• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gedung Dhanapala

31 Oktober 2012

Yang Kami hormati Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Yang Kami hormati Wakil Ketua Ombudsman RI. Yang kami hormati dan kami banggakan Bapak Busro Muqoddas, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, Wakil Menteri Keuangan dan seluruh hadirin yang berbahagia.

Assalamualaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Pertama-tama Bapak/Ibu yang kami hormati yang tentu pada saat kami menyapa belum sempat kami sapa satu persatu, kami ucapkan selamat datang di Kementerian Keuangan. Sehubungan dengan rangkaian acara Hari Uang RI, kami bersama Bapak/Ibu sekalian akan mencanangkan komitmen ulang untuk membangun zona integritas untuk mewujudkan lingkungan wilayah bebas korupsi di Kementerian Keuangan seluruh Indonesia, di pusat dan seluruh Indonesia.

Ini adalah komitmen kita bersama dan kita ulangi komitmen ini bagi insan keuangan lebih kuat lagi karena kita pada 30 Oktober memperingati Hari Uang RI yang ke-66. Hari Uang itu karena Indonesia 66 tahun yang lalu, Bapak Presiden dan Bapak Wakil Presiden mencanangkan Uang RI di Kementerian Keuangan. Sebagai negara berdaulat bahwa tidak patut Indonesia merdeka masih menggunakan Uang Jepang dan Uang Javassebank. Tanggal 30 Oktober tahun 1946 dicanangkan uang itu tidak digunakan lagi dan kita menggunakan Uang RI. Itu adalah kebanggan nasional kita yang harus kita jaga sekarang maupun ke depan.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Hari ini bukan hanya memperingati Hari Uang, kita juga memperingatan Hari Sumpah Pemuda. Hari ini kita bangga karena hadir Menpan, Reformasi Birokrasi, Ibu Wakil Ketua Ombudsman Indonesia, Bapak Wakil Ketua KPK hadir untuk bersama-sama mencanangkan. Ini adalah zona integritas menuju wilayah bebas korupsi.

Sudah menjadi tugas pokok dan fungsi Kementerian Keuangan untuk mengelola keuangan negara dan kekayaan negara. Kami sebagai bendahara umum yang ditunjuk oleh Bapak Presiden untuk mengelola keuangan tentu kita harus meyakini pengelolaan keuangan tidak ada korupsi. Berantas korupsi dan cegah korupsi. Dan itu salah satu

kata-kata yang harus kita jalankan untuk mewujudkan Indonesia betul-betul bersih dan birokrasinya bersih melayani.

Ketika kita menjalankan reformasi birokrasi, sebenarnya sejak tahun 2007 kita sudah canangkan reformasi birokrasi dan itu dilakukan melalui penataan tiga jalur, yaitu mengatur tata laksana organisasi, melakukan perbaikan sistem dan proses bisnis dan juga memperbaiki kompetensi dan profesionalisme integritas sumber daya manusianya.

Dengan ketiga hal itu kita lakukan semua pendekatan sistem dan kita buat manajemen kinerja berdasarkan balance scorecard dan kita menjalankan organisasi. Tujuannya untuk membangun public trust dan membangun pelayanan yang lebih baik, berkualitas, dan amanah, sesuai dengan visi kita yakni menjadi pengelola keuangan negara dan kekayaan yang terpercaya dan akuntabel yang terbaik di regional untuk menjalankan negara yang demokratis, berkeadilan dan sejahtera. Kita lakukan reformasi sejak tahun 2007, sebenarnya bagi Kementerian Keuangan reformasi dicanangkan sejak kita membuat Undang-Undang Keuangan Negara Tahun 2003. Undang-Undang Khusus Keuangan Negara Nomor 17 Tahun 2003 dan didukung dengan Undang Perbendaharaan Nomor 1 tahun 2004 dan juga Undang-undang Pemeriksaan Pengelolaan Keuangan dan Pertanggungjawaban Keuangan sesuai dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004. Kalau kita ingin melakukan reformasi birokrasi memang harus dilandasi dengan undang-undang.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Kita ingat sama-sama, kita mempunyai sistem dan SDM yang handal dan kita mempunyai sistem pelaksanaan yang penting. Kita harus akui dengan adanya Undang-undang Keuangan yang baru, Indonesia yang

sejak merdeka tahun 1945, selama ini dalam menjalankan anggaran tidak mempunyai laporan keuangan yang betul-betul mencerminkan transparansi dan akuntabel. Sampai tahun 2005 kita baru punya laporan keuangan.

