutu

Perusahaan konvesional adalah perusahaan yang tidak memperdulikan

mutu. Sehingga dalam menjalankan perusahaannya hanya berpikir

untuk mendapatkan keuntungan saja. Ini berbeda dengan perusahaan

yang menerapkan ISO 9001: 2000, dimana perusahaan tersebut

mempunyai target mutu yang ingin dicapai. Sehingga perusahaan

dipastikan akan membuat kebijakan mutu.

5.

Perencanaan

Sasaran mutu termasuk kebutuhan untuk memenuhi persyaratan

produk dipastikan oleh manajemen puncak dan ditetapkan pada setiap

fungsi dan tingkat yang relevan di dalam organisasi. Kemudian

(4)

Perencanaan sistem manajemen mutu dilaksanakan untuk memenuhi

persyaratan manajemen mutu dan sasaran mutu. Bila terjadi

perubahan sistem manajemen mutu yang direncanakan dan diterapkan,

integritas sistem manajemen mutu tetap terpelihara.

6.

Sumber daya manusia

Personel yang melakukan pekerjaan yang mempengaruhi mutu produk

sudah kompeten karena mendapatkan pendidikan, pelatihan,

ketrampilan dan pengalaman yang memadai. Hal itu terkait dengan

peranan organisasi yang telah menetapkan kompetensi personil yang

melakukan pekerjaan, menyediakan pelatihan atau kegiatan lain untuk

memenuhi kompetensi tersebut, mengevaluasi efektifitasnya,

memastikan kesadaran tiap personil akan pentinnya kegiatan mereka

serta kontribusi atas sasaran mutu, dan memelihara rekaman

pendidikan, pelatihan, ketrmpilan, dan pengalaman.

7.

Infrastruktur

Organisasi telah menetapkan, menyediakan, dan memelihara

infrastruktur yang dibutuhkan untuk mencapai kesesuaian persyaratan

produk; seperti gedung, ruang kerja, sarana pendukung, peralatan

proses, dan jasa-jasa pendukung.

8.

Lingkungan kerja

Organisasi telah menetapkan dan mengelola lingkungan kerja yang

diperlukan untuk mencapai kesesuaian terhadap persyaratan produk.

9.

Pemantauan proses

Organisasi menerapkan metode yang sesuai untuk pemantauan dan

bila memungkinkan pengukuran atas proses-proses sistem manajemen

mutu. Kemudian metode yang diterapkan dapat menunjukkan

kemampuan proses untuk mencapai hasil yang telah direncanakan.

Bila ditemukan ketidaksesuaian proses, maka perbaikan dan tindakan

(5)

5.2

Saran

1.

Dengan diketahuinya adanya peningkatan kinerja manajemen perusahaan

jasa konstruksi yang telah menerapkan SMM ISO 9001: 2000, maka

pihak-pihak yang berkepentingan dalam usaha pengembangkan dunia jasa

konstruksi diharapkan untuk bisa secara cermat melakukan

perbaikan-perbaikan di perusahaan jasa konstruksi dalam negeri agar mampu

memberikan daya saing yang tinggi.

2.

Diperlukan metode pengukuran kinerja yang baku khusus untuk

perusahaan jasa konstruksi. Ini dikarenakan belum ada konsep dan metode

pengukuran yang disepakati.

3.

Masih banyak kekurangan dalam penelitian ini, khususnya keterlibatan

faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi peningkatan kinerja perusahaan

jasa konstruksi. Untuk itu pada penelitian yang lebih lanjut diharapkan

Gambar

Gambar 5.1 Pemetaan Matriks SWOT 6 Perusahaan Ber-ISO
Tabel 5.1 Penurunan DPMO rata-rata

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kinerja keuangan perusahaan perbankan sebelum dan setelah merger dan akuisisi yang diukur dengan rasio Quick Ratio,

Lembar Pengamatan Kegiatan Belajar yang dilakukan Peneliti ... Lembar Observasi Penilaian Media Pembelajaran

Dalam penulisan ilmiah ini penulis mencoba untuk melakukan perhitungan investasi pada Studio Musik Adrenalin dengan mengunakan metode payback period, net present value,

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: Apakah terdapat perbedaan kinerja keuangan perbankan yang diukur

PEMBELAJARAN MULTIMEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA dapat menyederhanakan suatu proses yang bersifat kompleks; (4) Model dapat.. digunakan

Penelitian merger dan akuisisi bank di Yunani oleh Nikolaos Mylonidis dan Ioanna Kelnikola (2005) pada 9 perusahaan perbankan yang melakukan M&A dari tahun 1999-2000

Kegiatan Usaha Pertanian, Perdagangan Umum, Pengangkutan, Perindustrian dan Jasa Atau Pelayanan Jumlah Saham yang ditawarkan 240.000.000 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai

• Suatu garis tidak mungkin memiliki lebih dari dua kutub, karena, seperti yang terlihat, semua yang tegak lurus dengan garis tersebut untuk melewati garis tersebut