• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lt. Mezzanine Gedung Djuanda I Kementerian Keuangan

31 Juli 2012

Bapak/Ibu, Saudara-Saudara sekalian,

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan sejumlah update tentang perekonomian dunia ataupun Indonesia. Ini outlook 2012 dan 2013. Kita akan bahas perkembangan perekonomian global dan domestik. Kembali ke outline, economy outlook, khususnya Indonesia khususnya di 2012, dan asumsi makro lewat BBM 2013.

Kita mulai yang pertama. Eropa dan Amerika Serikat harus kita perhatikan. Di Eropa ternyata tingkat pengangguran meningkat dari 11 persen ke 11,1 persen, ini agak miris. Eropa sudah berupaya sedemikian rupa selama tahun 2012 untuk bisa menangani dan menstabilkan ekonomi khususnya di Euro Zone, tetapi tidak kunjung berhasil.

Kondisinya sampai saat ini menurun. Kita sudah mendengar akan disiapkan satu paket senilai 120 miliar Euro untuk stabilisasi ekonomi di Eropa, khususnya Euro Zone. Ini di atas paket yang mau dipakai untuk menyehatkan perbankan di Spanyol yang sudah dikeluarkan sampai 30 miliar Euro dari komitmen 100 miliar Euro.

24 Juli, Moody’s memberikan negative outlook untuk Jerman, Belanda, dan Luxemburg, menandakan meningkatnya ketidakpastian krisis Eropa. Kita tahu bahwa Jerman adalah negara terkuat ekonominya di Eropa, kalau sekarang sudah diberikan outlook negatif tentu membuat kita semua cukup khawatir. Rasio hutang per-GDP Eropa meningkat dari 86 persen di tahun 2011 menjadi 88 persen. Bahkan untuk Yunani, Italia, Portugal merupakan negara dengan tingkat hutang tertinggi sampai 132 persen, 123 persen, 111 persen. Perekonomian Inggris walaupun sebagai Negara Olympic tetapi kondisinya sebetulnya ada kontraksi di kuartal kedua tahun 2012. Inggris ada pertumbuhan di minus 0.8 persen, sedangkan pada kwartal pertama minus 0,2 persen year-on-year. Spanyol juga kembali kontraksi 1 persen dan tingkat penganggurannya sudah mencapai 24,5 persen, tinggi sekali. Jadi, secara umum kondisi di Eropa ini berat dan masih cenderung menurun.

Kalau kita lihat berikutnya, Amerika Serikat. Amerika kondisinya juga turun, tetapi kelihatannya sudah sampai di dasar. Harusnya mulai ada perbaikan, walaupun belum ada perbaikan yang berarti. Kita lihat kemarin ini pertumbuhan kuartal kedua melambat dari 2,2 persen di kuartal sebelumnya menjadi 1,5 persen. IMF menurunkan perkiraan pertumbuhan Amerika dari 2,1 persen menjadi 2 persen. Di tahun 2013, dia juga turunkan 2,4 persen menjadi 2,25 persen dan forecast-nya terakhir di bulan Juli. Pengangguran di Amerika tetap berada pada 8,2 persen, population trade cost nya masih akan terus dijalankan dan diperkirakan di Amerika sedang ada risiko besar yaitu adanya fiscal cliff, di mana sebelumnya Amerika mungkin sudah melakukan upaya dengan

menaikkan pajak atau memotong belanja, tidak tahunya pertumbuhan ekonominya menurun. Jadi benar-benar kena dampak sampai dua kali. Lanjut, kalau tadi Eropa sama Amerika, Eropa masih terus memburuk, Amerika sudah buruk, ada kecenderungan memburuk dan tinggal menunggu kapan dia naik. Tapi kalau di Cina dan India kondisinya sudah jelas, sudah kena dampak krisis dunia yang ada di Eropa ataupun Amerika. Kita lihat pertumbuhan ekonomi Cina di kuartal kedua 2012, turun ke 7,6 persen, lebih rendah dari kuartal sebelumnya 8,1 persen, padahal untuk Cina sebelumnya antara 9-11 persen, lalu sekarang bisa sampai 7,6 persen. Bahkan Bank Central Cina memperkirakan kuartal ketiga akan turun kembali ke 7,4 persen. IMF menurunkan pertumbuhan Cina menjadi 8 persen dan 8,5 persen di 2013. Cina berusaha menggerakkan ekonominya, sudah menurunkan suku bunga, kemarin ini dua kali dalam sebulan dan melakukan kelonggaran moneter untuk bisa mengupayakan peningkatan ekonominya.

Lanjut, India. Di India ada gebrakan. Cina dan India kondisinya cukup berat dan sebetulnya di India yang sudah cukup memprihatinkan karena memang reform-nya diperkirakan oleh para investor akan berjalan di tempat. Investor asing khawatir dengan reform atau structure reform yang dilakukan di India. Banyak pemerintah-pemerintah daerahnya yang mempunyai aktivitas yang sendiri-sendiri, hutang juga besar. IMF menurunkan pertumbuhan India menjadi 6,1 persen di 2012, dan 6,5 persen di 2013.

Kalau melihat India kadang-kadang kita bandingkan dengan Indonesia, situasinya beda. Di India itu inflasi cukup tinggi, bahkan dia pernah mencapai 2 digit. Defisit kontrak berjalannya cukup besar dan sudah berjalan cukup lama, begitu berat permasalahan defisitnya. Jadi politik domestiknya pun tidak dalam keadaan baik sehingga secara umum kondisi di India cukup mengkahawatirkan, termasuk Cina.

