RANCANGAN TEKNOKRATIK
Renstra Kementerian Kesehatan
2015-2019
Oleh:
Sekretaris Jenderal
SISTEMATIKA PENULISAN RENSTRA K/L
2
BAB I PENDAHULUAN
I.1 Kondisi Umum
I.2 Potensi dan Permasalahan
BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN/LEMBAGA
2.1 Visi Kementerian/Lembaga 2.2 Misi Kementerian/Lembaga
2.3 Nilai-nilai Kementerian Kesehatan
2.4 Tujuan Kementerian/Lembaga
2.5 Sasaran Strategis Kementerian/Lembaga 2.6. Peta Strategi Pencapaian Visi
BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN
3.1 Arah Kebijakan dan Strategi Nasional
3.2 Arah Kebijakan dan Startegi Kementerian/Lembaga 3.3 Kerangka Regulasi
3.4 Kerangka Kelembagaan
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
4.1. Target Kinerja Program 4.2. Target Kinerja Kegiatan
4.3. Kerangka Pendanaan
BAB V PENUTUP LAMPIRAN
Lampiran 1: Matriks Kinerja dan Pendanaan Kementerian/Lembaga Lampiran 2: Matriks Kerangka Regulasi
KONDISI UMUM
•
Demografi: pertambahan penduduk, bonus
demografi, trend kelahiran, migrasi penduduk
•
Global: climate change, ancaman penyakit
menular (new emerging desease : ebola, SARS,
flu burung,dll)
•
Regional, al: MEA (masyarakat ekonomi ASEAN)
•
Nasional, al: perubahan UU 23 tahun 2014,
pelaksanaan JKN, UU tentang desa, subsidi BBM,
cukai rokok,
POTENSI DAN PERMASALAHAN
•
Siklus kehidupan (maternal, balita, usia
sekolah dan remaja, usia kerja dan lansia)
•
Pengendalian penyakit (penyakit menular ,
PTM dan jiwa
•
Analisis subsistem dalam SKN (ada 7 sub
sistem dalam SKN)
Visi
Masyarakat Sehat
Misi
1. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan
dalam mewujudkan perilaku sehat dan
pembangunan berwawasan kesehatan
2. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang
komprehensif, merata, bermutu, dan
berkesinambungan
3. Meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan
kualitas sumber daya kesehatan
4. Meningkatkan tatakelola kepemerintahan yang
baik dan bersih
Nilai-nilai
P
Pro Rakyat
I
Inklusif
R
Responsif
E
Efektif dan Efisien
VISI KEMENKES 2019
Masy Sehat Yg Mandiri & Berkeadilan MISI KEMENKES
2015-2019
T1. MENINGKATNYA STATUS KESEHATAN MASYARAKAT
Meningkatnya Kemandirian, Akses & Mutu Sediaan Farmasi (Obat, Vaksin, Biosimilar) & Alkes Meningkatnya
Kesehatan masyarakat Meningkatnya Akses & Mutu Faskes
Meningkatnya Jumlah, Jenis, Kualitas, dan Pemerataan Tenaga
Kesehatan
SASARAN STRATEGIS/PROGRAM
Meningkatnya Kom-petensi & Kinerja Aparatur Kemenkes Meningkatnya tata
kelola kepemrintahan yang baik dan bersih
Meningkatnya Sistem Informasi Kes. Terintegrasi ARAH KEBIJAKAN KEMENKES: •Penguatan primary health care (UKP dan
UKM)
•Continum of
care thru life cycle •Intervensi berbasis health risk KERANGKA REGULASI: KERANGKA PENDANAAN:
PETA STRATEGI PENCAPAIAN VISI 2019 KEMENTERIAN KESEHATAN
P ROG RA M G EN ERI K & TEK N IS K EM EN TERI AN KERANGKA KELEMBAGAAN: Peningkatan Efektivitas Organisasi •Percepatan Regulasi •Penyempur- naan Sistem JKN •Peningkatan Pendanaan Preventif & Promotif •Peningkatan Efektivitas Pembiayaan Kesehatan Meningkatnya Pengendalian Penyakit & Karantina
Kes
AKI, AKB, % STUNTING, % RMH TANGGA PHBS, % PASIEN YG PUAS, CAKUPAN JKN, % UNMET NEED, pemanfaatan bahan baku obat
Meningkatnya Dayaguna Kemitraan (DN & LN) Meningkatnya Integrasi Perencanaan, Bimtek & Monev Meningkatnya Sinergitas Antar K/L Pusat & Daerah Meningkatnya Koordinasi & Efektivitas Litbangkes ARAH KEBIJAKAN & STRATEGI NASIONAL (RPJMN 2015-2019)
LINGKUNGAN STRATEGIS: GLOBAL, REGIONAL, NASIONAL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12)
