PANDUAN PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
AGRIBISNIS
Oleh:
Dr.Ir. Endang Yektiningsih, MP.
Ir. Sigit Dwi Nugroho, MSi.
Fanny Septya, SP., M.Si.
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS - FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
“VETERAN” JAWA TIMUR
2018
ii
KARTU PESERTA PRAKTIKUM
PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
Nama Mahasiswa : ……… N P M : ……… Semester / Prodi : ………… / Agribisnis
Tahun Akademik : 2017 / 2018
Golongan : ……….. Nilai Akhir : ………..
No Acara Praktikum Tanggal Praktikum Nilai Aktivitas Nilai Laporan Paraf Pembimbing Surabaya,...2018 Mengetahui :
Kalab Agribisnis Pembimbing Praktikum
iii KATA PENGANTAR
Praktikum merupakan media belajar bagi peserta didik untuk meningkatkan ketrampilan (skill) setelah teori diberikan. Kegiatan belajar dalam bentuk praktikum dapat dilakukan baik di dalam kelas maupun di luar kelas disesuaikan dengan materi yang akan dipelajari. Melalui praktikum diharapkan peserta didik akan lebih mampu menyerap ilmu dan mengaplikasikannya dalam pemecahan masalah secara ilmiah dengan tetap memegang prinsip etika dan estetika sehingga diharapkan menjadi insan yang lebih berdaya guna.
Keberhasilan agribisnis tidak dapat dilepaskan dari perencanaan yang disusun secara baik dan matang. Setiap saat selalu dilakukan evaluasi terhadap kelebihan, kekurangan, tantangan, dan hambatan sehingga usaha tidak sampai gulung tikar tetapi justru semakin berkembang. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan praktek membuat perencanaan untuk pengembangan agribisnis yang didasarkan pada hasil evaluasi usaha yang telah berjalan terhadap mahasiswa Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Buku Panduan Praktikum Perencanaan dan Pengembangan Agribisnis ini dapat tersusun atas masukan berbagai pihak, serta pengamatan dan pengalaman penulis, oleh karena itu sudah selayaknya penyusun menyampaikan ucapan terima kasih yang tak terhingga.
Dengan berbekal ketidaksempurnaan maka penyusun berharap adanya saran yang membangun sehingga materi dari Buku Panduan ini semakin berbobot dan bermanfaat bagi mahasiswa dan pihak-pihak yang memerlukan.
Surabaya, 22 Pebruari 2018
Penyusun
iv DAFTAR ISI
Halaman
KARTU PESERTA PRAKTIKUM ……… i
KATA PENGANTAR ……….. ii
DAFTAR ISI ………. iv
PENDAHULUAN ………. 1
ACARA I : Mendeskripsikan Usaha Agribisnis ………. 3
ACARA II & III : Perencanaan dan Pelaksanaan Produksi Usaha Agribisnis .... 4
ACARA IV : Evaluasi Posisi Agribisnia dengan Metode SWOT ………. 6
ACARA V : Analsisi Efisiensi Usaha Agribisnis …..……… 9
ACARA VI, VII dan VIII : Perencanaan Pengembangan Agribisnis ……..……… 11
ACARA IX & X : Network Planning ……… 17
PENUTUP ……… 19
1
PENDAHULUAN
Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan Agribisnis merupakan kegiatan merencanakan usaha agribisnis sebagai suatu sistem, sehingga dalam mempelajarinya perlu dipahami oleh mahasiswa dan pengguna tentang hal-hal yang terkait, antara lain :
1. Pengertian perencanaan agribisnis.
2. Tahapan perencanaan agribisnis.
3. Titik tolak perencanaan agribisnis.
4. Tujuh kegiatan perencanaan agribisnis.
Perencanaan Agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatif-alternatif baru, disertai dengan penghitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan biaya.
Tujuan beragribisnis adalah untuk memperoleh keuntungan yang tertinggi atau memperoleh biaya yang terendah. Secara ekonomi, agar proses agribisnis dapat berkelanjutan maka setidaknya nilai hasil usaha harus sebesar biaya ditambah laba, sehingga dapat menampung seluruh resiko usaha. Dari sudut agribisnis yang dilakukan oleh pelaku agribisnis skala mikro seperti petani, peternak, nelayan dan lainnya, nilai hasil usaha agribisnis yang diperoleh harus mencapai sebesar biaya usahatani ditambah biaya kebutuhan hidup petani-nelayan.
