• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

i

“MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA RESEPTIF (MENYIMAK) MELALUI PERMAINAN BISIK BERANTAI PADA ANAK DIDIK

KELOMPOK A DI TK ISLAM UMINDA KOTA MAKASSAR”

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh :

ANDI OPU DENNA MATAHARI SURYADI NIM 105450007615

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

(2)
(3)
(4)

iv

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Andi Opu Denna Matahari Suryadi

NIM : 105450007615

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif (Menyimak) Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Uminda Kota Makassar.

Dengan ini menyatakan bahwa:

Skripsi yang saya ajukan di depan tim penguji adalah asli hasil karya saya sendiri, bukan hasil jiplakan dan tidak dibuatkan oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan saya bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Desember 2019 Yang Membuat Pernyataan

Andi Opu Denna Matahari Suryadi UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(5)

v

SURAT PERJANJIAN Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : Andi Opu Denna Matahari Suryadi

NIM : 105450007615

Program Studi : Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dengan ini menyatakan perjanjian sebagai berikut:

1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya akan menyusunnya sendiri (tidak dibuatkan oleh siapa pun).

2. Dalam penyusunan skripsi ini, saya akan melakukan konsultasi dengan pembimbing yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini. 4. Apabila saya melanggar perjanjian pada butir 1, 2 dan 3, maka saya bersedia

menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, Desember 2019 Yang Membuat Pernyataan

Andi Opu Denna Matahari Suryadi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Hidup Hanya Sekali Dan itu harus berarti ..

Terjatuh Sepuluh Kali

Kemudian Bangkit Sebelas Kali

~Andi Opu Denna Matahari Suryadi

Kupersembahkan karya ini buat : Kedua orang tuaku, saudara-saudaraku dan sahabat-sahabatku, Atas semua bantuan yang diberikan dengan ikhlas dalam mendukung Penulis menggapai harapan menjadi sebuah kenyataan

(7)

vii

ABSTRAK

ANDI OPU DENNA MATAHARI SURYADI, 2019. Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif (Menyimak) Melalui Permainan Bisik Berantai Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Uminda Kota Makassar. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universita Muhammadiyah Makassar. Pembimbing I Tasrif Akib dan Pembimbing II Sri Sufliati Romba.

Masalah utama dalam penelitian ini ialah bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal ini menyimak pada anak didik Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar melalui Permainan Bisik Berantai.

Jenis penelitian ini ialah penelitian tindakan kelas (Class Action Research) yang terdiri dari dua siklus dimana setiap siklus dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Prosedur penelitian meliputi perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subjek dalam penelitian ini ialah anak didik Kelompok A TK Islam Uminda Kota Makassar sebanyak 15 anak.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada siklus pertama setelah diberikan tindakan dipertemuan pertama dan kedua, terlihat peningkatan tidak terlalu signifikan. Dari 13 anak yang menjadi subjek penelitian, 11 diantaranya atau 84,6% di tingkat mulai berkembang (MB) serta 2 anak atau 15,4% ditingkat berkembang sesuai harapan (BSH). Sedangkan disiklus II dimana dari 13 anak didik 6 anak atau 46,2% berada di tingkat berkembang sesuai harapan (BSH) dan 7 anak atau 53,8% berada di tingkat berkembang sangat baik (BSB).

Beradasarkan hasil penelitian tersebut di atas, dapat disimpulkan Kemampuan Bahasa Reseptif (Menyimak) pada Anak Didik Kelompok A TK Islam Uminda Kota Makassar melalui penerapan Permainan Bisik Berantai mengalami peningkatan

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa pada-mu sang khalik. Skripsi ini adalah setitik dari banyaknya berkah yang telah engkau berikan.

Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan fatamorgana yang semakin dikejar akan semakin menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kemampuan penulis penuh keterbatasan. Segala daya dan upaya telah penulis kerahkan untuk membuat tulisan ini selesai dengan baik dan bermanfaat dalam dunia pendidikan, khususnya dalam ruang lingkup Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar.

Semangat dan motivasi dari berbagai pihak sangat membantu dalam penyelesaian tulisan ini. Dengan segala rasa hormat, penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua Andi Suryadi SE dan Andi Darmawati Sahib SE yang telah menyayangi, mengasihi, membesarkan, mendidik dan menyertai penulis dalam proses pencarian ilmu. Demikian pula penulis ucapkan terima kasih kepada saudara dan keluarga besar yang tak hentinya memberikan motivasi dan bantuan untuk penulis. Kepada Ayahanda Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd dan Ibunda Sri Sufliati Romba, S.Pd.,M.Pd pembimbing I dan pembimbing II, yang telag memberikan ilmu, arahan, dan motivasi sejak awal hinnga selesainya skripsi ini.

(9)

ix

Tidak lupa penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ayahanda Prof. Dr. H Abd.Rahman Rahim, SE,MM selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar. Ayahanda Erwin Akib, M.Pd., P.hD selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Ayahanda Tasrif Akib, S.Pd.,M.Pd selaku Ketua Prodi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, serta seluruh dosen dan staf dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Univerista Muhammadiyah Makassar yang telag membekali penulis dengan serangkaian ilmu pengetahuan yang sangat bermanfaat bagi penulis.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada Kepala Sekolah, Guru dan staf TK Islam Uminda Kota Makassar, dan Ibu Fitriani Kapil, S.Pd selaku guru kelas kelompok A disekolah tersebut yang telah mendampingi penulis dalam proses penelitian. Terima kasih juga kepada teman seperjuangan generasi sukses ( Ira, Fidah, Isma, Mirna, Anti, Nisya, Irna ) dan adinda Masita, yang dengan ikhlas dan sabar menemani penulis dalam suka dan duka, sahabat-sahabat terkasih ( Ayu, Iin, Asrul, Addah, Sri ) yang masih membersamai dari bangku SMA hingga sekarang. Terima kasih juga kepada teman-teman mahasiswa Jurusan PG PAUD angkatan 2015 serta adinda Mahasiswa PG PAUD keseluruhan, atas kebersamaan, motivasi, saran dan bantuannya kepada penulis sejak awal perkuliahan hingga penulis menyelesaikan studi.

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati, penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak, selama kritikan dan saran tersebut dapat membawa kebaikan dan membangun bagi pribadi penulis maupun semua pihak. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya apabila selama

(10)

x

perkuliahan dan penyusunan tulisan ini terdapat pihak yang merasa dirugikan, dan terima kasih sekali lagi bagi pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan moral dan moril kepada penulis.

Akhir kata, penulis mengucapkan

Billahi Fii sabililhaq Fastabiqul Khaerat

Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Makassar, Februari 2020

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

SURAT PERJANJIAN ... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Perumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA dan HIPOTESIS A. Kajian Teori ... 7

1. Hasil Penelitian Yang Relevan ... 7

2. Bahasa Reseptif ... 13

3. Permainan Bisik Berantai………. B. Kerangka Pikir ... 21

C. Hipotesis Tindakan ... 22

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian... 23

(12)

xii

C. Faktor yang diselidiki ... 23

D. Prosedur Penelitian ... 24

E. Instrumen Penelitian ... 26

F. Teknik Pengumpulan Data ... 27

G. Teknik Analisis Data... 27

H. Indikator Keberhasilan ... 28

BAB IV KAJIAN PUSTAKA DAN HOPOTESIS TINDAKAN A. Hasil Penelitian ... 29

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 67 RIWAYAT HIDUP

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Hasil Penelitian Relevan ... 19

3.1 Klasifikasi Penilaian Peserta Didik ... 27

3.2 Indikator Keberhasilan Perkembangan Peserta Didik... 27

4.1 Hasil Observasi Siklus I ... 42

4.2 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus I ... 43

4.3 Hasil Observasi Siklus II ... 61

4.4 Rekapitulasi Hasil Observasi Siklus II ... 62

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Pikir ... 20

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar observasi (Cheklist). Instrumen penilaian Anak dan Instrumen penilaian guru

2. Persuratan

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) 4. Hasil Observasi Siklus I, Siklus II

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Pendidikan secara universal dipahami sebagai upaya pengembangan potensi kemanusiaan secara utuh dan penanaman nilai-nilai sosial budaya yang diyakini oleh sekolompok masyarakat agar dapat mempertahankan hidup dan kehidupan secara layak. Pada hakikatnya belajar harus berlangsung sepanjang hayat. Untuk menciptakan generasi yang berkualitas, masyarakat sangat mengharapkan adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat mereka masih berada dalam tataran usia dini. ( Novan Ardy,2016:15)

Anak usia dini adalah anak yang berada dalam rentang usia 0-6 tahun. Sebagaimana yang termaksud didalam UU Sistem Pendidikan Nasional Tahun 2013 pasal 1 ayat 14 dan pasal 18 ayat 1, bahwa pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang sekolah dasar, dari sejak lahir sampai usia enam tahun yang melalui jalur pendidikan formal terbentuk dalam Taman Kanak-kanak (TK).