T2. MENINGKATNYA RESPONSIVENESS & PERLIN-DUNGAN MASY THD RISIKO SOSIAL & FINANSIAL DI BIDANG
Tujuan Kemenkes 1
Meningkatnya status kesehatan masyarakat
Menurunnya angka kematian ibu 359 306 Menurunnya angka kematian bayi 32 24 Menurunnya persentase stunting 32.9% 28% Meningkatnya persentase rumah tangga ber PHBS 32.3% 70% Meningkatnya persentase Kab/Kota punya kebijakan
PHBS 30% 100%
Pemanfaatan bahan baku obat dalam negeri
2 1
30 9
Meningkatnya daya tanggap dan perlindungan masy. terhadap
risiko sosial & finansial di bidang kesehatan
Meningkatnya kepuasan pasien terhadap yankes. 95%
Meningkatnya % penduduk tercakup dalam JKN 66.8% 100% Menurunnya persentase unmet need. 7% 1% *
Tujuan Kemenkes 2
* akan dibahas ulang bila terjadi perubahan kementerian /lembaga
KEBIJAKAN KEMENKES
2015-2019
1. Penguatan pelayanan kesehatan primer (primary health care)
2. Penerapan pendekatan kebrkelanjutan pelayanan mengikuti siklus hidup manusia (continuum of care)
STRATEGI KEMENKES
2015-2019
(1)1. Meningkatkan kesehatan masyarakat
2. Meningkatkan pengendalian penyakit menular dan karantina
3. Meningkatkan akses dan mutu fasilitas kesehatan 4. Meningkatkan kemandirian, akses dan mutu
sediaan farmasi dan alkes
5. Meningkatkan jumlah, jenis, kualitas dan pemerataan tenaga kesehatan
STRATEGI KEMENKES
2015-2019
(2)
6. Meningkatkan integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan –evaluasi
7. Meningkatkan sinergitas antar kementerian / lembaga 8. Meningkatkan daya guna kemitraan dalam dan luar
negeri
9. Meningkatkan koodinasi dan efektifitas penelitian dan pengembangan kesehatan
10. Meningkatkan kompetensi dan kinerja aparatur kemenkes
11. Meningkatkan tata kelola yang baik dan bersih 12. Meningkatkan sistem informasi kesehatan
Sasaran Strategis Kemenkes 1
Meningkatnya kesehatan masyarakat.
2015
2019
Meningkatnya % persalinan di faskes. 70% 95% Menurunnya % ibu hamil kurang energi kronik 24.2% 16.7% Mningkatnya % kab/kota yang memenuhi syarat
kualitas kesling 15.3% 40% Menurunnya prevalensi tekanan darah tinggi.
opsi: obesitas atau menurunya jumlah perokok 25.8% 23.4% Meningkatnya % kab/kota yang memiliki
kebijakan PHBS 30% 100%
Meningkatnya pengendalian penyakit
dan karantina kesehatan.
2015 2019
Eliminasi malaria, kusta, frambusia
Menurunnya jumlah kejadian luar biasa (KLB)
penyakit menular 1501 901 Meningkatnya % kab/kota sbg pintu masuk yg
melaksanakan karantina kes. 11% 100%
Meningkatnya akses dan mutu fasilitas
kesehatan.
2015 2019
Meningkatnya % kec. dengan kesiapan akses yankes
tingkat pertama. 61% 95% Meningkatnya % kab/kota dengan kesiapan akses
yankes lanjutan 60% 95% Meningkatnya jumlah Puskesmas yang terakreditasi. 250 5,000 Meningkatnya jumlah rumah sakit yang terakreditasi. 440 2247
SASARAN STRATEGIS
2015
2019
Persentase puskesmas yang memiliki 4 jenis tenaga kesehatan strategis: tenaga kesehatan lingkungan, gizi , analis kesehatan dan
kesmas lainnya (kumulatif) 20 % 40 %
Jumlah tenaga kesehatan yang ditingkatkan kompetensinya
(kumulatif) 30.000 150.000
Persentase RSU Kab/Kota kelas C yang memiliki 4 dokter spesialis dasar dan 3 dokter spesialis penunjang yakni Spesialis Radiologi,
Spesialis Patologi Klinik dan Spesialis Anastesi. **) **)
Meningkatnya kemandirian, akses dan
mutu sediaan farmasi dan alat
kesehatan
2015 2019
Meningkatnya jumlah bahan baku obat yang
diproduksi dalam negeri 2 30 Meningkatnya % ketersediaan obat & vaksin di
instalasi farmasi kab/kota 77% 95% Meningkatnya % produk alkes dan PKRT yang
memenuhi persyaratan. 68% 78%
Meningkatnya sinergitas
antar-kementerian/lembaga.
