• Tidak ada hasil yang ditemukan

S GEO 1102010 Chapter3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "S GEO 1102010 Chapter3"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

3.1Metode Penelitian

Ditinjau dari sudut pemakaiannya, penelitian ini dapat dikategorisasikan sebagai penelitian terapan. Sebab hasil dari penelitian ini dapat digunakan langsung secara praktis, contohnya apabila kita sudah mengetahui daerah-daerah yang sesuai untuk tanaman jagung kita bisa membudidayakan tanaman jagung lebih optimal karena tempat tumbuh tanaman jagung sesuai dengan syarat-syarat tanaman jagung itu sendiri.

Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien misalnya penelitian mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).

Tujuan akhir dari penelitian ini, peneliti akan berusaha untuk mendeskripsikan atau pun memberikan gambaran baik dengan gambar, peta, grafik, tabel atau pun yang lainnya mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antara fenomena yang diteliti, contohnya memberikan deskripsi hubungan antara ketinggian tempat dan curah hujan syarat tumbuh jagung, dan sebagainya. Sehingga berdasarkan tujuannya, penelitian ini diklasifikasikan sebagai penelitian deskriptif eksploratif.

Penelitian terapan adalah penelitian yang dilakukan dengan tujuan agar dapat melakukan sesuatu yang jauh lebih baik, efektif dan efisien. Misalnya, penelitian mengenai biaya hidup, hasilnya dapat digunakan sebagai dasar untuk penentuan gaji, penelitian mengenai efisiensi kerja dalam rangka untuk meningkatkan produktifitas, dsb. (Silaen dan Widyono, 2013, hlm.17).

(2)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Narbuko dan acmadi (2009:1) mengatakan “metode penelitian berasal dari kata metode yang artinya cara yang tepat untuk melakukan sesuatu dan penelitian adalah suatu kegiatan untuk mencari, mencatat, merumuskan dan menganalisis sampai menyusun laporan”.

Dapat disimpulkan dari beberapa pendapat diatas metode penelitian merupakan cara ilmiah yang digunakan peneliti untuk tujuan penelitian berupa kegiatan mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis dan menyusun laporan. Bedasarkan hal tersebut maka peneliti menggunakan SIG sebagai metode dengan alat berupa Argcis.

SIG sebagai metode penelitian yang mempunyai kemampuan yang dapat digunakan sebagai cara ilmiah untuk mencari, mencatat, merumuskan, menganalisis hingga menyusun laporan. Kemampuan SIG sebagai metode sejalan dengan pengertian SIG menurut Prahasta( 2009, hlm 116) “SIG adalah sistem komputer yang digunakan untuk memasukan, menyimpan, memeriksa, mengintergrasikan, memanipulasi data-data yang berhubungan dengan posisinya di permukaan bumi”.

Adapun menurut Prahasta (2009: 135) mengatakan “...selanjutnya SIG dapat digunakan sebagai alat untuk mengambil keputusan”. Pengertian tersebut sejalan yang dikatakan setiawan (2010 : 12) bahwa, “satu hal yang sangat penting dari SIG adalah kemampuannya yang handal dalam menganalisa data dan memadukan data untuk memperoleh informasi baru”.

3.2 Populasi dan Sampel

3.2.1 Populasi

(3)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.2.2 Sampel

Menurut Arikunto (2010:174) mengemukakan bahwa sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Menurut sumaatmadja,(1988:104) sampel adalah bagian dari populasi (cuplikan, contoh) yang mewakili populasi yang bersangkutan, kriteria mewakili ini diambil dari keseluruhan sifat-sifat atau genarilisasi yang ada pada populasi yang harus diwakili oleh sampel. Sedangkan menurut Sugiyono (2012: 62) mengungkapkan bahwa sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi.

Dalam penelitian ini sampel wilayah, dimana sampel wilayah tersebut mengambil sampel di Kabupaten Majalengka dengan tekhnik stratifiel random sampling atau penarikan sampel proposional di setiap satuan lahan hasil Overlay

peta unit analisis. Peta unit analisisnya adalah, peta kemiringan lereng, peta jenis tanah dan peta penggunaan lahan. Sampel yang diambil dalam penelitian ini hanya sampel Ph tanah saja daya yang lainnya diambil dari data sekunder.