Dalam perencanaan agribisnis terdapat beberapa tahapan yang harus dilalui, yaitu meliputi :
1. Mencari alternatif-alternatif.
2. Menghitung rentabilitas dan melakukan analisis perencanaan.
2 Titik tolak perencanaan agribisnis pada hakekatnya dimulai dari mempertimbangkan pemanfaatan semaksimal mungkin dari faktor-faktor yang paling langka. Misalnya tanah paling langka, maka gunakanlah tanah seintensif mungkin dengan teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas. Bila tenaga kerja paling langka, maka usahakan dapat ditunjukkan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal yang ada. Jika modal paling langka, maka diarahkan untuk ektensifikasi dengan menggunakan tenaga kerja yang banyak (padat karya, bukan padat modal). Jadi perbandingan kuantitatif antara luas tanah dibanding jumlah modal yang digunakan, akan tergantung kelangkaan relatifnya. Perbandingan akan berubah, jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah tersebut. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa titik tolak perencanaan agribisnis adalah perbandingan kuantitatif dan kualitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, dan jumlah modal. Kegiatan Perencanaan Agribisnis: Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan agribisnis disusun sebagai berikut :
1. Indentifikasi kebutuhan pasar.
2. Identifikasi sumberdaya yang potensial dalam agribisnis
3. Indentifikasi jaringan ketersediaan modal usaha.
4. Penyusunan pola agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif komoditas.
5. Perencanaan modal dan pengajuan kredit.
Untuk lebih mendalami kegiatan agribisnis tidak hanya berdasarkan uraian diatas, tetapi dalam proses pembelajaran perlu mahasiswa melakukan sendiri penyusunan perencanaan agribisnis tersebut. Oleh sebab itu mahasiswa dituntun mempunyai wawasan yang luas terhadap jenis usaha yang akan digeluti atau yang disukai.
3 ACARA I
MENDESKRIPSIKAN USAHA AGRIBISNIS
1. Tujuan Pembelajaran :
Acara praktikum ini ditujukan untuk merumuskan secara deskriptif ide bisnis dan profil usaha agribisnis (meliputi perencanaan produk seperti jenis produk baik barang ataupun jasa, keunggulan produk, merk dan logo, perencanaan lokasi, serta perencanaan SDM) sebagai bahan untuk perencanaan selanjutnya. Profil usaha meliputi :
a. Usaha Penyediaan Input b. Usahatani (Produksi Komoditi)
c. Kegiatan Pasca Panen dan Pengolahan d. Kegiatan Distribusi dan Pemasaran 2. Tempat Praktikum :
Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur. 3. Metode Pelaksanaan :
a. Pembagian kelompok mahasiswa berdasarkan subsistem agribisnis
b. Diskusi kelompok merumuskan ide dan gambaran umum usaha, perencanaan produk, perencanaan lokasi (faktor pertimbangan lokasi dan rencana layout) serta perencanaan SDM meliputi sistem organisasi dan pembagian tugas c. Masing-masing kelompok mempersiapkan presentasi perencanaan bisnis 1 d. Kegiatan pada acara 1 akan dipresentasikan pada minggu ke 2 praktikum PPA
4 ACARA II & III
PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN PRODUKSI USAHA AGRIBISNIS
1. Tujuan Pembelajaran
Pada kegiatan ini, masing-masing kelompok berada pada tahap inti yakni perencanaan dan pelaksanaan kegiatan produksi. Tahap perencanaan produksi merumuskan perencanaan bahan baku, tenaga kerja, modal dan proses produksi yang selanjutnya diimplementasikan dalam kegiatan produksi pertama untuk menghasilkan produk contoh.
2. Tempat Pelaksanaan
Laboratorium Kewirausahaan Agribisnis Fak.Pertanian UPNV Jawa Timur
3. Metode Pelakasanaan
a. Pada minggu ke 4 praktikum PPA, kelompok merumuskan perencanaan bahan baku, tenaga kerja dan modal dari segi sumber, jenis, jumlah (Q), dan nilai yang dirangkum dalam tabulasi input produksi
b. Lakukan identifikasi biaya dan penentuan HPP yang akan digunakan untuk analisis BEP
c. Dalam kegiatan ini kelompok melakukan analisis finansial meliputi analisis BEP /titik impas serta arus perputaran modal dipandu asisten praktikum/dosen pengampu serta merumuskan kesimpulan dari analisis tersebut.