2015 2019
Meningkatnya % K/L yang mengalokasikan anggaran ikut mengatasi masalah kesehatan prioritas
25% 80%
Meningkatnya % kab/kota yang mendapat
predikat baik dalam pelaksanaan SPM 20% 80%
Meningkatnya dayaguna kemitraan.
2015 2019
Meningkatnya jumlah perusahaan yang memanfaatkan CSR-nya untuk program kesehatan
Meningkatnya organisasi kemasyarakatan yang memanfaatkan sumberdayanya untuk mendukung kesehatan
Meningkatnya jumlah kesepakatan kerjasama luar
negeri di bidang kesehatan 30 171
Meningkatnya integrasi perencanaan, bimbingan teknis dan pemantauan-evaluasi
2015 2019
Meningkatnya jumlah provinsi yang memiliki rencana kesehatan lima tahunan terintegrasi
Meningkatnya % kab/kota yang
mengalokasikan anggaran kes ≥10% APBD 40% 90%
Meningkatnya koordinasi dan
efektivitas penelitian dan
pengembangan kesehatan
2015 2019
Meningkatnya jumlah rekomendasi kebijakan berbasis litbang kesehatan yang diadvokasi ke pengelola program
20 100
Meningkatnya jumlah hasil penelitian yang
didaftarkan HKI 5 13 20 28
Meningkatnya tata kelola yang baik
dan bersih
2015 2019
Meningkatnya % satuan kerja yang menurut hasil audit kerugian negara yang ditimbulkannya
minimal (≤ 1%) 75% 100%
Meningkatnya kompetensi dan kinerja
aparatur Kementerian Kesehatan.
2015
2019
Meningkatnya % pejabat struktural di
lingkungan Kemenkes yang kompetensinya sesuai persyaratan jabatan
Meningkatnya % pegawai Kemenkes yang
dapat menyelesaikan kinerjanya sesuai target dalam SKP
Meningkatnya sistem informasi
kesehatan terintegrasi.
2015 2019
Meningkatnya % kab/kota yang melaporkan seluruh data kesehatan prioritas (IKP dan IKK Renstra)
70%
Meningkatnya ketepatan waktu terbitnya Profil
Kesehatan Indonesia + 9 bln + 4 bln
1. Kerangka Regulasi
Menerbitkan regulasi dan mengawal pelaksanaan regulasi untuk terselenggaranya pembangunan kesehatan dalam rangka pencapaian visi misi dan tujuan Kemenkes
Fokus:
Regulasi turunan UU Pemerintah Daerah BOK, standar Puskesmas
Regulasi turunan UU Kesehatan
Regulasi turunan UU Kesehatan Jiwa Regulasi turunan UU Rumah Sakit
2. Kerangka Pendanaan
Mengalokasikan anggaran berbasis pada masalah kesehatan (bukan hystorical budget)
Fokus:
3. Kerangka Kelembagaan
Menyusun struktur organisasi Kemenkes yang mampu menjalankan rencana strategis Kemenkes
Fokus:
Penataan kelembagaan Kemenkes yang efektif dan
efisien dalam mengantisipasi tantangan dan peluang di bidang kesehatan
Tim Penyusun
DR.IGM Wirabrata, Apt; Rahmat Kurniadi, S.Sos, M.Kes; Asep
Zaenal Mustofa, SKM, M.Epid; DR. Bambang Setiaji, SKM, M.Kes; Dede Mulyadi, SKM, M.Kes; Gede Ketut Wirakamboja, SKM, MPS;; Dr. Iqbal Djakaria; Ida Ayu Made Rai Astuti, SKM; Dr. Mayang Sari, MARS; Roy Himawan, S.Farm, Apt, MKM;
Tim Konsultan
Tujuan 1: AKI
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Mengusahakan pernikahan pada usia 20 tahun:
–
Wajib belajar menjadi 12 tahun.
–
Revisi UU Perkawinan, usia nikah 20 th.