Jumlah dan lokasi pengambilan sampel untuk penghitungan tingkat kemasaman tanah didasarkan pada sebaran dan jumlah satuan lahan yang terdapat di wilayah Kabupaten Majalengka (lihat pada peta 3.2). Satuan lahan yang terdapat pada peta 3.2 merupakan hasil overlay tiga unsur lahan, yakni

(4)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

(5)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

(6)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel III.1 Persebaran Sampel pH tanah

Sumber: Olahan Peneliti dari Peta Satuan Lahan

3.3 Variable Penelitian

Variabel penelitian menurut Rafi’I (1996 : 46) Variabel adalah ukuran, sifat atau ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok atau suatu set yang dimiliki oleh kelompok. Variabel dalam penelitian ini adalah variabel Tunggal, dimana variable tunggal ini dipengaruhi oleh parameter-parameter yang sudah di tentukan. Adapun variabel dan parameter dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.2.

No Nama Sampel Penggunaan Lahan Jenis Tanah Kecamatan Kordinat

(7)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel III.2Tabel Variabel Penelitian

Parameter Variabel

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun) 2. Peta Bulan Keing dan bulan basah 3. Peta Jenis Tanah

1. Peta Curah Hujan (Rata-rata Pertahun) 2. Peta Bulan Keing dan bulan basah 3. Peta Jenis Tanah

9. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten

Majalengka

Lokasi lahan yang berpotensi

sebagai kawasan Pengembang

pertanian tanaman Jagung di

Kabupaten Majelangka

Sumber: Olahan Sendiri disesuaikan dengan Teori

3.4 Bahan dan Alat

3.4.1 Peta Administrasi

Peta administrasi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai pedoman dalam melakukan analisis data dan survei lapangan.

3.4.2 Peta Jenis Tanah

Peta Jenis Tanah Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai salah satu peta paramenter untuk analisis data kesesuaian Tanaman Jagung.

3.4.3 Peta Kedalaman Tanah

(8)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.4.4 Peta Hidrologi

Peta Hidrologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik daerah penelitian.

3.4.5 Peta Geologi

Peta Geologi Kabupaten Majalengka di peroleh dari BAPPEDA Majalengka pada tahun 2014, peta ini berupa file Shp. Digunakan sebagai gambaran fisik daerah penelitian.

3.4.6 Kordinat Persebaran Pos Hujan dan Curah Hujan di Sekitar Majalengka

Kordinat persebaran Pos Hujan dan curah hujan di sekitar Kabupaten Majalengka diperoleh dari PUSAIR (Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air). Korninat persebaran pos hujan ini digunkan untuk membuat Poligon Tyssen dan sebagai dasar pembuatan peta persebaran curah hujan di Kabupaten Majalengka.

3.4.7 Data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission)

Data SRTM dikeluarkan oleh NASA/USGS digunakan dalam membuat peta kontur dan kemiringan lereng dalam rangka analisis data.

3.4.8 Sistem Komputer

Sistem komputer yang digunakan untuk menganalisis data penelitian terdiri dari perangkat keras (Hardware) dan perangkat lunak (software). Selain itu juga untuk keperluan masukan, penyimpanan, pengolahan analisis dan tampilan informasi.

3.4.8.1Perangkat Keras

Perangkat kelas SIG adalah perangkat fisik yang merupakan bagian yang mendukung untuk proses analisis geografi dan pemetaan. Perangkat SIG terdiri dari:

(9)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Input Device yaitu perangkat-perangkat yang dugunakan untuk memasukan data berupa Mouse dll.

 Output Device, yaitu perangkat yang berfungsi mengvisualisasikan data dan Informasi SIG berupa Printer.

3.4.8.2Perangkat Lunak

 Sistem Operasi, yaitu program yang berfungsi mengatur semua sumber daya dan tata kerja komputer. Sistem operasi yang digunakan dalam penelitian ini adalan sistem operasi Window 10.

 Microsoft Office 2016 digunakan untuk menulis hasil penelitian.

 Software aplikasi SIG yaitu Argis 10.2 dan Globa Mapper digunakan untuk menganalisis data.

3.4.9 Global Positioning System (GPS)

Digunakan untuk mempermudah dalam menentukan plot yang akan dijadikan sampel penelitian.

