• Tidak ada hasil yang ditemukan

menyusun RPP. RPP disusun oleh tim kelompok kerja guru agama. Dalam proses, guru sudah menerapkan pendekatan scientifik yaitu mengamati, menanya,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "menyusun RPP. RPP disusun oleh tim kelompok kerja guru agama. Dalam proses, guru sudah menerapkan pendekatan scientifik yaitu mengamati, menanya,"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

i

Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia, Tesis, Program Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan ( FTIK ) Pascasarjana IAIN Bukittinggi .

Latar belakang penelitian ini adalah Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19 menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu . Kurikulum 2013 membutuhkan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Penerapan kurikulum 2013 salah satunya pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Dilihat dari sisi perencanaanya pada silabus, RPP, dan pelaksanaan pembelajaran dan evaluasi, sekolah tersebut sudah cukup siap untuk penerapan Kurikulum 2013. Yang menjadi permasalah penelitian ini adalah bagaimana penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti . penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Implementasi kurikulum 2013 dalam pelaksanaan pembelajaran dan apa saja upaya-upaya yang dilakukan sekolah dan guru PAI dan Budi Pekerti.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia , Ampek Angkek pada bulan Juli- Agustus 2018. Yang mana subyek penelitiannya adalah guru PAI dan Budi Pekerti kelas V. Sedangkan untuk informan dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia , Ampek Angkek. Adapun teknik pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk keabsahan data menggunakan triangulasi sumber sedangkan analisis datanya menggunakan reduksi data, model data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa SDN 23 Cibuak Ameh Pasia , Ampek Angkek telah menerapkan Kurikulum 2013 pada PAI dan Budi Pekerti. Mulai dari perencanaan guru

(5)

ii

mengasosiasi, mengkomunikasikan. Dalam evaluasi guru juga melakukan penilaian autentik dengan menilai sikap, yaitu meliputi observasi, penilaian diri, dan jurnal. Nilai pengetahuan meliputi tes lisan, tes tulis, penugasan, ulangan harian, UTS dan UAS. Nilai keterampilan meliputi praktek dan unjuk kerja. Kepala sekolah dan guru berusaha untuk meningkatkan pengetahuan tentang Kurikulum 2013 dengan mengikuti sosialisasi dan Bimtek. Adapun kendala yang dihadapi dalam penerapan Kurikulum 2013 adalah belum cukupnya buku pegangan siswa dan guru mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti dan jumlah peserta yang banyak dalam satu rombel pembelajaran. Kata Kunci : Implementasi , Kurikulum 2013, Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

(6)

iii

Islamic education and Character in elementary school 23 Cibuak Ameh Pasia, Thesis, department of Islamic religious education, faculty of science and teaching of MT, State Islamic Isntitute IAIN Bukittinggi .

Background study of this research is constitution of Indonesia number 20 year 2013 about system of national education section 1 verse 19 to state that curriculum is group of planning and regulation about direction, contents, addition of lesson and the method used as compass of activity organization to achieve certain aducation. Curriculum 2013 need planning, action and evaluation. realization of Curriculum 2013 in lesson Islamic education and Character. It could be seen from the planning of syllabus , planning of study activities, and evaluation, that school has ready to implementing curriculum 2013. The problem from this research is how theimplementation of curriculum 2013 in the Islamic education and character course. The objectives study of this research is to describe the implementation of curriculum 2013 in the realization of learning and the efforts that is done by the school and Islamic education teacher.

This research is a descriptive research in SDN 23 Cibuak Ameh, laten on Juli 2018 through Agustus 2018. The subject study of this research is Islamic education teacher in eighth grade. The informant of this research is the headmaster in SDN 23 Cibuak Ameh. Technique to collect the data is using observation, interview and documentation. To get the validity using triangulation sources, and for analyze the data using reduction, model of the data, and conclution or verifying.

The result of this research shows that SDN 23 Cibuak Ameh has implemented curriculum 2013 in Islamic education and character course. Start from teacher’s planning to make lesson plan etc. In the process, the teacher has implemented scientific approach that is observing, asking, experimenting, associating, comunicating. In the evaluation of the teacher also did authentic scoring with evaluate the attitude, as follows observation,

(7)

self-iv

improve the knowledge about curriculum 2013 with following socialization and guidance of teaching. The problem that is faced in implementing curriculum 2013 there is minus book for the students and Islamic education’s teacher that has been revision. Key words : Implementation, Curriculum 2013, Islamic Education and Character

(8)

vii

Alhamdulillah, segala puji milik Allah, rabb alam semesta. Maha suci Engkau ya Allah yang memberi kesempatan bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan Pasca Sarjana di IAIN Bukittinggi ini. ilmu-Mu maha luas melebihi luasnya tujugh lapis langit dan tujuh lapis bumi. Penulis sangat merasakan betapa sedikitnya ilmu yang baru digapai dan masih banyak ilmu-ilmu yang belum dipelajari baik yang nyata ataupun tidak nampak. Alangkah kecilnya diri ini di hadapan-Mu ya Allah. Engkaulah yang maha segalanya, tempat tumpuan dan harapan semua makhluk. Semoga setetes ilmu yang penulis pelajari bisa ini bisa memberi berkah dalam kehidupan dan berguna bagi masyarakat luas.

Shalawat dan salam untuk nabiyullah Muhammad SAW yang telah diutus Allah SWT untuk membuka tabir ilmu pengetahuan yang terbentang luas dialam semesta ini. Nabi Muhammad SAW mengajak umat manusia untuk selalu belajar agar bisa mensyukuri nikmat Allah SWT sehingga mampu menjalankan perannya sebagai khalifah fi ardhi.

Tesis yang berjudul “ Implementasi Kurikulum 2013

Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh” ditulis dalam rangka

memenuhi tugas akhir pada program Pasca Sarjana IAIN Bukittinggi serta untuk memperoleh gelar magester Master Pendidikan ( M.Pd )

(9)

viii

mengaturkan terimakasih banyak kepada :

1. Rektor Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi Ibu Dr. Ridha Ahida, M.Hum, Warek I Bapak Dr. Asyari, S.Ag, M. Si , Warek II Bapak Dr. Novi Hendri, M.Ag dan Warek III ibu Dra. Hj. Nuraisyah, M.Ag yang telah memberikan kesempatan kepada penulis melanjutkan studi Pascasarjana di IAIN Bukittinggi.

2. Dekan Fakultas Tarbiyyah dan Ilmu Keguruan Bapak Dr.H. Nunu Burhanuddin, M.Ag, Wakil Dekan I Bapak Dr. Wedra Aprison, M. Ag, Wakil Dekan II Bapak Charles, S. Ag, M.Pd.I dan Wakil Dekan III Drs. Khairuddin, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan kapada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Dr. H. Ismail, M.Ag. Direktur Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Bukittinggi selaku penasehat akademis, yang telah memberikan arahan, masukan untuk lebih sempurnanya tesis ini.

4. Bapak Dr. Iswantir, M.Ag, sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam Negeri Bukittinggi, yang telah memberikan bekal–bekal ilmu pengetahuan berharga selama kuliyah di IAIN Bukittinggi.

5. Bapak Dr.Nunu Burhanuddin M.A , Ibu Dr.Hasnawati , M.Pd Pembimbing I dan 2 yang telah memberikan berbagai ilmu dan pengalaman, khususnya tentang penulisan tesis ini. yang selalu memberikan masukan

(10)

ix

kuliah di pascasarjana IAIN Bukittinggi.