2. Meningkatkan cakupan peserta KB - MKJP.
3. Prioritas sasaran ditambah kelompok remaja
4. UKS menjadi upaya kesehatan wajib Puskesmas.
5. Pemberian MTKPM (makanan tinggi kalori, protein
dan mikronutrien) bagi ibu hamil
Tujuan 1: AKB
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Mendorong persalinan di fasilitas kesehatan
2. ASI Eksklusif dan ASI tetap diteruskan sampai usia
2 tahun,
3. Revitalisasi posyandu dengan stimulasi dini
perkembangan anak diterapkan di seluruh
posyandu mengawal bonus demografi
4. Prioritas: provinsi dengan penduduk besar
5. Untuk DTPK dikembangkan tele-medicine.
TUJUAN 1: stunting
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN: Program sensitif
bersifat multi sektor:
–
Pengentasan kemiskinan
–
Peningkatan sarana air minum & sanitasi dasar
–
Ketahanan pangan dan gizi
–
Keluarga berencana
–
JKN, termasuk untuk kesehatan maternal
–
Pendidikan gizi seimbang
–
Kesehatan reproduksi dan gizi remaja program
gizi sekolah
TUJUAN 1: PHBS
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Pengembangan Perda yang berkaitan dengan
PHBS.
2. Kampanye nasional untuk aktivitas fisik, makan
buah dan sayur, anti rokok, ASI eksklusif dan
PHBS lainnya.
3. Peningkatan kemampuan puskesmas
memberdayakan masyarakat dalam ber PHBS
4. Penyediaan tenaga promosi kesehatan untuk
mendukung program2 pemberdayaan
masyarakat di bidang kesehatan.
TUJUAN 1: Kemandirian BBO
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Komitmen bersama untuk pengadaan bahan
baku obat dalam negeri.
2. Regulasi yang mengharuskan setiap perusahaan
farmasi yang menanam modal di Indonesia,
dalam waktu 10 tahun harus memproduksi dan
menggunakan bahan baku obat dari Indonesia.
3. Konsorsium riset bahan baku obat.
4. Konsorsium riset produksi bahan baku obat.
5. Regulasi penggunaan obat dari bahan baku
TUJUAN 1: Kesling
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Melengkapi faskes: SDM, peralatan & biaya operasional 2. Penyusunan Regulasi Daerah yang dapat menggerakkan
sektor di daerah untuk penyehatan lingkungan 3. Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna
4. Meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam wirausaha sanitasi
5. Penguatan Pokja AMPL (Air Minum dan Penyehatan Lingkungan)
6. Peningkatan peran Puskesmas dalam pencapaian kecamatan SBS minimal 1 Puskesmas 1 Desa SBS
7. Meningkatkan Peran Daerah melaksanakan Strategi Adaptasi Dampak Kesehatan Akibat Perubahan Iklim.
TUJUAN 1: PTM
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
•
Deteksi dini secara pro-aktif mengunjungi
masyarakat.
•
Upaya kesehatan usia kerja harus menjadi upaya
wajib Puskesmas. Disamping itu proaktif mendekati
masyarakat berkumpul
•
Kab/kota yang memiliki kebijakan PHBS, terutama
diarahkan untuk menerapkan kawasan bebas asap
rokok.
TUJUAN 1: Penyakit Menular
UPAYA YANG PERLU DILAKUKAN:
1. Perluasan akses masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan terkait PM di DTPK
2. Strategi innovative dengan memberikan otoritas pada (Public
Health Officers), terutama hak akses pengamatan faktor
risiko penyakit dan langkah penanggulangannya.
3. Comunty base surveillance/
4. Meningkatkan kompetensi tenaga kesehatan dalam pengendalian Penyakit Menular.
5. Peningkatan Kab/Kota yang merupakan pintu masuk negara dalam pelaksanan IHR
6. Menjamin ketersediaan obat, vaksin, alat diagnostic cepat (RDT) untuk pengendalian PM.
Kebijakan SS 3
Untuk meningkatkan akses dan mutu FKTP:
• Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran utk pemenuhan sarana prasarana dan alkes yang sesuai standar;
• Optimalisasi fungsi FKTP, tiap kecamatan minimal 1 Puskesmas yang memenuhi standar;
• Mewujudkan inovasi pelayanan: flying health care,
telemedicine, RS Pratama, dll;
• Dukungan regulasi: kebijakan dan N/S/P/K FKTP;
• Sistem kolaborasi pendidikan nakes: kompetensi dokter layanan primer (DLP) serta nakes strategis;
• Mewujudkan penguatan manajemen puskesmas oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota;
Kebijakan SS 3
Meningkatkan akses dan mutu faskes rujukan:
1. Mewujudkan ketepatan alokasi anggaran untuk sarana prasarana dan alkes di RS yang sesuai standar,
2. Penerapan sistem manajemen kinerja RS sehingga terjamin implementasi Patient Safety, standar pelayanan kedokteran dan standar pelayanan keperawatan;
3. Mewujudkan penguatan mutu advokasi, pembinaan dan pengawasan untuk percepatan mutu pelayanan kesehatan serta mendorong RSUD menjadi BLUD
4. Optimalisasi peran UPT vertikal dalam mengampu fasyankes daerah,
5. Mewujudkan berbagai layanan unggulan pada RS rujukan nasional secara terintegrasi.
Kebijakan SS 3
• Mewujudkan penguatan sistem rujukan dengan
mengembangkan sistem regionalisasi rujukan pada tiap
provinsi (satu rumah sakit rujukan regional untuk beberapa kota/kabupaten) dan sistem rujukan nasional (satu rumah sakit rujukan nasional untuk beberapa provinsi),
• Mewujudkan kemitraan yang berdaya guna tinggi melalui
program sister hospital, kemitaan dengan pihak swasta, KSO alat medis, dll.
Kebijakan SS 5
1. Awareness raising masyarakat dan tenaga kesehatan tentang pentingnya
kemandirian bahan baku obat.
2. Mewujudkan Instalasi Farmasi Nasional sebagai center of excellence
manajemen pengelolaan obat, vaksin, dan perbekkes di sektor publik. 3. Memperkuat pelaksanaan Health Technology Assessment (HTA) dalam
seleksi obat dan alat kesehatan.
4. Percepatan tersedianya produk generik bagi obat-obat yang baru habis masa patennya.
5. Memperkuat alur informasi pembiayaan obat, vaksin, dan perbekalan kesehatan melalui integrasi e-catalog, e-logistic, e-report PBF, dan penggunaan obat di fasilitas pelayanan kesehatan JKN.
6. Menjadikan tenaga kefarmasian sebagai tenaga kesehatan strategis,
termasuk menyelenggarakan program PTT untuk mendorong pemerataan distribusinya.
Kebijakan SS 4
1. Peningkatan distribusi tenaga yang terintegrasi, mengikat dan lokal spesifik
2. Pengembangan insentif baik material dan non material untuk nakes dan SDMK
3. Peningkatan produksi SDM Kesehatan yang bermutu
4. Penerapan mekanisme registrasi dan lisensi tenaga dengan uji kompetensi pada seluruh nakes
5. Peningkatan mutu pelatihan melalui akreditasi pelatihan 6. Pengendalian peserta pendidikan dan hasil pendidikan 7. Peningkatan pendidikan dan pelatihan jarak jauh
8. Peningkatan pelatihan yang berbasis kompetensi dan persyaratan jabatan
Kebijakan SS 8
1. Menyusun pedoman integrasi perencanaan dan monev terpadu
2. Maping kapasitas fiskal daerah dan status kesehatannya
3. Peningkatan kompetensi staf Kemenkes Pusat dalam rangka pendampingan perencanaan terfokus di daerah
4. Melaksanakan pendampingan dalam penyusunan perencanaan terfokus di tingkat provinsi
5. Melakukan monev terpadu pada daerah yang menjadi fokus pendampingan
6. Membuat rekomendasi kebijakan pada daerah yang telah dikunjugi oleh tim monev Kemenkes
7. Membuat peringkat provinsi dan kab/kota atas kinerja provinsi dan ab/kota
Kebijakan SS 6
Meningkatnya sinergitas antar
kementerian/lembaga
•
Menyusun rencana aksi nasional program
prioritas pembangunan kesehatan
•
Membuat forum komunikasi untuk menjamin
sinergi antar K/L
Kebijakan SS 7
•
Meningkatnya daya guna kemitraan (dalam
dan luar negeri)
•
Menyusun roadmap kerjasama dalam dan luar
negeri.
•
Membuat aturan kerjasama yang mengisi
roadmap yang sudah disusun
•
Membuat forum komunikasi antar stake holders
untuk mengetahui efektivitas kemitraan baik
dengan institusi dalam maupun luar negeri
Kebijakan SS 9
1. Memperluas kerjasama penelitian dalam lingkup nasional dan international
2. Menguatkan jejaring penelitian dan jejaring laboratorium dalam mendukung penelitian dan pelayanan kesehatan nasional.
3. Membangun mitra stratejik dng Kementerian, Lembaga Non Kementerian, pemda, dunia usaha dan akademisi.
4. Meningkatkan advokasi pemanfaatan hasil litbang untuk kebutuhan program dan kebijakan kesehatan.
5. Melaksanakan litbang mengacu pada Kebijakan Kementerian Kesehatan.
6. Pengembangan sarana, prasarana, sumberdaya dan regulasi dalam pelaksanaan litbang.