3.4.10 Kamera

Digunkan untuk mendokumentasikan objek penelitian dilapangan. 3.5 Pengumpulan Data

Dalam penelitian yang menggunakan teknik analisis SIG harusnya mempunya input data SIG yang terbaru atau ter-Update dan dapat di percaya. Peta tematik yang digunakan direkomendasikan memiliki skala 1 : 10.000 sampai 1 : 50.000 adapun dalam penelitian ini data dan sumber data sebagai bahan untuk penelitian.

3.5.1 Teknik Pengumpulan data

Tabel III.3Data-data yang Dibutuhkan untuk Penelitian

No Nama Data Sumber Keterangan

Sekunder Lapangan Pengindraan Jauh

(10)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

7 ph Tanah v Observasi

8 Erosibilitas Tanah V BAPPEDA

JABAR

9 Penggunaan Lahan V BAPPEDA

MAJALENGKA

Sumber: Olahan Peneliti

3.6 Teknik Analisi Data

Cara penilaian kapabilitas atau kesesuaian lahn menurut Noor (2006, hlm 166) dapat ditempuh dengan melibatkan penyiapan dan pengkodean data lingkunagn, penentuan nilai dan pembobotan kapabilitas, dan perhitungan nilai kapabilitas lahan.

3.6.1 Penyiapan dan Pengkodean Data

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah penyiapan data dan pengkodean data , hal ini di tempuh dengan mengumpulkan data atribut dan mendigitasi peta tematik dengan menggunakan software Argcis sesuai dengan variable atau factor yang mempengaruhi kesesuaian lahan untuk lahan pertanian meliputi variable Ketinggian Tempat, Kemiringan Lereng, Jenis Tanah, Keadaan Geologi, Curah Hujan, dan Batas Administrasi. Selanjutnya pengkodean data dilakukan dengan cara setiap variable yang diteliti dibagi kepada subkelas(klasifikasi), klasifikasi ini tidak sama jumlahnya untuk setiap variable hal ini didasari oleh tinjauan teori variable tersebut.

3.6.2 Teknik Analisis Data

Teknik yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik SIG berupa analisis skoring tumbang susun (overlay). Pembobotan dalam penelitian ini menggunakan konsep penilain pengaruh, dimana parameter yang mempunyai pengaruh yang besar terhadap kesesuain tumbuh tanamn jagung mendapatkan bobot yang besar dibandingkan paramenter yang lainnyanya. Sebaliknya yang mempunyai pengaruh kecil mendapatkan nilai pembobotan yang kecil dibandingkan dengan parameter yang lainnya.

Langkah-langkah analisis kesesuan lahan tanamn jagung berbasis SIG, secara detail akan diuraikan sebagai berikut:

(11)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Peta administrasi, peta tanah, dan peta kedalam tanah di buat berdasarkan data Shp yang diperoleh oleh BAPPEDA Kabupaten Majalengka 2014 selanjutnya Peta Kemiringan lereng dan Ketinggian Tempat diperoleh melalui data SRTM (Shuttle Radar Topography Mission) yang diolah melui aplikasi

Global Mapper. Peta curah Hujan dibuat melalui persebaran pos hujan yang berada di Kabupaten Majalengka kemudian dihubungkan satu sama lain dengan garis khayal yang membuat poligon tyssen sebagai acuan zonasi hujannya, setelah itu dimasukan data atribut kedalam pos hujan dan membentuk peta persebarah curah hujan di Kabupaten Majalengka.

3.6.2.2Langkah Kedua : Klasifikasi Skoring tiap Parameter

Setelah didapat parameter yang berpengaruh yang akan digunakan dalam analisis kesesesuain tanaman jagung, kemudian tiap parameter tersebut dilakukan skoring. Di bawah ini akan dijelaskan skoring tiap parameter.