Usia dini dianggap sebagai usia keemasan (the golden age) karena pada usia tersebut anak sedang mengalami perkembangan yang sangat besar baik secara fisik, maupun psikis. Pada usia 4-6 tahun merupakan masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fungsi dan psikis yang siap merespon stimulasi dan mengasimilasi atau menginternalisasikan kedalam pribadinya.

Bahasan anak usia dini selalu beriringan dengan aspek perkembangannya, diantara keenam aspek, aspek Bahasa adalah hal yang juga penting, dimana

(17)

mampu mengembangan kemampuan berbicara dan menguasai perbendaharaan kata sesuai dengan umurnya.

Salah satu kemampuan anak yang sedang berkembang saat usia dini adalah kemampuan berbahasa. Penguasaan bahasa sangat erat kaitannya dengan kemampuan kognisi anak. Sistematika berbicara anak menggambarkan sistematikanya dalam berpikir. Yang termasuk dalam pengembangan bahasa selain dari berbicara adalah kemampuan menyimak. Membaca dan menulis. (Nurbiana, 2018:xi)

Perkembangan bahasa anak memang masih jauh dari sempurna. Namun demikian potensinya dapat dirangsang lewat komunikasi yang aktif dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Kualitas bahasa yang digunakan orang-orang yang dekat dengan anak-anak akan mempengaruhi keterampilan anak dalam berbicara atau berbahasa. Guru merupakan salah seorang yang dapat mempengaruhi perkembangan bahasa anak. Guru harus dapat mengupayakan berbagai strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan kemampuan bahasa anak. (Nurbiana, 2018:xi)

Pada usia 4 tahun, kemampuan bahasa anak akan berkembang. Anak pada usia ini sudah mampu mengucapkan sebagian besar kata dalam Bahasa Indonesia, kosa kata yang dikuasainyapun telah berkembang mencapai 1.500 kata, dan akan bertambah lagi sekitar 1000 kosa kata. Anak pun dapat menjelaskan cerita yang menggunakan kalimat yang relative kompleks hingga 8 kata per kalimat. Dalam penuturannya, anak tidak hanya dapat menjelaskan tentang apa yang terjadi padanya atau sesuatu yang dia inginkan, tetapi juga berbicara tentang mimpi dan khayalannya. Kita jangan terkejut apabila pada suatu saat anak-anak kita

(18)

3 menyembunyikan atau menyamarkan beberapa kata-kata yang diucapkannya. Hal ini dilakukannya karena ia tidak menginginkan kita mendengarkan apa yang sedang dibicarakannya. Anak mulai menyadari betapa kuatnya pengaruh kata-kata, dan ia dengan antusias akan mengeksplorasi kekuatan ini untuk tujuan-tujuan-tujuan tertentu. Anak usia 4 tahun, seperti kebanyakan anak lainnya, akan

sangat nge „bos‟. Kadang dia akan meminta kita untuk berhenti bicara atau

meminta teman mainnya untuk segera datang padanya. (Siti Aisyah,dkk 2007:6.7) Anak mungkin akan mengucapkan kata-kata sumpah pada usia dini. Dari sudut pandangnya, sumpah adalah kata-kata yang paling kuat hasilnya dibanding kata-kata lainnya. Anak mendengar orang dewasa mengatakan kata sumpah ketika sedang sangat marah atau emosi, dan jika ia menggunakannya untuk dirinya, dia mengharapkan mendapatkan reaksi dari orang lain. (Siti Aisyah,dkk 2007:6.8).

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di Kelompok A Tk Islam Uminda Kota Makassar, pada tanggal 11 dan 15 April 2019 terlihat pada proses pengamatan di Kelompok A dengan Jumlah anak didik 15 orang terdiri dari 9 laki-laki dan 6 perempuan ditemukan kemampuan bahasa reseptif anak cenderung rendah. Dari 15 anak, 7 diantaranya masih rendah dalam aspek bahasa khususnya bahasa reseptif atau menyimak.

Hal ini nampak ketika anak ditanya, anak hanya diam dan tidak memberi isyarat. Saat diberikan kesempatan untuk berbicara atau mengungkapkan pendapat tentang sebuah ilustrasi gambar yang diperlihatkan, sedikit dari anak yang mampu melakukan apa yang diminta dengan baik.

Model pembelajaran yang diberikan disekolah bisa menjadi penyebab terhambatnya keamampuan anak mengekspresikan dan mengembangkan aspek

(19)

perkembangannya. Selain itu kurangnya latihan dan stimulus pada anak juga memberikan sumbangsih pada perkembangannya. Pada TK Islam Uminda Kota Makassar, anak diberikan pembelajaran sesuai umurnya untuk mengembangan aspek perkembangannya termaksud aspek bahasa, tetapi kurang maksimal.

Kemudian penulis menganggap masalah diatas penting untuk dilakukan pengkajian secara mendalam guna mengetahui sebab dan bagaimana mengatasi keterlambatan dalam komunikasi bagi anak usia dini.

Dengan demikian, sesuai uraian latar belakang diatas, penulis mengangkat judul penelitian "Meningkatkan Kemampuan Bahasa reseptif (Menyimak) Melalui Permainan Bisik Berantai pada anak didik Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar.

B.Perumusan Masalah 1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat di identifikasi masalah sebagai berikut :

a. Anak belum mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

b. Anak belum mampu mengungkapkan pertanyaan kepada orang lain c. Kegiatan pembelajaran yang hanya mengandalkan pemberian tugas

d. Pembelajaran yang membosankan karena belum dilakukan melalui bermain Hal inilah y ang berdampak pada rendahnya kemampuan bahasa reseptif atau penerimaan bahasa dalam hal ini menyimak pada anak didik Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar.

(20)

5 2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana meningkatkan kemampuan bahasa reseptif (Menyimak) melalui kegiatan bermain bisik berantai pada anak didik Kelompok A TK Islam Uminda Kota Makassar.

3. Pemecahan Masalah

Masalah tentang rendahnya kemampuan bahasa reseptif (Menyimak) pada anak Kelompok A di Tk Islam Uminda Kota Makassar akan dipecahkan melalui Kegiatan Bermain Bisik Berantai.

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu :

Untuk meningkatkan kemampuan bahasa reseptif (Menyimak) melalui kegiatan bermain bisik berantai pada anak didik Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar.

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini yaitu :

1. Manfaat bagi anak: diharapkan perkembangan anak pada Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar dapat meningkat melalui kegiatan bermain bisik berantai

2. Manfaat bagi guru : sebagai bahan referensi pembelajaran untuk peningkatan kemampuan bahasa reseptif lisan pada anak didik.

(21)

3. Manfat bagi sekolah : sebagai bentuk masukan positif untuk sekolah dalam membuat rancangan-rancangan model pembelajaran selanjutnya.

4. Manfaat bagi peneliti : sebagai bahan pembelajaran dan tambahan pemahaman baru tentang perkembangan bahasa anak khususnyan pada kegiatan menyimak

(22)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

A.Kajian Teori

1. Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa penelitian terdahulu yang relevan atau berhubungan dengan penelitian yang dilakukan peneliti, yaitu sebagai berikut:

a. Penelitian oleh Faridah Dkk (2013) judul : Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Bisik Berantai di Kelas V SDN 19 Sungai Pinyuh.

b. Eko Widhi Hastuti Dkk (2018) judul : Meningkatkan Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Pesan Berantai

Beberapa penelitian terdahulu di atas memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti, antara lain:

No. Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1

Peningkatan Kemampuan Menyimak Menggunakan Teknik Permainan Bisik Berantai di Kelas V SDN 19 Sungai Pinyuh.

Hal yang dikembangkan dan teknik yang digunakan

Responden dalam penelitian atau objek penelitian

2

Meningkatkan

Perkembangan Bahasa Anak Usia 4-5 Tahun Melalui Bermain Pesan Berantai

Hal yang dikembangkan dan teknik yang digunakan

Kesfesifikan hal yang akan dikembangkan.

