• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo. Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012 Agus D. W. Martowardojo. Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012"

Copied!
154
0
0

Teks penuh

(1)

Menteri Keuangan

2012

(2)
(3)

Kompilasi Pidato Menteri Keuangan 2012

(4)
(5)

3 Sambutan Menteri Keuangan dalam Pembukaan Bursa Efek Indonesia Tahun 2012

8 Sambutan Menteri Keuangan dalam Raker Komisi XI Tentang Penyerapan Anggaran APBN

20 Sambutan Menteri Keuangan dalam Raker Pemerintah Dengan Komisi I DPR tentang Alutsista

28 Sambutan Menteri Keuangan dalam Raker Dengan Komisi XI tentang Pengesahan DIM RUU Piutang Negara

33 Sambutan Menteri Keuangan dalam Konferensi Pers Mengenai Perkembangan Ekonomi Global dan Indonesia 44 Sambutan Menteri Keuangan dalam Rapat Kerja dengan

Komisi VI tentang RUU-Lembaga Keuangan Mikro 52 Sambutan Menteri Keuangan dalam Penyerahan SPT

Presiden RI dengan Kementerian Negara

60 Sambutan Menteri Keuangan dalam Upacara Pelantikan Pejabat Eselon II di Pajak

66 Sambutan Menteri Keuangan dalam Buka Puasa Bersama dengan Wartawan Forkem

(6)

76 Sambutan Menteri Keuangan dalam Pembukaan Annual Report Award 2011

82 Sambutan Menteri Keuangan Hari Uang dan Pencanangan Zona Integritas

94 Sambutan Menteri Keuangan dalam Seminar Meningkatkan Kualitas Belanja Negara 2013

106 Sambutan Menteri Keuangan dalam Seminar Investasi 2013 Menghadapi Ancaman Over Heating Ekonomi

122 Sambutan Menteri Keuangan dalam Kompas 100 Ceo, Ceo Bicara Kabinet Mendengar Tumbuh Lebih Tinggi atau Stabil 132 Sambutan Menteri Keuangan dalam Penyerahan DIPA

Tahun 2013

140 Sambutan Menteri Keuangan dalam Seminar Aktualisasi Nilai-Nilai dalam Kepemimpinan

(7)

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN

PEMBUKAAN BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2012

Bursa Efek Indonesia 2 Januari 2012

Bapak Presiden yang kami hormati, Bapak/Ibu Saudara/Saudari sekalian yang berbahagia

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Selamat pagi, salam sejahtera bagi kita semua. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas rahmat dan karunia-Nya kita masih dapat berkumpul di sini menyaksikan pembukaan perdagangan saham hari pertama tahun 2012 di Bursa Efek Indonesia oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Bapak Dr. Susilo Bambang Yudhoyono. Terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden yang berkenan hadir di antara kita guna meresmikan dimulainya kembali

(8)

aktivitas perdagangan saham di Bursa Efek Indonesia pada hari pertama perdagangan di tahun 2012 ini. Kami yakin kesediaan Bapak Presiden meresmikan kembali perdagangan saham hari ini akan memberikan semangat serta meningkatkan komitmen akan pertumbuhan pasar modal Indonesia untuk mempertahankan kinerja positif dan kembali menjadi yang terbaik di tahun 2012.

Bapak Presiden yang kami hormati, atas nama seluruh pelaku pasar modal Indonesia kami sekali lagi mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas kehadiran Bapak di tengah-tengah kami pada pagi hari ini. Kami mohon perkenan Bapak Presiden untuk meresmikan pembukaan perdagangan saham hari pertama tahun 2012 di Bursa Efek Indonesia yang baru saja kita saksikan beberapa saat yang lalu. Kami juga menyampaikan hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden yang berkenan meluangkan waktu memberikan pengarahan dalam acara dialog dengan pelaku pasar modal saat ini.

Sebelum Bapak Presiden memberikan pidato pengarahan, perkenankan kami melaporkan secara singkat dua informasi terkait kinerja pasar modal di tahun 2011.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mencatat pertumbuhan yang positif dengan indeks pertumbuhan 3,2 persen, yaitu dari Rp3.703,5 pada penutupan tahun 2010 menjadi Rp3.821,9 pada penutupan bursa tanggal 30 desember 2011. Hal ini cukup membesarkan hati mengingat begitu besarnya dampak krisis keuangan di Amerika Serikat dan kawasan Eropa terhadap pertumbuhan indeks saham secara global. Indeks IHSG Rp3821,9 walaupun hanya naik 3,2 persen adalah nomor tiga terbaik di antara bursa-bursa utama di dunia. Index Dow Jones Amerika naik 5,57 persen dan indeks tripping stock exchanges yang naik 4,07 persen. Di tahun 2011 indeks Negara Singapura minus 17 persen, Hongkong minus 19,97 persen, India minus 24,64 persen, dan Index Shenzhen Tiongkok

(9)

minus 32,8 persen. Harus kita syukuri bahwa kita masuk tiga besar di antara bursa di dunia dan kita semua ingat bahwa tahun lalu indeks kita juga terbaik di Asia Pasifik meningkat 46 persen.

Bapak/Ibu, Saudara-Saudara yang kami hormati,

Pertumbuhan positif IHSG tersebut membawa nilai kapitalisasi pasar saham atau equity market capitalization pada tahun 2011 menjadi Rp3537 triliun, lebih tinggi dari capaian 2010 sebesar Rp3247 triliun atau 3,3 kali lipat dari market capitalization tahun 2008. Kita masih ingat di tahun 2008

market capitalization kita Rp1076 triliun dan sekarang meningkat menjadi Rp3537 triliun adalah suatu kinerja yang kita syukuri. Rasio kapitalisasi pasar saham terhadap produk domestik bruto (PDB) 2011 mencapai 48,9 persen PDB. Total nilai transaksi saham tahunan kembali mencatatkan peningkatan sebesar 4 persen dari Rp1176 triliun tahun 2010 menjadi Rp1223 triliun di tahun 2011.

Dapat kami sampaikan kepada Bapak Presiden bahwa pertumbuhan positif indikator-indikator utama bursa ditopang pula oleh kondisi fundamental emiten-emiten yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hal ini cukup melegakan dan mengurangi kekhawatiran terhadap dampak krisis keuangan di Amerika Serikat dan kawasan Eropa pada pasar modal Indonesia. Meskipun demikian kita semua tetap harus berhati-hati dan waspada. Sesuai arahan Bapak Presiden, kita harus menjaga integritas pasar modal dan terus melakukan stock for reform dan financial sector reform agar kita dapat menjaga perkembangan pasar modal Indonesia ke depan.

Bapak Presiden yang kami hormati, informasi kedua yang perlu kami laporkan kepada Bapak Presiden adalah terkait tetap tingginya antusiasme pelaku ekonomi di tanah air memanfaatkan pasar modal sebagai sumber pembiayaan untuk ekspansi bisnis mereka.

(10)

Dibandingkan tahun sebelumnya jumlah perusahaan yang melakukan penawaran umum perdana saham atau inisial public opering tahun 2011 mengalami peningkatan dari 23 perusahaan di tahun 2010 menjadi 25 perusahaan di tahun 2011. Total dana yang dihimpun korporasi Indonesia dari kegiatan emisi di pasar modal menurun dari Rp118,7 triliun di tahun 2010 menjadi Rp107,5 triliun, namun bila nilai emisi korporasi tersebut dijumlahkan dengan nilai emisi obligasi surat berharga negara di pasar modal domestik, maka total nilai komisi korporasi dan Surat Berharga Negara mencapai Rp270,6 triliun, melampaui total emisi tahun sebelumnya sebesar Rp222,3 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa pasar modal Indonesia tetap solid dan semakin berkontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional.

Bapak Presiden yang sangat kami hormati masih banyak prestasi dan capaian lain baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif yang berhasil diukir industri pasar modal Indonesia 2011 lalu. Namun, dalam kesempatan yang singkat ini cukup rasanya dua hal tersebut yang kami laporkan kepada Bapak Presiden. Kami meyakini kehadiran Bapak Presiden pagi hari ini kembali menegaskan kelanjutan komitmen penuh Bapak Presiden dan serta dukungan penuh pemerintah untuk mendukung pertumbuhan pasar modal Indonesia yang berkelanjutan tahun 2012 ini dan di tahun-tahun mendatang. Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Presiden dan kami mohon kepada Bapak Presiden untuk menyampaikan Pidato Pengarahan dalam temu wicara pagi ini.

(11)

Kita masih ingat di tahun 2008 market capitalization kita Rp1076 triliun dan sekarang meningkat menjadi Rp3537 triliun adalah suatu kinerja yang kita syukuri.

(12)
(13)

Yang kami hormati Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, Bapak/ Ibu anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang kami hormati rekan Wakil Menteri Keuangan dan hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Pertama-tama kami secara khusus ingin menyampaikan terima kasih kepada Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak Ibu anggota DPR RI Komisi XI bahwa kami tadi menerima ucapan selamat dan secara khusus malah diberi kesempatan untuk meniup lilin di forum yang terhormat ini. Benar-benar ini apresiasi kami sebagai pribadi dan

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN

RAKER KOMISI XI TENTANG

PENYERAPAN ANGGARAN APBN

DPR/MPR RI

(14)

kami juga sebagai pimpinan di lingkungan Kementrian Keuangan, kami atas nama pribadi dan kedinasan mengucapkan terima kasih untuk penghargaan yang diberikan kepada kami.

Bapak-Ibu yang kami hormati pada kesempatan ini sesuai dengan undangan, kami akan menyampaikan 2 hal yaitu:

1. Capaian kinerja Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011, dan;

2. Pagu penyerapan Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011. Memang kami khusus sampaikan juga yang agenda pertama agar bisa ada unsur kualitatifnya, tentang hal-hal yang dilakukan oleh Kementerian Keuangan sedikit untuk referensi, dan tentu nanti kita akan memberikan perhatian kepada pagu dan penyerapan Kementerian Keuangan tahun 2011.