Tabel III.4Skoring Kelas Informasi Bulan Kering (<75 mm)

No Bulan

Kering

Skor Pertimbanagn Pemberian

Skor

1 1 – 7 4

penananaman tanaman dapat diusahan sepanjang tahun melalui perencanaan yang teliti

2 >7 – 8 3

periode bero tidak dapat dihindari, tetapi penanaman 2

jenis tanaman secara bergantian masih mungkin

dapat dilakukan seperti : Lahan Sawah, ditanami padi,

berikutnya palawija

3 > 6 – 9 2

kemungkinan Penanaman tanaman pangan hanya satu kalitanaman pangan dapat diusahan sepanjang tahun

4 > 9 1

tidak sesuai untuk tanaman bahan pangan tanpa penambahan sumber air berikut sistem irigasi yang

terartur baik. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.5Skoring Kelas Informasi Curah Hujan

No Curah Hujan

Skor Pertimbanagn Pemberian

Skor

1 > 1200 4 Persesia air sangat tercukupi

2 900 – 1200 3 Persediaan air tercukupi

(12)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu tercukupi

4 < 600 1 Kurang persediaan air

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.6Skoring Kelas Informasi Ketinggian Tempat

Ketinggian Tempat (Mdpl)

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

0 – 600 5 Tanaman jagung produksi yang

2500 - 1 Terlalu Dingin Untuk Tanaman Jagung

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.7Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah

No Jenis Tanah Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 Andosol 5 Tanah ini berasal dari gunung berapi. Maka disebut pula tanah gunung. Warna kehitaman hingga kelabu. Warna hitam pada tanah pegunungan disebabkan oleh kandungan bahan organis

yang cukup tinggi atau yang disebut humus. 2 Latosol 4 Tanah Latosol adalah tanah liat, berwarna kemerahan,

kekuningan atau kecoklatan, karena banyak zat besi, tanah ini cocok untuk tanaman jagung selama keasaman tanah (Ph)

sesuai untuk pertumbuhannya

3 Grumosol 4 Tanah yang tergolong tanah berat ini dapat juga untuk pertaman jagung, namun perlu diperhatikan keseimbangan antara pengairan dan drainase serta aerasi, sebab tanah berat ini

sulit untuk meloloskan air sehingga mudah tergenang 4 Alluvial 3 Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai

yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian

5 Regosol 2 Secara spesifik, ciri regosol adalah berbutir kasar, berwarna kelabu sampai kuning, dan bahan organik rendah. Sifat tanah yang demikian membuat tanah tidak dapat menampung air dan

mineral yang dibutuhkan tanaman dengan baik. 6 Glei 2 Tanah Glei adalah tanah yang mempunyai ciri adanya lapisan

glei berwarna kelabu, terbentuk karena pengaruh genangan air /drainase yang buruk

7 Litosol 2 Tanah Litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan lapisan yang tidak begitu besar, kandungan hara pada

tanah ini tidak begitu banyak bisa dibilang sangat minim. 8 Pedsol

Merah Kuning

2 Tanah ini dikenal bermaslah untuk digunakan dalam budidaya tanaman semusim karena kemasaman rendahsehingga fosfor,

(13)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu oleh akar.

Sumber: Aak (1993, hlm. 43)

Tabel III.8Skoring Kelas kedalaman tanah efektif

No Kedalaman Tanah Efektif (Cm)

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 >90 4 Kedalaman tanah ini sangat baik bagi

tumbuh tanaman jagung karena akar jagung akan tumbuh dengan bebas

kedalam tanah

2 >60– 90 3 Pada kedalam ini, tanaman jagung masih

bisa tumbuh dengan baik kaarena kedalaman perakaran masih bisa sampai

60 Cm

4 >30 – 60 2 Kedalaman tanah ini tanaman jagung masih tumbuh, namun kurang baik karena akar tidak

bisa bebas tmbuh kedalam tanah

5 < 30 1 Kedalam tanah ini tidak cocok dengan

tanaman jagung karena perakaran sangat dangkal untuk tumbuh kedalam

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294) disesuainkan

Tabel III.9Skoring Kelas Informasi Kemiringan Lereng

No Kelas Kemiringan Lereng

Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

1 < 3 5

Landai, hampir datar, tanaman jagung akan tumbuh dengan optimal karena media perakarannya landai dan unsur hara dapat

diserap secara optimal.

2 3 – 8 4

Landai sedikit bergelombang, Pada kondisi kemiringan lereng seperti ini, tanaman jagung masih bisa tumbuh dengan

optimal.

3 > 8 – 15 3

Landai bergelombang, masih bisa ditanami tanaman jagung namun kurang ooptimal karena kemiringan lerengnya sudah mulai

curam.

4 > 15 – 25 2

Agak curam,pada kondisi kemiringan lereng yang agak curam ini tanaman jagung kurang cocok, karena akan kurang

optimal.

