• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI REGIONAL"

Copied!
91
0
0

Teks penuh

(1)

0

KAJIAN EKONOMI REGIONAL

Provinsi Sulawesi Utara

Triwulan II 2011

(2)

1

Kata Pengantar

Sesuai Pasal 7 UU No. 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU No. 6 Tahun 2009 , dijelaskan bahwa tujuan Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Guna mencapai tujuan tersebut, Bank Indonesia mempunyai 3 (tiga) tugas yaitu menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran serta mengatur dan mengawasi bank. Sejalan dengan itu dan diperkuat oleh momentum otonomi daerah, setiap Kantor Bank Indonesia (KBI) yang berada di daerah, termasuk KBI Manado dituntut

berperan sebagai yang diharapkan mampu

memberikan informasi ekonomi dan keuangan daerah yang akurat, menyeluruh, dan terkini sebagai bahan masukan Kantor Pusat Bank Indonesia dalam perumusan dan penetapan kebijakan moneter yang tepat sasaran. Penyajian informasi ekonomi dan keuangan daerah tersebut, disusun dalam bentuk Kajian Ekonomi Regional (KER) Provinsi Sulawesi Utara secara triwulanan, yang berisi analisis mengenai kondisi makro ekonomi regional, tingkat harga, perbankan, sistem pembayaran, keuangan daerah, tingkat kesejahteraan dan kemiskinan serta prospeknya di triwulan mendatang.

Di samping itu, dalam rangka meningkatkan akuntabilitas Bank Indonesia melalui penyampaian informasi mengenai kondisi perekonomian dan keuangan kepada stakeholder maka KBI perlu menyampaikan informasi dimaksud kepada stakeholder di daerah seperti pemerintah daerah, lembaga pendidikan, institusi keuangan, dan lembaga lainnya di daerah. Kami senantiasa mengharapkan masukan dan saran untuk meningkatkan kualitas dan manfaat laporan di masa yang akan datang. Akhir kata, kiranya laporan ini dapat memberikan manfaat bagi yang berkepentingan dan kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini kami ucapkan terima kasih.

Manado, 30 Juni 2011 BANK INDONESIA MANADO

Ramlan Ginting Pemimpin

(3)

2

Daftar Isi

KATA PENGANTAR halaman 1

DAFTAR ISI halaman 2

RINGKASAN EKSEKUTIF halaman 5

PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL halaman 13 Sisi Permintaan halaman 13 Sisi Penawaran halaman 21

PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH halaman 31 Inflasi Tahunan (yoy) halaman 32 Inflasi Triwulanan (qtq)

Inflasi Bulanan (mtm) Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi

halaman 33 halaman 34 halaman 36

PERKEMBANGAN PERBANKAN DAERAH halaman 41 Struktur Aset Perbankan halaman 41 Perkembangan Kantor Bank halaman 43 Perkembangan Bank Umum Konvensional

Stabilitas Sistem Perbankan Perkembangan Perbankan Syariah Perkembangan Bank Perkreditan Rakyat

halaman 43 halaman 50 halaman 54 halaman 55

PERKEMBANGAN KEUANGAN DAERAH halaman 57 Dana Perimbangan di Sulawesi Utara halaman 58 APBD di Tingkat Provinsi halaman 59

PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN halaman 65 Perkembangan Transaksi Pembayaran Tunai halaman 65 Perkembangan Alat Pembayaran Non Tunai halaman 67

PERKEMBANGAN KETENAGAKERJAAN DAERAH DAN

KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

halaman 73

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah halaman 73 Perkembangan Kesejahteraan Masyarakat halaman 76

(4)

3 Prospek Ekonomi Makro halaman 79

Prakiraan Inflasi halaman 84 Prospek Perbankan Halaman 87

(5)

4

Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

Kantor Bank Indonesia Manado Jl. 17 Agustus No. 56

Ph. 0431-868102, 868103, 868108 Fax. 0431 - 866933

Email : yuliansyah@bi.go.id

;

ratu_m@bi.go.id

;

christina_i@bi.go.id

website : www.bi.go.id

Publikasi ini dapat diunduh dalam bentuk softfile pada:

(6)

5

RINGKASAN EKSEKUTIF

Perkembangan Makro Ekonomi Regional

Perkembangan kinerja ekonomi Indonesia yang terus membaik juga tercermin pada perkembangan ekonomi di daerah yang tumbuh positif, termasuk di Provinsi Sulawesi Utara. Secara tahunan, pada triwulan II-2011 perekonomian tumbuh sebesar 7,14% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat tumbuh 6,80% (yoy).

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-2011 terutama ditopang oleh membaiknya kinerja investasi. Peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan didorong oleh realisasi ekspor proyek fisik swasta maupun pemerintah. Kegiatan konsumsi, baik konsumsi swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Konsumsi Rumah Tangga tumbuh positif seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru dan pengaruh musiman (liburan sekolah dan tahun ajaran baru). Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan II-2011 tercatat mengalami pertumbuhan negatif, salah satu faktor penyebabnya adalah penurunan volume ekspor khususnya produk perikanan yang menjadi salah satu sektor unggulan ekspor Sulut.

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 7,14% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,80% (yoy). Pertumbuhan terutama terjadi sebagai multiplier

effect penyelenggaraan event berskala internasional dan nasional

pada triwulan laporan yang pada tahap selanjutnya akan mendorong aktivitas pada sektor penopang pertumbuhan ekonomi Sulut. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada

Perkembangan kinerja ekonomi Indonesia yang terus membaik juga tercermin pada perkembangan ekonomi daerah yang tumbuh positif...

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-2011 terutama ditopang oleh membaiknya kinerja investasi...

(7)

6

triwulan II-2011 adalah Sektor Bangunan yang tercatat tumbuh 13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total pertumbuhan. Selanjutnya, sektor pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) juga masih menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,42% dan 1% terhadap total pertumbuhan.

Perkembangan Inflasi Daerah

Tekanan inflasi di Manado selama triwulan II 2011 secara umum masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-2011 tercatat 5,15% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 5,45% (yoy). Sejalan dengan pergerakan inflasi tahunan, inflasi bulanan juga mengalami penurunan menjadi 0,07% (mtm) pada Juni 2011 dari 0,14% (mtm) pada Maret 2011 serta masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,55% (mtm). Akumulasi laju inflasi (ytd) Kota Manado sampai dengan Juni 2011 tercatat lebih rendah (-0,14%) dibandingkan akumulasi inflasi nasional (1,06%). Sementara itu, inflasi triwulanan Kota Manado pada periode laporan tercatat -1,43% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 1,31% (qtq). Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama didorong oleh kelompok inti (core inflation), sementara kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) dan kelompok komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered

prices) mengalami tekanan relatif minimal.

Perkembangan Perbankan Daerah

Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian, perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif. Aset,

Sejalan dengan semakin membaiknya kondisi perekonomian,

perkembangan berbagai indikator perbankan di Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif

Tekanan inflasi di Manado selama triwulan II 2011 secara umum masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama didorong oleh

(8)

7

Dana Pihak Ketiga (DPK), dan outstanding kredit mengalami pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Pada akhir triwulan II 2011 aset tercatat mengalami pertumbuhan 20,58% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar 11,87% (yoy). Di sisi penghimpunan dana, DPK bertumbuh 18,83% (yoy) yang terutama didorong oleh pertumbuhan tabungan sebesar 27,39% (yoy). Sementara itu, kredit bertumbuh 21,83% (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang hanya sebesar 19% (yoy). Sementara itu, stabilitas sistem perbankan yang meliputi aspek risiko kredit, risiko likuiditas, risiko pasar dan indikator lainnya relatif terkendali. Non

Performing Loans (NPLs) relatif terjaga berada pada nilai dibawah

batas ketentuan BI yang tercatat sebesar 3,47% pada Juni 2011. Aspek penyerapan dana masyarakat yang tercermin dari Loan to

Deposit Ratio (LDR) tercatat sebesar 110,76%, sebagai dampak

laju pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dibandingkan dengan laju pertumbuhan DPK.

Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif. Total aset bank umum syariah secara tahunan, sampai dengan posisi Juni 2011 meningkat signifikan sebesar 65,87% (yoy), sejalan dengan pertumbuhan kredit sebesar 53,33%. Sementara itu DPK yang tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 47,34% (yoy) pada triwulan laporan. Dengan kondisi tersebut, Financing to

Deposit Ratio (FDR) meningkat dari 205,91% pada triwulan

II-2010 menjadi sebesar 214,20% pada triwulan II-2011..