Selanjutnya, di capaian kinerja kami terkait dengan reformasi birokrasi, perumusan kebijakan fiskal, penerimaan negara, belanja negara, perbendaharaan, sampai dengan pasar modal dan lembaga keuangan non bank.

Kami langsung mulai dengan terkait dengan reformasi birokrasi. Sebagai satu organisasi yang menangani permasalahan yang cukup kompleks, kami selalu melanjutkan program reformasi birokrasi, yang pada hakekatnya merupakan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan Pemerintahan. Utamanya menyangkut kelembagaan, organisasi, proses bisnis dan sumber daya manusia.

Kami sejak tahun 2007 sampai tahun 2011 selalu minta dilakukan satu survei opini publik oleh universitas terpandang, yang kami lakukan tahun 2007, 2008, 2009 bekerja sama dengan Universitas Indonesia.

(15)

Selanjutnya, tahun 2010, 2011 bekerja sama dengan Institute Pertanian Bogor, dan di mana di sini terlihat bahwa secara umum pemangku kepentingan kami ketika di berikan questioner, di survei kepuasan pengguna layanan itu menyatakan bahwa rasa dalam keadaan puas, dan tercatat dalam 2011, yang baru selesai dilakukan itu nilainya 96,46 persen dan menyatakan dalam kategori puas.

Tetapi kami juga menyelenggarakan satu kegiatan untuk bisa mengukur reformasi birokrasi yang telah dilakukan di Kementerian Keuangan sesuai dengan keputusan dari tim reformasi birokrasi nasional dibentuk satuan tugas quality assurance di mana satuan tugas quality assurance ini, melakukan secara khusus assessment terhadap bagaimana reformasi birokrasi dilakukan di Kementerian Keuangan. Kami dapat laporkan kepada Bapak/Ibu sekalian, bahwa Kementerian Keuangan pada tahun 2011 kemarin telah dinilai dan memperoleh angka 91,21 untuk assessment

oleh Tim Quality Assurance Reformasi Birokrasi Nasional.

Kami juga laporkan bahwa di Kementerian Keuangan telah mencanangkan satu nilai-nilai baru Kementerian Keuangan, sehingga 12 Eselon I dan seluruh jajaran di Kementerian Keuangan akan mengutamakan values, integritas, profesionalisme, sinergi, layanan dan kesempurnaan dalam kita menjalankan kegiatan kita sehari-hari.

Bapak/Ibu, Saudara-Saudara yang kami hormati,

Secara khusus kita ingin menyampaikan terima kasih kepada Dewan Perwakilan Rakyat khususnya Komisi XI, karena di tahun 2011 ini, ada 7 Undang-Undang yang bisa kita selesaikan. Dimana dimulai dari:

1. Undang-Undang Nomor 5 tahun 2011 tentang Akuntan Publik 2. Undang-Undang tentang Mata Uang

(16)

3. Undang-Undang APBN 2011

4. Undang-Undang Pertanggung Jawaban APBN 2010 5. Undang-Undang tentang Otoritas Jasa Keuangan 6. Undang-Undang Nomor 22 tentang APBN 2012

7. Undang-Undang Nomor 24 tentang Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial.

Ibu/Bapak yang kami hormati, di halaman 9 di sini terlihat bahwa Indonesia di tahun 2011 memperoleh satu capaian baru yaitu Rating Agency Feature Rating. Itu meningkatkan status Rating dari Indonesia menjadi Investment Grade, menjadi BBB- di tanggal 15 Desember 2011 dan Moody’s di 18 Januari 2012 mengangkat kita menjadi investment grade

dan memperoleh BAAA dan kami ucapkan terima kasih terhadap DPR yang terus memberikan pengawasan dan memberikan masukan kepada kami, sehingga kita bisa melihat ada perbaikan rating bagi Indonesia. Khusus untuk penerimaan negara di halaman 10, kita melihat bahwa memang pajak adalah komponen utama dalam penerimaan negara. Di tahun 2007 masih Rp461 triliun sekarang sudah meningkat menjadi Rp742 triliun, dan penerimaan dari kepabeanan dan cukai Rp65 triliun meningkat menjadi Rp131 triliun. Sedangkan penerimaan negara bukan pajak itu Rp215 triliun meningkat menjadi Rp276 triliun sehingga total penerimaan negara mencapai Rp1.150 triliun di tahun 2011. Untuk pertama kali penerimaan negara bisa melampaui Rp1.000 triliun.

Bapak, Ibu, Saudara-Saudara yang kami hormati,

Tentang inisiatif di pajak kami akan lewati penerimaan negara kami akan lewati, mungkin yang terkait dengan penerimaan negara kami menyampaikan adalah jumlah kasus pelanggaran di Bea dan Cukai di seluruh Indonesia, dari Januari sampai Desember 2011, ada 3.378

(17)

kasus yang berhasil diungkap, dan total potensi kerugian yang dapat diselamatkan mencapai Rp174 milliar.

Di belanja negara yang ingin kami laporkan di sini adalah realisasi belanja negara mengalami kenaikan dari tahun anggaran 2007 sebesar Rp757 triliun menjadi Rp1.289 triliun, tahun anggaran 2011. Dan dalam kurun waktu 5 tahun transfer ke daerah juga naik. Transfer daerah yang sebelumnya Rp253 triliun di tahun 2007 meningkat menjadi Rp411 triliun di tahun anggaran 2011.

Terkait dengan penganggaran telah dilakukan reformasi di bidang penganggaran. Terima kasih atas arahan yang diberikan sehingga kita bisa lebih memperbaiki penganggaran terpadu, di mana kita secara disiplin memindahkan anggaran belanja yang selama ini masuk di BA 999 kita pindahkan ke BA Kementerian/Lembaga, supaya tidak kemudian menjadi rancu.

Sedangkan penganggaran berbasis kinerja, pengalokasian anggaran dilakukan berdasarkan output yang akan dicapai pada tahun anggaran berikutnya. Kita juga pada tahun 2011, pertama kali menerapkan reward

dan punishment bagi Kementerian/Lembaga dan medium term expenditure frame work (kerangka pengeluaran jangka menengah) diperlukan untuk menjaga kesinambungan suatu program dan kegiatan, dengan memasukkan kebutuan anggaran untuk tiga tahun mendatang.

Selanjutnya di perbendaharaan yang kami ingin laporkan di halaman 18 itu adalah kemajuan laporan opini keuangan Kementerian dan Lembaga. Terlihat opini laporan keuangan dari Kementerian/Lembaga yang totalnya 84 itu yang tahun 2010 Wajar Tanpa Pengecualian ada 53, Wajar Dengan Pengecualian ada 29, dan disclaimer ada dua Kementerian/Lembaga.

(18)

Yang terkait dengan perbendaharaan kami akan lewati, terkait dengan pengelolaan utang. Seiring dengan membaiknya mental perekonomian, pasar keuangan turut berkembang semakin baik hal ini ditunjukkan dengan penurunan biaya utang yang disebabkan oleh inflasi dan terciptanya surat berharga negara yang deep, liquid, active dan stable. Kinerja surat berharga negara di pasar sekunder terus meningkat dibandingkan tahun 2010. Volume perdagangan SBN tahun 2011 sebesar Rp1,46 triliun atau mengalami peningkatan sebesar 74 persen dibandingkan tahun 2010 yang Rp1,09 triliun. Frekuensi perdagangan meningkat 67 persen dari 47 frekuensi, menjadi 70 frekuensi di tahun 2011. Meningkatnya optimalisasi penggunaan kekayaan negara, melalui pemanfaatan kekayaan negara, penetapan status penggunaan BMN, penyertaan modal Pemerintah yang diperoleh dari konversi aset. Khusus tentang pelaksanaan inventarisasi dan penilaian aset Kontraktor Kontrak Kerja Sama sesuai PP No.5 tahun 2004 seluruh aset K3S merupakan BMN dari pelaksanaan dan inventarisasi dari penilaian K3S tahun anggaran 2011 diperoleh hasil sebesar Rp172,8 triliun.

Mengenai pasar modal, Bapak/Ibu yang kami hormati, Index Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia berada pada 3.821 atau mengalami kenaikan 3,2 persen dibandingkan dengan penutupan di 2010. Bila kita lihat kenaikan 3,2 persen kelihatannya tidak besar, tetapi di antara bursa-bursa utama dunia bursa, Indonesia mempunyai kinerja tiga terbaik di antara bursa dunia di bawah Dow Jones dan Filipina. Tahun lalu, kita bisa mengalami peningkatan 46 persen yang juga terbaik di Asia Pasifik. Kapitalisasi pasar mengalami kenaikan 8,9 persen dari akhir tahun 2010 Rp3.247 triliun menjadi Rp3.537 triliun.

Ibu, Bapak yang kami hormati ini adalah yang ingin kami paparkan terkait dengan pagu dan penyerapan Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011. Belanja pegawai, belanja barang dan belanja modal menyebabkan realisasi dari Sekretariat Jenderal 86 persen, Inspektorat

(19)

Jenderal 93 persen, Ditjen Anggaran 93 persen, Diitjen Pajak 83 persen, Ditjen Bea Cukai 83 Persen, Ditjen Kekakayan Negara 82 persen, serta Ditjen Pengelolaan Utang 95 persen. Adapun Ditjen Perbendaraan realisasinya adalah 93 persen, DJKN 82 persen, Bapepam LK 70 persen, BPPK 89 persen, dan Badan Kebijakan Fiskal 72,5 persen. Sehingga total penyerapan di tahun 2011 adalah 85 persen dari pagu yang sebesar Rp17,3 triliun.

Kami laporkan bahwa tidak terserapnya belanja pegawai itu dalam banyak hal dikarenakan kebijakan moratorium pegawai yang belum dapat direalisasikan, penerimaan pegawai di tahun anggaran 2011, karena Pemerintah melalui SKB tiga Menteri bahwa kita akan moratorium pegawai sampai Desember 2012. Kecuali Kementerian/Lembaga itu mengajukan rencana kebutuhan pegawai dan disetujui oleh reformasi birokrasi nasional.