(23)

2. Bahasa Reseptif

a) Pengertian Bahasa Reseptif

Perkembangan bahasa sebagai salah satu dari kemampuan dasar yang harus dimiliki anak, terdiri dari beberapa tahapan sesuai dengan usia dan karakteristik perkembangannya. Perkembangan adalah suatu perubahan yang berlangsung seumur hidup dan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling berinteraksi, seperti biologis, kognitif, dan sosio-emosional. Bahasa adalah suatu system simbol untuk berkomunikasi yang meliputi fonologi (unit suara), morfolofi (unit kata), sintaksis (tata bahasa), semantic ( variasi arti ), dan pragmatik (pengunaan) bahasa (santrock,2004). Dengan bahasa, anak dapat mengkomunikasiakn maksud, tujuan, pemikiran maupun perasaan pada orang lain. ( Nurbiana, 2018:3.39)

Bahasa reseptif adalah kemampuan berbahasa anak untuk mengenal dan bereaksi terhadap seseorang, terhadap kejadian lingkungan sekitarnya, mengerti maksud dan nada suara dan akhirnya kata-kata. Fungsi ekspresif adalah kemampuan anak mengutarakan pikirannya, dimulai dari komunikasi preverbal (sebelum anak dapat berbicara), komunikaksi dengan ekspresi wajah, gerakan tubuh, dan akhirnya dengan menggunakan kata-kata atau komunikasi verbal (Efendi, 2008:73).

b) Menyimak Sebagai Bagian Bahasa Reseptif 1) Batasan dan Pengertian Menyimak

Dalam Bahasa Karo terdapat suatu pameo yang berbunyi „tuju nge ibegina, tapi labo idengkehkenna‟ yang bermakna‟memang didengarnya, tetapi tidak disimaknya‟. Antara suami istri dalam rumah tangga atau antara muda mudi

(24)

9 pada masa berpacaran sering terdengar main-main akan soloro, tetapi sebenarnya

bermakna dalam yang berbunyi :‟abang sih, main-main saja. Kalau abang cinta

sama adik, jangan hanya sekedar isi hati adik, tetapi harus juga

menyimaknya!‟para orang tua pun sering memberi nasihat kepada putra-putrinya: „kalau orang tua sedang berbicara, jangan hanya sekedar mendengar saja, masuk

dari telinga kiri keluar dari telinga kanan, tetapi simaklah, dengarkanlah baik-baik,

masukkan kedalam hati.‟

Kemampuan menyimak sebagai salah satu kemampuan berbahasa awal yang harus dikembangkan, memerlukan kemampuan bahasa reseptif dan pengalaman, ketika anak sebagai penyimak secara aktif memproses dan memahami apa yang didengar. Kemampuan menyimak merupakan kemampuan anak untuk dapat menghayati lingkungan sekitarnya dan mendengar pendapat orang lain dengan indera pendengaran. Kemampuan ini terkait dengan kesanggupan anak dalam menangkap isi pesan secara benar dari orang lain. (Nurbiana, 2018:4.1)

Banyak orang yang tidak bisa membedakan antara menyimak dan mendengarkan. Bahkan menganggap menyimak dan mendengarkan adalah kegiatan yang sama, sehingga banyak menimbulkan kesalah pahaman mengenai makna menyimak dan mendengarkan. Menyimak (listening) dikatakan sebagai kegiatan berbahasa reseptif dalam suatu kegiatan bercakap-cakap (talking) dengan medium dengar (aural) maupun medium pandang (visual). Dalam pengajaran bahasa, terutama pengajaran bahasa lisan sering kita jumpai istilah mendengar, mendengarkan dan menyimak. Ketiga istilah itu memang berkaitan dalam makna namun berbeda dalam arti. ( Skripsi Amalia Fauzia, hlm. 9-10)

(25)

Djago Tarigan mengatakan, dalam kamus besar bahasa Indonesia

pengertian istilah itu dijelaskan sebagai berikut: “Mendengar diartikan sebagai

menangkap bunyi (suara) dengan telinga. Mendengarkan berarti mendengarkan sesuatu dengan sungguhsungguh.Sedang menyimak berarti mendengarkan (memperhatikan) baik-baik apa yang diucapkan atau dibaca orang. Artinya menyimak adalah suatu proses yang mencakup kegiatan mendengar, mengidentifikasi, menginterpretasi bunyi bahasa kemudian menilai hasil interpretasi makna dan menanggapi pesan yang tersirat di dalam wahana bahasa tersebut. Dalam bahasa yang mudah lagi sederhana menyimak berarti kemampuan memahami pesan yang disampaikan melalui bahasa lisan ( Skripsi Amalia Fauzi, hlm. 10)

Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambing-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interprestasi untuk memperoleh informasi, menangkap isi atau pesan, serta memahami makna komunikasi yang telah disampaikan sang pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan.( Henry Tarigan 2015: 31).

2) Tahap-Tahap Menyimak

Ruth G. Strickland menyimpulkan ada Sembilan tahap menyimak, mulai dari yang tidak berketentuan sampai pada yang amat bersungguh-sungguh. Kesembilan tahap itu, dapat dilukiskan sebagai berikut :

a. Menyimak Berkala, yang terjadi pada saat –saat anak merasakan keterlibatan langsung dalam pembicaraan mengenai dirinya.

b. Menyimak dengan perhatian dangkal karena sering mendapat gangguan dengan adanya selingan-selingan perhatian kepada hal-hal diluar pembicaraan.

(26)

11 c. Setengah menyimak karena terganggu oleh kegiatan menuggu kesempatan untuk mengekspresikan isi hati serta mengutarakan apa yang terpendam dalam hati sang anak.

d. Menyimak serapan karena sang anak keasyikan menyerap atau mengabsorpsi hal-hal yang kurang penting, hal ini merupakan penjaringan pasif yang sesungguhnya.

e. Menyimak sekali-sekali, menyimpan sebentar-sebentar apa yang disimak; Perhatian secara seksama berganti dengan keasyikan lain; hanya memperhatikan kata-kata sang pembicara yang menarik hatinya saja;

f. Menyimak asosiatif, hanya mengingat pengalaman-pengalaman pribadi secara konstan yang mengakibatkan sang penyimak benar-benar tidak memberikan reaksi terhadap pesan yang disampaikan sang pembicara;

g. Menyimak dengan reaksi berkala terhadap pembicara dengan membuat komentar ataupun mengajukan pertanyaan

h. Menyimak secara seksama dengan sungguh-sunggu mengkuti jalan pikiran san pembicara.

i. Menyimak secara aktif untuk mendapatkan serta menemukan pikiran, pendapat, dan gagasan sang pembicara (Strickland, 1957 ) dalam (Henry Tarigan, 2015 : 31-32).

3) Tujuan dan Proses Menyimak a. Tujuan Menyimak

1. menyimak untuk meyakinkan 2. menyimak untuk belajar 3. menyimak untuk menikmati

(27)

4. menyimak untuk mengevaluasi 5. menyimak untuk mengapresiasi

6. menyimak untuk mengkomunikasikan ide-ide 7. menyimak untuk membedakan bunyi-bunyi

8. menyimak untuk memecahkan masalah. (Logan1972:42; Shrope, 1979:261) dalam (Henry Tarigan, 2015: 60-62)

Tujuan menyimak dari sumber lain :

1. Untuk Belajar, bagi anak TK tujuan mereka menyimak pada umumnya adalah untuk belajar. Misalnya, belajar untuk membedakan bunyi-bunyi yang diperdengarkan guru, mendengarkan cerita, permainan bahasa. Jadi, anak TK melakukan kegiatan menyimak lebih cenderung bukan karena keinginan anak itu sendiri, melainkan ditugaskan sehubungan dengan kegiatan dalam pembelajaran.

2. Untuk Mengapresiasi, artinya bertujuan untuk dapat memahami, menghayati, dan menilai bahan yang disimak. Bahan dengan tujuan ini biasanya berbentuk karya sastra, seperti cerita atau dongeng dan puisi.

3. Untuk Menghibur Diri, menyimak yang bertujuan untuk menghibur diri artinya dengan menyimak anak merasa senang dan gembira.

4. Untuk Memecahkan Masalah yang Dihadapi, tujuan ini biasanya ditemui pada orang dewasa. Orang-orang yang sedang punya permasalahan dapat mencari pemecahannya melalui kegiatan menyimak (Nurbiana, 2018:4.18)

b. Proses Menyimak

1. Tahap mendengar, dalam tahap ini kita baru mendengar segala sesuatu yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atas pembicaraanya. Jadi, kita masih berada dalam tahap hear-ing.

(28)

13 2. Tahap Memahami, setelah kita mendengar maka ada keinginan bagi kita untuk mengerti atau memahami dengan baik isi pembicaraan yang disampaikan oleh pembicara. Kemudian, sampailah kita dalam tahap understanding.

3. Tahap menginterprestasi, penyimak yang baik, yang cermat dan teliti, belum puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran sang pembicara, dia ingin menafsirkan atau menginsterprestasikan isi;

4. Tahap mengevaluasi, setelah memahami serta dapat menafsirkan atau menginterprestasikan isi pembicaraan, penyimak pun mulailah menilai atau mengevaluasi pendapat serta gagasan pembicara mengenai keungggulan dan kelemahan serta kebaikan dan kekurangan pembicara.