Menghitung titik impas adalah alat analisis keuangan utama yang digunakan oleh pemilik bisnis. Begitu Anda mengetahui biaya tetap dan variabel untuk produk yang dihasilkan bisnis atau perkiraannya yang bagus, Anda dapat menggunakan informasi tersebut untuk menghitung titik impas perusahaan Anda dengan contoh nota penjualan. Pemilik usaha kecil dapat menggunakan perhitungan untuk menentukan berapa banyak unit produk yang mereka butuhkan untuk menjual pada titik harga tertentu untuk dipecah. Titik impas perusahaan adalah titik di mana penjualannya benar-benar menutupi pengeluarannya. Pada dasarnya ada beberapa metode dalam menentukan BEP. Dalam Rumus BEP yang pertama, yang harus diketahui adalah jumlah total biaya tetap, biaya variabel per unit atau total variabel, hasil penjualan total atau harga jual per unit. Rumus yang dapat digunakan adalah sebagai berikut:
5
Break even point dalam unit.
Keterangan rumus : BEP : Break Even Point FC : Fixed Cost
VC : Variabel Cost P : Price per unit S : Sales Volume.
Break even point dalam rupiah.
Setelah mengamati kedua rumus diatas dapat kita tarik kesimpulan jika titik impas sama dengan total biaya tetap dibagi dengan selisih antara harga satuan dan biaya variabel. Perhatikan bahwa dalam formula ini, biaya tetap dinyatakan sebagai total semua biaya overhead untuk perusahaan, sedangkan Biaya Harga dan Variabel dinyatakan sebagai biaya per unit – harga untuk setiap unit produk terjual. Penyebut persamaan, harga dikurangi biaya variabel, disebut margin kontribusi. Setelah biaya variabel unit dikurangkan dari harga, apa pun yang tersisa – margin kontribusi – tersedia untuk membayar biaya tetap perusahaan.
d. Pada acara yang sama, kelompok juga merencanakan dan mempersiapkan proses produksi meliputi kelengkapan peralatan, cara pembuatan, rencana volume dan intensitas produksi
e. Pada minggu ke 5 praktikum PPA (acara ke 3) dilakukan kegiatan produksi usaha agribisnis untuk menghasilkan produk contoh dan menentukan media promosi
f. Pada minggu ke 6 praktikum PPA, setiap kelompok melakukan presentasi bisnis 2 dengan materi perencanaan produksi dan perkenalan produk
6 ACARA IV
EVALUASI POSISI AGRIBISNIS DENGAN METODE SWOT
1. Tujuan Pembelajaran :
Tujuan pada acara praktikum ini adalah untuk melakukan evaluasi terhadap posisi usaha agribisnis yang sedang berlangsung, dengan mendasarkan pada Kekuatan (S), Kelemahan (W), Peluang (O) dan Hambatan (T) pada usaha agribisnis. Dengan diketahuinya posisi usaha agribisnis, maka dapat dilakukan perencanaan dan pengembangan yang lebih tepat, sehingga akan dapat meningkatkan keuntungan dan menekan resiko kegagalan.
2. Dasar Teori
Yang dimaksud dengan analisis SWOT adalah suatu cara menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal menjadi langkah-langkah strategi dalam pengoptimalan usaha yang lebih menguntungkan. Dalam analisis faktor-faktor internal dan eksternal akan ditentukan aspek-aspek yang menjadi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weakness), kesempatan (Opportunities), dan yang menjadi ancaman (Treathment) sebuah organisasi. Dengan begitu akan dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat dijalankan (Freddy
Rangkuti, 2005:19).
Dalam Pengelolaan dan pengembangan suatu aktifitas memerlukan suatu perencanaan strategis, yaitu suatu pola atau struktur sasaran yang saling mendukung dan melengkapi menuju ke arah tujuan yang menyeluruh. Sebagai persiapan perencanaan, agar dapat memilih dan menetapkan strategi dan sasaran sehingga tersusun program-program dan proyek-proyek yang efektif dan efisien maka diperlukan suatu analisis yang tajam dari para pegiat organisasi. Salah satu analisis yang cukup populer di kalangan pelaku organisasi adalah Analisis SWOT.