5 > 25 1

(14)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

curam akan banyak meloloskan air ke dataran lebih rendahnya dan unsur hara akan banyak berkurang karena terbawa air. Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.10Skoring Kelas Informasi Erosi

Erosi Skor Pertimbangan Pemberian Skor

Sangat Ringan 5 Tingkat erosi yang masih sangat ringan, sangat baik buat tanaman jagung karena, unsur hara yang ada dalam tanah tidak banyak terambil.

Ringan 4 Tingkat erosi yang masih ringan, baik untuk tanaman jagung, unsur hara dalam tanah masih tidak banyak terambil karena erosi tanah

Sedang 3 Tingkat erosi yang sedang sudah mulai menunjukankan peningkatan erosinya, sehingga unsur hara dalam tanah sudah mulai berkurang karena erosi yang sudah mulai tinggi.

Berat 2 Tingkat erosi yang berak tidak cocok untuk tanaman jagung karena, unsur hara dalam tanah akan terambil oleh erosi. sangat berat 1 Tingkat erosi sangat berat sangat tidak cocok untuk tanaman

jagung karena, miskin akan unsur hara.

Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.11Skoring pH

Ph Skor Pertimbanagn Pemberian Skor

> 6,0 - 7,0 5 Cocok untuk tumbuh tanaman jagung, tingkat keasaaman yang pas > 7,0-7,5 atau 5,5-< 6,0 4 Masih bisa tumbuh dengan baik karena

tingkat keasaman dan basanya tidak terlalu tinggi

> 7,5 - 8,0 atau 4,5 - < 5,5

3 Tingkat asam dan basanya sudah mulai ada dan sudah mulai mempengaruhi

tanaman jagung.

> 8,0-8,5 atau 4,0-4,5 2 Tingkat keasaman dan basanya sudah mulai tinggi sehingga kurang cocok untuk

tanaman jagung

> 8,5 atau < 4,0 1 Terlalu asam dan basa sehingga tidak baik untuk tumbuh tanaman jagung Sumber: harjowigeno dan widiatmaka (2007, hlm 294)

Tabel III.12Pembobotan Peta Parameter

(15)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

6 Kedalaman Tanah Efektif 4 3 16

7 Erosibilitas 4 4 20

8 pH Tingkat Keasaman tanah 4 4 20

Jumlah 37 161

Sumber : Olahan Peneliti

Pembobotan ini berdasarkan tingkat pengaruh setiap parameter kepada tingkat kesesuaian tanaman jagung, semakin besar pengaruh yang diberikan semakin besar juga pembobotannya, ketinggian tempat merupakan parameter yang memiliki pembobotan yang paling tinggi yaitu 6 dibadning dengan parameter lainnya karena ketinggian tempat menentukan suhu di permukaan, suhu dipermukaan sangat berpengaruh kepada tumbuh bungan tanaman jagung, “ketinggian tempat sangat berpengaruh terhadap waktu panen dan kualitas jagung yang dihasilakn” (Zulkarnain, hlm 163). Parameter bulan basah kering dan curah hujan masing-masing mempunyai pembobotan 5 tanaman jagung berpengaruh oleh adanya persedian air yang ada, bila tanaman jagung kekuranga air, musim panen tanam kemungkinan hanya satu kali dalam setahun bahkan tidak bisa menanam tanaman jagung. Parameter kemiringan lereng, kedalaman tanah efektif, erosibilitas, dan tingkat kemasaman tanah masing-masing mempunyai pembobotan 4 karena tingkat kepengaruhannya terhadap pertumbuhan tanaman jagung di bawah parameter di atasnya. Jenis tanah mempunyai tingkat kepengaruhan yang paling rendah yaitu 3 karena tanaman jagung hampi bisa tumbuh di jenis tanah manapun, jenis tanah tidak begitu mempengaruhi tumbuh tanaman jagung.

3.6.2.3Langkah Ketiga : Melakukan overlay peta tematik

Setelah didapat peta-peta tematik dan dimasukan data atributnya, kemudian peta-peta tersebut dioverlaykan dengan peta-peta tematik lainnya.