5. Tahap Menanggapi, tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Penyimak menyambut, mencamkan, dan menyerap serta menerima gagasan atau ide yang dikemukakan oleh pembicara dalam ujaran atau pembicaraannya. Lalu, penyimak sampai pada tahap menanggapi. (Logan, 1972:39; Loban, 1969:243) dalam (Henry Tarigan 2015:63)

4) Faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak

Sebelum kita sampai pada pembicaraan setiap faktor yang dapat mempengaruhi proses kegiatan menyimak, ada baiknya kalau terlebih dahulu kita memantau pendapat beberapa pakar atau ahli mengenai aneka jenis faktor yang sehubungan dengan topik ini.

Ada pakar yang yang mengatakan bahwa ada lima faktor yang mempengaruhi menyimak, yaitu :

a) Sikap b) Motivasi

(29)

c) Pribadi

d) Situasi kehidupan

e) Peranan dalam masyarakat (Hunt, 1981:19-20) dalam ( Henry Tarigan, 2015:104)

Pakar lain mengemukakan beberapa faktor yang mempengaruhi menyimak, diantaranya :

a) Pengalaman b) Pembawaan

c) Sikap atau pendirian

d) Motivasi, daya penggerak, prayojana dan

e) Perbedaan jenis kelamin atau seks (Webb, 1975:137-9) dalam (Henry Tarigan, 2015:104)

Kemampuan menyimak melibatkan proses menginterprestasikan dan menerjemahkan suara yang didengar sehingga memiliki arti tertentu. Kemampuan ini melibatkan proses kognitif yang memerlukan perhatian dan konsentrasi dalam rangka memahami arti informasi yang disampaikan. Sebagian besar anak dapat menyimak infomasi dengan tingkat yang lebih tinggi dibandingkan dengan kemampuannya dalam membaca. (Nurbiana, 2018:4.1)

Kemampuan menyimak sebagai salah satu keterampilan berbahasa reseptif melibatkan beberapa faktor sebagai berikut :

a) Acuity, yaitu kesadaran akan adanya suara yang diterima oleh telinga, misalnya mendengar suara percakapan disekitar anak, mendengar suara motor atau binatang dan sebagainya.

(30)

15 b) Auditory discrimination, yaitu kemampuan membedakan persamaan dan perbedaan suara atau bunyi, misalnya suara motor berbeda dengan suara mobil; pertanyaan seseorang tidak sama dengan pernyataan seseorang; duri dan dari berbeda bunyinya dan sebagainya.

c) Auding, yaitu suatu proses yang didalamnya terdapat asosiasi antara arti dengan pesan yang diungkapkan. Proses ini melibatkan pemahaman terhadap isi dan maksud kata-kata yang diungkapkan. Sebagai contoh , yaitu

memahami pernyataan „kamu boleh berlari-lari diatama‟, „gerakan badanmu

ke kiri dan ke kanan‟ (Buttery dan Anderson, dalam Bromley, 1992).

Auding melibatkan aspek perkembangan semantic dan sintaksis. Dengan memahami semantic. Berarti anak memiliki pengetahuan tentang berbagai arti kata, sedangkan sintaksis berkaitan dengan pemahaman anak terhadap aturan dan fungsi kata.

5) Fungsi dan Peranan Menyimak

Apabila kita amati dalam kehidupan sehari-hari, kegiatan menyimak merupakan keterampilan berbahasa yang paling banyak kita lakukan di antara tiga keterampilan berbahasa lainnya. Hampir setiap saat kita melakukan kegiatan menyimak. Kegiatan menyimak tersebut kita lakukan baik secara langsung, maupun secara tidak langsung, seperti melalui media elektronik. (Nurbiana, 2018:4.15)

Pendapat ini juga diperkuat oleh Bromley bahwa ada dua alas an mengajari anak mendengarkan. Dua alas an tersebut, yaitu (1) anak dan orang dewasa sebagian besar menghabiskan waktunya untuk mendengar, (2) kemapuan mendengarkan sangat penting tidak hanya belajar di dalam kelas, tetapi juga

(31)

dalam kehidupan sehari-hari. Mendengarkan pidatp, berita, dan percakapan termaksud keahlian yang sering kita gunakan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa menyimak memegang peranan penting dalam kehidupan manusia. Demikian pula, dalam kehidupan anak. Walaupun kemampuan mendengarkan merupakan kemampuan berbahasa secara ilmiah dikuasai oleh setiap anak yang normal, keterampilan menyimak ini harus dikembangkan melalui stimulasi-stimulasi dan latihan-latihan karena keterampilan berbahasa tidak akan dapat dimiliki secara optimal termaksud menyimak didalamnya kalau tidak dikembangkan dan dilatihkan.

Apa saja fungsi atau peranan menyimak bagi anak ? berdasarkan pendapat Sabarti (1992) dan Tarigan (2005) dapat disimpulkan keterampilan menyimak dapat berfungsi untuk :

1. Menjadi dasar belajar bahasa, baik bahasa pertama maupun bahasa kedua. Kemampuan berbahasa tidak akan dimiliki oleh seseorang kalau tidak diawali dengan kegiatan mendengarkan. Seorang anak dapat mengucapkan kata mama, papa, dan sebagainya setelah ia sering dan berulang-ulang menyimak pengucapan kata-kata tersebut dari orang-orang yang ada di sekitarnya. Demikian pula halnya pada saat anak belajar bahasa asing. Kegiatan mungkin diawali dengan menyimak cara pengucapan fonem, kata, dan kalimat sebelum dia dapat mengucapkan sebuah kata dan menggunakannya dalam kegiatan berbicara.

2. Menjadi dasar pengembangan kemampuan bahasa tulis (membaca dan menulis). Kemampuan mendengar ini juga menjadi kemampuan dasar yang harus dimiliki anak sebelum diajarkan membaca. Seperti dikemukakan oleh

(32)

17 Tom dan Harriet Sobol, salah satu kemampuan dasar yang harus dimiliki anak sebelum diajarkan membaca adalah kemampuan membedakan auditorial. Artinya anak mampu membedakan suara-suara dilingkungan mereka dan mampu membedakan bunyi-bunyi huruf atau fonem yang mereka dengarkan (2003:26). Pendapat ini juga diperkuat oleh pflaum dan Steinberg dalam Tampubolon bahwa kemampuan anak memahami bahasa lisan menjadi salah sati ciri penanda kesiapan anak diajarkan membaca (1991:64).

3. Menunjang keterampilan berbahasa lainnya. Apabila bahasa pembicara sama dengan bahasa penyimak maka penyimak dari hasil menyimaknya akan dapat mengetahui ciri-ciri bahasa pembicara. Hal ini dapat menunjang kemampuan berbicara penyimak. Selain itu, penyimak dari hasil menyimaknya akan memperoleh tambahan perbendaharaan kata yang dapat meningkatkan keterampilan berbahasanya baik lisan (berbicara dan menyimak) maupun tulisan (membaca dan menulis).

4. Memperlancar komunikasi lisan. Setelah menyimak pembicaraan seseorang, tentu penyimak akan dapat mengetahui isi atau makna pembicaraan tersebut maka akan terjadi komunikasi antara pembiacara dan penyimak. Hal ini berarti, menyimak dapat memperlancar komunikasi lisan.

5. Menambah informasi atau pengetahuan. Pengetahuan tentang kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi atau informasi lainnya tidak hanya diperoleh melalui membaca, tetapi juga melalui menyimak. Pengetahuan baru tersebut dapat diperoleh melalui kegiatan mendengarkan berita, ceramah, diskusi, dan lain sebagainya. (Nurbiana, 2018: 4.17)

(33)

Melihat begitu pentingnya menyimak bagi anak, sebaiknya guru di sekolah selalu memperhatikan dalam masalah keterampilan mendengar kepada siswa-siswanya. Masalahnya keterampilan ini harus diberikan guru agar anak-anak memiliki kemampuan tersebut yang berarti anak-anak mampu untuk berkonsentrasi dalam belajar mendengarkan penjelasan guru maupun pembicaraan teman sekelasnya ketika belajar. Dari semua kemampuan dalam berbahasa, keterampilan mendegar menjadi sangat penting (Jolongo,2007). Kemampuan ini jauh dimiliki anak sejak lahir sampai dewasa.

Pengalaman mendengar anak telah terkumpul lama sebelum anak mampu berbicara, membaca, dan menulis. Setelah organ mendegarnya baik maka sejak itu anak telah mampu untuk mendengar dengan jelas. Seperti yang kita ketahui bayi memberikan bayi memberikan respons yang berbeda ketika mendengar suara. Bayi akan tenang ketika mendengar suara yang sering didengar dan akan menangis jika mendengar suara asing. Jolongo menjelaskan bahwa kemampuan mendengarkan adalah menjadi dasar dalam berbicara, membaca, dan menulis khususnya bagi anak yang tidak mempunyai gangguan mendengar. ( Nurbiana, 2018:4.17)

Menurut Tabor dan Snow bahwa pengalaman bahasa reseptif adalah sumber untuk kemampuan bahasa ekspresif. Tambahan pula bahwa membiasakan dengan phonologi, nada suara penting dan berpengaruh dalam belajar membaca (Jolongo,2007) dalam (Nurbiana, 2018:4.17).