Sebelumnya, laporan keuangan kita namanya Perhitungan Anggaran Keuangan Negara. PAM Perhitungan Anggaran Keuangan Negara itu isinya hanya laporan pemasukan dan pengeluaran, dan memang auditnya dilakukan oleh BPK, tetapi auditnya dua tahun. Nah, sekarang sejak tahun 2005 untuk laporan keuangan 2004 kita sudah sudah mempunyai Laporan Keuangan Pemerintah Pusat. Di dalam Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) itu ada Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) dan neracanya.

Kalau dulu hanya pengeluaran dan pemasukan, tidak ada aktivanya. Berapa aset negara, berapa kewajiban negara, berapa ekuitas negara, dulu tidak ada. Sekarang sejak tahun 2005, ada neraca, ada laporan arus kas, ada laporan catatan atas laporan keuangan dan ada laporan opini. Kita harus akui laporan opini laporan keuangan kita sejak tahun 2004-2008 disclaimer.

Tapi sekarang laporan keuangan itu dari 87 kementerian lembaga 67 sudah wajar tanpa pengecualian. Pada tahun 2005 itu baru 7 yang wajar tanpa pengecualian. Dengan adanya laporan keuangan yang diaudit dan opini itu, kita baru tahu bahwa ternyata Indonesia tahun 2005 ekuitasnya negatif Rp169 triliun. Sekarang dengan upaya perbaikan dan upaya reformasi birokrasi yang kita lakukan, kita tahu bahwa di tahun 2011 ekuitas kita Rp1.076 triliun.

Jadi upaya kita memperbaiki ekuitas kita yang negatif menjadi positif adalah karya. Sebelumnya tahun 2005 total aktiva atau aset negara hanya Rp1.100 triliun, sekarang di tahun 2011-2012 sudah menjadi Rp3.023 triliun. Jadi upaya kita bersama dengan Kementerian/lembaga perlu dukungan dari Menpan RB, KPK dan Ombudsman, kita berhasil meningkatkan

aktiva negara menjadi Rp3.000 triliun. Ini masih akan terus kita jalankan, besok kita akan undang saudara-saudara ke sini lagi. Kita akan ada sesi dengan Ketua BPK untuk membicarakan inventarisasi dan penilaian aktiva tetap Indonesia. Karena masih begitu banyak aktiva tetap kita yang belum tercatat dan banyak yang dicuri oleh koruptor-koruptor. Jadi saya ingin mencanangkan akan menggunakan sesi ini untuk melakukan perbaikan-perbaikan.

Dengan melakukan reformasi birokrasi, lebih dari 15.100 SOP yang kita susun. Kita juga membuat service level aggrement. Kita juga membuat layanan unggulan sampai 102 layanan unggulan di setiap Eselon I Kementerian Keuangan, sudah kita canangkan. Dan kita sudah menyampaikan kepada publik tentang berapa lama membuat NPWP, berapa lama merevisi anggaran kita mesti jaga itu.

Artinya kalau kita bisa menjaga itu, kita bisa menjaga integritas kita. Bapak/Ibu khususnya insan yang ada di Kementerian Keuangan, ini adalah hari dimana kita mencanangkan komitmen ulang zona integritas di Kementerian Keuangan. Dan hanya orang yang punya integritas yang bisa dipercaya orang. Kalau kita melihat Kementerian Keuangan di tahun 2005 kita adalah kementerian yang diberikan amanah oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga penerimaan negara.