Sebetulnya Kementerian Keuangan adalah satu-satunya Kementerian yang berhasil memasukkan rencana kebutuhan pegawai, tetapi satu dan lain hal di pembahasan reformasi birokrasi nasional belum berhasil di finalisasi. Dan tidak terserapnya belanja barang dan belanja modal di tahun 2011, lebih banyak dipengaruhi oleh ada efisiensi dalam pelaksanaan anggaran dan mendapat beberapa kendala seperti rencana kerja yang kurang baik. Ada banyak satuan kerja-satuan kerja ketika menyusun rencana anggaran biaya dan pertumbuhan itu tidak cukup, sehingga terjadi permasalahan untuk melakukan tender. Ini tentu menjadi satu catatan walaupun tidak mayoritas, tapi ini harus kita perbaiki kedepan. Kami juga harus mengakui bahwa pengelola anggaran yang kompeten, dalam arti memiliki sertifikasi, yang betul-betul tidak ragu untuk menjalankan proses pengadaan dengan tertib dan taat asas, dan tidak takut karena kuatir nanti akan ada pemeriksaan, atau akan dianggap melanggar hukum, ini harus kita perbaiki ke depan. Kita mesti memiliki Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitment sampai satuan kerja yang mempunyai sertifikasi dan taat asas, yang mau melakukan

(20)

proses procurement dengan baik dan tepat sasaran. Jangan sampai menyebabkan belum terwujudnya belanja barang dan belanja modal adalah seringnya terjadi gagal lelang.

Bapak, Ibu/Saudara-Saudara yang kami hormati, penyerapan anggaran tahun anggaran 2007 sampai 2011 membaik dibandingkan tahun lalu, karena tahun 2011 adalah 85,3 persen, tahun sebelumnya adalah 84 persen. Dan kalau dilihat dari jenis belanja itu terlihat di halaman yang sama. Belanja pegawai realisasinya adalah 93,9 persen, belanja barang 80,3 persen dan belanja modal adalah 72,7 persen.

Dalam penyerapan anggaran di tahun anggaran 2011, ada kelemahan kordinasi antara unit perencana dan unit pelaksana kegiatan, yaitu tercatat dalam bentuk satker dan bagian perencanaan dan bagian keuangan yang kurang selaras. Perencanaan kurang melibatkan unit pelaksana kegiatan, terdapat pengelola anggaran pada satker yang belum mempunyai sertifikat seperti yang kita katakan tadi, sehingga terdapat satker yang mengalami kesulitan dalam proses pengadaan barang dan jasa. Terjadinya gagal lelang dalam pengadaan barang dan jasa, karena kurang peminat. Kita sekarang semua pengadaan menggunakan

E-procurement, tetapi rupanya vendor-vendor, suplier itu banyak yang perlu mendapatkan pendidikan secara terus menerus, agar mereka siap berpartisipasi dalam E-procurement. Banyaknya sanggahan peserta lelang dan masih terdapat satker yang belum mampu menyusun rencana kegiatan dan rencana penarikan dana yang baik, sehingga menghambat penyerapan anggaran. Lamanya mendapatkan persetujuan atau no objection letter dari pihak lender terkait dengan pencairan pinjaman dan hibah untuk pembiayaan kegiatan. Hal ini khusus di Ditjen Pajak mengalami hambatan disini sesuatu yang ingin kita realisasikan untuk membangun sistem teknologi informasi di sistem pajak.

(21)

Kami ambil lima contoh di Eselon I, ini adalah Eselon I Sekertariat Jendral. Di sini terlihat bahwa penyerapan unit Setjen adalah sebesar Rp5,94 triliun. Adapun anggaran yang tidak terserap, dikarenakan efisiensi anggaran moratorium dan belum dibayarkannya tunjangan kinerja karena metode penilaian kinerja yang masih dalam taraf uji coba dan gagal lelang.

Penyerapan pada unit Inspektorat Jendral itu adalah sebesar Rp95 milliar. Adapun anggaran yang tidak terserap tersebut karena efisiensi operasional belanja perkantoran dan belanja penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Efisiensi belanja modal dan sisa belanja pegawai karena adanya moratorium penerimaan PNS.

Selanjutnya setelah Itjen, kami ingin memaparkan Ditjen Anggaran penyerapannya sebesar Rp114 milliar. Adapun anggaran yang tidak terserap adalah karena efisiensi belanja barang dan belanja modal, study visit dan technical assistant dan kegiatan sosialisasi dan monitoring dan evaluasi PNBP ke Kementerian/Lembaga tahap II tidak dapat dilaksanakan karena ada kegiatan prioritas yaitu penyusunan peraturan di bidang PNBP.

Selanjutnya adalah kami akan menyampaikan Ditjen Pajak. Ditjen Pajak itu penyerapan untuk Ditjen Pajak adalah sebesar Rp4,1 triliun. Pagu yang tidak terserap dikarenakan sistem teknologi informasi kegiatan pintar belum dapat dilaksanakan dan adanya efisiensi-efisiensi belanja barang dan modal serta kegagalan dalam pelaksanaan lelang. Ibu, Bapak yang kami hormati, dan yang terakhir kami paparkan disini adalah terkait dengan Ditjen Bea Cukai. Ditjen Bea Cukai di sini penyerapan dari Ditjen Bea Cukai adalah Rp1,7 triliun. Adapun terdapat anggaran yang tidak dapat terserap karena pelekatan pita cukai pada

(22)

barang kena cukai belum dapat direalisasikan, efisiensi belanja barang dan modal dan adanya gagal lelang.

Ibu, Bapak yang kami hormati, tahun 2011 ini kita coba untuk menjalankan beberapa bentuk-bentuk efisiensi, efektivitas dan antara lain bentuk-bentuk perjalanan dinas, bentuk-bentuk konsinering, bentuk-bentuk rapat di hotel, kita kendalikan supaya betul-betul belanja dapat lebih efektif.

Mungkin Bapak Ibu yang ingin kita sampaikan terkait dengan penyerapan anggaran Kementerian Keuangan tahun anggaran 2011. Kami mohon untuk bisa ada sesi diskusi ataupun pendalaman sehingga kami berkesempatan untuk bisa menjelaskan lebih jauh.

(23)

Kita mesti memiliki Kuasa Pengguna Anggaran, Pejabat Pembuat Komitment sampai satuan kerja yang mempunyai sertifikasi dan taat asas, yang mau melakukan proses procurement dengan baik dan tepat sasaran. Jangan sampai menyebabkan belum terwujudnya belanja barang dan belanja modal...

(24)
(25)

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAKER PEMERINTAH DENGAN KOMISI I DPR

TENTANG ALUTSISTA

DPR/MPR RI 30 Januari 2012

Yang kami hormati Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, Bapak-Ibu anggota Komisi I DPR RI, yang kami hormati rekan Menteri dan seluruh jajaran yang mendampingi, yang kami hormati Panglima TNI dan Kepala Staf dan seluruh hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

(26)

Bapak-Ibu yang kami hormati,

Terima kasih untuk undangan yang disampaikan kepada kami untuk dapat hadir bersama-sama dengan Bapak-Ibu yang mewakili Pemerintah. Kami dalam kesempatan pagi hari ini, ingin menambahkan dan mengkonfirmasiapa yang telah disampaikan oleh Bapak Menteri Pertahanan dan Keamanan. Kita melihat bahwa anggaran alutsista

minimum essential forces Tahap I tahun 2010-2014 itu telah teranggarkan Rp156 triliun, dan Rp156 triliun rupiah itu apabila di-breakdown adalah:

- dari RPJM 2010-2014 sebesar Rp99 triliun

- dan arahan dari Rapat Kabinet Terbatas 4 Oktober 2010, yang juga ditegaskan di dalam Sidang Kabinet Terbatas 19 September 2011, alokasi on top Rp57 triliun

Sehingga totalnya adalah Rp156 triliun.

Adapun rincian dari Rp156 triliun itu, adalah dalam bentuk: - Belanja barang, khususnya pemeliharaan Rp32,5 triliun

- Belanja modal yang berasal dari pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri, pengadaan sebesar Rp66,6 triliun

- Dan sisanya belanja modal

Total anggaran Alutsista minimum essential forces Tahap I Rp156 triliun

Ini menunjukkan rencana alokasi dana untuk pemenuhan minimun essential forces tahun anggaran 2010-2014.

Apabila kita simak chart ini, terbagi 2, yaitu:

- Kolom yang paling kanan, adalah cerminan daripada tambahan

on top sesuai dengan Keputusan Sidang Kabinet Terbatas 19 September 2011, yaitu Rp57 triliun.

Sehingga total adalah seperti yang telah kami sampaikan sebelumnya Rp156 triliun.

Namun apabila kita rinci rencana alokasi Rupiah murni dan pinjaman, di slide dapat dijelaskan untuk Rupiah murni jumlah adalah Rp42,3 triliun dan pinjaman Rp56,7 triliun.

(27)

Rupiah murni terdiri dari:

- Rupiah murni untuk harwat - Rupiah murni pendamping

Rupiah murni jumlah itu Rp32,5 triliun dan Rupiah murni pendamping Rp9,8 triliun. Totalnya Rp42,3 triliun.

Untuk pinjaman, pinjaman totalnya Rp56,7 triliun, dan terdiri dari: - Pinjaman luar negeri Rp52,7 triliun

- Dan pinjaman dalam negeri Rp4 triliun. Total Rp56,7 triliun

Apabila kita jumlahkan rupiah murni dan pinjaman, jumlahnya adalah Rp99 triliun, dan ini adalah sesuai dengan APBN 2010-2014. Kemudian ditambah dengan Rp57 triliun anggaran tambahan untuk mencapai

minimum essential forces, jumlahnya menjadi Rp156 triliun.

Ibu, Bapak yang kami hormati, pengadaan Alutsista mempunyai ciri khas belanja modal dan tentu sangat diperlukan satu perencanaan, satu pengadaan dan satu eksekusi pencairan yang terkoordinasi, sistematis dan terarah dengan baik.