(34)

19 3. Permainan Bisik Berantai

a. Pengertian Permainan Bisik Berantai

Banyak metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan menyimak anak, termaksud metode bisik berantai, metode ini juga dapat digunakan di Taman Kanak-kanan. Guru membisikkan suatu pesan kepada seorang anak atau yang dibisikkan juga bisa berupa tiga kata berurutan sesuai tema tertentu. Kemudian,anak yang pertama membisikkan pesan atau kata-kata tersebut kepada anak kedua. Anak kedua membisikkan pada anak ketiga, dan begitu seterusnya. Anak terakhir menyebutkan isi pesan itu dengan suara keras di depan kelas (Nurbiana, 2018: 10.20)

Dalam artikel penelitian Faridah, Suprawato menerangkan dalam suatu permainan mendengar berantai atau berbisik berantai adalah permainan menyampaikan informasi dengan cara berbisik dari siswa satu kesiswa lainnya dengan cepat dan cermat. Pemain pertama menerima informasi dari guru, kemudian menyampaikan kepada pemain kedua, demikian seterusnya. Pemain terkahir kemudian menyampaikan kepada guru kembali atau menulis informasi tersebut dipapan tulis. Materi berbisik berantai juga bisa ditujukan untuk suatu perintah. Permain terakhir akan melakukan sesuatu yang dikehendaki oleh perintah yang dibisikkan dan bila penyampaian perintah kurang bisa diterima sampai pemain terakhir, tentu saja apa yang dilakukan oleh pemain terakhir itu akan lucu dan menghibur. (Faridah, 2013:7)

b. Langkah-langkah Permainan Bisik Berantai

1) Guru memberikan pengantar singkat atau penjelasan tentang langkah-langkah permainan bisik berantai kepada anak.

(35)

2) Anak didik dibagi menjadi beberapa tim, setiap tim berjumlah 4 orang, kemudian berbaris berderet kesamping atau kebelakang.

3) Kemudian guru mulai membisikkan informasi kepada anak atau anggota tim pertama paling depan

4) Setelah mendengar informasi dari guru anak pertama akan membisikkan ke anak atau anggota tim kedua, begitu seterusnya berantai hingga ke pemain terakhir.

5) Setelah selesai, guru menanyakan informasi apa yang telah didengar anak atau anggota tim terakhir. Jika informasi yang disampaikan sama dengan informasi yang diberikan guru maka dianggap permainan tersebut sukses dan timnya menang, begitupun sebaliknya.( M Subana, 2011:209) dalam (Amalia Fauzia, 2015:28)

c. Kelebihan dan Kekurangan 1) Kelebihan

a. dapat meningkatkan keaktifkan anak didik dalam pembelajaran melalui bermain.

b. Meningkatkan kemampuan bahasa anak dalam hal ini komunikasi lisan.

c. Meningkatkan rasa percaya diri anak karena berani untuk ikut serta dalam permainan . (Faridah dkk,op.cit., hlm 9 dalam skripsi Amalia Fauziah, 2015 : 29) 2) Kekurangan

Kekurangannya yaitu menimbulkan situasi kelas yang ramai atau riuh, memerlukan waktu cukup lama, menimbulkan siswa yang terlalu aktif,

(36)

21 menimbulkan interaksi siswa dan guru yang kurang kondusif. (Faridah dkk,op.cit., hlm 9 dalam skripsi Amalia Fauziah, 2015 : 29)

B.Kerangka Pikir

Dalam pelaksanaan proses pembelajaran di TK Islam Uminda Kota Makassar, tenaga pendidik terlihat masih kurang maksimal dalam pemberian stimulus dalam meningkatkan kemampuan komunikasi verbal/lisan pada anak didik, ini terlihat ketika guru memberikan pembelajaran atau kegiatan dengan model berpusat pada guru, dengan metode seperti ini, anak akan semakin kurang mendapatkan kesempatan untuk pengembangan diri.

Sebagai solusi dari permasalahan diatas, guna meningkatkan kemampuan komunikasi lisan pada anak digunakan metode bermain yaitu permainan bisik berantai. Permainan bisik berantai adalah permainan menyampaikan informasi secara estafet yang dapat memberikan kesempatan kepada anak untuk berbicara dan memecahkan masalah secara tim/group.

Teknik pengembangan melalui bermain dianggap sebagai teknik terbaik bagi anak, karena sejatinya anak gemar bermain dan menyukai permainan. Diharapkan melalui teknik atau metode ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi secara lisan pada anak.

(37)

Berdasarkan uraian diatas maka dibuat bagang sebagai berikut :

Bagan 2.1 Kerangka Pikir

C.Hipotesis Tindakan

Jika diterapkan pesrmainan bisik berantai maka diharapkan akan meningkatkan kemampuan Bahasa reseptif (Menyimak) pada anak didik Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar.

Kondisi awal Belum diterapkan pembelajaran melalui bermain Kemampuan bahasa reseptif (menyimak) Tindakan Melakukan Permainan Bisik Berantai

Siklus 1 : anak didik melakukan permainan bisik berantai Kondisi akhir Kemampuan bahasa reseptif anak meningkat

Siklus II : anak didik melakukan permainan bisik

(38)

23 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis peneltiian ini ialah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) yang direncanakan selama 2 siklus, dimana setiap siklus terbagi menjadi 4 tahapan yaitu Perencanaan, pelaksaan, observasi dan refleksi. Penelitian Tindakan kelas atau PTK mer

B. Lokasi dan Subject Penelitian 1. Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di Tk Islam Uminda, Jl Talasalapang No 38 A, Kota Makassar

2. Subjek Penelitian

Subjek Penelitian ialah Seluruh anak didik pada Kelompok A di TK Islam Uminda Kota Makassar yang terdiri dari 6 anak didik perempuan dan 10 anak didik laki-laki.

C. Faktor yang Diselidiki

Untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan diatas, ada beberapa faktor yang ingin diselidiki, sebagai berikut :

1. Faktor anak didik

Mengingat tingkat kemampuan anak dalam menerima bahasa atau bahasa reseptif (menyimak) sangat rendah, maka diamati seberapa tinggi peningkatan kemampuan bahasa reseptif anak.

(39)

2. Faktor proses pembelajaran

pembelajaran yang monoton dan berpusat pada guru menjadi sebagian dari sebab rendahnya kemampuan bahasa reseptif pada anak, maka dari itu diamati peningkatan kemampuan bahasa reseptif melalui permainan bisik berantai pada anak.

Dua faktor diatas menjadi hal yang akan diperbaiki melalui penerapan kegiatan bermain bisik berantai, namun fokus penelitian ialah pada rendahnya kemampuan bahasa reseptif dalam hal menyimak anak didik atau pada faktor anak didik.

D.Prosedur Penelitian 1. Perencanaan

Pada tahap ini, peneliti melakukan pendekatan dengan pihak sekolah dan kemudian mulai menyusun perangkat-perangkat atau hal yang dibutuhkan seperti, Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dan juga media yang akan digunakan. Rpph memuat rancangan kegiatan dari awal hingga akhir satu hari pertemuan, peneliti juga menyiapkan media berupa bahan kalimat yang akan digunakan dalam kegiatan observasi. Terakhir ditahap perencanaan ialah menyiapkan instrumen yang akan dilakukan pada saat observasi berupa lembar observasi anak yang berisikan apa saja yang akan diamati sebagai pengukur peningkatan kemampuan bahasa reseptif pada anak.

2. Pelaksanaan

Pada tahap ini, dilakukan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun, dan kemudian mengamati dan menganalisis permasalahan-permasalahan yang didapat pada pengamatan sebelumnya. Kemudian menyusun RPPH yang memuat

(40)

25 indikator-indikator yang akan menjadi penilaian dalam proses pengamatan. Dalam pelaksanaan terdiri dair 3 tahap yaitu, awal, inti dan akhir.

Kegiatan awal, diisi dengan bernyanyi, salam, dan berdoa. Kemudian karena peneliti melakukan pengamatan dengan cara bermain, maka pengamatan dilakukan diawal sebelum memasuki kegiatan inti.

Kegiatan inti, diisi dengan hal-hal menyangkut tema yang sedang berjalan, baik itu 3M (mewarnai, menggunting dan menempel) atau pemberian tugas lainnya.