6. Bapak dan Ibuk dosen pengampu Mata Kuliah pada program studi Pendidikan Agama Islam (IAIN) Bukittinggi.

7. Ibu Kepala dan Tenaga Pendidik SDN 23 Cibuak Ameh , yang telah memberikan fasilitas secukupnya kepada penulis, sebagai informan dan nara sumber di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia kecamatan Ampek Angkek.

8. Pengurus Yayasan Pengembangan Diniyyah Pasia, Pimpinan dan segenap majelis guru Pondok Pesantren Modern Diniyyah Pasia, yang telah memberikan dukungan moril dan sprituil serta keringanan dalam menjalankan pengabdian disaat kuliah di Pascasarjana IAIN Bukittinggi.

9. Terutama Ibu kandung penulis yaitu Arniwas yang memiliki cita-cita tinggi untuk penulis, yang selalu memberikan dorongan untuk kemajuan dan mendoakan kesuksesan penulis.

10. Istri penulis Sandra Yulia A.Md. Keb dan anak-anak penulis yaitu Hikma Fauzia A, Kamila Fauzana A dan Kasyifa Fauza A yang penuh kesabaran melihat kondisi penulis yang kurang memberikan perhatian selama menyusun tesis ini, alhamdulillah mereka selalu memberikan dukungan dan mendoakan agar penulis bisa menyelesaikan penulisan tesis ini dengan baik

(11)

x

penulisan tesis ini dan juga sering mendoakan agar diberi kemudahan dalam penyelesaian penulisan tesis ini.

Penulis menyadari benar bahwa dalam penyusunan tesis ini, masih banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis telah berusaha dengan semaksimal mungkin membuat yang terbaik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangan terbuka, penulisan mengharapkan saran dan nasehat yang membangun dari semua pihak agar dapat menjadi motivasi bagi penulis untuk lebih baik dalam berkarya. Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan penyusunan tesis yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca semua.

Bukittinggi, September 2018

H. Fauzan A NIM 201 14 004

(12)

xi

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... vii

DAFTAR ISI... xi

DAFTAR GAMBAR... xiv

DAFTAR TABEL... xv

BAB I PENDAHULUAN... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi masalah... 12 C. Rumusan masalah... 13 D. Batasan Masalah... 14 E. Tujuan Penelitian ... 14 F. Manfaat Penelitian... 15 F. Penjelasan Judul... 17 H. Sistematika Penulisan... 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 21

A. Pengertian Kurikukulum... 21

B. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ... 40

C. Pelaksanaan kurikulum 2013... 56

D. Penelitian Yang Relevan... 88

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 91

A. Jenis Penelitian... 91

(13)

xii

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data... 99

F. Analisa Data... 101

G. Pemeriksaan keabsahan data... 102

BAB IV LOKASI DAN TEMUANPENELITIAN ... 106

A. Diskripsi Lokasi Penelitian... 106

B. Temuan Penelitian... 114

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN ... 132

BAB VI PENUTUP... 138

A. KESIMPULAN... 138

B. REKOMENDASI... 140 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiii

Gambar 2.1 ………..……… 32

Gambar 2.2 ………..………… 33

(15)

xiv Table 2.1 ………38 Table 2.2 ………50 Table 2.3 ……….………62 Table 2.4 ……….………88 Table 2.5 ………..………81 Table 2.6 ………..………85 Table 2.7 ……….……….... 86 Table 2.8 ……….…………87 Table 4.1 ……….……… 108 Table 4.2 ……… 109 Table 4.3 ……….……… 114 Table 4.4 ……….……… 123 Table 4.5 ……….……… 129

(16)

1

A. Latar belakang Masalah

Kurikulum 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang produktif, kreatif, inovatif, dan berkarakter. Dengan kreatifitas, anak-anak bangsa mampu berinovasi secara produktif untuk menjawab tantang masa depan yang semakin rumit dan kompleks. Meskipun demikian, keberhasilan kurikulum 2013 dalam menghasilkan insan yang produktif, kreatif, dan inovatif, serta dalam merealisasikan tujuan pendidikan nasional untuk membentuk watak dan peradaban bangsa yang bermartabat sangat ditentukan oleh berbagai faktor ( kunci sukses). Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan kepemimpinan sekolah, kreatifitas guru, aktifitas peserta didik, sosialisasi, fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi warga sekolah.1

Kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan.2Kurikulum merupakan salah satu komponen pendidikan yang sangat penting sebagai pedoman bagi guru untuk mencapai tujuan yang diharapkan, berfungsi untuk menolong

1H.E. Mulyasa. Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. (

Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2017) h. 39

2 Nik Haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama

(17)

peserta didik menggali dan mengembangkan keinginan, bakat, kemampuan, keterampilan dan mempersiapkan mereka dengan baik untuk menjalankan hak dan kewajiban, memikul tanggung jawab terhadap diri, keluarga, masyarakat dan bangsanya.

Kurikulum ibarat jalan untuk mencapai tujuan dalam melaksanakan pendidikan. Menurut J. G. Taylor dan W.H Alexander, “ the curriculum is the sum total of school effort to

playground or out of school, yakni segala usaha yang dilakukan

sekolah untuk mempengaruhi belajar anak baik didalam atau diluar kelas, dapat dikategorikan kurikulum.3Kurikulum tidak terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, melainkan meliputi segala sesuatu yang dapat mempengaruhi perkembangan siswa seperti bangunan sekolah, alat pelajaran, perlengkapan, perpustakaan, gambar-gambar, halaman sekolah, dan lain-lain; yang pada gilirannya menyediakan kemungkinan belajar secara efektif.4

Menurut Saylor & Alexander 1974 menyatakan bahwa in the

middle of spectrum, curriculum is viewed as an interaction between students and teachers that is designed to achieve specific aducational goals yaitu bahwa kurikulum adalah pemandangan

interaksi antara para peserta didik dengan para pendidik untuk membuat tujuan-tujuan dari pendidikan.5

3Wina sanjaya.Kurikulum dan pembelajaran ( Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.2018) h. 32

4 Oemar Hamalik. Kurikulum dan pembelajaran(Jakarta: PT Bumi

Aksara. 2017) h. 17

5 John P Miller. Curriculum perspektives and practice. (New York

(18)

Ralph Tyler (1957) menegaskan bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. Lebih lanjut Tyler dan Hamzah B. Uno (2005) menyatakan bahwa suatu jawaban secara menyeluruh terhadap pertanyaan-pertanyaan: Tujuan dan maksud yang akan dicapai sekolah; 2. Kesempatan-kesempatan belajar yang akan menyebabkan perubahan tingkah laku peserta didik; 3. Mengorganisasi pengalaman belajar; dan 4. Penilaian untuk mengetahui keberhasilan.Jika keempat jawaban atas pertanyaan itu telah terjawab, itulah yang dimaksud dengan kurikulum.6

Sementara itu, Oemar Hamalik (2009) menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut Oemar Hamalik menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efesien serta isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untukm mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikann nasional.7

Sedangkan menurut Syafruddin Nurdin mendefenisikan kurikulum adalah aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah

6Hamzah Uno.Sutarjo A dan Nina Lamatenggo.Pengembangan

Kurikulum Rekayasa Pedagogic Dalam Pembelajaran.(Depok : PT Raja Grafindo Persada. 2018). H. 6

(19)

dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar mengajar, cara mengevaluasi program pengembangan dan sebagainya.8 Kurikulum merupakan syarat mutlak dan ciri utama pendidikan sekolah atau pendidikan formal, sehingga kurikulum adalah bagian yang tidak terpisahkan dari proses pendidikan dan pembelajaran. Setiap praktek pendidikan diarahkan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, baik aspek pengetahuan (

cognitive ), sikap ( affective ) maupun keterampilan

( Psikomotorik ).9

Dalam realita sejarah pengembangan kurikulum Pendidikan Agama Islam mengalami perubahan paradigma, hal ini dapat dicermati dari fenomena berikut: 1. Perubahan dari tekanan pada hafalan dan daya ingat tentang teks-teks dari ajaran agama Islam kepada pemahaman tujuan, makna dan motivasi beragama untuk mencapai tujuan pembelajaran Pendidikan Agama Islam ; 2. Perubahan dari cara berpikir tekstual, normative dan absolutis kepada cara berpikir historis, emperis dan kontekstual dalam memahami dan menjelaskan ajara- dan nilai-nilai agama islam; 3. Perubahan dari tekanan hasil pemikiran dari para pendahulunya kepada proses atau metodologinya sehingga menghasilkan produk tersebut; dan 4. Perubahan dari pola pengembangan

8 Nik haryati, Pengembangan … h. 4 9Ibid…h 4

(20)

kurikulum yang hanya mengandalkan para pakar dalam memilih dan menyusun isi kurikulum Pendidikan Agama Islam ke arah keterlibatan yang luas, guru, peserta didik, masyarakat untuk mengindentifikasi tujuan Pendidikan Agama Islam dan cara-cara mencapainya.10

Implementasi kurikulum 2013 menuntut kerjasama yang optimal di antara para guru, sehingga pembelajaran berbentuk tim, dan menuntut kerjasama yang kompak yang kompak di antara apara anggota tim. Kerjasama antara guru sangat penting dalam proses pendidikan yang akhir-akhir ini mengalami perubahan yang sangat pesat. Implementasi kurikulum 2013 ini dilaksanakan secara terbatas dan bertahap, mulai tahun ajaran 2013 (Juli 2013) pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, sehingga tahun 2016 semua sekolah diharapkan sudah menggunakan dan mengembangkan kurikulum baru, baik negeri maupun swasta. Apa yang diungkapkan di atas berdasarkan asumsi bahwa kurikulum 2013 dapat diterapkan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan dan pada berbagai ranah pendidikan.11 Semenjak diberlakukannya Kurikulum 2013 ini mendapat sorotan dari berbagai pihak sehingga terjadi pro dan kontra. Diantara yang dipersoalkan adalah kesiapan sekolah dan para guru, sarana dan fasilitas yang belum mendukung, besarnya dana yang dikeluarkan yaitu sekitar 2,5 Triliun, kurang optimalnya sosialisasi kepada seluruh pelaksana dilapangan membuat para

10 Ibid…h. 10-11

(21)

guru masih banyak yang kebingungan terhadap Kurikulum 2013 ini.12

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 1 angka 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.13

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003tentang sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 19 menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, tambahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.14

Kondisi di atas jika dilaksanakan oleh guru seluruh di Indonesia dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 bukan hanya akan meningkatkan kualitas pendidikan dan SDM, akan tetapi juga meningkatkan kompetensi guru yang lain yakni kompetensi kepribadian, professional, dan sosial. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan

12 H.E. Mulyasa, Pengembangan …h. 35-37.

13 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

No 22 tahun 2016 tentang standar Proses Pendidikan Dasar dan menengah h.1

14Darda Syahrizal dan Adi Sugiarto.Undang-undang system

(22)

berahklak mulia. Sementara kompetensi profesional diartikan sebagai kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam standar nasional pendidikan.Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagi bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesame pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.Terakhir yang tidak kalah pentingnya dari yang telah dipaparkan di atas adalah kemauan dan kegigihan dalam melaksanakan implementasi kurikulum 2013.15

Implementasi kurikulum mencakup tiga kegiatan pokok, yaitu pengembangan program, pelaksanaan pembelajaran, dan evaluasi.Pengembangan program mencakup program pembelajaran, program bimbingan dan konseling atau remedial. Pelaksanaan pembelajaran meliputi proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan prilaku yang lebih baik. Sementara evaluasi16 adalah proses pengukuran dan penilaian yang dilakukan sepanjang pelaksanaan kurikulum. Perencanaan pembelajaran dirancang dalam bentuk Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang mengacu pada Standar Isi.Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran dan penyiapan media dan sumber belajar, perangkat penilaian pembelajaran, dan skenario

15Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Kurikulum 2013 Untuk

Sekolah Dasar. ( Jakarta. Direktorat Pembina sekolah Dasar. 2014 ) h. 13

16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan,(Jakarta: PT

(23)

pembelajaran.Penyusunan Silabus dan RPP disesuaikan pendekatan pembelajaran yang digunakan.17

Diterapkannya kurikulum 2013 pada SDN 23 Cibuak Ameh Pasia Ampek Angkek membutuhkan perhatian dan kerja sama antara pemerintah, kepala sekolah, guru mata pelajaran dan tenaga kependidikan. SDN 23 Cibuak Ameh Pasia Ampek Angkek merupakan sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 tahun kedua ini, yang mana tahun pelajaran 2017-2018 kurikulum 2013 baru diterapkan untuk kelas 1 dan kelas 4. Memasuki pelaksanaan kurikulum 2013 pada tahun kedua ini membutuhkan kerja keras pihak sekolah untuk menyiapkan perencanaan, proses pembelajaran dan penilaian atau evaluasi agar bisa menyesuaikan dengan ketentuan kurikulum 2013 walaupun disadari adanya ketidak siapan pemegang kebijakan karena bimtek untuk kepala sekolah dan guru mata pelajaran ketika kegiatan belajar mengajar sudah berjalan. Lokasi penelitian ini SDN 23 Cibuak Ameh sangat dekat secara letak geografis dengan tempat tinggal peneliti, sehingga memudahkan peneliti dalam melakukan penelitian.

Pemerintah menganggap Kurikulum 2013 ini lebih berat dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Guru sebagai ujung tombak impelementasi Kurikulum 2013, sedangkan guru yang tidak profesional hanya dilatih beberapa bulan saja untuk mengubah pelajaran sesuai dengan Kurikulum 2013. Selain penguatan dan

17 Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan

(24)

pendampingan terhadap guru, siswa juga membutuhkan penguatan dan pendampingan dalam mengembangkan sikap dan karakter siswa yang ditekankan dalam Kurikulum 2013.

Bergantinya Kementerian Pendidikandan Kebudayaan pada era Presiden Joko Widodo, maka Kurikulum 2013 dihentikan implementasinya untuk sementara diseluruh Indonesia, terkecuali beberapa sekolah yang sudah sejak awal menjadi pilot project Kurikulum 2013. Di beberapa sekolah yang melanjutkan penerapan Kurikulum 2013 ternyata mampu melaksanakan implementasi kurikulum 2013 sebagaimana yang dilaksanakan oleh guru mata pelajaran pendidikan agama islam dan budi pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh walaupun belum maksimal. Implementasi Kurikulum 2013 di SDN 23 Cibuak dilaksanakan secara bertahap. Ada tiga tahap penerapan kurikulum 2013 yaitu

pertama, tahap ini disebut dengan kelas tersatu dimana pada

tahap ini penerapan kurikukum sudah memasuki tahun ke tiga, pada tahap ini seluruh kelas telah melaksanakan kurikulum 2013 dari kelas 1 sampai kelas 6. Kedua, tahap ini disebut dengan kelas terdua, dimana pada tahap ini penerapan kurikulum sudah memasuki tahun kedua maksudnya penerapan kurikulum 2013 sudah diterapkan pada kelas 1, 2, 4 dan 5, SDN 23 cibuak Ameh masuk kedalam kelas terdua karena penerapan kurikulum 2013 sudah memasuki tahun kedua sehingga kelas 1, 2, 4, dan 5 sudah menerapkan kurikulum 2013 sementara kelas 3 dan 6 masih menerapkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

Ketiga, tahap ini disebut dengan kelas tertiga maksudnya adalah

(25)

kurikulum 2013 untuk kelas 1 dan 4 saja dan untuk kelas 2,3,5 dan 6 masih menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP.18

Implementasi Kurikulum 2013 memiliki banyak masalah yang dihadapi oleh guru dalam pelaksanakannya, seperti minimnya sarana dan prasarana sekolah.Tidak mudah beralih dari guru yang terbiasa berada sebagai sumber utama pembelajaran, sebagai aktor utama di dalam kelas. Pergeseran peran menjadi fasilitator tentu tidak dapat dilakukan oleh guru yang telah terbiasa berperan demikian. Semua harus dilakukan secara perlahan-lahan tetapi berkesinambungan.

Permasalahan yang timbul dengan implementasi kurikulum 2013 bagi guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh adalah sebagai berikut : Pertama, penyusunan perencanaan dalam hal ini membuat Silabus, RPP dan dan pengadaan buku pegangan untuk guru dan untuk peserta didik kurang memadai. Menurut Oemar Hamalik mengatakan guru yang baik akan berusaha sedapat mungkin agar pengajarannya berhasil. Salah satu faktor yang bisa membawa keberhasilannya yaitu guru membuat perencanaan mengajar sebelumnya.19Kedua, proses pelaksanaan yang mana guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti hanya dilatih melalui pelatihan dan belum maksimal melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tuntunan pembelajaran pada

18Wawancara dengan pak Syafridel S.Pd. M. MP.d ( Pengawas TK

dan SD Kecamatan Ampek Angkek hari Senin 6 Agustus 2018

19 Oemar Hamalik. Proses Belajar mengajar. (Jakarta. PT Bumi

(26)

kurikulum 2013. Ketiga, evaluasi atau penilaian pada kurikulum 2013 yang dirasa lebih sulit dibanding penilaian pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan serta pengisian rapor melalui aplikasi rapor kurikulum 2013.

Kenyataan saat ini menunjukan bahwa hasil pembelajaran masih kurang maksimal.karena sebagian peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar dikelas cukup antusias, interaksi berjalan lancar, peserta didik dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan dari guru, tetapi hanya waktu pembelajaran berlansung. Setelah beberapa menit peserta didik sudah melupakan konsep yang baru dipelajari.Kondisi belajar seperti ini harus diupayakan untuk diperbaiki. Guru dalam proses belajar mengajar di sekolah perlu menciptakan suasana belajar yang menarik dan menyenangkan, dinamis namun terarah dalam mencapai tujuan pembelajaran.20

Implementasi kurikulum 2013 di SDN 23 Cibuak Ameh pada Tahun Pelajaran 2018-2019 diterapkan pada kelas 1, 2, 4 dan 5 sesuai dengan kurikulum 2013 yang sudah direvisi. Dalam penelitian ini peneliti melaksanakan penelitian pada kelas 5 SDN 23 Cibuak Ameh dikarenakan perencanaan, pembelajaran dan evaluasi untuk kelas 1 dan 4 guru mata pelajaran hanya melanjutkan perencanaan, proses pembelajaran dan evaluasi tahun sebelumnya. Sementara untuk kelas 5 guru mata pelajaran harus menyusun perencanaan , proses pembelajaran dan evaluasi

20Iskandar Agung. Mengembangkan Profesionalitas guru upaya

meningkatkan kompetensi dan profesionalisme kinerja Guru. (Jakarta: Bee Media Pustaka. 2014) h. 38

(27)

terbaru sesuai dengan ketentuan baru dari revisi kurikulum 2013 tahun 2017.

Berangkat dari latar belakang diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul penelitian dengan judul “IMPLEMENTASI

KURIKULUM 2013 PADA MATA PELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI DI SDN 23 CIBUAK AMEH PASIA”.

B. Identifikasi Masalah

Masalah ialah kesenjangan antara harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das Sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein).21

Dari latar belakang diatas dapat diidentifikasi masalahImplementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia:

1. Implementasi Kurikulum 2013 Pada Perencanaan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti diSDN 23 Cibuak Ameh.

2. Implementasi Kurikulum 2013 Pada pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh.

21Margono.Metologi Penelitian Pendidikan.( Jakarta : PT Rineka

(28)

3. Implementasi Kurikulum 2013 Pada evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti diSDN 23 Cibuak Ameh.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan arah dari sebuah penelitian yang memberikan arahan yang tepat untuk mempermudah penelitian serta menentukan instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data.Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto, “Apabila telah diperoleh informasi yang cukup dari studi eksploraritas maka masalah yang diteliti menjadi jelas agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya, maka peneliti harus merumuskan masalahnya.”22

Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Pada perencanaan pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

2. BagaimanaImplementasi Kurikulum 2013 Pada pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

3. BagaimanaImplementasi Kurikulum 2013 Pada evaluasipembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan

22 Suharsimi Arikunto. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :

(29)

Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

D. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah adalah untuk menghindari pembahasan yang meluas serta pemberi arah pada pelaksanaan penelitian.Arikunto mengatakan “Pembatasan dan penyempitan topik akan memungkinkan penulis untuk mengadakan penelitian yang lebih intensif mengenai masalahnya.Dengan pembatasan masalah itu penulis akan lebih bebas memilih hal-hal yang mudah dikembangkan”.23

Berdasarkan pendapat di atas, dilakukan pembatasan masalah agar penelitian ini terfokus pada satu tujuan tertentu. Masalah penelitian ini membicarakan tentangImplementasi Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti SDN 23 Cibuak Ameh Pasia.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian berfungsi untuk menentukan arah yang tepat dan untuk menghindari kesulitan-kesulitan yang mungkin akan terjadi dalam proses penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 Pada perencanaan pembelajaran Mata Pelajaran

(30)

Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

2. Untuk mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 Pada pelaksanaan pembelajaran Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

3. Untuk mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 Pada evaluasi Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia?

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian mempunyai manfaat yang besar terutama untuk perbaikan sistem pendidikan dan memproyeksikan hal-hal yang akan dilaksanakan dalam penyelenggaraan pendidikan, hal ini sesuai pendapat Arikunto mengatakan :

Penelitian pendidikan sangat besar manfaatnya bagi pengembangan sistem pendidikan maupun untuk kepentingan praktis dalam penyelenggaraan pendidikan.Dengan penelitian dapat diketahui hal-hal yang berhubungan dengan beberapa faktor yang menghambat dan menunjang pengembangan pendidikan”.24

24 Suharsimi Arikunto. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta :

(31)

Dengan tercapainya tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini bermanfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a) Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan yang bermanfaat bagi guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti sebagai bahan evaluasi sekaligus sebagai masukan dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang dapat menyempurnakan pelaksanaan kurikulum 2013 yang benar.

b) Sebagai bahan rujukan untuk penelitian lebih lanjut

2. Manfaat Praktis

a) Sebagai bahan informasi dan rujukan bagi guru Pendidikan Agama Islama dan Budi Pekerti dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang akan mendorong peningkatan implementasi Kurikulum 2013 dengan benar. b) Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan

teori dan khazanah keilmuan, khususnya dalam mengimplementasikan kurikulum 2013 pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, terutama aplikasinya dalam implementasi kurikulum 2013.

(32)

G. Penjelasan Judul

Untuk memperjelas tesis yang berjudul “Implementasi

Kurikulum 2013 Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Budi Pekerti Di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia “,

maka perlu kiranya dijelaskan arti dan beberapa istilah pada judul sebagai berikut :

Implementasi Implementasi menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) yaitu pelaksanaan / penerapan25.suatu penerapan ide, konsep, kebijakan, atau inovasi dalam suatu tindakan praktis sehingga memberikan dampak, baik berupa perubahan pengetahuan, ketrampilan, maupun nilai, dan sikap.26

Kurikulum 2013 suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perfomasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik, berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi

25Desi anwar. Kamus lengkap bahasa Indonesia.( Sutabaya. Karya

abditama.2001) h. 181

26 Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum tingkat

satuan Pendidikan ( KTSP ) dan sukses dalam sertifikasi guru, ( Jakarta : raja Grafindo Persada, 2007), hal. 211

(33)

tertentu, kurikulum ini diarahkan untuk pengembangan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan dan kebehasilan dengan penuh tanggung jawab.27

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin.28 Dalam Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan kalimat Dan Budi Pekerti sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi

Pekerti, sehinga dapat diartikan sebagai

pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaranagama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan.

27 Mulyasa, Op.Cit, hal 68

28Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung:

(34)

SDN 23 Cibuak Ameh Pasia

Sekolah Dasar negeri yang berada dalam wilayah jorong Cibuak Ameh kenagarian Pasia kecamatan Ampek Angkek kabupaten Agam Sumatera Barat

Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa, maksud dari judul penelitian ini merupakan sebuah penelitian untuk mengetahui implementasi kurikulum 2013 yang dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti di SDN 23 Cibuak Ameh Pasia Ampek Angkek Kabupaten Agam.

H. Sistematika Penulisan

Sistematika penulis ini agar lebih terarah, maka penulisan akan dibagi kepada lima bab, sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan yang terdiri dari: latar belakang masalah, Indentifikasi masalah, rumusandan batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penjelasan judul, dan sistematika penulisan.

Bab II : Kerangka teori yang terdiri dari pengertian kurikulum2013, komponen kurikulum 2013, implementasi kurikulum 2013, pengertian Pendidikan Agama Islam , dan penelitian terdahulu dan penelitian yang relevan.

(35)

penelitian, latar penelitian, sumber data, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, teknik pengolahan data, teknik analisa data, dan pemeriksaan keabsahan data.

Bab IV: Gambaran umum tentang lokasi penelitian, temuan penelitian

BABV: Pembahasan temuan penelitian Bab VI : Penutup, terdiri dari kesimpulan dan

(36)

21

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kurikulum

1. Pengertian Kurikulum

Kurikulum berasal dari bahasa Yunani, yaitu curir yang artinya pelari dan curare yang berarti tempat berpacu. Jadi, istilah kurikulum berasal dari dunia olah raga pada zaman Romawi Kuno di Yunani, yang mengandung pengertian suatu jarak yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis

finish.1Barulah pada tahun 1955 istilah kurikulum dipakai dalam

bidang pendidikan dengan arti sejumlah mata pelajaran dalam suatu peguruan.

Menurut Saylor & Alexander 1974 menyatakan bahwa in the

middle of spectrum, curriculum is viewed as an interaction between students and teachers that is designed to achieve specific aducational goals yaitu bahwa kurikulum adalah pemandangan

interaksi antara para peserta didik dengan para pendidik untuk membuat tujuan-tujuan dari pendidikan.2

Ada sejumlah ahli teori kurikulum yang berpendapat bahwa kurikulum bukan hanya meliputi semua kegiatan yang

1Tim Pengembang MKDP Kurikulum dan Pembelajaran.Kurikulum

dan Pembelajaran .( Depok. PT Raja Grafindo Persada.2013) h. 2

2 John P Miller. Curriculum perspektives and practice. (New York

(37)

direncanakan melainkan juga peristiwa-peristiwa yang terjadi dibawah pengawasan sekolah, jadi selain kegiatan kurikuler yang formal juga kegiatan yang tak formal. Yang terakhir ini sering disebut kegiatan ko-kurikuler atau ekstar-kurikuler( co-curriculum atau extra-co-curriculum).3

Menurut Rober S Zais memberikan pandangannya tentang bahwa kurikulum

“ The term curriculum , like most words in our language, is used

in many different ways. Indeed, even among professional educator, it is used in so many different ways that communication often is hampered.”4

Menurut Saylor & Alexander 1974 menyatakan bahwa

“ in the middle of spectrum, curriculum is viewed as an

interaction between students and teachers that is designed to achieve specific aducational goals “

yaitu bahwa kurikulum adalah pemandangan interaksi antara para peserta didik dengan para pendidik untuk membuat tujuan-tujuan dari pendidikan.5

Ralph Tyler (1957) menegaskan bahwa kurikulum adalah seluruh pengalaman belajar yang direncanakan dan diarahkan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikannya. Lebih lanjut Tyler dan Hamzah B. Uno (2005) menyatakan bahwa suatu jawaban secara menyeluruh terhadap pertanyaan-pertanyaan: Tujuan dan maksud yang akan dicapai sekolah; 2. Kesempatan-kesempatan

3Nasution.Kurikulum dan Pengajaran .( Jakarta : PT Bumi Aksara

.2012 ) h. 5

4Rober S Zais.Curriculum Principle and Foudation. (Canada:

Published simultaneously.1976) h. 3

5 John P Miller. Curriculum perspektives and practice. (New York

(38)

belajar yang akan menyebabkan perubahan tingkah laku peserta didik; 3. Mengorganisasi pengalaman belajar; dan 4. Penilaian untuk mengetahui keberhasilan.Jika keempat jawaban atas pertanyaan itu telah terjawab, itulah yang dimaksud dengan kurikulum.6

Sementara itu, Oemar Hamalik menyatakan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar. Lebih lanjut Oemar Hamalik menyatakan bahwa kegiatan pembelajaran memerlukan sebuah perencanaan agar pencapaian tujuan pendidikan dapat terselenggara dengan efektif dan efesien serta isi kurikulum merupakan susunan dan bahan kajian dan pelajaran untukm mencapai tujuan penyelenggaraan satuan pendidikan yang bersangkutan dalam rangka upaya pencapaian tujuan pendidikann nasional.7

Lebih lanjut Oemar Hamalik menjelaskan implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, sambil senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi

6Hamzah Uno.Sutarjo A dan Nina Lamatenggo.Pengembangan

Kurikulum Rekayasa Pedagogic Dalam Pembelajaran.(Depok : PT Raja Grafindo Persada. 2018). H. 6

(39)

lapangan dan karaktersitik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional serta fisiknya.8

Sedangkan menurut Syafruddin Nurdin mendefenisikan kurikulum adalah aktivitas apa saja yang dilakukan sekolah dalam rangka mempengaruhi anak dalam belajar untuk mencapai suatu tujuan, termasuk didalamnya kegiatan belajar mengajar, mengatur strategi dalam proses belajar mengajar, cara mengevaluasi program pengembangan dan sebagainya.9

Definisi kurikulum menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional tertuang dalam pasal 1 butir 19 sebagai berikut:

“Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan

mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”10

2. Konsep Dasar Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru, hasil penyempurnaan kurikulum sebelumnya, kurikulum KTSP atau kurikulum tingkat satuan pendidikan.Sebagai salah satu perubahan mendasar adalah dikuranginya beberapa mata

8 Oemar Hamalik, Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum

(Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2007), h. 238

9 Nik haryati, Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama

Islam.(Bandung : Alfabeta.2011) h. 4

10Hamzah B Uno dkk. Pengembangan Kurikulum Rekayasa

Pedagogik Dalam Pembalajaran.( Depok PT Raja Grafindo Persada.2018) h. 7

(40)

pelajaran di tingkat satuan pendidikan SD dan SMP, serta dihilangkannya sistem penjurusan pada jenjang atau tingkat satuan pendidikan SMA.

Merujuk kepada Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 32 Tahun 2013 Tentang Standar Nasional Pendidikan dijelaskan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cata yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.11

3. Kunci Sukses Kurikulum 2013

H. E Mulyasa menjelaskan ada beberapa kunci sukses agar impelementasi Kurikulum 2013 berjalan dengan sukses yaitu ;

a. Kepemimpinan kepala sekolah.

b. Kretifitas guru. Beberapa hal yang perlu dimilki guru untuk mendukung implementasi kurikulum antara lain ; a) Menguasai dan memahami kompetensi inti dalam hubungannya dengan kompetensi lulusan

b) Menyukai apa yang diajarkan dan menyenangi mengajar sebagai suatu pdofesi

c) Memahami peserta didik, pengalaman, kemampuan, dan prestasinya

d) Menggunakan metode dan media yang bervariasi dalam mengajar dan membentuk kompetensi peserta didik

11Tim Redaksi Pustaka Yustisia, Perundangan Tentang Kurikulum

Sistem Pendidikan Nasional 2013 (Yogyakarta: Pustaka Yustisia, 2013), h. 215

(41)

e) Memodifikasi dan mengeliminasi bahan yang kurang penting bagi kehidupan peserta didik

f) Mengikuti perkembangan mutakhir; g) Menyiapkan proses pembelajaran;

h) Mendorong peserta didik untuk memperoleh hasil yang lebih baik;

i) Menghubungkan pengalaman yang lalu dengan kompetensi dan karakter yang akan dibentuk.

c. Aktifitas peserta didik. d. Sosialisasi Kurikulum 2013. e. Fasilitas dan sumber belajar.

f. Lingkungan yang kondusif akademik. g. Partisipasi warga sekolah.12

4. Rasional Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikukulum merupakan satu dari sekian unsur yng memberikan konstribusi signifikan untuk mewujudkan proses berkembangnya kualitas potensi peserta didik dimasa depan. Untuk itu maka kurikulum yang dikembangkan harus mampu menghadapai tantangan dan kpmpetensi yang diperlukan pada masa yang akan datang. Pengembangan kurikulum berbasis kompetensi sangat diperlukan sebagai instrument penting dalam rangka mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak yang mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; (2) manusia

(42)

yang berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu mengalami perubahan; dan (3) warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

Kurikulum sebagaimana yang ditegaskan dalam pasal 1 ayat 19 undang-undang Nomor 20 tahun 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan kurikulum berbasis Kompetensi (KBK) yang telah dirintis pada tahun 2004 dan Kurikulum Tigkat Satuan Pendidikan ( KTSP) 2006 yang mencangkup kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan secara terpadu. Hal ini mengandung makna bahwa kurikulum 2013 pada hakekatnya dikembangkan berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan KBK dan KTSP tersebut.13

5. Tantangan Internal

Tentangan internal yang muncul antara lain antara lain berkaitan dengan tuntutan kualitas pendidikan yang mengacu pada 8 ( delapan) standar Nasional pendidikan, meliputi standar pengelolaan, standar biaya, standar sarana prasaran, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian dan standar kompetensi lulusan. Tantangan

13Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Kurikulum 2013 Untuk

(43)

internal lain berkaitan dengan factor perkembangan jumlah penduduk Indonesia khususnya dilihat dari sisi pertumbuhan penduduk usia produktif yang besar pada kurun waktu tahun 2020-2035.14

6. Tantangan Eksternal

Dalam rangka menghadapi tantangan masa depan dengan berbagai karakteristik yang melekat seperti kemajuan teknologi informasi, konvergensi ilmu, teknologi ekonomi berbasis pengetahuan, kebangkitan idustri kreatif dan lain-lain, memerlukan kompetensi tertentu agar mampu memenangi persaingan dengan bangsa lain. Kondisi yang demikian masih ditambah dengan berbagai sikap dan prilaku negative yang dilakukan peserta didik seperti perkelahian antar pelajar, penyalahgunaan narkoba, menyontek dan lain-lain. Di pihak lain, perilaku korupsi, plagiarism, bentrok antar masyarakat dengan berbagai dalih merupakan tantangan eksternal bagi pendidikan Indonesia yang tidak bisa diabaikan. Di sisi lain dalam masyarakat berkembang persepsi bahwa selama kurun waktu yang lalu kurikulum pendidikan dasar dan menengah terlalu menitik beratkan pada aspek kognitif, beban siswa terlalu berat, dan kurang menekankan praktik karakter. Selain itu, kemajuan yang sangat pesat di bidang pengetahuan dan pedagogi merupakan aspek tantangan eksternal yang harus diperhatikan.

(44)

Beranjak dari bebagai tantangan eksternal di atas mau tidak mau, pendidikan formal harus menyesuaikan dengan perkembangan itu.Artinya pendidikan perlu didesain untuk menghadapi berbagai tantangan di atas.Menagkap tantangan yang positif untuk dieraborasi ke dalam kurikulum dan berusaha untuk mereduksi tantangan negatif.15

7. Penyempurnaan pola pikir

Satu hal lagi yang tidak kalah pentingnya dalam mengimplementasikan kurikulum yakni melakukan persamaan dan penyempurnaan pola piker.Hal ini perlu dilakukan agar tidak salah persepsi atau masih berkutat pada pola piker lama yang kurang baik. Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan dpat terwujud apabila terjadi pergeesran atau perubahan pola piker dalam pembelajaran. Pergeseran pembelajaran itu meliputi antar lain:

a. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa. b. Dari satu arah menuju interaktif.

c. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring. d. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.

e. Dari maya/abstrak menuju kontek dunia nyata. f. Dari pemebelajaran pribadi menuju pembelajaran

berbasis tim.

g. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.

(45)

h. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.

i. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.

j. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif. k. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan. l. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.

m. Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.

n. Dari control terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.

o. Dari pemikiran factual menuju kritis.

p. Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

Sejalan dengan itu, perlu dilakukan penyempurnaan pola pikir dan penggunaan pendekatan baru, yang diawali dari perumusan Standar kompetensi Lulusan (SKL). Perumusan SKL dalam KBK 2004 dan KTSP 2006 yang diturunkan dari standar isi (SI) perlu diubah dengan menggunakan paradigm yang didasarakan pada kebutuhan riil masa depan. Pendekatan dalam perumusan SKL pada KBK 2004 dan KTSP 2006, kemudian disempurnakan pola pikirnya dalam perumusan kurikulum 2013, seperti pada table 2.1

Tabel 2.1 Pemyempurnaan Pola Pikir Pengembangan Kurikulum 2013

No KBK 2004 dan KTSP 2006 Kurikulum 2013 1 Standar kompetensi Lulusan Standar kompetensi

(46)

diturunkan dari standar isi Lulusan dari kebutuhan 2 Standar isi dirumuskan

berdasarkan Tujuan mata pelajaran (Standar kompetensi Lulusan mata pelajaran) yang dirinci menjadi standar

kompetensi dasar mata pelajaran

Standar isi diturunkan dari

Standar kompetensi Lulusan melslui kompetensi inti yang bebas mata pelajaran 3 Pemisahan antara mata pelajaran

pembentuk sikap, pembentuk keterampilan dan pembentuk pengetahuan

Semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan 4 kompetensi diturunkan dari

mata pelajaran

Mata pelajaran diturunkan dari

kompetensi yang ingin dicapai

5 Mata pelajaran lepas satu dengan yang lain, seperti sekumpulan mata pelajaran terpisah

Semua mata pelajaran diikat oleh kompetensi inti ( tiap kelas)

8. Penguatan Materi

Berdasarkan analisa hasil PISA 2009, ditemukan bahwa dari 6 (enam) level kemampuan yang dirumuskan di dalam studi PISA, hamper semua peserta didik Indonesia hanya mampu menguasai pelajaran sampai level 3 (tiga) saja, sementara Negara lain yang terlibat di dalam studi ini banyak yang

(47)

mencapai level 4 (empat), 5 (lima), dan 6 (enam). Dengan keyakinan bahwa manusia diciptakan sama, interpretasi yang dapat disimpulkan dari hasil studi ini, hanya satu, yaitu kita ajarkan berbeda dengan tuntutan zaman. 16

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1

Gambar 2.1

Perbandingan Hasil PISA tahun 2009

Dalam taksonomi Bloom terdapat tingkatan C1 (penegtahuan), C2 (pemahaman), C3 ( Penerapan), C4 (analisis-sintesis), C5 (evaluasi), dan C6 (kreativitas). Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar kemampuan berpikir siswa si Indonesia hanya sampai level 3 (tiga) penerapan, artinya kemampuan penguasaan pelajaran hanya pada tingkat rendah.

Sementara itu berdasarkan atas hasil studi internasional untuk reading dan literasi (Progress in Internasional Reading

16Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Kurikulum 2013 Untuk

(48)

Literacy/PIRLS) bagi kelas IV SD juga menunjukkan hasil yang

tidak jauh berbeda dengan hasil studi untuk tingkat SMP.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.2

Gambar 2.2

Hasil studi Internasional Reading dan Literasi kelas IV SD

Dalam hal membaca, lebih dari 95% peserta didik Indonesia di SD kelas IV juga hanya mampu mencapai level menengah, sementara lebih ari 50% siswa Taiwan mampu mencapai level tinggi dan advance. Hal ini juga menunjukkan bahwa apa yang diajarkan di Indonesia berbeda dengan apa yang diujikan dan distandarkan pada tingkat Internasional. Hasil analisis lebih jauh menunjukkan bahwa soal-soal yang digunakan untuk mengukur kemampuan peserta didik dibagi menjadi empat kategori, yaitu, (1) low mengukur kemampuan sampai level knowing, (2)

Intermediate mengukur kemampuan sampai level applying, (3) high mengukur kemampuan sampai level reasoning, dan (4)

(49)

advance mengukur kemampuan sampai level reasoning with incomplete information.

Untuk itu dalam pengembangan kurikulum 2013 langkah yang ditempuh yakni (1) meniadakan materi yang tidak esensial atau tidak relevan bagi siswa, (2) mempertahankan materi yang sesuai dengankebutuhan siswa, (3) menambahkan materi yang dianggap penting dalam perbandingan internasional, (4) melakukan evaluasi kedalam materi sesuai dengan tuntutan perbandingan internasional, (5) menyusun kompetensi dasar yang sesuai dengan materi yang dibutuhkan.

9. Tujuan kurikulum 2013

Kurikulum 2013 bertujuan mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagi pribadi dan warga Negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

Untuk mencapai tujuan tersebut proses pembelajaran di sekolah dasar diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dn perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.17

(50)

10. Komponen Kurikulum 2013

Kurikulum sebagai suatu sistem keseluruhan memiliki komponen komponen yang saling berkaitan antar yang satu dengan yang lainnya, yaitu tujuan, Materi, metode, organisasi dan Evaluasi.18Diantara komponen tersebut adalah:

10.1 Komponen Tujuan

Tujuan kurikulum tiap satuan pendidikan harus mengacu kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional, sebagimana telah ditetapkan dalam undang-undang No.2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

10.2 Komponen Materi

Komponen materi yang diprogramkan untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan adalah isi kurikulum.

10.3 Komponen Metode

Komponen metode adalah cara yang digunakan untuk menyampaikan materi pelajaran dalam upaya mencapai tujuan kurikulum.

10.4 Komponen Organisasi

Komponen organisasi merupakan cara yang ditempuh dalam melaksanakan pengajaran agar efektif dan efisien.

10.5 Komponen Evaluasi

18Oemar Hamalik . Kurikulum dan Pembelajaran.( Jakarta : PT Bumi

(51)

Evaluasi merupakan suatu komponen kurikulum, karena kurikulum adalah pedoman penyelenggaran kegiatan belajar mengajar.Dengan evaluasi dapat diperoleh informasi yang akurat tentang penyelenggaraan pembelajaran dan keberhasilan siswa.

11 Landasan Kurikulum 2013 11.1 Landasan Filosofis

Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitarnya. Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan hal tersebut, kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofis sebagai berikut:

a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan pendidikan.

(52)

b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.

c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu.

d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik. Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik berkemampuan dlam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di tengah masyarakat dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang demokratis yang lebih baik.

Dengan demikian, kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana diatas dlam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi,

(53)

nilai, dn berbagai dimensi intelegensi yang sesuai dengan diri pribadi seorang peserta didi dan diperlukan masyarakat, bangsa, dan umat manusia.19

11.2Landasan Yuridis

1. Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

2. PP No 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

3. PP No 23 tahun 2013 tentang Perubahan Standar Nasional Pendidikan

4. Permendikbud No 54 tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan

5. Permendikbud No 64 tahun 2013 tentang Standar Isi 6. Permendikbud No 65 tahun 2013 tentang Standar Proses

7. Permendikbud No 66 tahun 2013 tentang Standar Penilaian

8. Permendikbud No 67 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar Kurikulum Kompetensi SD-MI.20

11.3Landasan Teoritis

Kurikulum 2013 dikembangkan atas dasar teori pendidikan berdasarkan standar dan teori pendidikan berbasis kompetensi.

19Kementrian Pendidikan dan kebudayaan.Kurikulum 2013 Untuk

Sekolah Dasar. ( Jakarta. Direktorat Pembina sekolah Dasar. 2014 ) h. 16

(54)

Pendidikan berdasarkan standar adalah pendidikan yang menetapkan standar nasional sebagai kualitas minimal hasil belajar yang berlaku untuk setiap kurikulum. Standar kualitas nasional dinyatakan sebagai Standar Kompetensi Lulusan. Standar Kompetensi Lulusan tersebut adalah kualitas minimal lulusan suatu jenjang atau satuan pendidikan.

Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaran yang dilakukan guru dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar lansung peserta didik sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalama belajar lansung indivual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.

12 Karakteristik Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 dirancang dengan karakteristik sebagai berlikut:

a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial, rasa ingin tahu, kreatifitas, kerja sama dengan kemampuan intelelektual dan psikomotorik;

b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;

(55)

c. Mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;

d. Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap, pengetahuan, dan keterampilan;

e. Kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;

f. Kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;

g. Kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran dan jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertical).21

B. Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

Pengertian Pendidikan Agama Islam tidak dapat dipisahkan dengan pengertian pendidikan pada umumnya, sebab pendidikan agama merupakan bagian integral dari pendidikan secara umum.

(56)

Dalam hal ini menurut Dr. Zakiah Daradjat, dkk dalam buku Ilmu Pendidikan Islam menjelaskan bahwa dalam Islam pada mulanya pendidikan disebut dengan kata “rabba” dan kata pengajaran dalam bahasa Arabnya “ta’lim”dengankata kerjanya “allama” pendidikan dan pengajaran dalam bahasa Arabnya “ Tarbiyah wa

ta’lim”sedangkan pendidikan Islam bahasa Arabnya “ Tarbiyah

Islamiyah”.22

Menurut Drs. Ahmad D. Marimba: pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam. Dengan pengertian lain seringkali beliau mengatakan kepribadian utama tersebut dengan istilah kepribadian muslim, yaitu kepribadian yang memiliki nilai-nilai agama islam, memilih dan memutuskan serta berbuat berdasarkan nilai-nilai islam, dan bertanggungjawab sesuia dengan nilai-nilai islam.23

Pendidikan Agama Islam merupakan usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan peserta didik meyakini, memahami, menhayati dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan. Pendidikan Agama Islam yang hakikatnya sebagi rumpun mata pelajaran yang diajarkan di sekolah. Pendidikan Agama Islam dapat dimaknai dalam dua pengertian : pertama sebagai sebuah proses penanaman ajaran

22 Zakiah Darajat ,dkk. Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta. PT Bumi

Aksara.2014) h. 25

23Nur Uhbiyati. Ilmu Pendidikan Islam. ( Bandung Pustaka

(57)

Islam dan kedua sebagai bahan kajian yang menjadi materi proses itu sendiri.24

Dari defenisi-defenisi di atas Depdiknas (2001:8) menyatakan bahwa pendidikan agama Islam adalah: Upaya sadar dan terncana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga mengimani, bertaqwa, dan berakhlak mulia dalam menjalankan ajaran agama islam dari sumber utamanya kita suci al-Qur’an dan Hadis melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan serta penggunaan pengalaman.25

Kurikulum pendidikan Islam adalah bahan-bahan pendidikan Islam berupa kegiatan, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan sistematis diberikan kepada anak didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan Islam. Atau dengan kata lain kurikulum pendidikan Islam adalah semua aktivitas, pengetahuan dan pengalaman yang dengan sengaja dan secara sistematis diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam rangka tujuan pendidikan Islam.26

Pengertian kurikulum Pendidikan Agama Islam sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kurikulum secara umum, perbedaannya hanya terletak pada sumber pelajarannya saja.Sebagaimana yang diutarakan oleh Abdul Majid dalam bukunya “Pembelajaran

Agama Islam berbasis Kompetensi, mengatakan bahwa

24 Departemen Agama RI. Pedoman Pelaksanaan Pendidikan Agama

Islam: di Sekolah Umum ( Jakarta. 2004) h. 2

25Tim Pengembang Ilmu Pendidikan FIP –UPI. Ilmu dan Aplikasi

Pendidikan bagian III pendidikan Disiplin Ilmu. (Bandung. PT Imperial Bhakti Utama.2007) h. 2

(58)

kurikulum pendidikan agama Islam adalah rumusan tentang tujuan, materi, metode, dan evaluasi pendidikan yang bersumber pada ajaran agama Islam.27

Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin.28Dalam Kurikulum 2013, Pendidikan Agama Islammendapatkan tambahan kalimat Dan Budi Pekerti sehingga Menjadi

Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehinga dapat

diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaranagama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran pada semua jenjang pendidikan.

2. Ciri-Ciri Kurikulum Dalam Pendidikan Agama Islam

Menurut Al-syaibani yang dikutip oleh Tafsir, bahwa kurikulum pendidikan islam seharusnya mempunyai ciri-ciri sebagai berikut: a. Kurikukulum Pendidikan Islam harus menonjolkan mata

pelajaran agama dan akhlak.

27Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam

Berbasis Kompetensi, Remaja Rosda Karya, Bandung, 2004, h.74

28Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung:

Gambar

Gambar 2.1 ……………………………..……………   32  Gambar 2.2 ………………………………..…………   33  Gambar 4.1………………………………….………
Tabel 2.1 Pemyempurnaan Pola Pikir Pengembangan  Kurikulum 2013
Tabel 2.3 Rombongan belajar
Tabel 2.4 Tingkatan Penilaian Sikap dan Deskripsinya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bilik Sumber Jabatan Sejarah yang merupakan sebuah bilik yang istimewa dan tertua di Fakulti Sastera dan Sains Sosial telah mendapat tempat dalam buku terbitan Universiti

Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan antara guru SD/MI yang sudah sertifikasi atau belum, maka diketahui bahwa rata-rata kinerja guru SD/MI yang mendapatkan

Selain itu ada cara-cara khusus yang dilakukan oleh masyarakat di Padukuhan Parangrejo Desa Girijati Kecamatan Purwosari Kabupaten Gunungkidul pada khususnya yang hidup di

Langkah penelitian meliputi Heuristik, Heuristik merupakan langkah mencari dan mengumpulkan sumber yang terkait dengan Perkembangan Kesenian Glipang di Desa

Sedangkan kriteria inklusi bagi kelompok kontrol adalah siswa sekolah dasar dengan rentang usia 9-13 tahun yang melakukan aktivitas olahraga ataupun latihan fisik

e) Abdurahman Wahid menyetujui nama Irian Jaya berubah menjadi Papua dan mengizinkan pengibaran bendera Bintang Kejora (Efendi, 2002: 45). Puncak jatuhnya Abdurahman

Madrasahs as educational institutions with Islamic heritage have not been able to escape from the pattern of relationships that create gender bias in education systems

Peninggalan Perang Dunia II di Kabupaten Biak Numfor adalah sebuah bukti bahwa daerah ini memiliki peranan penting bagi pemerintah Amerika dan Jepang pada masa Perang Dunia II,