• Tidak ada hasil yang ditemukan

DJM 12(1) 1-88 February 2013 DAMIANUS VOLUME 12, NOMOR 1, PUBLISHED SINCE 2002 February 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DJM 12(1) 1-88 February 2013 DAMIANUS VOLUME 12, NOMOR 1, PUBLISHED SINCE 2002 February 2013"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ARTIKEL PENELITIAN

1-7 KETEBALAN TUNIKA INTIMA-MEDIA ARTERI KAROTIS PADA DEWASA MUDA Poppy Kristina Sasmita, Herlina Uinarni, Tena Djuartina

8-15 UJI MIKROBIOLOGIS ES BATU KONSUMSI DI KANTIN SEKITAR LINGKUNGAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIKA ATMA JAYA

Yulia Tanti Narwati, Ignatio Rika, Dicky Adi Putra, Maria Clarissa Wiraputranto

16-24 GAMBARAN KADAR KOLESTEROL TOTAL SERUM KARYAWAN RUMAH SAKIT ATMA JAYA DENGAN OBESITAS SENTRAL

Andika Surya Atmadja, Sheella R Bororing, Nanny Djaja

25-32 PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI DI KECAMATAN PENJARINGAN, JAKARTA

Meiliyana Wijaya, Elsye Angella Wanda, Nelly Tina Widjaja

TINJAUAN PUSTAKA

33-41 POTENSI SEL NK UNTUK IMUNOSURvEILANS KERENTANAN, PROGNOSIS, DAN TINGKAT KEPARAHAN PENYAKIT KRONIS

Daniel Edbert Liang, Yossico Ria Wibowo

42-52 STEM CELL SEBAGAI MODALITAS TERAPI SIROSIS HEPATIS Randy Adiwinata, Ana Lucia Ekowati, Tena Djuartina

53-60 PENGHAMBATAN SPHINGOSINE KINASE 1 PADA PENGOBATAN SEPSIS Sandy Vitria Kurniawan

61-67 PERAN ANGKAK DALAM MENURUNKAN KADAR KOLESTEROL DARAH Riki Tenggara, Alice Angelina, Marissa Gondo Suwito, Andika Surya Atmadja

LAPORAN KASUS

68-81 PENATALAKSANAAN ANESTESI KASUS SINDROM PRUNE-BELLY PADA BAYI PEREMPUAN USIA 6 BULAN DI RUMAH SAKIT CIPTO MANGUNKUSUMO

Tommy Nugroho Tanumihardja

82-88 SARKOMA STROMA ENDOMETRIUM: SEBUAH LAPORAN KASUS DAN RELEvANSI DIAGNOSTIK IMUNOHISPATOLOGIKNYA

Dyonesia Ary Harjanti, Cyprianus Murtono, Matius Lesmana

ISSN 2086-4256

PUBLISHED SINCE 2002 February 2013

DJM 12(1) 1-88 F

ebruary 2013

DAMIANUS

Journal of Medicine

(2)

PENGARUH PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU

TERHADAP KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI

DI KECAMATAN PENJARINGAN, JAKARTA

THE INFLUENCE OF MATERNAL KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND BEHAVIOR

TO THE COMPLETENESS OF BASIC IMMUNIZATION IN BABIES AT

SUBDISTRICT OF PENJARINGAN, JAKARTA

Meiliyana Wijaya1, Elsye Angella Wanda2, Nelly Tina Widjaja3 ARTIKEL PENELITIAN

1 Departemen Parasitologi, Fakultas

Kedokteran Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No.2, Jakarta Utara 14440

1 Fakultas Kedokteran Unika Atma

Jaya, Jl. Pluit Raya No.2, Jakarta Utara 14440

2 Pusat Penelitian Kesehatan,

Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya, Jl. Pluit Raya No.2, Jakarta Utara 14440

Korespondensi:

Meiliyana Wijaya. Departemen Parasitologi, Fakultas Kedokteran Unika Atma Jaya. E-mail:

[email protected]

ABSTRACT

Introduction: Data of Health Department of Indonesian Republic in 2005 showed

the achieving of UCI (Universal Child Immunization) in DKI Jakarta was 69.06%. The data shows that immunization coverage in DKI Jakarta had not reached the properly target of UCI, that is minimal 80%. It is associated with the level of community awareness about immunization, especially mother as the closest person of the baby.