Kalau ada 87 kementerian lembaga, Kementerian Keuangan adalah kementerian yang paling banyak bertanggung jawab terhadap penerimaan keuangan negara. Dan rasa hormat dan terimakasih saya sampaikan kepada saudara-saudara sekalian di Kementerian Keuangan karena pajak di tahun 2005, penerimaan pajak dan kepabeananan (bea cukai) tahun 2005 baru Rp347 triliun, tahun 2012 meningkat menjadi Rp1.016 triliun atau naik hampir 3 kali lipat dalam waktu yang singkat. Itu kalau tidak karena kita melakukan reformasi tidak akan bisa tercapai. Kalau kita lihat belanja negara di tahun 2005 ketika pemerintahan di bawah Presiden SBY masuk total belanja kita masih Rp509 triliun.

Sekarang Rp1.548 triliun, naik 3 kali lipat. Wajib pajak, orang-perorangan dan Badan Usaha tahun 2006 sebesar 4,8 juta wajib pajak. Sekarang 25 juta wajib pajak, 20 juta wajib pajak perorangan, dan 5 juta badan usaha. Bapak Menpan, Bapak Ombudsman, Bapak Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi, dari jumlah 4,8 juta naik 25 juta. Dari 25 juta yang membayar pajak dengan menyerahkan SPT sebanyak 10-14 persen. Dan memang ini tugas berat kita untuk menambahkan NPWP kita karena banyak yang belum punya NPWP. Tapi kalau nanti sudah banyak yang punya NPWP peningkatan dari 4 juta menjadi 24 juta itu bagus. Yang penting mereka complient membayar pajak dengan benar. Dari 24 juta yang baru bayar pajak beneran antara 10-14 persen.

Tentu kami mengajak instansi lain terlibat. Ayo kita sama-sama meyakini bahwa insan Indonesia taat membayar pajak. Kami juga ingin menyampaikan yang kita sikapi adalah penerimaan negara bukan pajak yang dititipkan di kementerian-kementerian lembaga untuk memeriksa uang tersebut apakah uang nikah atau uang pembuatan STNK, dll. Jumlahnya meningkat tetapi jumlahnya tidak terlalu berarti.

Tahun 2005 jumlahnya Rp146 triliun sekarang naik menjadi Rp341 triliun. Jadi yang saya ingin sampaikan bahwa ayo kita melakukan reformasi kita dan meningkatkan integritas kita. Yakinkan kita bekerja bebas korupsi. Kita terus melakukan reformasi birokrasi. Terimakasih Pak Menpan sudah menugaskan Tim Reformasi Birokrasi Quality

Assurance di bawah pimpinan Menpan RB dan BPKP.

Kita sudah diaudit dan audit terakhir tanggal 22 November tahun 2011, DItjen Bea Cukai yang saya gampang melihat karena memakai seragam Bea Cukai. Saya bangga bahwa Anda bisa mencapai rating 91 dari nilai 100. Tapi biasanya 91 naik ke satu poin itu susah sekali. Komitmen lebih baik lagi dalam bekerja harus dicanangkan. Saudara harus mengerti kalau bekerja, selalu dikatakan kalau ada kekurangan di pelabuhan pasti salahnya bea cukai.

Padahal di pelabuhan ada 18 instansi yang bertanggung jawab. Apakah karantina, apakah POM semuanya termasuk otoritas pelabuhan tetapi kalau ada apa-apa yang disalahkan otoritas bea cukai. Ini tugas amanah Anda teruskan. Kalau Anda sudah reform dan yang lain belum reform, Anda cenderung dijelek-jelekkan. Jadi teruskan dan yakinkan Anda tidak ada praktek-praktek korupsi di instansimu, maupun di seluruh Kementerian Keuangan.

Karena kita tidak akan toleransi terhadap semua bentuk korupsi. Kepada forum saya juga nyatakan, di acara pencanangan zona integritas saya minta maaf kepada Indonesia kalau memang di Indonesia ada kasus seperti oknum Gayus, Bahasyim, Tommy, Dana, Agra, yang waktu di bea cukai ada Wahyono, saya minta maaf. Tapi saya katakan di Kementerian Keuangan ini ada 61 ribu pegawai yang mayoritas bisa dipercaya dan punya integritas.

Apalagi kita telah canangkan di hari ini kita akan masuk di zona integritas. Itu adalah antara lain yang saya singgung. Dan kita sejak tahun 2008 sampai tahun 2011 selalu mengundang pihak independen apakah Universitas Indonesia atau Institut Pertanian Bogor untuk menilai kepuasan layanan terhadap langganan. Kalau ada penjelasan saya mohon adik-adik menjelaskan kalau ada pertanyaan-pertanyaan tentang itu.