Sedangkan kegiatan akhir, berisi tanya jawab seputar apa yang telah dikerjakan dikegiatan awal dan inti, menyampaikan pembelajaran esok hari, berdoa dan salam.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi adalah bagian identifikasi masalah yang dihadapi anak untuk kemudian diberikan tindakan dalam proses pembelajaran. Dalam tahap observasi, peneliti mengamati aktivitas bermain bisik berantai dari awal hingga akhir permainan. Kegiatan ini berpedoman pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya. Adapun yang diamati ialah kemampuan bahasa reseptif anak yang ditekankan pada menyimak dan menerima bahasa dengan baik.

4. Refleksi

Bagian terakhir dari sebuah siklus ialah tahap refleksi, dimana semua proses yang telah dilakukana sebelumnya dilihat kembali, apakah terjadi peningkatan perkembangan terhadap anak atau masih memerlukan tambahan tindakan untuk bahan disiklus selanjutnya dan juga melihat kelebihan dan kekurangan yang ada pada pelaksanaan siklus.

(41)

E.Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan hasil dari penelitian, digunakan instrumen penelitian berupa lembar observasi, Lembar observasi ialah catatan yang memuat atau menggambarkan peningkatan kemampuan anak dalam proses pembelajaran atau pemberian tindakan. Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan sesuai dengan indikator capaian untuk kemudian hasil pengamatan tersebut dimuat dalam lembar observasi.

F.Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan memerlukan teknik-teknik tertentu, dalam mengumpulkan data terhadap peningkatan kemampuan anak didik diperlukan teknik sebagai berikut :

1. Observasi

Observasi dilakukan dengan cara mengamati secara langsung kemampuan anak dalam melakukan permainan bisik berantai untuk kemudian melihat apakah terjadi peningkatan dalam kemampuan bahasa reseptif pada anak didik menggunakan lembar observasi yang telah dibuat.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk memperoleh data yang valid mengenai apa yang telah dilakukan dalam proses penelitian. Dan untuk memperkuat data dan menghindari kekeliruan sumber data.

G.Teknik analisis data dan Validasi 1. Teknik Analisis Data

Data yang dikumpulkan melalui observasi dan dokumentasi kemudian akan di analisis. Teknik dalam menganalisis data digunakan teknik Deskriptif

(42)

27 Kualitatif dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Haryadi (2009:24) seperti dibawah ini :

Keterangan :

P : Persentase

f : Frekuensi atau skor yang didapat anak

n : Jumlah Responden atau jumlah anak yang hadir

Sedangkan untuk menentukan bahwa aktivitas anak meningkat, interprestasi aktivitas belajar anak dijabarkan dalam tabe 3.1 sebagai berikut :Hariyadi (2009 :24 ) Tabel 3.1 Klasifikasi Persentase Klasifikasi Persentase BB ( Belum Berkembang ) 0-25% MB ( Mulai Berkembang ) 26-50%

BSH ( Berkembang Sesuai Harapan ) 51-75%

BSB ( Berkembang Sangat Baik ) 76-100%

2. Validasi

Dalam penelitian ini akan digunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut atau penggunaan berbagai sumber data untuk meningkatkan kualitas penelitian (Maolani, dkk 193:2016). Peneliti ini menggunakan triangulasi penyelidikan dengan jalan memanfaatkan peneliti atau penguatan untuk pengecekan kembali derajat kepercayaan data.

(43)

H. Indikator Keberhasilan

Adapun yang mendasari hasil penelitian ini ialah pedoman penilaian di TK berdasarkan Kurikulum 2013. Setiap tingkatan diuraikan dalam tabel 3.2 sebagai berikut :

Tabel. 3.2. Uraian kategori Penilaian Harian Hasil Belajar

Kemampuan bahasa reseptif (menyimak) anak didik dikatakan meningkat apabila dalam proses pengamatan terlihat adanya perubahan lebih baik (meningkat) dari siklus pertama ke siklus berikutnya dengan kriteria anak didik mampu menyelesaikan permainan dengan baik sesuai pencapaian yang diharapkan. Jadi kemmapuan bahasa reseptif anak akan meningkat jika indikator dalam persentase mencapai 75% dari total anak didik didalam kelas. Perumusan tersbeut menjadi tolak ukur apakah kemampuan bahasa reseptif (menyimak) anak meningkat disetiap siklus yang dilaksanakan.

Kategori Uraian

Belum Berkembang

Anak dikatakan belum berkembang apabila belum ada sama sekali perubahan pada kemampuan menyimak anak didik.

Mulai Berkembang

Anak dikatakan mulai berkembang apabila anak telah mampu menyimak tetapi masih dengan bantuan dan dampingan guru Berkembang Sesuai

Harapan

Anak dikatakan berkembang sesuai harapan apabila telah mampu menyimak dengan baik

Berkembang Sangat Baik

Anak dikatakan berkembang sangat baik apabila telah mampu menyimak dan kemudian mampu mengkomunikasikan dengan orang lain/teman sebaya apa yang telah disimak.

(44)

29 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Pemaparan Siklus I

Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilakukan sebanyak 2 siklus yang masing-masing sebanyak 3 hari dalam 1 siklus. Siklus pertama dilakukan pada tanggal 9,10,dan 11 Oktober. Setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu, Perencanaa, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Adapun Indikator yang diteliti ialah kemampuan anak dalam aspek bahasa yaitu menyimak. Adapun deskripsi dari laporan pelaksanaan siklus I sebagai berikut :

a. Perencanaan

Perencanaan dilakukan beberapa hari sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti melakukan perencanaan pada Hari Senin tanggal 7 Oktober 2019 di TK Islam Uminda Kota Makassar. Kegiatan perencanaan ini membahas mengenai identifikasi dan analisis dari masalah yang berkaitan dengan peningkatan kemampuan bahasa reseptif (Menyimak) melalui kegiatan berantai pada anak didik TK Islam Uminda Kota Makassar.

Adapun rencana yang dilaksanakan adalah sebagai berikut :

1) Peneliti dan guru membahas penerapan bermain sambil belajar pada anak didik untuk mengembangkan kemampuan bahasa dalam hal ini menyimak. 2) Menentukan waktu pelaksanaan, yaitu pada hari Rabu, Kamis dan Jum‟at

Tanggal 09, 10 dan 11 Oktober 2019.

3) Menyiapkan instrumen penilaian berupa lembar observasi anak didik dan lembar observasi aktivitas guru.

(45)

4) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dengan Tema Binatang dan Sub Tema Binatang Darat.

b. Pelaksanaan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan sebanyak 3 kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 9 Oktober 2019, pertemuan kedua pada tanggal 10 Oktober 2019, dan pertemuan ketiga pada tanggal 11 Oktober 2019. pada setiap pertemuan terdapat 3 kegiatan, yaitu kegiatan awal, inti dan penutup, dan yang menjadi focus penelitian ialah pada kegiatan awal, sebelum memasuki kegiatan inti.. Pada siklus I Guru kelas mengambil bagian sebagai pemimpin jalannyan kegiatan selama proses pembelajaran berlangsung yaitu Ibu Fitriani Kapil,S.Pd. Sedangkan observer bertugas sebagai pengamat selama kegiatan berlangsung yaitu Andi Opu Denna Matahari Suryadi (Peneliti) sebagai observer 1 dan Suriatina (Mahasiswa S-1 Program Studi PG PAUD Unismuh Makassar) sebagai observer 2.

1) Pertemuan pertama siklus I

Pertemuan pertama ini dimulai pada pukul 08.00- 11.30. Anak didik yang hadir sebanyak 11 anak, dan yang tidak hadir sebanyak 4 anak Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan baris-berbaris, berdoa, bernyanyi dan mengaji surah-surah pendek yang menjadi kegiatan pembiasaan di TK Islam Uminda. Kemudian anak didik dipersilahkan untuk berpindah ke ruang kelas, untuk kemudian melanjutkan kegiatan. Sebelum masuk ke kegiatan inti, guru terlebih dahulu memperkenalkan peneliti dan observer lainnya beserta maksud dan tujuannya berada dikelas. Dalam prosess bermain bisik berantai, beberapa anak masih harus

(46)

31 dibujuk oleh guru untuk kemudian ikut bermain. Saat guru menjelaskan aturan bermain, hanya beberapa anak yang mampu mendengar dengan penuh perhatian

Selanjutnya guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksanakan, yaitu permainan bisik berantai, menjelaskan terlebih dahulu apa itu permainan bisik berantai, aturan-aturan dalam bermain dan melakukan simulasi permainan terlebih dahulu. Saat proses bermain akan berlangsung, gruru terlebih dahulu memdampingi anak untuk mengucapkan basmalah. Kemudian permainan dimulai

dengan guru membisikkan kalimat “Ayam Betina Bertelur” beberapa anak sudah

mampu mengikut permainan, sebagian besar lainnya masih belum bisa mengikuti permainan dengan baik. Sebanyak 11 anak didik yang ikut bermain, 4 diantaranya sudah mampu mengikuti permainan dengan baik dan selebihnya belum mampu mengikuti permainan dan belum mampu menyampaikan kembali kalimat yang dibisikkan temannya. Pada kegiatan inti, guru terlebuh dahulu melakukan tanya jawab seputar kegiatan bisik berantai yang baru saja dilakukan, kemudian mengaitkan bahan bisikan dengan metode bercerita, pada pertemuan pertama, guru bercerita tentang perbedaan ayam jantan dan ayam betina. Kemudian anak mengerjakan prakarya yaitu membuat karya kolase, dalam kegiatan ini guru meberikan lembar kerja berupa sketsa gambar ayam dan guntingan kertas warna-warni. Sebelum melaksanakan guru terlebih dahulu menjelaskan alat dan bahan yang akan digunakan dan cara membuat kolase, mengambil lem, menempel dan menata warna. Setelah membuat prakarya anak menceritakan hasil karya yang telah dibuat. Menceritakan gambar apa yang telah dikolase dan menyebutkan warna-warna apa saja yang telah ditempel.