3.6.2.4Langkah keempat : Penjumlahan field (item) nilai atribut peta

Setelah data atribut dimasukan kedalam setiap peta tematik baru hasil overlay, kemudian tiap-tiap data atribut tersebut dijumlahkan untuk mengetahui jumlah total tiap peta tematik.

(16)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3.6.2.5Langkah Kelima : Mencari nilai minimum dan maksimum dari hasil penjumlahan tiap semua kelas

3.6.2.6Langkah keenam : Penentuan interval kelas kesesuain tanaman jagung  Menentukan Jangkauan (J) = Nilai Maksimal – Nilai Minimal

161 – 37 = 124

 Banyaknya Kelas Interval ada 3 kelas (k)  Panjang interval Kelas (c)

C = J / k

C = 124 / 3 = 43,3  Kelas Pertama

Ambil danum terkecil sebagai batas bawah kelas pertama, jumlahkan datum terkecil dengan panjang interval kelas kemudian kurangi satu (1)

Panjang interval kelas pertama

= (37 +41,3) – 1 = 77,3 (dibulatkan menjadi 77) Jadi Intervalnya ( 37 – 77)

 Kelas Kedua

Batas bawah kelas kedua mulai dari 78 (melanjutkan batas atas kelas pertama)

Panajang interval kelas kedua (78,3+ 41,3)-1= 118,6 (dibulatkan menjadi 119)

Jadi intervalnya (78 – 119)  Kelas Ketiga

Batas bawah kelas kedua mulai dari 120 (melanjutkan batas atas kelas pertama)

Panajang interval kelas kedua (119,6+ 41,3)-1= 160,9 (dibulatkan menjadi 161)

Jadi intervalnya (120 - 161)

3.6.2.7Langkah ketujuh: penentuan nilai tiap kelas kesesuaian tanaman jagung 3.6.2.8Langkah Kedelapan : Penentuan jarak kelas kesesuaian lahan tanaman

(17)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Kelas kesesuaian lahan tanaman jagung yang akan dihasilkan dari penelitian ini, antara lain:

Tabel 3.13 Tabel kelas Interval Pembobotan Tingkat kesesuaian tanaman jagung

Tabel III.13Tingkat Kesesuaian Lahan Tanaman Jagung

No Tingkat Kesesuaian Pembobotan

1 Kelas Kesesuaian Tinggi 120 – 161 2 Kelas Kesesuaian Sedang 78 – 119 3 Kelas Kesesuaian Rendah 37 – 77 Sumber: Olahan Peneliti

(18)

Muhamad husni mubarok S., 2015

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TANAMAN JAGUNG SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DI KABUPATEN MAJALENGKA MENGGUNAKAN

Gambar

Tabel III.1 Persebaran Sampel pH tanah
Tabel III.2Tabel Variabel Penelitian
Tabel III.4Skoring Kelas Informasi Bulan Kering (<75 mm)
Tabel III.7Skoring Kelas Informasi Jenis Tanah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Field research adalah sumber data yang diperoleh dari lapangan penelitian yaitu mencari data terjun langsung ke obyek penelitian untuk memperoleh data yang kongret

bahwa dengan telah dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004 tentang Kedudukan Protokoler

2.1 Opredelitev kontrolinga 2.2 Koncepti kontrolinga v banki 2.3 Naloge in instrumenti bančnega kontrolinga 2.3.1 Infrastruktura kontrolinga 2.3.2 Funkcije kontrolinga v procesu

Zeorin, senyawa yang diisolasi dari Aegle marmelos Correa, mampu menunjukkan efek penghambatan terhadap pelepasan mediator sel mast yaitu enzim -hexosaminidase dengan

4,7,8 berdasarkan kuesioner responden paling banyak memiliki lama menyirih 6-10 tahun sebanyak 17 orang (40,4%).Berdasarkan uji korelasi menggunakan chi-square test,

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran A  Hasil Wawancara...77 A.1.Daftar Hadir Wawancara...77 A.2.Skenario Operasi Primary Reformer...85

Faktor yang menyebabkan mahasiswa PPL mengalami kesulitan saat melaksanakan ouyou renshuu adalah maha- siswa PPL memberikan masukan dan ungkapan baru yang bisa digunakan

Orang Kelantan, walau pun yang berkelulusan PhD dari universiti di Eropah (dengan biasiswa Kerajaan Persekutuan) dan menjawat jawatan tinggi di Kementerian atau di Institusi