Dan kita juga mengatakan bahwa manajemen kinerja yang disampaikan berdasarkan balance scorecard telah dilaksakanan oleh pegawai Kementerian Keuangan yang jumlahnya 61.118. Paling tidak, dalam dua tahun terakhir, setiap awal tahun semuanya akan tandatangan tentang kontrak kinerja yang akan dievaluasi setiap akhir tahun. Saya terimakasih sekali kita telah melaksana e-procurement dengan konsisten.

Saving yang telah kita capai pada tahun 2011 sebesar 13,4 persen dan tahun

di Kementerian Keuangan jumlah pegawai ada 61 ribu, sesuai dengan kriteria KPK yang perlu memasukkan laporan harta kekayaan sebagai penyelenggara keuangan negara sebesar 7.400. Tapi kita perluas menjadi 25.700 yang melaporkan LHKPN.

Semuanya diperiksa laporan kekayaannya dan pembayaran pajaknya yang terkait dengan statement deklarasi kita. Kalau kita ada kasus seperti Gayus, Bahasyim, kita membuat tim untuk melakukan investigasi. Untuk kasus Gayus ada 151 wajib pajak yang terkait kasus Gayus. Dan kalau di publik dikatakan sudah tidak ada tindak lanjut, mungkin instansi lain yang tidak ada tindak lanjut.

Tapi di Kementerian Keuangan, Itjen bersama BPKP dan disupervisi KPK terus memeriksa 151 wajib pajak itu. Dan sekarang sudah ada 40 wajib pajak yang diinvestigasi meliputi 61 keputusan pajak. Kalau ini kita teruskan, akan kena orangnya. Jadi kami ingin katakan ini adalah komitmen kita untuk melakukan reformasi di Kementerian Keuangan. Dan reformasi itu kita sudah canangkan, tidak hanya reformasi tetapi juga perlu melakukan transformasi institusional. Jadi institusi kita yang perlu ditransform.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Kami hormat kepada lembaga PPATK. Ini PPATK menyampaikan kepada kita laporan adanya 94 transaksi yang mencurigakan. Semuanya kita periksa dan saya ikut supervisi. Kurang lebih setengahnya bermasalah, dan dari setengah yang bermasalah ada 171 pegawai yang kita berikan hukuman disiplin.

Sebanyak 171 kurang dari 50 laporan, karena dengan laporan dari PPATK kita bisa buka kasus-kasus yang terkait, sehingga ada 171 yang bisa kita tindak disiplin yang beragam dari berat sampai menengah.

Yang sudah selesai dilakukan investigasi ada 10 yang sedang dalam proses pemberhentian dan diberhentikan. Dan ada 6 yang kita laporkan kepada KPK.

Kalau ada laporan dari KPK akan kita tindak lanjuti. Saya masih menagih 3.200 rekening gendut yang ada di PPATK. Saya sebagai Bendahara Umum Negara ingin melihat apakah dari yang punya rekening gendut membayar pajak atau belum. Ditjen Pajak mengirim surat kepada PPATK untuk menyerahkan rekening gendut kepada kita. Kita bisa betul-betul buka siapa orang itu. Kalau itu uang yang sah tidak apa-apa, tetapi kalau uang yang belum membayar pajak kita bisa tagih pajaknya.

Kita di seluruh Kementerian Keuangan sudah membuat unit kontrol intern. Di setiap eselon kita mempunya unit kontrol yang bisa menjaga

complient dan kualitas kerja kita. kita juga sudah menjaga nilai-nilai

Kementerian Keuangan yang selalu menjadi bahan atau background kita bertindak, yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Layanan dan Kesempurnaan. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada KPK. Kami sudah menyatakan rasa bangga dengan penegakan yang dilakukan. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada penegak hukum yang lain, kepolisian, kejaksaan dan yudikatif.