Kami dapat jelaskan apabila kita sudah punya alokasi dana berdasarkan kajian yang dilakukan, diperkirakan realisasi disbursement-nya. Pengadaan, pemeliharaan dan perawatan Alutsista minimum essential forces realisasi dan rencana penyerapannya adalah sbb:

Kita bagi 2:

- Yang paling kanan adalah khusus untuk anggaran on top yang dipagu Rp57 triliun

- Sedangkan yang di sebelah kirinya adalah total berdasarkan

baseline 2010 - 2014

Total realisasi untuk 2010-2014 dari baseline adalah Rp95,5 triliun yang kita perkirakan akan di-disburse dan untuk yang Rp57 triliun on top diperkirakan hanya akan dapat terealisir Rp54,6

(28)

triliun. Ini dikaitkan dengan proses pengadaan, realisasi dan penyerapan.

Selanjutnya di halaman berikutnya, di sini kami ingin menjelaskan tentang alokasi anggaran Kementerian Pertahanan TNI tahun anggaran 2012, tadi sudah dijelaskan di mana totalnya adalah Rp72,5 triliun terdiri dari:

- Rupiah murni Rp56,2 triliun

- Rupiah murni pendamping Rp4,2 triliun

- Dan pinjaman luar negeri-pinjaman dalam negeri Rp11,9 triliun Yang kami dapat simpulkan di sini adalah bahwa alokasi pagu Blue Book

yang tadi dijelaskan oleh Bapak Menteri Pertahanan adalah US$6,56 miliar. Dari alokasi Blue Book itu, telah diterbitkan PSP- atau Penetapan Sumber Pembiayaan oleh Menteri Keuangan US$5,63 miliar, dengan rincian:

- Dijamin oleh kredit ekspor US$1,59 miliar

- Dan tidak dijamin oleh kredit ekspor US$4 miliar

Kenapa kita baru keluarkan US$5,63 miliar karena sisa dari Blue Book

sebesar US$ 0,79 miliar masih dalam proses pengkajian dan nantinya akan diterbitkan Daftar Kegiatan dari Bappenas, Menteri PPN. Selanjutnya nanti kita akan kaji untuk diterbitkan PSP-nya, Penetapan Sumber Pembiayaan.

Kami juga ingin mencatat di forum ini, bahwa sungguh pun kita sudah mengeluarkan PSP atau yang sebelum ini dikenal dengan Alokasi Pembiayaan sebesar US$5,6 miliar, tetapi kita harus mencatat bahwa masih ada APP dari periode 2005-2009 yang belum terealisir dan itu masih tersisa sebesar US$0,82 miliar.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Itu adalah penjelasan kami terkait dengan anggaran minimum essential forces. Terkait dengan anggaran sertifikasi tanah, kami sampaikan di

(29)

halaman 8; total luas tanah yang dimiliki oleh dan yang dikuasai oleh Kementerian Pertahanan dan TNI adalah 3,2 miliar meter persegi. Dari 3,2 miliar meter persegi itu, nilainya diperkirakan hanya Rp117,3 triliun dan tanah yang 3,2 miliar meter persegi itu statusnya 15,4 persen sudah disertifikasi, sudah dalam bentuk sertifikat, dan 84,5 persen masih belum disertifikatkan. Rencana kebutuhan dana untuk sertifikasi tanah Kementerian Pertahanan dan TNI adalah seperti yang kami paparkan di sini pada 2010-2014 jumlahnya adalah Rp165 miliar. Dan Rp165 miliar ini dirinci atas tahun anggaran 2010-2011 sampai dengan 2014. Tentu anggaran ini akan terus kita pertajam, sampai nanti akan betul-betul bisa mendukung proses sertifikasi tanah-tanah milik Kementerian Pertahanan dan TNI. Alokasi dana untuk 2010-2012 yang sekarang ini tampak sudah US$51,8 miliar.

Hal yang lain yang juga kami ingin sampaikan dalam forum ini adalah terkait dengan pencabutan tanda bintang. Sebagai catatan hasil kesimpulan Rapat Kerja antara Komisi I DPR RI dengan Wakil Menteri Pertahanan tanggal 25 Oktober 2011, Komisi I DPR RI meminta Kementerian Pertahanan untuk menyampaikan rencana pencabutan tanda bintang Pendapatan dan Hibah Luar Negeri dan Kredit Ekspor 2005-2009 yang masih belum terselesaikan untuk dapat dilaksanakan sekaligus. Menanggapi hasil rapat tersebut, Kementerian Pertahanan melalui surat tertanggal 4 November 2011, mengajukan permohonan penghapusan tanda bintang dalam rangka memenuhi persyaratan efektifnya kontrak pengadaan barang dan jasa melalui fasilitas kredit eksport berdasarkan alokasi pinjaman pemerintah dan Renstra tahun anggaran 2010-2014 sebesar US$ 1,6 miliar dan Swiss sebesar Franc 13 juta.

Wakil Ketua DPR RI tanggal 17 Mei 2006 menyebutkan bahwa Komisi I DPR RI meminta kepada Kementerian Keuangan dan Dirjen Anggaran, Dirjen Perimbangan Keuangan agar dalam pencairan alokasi kredit ekspor harus dengan persetujuan DPR RI. Menindaklanjuti

(30)

permohonan tersebut, menindaklanjuti permohonan Kementerian Pertahanan dimaksud, Menteri Keuangan mengeluarkan surat tanggal 24 Nopermber untuk mengajukan izin penghapusan tanda bintang kepada DPR RI, dan kami juga dapat menyampaikan bahwa kalau nanti ini dicairkan, ini akan menjadi beban pada tahun angggaran 2011, dan tahun anggaran berikutnya sesuai rencana penarikan.

Pertanyaan dari Ketua yang terkait dengan melibatkan perusahaan-perusahaan khususnya perusahaan-perusahaan Badan Usaha Milik Negara untuk dilibatkan dalam pengadaan belanja modal daripada Kementerian Pertahanan dan TNI, telah kami tindaklanjuti bersama-sama dengan Kementerian Pertahanan dan juga Kementerian BUMN, dan pada saat sekarang ini sedang dilakukan finalisasi oleh Kementerian BUMN upaya-upaya untuk melakukan revitalisasi dan penyehatan beberapa BUMN yang bergerak di bidang industri strategis pertahanan dan keamanan, untuk dilakukan penyehatan sehingga dapat berperan dalam melakukan penyerapan di dalam negeri sebesar-besarnya dari alokasi anggaran bagi Kementerian Pertahanan dan TNI.

Terima kasih.

(31)

...pengadaan Alutsista mempunyai ciri khas belanja modal dan tentu sangat diperlukan satu perencanaan, satu pengadaan dan satu eksekusi pencairan yang terkoordinasi, sistematis dan terarah dengan baik.

(32)
(33)

Yang kami hormati Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua Bapak/Ibu anggota Komisi XI DPR RI, yang kami hormati pimpinan dan anggota Komite IV DPD RI.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Selamat pagi dan salam sejahtera untuk kita semua.

Pertama-tama marilah kita panjatkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya pada hari ini kita bertemu dalam rangka penyampaian Daftar Inventarisasi Masalah DPR terhadap Rancangan Undang-Undanga Pengurusan

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAKER DENGAN KOMISI XI

TENTANG PENGESAHAN DIM RUU PIUTANG NEGARA

DPR/MPR RI 2 Februari 2012

(34)

Piutang Negara dan Piutang Daerah. Kami mengucapkan terimakasih atas kecepatan Komisi XI dalam merespons usulan Pemerintah dalam RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah dengan telah tersusunnya DIM atas RUU tersebut. Pemerintah menyambut baik penyampaian DIM DPR RI atas RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang disampaikan Pemerintah.

Pimpinan Komisi XI, anggota Komisi XI dan pimpinan dan anggota Komite IV DPD yang kami hormati.

Tanggapan DPR RI terhadap RUU Tentang Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang diajukan pemerintah sangat kami hargai dengan sejumlah 500 DIM yang disampaikan oleh DPR RI menunjukkan antusiasme yang tinggi dari anggota Dewan untuk bersama-sama menciptakan undang-undang tentang Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang tepat sasaran dan dapat diterapkan dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan negara. Dari 500 DIM yang disampaikan oleh DPR RI terhadap RUU Tentang Pengutusan Piutang Negara dan Piutang Daerah, tidak semuanya merupakan perubahan terhadap RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang diajukan Pemerintah. Tercatat sebanyak 176 buah DIM bersifat tetap, 73 DIM merupakan usulan baru yang belum termuat dalam RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah yang kami ajukan, sedangkan 251 buah DIM merupakan usulan perubahan terhadap beberapa rumusan dalam RUU Piutang Negara dan Piutang Daerah.

Terhadap 176 buah DIM yang tetap, pemerintah sepakat dan mengusulkan untuk tidak membahasnya dalam rapat pembahasan RUU

(35)

Tentang Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah. Terhadap 73 DIM yang merupakan usulan baru yang belum termuat dalam RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah, Pemerintah siap melakukan pembahasan. Sedangkan terhadap 251 buah DIM yang merupakan usulan perubahan terhadap RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah, Pemerintah siap membahasnya dengan harapan apabila ada perbedaan pemikiran yang mendasar maka dapat dipergunakan rancangan awal sebagaimana diajukan oleh Pemerintah.

Bapak pimpinan Komisi XI, anggota Komisi XI, Bapak/Ibu pimpinan dan Komite IV DPD yang kami hormati.

Demikianlah hal-hal pokok yang dapat kami sampaikan dalam pandangan pemerintah atas penyampaian DIM RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah.

Sebelum kami menutup pandangan Pemerintah, kami mohon izin untuk mengundang rekan dari Kementerian Hukum dan HAM dan rekan dari Kementerian Dalam Negeri untuk bisa menambahkan apabila diperlukan.