Sementara itu kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif yang tercermin dari pertumbuhan aset, DPK dan kredit. Namun demikian, hal ini tidak diikuti dengan perbaikan kualitas kredit dan rasio Loan to Deposit

Ratio (LDR). Aset BPR pada Juni 2011 mengalami pertumbuhan

positif sebesar 64,35% (yoy), menjadi Rp496,2 miliar. Pertumbuhan aset BPR pada periode laporan terutama didorong

Sementara itu kinerja BPR Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif Secara umum, indikator kinerja bank umum syariah di Sulawesi Utara pada triwulan laporan

(9)

8

oleh pertumbuhan kredit tercatat 66,58% atau mencapai Rp383,6 miliar. Secara sektoral, kredit terutama disalurkan pada sektor lain-lain (konsumsi) dengan pangsa 77,02% dan sektor jasa-jasa dengan pangsa 8,77%. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit yang disalurkan BPR merupakan kredit konsumsi dengan pangsa mencapai 72,23% dari total kredit.

Perkembangan Keuangan Daerah (APBD)

Alokasi dana perimbangan yang terdiri atas Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) dari pemerintah pusat bagi Provinsi/Kab/Kota di wilayah Sulawesi Utara Tahun 2011 meningkat sebesar 12,05% dibandingkan dengan Tahun 2010. Secara agregat, jumlah alokasi dana perimbangan dari pemerintah pusat ke provinsi, kabupaten dan kota di Sulawesi Utara mencapai Rp5,67 triliun. Seluruh Kabupaten/Kota bahkan di tingkat Provinsi di Tahun 2011 mengalami peningkatan alokasi anggaran dibandingkan tahun lalu.

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2011 menunjukan pencapaian yang lebih baik, hal ini tercermin dari realisasi pendapatan dan belanja daerah yang mengalami peningkatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Sulawesi Utara pada triwulan II 2011 telah mencapai Rp642,98 miliar, lebih tinggi dibanding triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat Rp589,39 miliar. Sementara itu, realisasi belanja pemerintah telah mencapai 27,2%, lebih tinggi dibandingkan realisasi pada triwulan II-2010 sebesar 17,3%.

Perkembangan Sistem Pembayaran

Pada triwulan II-2011, nilai transaksi sistem pembayaran non tunai di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan. Transaksi pembayaran melalui Bank Indonesia - Real Time Gross Settlement

(BI-RTGS), untuk wilayah Sulawesi Utara, baik secara nominal

maupun nominal meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya.

Alokasi dana perimbangan yang terdiri atas Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) ...

Pada triwulan II-2011, nilai transaksi sistem pembayaran non tunai di Sulawesi Utara menunjukkan peningkatan ...

Kinerja keuangan pemerintah pada triwulan II-2011 menunjukan pencapaian yang lebih baik...

(10)

9

Nilai transaksi dan volume pembayaran melalui kliring di wilayah Sulawesi juga mengalami peningkatan. Sementara itu, jumlah aliran uang masuk (inflow) ke KBI Manado, baik secara triwulanan maupun tahunan mengalami peningkatan, namun aliran uang keluar (outflow) mengalami penurunan.

Selama triwulan II-2011, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 100,59%, lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu yang tercatat 97,86%. Secara nominal, jumlah uang yang diberi tanda tidak berharga selama triwulan laporan adalah sebesar Rp329 miliar. Budaya dan perilaku masyarakat yang kurang baik dalam memperlakukan uang kertas seperti melipat, mengokot (men-staples), meremas dan mencorat-coret akan mempercepat kelusuhan uang kertas. Selain itu, karena faktor iklim tropis yang lembab juga akan mempercepat tingkat kelusuhan uang kertas.

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan tercatat 1,71% dari rata-rata lembar warkat yang dikliringkan per hari atau mengalami penurunan dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya. Sejalan dengan itu, dilihat dari segi jumlah nominalnya, juga terdapat penurunan dari 2,44% pada triwulan II-2010 menjadi 2,23% pada triwulan laporan dari rata-rata nominal cek dan BG yang dikliringkan per hari.

Perkembangan Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan Masyarakat

Seiring dengan semakin bergeraknya perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan laporan, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara juga terus menunjukkan perbaikan. Hal ini ditunjukkan melalui Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) yang secara konstan mengalami penurunan selama beberapa tahun terakhir. Selain itu, penurunan tingkat pengangguran juga terindikasi dari angka penggunaan tenaga kerja oleh dunia usaha Sulawesi Utara yang mencatat angka positif (peningkatan). Angka yang diperoleh dari

Selama triwulan II-2011, rasio PTTB terhadap uang kartal masuk tercatat sebesar 100,59%

Sementara itu, rata-rata penolakan lembar cek/bilyet giro kosong selama triwulan laporan tercatat 1,71% dari

Seiring dengan semakin bergeraknya perekonomian daerah pada triwulan laporan, kondisi ketenagakerjaan di Sulawesi Utara juga terus

(11)

10

hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha BI Manado ini menunjukkan bahwa masih terdapat peningkatan jumlah tenaga kerja pada beberapa sektor usaha. Hal yang sama juga tercermin dari hasil Survei Konsumen (SK) BI Manado triwulan II-2011, dimana masyarakat Sulawesi Utara masih merasa optimis terhadap ketersediaan lapangan kerja yang ditunjukkan melalui indeks ketersediaan lapangan kerja yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya. Peningkatan jumlah tenaga kerja baru juga didorong oleh pembukaan formasi Pegawai Negeri Sipil di awal tahun 2011 yang dilakukan di beberapa kabupaten/kota di wilayah Sulawesi Utara.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat. Kondisi tersebut didasarkan atas beberapa indikator, seperti tren kenaikan indeks penghasilan dan Nilai Tukar Petani (NTP). Naiknya indeks penghasilan masyarakat pada triwulan laporan juga terdorong oleh adanya penyesuaian Upah Minimum Provinsi di tahun 2011.

Outlook Pertumbuhan Ekonomi

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu, yaitu pada kisaran 7,34%-7,54% (yoy). Pertumbuhan ekonomi pada triwulan laporan lebih banyak didorong oleh pelaksanaan beberapa even lokal, nasional dan internasional, pencairan gaji ke-13 serta faktor musiman perayaan hari raya Idul Fitri yang secara keseluruhan akan berdampak terhadap kinerja konsumsi swasta dan sektor PHR.

Outlook Inflasi Regional

Risiko tekanan harga Kota Manado pada triwulan III-2011 diperkirakan akan relatif stabil. Laju inflasi diperkirakan berada pada kisaran 2,25%-2,40%±1% (yoy). Dari sisi fundamental, faktor pendorong laju inflasi tahunan Kota Manado diantaranya

Kinerja perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan III-2011 diperkirakan tumbuh lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya maupun periode yang sama tahun lalu, yaitu pada kisaran 7,34% - 7,54% (yoy)

Risiko tekanan harga Kota Manado pada triwulan III-2011 diperkirakan akan relatif stabil.

Sejalan dengan kondisi ketenagakerjaan, tingkat

kesejahteraan masyarakat di Sulawesi Utara juga diperkirakan terus meningkat...

(12)

11

bersumber dari harga komoditas internasional terutama harga emas dunia yang masih cenderung meningkat dan peningkatan permintaan domestik seiring dengan dimulainya tahun ajaran baru serta perayaan hari keagamaan. Peningkatan harga komoditas serta permintaan masyarakat menjelang hari raya selanjutnya berdampak terhadap pembentukan ekspektasi masyarakat akan tingginya laju inflasi pada triwulan III-2011. Sementara itu, dari sisi non fundamental pasokan bahan pangan pada triwulan III-2011 diperkirakan masih cukup terjaga. Bencana alam meletusnya Gunung Soputan dan Lokon pada Juli 2011 memberikan dampak yang relatif minimal terhadap kenaikan harga volatile foods karena masih tercukupinya persediaan dan lancarnya distribusi pasokan dari luar daerah. Rencana kebijakan pemerintah seperti pencabutan subsidi minyak tanah, konversi minyak tanah menjadi LPG diperkirakan dapat berpotensi memberikan tekanan pada laju inflasi Kota Manado pada triwulan III-2011.

Prospek Perbankan

Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,25 basis poin dari 6,5% menjadi 6,75% pada triwulan I-2011 akan direspon oleh perbankan dengan melakukan penyesuaian terhadap kenaikan suku bunga pinjaman perbankan walaupun masih dalam kisaran yang relatif terbatas. Hal ini terkonfirmasi dari Survei Konsumen Bank Indonesia Manado yang menunjukkan mulai adanya peningkatan ekspektasi konsumen terhadap peningkatan tingkat suku bunga.

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan Prime

Lending Rate, dengan harapan dapat mendorong penurunan suku

bunga perbankan. Dengan adanya kebijakan ini, setiap bulan bank harus mengumumkan suku bunga kreditnya berdasarkan masing-masing sektor baik bunga kredit korporasi, retail, kredit pemilikan rumah (KPR), dan kredit lainnya. Kebijakan ini dikeluarkan agar tercipta transparansi bunga kredit dan persaingan yang sehat pada industri perbankan. Di sisi lain, kebijakan ini akan menjadi petunjuk

Kebijakan Bank Indonesia untuk menaikkan suku bunga acuannya (BI rate) sebesar 0,25 basis poin dari 6,5% menjadi 6,75%

Di sisi lain, Bank Indonesia juga menerapkan kebijakan Prime Lending Rate, dengan harapan dapat

mendorong penurunan suku bunga perbankan .

(13)

12

(guideliness) dari bank sentral untuk menyeragamkan suku bunga

(14)

13 Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sulawesi Utara (yoy)

0.00 1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 7.00 8.00 9.00 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011 %

BAB I PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO REGIONAL

Penguatan perekonomian Sulawesi Utara terus berlanjut selama triwulan II-2011. Setelah tumbuh 6,99% (yoy) pada triwulan sebelumnya, pertumbuhan ekonomi Sulawesi Utara kembali tumbuh pada level yang relatif tinggi dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 7,14% (yoy). Optimisme semakin membaiknya perekonomian serta prospek kedepan mendorong meningkatnya kinerja konsumsi dan investasi. Sementara itu, kinerja perdagangan luar negeri Sulawesi Utara menunjukkan adanya pertumbuhan negatif. Penurunan kinerja ekspor khususnya terjadi pada komoditi perikanan. Disamping merosotnya hasil produksi tangkapan, juga terkendala faktor cuaca. Selain itu, nilai tukar Rupiah yang terapresiasi diperkirakan sedikit berdampak terhadap penurunan nilai ekspor serta mengurangi daya saing produk ekspor Sulut. Sementara itu, dari sisi penawaran, peningkatan kinerja sektor pertanian, bangunan dan PHR merupakan faktor utama pendorong terjadinya akselerasi perekonomian Sulawesi Utara pada triwulan II-2011.

1.1 SISI PERMINTAAN

Dari sisi permintaan, kegiatan perekonomian selama triwulan II-2011 terutama ditopang oleh membaiknya kinerja investasi. Peningkatan kinerja investasi pada triwulan laporan didorong oleh realisasi ekspor proyek fisik swasta maupun pemerintah. Kegiatan konsumsi, baik konsumsi swasta maupun pemerintah masih mengalami pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Konsumsi Rumah Tangga tumbuh positif seiring dengan peningkatan pendapatan masyarakat yang didorong oleh pencairan tunjangan PNS serta realisasi tunjangan sertifikasi guru. Tumbuhnya konsumsi swasta yang diindikasikan oleh pengeluaran sehubungan masa

(15)

14

Grafik 1.2. Indeks Ekonomi Saat Ini

Sumber: Survei Konsumen Bank Indonesia Manado. Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

liburan sekolah dan memasuki tahun ajaran baru diperkirakan turut memberikan sumbangan pertumbuhan ekonomi daerah.Sementara itu, kinerja ekspor di triwulan II-2011 tercatat mengalami pertumbuhan negatif, salah satu faktor penyebabnya adalah penurunan volume ekspor khususnya produk perikanan yang menjadi salah satu sektor unggulan ekspor Sulut.

Tabel 1.1.

Pertumbuhan Provinsi Sulawesi Utara Menurut Penggunaan (% yoy)

1.1.1 Konsumsi

Kegiatan konsumsi selama triwulan II-2011 mengalami pertumbuhan positif 6,92% (yoy) dengan kontribusi sebesar 4,42% terhadap laju pertumbuhan ekonomi. Dibandingkan pencapaian periode yang sama tahun sebelumnya, maka kinerja kegiatan konsumsi selama triwulan laporan tercatat mengalami sedikit perlambatan. Namun demikian, kinerja konsumsi masih tercatat sebagai kontributor utama pertumbuhan ekonomi Sulut pada triwulan II-2011. Terdapat beberapa faktor pendorong yang menyebabkan kegiatan konsumsi masih tumbuh positif, diantaranya peningkatan sumber pendapatan masyarakat yang diperoleh dari pencairan tunjangan PNS dan realisasi tunjangan sertifikasi guru. Selain itu, kegiatan musiman seperti pengeluaran sehubungan masa liburan sekolah dan memasuki tahun ajaran baru juga telah memberikan dampak pada peningkatan kegiatan konsumsi.

Kinerja konsumsi swasta pada triwulan laporan mengalami pertumbuhan positif sebesar 6,06% (yoy) yang salah satunya terindikasi melalui Indeks Ekonomi Saat Ini (IEK) berdasarkan hasil Survei Konsumen (SK) BI Manado pada triwulan II-2011. Sebagaimana terlihat pada grafik 1.2, pada akhir triwulan laporan (Juni 2011) IEK

mencapai 119,33. Jika dilihat berdasarkan komponennya, optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian saat ini tercermin dari positifnya nilai indeks seluruh komponen

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb.

Konsumsi 6.43 4.45 7.26 4.61 8.98 5.55 10.03 6.22 5.48 3.78 6.92 4.42 Konsumsi Swasta 5.24 2.40 6.20 2.62 7.28 3.01 7.96 3.16 4.62 2.09 6.06 2.54 Konsumsi Pemerintah 8.77 2.04 9.35 1.99 12.39 2.54 13.74 3.06 7.12 1.69 8.58 1.87 PMTB 12.35 2.54 2.94 0.61 -0.19 -0.05 1.14 0.27 11.64 2.51 13.90 2.80 Stok 9.16 0.09 15.18 0.22 17.94 0.27 13.43 0.21 10.16 0.10 1.48 0.02 Ekspor 7.05 3.40 13.61 6.58 26.29 10.66 9.87 4.61 9.02 4.36 -1.46 -0.75 Impor 9.56 3.72 15.25 5.23 32.32 9.39 10.45 3.54 9.42 3.77 -1.75 -0.65 PDRB 6.75 6.75 6.80 6.80 7.04 7.04 7.77 7.77 6.99 6.99 7.14 7.14 Jenis Penggunaan 2010 2011 -20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 J F M A M J J A S O N D J F M A M J 2010 2011

Kondisi Ekonomi Saat Ini Penghasilan Saat Ini Pembelian Barang Tahan Lama Ketersediaan Lap. Kerja

(16)

15

Grafik 1.3.

Indeks Nilai Tukar Petani Per Sub-Sektor

Sumber: BPS Provinsi Sulawesi Utara

penyusun IEK yang meliputi Indeks Penghasilan Saat Ini (125) , Indeks Pembelian Barang Tahan Lama/Durable Goods (100,5) serta Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja (132,5). Hal ini menunjukkan perkiraan adanya kondisi usaha yang semakin membaik akan berdampak terhadap penyerapan tenaga kerja yang lebih besar, yang selanjutnya mendorong kenaikan penghasilan masyarakat, dan naiknya konsumsi rumah tangga.

Disamping itu, pertumbuhan konsumsi selama triwulan laporan tidak lepas dari membaiknya daya beli petani seiring dengan meningkatnya harga komoditas dunia. Hal ini tercermin dari peningkatan Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan II-2011 mencapai 103,44 atau tumbuh 2,17% (yoy). Peningkatan terutama terjadi pada subsektor pangan,

peternakan dan perkebunan rakyat. Peningkatan subsektor perkebunan rakyat merupakan imbas kenaikan harga komoditas unggulan Sulut (Pala, Cengkih, dan Kopra). Sementara itu, sub sektor yang masih berada dibawah batas minimum sejahtera adalah perikanan sebagai dampak turunnya produksi perikanan karena faktor cuaca buruk. Dalam Indeks NTP yang ditunjukan pada grafik 1.3., sepanjang tahun 2010 sampai akhir triwulan I 2011 NTP Sulawesi Utara selalu berada dalam kategori sejahtera (indeks > 100). Sebagaimana diketahui, berdasarkan komposisinya hampir 40% masyarakat di Sulawesi Utara bermata pencaharian bertani, sehingga tingkat kesejahteraan petani mampu memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap aktivitas konsumsi rumah tangga.

Selanjutnya, pertumbuhan positif kegiatan konsumsi selama triwulan laporan juga dapat dikonfirmasi melalui penjualan kendaraan roda empat di wilayah Kota Manado dan sekitarnya yang mengalami kenaikan sebagaimana data yang disajikan oleh salah satu

dealer utama penjualan kendaraan roda empat di Kota Manado. Selama triwulan II-2011

penjualan kendaraan roda empat mengalami terus mengalami pertumbuhan hingga mencapai 37,13% (yoy) pada triwulan laporan. Adanya peningkatan penghasilan pada triwulan laporan direspon oleh masyarakat dengan melakukan pembelian barang dan jasa khususnya pembelian barang tahan lama.

Sementara itu, data pernyaluran kredit konsumsi oleh perbankan Sulut tetap menunjukkan pertumbuhan positif, meskipun melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama

90 95 100 105 110 115 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011 NTP batas minimum sejahtera Pangan Holtikultura Perkebunan Peternakan Perikanan

(17)

16 Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.5.

Perkembangan Kredit Konsumsi Bank Umum

Sumber : Dealer utama penjualan kendaraan roda empat

Grafik 1.4.

Perkembangan Penjualan Kendaraan Roda Empat

tahun sebelumnya. Pada Juni 2011, kredit konsumsi yang berhasil disalurkan bank umum mencapai Rp7.363 miliar, atau tumbuh sebesar 10,21% (yoy), melambat apabila dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat mengalami pertumbuhan 32,34% (yoy).

Sejalan dengan pertumbuhan positif konsumsi swasta, kegiatan konsumsi pemerintah selama triwulan II-2011 juga tumbuh positif sebesar 8,58% (yoy), namun tercatat mengalami perlambatan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,35% (yoy). Perlambatan ini antara lain dapat dikonfirmasi dengan realisasi anggaran belanja di triwulan II-2011 yang baru mencapai 35.3% dari target belanja APBD 2011 sebesar Rp1.297 miliar, atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang menghasilkan pencapaian yang sama (35,3%) dengan target yang lebih rendah yakni Rp1.198 miliar.

1.1.2 Investasi

Pada triwulan II-2011, investasi di Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan positif sebesar 13,90% (yoy). Faktor pendorong pertumbuhan kinerja investasi pada triwulan II 2011 diantaranya pembangunan berbagai infrastruktur pendukung terkait persiapan perhelatan internasional Asean Economic Ministers and Related Meetings (AEM), pembangunan jalan

ringroad II yang masih berjalan, pembangunan PLTS di Miangas dan realisasi pembangunan

jaringan internet di Minahasa Selatan serta kegiatan investasi swasta di bidang properti. Pertumbuhan kinerja investasi antara lain dapat dikonfirmasi melalui data volume impor barang modal pada triwulan II-2011 yang mengalami peningkatan dari 427,62 ribu ton pada triwulan II-2010 menjadi 491,78 ribu ton pada triwulan II-2011 atau tumbuh sebesar 15% (yoy). -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 1000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Total Sales (Unit) - left axis gSales (% yoy) - right axis

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 -1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000 7,000 8,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

(18)

17

Selain itu, peran perbankan dalam penyaluran pembiayaan untuk kegiatan investasi juga terus mengalami peningkatan. Sampai akhir triwulan II-2011, jumlah kredit investasi tercatat sebesar Rp2.015 miliar atau tumbuh 82,88% (yoy), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan II-2010 yang hanya tumbuh 24,83% (yoy). Pencapaian pertumbuhan kredit investasi ini diharapkan dapat mendorong kinerja investasi pada tahap selanjutnya.

1.1.3 Ekspor Impor

Kinerja perdagangan Sulawesi Utara yang tercermin dari laju pertumbuhan ekspor dan impor pada triwulan II-2011 tercatat mengalami kontraksi. Laju pertumbuhan ekspor pada triwulan laporan tercatat tumbuh negatif 1,46% (yoy). Indikasi penurunan kinerja ekspor terutama disumbang oleh perdagangan antar daerah/provinsi. Sementara itu, untuk pasar luar negeri masih menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif.

Kegiatan ekspor antar daerah/provinsi mengalami kontraksi pada triwulan laporan. Hal ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan muat barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan muat didefinisikan sebagai kegiatan pengiriman barang dari Sulawesi Utara ke luar provinsi. Selama triwulan II-2011, volume barang asal Sulawesi Utara yang dikirim (muat) ke pasar domestik sebesar 200,88 ribu ton atau turun 26,39% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kondisi cuaca

yang tidak menentu dalam 4 bulan terakhir diperkirakan menjadi salah satu faktor yang

Sumber : Berbagai Media, diolah

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.7.

Perkembangan Kredit Investasi Bank Umum

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado, diolah

Grafik 1.6.

Perkembangan Volume Impor Barang Modal Sulut (ribu ton)

-1,000 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 5,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Capital (ton) - left axis gCapital ytd (%) - right axis

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_Investasi (Rp miliar) - left axis gKredit_Investasi (% yoy) - right axis

Sumber : PT. PELINDO IV (Persero) Bitung

Grafik 1.8.

Perkembangan Kegiatan Muat di Pelabuhan Bitung

-120 -70 -20 30 80 130 180 230 280 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

(19)

18

berdampak terhadap penurunan kinerja ekspor antar daerah yang sangat tergantung pada transportasi laut sebagai sarana pengiriman barang.

Sementara itu, sejalan dengan ekspor antar daerah, kegiatan ekspor luar negeri selama triwulan II-2011 mengalami pertumbuhan negatif, tercermin dari perkembangan volume ekspor yang turun 61,23% (yoy) dari 105.319 ton pada triwulan II-2010 menjadi hanya 63.616 ton pada triwulan laporan. Penurunan volume ekspor terutama terjadi pada komoditi perikanan yang terkendala oleh permasalahan cuaca

buruk. Selain itu, apresiasi nilai tukar rupiah yang terjadi beberapa bulan terakhir telah berdampak terhadap penurunan nilai ekspor dan mengurangi daya saing produk ekspor Sulut.

Berdasarkan jenisnya, komoditi utama ekspor luar negeri pada triwulan II-2011 terutama didominasi dalam bentuk Lemak dan Minyak Hewani dengan pangsa mencapai 76% kemudian daging olahan dan ikan olahan dengan pangsa mencapai 11%, sisanya dalam bentuk ikan&udang (6%), berbagai produk kimia (4%) dan produk lainnya (3%).

Komposisi negara tujuan ekspor Sulut pada triwulan II-2011 tidak jauh berbeda bila dibandingkan pada tahun 2010. Negara tujuan utama ekspor Sulut sampai dengan pada triwulan laporan adalah Amerika Serikat (25%), Belanda (21%), Korea Selatan (19%), China (18%), Jerman (4%), Meksiko (3%) dan Jepang (3%).

Grafik 1.10.

Pangsa Komoditi Utama Ekspor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.9.

Perkembangan Volume Ekspor Luar Negeri Sulut

Sumber : Pelindo IV (Persero) Bitung, diolah

76% 11%

6%

4% 3%

Lemak & minyak hewan/nabati Daging & Ikan olahan Ikan & Udang Berbagai produk kimia Lainnya -120 -70 -20 30 80 130 180 230 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

(20)

19

Sama halnya dengan kinerja ekspor, kegiatan impor Sulawesi Utara pada triwulan II-2011 juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 1,75% (yoy). Pertumbuhan negatif ini terutama disebabkan oleh penurunan kinerja impor antar pulau/provinsi. Hal ini sejalan dengan pangsa impor Sulawesi Utara yang lebih didominasi oleh impor antar pulau/provinsi (±99%) dibandingkan impor yang didatangkan dari luar negeri (±1%).

Penurunan ini dapat dikonfirmasi dengan kegiatan bongkar barang melalui pelabuhan Bitung. Kegiatan bongkar didefinisikan sebagai masuknya barang dari luar provinsi ke Sulawesi Utara. Selama triwulan II-2011, volume barang yang masuk ke Sulawesi Utara (bongkar) hanya mencapai 530,70 ribu ton dibandingkan triwulan II-2010 yang tercatat sebesar 850,35 ribu ton atau turun sebesar 37,59% (yoy). Tren penurunan impor yang ditunjukkan dari penurunan kegiatan bongkar mengindikasikan bahwa

tingkat ketergantungan Sulawesi Utara terhadap barang dari daerah/provinsi lainnya di luar Sulawesi Utara sudah semakin kecil.

Sementara itu, kinerja impor luar negeri Sulut masih tetap menunjukkan adanya pertumbuhan yang positif. Pertumbuhan kinerja impor luar negeri antara lain dapat dikonfirmasi dengan data nilai impor selama triwulan II-2011 yang tercatat mencapai

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.12.

Negara Tujuan Ekspor s.d. Juni 2011

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.11.

Negara Tujuan Ekspor Tahun 2010

21% 11% 21% 38% 1%5% 3% Amerika Serikat Belanda Korea Selatan Cina Jerman Jepang Negara Lainnya 25% 21% 19% 18% 4% 3%3% 7% Amerika Serikat Belanda Korea Selatan Cina Jerman Meksiko Jepang Negara Lainnya

Sumber : PT. Pelindo IV (Persero), Bitung

Grafik 1.13.

Perkembangan Kegiatan Bongkar di Pelabuhan Bitung

-25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 0 500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 2009 2010 2011

(21)

20

USD76,66 juta meningkat dibanding triwulan II-2010 dengan nilai sebesar USD28,3 juta atau tumbuh mengalami pertumbuhan sebesar 170,9%.

Jan'11 Feb'11 Mar'11 Apr'11 Mei'11 Jun'11 Jan-Jun 2011 Jan-Jun 2010 Total Impor 22,093 5,588 37,074 5,500 3,800 2,600 76,655 28,300 170.9 Migas - - - - Non Migas 22,093 5,588 37,074 5,500 3,800 2,600 76,655 28,300 170.9 Uraian

Nilai CIF ( Ribu USD)

% Growth (yoy)

Berdasarkan komoditasnya, kegiatan impor luar negeri pada triwulan laporan didominasi oleh impor komoditas gandum-ganduman dengan pangsa 30% dari total nilai impor. Beberapa komoditas impor Sulut lainnya diantaranya mesin-mesin, kapal laut dan besi baja dengan pangsa berturut-turut 25%, 18% dan 9% .

Berdasarkan negara asal barangnya, barang impor sepanjang sampai dengan Juni 2011 lebih dominan didatangkan dari negara Vietnam (30%), Jepang (24%), China (9%) dan Australia (10%). Terdapat perbedaan urutan negara asal impor di tahun 2010 dan 2011, jika pada tahun 2010, negara Jepang merupakan negara asal impor barang utama Sulut dengan komoditi impor berupa mesin-mesin, maka pada tahun 2011, negara asal impor utama adalah negara Vietnam dengan komoditi impor berupa beras.

Tabel 1.2. Impor Sulut (Juta USD)

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.14.

Pangsa Komoditi Utama Impor Sulut

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah

Grafik 1.15. Negara Asal Impor Tahun 2010

Grafik 1.16.

Negara Asal Impor s.d. Juni 2011

Sumber : BPS Prov. Sulut, diolah 30% 25% 18% 9% 18% Gandum-ganduman Mesin-mesin Kapal Laut Besi & Baja Lainnya 11% 17% 67% 3% 2% Jepang Australia Cina Malaysia Filipina 30% 24% 10% 9% 8% 6% 13% Vietnam Jepang Australia Cina Malaysia Taiwan Lainnya

(22)

21 1.2 SISI PENAWARAN

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II-2011 disumbangkan oleh seluruh sektor yang ada dengan tingkat pertumbuhan total sebesar 7,14% (yoy), sedikit lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,80% (yoy). Pertumbuhan terutama terjadi sebagai multiplier effect penyelenggaraan event berskala internasional dan nasional pada triwulan laporan yang pada tahap selanjutnya akan mendorong aktivitas pada sektor penopang pertumbuhan ekonomi Sulut. Sektor yang mengalami pertumbuhan tertinggi pada triwulan II-2011 adalah Sektor Bangunan yang tercatat tumbuh 13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total pertumbuhan. Selanjutnya, sektor pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) juga masih menjadi kontributor pertumbuhan ekonomi dengan sumbangan masing-masing sebesar 1,42% dan 1% terhadap total pertumbuhan.

Tabel 1.3.

Laju Pertumbuhan Sulawesi Utara Menurut Sektor Ekonomi (%)

Q1 Sumb. Q2 Sumb. Q3 Sumb Q4 Sumb Q1 Sumb Q2 Sumb. Pertanian 5.40 1.07 12.54 2.55 17.40 3.40 10.31 1.84 6.58 1.29 6.65 1.42 Pertambangan & Penggalian 8.17 0.43 2.65 0.14 0.44 0.02 2.10 0.11 5.89 0.31 5.88 0.30 Industri Pengolahan 5.17 0.41 6.37 0.48 6.63 0.51 7.48 0.58 6.03 0.47 6.93 0.52 Listrik, Gas & Air Bersih 4.03 0.04 3.86 0.03 4.77 0.04 7.35 0.05 4.81 0.04 5.33 0.04 Bangunan 11.42 1.83 2.61 0.39 -4.87 -0.79 0.86 0.15 8.31 1.39 13.59 1.97 PHR 7.29 1.08 6.77 1.07 8.92 1.35 11.11 2.00 8.79 1.31 6.36 1.00 Pengangkutan & Komunikasi 5.46 0.68 6.38 0.84 7.08 0.97 12.41 1.57 7.24 0.89 3.27 0.43 Keu., Sewa & Jasa Perusahaan 6.07 0.41 6.09 0.40 6.77 0.45 8.26 0.52 5.31 0.36 7.13 0.47 Jasa-Jasa 5.00 0.80 5.82 0.89 7.21 1.08 6.54 0.94 5.89 0.93 6.46 0.98 PDRB 6.75 6.75 6.80 6.80 7.04 7.04 7.77 7.77 6.99 6.99 7.14 7.14

Lapangan Usaha 2010 2011

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara, diolah

1.2.1 Pertanian

Kinerja sektor pertanian pada triwulan II-2011 menunjukkan pertumbuhan positif sebesar 6,65% (yoy) walaupun tercatat melambat dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya (12,54% yoy). Perlambatan ini antara lain disebabkan oleh bencana hujan yang disertai angin kencang yang melanda sebagian besar wilayah Sulawesi Utara pada awal april dan adanya bencana banjir dan longsor yang terjadi di sentra tanaman padi di Bolaang Mongondow. Selain merusak areal persawahan sekitar 52 hektar, banjir dan tanah longsor juga telah merusak tanaman perkebunan seperti kelapa dan cokelat serta tanaman holtikultura.

Tabel 1.4.

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

Sumber : Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Luas Panen (Ha) 31,873 36,150 20,339 27,642 37,150 23,776 34,831 23,869 37,130 34,786

Produksi Gabah (Ton) 142,923 169,105 98,691 138,341 175,194 113,905 171,264 123,017 171,322 168,564

Produksi Beras (Ton) 90,041 106,536 62,175 87,155 110,372 71,760 107,897 77,501 107,933 106,195

KOMPONEN

Perkembangan Luas Panen, Produksi Gabah dan Beras

(23)

22 - 500 1,000 1,500 2,000 2,500 Jun May Apr Mar Feb Jan 2009 2010 2011 Grafik 1.19.

Perkembangan Hasil Tangkapan Ikan 2009-2011

Sumber: Pelabuhan Perikanan Samudera Bitung

Perkembangan kinerja sektor pertanian antara lain dapat dikonfirmasi dengan data dari Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, dimana pada triwulan II-2011 untuk produksi beras diperkirakan mencapai 106.195 ton atau naik 47,97% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Namun demikian, jika dibandingkan triwulan sebelumnya, maka jumlah produksi beras tercatat mengalami perlambatan sebesar -1,61% (qtq). Perlambatan juga terjadi pada komoditi jagung dan kelapa sebagai komoditi unggulan Sulut. Data dari Dinas Pertanian menunjukkan bahwa pada triwulan II-2011 produksi jagung mengalami penurunan sebesar 3,66% (yoy) dari 11 8.352 ton pada triwulan II-2010 menjadi hanya 114.025 ton pada triwulan laporan. Sementara itu, data dari Dinas Perkebunan juga menunjukkan adanya penurunan produksi kelapa, sampai dengan Mei 2011 jumlah produksi kelapa Sulut tercatat sebesar 269.077 ton atau turun sebesar 1,52 % dibandingkan Mei 2010.

Berdasarkan subsektornya, kinerja sub sektor perikanan juga tercatat mengalami penurunan, hal ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (i) kondisi cuaca yang tidak menentu, (ii) reklamasi pesisir pantai, serta (iii) kelangkaan BBM yang menyebabkan hasil tangkapan ikan terus mengalami penurunan. Produksi ikan di Manado mengalami penurunan mencapai 20% dari kondisi normalnya. Hal ini dapat dikonfirmasi

Grafik 1.17.

Perkembangan Produksi Jagung di Prov. Sulawesi Utara

Sumber: Dinas Pertanian Provinsi Sulawesi Utara, diolah

-60 -40 -20 0 20 40 60 80 -20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 200,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Produksi Jagung (Ton) - left axis Growth Produksi (% yoy) - right axis

Grafik 1.18.

Perkembangan Produksi Kelapa di Prov. Sulawesi Utara

Ket: *) Data Mei 2011

Sumber: Dinas Perkebunan Provinsi Sulawesi Utara, diolah -10 0 10 20 30 40 50 60 -50,000 100,000 150,000 200,000 250,000 300,000 350,000 400,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2*) 2009 2010 2011

Produksi Kelapa (Ton) - left axis Growth Produksi (% yoy) - right axis

(24)

23

Grafik 1.20.

Pertumbuhan Kredit Pertanian

melalui data hasil tangkapan ikan melalui pelabuhan Samudera Bitung, sampai dengan Juni 2011 hasil tangkapan ikan tercatat hanya sebesar 6.947 ton atau turun 30,74% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 10.031 ton.

Sementara itu, dari sisi pembiayaan, peran perbankan untuk membiayai sektor pertanian menunjukkan adanya tren peningkatan. Sampai dengan Juni 2011, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertanian mencapai Rp300 milliar atau tumbuh 121,88% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Namun demikian, jika dibandingkan dengan total kredit yang disalurkan bank, jumlah kredit

pertanian hanya mencapai 2,15% dari total kredit yang disalurkan. Belum terlalu optimalnya penyaluran kredit di sektor pertanian antara lain disebabkan oleh relatif tingginya resiko usaha di sektor tersebut tercermin dari tingginya NPL (Non Performing

Loan) di sektor pertanian yang mencapai 6,61% pada triwulan laporan.

1.2.2 Sektor Bangunan

Kinerja sektor bangunan (konstruksi) selama triwulan II-2011 mencatat pertumbuhan sebesar 13,59% (yoy) dengan sumbangan sebesar 1,97% terhadap total pertumbuhan. Pertumbuhan ini tercatat lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 2,61% (yoy). Beberapa faktor yang mendorong pertumbuhan di sektor bangunan diantaranya adalah penyelesaian beberapa proyek pemerintah dan swasta seperti pembangunan properti ruko, apartemen dan pembangunan beberapa hotel serta perbaikan beberapa infrastruktur dalam menunjang penyelenggaraan event ASEAN

Economic Ministers and Related Meetings (AEM).

Pertumbuhan sektor bangunan dapat tercermin pada meningkatnya data penjualan semen di Provinsi Sulawesi Utara. Selama triwulan laporan, penjualan semen tercatat mencapai 157,78 ribu ton atau naik 28,74% (yoy) apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya. Indikator lainnya yang menunjukkan peningkatan pada sektor ini adalah hasil Survei Penjualan Eceran yang dilakukan oleh KBI Manado, menunjukkan adanya kenaikan indeks penjualan bahan konstruksi sebesar 457% dari 63.62 pada Juni 2010 menjadi 354.92 pada Juni 2011.

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

-100 -50 0 50 100 150 -50 100 150 200 250 300 350 400 450 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Pertanian (Rp miliar) - left axis gPertanian (% yoy) - right axis

(25)

24

Grafik 1.21.

Perkembangan Data Penjualan Semen

Grafik 1.23.

Perkembangan Kredit Konstruksi

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.22.

Indeks Penjualan Bahan Konstruksi

-200 -100 0 100 200 300 400 500 0 100 200 300 400 500 600 700 800 Ja n Fe b M a r A p r M e i Ju n Jul A g s S e p O k t N o v D e s Ja n Fe b M a r A p r M e i Ju n 2009 2010

Indeks Bahan konstruksi (left axis) growth (% - yoy) - right axis

Dari sisi pembiayaan, peran perbankan terhadap sektor bangunan (konstruksi) masih belum belum maksimal. Hal ini tercermin dari jumlah kredit yang disalurkan oleh perbankan sampai dengan Juni 2011 tercatat sebesar Rp430 miliar atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 3,59% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

1.2.3 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR)

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran (PHR) pada triwulan II-2011 menunjukan pertumbuhan positif sebesar 6,36% (yoy) dengan kontribusi sebesar 1% terhadap total pertumbuhan. Pertumbuhan sektor ini terutama terjadi pada sub sektor hotel yang didorong oleh penyelenggaraan beberapa event diantaranya :

a) Manado kembali dipercaya menjadi tuan rumah penyelenggaraan Indonesia MICE &

Corporate Travel Mart (IMCTM) 2011 pada tanggal 17-21 Mei 2011. IMCTM

merupakan corporate travel mart terbesar di kawasan Asia Tenggara yang menjadi forum bisnis yang memfasilitasi pertemuan antara pihak korporasi dan agensi perjalanan dengan pihak resort tempat penyelenggaran MICE. Adanya perhelatan ini diharapkan dapat mempromosikan sekaligus mendatangkan banyak wisatawan lokal dan mancanegara.

Sumber : Data Asosiasi Semen Indonesia -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 140,000 160,000 180,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 2009 2010

Volume (ton) - left axis g_semen (%) - right axis

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado

-30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 -100 200 300 400 500 600 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Konstruksi (Rp miliar) - left axis gKonstruksi (% yoy) - right axis

(26)

25

b) Pada tanggal 24-28 Mei 2011, Kota Manado akan menyelenggarakan acara Manado

Ocean Festival yang akan menampilkan berbagai kompetisi diantaranya: Jetski Nasional Championship, International Underwater Photography Competition, Exibition, Miss Ocean Manado Contest, Katinting Festival, Volley Beach Tournament, Clean and Refresh The Ocean dan Seafood Cooking Festival. Penyelenggaraan acara ini diharapkan dapat

mendatangkan wisatawan lokal maupun mancanegara.

c) Pelaksanaan 4th Australia Federal Police (AFP) Indonesia Police (INP) Senior Officer

Meeting (SOM) di Manado yang dibuka oleh Gubernur Sulawesi Utara pada tanggal 11

Mei 2011. Acara ini merupakan bagian dari program Polri dan AFP.

d) Rapat Kerja Nasional Staf Ahli Kepala Daerah Provinsi dan Kab/Kota pada tanggal 13 Juni 2011 yang akan diikuti 400-an peserta dari seluruh Indonesia.

e) Kongres Nasional Perhimpunan Dokter Spesialis Kulit dan Kelamin Indonesia pada tanggal 22-25 Juni 2011 yang diperkirakan mendatangkan 1.500 dokter spesialis kulit dan kelamin se-Indonesia.

Maraknya berbagai perhelatan yang diselenggarakan di Kota Manado selama triwulan laporan antara lain dapat dikonfirmasi melalui perkembangan data pariwisata yang secara umum memperlihatkan tren peningkatan diantaranya adalah data wisatawan domestik maupun mancanegara, data jumlah tamu dan lama tamu menginap, Tingkat Penghunian Kamar (TPK), dan jumlah kamar terjual.

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Grafik 1.24. Data Wisatawan Mancanegara

Grafik 1.25. Data Lama Tamu Menginap

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah (60.00) (40.00) (20.00) -20.00 40.00 60.00 80.00 -2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Wisman (org) - left axis gWisman (% yoy) - right axis

(10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Menginap (org) - left axis gMenginap (% yoy) - right axis

Grafik 1.26. TPK dan Lama Menginap

Grafik 1.27. Jumlah Kamar Terjual

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah

Sumber : BPS Provinsi Sulut, diolah 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 -10 20 30 40 50 60 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011 TPK (%) - left axis Ratas Menginap (hari) - right axis

(20.00) (10.00) -10.00 20.00 30.00 40.00 50.00 60.00 -10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kmr Terjual (unit) - left axis gKmr Terjual (% yoy) - right axis

(27)

26 Grafik 1.29.

Perkembangan Kredit Sektor PHR Grafik 1.28.

Perkembangan Indeks Penjualan Eceran per KLUI

-20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30 35 -100 200 300 400 500 600 700 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_Jasa (Rp miliar) - left axis gJasa (% yoy) - right axis

Pertumbuhan kinerja sektor PHR tidak terlepas dari peningkatan kinerja sub sektor pedagangan besar dan eceran yang didorong oleh dampak lanjutan dari membaiknya daya beli masyarkat akibat peningkatan pendapatan masyarakat yang diperoleh dari pencairan tunjangan PNS dan realisasi tunjangan sertifikasi guru. Pertumbuhan seb sektor perdagangan besar dan eceran dapat dikonfirmasi dari hasil Survei Penjualan Eceran (SPE) oleh KBI Manado pada triwulan II-2011 yang menunjukkan adanya peningkatan indeks pada bahan konstruksi, kerajinan,seni dan mainan serta bahan bakar.

Dari segi pembiayaan, sektor PHR merupakan sektor ekonomi terbesar yang mendapatkan alokasi pembiayaan dari perbankan. Sampai dengan bulan Juni 2011 kredit sektor PHR yang telah disalurkan bank umum mencapai Rp4.114 miliar atau tumbuh 57,65% dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

1.2.4. Sektor lainnya A. Sektor Jasa-jasa

Kinerja sektor jasa pada triwulan II-2011 tumbuh positif sebesar 6,46% (yoy). Kinerja sektor jasa yang cukup stabil ditopang oleh aktivitas sub sektor pemerintahan umum. Namun demikian, apabila dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya kinerja sektor jasa-jasa mengalami perlambatan yang tercermin dari melambatnya penyaluran kredit perbankan di sektor ini.

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Sumber : Survei Penjualan Eceran (SPE) KBI Manado -200 0 200 400 600 800 1000 Ja n Fe b M a r A p r M e i Ju n Jul A g u st Sep Ok t N o p D e s Ja n Fe b M a r A p r M e i Ju n 2010 2011

Indeks Bahan konstruksi Kerajinan, seni & mainan Bahan bakar -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 70 -500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 4,000 4,500 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_PHR (Rp miliar) - left axis gKredit_PHR (% yoy) - right axis

Grafik 1.30.

Perkembangan Kredit Sektor Jasa-jasa

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

(28)

27

Grafik 1.31.

Perkembangan Jumlah Pelanggan Listrik Kelompok Bisnis dan Industri

Sumber : Kantor Bank Indonesia Manado

Grafik 1.32.

Perkembangan Kredit Sektor Industri

Sumber : PLN Kanwil Suluttenggo

Sampai dengan bulan Juni 2011 kredit sektor jasa-jasa tercatat sebesar Rp564 miliar atau tumbuh negatif 7,58% (yoy).

B. Sektor Industri Pengolahan

Kinerja sektor industri pengolahan selama triwulan II-2011 relatif stabil dengan tingkat pertumbuhan mencapai 6,93% (yoy) atau tumbuh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan triwulan II-2010 sebesar 6,37% (yoy). Industri pengolahan di Sulawesi Utara yang didominasi oleh pengolahan produk kelapa dan turunannya serta pengolahan produk perikanan tersebar di Kota Bitung, Kota Manado, Kabupaten Minahasa Selatan, Kabupaten Minahasa Utara, Kabupaten Bolaang Mongondow, Kota Kotamobagu dan Kota Tomohon. Mayoritas industri pengolahan berlokasi di Kota Bitung dan Kota Manado.

Membaiknya perekonomian dunia yang tumbuh lebih cepat dibandingkan perkiraan sebelumnya seiring pemulihan ekonomi negara-negara maju dan emerging makets diperkirakan turut berdampak pada kembali bergairahnya sektor industri di Sulawesi Utara. Hal ini salah satunya ditandai oleh pertumbuhan jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis dan industri. Berdasarkan data PLN, jumlah pelanggan listrik di sektor bisnis dan industri pada triwulan II-2011 mencapai 14.542 pelanggan atau tumbuh 4,36% (yoy).

Dukungan perbankan terhadap industri pengolahan merupakan salah satu faktor pendorong pertumbuhan sektor ini. Sampai dengan akhir triwulan II-2011 jumlah kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 16,62% (yoy) dari Rp281 miliar pada triwulan II-2010 menjadi Rp328 miliar pada triwulan II-2011.

-1.00 2.00 3.00 4.00 5.00 6.00 12,000 12,500 13,000 13,500 14,000 14,500 15,000 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Pelanggan Bisnis&Industri - left axis gPelanggan Bisnis&Industri (% yoy) - right axis

0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 -50 100 150 200 250 300 350 400 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_Industri (Rp miliar) - left axis

(29)

28 C. Sektor Keuangan, Sewa dan Jasa Perusahaan

Sementara itu, untuk kinerja sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan pada triwulan II-2011 tumbuh 7,13% (yoy). Perkembangan sektor keuangan, persewaan dan jasa antara lain tercermin dari maraknya pembangunan jaringan kantor dan fasilitas perbankan antara lain: pembukaan kantor cabang pembantu baru, penambahan ATM (Anjungan Tunai Mandiri), serta penawaran produk-produk baru yang memberikan kemudahan dan kenyamanan kepada masyarakat dalam bertransaksi. Selain itu, pengaruh meningkatnya laju konsumsi dan aktivitas sistem pembayaran di wilayah Sulawesi Utara juga turut berkontribusi pada pertumbuhan sektor ini.

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2

Jumlah Bank umum 23 23 24 24 24 25 25 25 25 25

Jumlah kantor bank umum*) 195 197 199 206 206 215 219 225 227 234

Jumlah BPR 17 17 17 13 13 14 14 16 16 16

Jumlah kantor BPR 39 39 39 39 39 39 41 43 43 46

2009

Data Bank 2010 2011

D. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Salah satu multiplier effect dari adanya penyelenggaraan berbagai event berskala nasional maupun internasional di Tahun 2011 adalah semakin dikenalnya Kota Manado sebagai salah satu kota tujuan wisata baik secara internasional maupun nasional. Hal ini berpengaruh pada meningkatnya minat wisatawan untuk berkunjung ke Sulawesi Utara hingga pada tahap lanjut mampu mendorong kinerja sektor pengangkutan dan telekomunikasi. Sektor pengangkutan dan komunikasi pada triwulan II-2011 mengalami pertumbuhan signifikan 3,27% (yoy), dengan sumbangan sebesar 0,43% terhadap total pertumbuhan.

Pertumbuhan yang positif pada sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan tercermin dari tingginya arus penumpang dan kargo yang keluar dari Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Sampai dengan Mei 2011, arus penumpang dan kargo yang berangkat (keluar) dari wilayah Sulawesi Utara tercatat mengalami pertumbuhan masing-masing sebesar 5,48% (yoy) dan 4,28% (yoy). Sejalan dengan itu, arus penumpang yang masuk ke wilayah Sulawesi Utara mengalami pertumbuhan sebesar 2,65% (yoy). Peningkatan pada arus masuk bertepatan dengan maraknya event domestik dan internasional yang diselenggarakan di Sulawesi utara pada triwulan laporan.

Tabel 1.5.

Perkembangan Jumlah Bank dan Kantor Bank Umum dan BPR di Sulawesi Utara

Ket: *) termasuk kantor unit

Sumber : Bank Indonesia Manado

(30)

29

Tabel 1.6.

Perkembangan Lalu Lintas Penumpang dan Kargo di Bandara Sam Ratulangi

Sementara itu, relatif stabilnya pertumbuhan sub sektor komunikasi dalam triwulan laporan antara lain didukung oleh semakin luasnya wilayah jangkauan, disamping pesatnya pembangunan sejumlah menara BTS (Base Transceiver System) di beberapa lokasi pada daerah yang sebelumnya terisolir sehingga dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan dalam berkomunikasi. Selain itu perkembangan kecanggihan telepon selular dengan berbagai macam jenis merk, harga, dan fasilitas/fitur baru yang ditawarkan serta gencarnya promosi yang dilakukan semakin mendorong masing-masing provider untuk lebih bersaing mendapatkan konsumen, hal ini pada tahap selanjutnya akan berdampak terhadap peningkatan kinerja sub sektor komunikasi.

Sejalan dengan pertumbuhan positif sektor ini, keberpihakan perbankan yang diwujudkan dalam penyaluran kredit di sektor pengangkutan dan komunikasi juga memperlihatkan adanya peningkatan. Sampai dengan bulan Juni 2011 jumlah kredit yang disalurkan mencap ai Rp89 miliar, atau tumbuh 14,36% (yoy) dibandingkan periode yang sama tahun lalu

E. Sektor Pertambangan dan Penggalian Ket: *) Data s.d. Mei 2010

**) Data s.d. Mei 2011

Sumber: PT. Angkasa Pura II, Sulawesi Utara

Grafik 1.43.

Perkembangan Kredit Sektor Pertambangan

Q1 Q2*) Q3 Q4 Q1 Q2**) Datang 174,013 136,627 218,514 229,908 203,160 140,242 2.65% Berangkat 183,275 134,677 219,567 216,486 213,108 142,055 5.48% Datang 1,378,294 1,092,856 1,844,427 1,957,143 1,783,877 994,184 -9.03% Berangkat 941,772 724,447 1,400,768 1,011,539 1,208,615 755,448 4.28% Growth (YoY) 2011 Penumpang Kargo Jenis Pengangkutan Kedatangan/ Keberangkatan 2010

Sumber : Bank Indonesia Manado Grafik 1.33.