Untuk meyakinkan bahwa di satu atau dua tahun ini kita bisa mempercepat proses penegakan hukum bagi wajib pajak yang tidak memenuhi kewajibannya, kita telah mendapatkan pejabat KPK ditaruh di Direktur Penyelidikan dan Penindakan di Pajak dan Direktur Penindakan dan Penyelidikan di Bea Cukai. Kalau kita mempunya pejabat yang mempunyai track record yang baik, KPK koordinasi dengan semua institusi dengan baik, Insya Allah tidak akan bisa dibendung, kita akan melakukan pemberantasan korupsi ke depan.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Pasti Bapak/Ibu tanya kapan selesainya. Saya ingin minta waktu lagi, karena saya tuan rumah. Ini Hari Uang dan Zona Integritas, saya pegang

mic jadi jangan diganggu dulu. Tapi ini juga karena kita di Kementerian

Keuangan sangat passion dalam memberantas korupsi. Dan ciri khas pengelola uang kalau tidak perlu, tidak usah bicara.

Ke depan ini kita akan melakukan implementasi rencana aksi program anti korupsi dengan cara implementasi lima pilar, yaitu program anti korupsi dengan pemetaan dan identifikasi dari sumber-sumber korupsi di seluruh jajaran, baik di pusat maupun di daerah. Kita akan melakukan audit sistem dan audit kinerja di institusi-institusi.

Untuk Bea Cukai dan Ditjen Pajak sudah dilakukan audit kinerja dan kita sudah tahu kelemahan-kelemahan yang ada dan kita bisa melakukan perbaikan dan pencegahan. Ketiga, melakukan pencegahan dimulai dengan values, di mana values yang ada di seluruh darah dan budaya insan kementerian keuangan dari atas sampai bawah.

Sehingga kita integritas, profesionalisme, sinergi, pelayanan dan kesempurnaan akan menjadi bentuk keseharian. Kita mau meyakinkan forum ini bukan seremoni tapi komitmen ulang kita untuk menjalankan kegiatan kita dengan penuh integritas dan kita mewujudkan birokrasi yang bersih dan melayani.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Banyak yang ingin kita laporkan terkait dengan koordinasi antara lain Bea Cukai, saya dukung penuh bahwa kita sudah melakukan kerja sama dengan Badan Koordinasi Keamanan Laut (Bakorkamla). Karena tidak mungkin pengamankan penyelundupan khususnya dengan Angkatan

Laut, Kepolisian, Kementerian Kelautan. Tolong disinergikan agar Bakorkamla bisa baik-baik. Dan kita mensinergikan kerja sama dengan Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan PPATK. Dan ini semuanya kita akan lakukan perbaikan-perbaikan ke depan.

Kita juga punya satu andalan untuk pencegahan dan penindakan sistem

whistleblower dan sudah berjalan di semua eselon. Dan kami sudah

mereview kurang lebih dari 400 laporan, 150 laporan valid. Setengahnya dari intern Kementerian keuangan dan setengahnya dari luar Kementerian Keuangan dan sudah ditindaklanjuti. Saya berterimakasih kepada KPK bahwa kerja sama dengan sistem whistleblower kemarin menangkap ada beberapa yang melakukan kejahatan pajak.

Kita teruskan kerja sama baik kita dan saya mau katakan apa yang kita lakukan masih jauh dari sempurna. Mohon Bapak dan Ibu sekalian tetap rendah hati tetapi untuk pemberantasan korupsi kita musti high profile. Dan kita canangkan sesuai dengan rencana kerja prioritas pemerintah. Di antara 21 prioritas pemerintah yang paling tinggi adalah reformasi birokrasi. Dan kita akan mewujudkan negara yang bersih, negara yang melayani dan negara yang berintegritas.

Yang terhormat Pimpinan Badan Anggaran DPR-RI dalam kesempatan ini hadir Bapak Djoko Wijianto, Bapak Wakil Ketua Badan Anggaran DPR-RI.

Yang kami hormati Wakil Menteri Keuangan, para Pejabat Eselon I di lingkungan Kementerian Keuangan serta hadirin yang kami hormati. Yang kami hormati para Regional Economis Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang khusus hadir dari seluruh daerah-daerah untuk bergabung pada acara ini dan hadirin sekalian.

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN