• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 Cara Membangun Budaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "7 Cara Membangun Budaya"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

7 Cara Membangun Budaya “SAFETY” di

Tempat Kerja

January 20, 2016 Darmawan Saputra Cara membangun budaya K3, langkah-langkah membangun budaya safety di perusahaan, Membangun budaya keselamatan dan kesehatan Kerja di tempat kerja, Program K3 untuk membangun budaya safety, Safety 2

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja – Membangun Budaya K3 di tempat Kerja merupakan hal yang tidak mudah untuk dicapai, tingginya tingkat kecelakaan menjadi indikator yang jelas bahwa budaya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) masih rendah. Meyakinkan tentang Safety kepada pekerja dapat diibaratkan seperti membicarakan keimanan yang ada surga dan neraka di dalamnya, semua bersifat abstrak. Jika kita bertanya kepada pekerja di lapangan tentang risiko yang mungkin dapat diterima apabila melakukan tindakan tidak aman, maka sebagian besar pekerja tersebut dapat menjawabnya. Namun bagaimana dengan actual yang dilakukan oleh pekerja-pekerja tersebut di dalam melakukan aktivitas pekerjaan masih jauh dari prinsip keselamatan kerja.

Apa Sebenarnya Yang Salah dari Pendekatan Yang Dilakukan Selama Ini?

Problem pertama, Suatu program K3 yang minitik beratkan kepada Pekerja dan Tindakan yang dilakukan akan membuat pekerja menjadi defensive, pekerja cenderung bertindak aman ketika diawasi dan berlaku sebaliknya jika tidak ada yang melihatnya.

Problem kedua, Suatu program K3 yang berbasis Insentif atau penghargaan terhadap ketercapaian zero Incident, Man Hours Non-LTI, dan lain sebagainya akan berdampak negative pada program Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat anda. Pekerja akan cenderung menutupi kecelakaan yang terjadi hanya demi mendapatkan insentif yang dijanjikan.

(2)

pekerja, hal ini akan membuat pekerja tidak nyaman dan cenderung tidak mau melaksanakan program ini dengan alas an solidaritas sesame pekerja.

Langkah Membangun Budaya Safety

Membangun Budaya SAFETY di area kerja merupakan proses yang berkesinambungan, hal ini membutuhkan dukungan dari semua lini. Sikap positif dalam mengembangkan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) akan berdampak baik dalam mengurangi tingkat kecelakaan di area kerja. Berikut beberapa tips dari OSHA untuk membangun budaya Safety di area kerja yang dilansir dari Industrial Safety & Hygiene News (ISHN).

1. Definisikan Peran dan Tanggung Jawab (Rule and Responsible)

Bicarakan dengan semua departemen atau section terkait peran dan tanggung jawab semua bagian terhadap keselamatan kerja. Semua level jabatan harus mempunyai peran dan tanggung jawab masing-masing yang tertulis. Jadikan pencapaian Keselamatan Kerja sebagai KPI (key Performance Indicator) masing-masing pekerja, sehingga semua karyawan memiliki kepentingan terhadap tercapainya performance safety.

2. Komunikasikan Visi dan Misi Perusahaan

Visi dan Misi perusahaan harus dikomunikasikan ke semua karyawan, tidak terkecuali sampai ke karyawan yang menjadi mitra kerja (sub Contractor). Visi dan Misi perusahaan harus mencakup Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai Tujuan yang harus dicapai. Visi dan Misi harus tertulis dan ditandatangani oleh orang tertinggi di suatu perusahaan, dan ditempatkan pada area yang mudah dibaca oleh karyawan.

3. Tingkatkan Akuntabilitas Semua Pekerja

(3)

4. Pelaporan Insiden

Berikan pendidikan dan pelatihan ke seluruh pekerja tentang pentingnya pelaporan kecelakaan, sehingga pekerja senantiasa mau melaporkan semua insiden yang dialami atai dilihatnya. Kecelakaan ini sampai mencakup ke hampir celaka (near miss). Selain itu ajarkan semua pekerja tentang bantuan hidup dasar (basic Life Support), basic Fire Fighting, sehingga pekerja mampu melakukan tindakan langsung sambil menunggu tim khusus datang.

5. Tinjau Ulang Sistem Investigasi Kecelakaan

Lakukan evaluasi terhadap sistem Pemeriksaan Kecelakaan yang dilakukan sehingga benar-benar efektif dan mampu mencari akar masalah yang menyebabkan kecelakaan terjadi. Lakukan pelatihan terhadap semua pengawas agar mampu melakukan investigasi dengan benar, karena pengawas adalah garis terdepan yang mengetahui situasi dan kondisi dari pekerja dan area kerja.

Lakukan analisa terhadap semua laporan pemeriksaan kecelakaan, periksa kejanggalan dan mungkin ketidaksesuaian penyebab yang diperoleh dengan kasus kecelakaan yang terjadi.

6. Sediakan Wadah Komunikasi

Berikan pilihan lain untuk mendukung seluruh karyawan memberikan masukan tentang peningkatan safety di perusahaan, jangan pernah membiarkan masukan-masukan tersebut tanpa adanya respon karena akan membuat karyawan tidak akan rela untuk memberikan masukan kembali dan cenderung akan acuh terhadap semua program yang dijalankan perusahaan.

7. Bangun Kepercayaan

Dalam menjalankan Program Keselamatan dan Kesehatan kerja di suatu lingkungan perusahaan sangat membutuhkan kepercayaan dari semua level pekerja, bangunlah kepercayaan secara perlahan-lahan. Lakukan perubahan demi perubahan dengan penuh pertimbangan, karena perubahan yang dilakukan secara mendadak akan membuat goncangan terhadap suasana kerja sehingga kepercayaan akan menurun.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Hakim (2003:51) yang menyimpulkan bahwa publikasi laporan keuangan interim

Reaktivitas : Tidak ada data tes khusus yang berhubungan dengan reaktivitas tersedia untuk produk ini atau bahan bakunya. Jauhkan dari sinar matahari langsung atau dari lampu

Penentuan harga oleh suatu bank atau lembaga keuangan lainnya dimaksudkan untuk mencapai berbagai tujuan seperti untuk bertahan hidup (survival), untuk memaksimalkan laba,

Sedangkan hukuman untuk para pelaku residivis (pengulangan tindak pidana) pencurian yang telah mendapat keputusan akhir dari hakim, maka dapat dijatuhkan dengan hukuman

Pada pola interaksi dan hubungan sosial tak jarang kita lihat adanya disintegrasi dalam interaksi sosial, hal ini dapat dilihat pada pola interaksi dan hubungan

selaku hakim dalam kasus ini beliau mengatakan “Bahwa alasan penuntut umum lebih menggunakan Pasal 292 dalam KUHP karen menurut pasal ini yang dapat dihukum adalah orang

merah memiliki batang sejati yang berbentuk seperti cakram, tipis dan pendek sebagai tempat melekatnya akar dan mata tunas (titik tumbuh), di atasnya terdapat batang semu

Ventilasi mekanik pada PPOK digunakan pada eksaserbasi dengan gagal napas akut, gagal napas akut pada gagal napas kronik atau pada pasien PPOK derajat berat dengan napas