Kelihatannya sudah cukup tanggapan dari Pemerintah. Atas nama pemerintah kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh unsur pimpinan dan anggota Dewan yang terhormat atas kerja sama yang baik selama ini. Semoga hubungan baik ini terpelihara di masa yang akan datang. Semoga Tuhan Yang Maha Esa menuntun dan meridhoi perumusan RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah. Sebagai tugas konstitusi kita bersama.

(36)

Bapak/Ibu pimpinan Komisi XI, anggota Komisi XI, Bapak/Ibu Komite IV DPD,

kami atas nama Pemerintah mengucapkan terima kasih atas kesempatan respons terkait dengan RUU Pengurusan Piutang Negara dan Piutang Daerah. Karena ini salah satu yang menjadi keperluan BUMN dan BUMD supaya mereka bisa kompetitif. Selama ini mereka mengeluhkan kalau bersaing dengan swasta tidak bisa memiliki posisi yang sama karena mereka terikat ada persepsi piutang BUMN adalah piutang negara. Insya Allah, dengan membahas ini BUMN dan BUMD bisa lebih berprestasi sesuai dengan harapan kita untuk memajukan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Kami juga titip bahwa tidak semua BUMN dan BUMD siap mengelola piutangnya, dikhawatirkan mereka bisa melakukan hal-hal yang tidak terpuji kalau seandainya mereka belum mempunyai sistem dan SDM yang siap.

Kami dari Pemerintah; Kementerian Keuangan, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Hukum dan HAM siap membahas RUU ini dan Insya Allah bermanfaat untuk rakyat yang kita cintai. Terima Kasih.

(37)

Yang kami hormati Ibu Anny Rahmawati, Wakil Menteri Keuangan; Bapak/Ibu pejabat Eselon I serta hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Selamat siang, salam sejahtera untuk kita semua.

Bapak/Ibu sekalian terima kasih untuk meluangkan hadir pada acara konferensi pers ini, di mana kami dari Kementerian Keuangan akan menyampaikan update perkembangan dari pada ekonomi global, maupun ekonomi Indonesia sebagai referensi Saudara-Saudara sekalian.

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN

KONFERENSI PERS MENGENAI PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL DAN INDONESIA

Lt. Mezzanine Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan

(38)

Kami langsung saja mulai dan kita mulai dengan perekonomian global. Kita sama-sama mengikuti bahwa world economy outlook atau IMF itu di bulan Januari telah mengeluarkan hasil research-nya di mana di tahun 2011 diprediksi perekonomian dunia hanya tumbuh 3,8 persen, turun dari prediski sebelumnya 4 persen. Sedangkan outlook untuk 2012-2013 itu yang tadinya 4 persen diperkirakan akan turun menjadi 3,3 persen, dan di tahun 2013 4,5 persen turun menjadi 3,9 persen. Ini adalah kondisi ekonomi dunia dan ini referensi yang memang selama ini menjadi pegangan bagi masyarakat di seluruh negara untuk memperkirakan ekonominya.

Ternyata kondisi negara-negara maju pertumbuhan ekonominya tahun 2011 memang kurang lebih seperti yang diperkirakan yakni 1,6 persen. Tetapi untuk 2012 ada koreksi lagi dari 1,9 persen, yang sebelumnya diperkirakan, akan turun menjadi 1,2 persen. Kalau kita lihat Negara berkembang juga demikian. Negara berkembang yang tadinya diperkirakan akan tumbuh 6,40 persen ternyata tumbuhnya hanya 6,20 persen, tetapi yang perlu kita sama-sama catat, karena Indonesia termasuk dalam negara berkembang, diperkirakan pertumbuhan ekonomi yang tadinya 6,1 persen turun menjadi 5,4 persen. Angka 5,40 persen ini tentu akan ada dampaknya ke negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Sedangkan untuk tahun 2013 ada penurunan dari 6,5 persen menjadi 5,9 persen. Khusus untuk ASEAN di tahun 2012, dari 5 negara utama di ASEAN akan turun dari 5,6 persen ke 5,2 persen. Kalau kita lihat itu kondisi perekonomian dunia mengalami penurunan dari 4 persen ke 3,3 persen dan negara berkembang dari 6,1 persen ke 5,4 persen.

Pandangan dari world economic outlook atau IMF menyatakan bahwa pertumbuhan Indonesia akan turun dari 6,3 persen menjadi 6,1 persen. Indonesia masih berpegang kepada pertumbuhan ekonomi 6,7 persen, tetapi kalau kita lihat data dari ADB (Asean Development Bank) mereka sebelumnya memperkirakan Indonesia tumbuh 6,8 persen tapi

(39)

sekarang diturunkan menjadi 6,2 persen. Asean Development Bank dan World Bank memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Indonesia antara 6,1- 6,2 persen tahun 2012. Ini terlihat karena pertumbuhan perdagangan dunia itu proyeksi pertumbuhannya direvisi ke bawah. Di tahun 2012 volume perdagangan dunia diperkirakan akan melambat dengan laju pertumbuhan 3,8 persen dan ini semua mengakibatkan pertumbuhan ekonomi kita perkirakan turun.

Kita lihat di Amerika Serikat, beberapa indikator perekonomian Amerika sudah mulai bergerak ke arah pemulihan. Terlihat di Januari 2012 tingkat pengangguran di Amerika kembali turun, dari yang tadinya 8,5 persen menjadi 8,3 persen. Jadi ada gejala pemulihan. Kemudian

purchasing managers index Amerika di bulan Januari juga lebih baik yaitu menjadi 53,1 dari 53,1 menjadi 54,1. Kita lihat bahwa ekonomi Amerika sudah bergerak ke pemulihan, walaupun sebenarnya masih dalam kategori lemah.

Yang perlu kita perhatikan adalah kondisi di Eropa, kondisi di Eropa yang menjadi catatan kita semua tingkat pengangguran Eropa pada akhir tahun 2011 itu sudah mencapai dua digit. Walaupun sudah ada sedikit perbaikan tetapi masih dua digit, masih di kisaran 10 persen, menjadi 10,3 persen di Januari 2012. Kalau kita lihat tingkat pengangguran, yang paling tinggi adalah Spanyol dengan tingkat penganggurannya mencapai 22,9 persen. Jadi tingkat pengangguran Spanyol merupakan yang tertinggi di wilayah Eropa. Sementara Switzzerland dan Austria tingkat penganggurannya relatif rendah 1,9 persen dan 4 persen. Kita harus sama-sama perhatikan bahwa kondisi di Eropa masih belum begitu baik, situasinya memburuk.

Kita sekarang lihat rasio utang per PDB, rasio utang rata-rata negara Eropa pada kwartal ketiga 2011 meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya dari 83,2 persen menjadi 87,4 persen. Yunani yang tadinya rasio utangnya 138,8 persen terhadap PDB sekarang naik

(40)

lagi menjadi 159 persen. Itali juga demikian ada di kisaran 119 persen. Ini menunjukkan bahwa kondisi Eropa masih belum baik. Kita menyambut baik Eropa menyetujui dana talangan sebesar 130 milliar euro atau US$ 170 milliar sebagai jaminan pembayaran utang Yunani. Namun, Yunani untuk mendapatkan fasilitas itu diminta untuk melakukan langkah-langkah korektif yang cukup berat. Misalnya, pengurangan tenaga kerja sampai 15.000 orang di sektor publiknya, liberalisasi perburuhan, kemudian pemotongan gaji sebesar 22 persen. Ini adalah kondisi yang sedang berjalan di Eropa, dan kita melihat bahwa rasio utang per PDB Eropa masih menunjukkan peningkatan.

Kalau kita perhatikan di negara-negara kawasan Asia pada tahun 2011 itu terlihat bahwa pertumbuhan ekspor di Jepang, Cina, dan Korea Selatan mengalami tren penurunan pada semester 2 tahun 2011. Jadi kalau trendnya turun itu menunjukkan bahwa setiap bulan kondisinya lebih buruk dibandingkan dengan bulan yang lain. Bahkan untuk Jepang mengalami pertumbuhan ekspor yang minus.

Adapun kalau lihat ekspor perkembangannya di ASEAN plus 5 itu terlihat terjadi penurunan yang sama, bahkan ada di bawah 0 persen, yakni di Filipina dan Thailand. Filipina dan Thailand itu pertumbuhan ekspornya kurang menggembirakan, tapi secara umum semua negara-negara ASEAN termasuk Indonesia, menukik ke bawah. Artinya walaupun ada pertumbuhan, pertumbuhannya lebih kecil dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan-bulan yang lalu. Ini semua kita waspadai dan kalau kita lihat indikator-indikator perdagangan internasional termasuk index pengangkutan barang melalui laut ataupun IATA index, semua menunjukkan kondisi yang perlu kita perhatikan karena yang menunjukkan di bulan berikutnya masih ada penurunan potensi ekspor.

Kita perhatikan kondisi di Timur Tengah. Timur Tengah ini penting karena pengaruhnya besar terhadap minyak dunia sementara kita

(41)

lihat ICP kita minus. ICP minus itu ternyata di 10 Februari sudah menunjukkan US$129 per barrel. Sedangkan pada 6 Januari masih US$124 per barrel.

Kita secara umum mengatakan rata-rata harga minyak dunia pada Januari 2012 mengalami peningkatan dibandingkan rata-rata Desember 2011, dan juga kita mesti simak bahwa perkembangan di Selat Hormuz, itu musti kita waspadai. Karena di selat itu jalur distribusi sekitar 17 juta barrel minyak per hari pada tahun 2011, atau 1/6 dari minyak mentah global. Jadi kalau ada “pemanasan” di Selat Hormuz tentu akan berdampak pada dunia.

Kita lihat di Cina laju perdagangannya akan kembali mengalami pelemahan di tahun 2012. Pada akhir tahun 2011 eksport Cina menurun dibandingkan tahun sebelumnya sebesar 13,4 persen. Surplus perdagangan Cina turun sebesar US$23 milliar menjadi US$160 millar. IMF memprediksi pertumbuhan Cina 8,2 persen di tahun 2012. Namun jika perekonomian Eropa sampai mengalami deep resession, pertumbuhan Cina berpotensi turun hingga 4 persen, karena exposure perekonomiannya yang tinggi terhadap Eropa. Ini tentu harus kita perhatikan.

Kalau kita perhatikan nilai tukar, nilai tukar rupiah ada di kisaran Rp9.014 per dolar di tanggal 13 Februari kemarin. Kalau kita lihat perbandingan dengan negara-negara di regiona dibandingkan dengan awal tahun 2012, memang dollar Amerika itu tertekan sehingga mayoritas nilai tukar terapresiasi termasuk rupiah. Rupiah ada apresiasi 0,61 persen secara year on year. Kalau kita bandingkan Indonesia dengan Malaysia, Singapura, Fhilipina, Korea itu year to date-nya negara-negara itu lebih terapresiasi dibandingkan dengan kita.

Kita lihat index pasar modal (IHSG) mencapai 3.961 di tanggal 13 Februari 2012, tetapi di tahun 2012 ini sudah pernah menyentuh angka 4.000, jadi ini ada sedikit koreksi. Tetapi kalau kita lihat year to date

(42)

untuk Indonesia, year to date itu ada apresiasi 3,66 persen. Sedangkan

year on year Indonesia adalah 16,81% persen apresiasi dibandingkan tahun lalu. Ini juga menunjukkan bahwa dari posisi awal tahun 2012, index IHSG masih dalam trend yang menguat walaupun relatif rendah. Bapak/Ibu sekalian, terkait capital flow kita lihat itu Januari 2012 itu masih ada capital inflow, di mana sekarang jumlahnya Rp15,4 triliun dan itu terdiri dari net foreign buying SUN di bulan Januari. Di kwartal ke-3 tahun 2011 itu menunjukkan terjadi capital outflow, tetapi kita lihat di bulan-bulan ini terjadi capital inflow. Kalau kita lihat surat utang negara yield dari SUN 10 tahun itu di tanggal 13 Februari 5,15 persen, kalau kita bandingkan dengan Oktober 2011 itu adalah 7,07 persen. Ini menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik.Kita lihat juga global bond yang 10 tahun, itu yang 13 Februari 3,73 persen, sedangkan di Desember 2011 masih 4,07 persen. Kondisi membaik ini memang didorong adanya sentiment positif, karena ada kenaikkan rating Indonesia investment grade dan juga kinerja ekonomi Indonesia secara umum.

Terlihat bahwa di tahun 2011 pertumbuhan GDP Indonesia 6,5 persen dan kalau kita perhatikan di bagian bawah dibandingkan dengan 2009, 2010 biasanya di kwartal ke-4 pertumbuhan ekonominya lebih tinggi dibandingkan kwartal 3. Sekarang di tahun 2011 pertumbuhan ekonominya kurang lebih sama, 6,5 persen. Ini perlu kita waspadai karena mungkin Indonesia juga sudah mulai terpengaruh kondisi krisis di negara-negara maju. Dari sisi pengeluaran, PDB 2011 didukung oleh pertumbuhan konsumsi dan investasi. Kedua komponen itu memberikan kontribusi yang cukup tinggi, selain itu kontribusi net ekspor juga masih mendukung pertumbuhan PDB. Kalau kita lihat distribusi, konsumsi rumah tangga porsinya besar 54,6 persen, tetapi investasi PMTB itu sudah cukup menunjukkan hasil setelah beberapa tahun berkembang ini. Jadi distribusi konsumsi rumah tangga masih mendominasi PDB pengeluaran, meskipun semakin menurun sementara distribusi dari investasi semakin meningkat, kita harapkan ke depan dari investasi ini terus meningkat.

(43)

Dari sisi produksi pertumbuhan PDB 2011 didukung oleh sektor industri pengolahan, sektor perdagangan hotel dan restoran, serta sektor pengangkutan dan komunikasi. Industri pengolahan itu porsinya cukup besar. Walaupun kita harus perhatikan bahwa secara distribusi agak mengecil dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Ini perlu kita perhatikan. Sektor perdagangan dan industri memberikan kontribusi yang besar terhadap pertumbuhan PDB, sedangkan sektor industri pengolahan, dan sektor pertanian juga masih mendominasi distribusi PDB.

Laju inflasi Januari 2012 sebesar 0,76 persen month to month atau kalau secara tahunan 3,65 persen. Hal ini kembali melambat dibandingkan bulan Desember 2012, karena di Desember 2012 year on yearnya 3,79 persen. Pertumbuhan kredit konsumsi, antara lain kredit penjualan mobil dan motor, terlihat dari pertumbuhan pembayaran PPN semuanya masih menunjukkan trend yang meningkat. Kita perlu waspadai, karena di Indonesia saat ini secara umum BBM bersubsidi masih sangat luas dan tingkat bunga juga sedang rendah, sehingga ekonomi domestik terus berkembang, padahal kita juga mesti hati-hati sebetulnya harga minyak sudah jauh meningkat dan ini juga kita lihat kondisi global secara umum terjadi penurunan ekonomi tetapi di Indonesia menunjukkan kondisi yang baik. Jadi di akhir tahun 2011 konsumsi masyarakat masih terjaga, bahkan mengalami peningkatan.

Realisasi investasi 2011 bisa mencapai Rp251 trilliun atau meningkat 20 persen dibandingkan 2010. Prestasi yang baik. Investasi terus menunjukkan pertumbuhan yang positif, didukung oleh semakin kondusifnya perekonomian domestik, terlihat dari posisi pertumbuhan kredit modal kerja, kredit investasi, serta impor barang modal dan posisi dan pertumbuhan konsumsi semen. FDI confidence index, atau index keyakinan investor dari survei terhadap 27 negara dan 17 sektor industri, menggambarkan prospek arus investasi langsung di dunia internasional. Indonesia di tahun 2007, 2010 masih ranking 21 dan 20, sekarang kita sudah meningkat menjadi nomor 9. FDI confidence index Indonesia

(44)

itu sudah meningkat dan itu menunjukkan keyakinan investor untuk melakukan investasi di Indonesia. Negara-negara di atasnya mulai dari Cina, India, Brasil. Indonesia sekarang sudah nomor 9, dan Indonesia di atas Malaysia ataupun yang pasti di atas negara-negara Eropa yang sedang dalam kondisi sulit.

Ekspor Indonesia di tahun 2011 meningkat 29,1 persen year on year, dengan total nilainya US$ 203 millar, sedangkan impor meningkat 30,7 persen atau senilai US$177,3 miliar. Namun pertumbuhan ekspor di bulan Desember mengalami perlambatan dari 10 persen menjadi 2,2 persen year on year, jadi kita lihat juga pada signal perlambatan ekspor. Fluktuasi nilai ekspor secara umum lebih disebabkan oleh perubahan volumenya, sedangkan fluktuasi harga relatif kecil. Mungkin beberapa negara yang sedang, selama ini mengimpor itu mengurangi pembeliannya, tetapi kita beruntung harga masih belum terlalu terdampak walaupun beberapa komoditi menunjukkan penurunan.

Neraca perdagangan atau cadangan devisa kita masih US$110 miliar, tapi kalau kita lihat transaksi berjalan, neraca transaksi berjalan itu kita lihat ada US$ 2,1 miliar, masih positif selama tahun 2011 tetapi mengecil. Dan yang perlu kita waspadai adalah di kwartal ke-4 tahun 2011 itu ada kondisi transaksi berjalan yang negatif, yaitu minus US$0,9 milliar. Ini pertama kali dia negatif, tentu ini menjadi signal yang perlu kita waspadai, tetapi bisa juga memberikan signal bahwa kita mempunyai potensi investasi yang baik, karena adanya import capital goods yang tinggi. Tetapi kalau meningkat karena harga minyak tinggi dan komponen impor BBM tinggi tentu ini bukan suatu kondisi yang baik. Saya rasa kita perlu simak.

Saya nanti akan minta dari BKF, nanti ada spesial sesi untuk Saudara-Saudara sekalian, untuk bisa menceritakan tentang jasa-jasa dan pendapatan. Karena jasa-jasa dan pendapatan itu kalau kita lihat di tahun 2011 itu pendapatan minus US$25 miliar dan jasa-jasa itu minus US$ 11,8

(45)

miliar. Kita perlu melakukan kajian ini supaya Indonesia jangan terlalu kalah jauh di bidang jasa-jasa maupun remittance dan pendapatannya. Tetapi secara umum kita bisa mengatakan bahwa pada kwartal ke-4 tahun 2011, transaksi modal dan finansial mengalami defisit sebesar US$1,4 miliar, lebih kecil dibanding defisit di triwulan sebelumnya. Jadi investasi langsung di Indonesia terus meningkat sejalan dengan iklim investasi yang semakin kondusif dan stabilitas makro ekonomi yang terjaga.

Kinerja ekspor non migas mengalami penurunan seiring dengan penurunan permintaan dunia. Wiggle room index mempublikasikan data menarik. Majalah ekonomi melakukan penilaian terhadap 27 negara berkembang, dan di antara 27 negara berkembang itu dicantumkan bahwa Indonesia memiliki kondisi peringkat kedua, sebagai negara yang memiliki fleksibilitas ruang gerak kebijakan fiskal dan kebijakan moneter. Jadi diantara negara-negara yang 27 ini, itu dilihat fleksibilitas negara mengeluarkan kebijakan-kebijakan moneter dan kebijakan fiskal ada berapa kelonggarannya. Kondisi di Mesir sulit sekali sejak pergantian Pemerintahan dan stabilisasi yang belum berhasil dilakukan. Indonesia posisinya berada nomor dua setelah Saudi Arabia yang dianggap memiliki ruang untuk melakukan kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter paling longgar. Ini tentu satu kondisi yang positif di Indonesia, tapi kita musti hati-hati ini pandangan dari dunia kalau kita tidak menanggulangi isu subsidi kita dengan baik maka ruang gerak ini bisa menjadi mengecil dan tentu situasi positif ini menjadi kurang positif lagi ke depan.