7 Maksud dari analisis SWOT ini adalah untuk meneliti dan menentukan kondisi suatu lembaga, baik bisnis maupun non bisnis dalam hal :
a. Kuat (sehingga dapat dioptimalkan ) b. Lemah (sehingga dapat segera dibenahi)
c. Kesempatan-kesempatan di luar (untuk dimanfaatkan) d. Ancaman-ancaman dari luar (untuk diantisipasi)
Langkah – Langkah Analisis Data dalam analisis SWOT Langkah-langkah analisis data dilakukan sebagai berikut:
a. Melakukan pengklasifikasian data, faktor apa saja yang menjadi kekuatan dan kelemahan sebagai faktor internal organisasi, peluang dan ancaman sebagai faktor eksternal organisasi. Pengklasifikasian ini akan menghasilkan tabel informasi SWOT.
b. Melakukan analisis SWOT yaitu membandingkan antara faktor eksternal Peluang (Opportunities) dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal organisasi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weakness).
c. Dari hasil analisis kemudian diinterpretasikan dan dikembangkan menjadi keputusan pemilihan strategi yang memungkinkan untuk dilaksanakan. Strategi yang dipilih biasanya hasil yang paling memungkinkan (paling positif) dengan resiko dan ancaman yang paling kecil.
3. Tempat Praktikum :
8 4. Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :I a. Deskripsikan profil usaha agribisnis yang telah dikerjakan pada Acara I tetapi
dengan metode SWOT, yaitu dengan menguraikan Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Hambatan Usaha tersebut
b. Rumuskan strategi pengembangan usaha berdasarkan analisis SWOT (deskripsikan dalam bentuk matriks SWOT)
9 ACARA V
ANALISIS EFISIENSI USAHA AGRIBISNIS
1. Tujuan Pembelajaran :
Tujuan pada acara praktikum ini adalah untuk menganalisis efisiensi teknis dan ekonomis dari usaha agribisnis yang telah saudara kerjakan pada Acara I dan II tersebut diatas.
2. Dasar Teori
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengevaluasi usaha agribisnis adalah dengan menganalisis efisiensinya.
Efisiensi dalam produksi merupakan ukuran perbandingan antara output dan input. Konsep efisiensi menurut Kopp (1981) adalah kemampuan organisasi melakukan produksi untuk menghasilkan produk tertentu pada tingkat biaya minimum. Sedangkan menurut Nicholson (1995), efisiensi dibedakan antara efisiensi ekonomis dan efisiensi alokatif. Efisiensi ekonomi terdiri atas dua komponen yaitu efisiensi teknis (technical efficiency) dan efisiensi harga atau efisiensi alokatif (price efficiency or allocative efficiency). Efisiensi teknis mengukur berapa produksi yang dapat dicapai suatu set input tertentu. Besarnya produksi tersebut menjelaskan keadaan pengetahuan teknis dan modal tetap yang dikuasai oleh petani atau produsen. Suatu usaha dikatakan lebih efisien secara teknis jika dengan menggunakan set input yang sama produk yang dihasilkan lebih tinggi Efisiensi teknis juga sering disebut efisiensi jangka panjang. Sedangkan efisiensi harga (alokatif) berhubungan dengan keberhasilan petani dalam mencapai keuntungan maksimum. Efisiensi ini disebut juga efisiensi jangka pendek.
10 a. Proses produksi harus berada pada tahap kedua yaitu pada waktu
0 ≤ Ep ≤ 1
b. Kondisi keuntungan maksimum tercapai, dimana value marginal product sama dengan marginal cost atau MP = MC. Jadi efisiensi ekonomi tercapai jika tercapai keuntungan maksimum. Asumsi perusahaan memaksimumkan keuntungan, maka kondisi nilai marjinal produk sama dengan harga input variabel yang bersangkutan (NPM = Px).
c. Efisiensi teknis dicapai jika besarnya produksi rata-rata sama dengan produksi marjinal (PR = PM)
3. Tempat Praktikum :
Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Setiap kelompok melakukan analisis efisiensi berdasarkan data pada
perencanaan produk
b. Membuat rumusan kesimpulan dari analisis untuk mengetahui keberlangsungan usaha
11 ACARA VI,VII, DAN VIII
PERENCANAAN PENGEMBANGAN AGRIBISNIS
1. Tujuan Pembelajaran :
Praktikum perencanaan pengembangan agribisnis ditujukan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang bagaimana menyusun perencanaan untuk pengembangan agribisnis yang didasarkan pada hasil evaluasi usaha agribisnis sebelumnya.