Methods: This was a cross-sectional design with observations analytical.

Population of the research is mothers who have 1-2 years old child and live permanently in Subdistrict Penjaringan, Jakarta. Sampling technique was using multistage sample from February 25th to March 3rd 2009 by the number of 120

respondents.

Results: (1) There is a significant relationship between maternal education level

and maternal knowledge of basic immunization in babies (p=0.012); (2) There is a significant relationship between maternal knowledge of basic immunization and the completeness of basic immunization in babies (p=0.008); (3) Maternal attitude toward basic immunization affects the completeness of basic immunization in babies (p=0.013); (4) Maternal behavior toward the basic immunization affects the completeness of basic immunization in babies (p=0.000); (5) There is a significant relationship between the information of cadres and the completeness of basic immunization in babies (p=0.004).

Conclusion: Maternal knowledge, attitude, and behavior affect the completeness

of basic immunization in babies.

Key Words: Attitude, basic immunization, behavior, knowledge

ABSTRAK

Latar Belakang: Data Departemen Kesehatan Republik Indonesia pada tahun

2005 menunjukkan pencapaian cakupan UCI (Universal Child Immunization) di DKI Jakarta sebesar 69,06%. Data ini menunjukkan bahwa cakupan imunisasi di DKI Jakarta belum mencapai target UCI minimal 80%. Hal ini berhubungan dengan tingkat kesadaran masyarakat mengenai imunisasi, khususnya ibu sebagai orang

(3)

26 Vol. 12, No. 1, Februari 2013

DAMIANUS Journal of Medicine

terdekat dengan bayi.

Metode: Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan observasi

analitik. Populasi penelitian adalah ibu-ibu yang memiliki anak berusia 1-2 tahun dan bertempat tinggal tetap di Kecamatan Penjaringan, Jakarta. Kemudian teknik pengambilan sampel menggunakan cara multistage sample dari 25 Februari sampai 3 Maret 2009 dengan jumlah 120 responden.

Hasil: (1) Terdapat hubungan bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan

pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar pada bayi (p=0,012); (2) Terdapat hubungan bermakna antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,008); (3) Sikap ibu terhadap imunisasi dasar memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,013); (4) Perilaku ibu terhadap imunisasi dasar memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,000); (5) Terdapat hubungan bermakna antara informasi dari kader dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,004).

Kesimpulan: Pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu memengaruhi kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi.

Kata Kunci: Imunisasi dasar, pengetahuan, perilaku, sikap

PENDAHULUAN

Program imunisasi nasional dikenal sebagai Pengembangan Program Imunisasi (PPI) atau

Expanded Program on Immunization (EPI)

dilaksanakan di Indonesia sejak tahun 1977 dalam rangka pencegahan penularan terhadap Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi

(PD3I).1 Tujuan umum diadakannya program

imunisasi ini adalah turunnya angka kesakitan,

kecacatan, dan kematian bayi akibat PD3I.2

Pemerintah mengutamakan imunisasi dasar se-bagai imunisasi yang wajib diberikan untuk bayi dan balita dengan fokus pada bayi untuk menu-runkan angka mortalitas bayi akibat PD3I. Salah satu tujuan khusus imunisasi adalah tercapainya target Universal Child Immunization (UCI), yaitu cakupan imunisasi lengkap minimal 80% se-cara merata pada bayi di 100% desa/kelurahan pada tahun 2010.2 Dinas PP & PL Departemen

Kesehatan Republik Indonesia (Depkes RI) me-nyatakan pada tahun 2005 pencapaian desa UCI

di Indonesia sebesar 76,23% dan secara khusus di DKI Jakarta sebesar 69,06%.3 Data ini

menun-jukkan bahwa cakupan imunisasi di Indonesia termasuk DKI Jakarta belum mencapai target. Imunisasi adalah suatu cara untuk menimbul-kan atau meningkatmenimbul-kan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga bila kelak ia terpapar dengan penyakit terse-but tidak akan menderita penyakit terseterse-but.2

Imunisasi dasar adalah pemberian imunisasi awal untuk mencapai kadar kekebalan di atas ambang perlindungan.2 Imunisasi dasar

meli-puti BCG, polio, hepatitis B, DPT, dan campak. Faktor- faktor yang memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi meliputi faktor ibu, faktor keluarga, dan faktor masyarakat. Faktor ibu terdiri dari pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu. Pengetahuan ibu tentang pentingnya pem-berian imunisasi dasar pada bayi dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Semakin tinggi pendidikan ibu, maka semakin tinggi

(4)

pengeta-huan ibu.4 Pengetahuan ibu tentang imunisasi

dasar dapat juga diperoleh melalui media massa (surat kabar, radio, televisi, dan lain-lain). Hal ini memungkinkan bagi ibu yang walaupun memiliki pendidikan rendah dapat memperoleh informasi melalui media massa. Diharapkan bahwa media massa dapat mendorong pemahaman masyara-kat tentang pentingnya imunisasi, seperti iklan lima imunisasi dasar lengkap (LIL) pada bayi di beberapa televisi swasta yang dikeluarkan oleh Depkes RI berkat dukungan Millenium Challenge

Corporation Indonesia/Immunization Project

(MCCI/IP).5 Selain itu, ibu yang melakukan

per-salinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan juga memungkinkan untuk terpapar informasi pentingnya imunisasi dasar lebih baik.6 Dalam

penentuan sikap ibu mengenai pemberian imu-nisasi dasar pengetahuan, serta cara berpikir memegang peranan penting. Pengukuran sikap dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat responden (sangat setu-ju, setusetu-ju, tidak setusetu-ju, sangat tidak setuju).7

Perilaku ibu merupakan respons ibu apakah akan membawa anaknya untuk diberikan imu-nisasi. Perilaku ibu dalam bentuk perilaku aktif (tindakan nyata) dapat berupa sudah membawa anaknya ke puskesmas atau fasilitas kesehatan lain untuk imunisasi.

Keluarga memiliki peranan penting dalam me-ningkatkan kesehatan anggota keluarga mau-pun masyarakat, serta membantu keberhasilan pelayanan kesehatan. Keluarga juga harus mengetahui dengan jelas tentang imunisasi, manfaat, serta efeknya. Keluarga yang memiliki pemahaman yang baik tentang imunisasi pada

umumnya akan memberikan dukungan untuk pemberian imunisasi dasar secara lengkap pada bayi di anggota keluarganya. Peran tokoh masyarakat, agamawan, serta lembaga ma-syarakat sangat penting dalam memperlancar pelaksanaan imunisasi. Peranan mereka antara lain dalam melakukan sosialisasi, penyuluhan, mengajak masyarakat agar peduli dan berperan aktif dalam pelaksanaan kegiatan PIN (Pekan Imunisasi Nasional) dalam berbagai kesempat-an, menyediakan data sasarkesempat-an, yakni bayi dan balita yang akan diimunisasi di wilayah masing-masing berdasarkan hasil pendataan keluarga, serta menggerakkan masyarakat melalui institusi masyarakat agar keluarga yang mempunyai bayi dan balita dengan sadar melakukan imunisasi di Pos PIN.8 Kader posyandu juga memiliki peran

yang penting. Kader posyandu ini memiliki tugas di antaranya, melakukan kunjungan ke rumah masyarakat untuk menyampaikan informasi agar berkunjung ke posyandu saat hari buka, mendata kelompok sasaran (bayi, balita, ibu hamil, ibu menyusui), dan memantau status imunisasi dan lumpuh layu.9 Oleh karena itu, peran aktif para

kader posyandu dapat mendukung keberhasilan program imunisasi dasar di wilayah kerjanya masing-masing.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Ke-camatan Penjaringan pada tahun 2009. Hal ini diharapkan dapat memberikan bahan masukan kepada Puskesmas, Posyandu, atau program pemerintah lainnya tentang faktor-faktor yang dapat meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi, sehingga pada tahun-tahun

(5)

28 Vol. 12, No. 1, Februari 2013

DAMIANUS Journal of Medicine mendatang target UCI di seluruh Indonesia dapat

tercapai.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain

cross-sectional dengan observasi analitik. Penelitian

dilaksanakan di RW 04 Kelurahan Kapuk Muara dan RW 08 Kelurahan Penjaringan I, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara, pada periode 25 Februari–3 Maret 2009. Kriteria inklusi penelitian ini adalah ibu yang memiliki anak laki-laki atau perempuan berusia 1-2 tahun sesuai dengan periode pelaksanaan penelitian, bertempat ting-gal tetap di RW 04 Kelurahan Kapuk Muara dan RW 08 Kelurahan Penjaringan I, Kecamatan Penjaringan, serta memiliki data tentang imu-nisasi dasar bayi (KMS). Kriteria eksklusi adalah ibu tidak bersedia diwawancarai oleh peneliti, serta ibu tidak dapat berkomunikasi dengan baik (menderita cacat mental). Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara terpimpin dengan menggunakan kuesioner. Selain itu, digunakan kartu menuju sehat (KMS) anak sebagai alat untuk cross-check atau memastikan kelengkap-an imunisasi dasar pada bayi (jika ibu memiliki dan membawa KMS). Data yang diperoleh akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kai Kuadrat (Chi Square).

HASIL

Sampel yang didapatkan sebanyak 130 ibu. Na-mun, pada saat dilakukan pengambilan sampel terdapat 10 ibu yang tidak memenuhi kriteria inklusi karena 7 orang ibu tidak memiliki KMS

dan 3 orang ibu tidak memiliki anak yang berusia 1-2 tahun. Oleh karena itu, total responden yang diperoleh adalah 120 ibu. Dari 120 responden tersebut didapatkan hasil sebagian besar re-sponden termasuk dalam kelompok umur 26-35 tahun (55,0%), pendidikan terakhir tamat SLTP (31,7%), tidak bekerja (67,5%). Sebagian besar responden memperoleh informasi imunisasi dasar dari kader sebesar 75,0%, diikuti informasi dari televisi sebesar 35,8%. Didapatkan tingkat pengetahuan ibu mengenai imunisasi dasar ter-golong kurang (59,2%). Sebagian besar ibu di kedua RW memiliki sikap/persepsi (73,3%) dan perilaku (64,2%) yang baik terhadap penyeleng-garaan imunisasi dasar di wilayahnya. (Tabel 1) Data yang diperoleh setelah dilakukan uji statis-tik Chi Square didapatkan adanya hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar (p=0,012). Ibu yang memiliki pengetahuan imunisasi dasar yang baik memiliki tingkat ke-lengkapan imunisasi dasar pada bayinya lebih tinggi dibandingkan yang pengetahuan kurang (p=0,023). Sebanyak 65,9% ibu dengan sikap yang baik juga melengkapi pemberian imunisasi dasar pada bayinya (p=0,012). Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa perilaku ibu terha-dap imunisasi dasar memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayinya (p=0,000). Hasil yang sama juga diketahui pada hubungan an-tara informasi dari kader dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,004). (Tabel 2)

PEMBAHASAN

Keberhasilan program imunisasi tidak lepas dari peran ibu, yaitu pengetahuan ibu tentang

(6)

pentingnya pemberian imunisasi dasar pada bayi. Pengetahuan ibu tersebut dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Dari hasil penelitian ini didapatkan hubungan yang bermakna antara tingkat pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu

tentang imunisasi dasar pada bayi serta diperoleh hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi. Hasil ini sesuai de-ngan penelitian yang dilakukan Ningrum

menge-Variabel Jumlah Persentase

Usia 16-25 tahun 35 29,2 26-35 tahun 66 55,0 36-45 tahun 19 15,8 Pendidikan Terakhir Tidak sekolah 4 3,3 Tamat SD 36 30,0 Tamat SLTP 38 31,7 Tamat SLTA 36 30,0 Tamat PT 6 5,0 Status Pekerjaan Tidak bekerja 81 67,5 Bekerja 39 32,5

Jumlah Anak Frekuensi

1 50 41,7 2 43 35,8 3 20 16,7 4 6 5,0 5 1 0,8 Sumber Informasi* Kader 90 75,0 Televisi 43 35,8 Petugas kesehatan 23 19,2 Surat kabar 15 12,5 Tetangga 14 11,7 Radio 15 12,5 Pengetahuan Ibu Baik 49 40,8 Kurang 71 59,2 Sikap Ibu Baik 88 73,3 Kurang 32 26,6 Perilaku ibu Baik 77 64,2 Kurang 43 35,8

Imunisasi Dasar pada Bayi

Lengkap 71 59,2

Tidak lengkap 49 40,8

Keterangan: * jawaban boleh lebih dari 1

(7)

30 Vol. 12, No. 1, Februari 2013

DAMIANUS Journal of Medicine

imunisasi dasar memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,013). Penelitian Isniani et al., tentang hubungan tingkat pengeta-huan dan sikap ibu terhadap kepatuhan pembe-rian imunisasi dasar pada bayi di Desa Mororejo Kaliwungu, Kabupaten Kendal didapatkan hal se-rupa bahwa ada hubungan antara sikap dengan kepatuhan pemberian imunisasi dasar di desa Mororejo, Kecamatan Kaliwungu.13 Penelitian

Suminar mengenai pengaruh tingkat pendidikan formal dan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar lengkap pada bayi di Kabupaten Jember, Jawa Timur, juga menunjukkan bahwa ada pengaruh sikap ibu terhadap imunisasi dasar lengkap de-ngan bayi dari ibu dede-ngan sikap positif memiliki imunisasi dasar lengkap yang cukup sebesar 39,56%.14

Faktor ibu yang turut berpengaruh terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi selain pengetahuan dan sikap adalah perilaku ibu. Perilaku merupakan respons terhadap rangsangan, respons dapat berbentuk pasif maupun aktif.7 Dalam hal ini diharapkan bahwa

ibu memiliki respons yang berbentuk aktif, yaitu membawa anaknya saat berusia 0-11 bulan nai faktor-faktor yang meme ngaruhi kelengkapan

imunisasi dasar pada bayi di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, menyatakan bahwa pengetahuan ibu mempunyai pengaruh positif terhadap ke-lengkapan imunisasi dasar.10 Penelitian Azizah

et al., tentang faktor-faktor yang berhubungan

dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 9-11 bulan di Desa Sumberejo, Kecamatan Mranggen, Demak disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara faktor penge-tahuan ibu dengan kelengkapan imunisasi pada anak.11 Dari penelitian Wibowo pada tahun 2009

mengenai hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis B dengan motivasi ibu dalam mengimunisasikan bayinya di Desa Dukuh Turi Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes juga didapatkan adanya hubungan sig-nifikan antara tingkat pengetahuan ibu dengan motivasi ibu untuk mengimunisasikan bayinya.12

Hal ini berarti semakin baik pengetahuan ibu semakin meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.5

Sikap belum merupakan suatu tindakan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku.7

Dari penelitian ini diperoleh sikap ibu terhadap

Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi

Variabel Lengkap Tidak Lengkap Total Nilai p

n % n % n %

Tingkat Pengetahuan Ibu

Baik 36 73,5 13 26,5 49 100,0 0,023

Sedang dan Kurang 35 49,3 36 50,7 71 100,0

Sikap Ibu

Baik 58 65,9 30 34,1 88 100,0 0,012

Sedang dan Kurang 13 40,6 19 59,4 32 100,0

Perilaku Ibu

Baik 58 75,3 19 24,7 77 100,0 0,000

(8)

untuk diberikan imunisasi dasar di posyandu. Pada penelitian lain didapatkan juga bahwa bayi dari ibu dengan perilaku positif memiliki imunisasi dasar lengkap yang cukup sebesar 45,05% dan ada pengaruh perilaku ibu terhadap imunisasi dasar lengkap pada bayi.14 Penelitian ini juga

mendapatkan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar memengaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi (p=0,000).

Keaktifan petugas imunisasi dalam memo-tivasi amatlah penting dalam pelaksanaan program imunisasi. Keaktifan petugas imu-nisasi yang dimaksud adalah keaktifan kader dalam memberikan informasi tentang imunisasi dasar kepada ibu-ibu yang mempunyai balita. Wahyususanti dan Handoko dalam penelitian-nya tentang hubungan peran kader posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar di Desa Kwarasan, Sukoharjo mendapatkan hubungan yang signifikan antara peran kader pos yandu dengan kelengkapan imunisasi dasar.15

Peneli-tian ini juga mendapatkan hubungan bermakna antara informasi dari kader dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

Sehubungan dengan wilayah penelitian yang luas dan sampel yang masih kurang mewakili, sebaiknya dilakukan penelitian serupa dengan lingkup yang lebih luas, sehingga dapat meng-gambarkan keadaan RW-RW lain untuk menge-tahui angka cakupan UCI di tiap kelurahan dari kecamatan yang ada di DKI Jakarta. Dengan adanya penelitian ini diharapkan juga adanya penelitian lebih lanjut mengenai peran pus-kesmas dalam memotivasi kader, supaya lebih berperan aktif dalam meningkatkan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi.

KESIMPULAN

Dari hasil penelitian ini dapat dideskripsikan bahwa dari 120 ibu yang menjadi responden di RW 04 Kelurahan Kapuk Muara dan RW 08 Kelu-rahan Penjaringan I memiliki pengetahuan yang kurang tentang imunisasi dasar (59,2%), namun sikap ibu (73,3%) dan perilaku ibu (64,2%) terhadap penyelenggaraan imunisasi dasar di wilayahnya sudah tergolong baik dan jumlah bayi yang mendapatkan imunisasi dasar secara lengkap di kedua RW tersebut sebanyak 71 bayi (59,2%). Berdasarkan hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu berhubungan signifikan terhadap kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di kedua RW tersebut. Pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dipengaruhi oleh tingkat pendidik an ibu. Selain itu, kelengkapan imunisasi dasar pada bayi juga dipengaruhi oleh keaktifan kader dalam memberikan informasi tentang waktu dan tempat pelaksanaan imunisasi dasar kepada ibu.

DAFTAR PUSTAKA

1. Ismael S, Hadinegoro SRS. Program Imu-nisasi Nasional. In: Ranuh IG, Suyitno H, Hadinegoro SRS, Kartasasmita CB, Is-moedijanto, Soedjatmiko, editors. Pedoman imunisasi di Indonesia. 4th. Jakarta: Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia; 2011. p46.

2. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Keputusan Menteri Kesehatan Republik In-donesia Nomor 1611/MENKES/SK/XI/2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imu-nisasi. Jakarta: Depkes RI; 2006.

(9)

32 Vol. 12, No. 1, Februari 2013

DAMIANUS Journal of Medicine Pusat Data dan Informasi. Peta kesehatan

Indonesia tahun 2005. Jakarta; 2007. 4. Zakiah. Faktor-faktor pengetahuan ibu yang

mempengaruhi kegiatan imunisasi campak di RW 05 dan RW 10 Desa Cilayung Ke-camatan Cikeruh Kabupaten Sumedang. 2001; Available from: http://digilib.litbang. depkes.go.id/go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2001-zakiah-2411-campak.

5. Millenium Challenge Corporation Indonesia. Iklan TV pertama imunisasi menyapa pe-mirsa. Berita MCCI / IP 2008; 9:2. Available from: http://imunisasi.info/sites/default/files/ Berita%20MCCI-IP_Vol%2009%20(4).pdf. 6. Suandi A. Pengaruh penolong

persalin-an terhadap kontak pertama imunisasi hepatitis B bayi di Kecamatan Talaga Ka-bupaten Majalengka tahun 2001. Available from: http://digilib.litbang.depkes.go.id/ go.php?id=jkpkbppk-gdl-res-2001-suandi2c-2204-persalinan.

7. Notoatmodjo S. Kesehatan masyarakat ilmu dan seni. Cetakan ke-1. Jakarta: Rineka Cipta; 2007.

8. Farich A. Pelayanan Kesehatan. 2007. Avail-able from: http://achmadfarich.com/reposi-tory/Pelayanan%20Kesmas.pdf.

9. Departemen Dalam Negeri Republik Indo-nesia. Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Nomor 411.3/1116/SJ Tahun 2001 tentang Pedoman Revitalisasi Posyandu. Jakarta: Depdagri RI; 2001. Available from: http:// sintanauli.files.wordpress.com/2008/07/ se-mendagri-193-2001-pedoman-umum-revitalisasi-posyandu.pdf.

10. Ningrum EP. Faktor-faktor yang mempe-ngaruhi kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di Puskesmas Banyudono Kabupaten

Boyolali. 2008. Available from: http://jour- nals.ums.ac.id/index.php/BIK/article/down-load/133/123.

11. Azizah N, Mifbakhuddin, Mulyanti L. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan imunisasi dasar pada bayi usia 9-11 bulan di Desa Sumberejo Kecamatan Mranggen Demak. 2012. Available from: http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/ article/view/1072/1121.

12. Wibowo NY. Hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi hepatitis b dengan mo-tivasi ibu dalam mengimunisasikan bayinya di Desa Dukuh Turi Kecamatan Bumiayu Kabupaten Brebes. 2009. Available from: http://eprints.undip.ac.id/9461/1/artikel_pdf. pdf.

13. Isnaini E, Yosafianti V, Shobirun. Hubungan tingkat pengetahuan dan sikap ibu terhadap kepatuhan pemberian imunisasi dasar pada bayi di Desa Mororejo Kaliwungu Kabupaten Kendal. 2012. Available from: http://pmb. stikestelogorejo.ac.id/e-journal/index.php/ ilmukeperawatan/article/view/87.

14. Suminar RA. Pengaruh tingkat pendi-dikan formal dan perilaku ibu terhadap imunisasi dasar lengkap pada bayi di Desa Banjar Se ngon Kecamatan Pa-trang Kabupaten Jember. 2008. Available from: http://repository.unej.ac.id/bitstream/ handle/123456789/15936/gdlhub-gdl-grey-2008-rositaagus_1.pdf?sequence=1.

15. Wahyususanti L, Handoko NP. Hubungan peran kader posyandu dengan kelengkapan imunisasi dasar di Desa Kwarasan Sukohar-jo. 2011 [cited 2012]. Available from: http:// jurnal.akper17.ac.id/index.php/JK17/article/ view/2/2.

Gambar

Tabel 1.  Karakteristik Demografi Responden
Tabel 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Ibu dengan Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi Kelengkapan Imunisasi Dasar pada Bayi

Referensi

Dokumen terkait

secara parsial berpengaruh positif dan apabila budaya organisasi dapat diterima oleh karyawan akan meningkatkan kinerja Karyawan di Bank BPD Bali Cabang

Bahan yang digunakan adalah kedelai kuning varietas Anjasmoro didapat dari Balitkabi yang dikecambahkan, gula pasir, dan maltodekstrin. Untuk analisis kadar proksimat meliputi..

The function of cohesive devices used in expository writing produced by students of IKIP Malan gI. To find out the cohesive devices frequently wrongly used by IKIP

Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui dominasi komunikasi scientific pada pembelajaran biologi (2) mengetahui faktor penyebab dominasi komunikasi scientific pada

Budiardjo secara umum mengartikan partisipasi politik sebagai suatu kegiatan seseorang atau sekelompok orang yang untuk ikut serta secara aktif dalam kehidupan politik yaitu dengan

Anak umur 4 tahun dengan celah bibir,gusi & langit-langit, belum pernah operasi5.  prioritas operasi labioplasty ,bila

Pemerintah pusat dapat memberikan biaya pribadi bagi Guru di daerah khusus dan guru yang mengikuti program Keahlian Ganda. Selain pembiayaan pelaksanaan Program PPG, pemerintah