Perkembangan Kredit Sektor Transportasi dan Komunikasi

-40 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 50 60 -10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_Angk&Kom (Rp miliar) - left axis gKredit_Angk&Kom (% yoy) - right axis

-50 0 50 100 150 200 -5 10 15 20 25 30 35 40 45 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Kredit_Pertambangan (Rp miliar) - left axis

gKredit_pertambangan (% yoy) - right axis

Sektor pertambangan dan penggalian pada triwulan II-2011 tumbuh 5,88% (yoy) dengan sumbangan sebesar 0,30% terhadap total pertumbuhan. Berdasarkan pelaku usahanya, sub sektor penggalian ini lebih banyak dilakukan oleh penambangan

(31)

30

tradisional/rakyat dan bukan industri berskala besar. Hal inilah yang mendorong rendahnya penyaluran kredit pada sektor pertambangan selain karena faktor risiko yang tinggi dari kegiatan pertambangan. Jika dilihat berdasarkan trennya, pembiayaan yang diberikan oleh pihak perbankan terhadap sektor pertambangan pengalami penurunan yang cukup signifikan pada awal tahun 2009, dan selanjutnya relatif tidak mengalami perubahan. Pada triwulan laporan, jumlah kredit yang disalurkan pada sektor pertambangan tercatat sebesar Rp42 miliar atau mengalami pertumbuhan sebesar 25,293% (yoy).

F. Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Sementara itu, sektor listrik, gas dan air bersih pada triwulan II-2011 tumbuh positif 5,33% (yoy). Jika dilihat dari jumlah penjualan listrik serta jumlah pelanggan di triwulan II-2011, terdapat pertumbuhan positif dalam jumlah pelanggan dan pemakaian listrik pada triwulan laporan. Jumlah pelanggan listrik pada triwulan

II-2011 sebesar 431.634 pelanggan atau tumbuh 10,83% (yoy) dengan jumlah pemakaian 191 MW atau tumbuh 6,11% dibandingkan periode yang sama tahun 2010. Sementara itu, pada triwulan II-2011, kapasitas listrik yang tersedia adalah sebesar 234MW atau tumbuh 15,84% dibandingkan triwulan yang sama tahun 2010. Tingkat pertumbuhan kapasitas listrik tersedia didukung oleh pembangunan sejumlah pembangkit listrik di wilayah Sulawesi Utara.

Grafik 1.35.

Perkembangan Jumlah Pemakaian dan Supply Listrik di Sulawesi Utara

Sumber: PT. PLN Kanwil Sulutenggo, diolah

-50 100 150 200 250 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2009 2010 2011

Jumlah Pemakaian (MW) - left axis Jumlah listrik yang tersedia (MW) - left axis

(32)

31

BAB II PERKEMBANGAN INFLASI DAERAH

Tekanan inflasi di Kota Manado selama triwulan II 2011 secara umum masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-2011 tercatat 5,15% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 5,45% (yoy). Sejalan dengan pergerakan inflasi tahunan, inflasi bulanan juga mengalami penurunan menjadi 0,07% (mtm) pada Juni 2011 dari 0,14% (mtm) pada Maret 2011 serta masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,55% (mtm). Akumulasi laju inflasi (ytd) Kota Manado sampai dengan Juni 2011 tercatat lebih rendah (-0,14%) dibandingkan akumulasi inflasi nasional (1,06%). Sementara itu, inflasi triwulanan Kota Manado pada periode laporan tercatat -1,43% (qtq), lebih rendah dibandingkan triwulan I-2011 yang tercatat sebesar 1,31% (qtq).

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhinya, tekanan Inflasi secara tahunan pada triwulan II-2011 terutama didorong oleh kelompok inti (core inflation), sementara kelompok bahan makanan yang harganya bergejolak (volatile foods) dan kelompok komoditas yang harganya diatur oleh pemerintah (administered prices) mengalami tekanan relatif minimal.

Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (qtq) Grafik 2.2.

Grafik 2.1.

Laju Inflasi Kota Manado vs Nasional (yoy)

Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Utara , diolah

-2 0 2 4 6 8 10 12 14 16 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 2011

yoy Manado yoy Nasional -3

-2 -1 0 1 2 3 4 5 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 2008 2009 2010 2011 qtq Manado qtq Nasional %

(33)

32 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 1 Bahan Makanan 21.82 4.75 -0.82 5.82 -2.19 6.39 18.14 15.23 21.69 14.72 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 8.03 7.5 6.15 4.88 8.13 5.96 4.83 5.36 0.43 1.50 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 3.54 2.07 -0.15 0.44 1.45 1.83 2.58 2.35 1.85 2.14 4 Sandang 6.05 4.94 4.67 6.37 2.83 6.84 7.02 5.15 5.03 4.28 5 Kesehatan 9.16 5.43 4.84 4.12 4.98 2.56 1.87 0.96 0.61 2.62 6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 2.58 2.03 2.63 1.81 1.97 1.75 1.19 1.62 0.91 0.86 7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1.05 -8.66 -8.76 -5.33 1.63 2.60 3.26 0.59 0.80 -0.38 8.85 2.25 -0.01 2.31 1.84 4.21 7.38 6.28 6.90 5.15 2010 2011 2009 No Kelompok Umum

2.1. PERKEMBANGAN INFLASI

2.1.1 INFLASI TAHUNAN (yoy)

Secara tahunan, inflasi Kota Manado pada triwulan II-2011 tercatat 5,15% (yoy), mengalami penurunan dibandingkan dengan triwulan sebelumnya sebesar 6,90% (yoy) dan masih lebih rendah dibandingkan laju inflasi nasional sebesar 5,45% (yoy). Penurunan laju inflasi tahunan pada triwulan laporan terutama disebabkan oleh berkurangnya tekanan inflasi pada kelompok pangan. Hal ini ditandai oleh mulai menurunnya harga beberapa komoditas pangan bergejolak (volatile foods) setelah mengalami kenaikan harga yang cukup tinggi di awal tahun 2011. Namun demikian, laju inflasi tahunan pada triwulan II 2011 masih lebih tinggi dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun sebelumnya tercatat sebesar 4,21% (yoy). Hal ini terutama disebabkan masih berlanjutnya kenaikan harga emas dunia yang berimbas pada kenaikan harga emas perhiasan domestik. Selain itu, peningkatan daya beli pada triwulan laporan yang disebabkan oleh peningkatan pendapatan masyarakat seperti kenaikan gaji PNS/TNI/Polri serta naiknya harga komoditas unggulan Sulawesi Utara seperti cengkih, kopra dan pala pada tahap selanjutnya memberikan tekanan inflasi inti melalui jalur ekspektasi konsumen terhadap harga barang dan jasa.

Berdasarkan kelompoknya, kelompok bahan makanan dan kelompok sandang mencatat inflasi tertinggi dibandingkan kelompok lainnya. Angka inflasi kelompok bahan makanan tercatat 14,72% (yoy) pada triwulan laporan yang disebabkan oleh meningkatnya harga bumbu-bumbuan, ikan segar, daging dan hasil-hasilnya, ikan diawetkan, padi-padian, umbi-umbian dan hasilnya. Sementara itu, kelompok sandang tercatat mengalami inflasi sebesar 4,28% (yoy) yang terutama dipicu oleh peningkatan harga emas perhiasan domestik.

Tabel 2.1.

Inflasi Tahunan Kota Manado Menurut Kelompok Barang dan Jasa (%)

Referensi

Dokumen terkait

Kur hapësira për memorizimin e skedave bëhet duke përdorur VFAT, mund të memeorizohen një numer më i madh skedash në disk , dimensionet e cluster-it janë standard

Dua garis parallel masing-masing sepanjang 1 meter dibuat dengan jarak 1,5 meter dari titik tengah area pertandingan dan berada 90 derajat dengan garis wasit, untuk

Puji syukur kepada Allah SWT, penulis ucapkan karena skripsi dengan judul “Analisis Faktor-faktor Keuangan dan nonkeuangan yang Mempengaruhi Luas Pengungkapan

alternatif pencarian informasi bagi mahasiswa selain perpustakaan karena internet sebagai pusat informasi bebas hambatan, 2) Faktor pendukung dalam pemanfaatan internet adalah

Tindakan yang dimaksud adalah pembelajaran yang dibantu dengan lembar kerja peserta didik (LKPD) daring yang disusun secara terstruktur. LKPD daring terstruktur ini

Hal tersebut sudah ada dalam tata ejaan penggunaan tanda koma yaitu tanda koma dipakai untuk memisahkan kalimat setara yang satu dengan kalimat setara berikutnya yang didahului

Disini penulis tertarik pula untuk mencari ideal moral dari ayat-ayat zakat dengan menggunakan metode Double Movement yang diperkenalkan Fazlur Rahman, yaitu dengan

Klasifikasi empat unsur dari alat pemasaran yang dikenal dengan empat P menurut McCarthy ( Kotler 1997 : 82 ) adalah produk yaitu penawaran berwujud perusahaan kepada pasar,