2. Dasar Teori
a. Definisi Perencanaan Agribisnis
Perencanaan Agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatif-alternatif baru, disertai dengan penghitungan konsekuensi finansialnya terhadap hasil dan biaya (Anonim, 1994).
Tujuan beragribisnis adalah untuk memperoleh pendapatan yang paling tinggi baik berbentuk natura maupun uang. Ditinjau secara ekonomis murni, agar proses agribisnis berkelanjutan maka :
Nilai hasil = biaya + laba guna menampung seluruh resiko usaha.
Dari sudut agribisnis yang dilakukan oleh petani-nelayan dalam bentuk usahatani maka :
Nilai hasil = biaya + menampung kebutuhan hidup petani-nelayan secara sejahtera.
b. Tahapan dalam Perencanaan Agribisnis meliputi : 1. Mencari alternatif-alternatif.
2. Menghitung rentabilitas dan melakukan analisis perencanaan. 3. Membandingkan situasi baru dengan situasi saat ini.
12 c. Titik Tolak Perencanaan Agribisnis
Pada hakekatnya yang perlu diusahakan adalah pemanfaatan semaksimal mungkin dari faktor-faktor yang paling langka. Misalnya tanah paling langka, maka gunakanlah tanah seintensif mungkin dengan teknik intensifikasi untuk meningkatkan produktifitas. Bila tenaga kerja paling langka, maka usahakan dapat ditunjukkan untuk memproduksi sebanyak-banyaknya per satuan tenaga kerja, dengan menggunakan tanah dan modal yang ada. Jika modal paling langka, maka diarahkan untuk ektensifikasi dengan menggunakan tenaga kerja yang banyak (padat tenaga kerja, bukan padat modal). Jadi perbandingan kuantitatif antara luas tanah dibanding jumlah modal yang digunakan, akan tergantung kelangkaan relatifnya. Perbandingan akan berubah, jika perbandingan nilainya berubah. Oleh karena itu agribisnis harus selalu dinamis agar dapat menyesuaikan dengan perbandingan yang selalu berubah tadi. Singkatnya, titik tolak perencanaan agribisnis adalah:
Perbandingan kualitatif antara luas tanah, jumlah tenaga kerja, jumlah modal.
Kegiatan Perencanaan Agribisnis:
Berdasarkan titik tolak tersebut di atas, maka kegiatan perencanaan agribisnis akan berlangsung sebagai berikut:
1. Indentifikasi kebutuhan pasar. 2. Indentifikasi kebutuhan industri hilir.
3. Indentifikasi jaringan ketersediaan modal usaha.
4. Penyusunan pola usaha agribisnis yang memiliki keunggulan kompetitif komoditas.
5. Perencanaan modal dan pengajuan kredit. d. Proses Perencanaan Agribisnis
13 1) Mengumpulkan fakta dan informasi yang berkaitan dengan kebijakan operasional usaha, sistem dan rencana kesejahteraan sdm, jaringan bisnis, pemasaran, dan persaingan usaha
2) Menganalisis situasi dan masalah-masalah yang terlibat dengan alat analisis terkait seperti analisis 4P (product, price, place, promotion) dan STP (segmentation, targeting, and positioning) untuk analisis pemasaran produk ,analisis pesaing untuk mengidentifikasi persaingan dengan produk sejenis, dan analisis rantai pasar
3) Merumuskan posisi usaha berdasarkan analisis dan rencana kebijakan operasional di atas
4) Mengembangkan altematif untuk arah tindakan dan memilih alternatif yang paling sesuai berdasarkan kesimpulan di poin 3
5) Mengembangkan wahana untuk mengevaluasi kemajuan, dan mencocokkan kembali pandangan seseorang serentak dengan berlangsungnya perencanaan
3. Tempat Praktikum :
Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Metode Pelaksanaan :
a. Untuk acara ke VI dan VII, lakukan langkah-langkah sebagai berikut. Langkah 1 : Mengumpulkan Fakta
Pengumpulan fakta dan informasi telah dijadikan langkah pertama dari proses perencanaan walaupun pengumpulan informasi merupakan bagian yang tetap dan berulang dalam proses perencanaan.