Kita lihat di sini ada strategi antisipasi kelambatan ekonomi. Kita sejak tahun lalu terus melakukan diskusi persiapan kalau terjadi krisis ekonomi, di mana krisis global itu berdampak kepada Indonesia. Tetapi kita bandingkan tahun 2009 itu kita untuk menjaga konsumsi domestik itu kita melakukan stimulus fiskal dan itu menjaga daya beli masyarakat. Di tahun 2012 kita tidak saja memikirkan tentang stimulus fiskal untuk

(46)

menjaga konsumsi domestik, menjaga daya beli masyarakat, tetapi kita juga melakukan stimulasi ekonomi, membuat kondisi yang nyaman untuk investasi PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) bisa meningkat, dan tentu investasi dilakukan oleh Pemerintah dan swasta. Pemerintah sebagai mana kita jelaskan di MP3EI adapun di swasta juga demikian kita akan berikan insentif fiskal supaya semua ini dapat berjalan dengan lebih baik.

Kesimpulannya ingin kami sampaikan di sini bahwa kondisi ekonomi global masih menghadapi resiko akibat belum selesainya permasalahan utang di negara Eropa. Ada melambatnya permintaan negara-negara maju di tahun 2011 telah berdampak pada negara-negara-negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kondisi ini bisa berlanjut di tahun 2012. Namun demikian, kondisi ekonomi domestik di Indonesia masih relatif baik. Hal ini tercermin dari nilai tukar yang terjaga, inflasi yang stabil, pertumbuhan ekonomi yang 6,5 persen di tahun 2011 didukung oleh daya beli masyarakat dan investasi yang meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut Indonesia dinilai masih mempunyai ruang kebijakan fiskal dan moneter yang cukup untuk menghadapi perlambatan ekonomi global, sebagaimana yang tadi disampaikan oleh majalah The Economist di bulan Januari 2012. Untuk mengantisipasi krisis Pemerintah akan mengupayakan langkah-langkah untuk mendorong daya beli masyarakat serta meningkatkan investasi.

Terakhir adalah terkait ringkasan postur realisasi APBN sampai akhir 31 Januari 2012. Sampai akhir Januari 2012 dibandingkan dengan Januari 2011, pendapatan negara itu tercatat 6 persen lebih baik dibandingkan tahun lalu, yang sampai Januari 5,5 persen. Penerimaan perpajakan juga menunjukkan 6,5 persen lebih baik dibandingkan tahun lalu 6,3 persen. Belanja negara itu mencapai 5,8 persen lebih baik dibandingkan tahun lalu 5,4 persen. Secara umum kita melihat ada surplus divisit, tidak ada peralihan berarti. Belanja modal sebesar 1,9 persen sampai dengan Januari 2012, lebih baik dari tahun lalu yang sampai akhir Januari 2011

(47)

hanya 0,4 persen. Ini saya sambut baik. Ini karena sejak bulan Desember Pemerintah betul-betul memberikan perhatian untuk realisasi anggaran dapat dilakukan lebih baik. Kita ada team evaluasi penyaluran dan realisasi anggaran terdiri dari Kementerian Keuangan, UKP4 (Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan) dan BPKP bahwa ternyata belanja modal sudah bisa mencapai 1,9 persen. Ini satu hal yang kita harapkan di bulan-bulan ke depan lebih baik. Kementerian/Lembaga masing-masing harus merespons dengan baik, supaya realisasi belanja modal dapat tinggi, lebih baik dibandingkan tahun lalu. Secara umum penyerapan belanja Pemerintah pusat masih

on track relatif sama dengan penyerapan tahun 2011, yaitu kira-kira di 3,4 persen dari pagu, sementara tahun lalu sekitar 3 persen.

Sekian dan terima kasih.

(48)

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI TENTANG RUU-LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

DPR/MPR RI

5 Maret 2012

Yang kami hormati Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Bapak-Ibu Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang kami hormati rekan Menteri Koperasi & UKM, rekan yang mewakili Menteri Hukum dan HAM, dan seluruh Bapak, Ibu yang mewakili Pemerintah dan hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya

(49)

kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan ibadah karya dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

Selanjutnya dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan kami atas nama Pemerintah bersama-sama dengan Menteri Koperasi dan UKM, mengucapkan terima kasih kepada DPR RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami. Dalam kesempatan ini, untuk menyelesaikan daftar inventarisasi masalah atas RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro, yang merupakan usul inisiatif DPR RI.

Sebagai mana dimaklumi, bahwa pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan antara Komisi VI DPR RI dengan Pemerintah yang diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2011 yang telah menyepakati bahwa Pemerintah akan menyusun dan menyerahkan Daftar Inventarisasi Masalah RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro kepada Komisi VI DPR RI. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Pemerintah telah melakukan kajian mendalam atas RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro dengan melibatkan beberapa instansi terkait; Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, serta Bank Indonesia. Kajian tersebut terutama didasarkan pada peraturan perundang-undangan, yang mengatur Lembaga Keuangan yang menghimpun dana masyarakat, seperti Undang Perbankan, Undang-Undang Perkoperasian, dan peraturan perundangan yang lainnya yang terkait, termasuk pengaturan lembaga serupa di beberapa negara dan rekomendasi dari G20.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak, Ibu anggota Dewan yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia.

Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa sesuai dengan UU Perbankan, setiap pihak yang menghimpun dana dari masyarakat wajib

(50)

memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia. Kecuali kegiatan tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri. Selain itu, G20 juga telah merekomendasikan untuk kita meningkatkan pengaturan dan pengawasan atas aktivitas seperti perbankan, yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang dilakukan oleh lembaga keuangan selain bank atau yang dikenal dengan istilah sekarang shadow banking, termasuk aktivitas penghimpunan dana masyarakat dilakukan oleh lembaga keuangan mikro.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Di sini kami ingin menyampaikan bahwa memang kita melihat bahwa ketika Bapak/Ibu bersama-sama dengan pemerintah menetapkan dan menyetujui tentang UU Perbankan, kita ingin jaga agar sistem keuangan Indonesia dapat senantiasa stabil dan kuat. Dan kita memahami bahwa ketika UU Perbankan itu disetujui, kita juga sudah mensepakati untuk mengatur lembaga-lembaga keuangan mikro, dan diberikan waktu transisi untuk diwujudkan. Tetapi dalam perjalanan, memang tidaklah terlalu lancar, dan ini merupakan tantangan kita bersama untuk bisa selesaikan dengan sebaik-baiknya.

Kita mendengar bahwa event satu lembaga di atas lembaga keuangan mikro, seperti Bank Pemerintahan Rakyat pun ada tantangan untuk bisa menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan. Tetapi dalam kaitan ini, saat ini saat kita akan membahas tentang RUU Lembaga Keuangan Mikro, tentu kita harus tetap menjaga agar ini sesuai dengan visi dan sesuai dengan undang-undang yang telah kita setujui sebelumnya. Dalam rangka harmonisasi dengan ketentuan di bidang perbankan, kegiatan usaha LKM dalam penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat perlu dibatasi pada wilayah kelurahan atau desa. Dalam hal

(51)

LKM melakukan kegiatan usaha melebihi wilayah kelurahan, atau desa tempat kedudukan LKM telah mencapai batasan aset atau jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun atau permodalan yang ditetapkan oleh regulator, maka wajib bertransformasi menjadi koperasi atau menjadi Bank Perkreditan Rakyat.

Selanjutnya, terdapat beberapa substansi pengaturan dalam RUU LKM yang perlu pembahasan lebih mendalam antara DPR RI dengan Pemerintah guna penyempurnaan konsep pengaturan. Adapun materi yang perlu pembahasan lebih mendalam tersebut, antara lain pengaturan tentang kegiatan usaha, bentuk badan hukum, pembina dan pengawasan, serta sanksi.

Selain itu pula, perlu ditambahkan beberapa pengaturan baru, seperti bagaimana transisi dan transformasi lembaga keuangan mikro, bagaimana perlindungan konsumen, dan upaya penyehatan bagi LKM yang mengalami kesulitan yang membahayakan kelanjutan usahanya.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Sebagai catatan untuk referensi kita, ketika UU Perbankan sudah mengatur tentang bank komersial, sudah mengatur tentang Bank Perkreditan Rakyat, kita sama-sama ingat di tahun 1996 pernah terjadi krisis, karena krisis lokal, karena ada sekelompok bank, Bank Perkreditan Rakyat di Bali dan juga Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur, yang secara bersama-sama collaps. Dan tentu itu membuat suatu keguncangan sistem keuangan kita.

Kita sama-sama harus menggunakan ini sebagai referensi bahwa LKM yang begini luas ada di Indonesia, juga perlu kita jaga agar LKM ini dapat sehat, dapat berjalan seperti harapan kita. Yang paling utama

(52)

adalah memajukan ekonomi dan memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kami dalam kesempatan ini, atas nama Pemerintah ingin menyampaikan apresiasi kepada Bapak/Ibu di DPR Komisi VI, di mana DPR telah bisa menyelesaikan RUU LKM dan RUU LKM ini kita harapkan akan menjadi satu pelengkap di sistem keuangan kita sehingga Indonesia yang selama ini telah cukup baik dalam mengendalikan sistem keuangan, insya Allah ke depan semakin baik lagi.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak-Ibu anggota Dewan yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia. Dalam kesempatan ini perkenankan kami atas nama Pemerintah menyampaikan DIM RUU tentang LKM yang terdiri dari 143 DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) dengan rincian sebagai berikut:

1. Tim Perumus (Timmus) dan Tim Sinkronisasi (Timsin) 10 DIM

2. Ketetapan 13 DIM

3. Perubahan substansi 38 DIM 4. Perubahan redaksi 11 DIM 5. Dihapus 40 DIM

6. Usulan baru 30 DIM Sehingga total 142 DIM.

Terhadap DIM tersebut, Permerintah berharap dapat dilakukan pembahasan yang lebih mendalam dan komprehensif dengan memperhatikan aspek urgensinya, aspek harmonisasinya dengan pengaturan perundang-undangan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal serta aspek kemungkinan implementasinya kelak. Untuk itu Pemerintah siap untuk melakukan pembahasan dengan mekanisme yang berlaku.