(47)

Pada kegiatan istrahat, anak membereskan perlatan yang telah dipakai, kemudian guru membimbing anak untuk membacakan syair sebelum cuci tangan, lalu anak antri untuk cuci tangan. Tidak lupa berdoa sebelum dan sesudah makan. Selanjutnya anak bermain bebas. Kemudian di kegiatan akhir guru menanyakan apa saja yang telah dikerjakan hari ini, menanyakan perasaan anak-anak setelah melakukan kegiatan belajar dan bermain. Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.

2) Pertemuan kedua siklus I

Pertemuan kedua ini dimulai pada pukul 08.00- 11.30. Anak didik yang hadir sebanyak 9 anak, dan yang tidak hadir sebanyak 6 anak. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan baris-berbaris, berdoa, bernyanyi dan mengaji surah-surah pendek yang menjadi kegiatan pembiasaan di TK Islam Uminda. Kemudian anak didik dipersilahkan untuk berpindah ke ruang kelas, untuk kemudian melanjutkan kegiatan. Selanjutnya guru menanyakan hal-hal terkait hari kemarin dimana anak melakukan kegiatan bisik berantai, guru menanyakan apakah menyenangkan dan apakah anak-anak ingin bermain lagi. Beberapa anak menjawab dengan kata IYA dan yang lainnya hanya berteriak HORE. Selanjutnya guru menyiapkan anak yang akan bermain, kegiatan hari kedua anak tidak dibagi menjadi perkelompok, permainan dilakukan sekaligus. Setelah barisan diatur, guru menyampaikan kembali aturan permainan dan tidak lupa memimpin anak mengucapkan Basmalah sebelum bermain. Dalam permainan kali ini, guru masih harus membujuk beberapa anak untuk ikut bermain. Dalam proses bermain, saat

(48)

33 belum fokus mendengarkan instruksi dan aba-aba untuk tetap diam dan menunggu giliran, beberapa lainnya sudah antusias menanti giliran. Dari 9 anak yang ikut bermain beberapa sudah bisa menerima pesan yang disampaikan dan mengulang kalimat tersebut, walaupun masih belum sempurna, hanya 1-2 kata saja dari 3 kata dalam 1 kalimat tersebut. disampaiSelanjutnya pada kegiatan inti kali ini guru memberikan kegiatan berupa tanya jawab seputar kegiatan yang telah dilakukan kemudian bercerita tentang bahaya binatang buas. Selanjutnya kegiatan 3M (Menggunting, menempel dan mengurutkan ) gambar seri hewan Singa. Anak diberi gambar singa 2 ukuran kemudian guru membagikan gunting, tidak lupa sebelum melakukan kegiatan anak membaca basmalah terlebih dahulu, setelah kegiatan menggunting selesai guru membagikan buku prakarya dan lem. Setelah itu anak mengurutkan gambar berukuran kecil ke ukuran yang besar, dan mulai menempel dibuku masing-masing, kemudian anak diminta untuk menceritakan hasil karya yang telah dibuat didepan teman-temannya.

Di kegiatan istrahat, anak membereskan perlatan yang telah dipakai, kemudian guru membimbing anak untuk membacakan syair sebelum cuci tangan, lalu anak antri untuk cuci tangan. Tidak lupa berdoa sebelum dan sesudah makan. Selanjutnya anak bermain bebas. Dan pada kegiatan akhirguru menanyakan apa saja yang telah dikerjakan hari ini, menanyakan perasaan anak-anak setelah melakukan kegiatan belajar dan bermain. Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.

(49)

3) Pertemuan ketiga siklus I

Pertemuan ketiga ini dimulai pada pukul 08.00- 11.30. Anak didik yang hadir sebanyak 10 anak, dan yang tidak hadir sebanyak 6 anak. Kegiatan awal dimulai dengan kegiatan baris-berbaris, berdoa, bernyanyi dan mengaji surah-surah pendek yang menjadi kegiatan pembiasaan di TK Islam Uminda. Kemudian anak didik dipersilahkan untuk berpindah ke ruang kelas, untuk kemudian melanjutkan kegiatan. Sebelum memasuki kegiatan bermain bisik berantai, guru terlebih dahulu melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar binatang melata. Setelah melakukan kegiatan bercakap-cakap guru menyampaikan kegiatan hari ini, kembali akan melaksanakan permainan bisik berantai. Sebelumnya guru membahas kembali permainan bisik berantai yang dilakukan hari kemarin, dan menanyakan apakah anak-anak ingin bermain lagi, hampir semua menjawab 'mau‟ dan sisanya hanya diam. Guru kemudian membimbing anak berbaris untuk melakukan kegiatan bisik berantai. Kegiatan bermain dimulai dengan mengucapkan basmalah terlebih dahulu. Saat proses bermain berlangsung rata-rata anak yang mengikuti permainan sudah mampu mengikuti permainan dengan baik. Sebagian kecil sudah mampu menyampaikan apa yang didengar dengan sempurna 3 kata atau 1 kalimat. Sebanyak Pada kegiatan inti guru terlebih dahulu melakukan tanya jawab seputar kegiatan bisik berantai yang telah dilaksanakan, kemudian mengaitkan bahasan dengan memberi anak tantangan untuk menirukan gerakan menyerupai ular selanjutnya guru memberikan kegiatan mewarnai sketsa gambar ular, guru terlebih dahulu menjelaskan apa yang akan dilakukan, memperlihatkan contoh sketsa yang telah diwarnai, dan menjelaskan penggunaan alat pewarna yang benar. Setelah itu guru membagikan lembar sketsa dan pewarna untuk anak. Sebelum mengerjakan anak membaca Basmalah terlebih dahulu, setelah selesai anak kembali menceritakan hasil karya yang telah dibuat, 1 anak

(50)

35 naik kedepan untuk menceritakan karyanya, menyebutkan gambar apa yang telah diwarnai dan macam-macam warnanya. Pada kegiatan istrahat, anak membereskan perlatan yang telah dipakai, kemudian guru membimbing anak untuk membacakan syair sebelum cuci tangan, lalu anak antri untuk cuci tangan. Tidak lupa berdoa sebelum dan sesudah makan. Selanjutnya anak bermain bebas. Dikegiatan akhir, guru menanyakan apa saja yang telah dikerjakan hari ini, menanyakan perasaan anak-anak setelah melakukan kegiatan belajar dan bermain. Kemudian guru membimbing anak untuk berdoa sebelum pulang. Sebelum pulang anak mengucapkan salam terlebih dahulu.

a. Observasi

Pengamatan dilakukan untuk melihat dan mengetahui proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru pada saat siklus I berlangsung. Sikap dan penguasaan materi guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran dan kemampuan anak didik dalam menyimak melalui permainan bisik berantai.

Adapun yang menjadi observer dalam penelitian ini ialah peneliti itu sendiri dibantu oleh salah satu mahasiswa PG. PAUD unismuh Makassar, adapun yang diamati adalah kemampuan anak didik dalam menyimak melalui kegiatan bisik berantai.

1) Hasil observasi dan evaluasi siklus I Pertemuan pertama (Senin 14 Oktober 2019)

a) Hasil observasi dan evaluasi guru

(1) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses pembelajaran, pada poin ini guru terlihat merapikan kursi dan meja serta menyiapkan bahan ajar yang akan digunakan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian Baik.