14 Untuk mengumpulkan informasi yang memadai guna mengetahui perlunya
rencana
Untuk mengumpulkan secara sistematik fakta-fakta khusus yang diperlukan agar rencana itu berjalan setelah diputuskan.
Karena kesulitan dalam pengumpulan fakta, beberapa manajer cenderung mengabaikan langkah ini dan menganut falsafah "Seat of the pants" (tanpa pedoman, hanya mengandalkan informasi saja), yang akan mengurangi peluang untuk berhasil.
Langkah 2 : Menganalisis Fakta dan informasi guna memenuhi analisis pasar, penyusunan kebijakan operasional dan SDM dan analisis persaingan
Dasar untuk mengembangkan rencana yang baik terletak pada proses penganalisisan fakta. Proses ini menjawab pertanyaan-pertanyaan:
Arah mana yang kita tuju?
Bagaimana kita akan sampai ke sana?
Hal itu membantu mengungkapkan sejumlah masalah dan peluang, dan menghasilkan kerangka kerja untuk mendasari keputusan yang berhasil.
Penganalisisan fakta akan mencegah kesalahan yang terjadi dan memungkinkan penggunaan sumberdaya organisasi dengan sangat bijaksana.
Langkah 3 : Merumuskan kebijakan operasional usaha dan SDM
Kebijakan operasional usaha terdiri dari kebijakan undang-undang yang ditetapkan pemerintah serta kebijakan operasional yang ditetapkan perusahaan. Kebijakan pemerintah terkait perencanaan dan pengembangan agribisnis seperti pengajuan perizinan dan peraturan lain terkait usaha.
Sedangkan kebijakan SDM dapat berupa penyusunan rencana kesejahteraan SDM, legalitas organisasi dan jaringan bisnis.
15 Langkah ke 4 : Melakukan analisis pemasaran dan persaingan dengan mengidentifikasi masing-masing indikator yang membangun analisis
Langkah 5 : Menetapkan Tujuan dan Hasil
Banyak ahli manajemen memper-timbangkan bahwa penetapan tujuan merupakan langkah pertama dalam proses perencanaan.
Pembagian langkah-langkah perencanaan dewasa ini, merupakan perumusan dan informasi yang merupakan bagian dari penetapan tujuan.
Semua proses berlangsung secara berkesinambungan dalam corong perencanaan. Tujuan tidak dapat ditentukan dalam keadaan vakum, tetapi harus dikaitkan kepada hal yang dapat dicapai. Tujuan harus dibentuk sebagai konsekuensi dari pengumpulan dan penganalisisan informasi dan fakta.
b. Untuk acara ke VIII dilakukan tahap selanjutnya yakni langkah 6 & 7 Langkah 6 : Mengembangkan Alternatif
Setelah tujuan ditetapkan, beberapa cara untuk bertindak harus dikembangkan; artinya, manajer agribisnis harus mencari berbagai cara untuk sampai ke tujuan. Hasil yang dicapai tergantung pada kegiatan alternatif yang dipilih untuk mencapai tujuan. Alternatif harus ditimbang, dievaluasi, diuji dengan mengingat sumberdaya agribisnis yang unik dengan mempertimbangkan hasil analisis pemasaran dan kebijakan operasional yang telah dirumuskan. Imaginasi merupakan hal yang sangat menentukan, karena cara baru dan atau jalan baru dapat membuka peluang baru menuju keberhasilan.
Langkah 7 : Mengevaluasi Kemajuan
Pengawasan dan pengecekan kemajuan telah ditentukan oleh para ahli manajemen sebagai salah satu prioritas tertinggi
16 Evaluasi menunjukkan apakah rencana sedang berjalan, dan memungkin kan penganalisisan informasi baru serta penemuan pelumasan baru. Hal itu harus digabungkan ke dalam proses perencaan sebagai salah satu langkah terpenting karena rencana hanya berlaku selama situasi tidak berubah.