(53)

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, dan Bapak, Ibu anggota Dewan yang kami hormati,

Kami juga mengusulkan kiranya forum ini nanti mengizinkan Bapak, Ibu untuk kita membuat satu forum lobi juga, dimana mungkin semua perwakilan daripada fraksi dan Ketua, Wakil Ketua, kita bisa ada satu pembicaraan untuk betul-betul kita bisa merumuskan UU LKM yang kita harapkan, yang kita yakini yang terbaik bagi memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Ketua, Wakil Ketua, anggota Dewan yang kami hormati serta hadirin sekalian yang berbahagia,

Seperti kita maklumi bersama kegiatan usaha LKM adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang merupakan ciri utama kegiatan usaha perbankan. Maka dalam pembahasan RUU tentang LKM ini seyogyanya melibatkan pula Komisi XI DPR RI sebagai komisi yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, p erbankan, dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan suatu UU yang sesuai dengan harapan stakeholders LKM.

Dengan adanya payung hukum bagi operasionalisasi LKM serta adanya regulator yang jelas, maka akan mengurangi potensi penyalahgunaan dana nasabah LKM oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Di sisi lain, masyarakat khususnya pemangku kepentingan akan lebih tenang dan nyaman dalam berhubungan dengan LKM yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan akses terhadap jasa keuangan, bagi masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah.

(54)

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Kami menyampaikan sambutan pengantar kami untuk juga merespons penyerahan DIM dan sebelumnya ijinkan kami mengundang rekan Menteri Koperasi dan UKM untuk menyampaikan kata pengantar.

(55)

Dengan adanya payung hukum bagi operasionalisasi LKM serta adanya regulator yang jelas, maka akan mengurangi potensi penyalahgunaan dana nasabah LKM oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,...

(56)
(57)

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN PENYERAHAN SPT PRESIDEN RI DENGAN KEMENTERIAN NEGARA

Lt. Mezzanine Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan

19 Maret 2012

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Selamat pagi,salam sejahtera untuk kita semua.

Yang terhormat Bapak Presdien Susilo Bambang Yudhoyono, yang kami hormati Bapak/Ibu Pimpinan Lembaga Negara, yang kami hormati Bapak/Ibu Menteri Kabinet Indonesia Bersatu kedua, yang kami hormati Bapak Gubernur DKI Jakarta, Dirjen Pajak dan hadirin yang berbahagia. Pertama-tama mari kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa Allah SWT, atas rahmat dan hidayat-Nya kita semua bisa hadir dan berkumpul bersama di ruangan ini untuk melaksanakan kewajiban perpajakan kita yaitu menyampaikan surat

(58)

pemberitahuan tahunan pajak penghasilan wajib pajak orang pribadi tahun pajak 2011.

Bapak Presiden dan para hadirin yang kami hormati perlu kami laporkan bahwa dalam rangka memberikan pelayanan prima kepada wajib pajak Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan telah menyediakan berbagai bentuk layanan penerimaan SPT tahunan pajak penghasilan baik untuk orang pribadi maupun badan meliputi penempatan drop box

SPT di lokasi-lokasi strategis di seluruh wilayah Indonesia. Penerimaan langsung di kantor pelayanan pajak dan melalui jasa kurir atau kantor pos, bahkan untuk wajib pajak yang sibuk dan memiliki waktu yang terbatas mereka dapat melaporkan SPT-nya di mana pun mereka berada melalui e- filling atau website pajak www.pajak.go.id. Semua kemudahan tersebut kami berikan untuk kenyamanan wajib pajak dalam melaksanakan kewajibannya.

Kehadiran Bapak Presiden, para pimpinan Lembaga Negara, para menteri dan para hadirin pada hari ini dalam melaporkan SPT tahunan PPH wajib pajak orang pribadi melalui drop box di gedung Kementerian Keuangan adalah merupakan kebahagiaan bagi kami dan benar-benar merupakan wujud ketaatan penyelenggaraan Negara. Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya yang diharapkan menjadi panutan dan teladan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Bapak Presiden dan para hadirin yang kami hormati, reformasi birokrasi di lingkungan Kementerian Keuangan yang telah dilakukan sejak tahun 2002 telah dilaksanakan dengan perombakan organisasi, perbaikan proses bisnis, dan peningkatan manajemen sumber daya manusia, keberadaan kantor modern dengan proses pelayanan pajak, yang terintegrasi dan berorientasi pelayanan memudahkan wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya.

(59)

Upaya perbaikan dalam pengawasan sumber daya manusia di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak selama dua tahun terakhir terus ditingkatkan. Dimulai dari kewajiban hampir seluruh aparat pajak untuk menyampaikan laporan hasil kekayaan pejabat Negara, whistleblowing system peningkatkan fungsi pengawasan internal, termasuk membuat nota-nota kesepahaman dan kerjasama berbagai pihak antara lain dengan Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepolisian, Kejaksaan Agung, Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan dan lain-lain.

Reformasi yang telah dilakukan tersebut menunjukkan hasil yang cukup menggembirakan, penerimaan perpajakan pada tahun 2011 kemarin tercatat angka sementara Rp873,7 triliun atau 99,4 persen dari target penerimaan perpajakan tahun 2011, angka tersebut secara nominal mencapai lebih hampir dua setengah kali lipat dari penerimaan perpajakan pada tahun 2005. Besarnya penerimaan perpajakan tersebut adalah sekitar 75 persen dari seluruh penerimaan dalam negeri yang pada tahun 2011 mencapai Rp1.194 triliun. Pada tahun 2012 ini penerimaan perpajakan yang harus dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan ditingkatkan menjadi Rp1.032 triliun atau menyumbang sekitar 79 persen total penerimaan dalam negeri yang berarti mengalami kenaikan sekitar 18 persen dari realisasi penerimaan perpajakan tahun lalu. Dengan demikian peran penerimaan perpajakan semakin dominan dan penting dalam pengelolaan fiskal pemerintah. Terkendalinya defisit fiskal yang menunjang stabilitas perekonomian dan diakui oleh pasar dunia dengan capaian investment grade Republik Indonesia juga tidak lepas dari kemampuan pajak sebagai sumber utama penerimaan Pemerintah.

(60)

Keberhasilan reformasi yang dilakukan juga telah diakui dalam berbagai survey yang dilakukan oleh lembaga independen. Hasil survey integritas sektor publik tahun 2011 yang dilakukan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi Direktorat Jenderal Pajak memperoleh nilai 7,65 dari skala 10 jauh di atas nilai standar minimal integritas yang ditetapkan KPK sebesar 6.

Survey oleh independen institusi yaitu, Institut Pertanian Bogor di tahun yang sama mengenai indeks kuasa layanan wajib pajak menunjukkan WDP memperoleh score 3,79 dari scala 4, hasil yang baik juga ditunjukkan atas survey terkait penilaian inisiatif anti korupsi KPK tahun 2010 dengan hasil 9,73 dari scala 10, untuk kode etik dan 9,82 dari skala 10 untuk promosi anti korupsi. Namun kita juga tidak menutup mata dan tinggal diam dengan berbagai catatan kasus yang menimpa beberapa oknum petugas kami.

Sebagai contoh Kementerian Keuangan telah menerima 93 laporan transaksi keuangan yang mencurigakan dari PPATK sejak tahun 2007 sampai dengan 2011. Terkait pejabat pegawai Kementerian Keuangan yang melibatkan kurang lebih 125 pegawai yang melakukan transaksi mencurigakan dan hal ini telah diambil tindakan, terdapat 37 laporan telah dilakukan audit investigasi dan terhadap pegawai-pegawai yang terbukti melakukan penyimpangan atau penyalahgunakan wewenang telah direkomendasikan penjatuhan hukuman disiplin atas 155 orang dan 7 di antaranya direkomendasikan untuk diberhentikan. Ada dua buah laporan yang tidak dapat diidentifikasi sebagai pegawai Kementerian Keuangan, 9 laporan telah dilakukan pengumpulan bahan dan keterangan tetapi belum ditemukannya petunjuk penyimpangan, 21 laporan yang meliputi 25 pejabat pegawai akan dilakukan klarifikasi oleh pemeriksaan atau investigasi dan 3 laporan mengenai 9 orang telah dilimpahkan ke KPK.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan desain dari Passive Direct Methanol Fuel Cell (DMFC) dalam ukuran kecil dan juga kinerja dari Passive DMFC dilihat dari voltase,

gan dari algor tma Lowest C -First mencari nilai heuristic ritma yang men yang terdapat p gnakan kedua Pencarian akan Algo etia Racana ndung 40132, e dapat guna alam , dan

Rhizoma adalah salah satu alat perkembangbiakan pada tumbuhan. Rhizoma adalah salah satu alat perkembangbiakan pada tumbuhan. batang yang batang yang tebal dan tumbuh

Jika dibandingkan antar kedua kata, kesalahan pada kata 通 过 (tōngguò) lebih banyak dilakukan dari pada kata 经 过 (jīngguò). Faktor penyebab kesalahan penggunaan

Berkenaan dengan temuan terkait pertanggungjawaban atas kebijakan keuangan negara dalam rangka penanganan pandemi Covid-19, Pemerintah akan menyempurnakan mekanisme

Menanggapi pandangan dari F-PDIP, F-PAN, dan F-PKS agar Pemerintah dapat mengarahkan anggaran TKDD supaya sejalan dengan desentralisasi yang berjalan baik dan percepatan

persyaratan yang ditentukan untuk suatu konstruksi bangunan di atasnya. Penelitian ini mencoba menganalisa besarnya pengaruh pemeraman pada tanah lempung dengan tambahan Cornice

operasionalnya Liquid Laundry memerlukan 3 orang pekerja yang terdiri dari 2 orang tenaga operasional yang melayani kegiatan penyetrikaan pelanggan yang telah