(51)

(2) guru melakukan kegiatan pembukaan sesuai dengan tema berjalan, pada poin ini guru mengenalkan kembali tema dan sub tema yang akan dipelajari. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(3) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan kemarin, pada poin ini guru melakukan kegiatan bercakap-cakap yang membahas tentang binatang dan guru mengenalkan binatang/hewan ternak. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(4) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari ini, pada poin ini guru terlihat menyampaikan mengenai permainan bisik berantai yang akan dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai pekerjaan yang akan dilakukan anak. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(5) guru bersama peneliti melakukan kegiatan bisik berantai, pada poin ini menyiapkan anak didik untuk bermain dan mendampingi anak pada saat melakukan permainan bisik berantai. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(6)guru melakukan recalling tentang kegiatan bermain bisik berantai, pada poin ini terlihat guru menanyakan perasaan anak setelah bermain dan menanyakan bagaimana proses bermain bisik berantai yang telah dilakukan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(7) guru memberikan reward kepada anak didik yang bermain dengan baik, pada poin ini guru terlihat tidak memberikan reward baik berupa Applouse (tepuk tangan). Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

(8) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum bermain dengan baik, pada poin ini guru tidak memberikan semangat dan

(52)

37 motivasi kepada anak didik yang belum mampu bermain dengan baik. Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

b) Hasil observasi dan evaluasi anak didik

(1) pada indikator pertama yaitu anak merespon percakapn orang lain, belum terlihat peningkatan yang berarti dari observasi awal yang dilakukan peneliti. Sebanyak 7 anak masih belum mampu merespon percakapan orang lain. Selebihnya, sebanyak 4 anak sudah mulai meningkat, meskipun dengan bantuan dan dampingan guru.

(2) pada indikator kedua yaitu menyampaikan kembali apa yang telah didengar, belum terihat peningkatan yang berarti, anak belum mampu menyimak dengan baik apa yang disampaikan temannya melalui kegiatan bermain bisik berantai. Sebanyak 8 anak terdata belum mampu menyampaikan apa yang didengar dengan baik. Dan 3 anak sudah mulai meningkat.

(3) pada indikator ketiga, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian, beberapa anak masih belum mampu untuk percaya diri dan berani saat melakukan kegiatan bisik berantai, 4 anak belum mampu mendengarkan dengan penuh perhatian dan 7 anak sudah bisa mendengarkan dengan penuh perhatian walaupun dengan dampingan guru.

2) Hasil observasi dan evaluasi siklus I pertemuan kedua ( Selasa, 15 Oktober 2019)

a) Hasil observasi dan evaluasi guru

(1) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses pembelajaran, pada poin ini guru terlihat merapikan kursi dan meja serta menyiapkan bahan ajar

(53)

berupa alat dan bahan yang akan digunakan anak didik untuk mengerjakan prakarya. Maka dari itu peneliti memberi penilaian Baik.

(2) guru melakukan kegiatan pembukaan sesuai dengan tema berjalan, pada poin ini guru mengenalkan kembali tema dan sub tema yang akan dipelajari. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(3) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan kemarin, pada poin ini guru tidak melakukan kegiatan bercakap-cakap yang membahas seputar tema yang sedang berjalan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

(4) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari ini, pada poin ini guru terlihat menyampaikan mengenai permainan bisik berantai yang akan dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai pekerjaan yang akan dilakukan anak pada kegiatan inti. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(5) guru bersama peneliti melakukan kegiatan bisik berantai, pada poin ini menyiapkan anak didik untuk bermain dan mendampingi anak pada saat melakukan permainan bisik berantai. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(6)guru melakukan recalling tentang kegiatan bermain bisik berantai, pada poin ini terlihat guru menanyakan perasaan anak setelah bermain dan menanyakan bagaimana proses bermain bisik berantai yang telah dilakukan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(54)

39 (7) guru memberikan reward kepada anak didik yang bermain dengan baik, pada poin ini guru terlihat tidak memberikan reward baik berupa Applouse (tepuk tangan). Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

(8) guru memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum bermain dengan baik, pada poin ini guru tidak memberikan semangat dan motivasi kepada anak didik yang belum mampu bermain dengan baik. Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

b) Hasil observasi dan evaluasi anak didik

(1) pada indikator pertama yaitu anak merespon percakapn orang lain, belum terlihat peningkatan yang berarti dari observasi awal yang dilakukan peneliti. Sebanyak 4 anak masih belum mampu merespon percakapan orang lain atau. Selebihnya, sebanyak 5 anak sudah mulai meningkat, dan mamp merespon percakapan meski dengan bantuan guru.

(2) pada indikator kedua yaitu menyampaikan kembali apa yang telah didengar, sudah mulai terihat peningkatan yang berarti, anak sudah mulai mampu menyimak apa yang disampaikan temannya melalui kegiatan bermain bisik berantai. 2 anak terdata masih belum mampu menyampaikan kembaliapa yang didengar, dan sebanyak 7 anak sudah mulai meningkat atau sudah mampu menyampaikan apa yang telah didengar.

(3) pada indikator ketiga, yaitu mendengarkan dengan penuh perhatian, beberapa anak masih belum mampu untuk percaya diri dan berani saat melakukan kegiatan bisik berantai, 2 anak masih belum mampu mendegarkan dengan penuh perhatian dan 7 anak sudah mampu mendengarkan dengan penuh perhatian walaupun dengan bantuan guru.

(55)

3) Hasil observasi dan evaluasi siklus I pertemuan ketiga (Jum‟at,11 Oktober 2019)

a) Hasil observasi dan evaluasi guru

(1) guru menyiapkan kelas sebelum masuk ke proses pembelajaran, pada poin ini guru terlihat merapikan kursi dan meja serta menyiapkan bahan ajar berupa alat dan bahan yang akan digunakan anak didik untuk mengerjakan prakarya. Maka dari itu peneliti memberi penilaian Baik.

(2) guru melakukan kegiatan pembukaan sesuai dengan tema berjalan, pada poin ini guru mengenalkan kembali tema dan sub tema yang akan dipelajari. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(3) guru melakukan kegiatan bercakap-cakap seputar kegiatan kemarin, pada poin ini guru tidak melakukan kegiatan bercakap-cakap yang membahas seputar tema yang sedang berjalan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian kurang.

(4) guru menyampaikan kegiatan yang akan dilaksankan hari ini, pada poin ini guru terlihat menyampaikan mengenai permainan bisik berantai yang akan dilakukan dan guru menyampaikan juga mengenai pekerjaan yang akan dilakukan anak pada kegiatan inti. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(5) guru bersama peneliti melakukan kegiatan bisik berantai, pada poin ini menyiapkan anak didik untuk bermain dan mendampingi anak pada saat melakukan permainan bisik berantai. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

(6)guru melakukan recalling tentang kegiatan bermain bisik berantai, pada poin ini terlihat guru menanyakan perasaan anak setelah bermain dan menanyakan bagaimana proses bermain bisik berantai yang telah dilakukan. Maka dari itu peneliti memberi penilaian baik.

Gambar

Gambar        Halaman
Tabel 4.1   Hasil  observasi  siklus  I,  Meningkatkan  kemampuan  bahasa  reseptif  (Menyimak)  pada  anak  didik  kelompok  A  TK  Islam  Uminda  Kota  Makassar   No  Nama  Anak  Pertemuan  Jumlah  %  Kategori  I  II  III  1  ALIFA  4  4  7  15  41,7 %
Tabel 4.2   Rekapitulasi  Hasil  Observasi  Siklis  I,  Peningkatan  Kemampuan  Bahasa Reseptif (menyimak) Pada Anak Didik Kelompok A TK Islam  Uminda Kota Makassar
Tabel 4.3   Hasil observasi siklus II, Meningkatkan Kemampuan Bahasa Reseptif  (Menyimak)  Pada  Anak  Didik  Kelompok  A  TK  Islam  Uminda  Kota  Makassar
+3

Referensi

Dokumen terkait

Penjaga gerbang yang dibutuhkan untuk satu periode penjadwalan ialah sebanyak 78 penjaga gerbang tol dengan rincian 26 penjaga wanita bertugas pada shift pagi dan 52 penjaga

Dengan diberlakukannya kurikulum 2013, maka Pemerintah mempunyai harapan yang besar bagi dunia pendidikan terutama bagi guru yakni guru diharapkan mampu

Dari perbandingan kedua sistem tersebut dapat disimpulkan bahwa sistem tertutup dengan menggunakan tungku kupola jelas mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan

Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( research and development ). Pengembangan media video dilakukan dengan langkah-langkah: 1) analisis kebutuhan,

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar pada tema peristiwa alam sub tema musim penghujan melalui pendekatan saintifik dan model pembelajaran

pada awal hasil produksi mengandung variabel yang sama dengan ruas kiri.. STMIK GI MDP Diktat Teori Bahasa dan Automata Hal 89. Produksi yang rekursif kanan menyebabkan

di dalam Lembaga Permasyarakatan ini tidak ada yang bisa diajak bicara, apalagi sesama narapidana, pastinya mereka memiliki masalah yang sama lagipula bercerita

Tingginya skor norma sosial ini ditunjukkan oleh adanya hubungan kepercayaan dan kerja sama antar masyarakat untuk mewujudkan pengelolaan lahan hutan yang lestari