Rencana harus dievaluasi bila dibentuk menjadi program untuk kegiatan khusus, dan bila sekali waktu menyimpang dari arah yang ditentukan.
5. Presentasi
Presentasikan hasil analisis perencanaan dan pengembangan usaha agribisnis kelompok berdasarkan kegiatan analisis yang telah dilakukan pada akhir sesi acara ke VIII.
17 ACARA IX DAN X
NETWORK PLANNING
1. Tujuan Pembelajaran :
Praktikum dengan acara Network Planning ini ditujukan untuk memberikan pembelajaran kepada mahasiswa tentang bagaimana menyusun perencanaan jaringan untuk menentukan koordinasi dan urut-urutan kegiatan yang saling berpengaruh.
2. Dasar Teori
a. Konsep Analisa Network
Diperlukan untuk koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan pabrik/proyek yang kompleks, saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain b. Tujuan Analisis Network Planning
Tujuannya adalah agar perencanaan dan pengawasan terhadap semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja.
c. Macam Analisis Network Planning: CPM (Critical Path Method)
PERT (Program Evaluation and Review Technique) d. Pembuatan Network:
Events/Node/Kejadian adalah permulaan (star node) atau akhir (end node) dari
suatu kegiatan. Biasanya diberi simbol lingkaran. Kegiatan adalah suatu pekerjaan atau tugas di mana penyelesaiannya memerlukan periode waktu, biaya serta fasilitas lain. Biasanya diberi simbol anak panah
e. Hal yang perlu diperhatikan, ketika membuat network suatu proyek Pecahlah/uraikanlah proyek menjadi aktivitas/kegiatan
18 Diagram Urutan Kegiatan
Perhitungkan Waktu (Waktu Normal, Waktu Dipercepat, Waktu Paling Lambat) dan Biaya masing-masing kegiatan (Biaya Normal dan Biaya Percepatan)
Mencari Jalur dan Jalur Kritis
3. Tempat Praktikum :
Laboratorium Statistik Program Studi Agribisnis UPN “Veteran” Jawa Timur.
4. Metode Pelaksanaan :
Pelaksanaan praktikum dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Siapkan kertas dan alat tulis lainnya.
b. Lihat kembali tugas yang sudah saudara kerjakan pada Acara I dan II
c. Susun kerangka jaringan dari kegiatan perencanaan agribisnis yang telah saudara buat.
d. Simpan perencanaan tersebut kemudian simpan kedalam file dengan nama masing-masing mahasiswa dan nomor acaranya.
6. Mintakan pengesahan dari Dosen Pengampu Mata Praktikum setelah saudara menyelesaikan tugas ini.
19
PENUTUP
Kegiatan-kegiatan dalam praktikum tersebut di atas diharapkan akan meningkatkan ilmu pengetahuan dan kemampuan mahasiswa dalam pembuatan perencanaan dalam rangka pengembangan agribisnis.
Jika memungkinkan mahasiswa dapat mengembangkan sendiri dengan mengambil contoh-contoh kasus agribisnis yang lain dan metode pemecahan masalah serta perencanaan yang berbeda.
Buku Panduan ini akan selalu diperbaiki dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan ilmu dan teknologi. Semoga bermanfaat.
20 DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Perencanaan Agribisnis. Departemen Pertanian. Perpustakaan.
http://pustaka.litbang.deptan.go.id/agritek/ppua0135.pdf. Diakses tanggal 10 Maret 2012
Anonim. 2010. Petunjuk Praktis : Bertani, Berkebun, Beternak, Penyuluhan, Permainan, Buku Pertanian. Diakses tanggal 10 Maret 2012.
Kopp, Raymond J, 1981. "The Measurement of Productive Efficiency: A Reconsideration," The Quarterly Journal of Economics, MIT Press, vol. 96(3), pages 477-503, August.
Noor, T.I. 2010. Kelayakan Usaha Agribisnis. Program Magister Manajemen, Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran, Bandung.
Rahman, S. Handout Agribisnis. http://mm.ustjogja.ac.id. Diakses tanggal 10 Maret
2012.
Syahza, A. 2010. Perencanaan Produksi Agribisnis. http://almasdi.unri.ac.id. Diakses tanggal 10 Maret 2012.