Kenapa pertumbuhan ekonomi dunia dikoreksi? Selain itu, kelihatannya kalau kita lihat IMF di World Economy Outlook bulan Juli, pertumbuhan ekonomi dunia itu dinyatakan 3,5 persen untuk tahun 2012 dan 3,9% di tahun 2013. Sebetulnya ketika di tahun 2012, saat itu kita di bulan April,

World Economy Outlook meningkatkan pertumbuhan ekonomi dunia

dari 3,3 persen menjadi 3,5 persen. Pada saat itu semua dalam suasana akan terjadi pemulihan ekonomi dunia, makanya outlook dinaikkan di bulan April dari 3,3 persen menjadi 3,5 persen. Pada saat itu, kita di tahun 2012 sedang menyiapkan anggaran 2013, pokok-pokok kebijakan fiskal kita selesaikan, dan kebijakan ekonomi makro kita bicarakan dengan DPR di bulan April. Jadi pada saat itu suasananya adalah ekonomi Indonesia juga akan membaik karena pada saat itu suasana ekonomi dunia membaik dari 3,3 persen menjadi 3,5 persen.

Tapi ternyata di bulan Juli, prediksi ekonomi dunia diturunkan menjadi 3,9 persen dari sebelumnya 4,1 persen. Jadi bukannya tumbuh, tapi sebetulnya mereka malah koreksi, turun menjadi 3,9 persen. Oleh karena itu, kelihatan bahwa kita misalnya seperti pada pembahasan di Indonesia, ketika kita bicara dengan DPR, kita juga menyepakati indikator ekonomi makro kita, pertumbuhan ekonomi 2013 dikisarkan 6,8 -7,2 persen. Itu karena pada bulan April kita menyusunnya, tapi kalau sekarang mungkin di atas 7 persen akan sulit sekali. Jadi nanti di 16 Agustus 2012, Pemerintah akan menetapkan angka proyeksi baru. Kita tunggu, di tingkat pertumbuhan ekonomi berapa persen dan pertumbuhan di tingkat berapa persen itu. Kemungkinan akan ada di bawah 7 persen dan itupun karena ketika kita menyusun anggaran di bulan April suasananya sedang meningkat, tetapi kita juga memperhatikan Rencana Pembangunan Jangka Menengah. Kita harus bisa mencapai pertumbuhan ekonomi di tahun 2014 antara 7 persen. Jadi idealnya kita bisa capai di tahun 2013 pertumbuhan sebesar 7 persen, tapi

dengan catatan tidak ada pengaruh krisis atau gejolak lainnya. Ternyata kondisi global cukup mempengaruhi dan kita lihat di India dan Cina dampaknya pun cukup kuat.

Ini yang terjadi, tapi secara ekonomi dunia di tahun 2012 tetap pada di bulan Juli 3,5 persen hanya yang di 2013 diturunkan menjadi 3,9 persen. Bank Dunia, ketika Ibu Sri Mulyani hadir di Jakarta, menyampaikan tentang proyeksi pertumbuhan ekonomi kita dengan tiga skenario :

1. Kondisi ini terus berjalan, atau

2. Kita mengalami kondisi seperti 2009, atau 3. Mengalami satu penurunan yang cukup berat.

Kelihatan bahwa pada 2013 kita bisa-bisa diperkirakan antara 6,4-3,8 persen menurut World Bank. Namun menurut Bank Indonesia pada pertemuan di Belanda pada 29 Mei 2012, dikatakan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia antara 6,4-6,8 persen, tetapi di Rapat Dewan Gubernur pada 12 Juli dikoreksi turun jadi 6,3-6,7 persen. Jadi kelihatan semua sudah mulai mengarah lebih rendah dari yang diperkirakan semula.

Ini sedikit tentang Indonesia. Nilai tukarnya di Rp9.400, devisiasi 0,62 persen month-to-month di tanggal 30 Juli 2012. Indeks Pasar Modal pecah 4.000, tapi nanti kembali lagi jatuh dan ini kebetulan bisa pecah ini. Tapi sebelumnya pernah sampai di 4.100, inflasi 0,61 persen,

year-on-year 4,53 persen per Juni. Inflasi bulan Juli diperkirakan 0,6-0,7 persen.

Angka 0,6-0,7 persen ini kelihatannya belum memperhitungkan harga kedelai ataupun daging yang terakhir meningkat. Jadi bisa-bisa lebih tinggi dari 0,7 persen. Arus modal masuk pada bulan Juli, tercatat dana asing keluar dan totalnya ada 2,8 triliun dan sampai dengan akhir Juli

sudah positif lagi. Artinya masuk dana. Pertumbuhan ekonomi 6,3 persen di kuartal pertama 2012, nanti dikisarkan tanggal 7 Agustus akan keluar yang pertumbuhan ekonomi kuartal kedua. Indeks Keyakinan Konsumen meningkat di atas 100, menunjukkan kondisi yang baik. Investasi, data terakhir menunjukkan kondisi yang baik di mana kuartal pertama dibandingkan dengan kuartal pertama sebelumnya tumbuh 32 persen, sekarang semester satu dibanding semester satu tahun 2011 naik 28 persen. Penanaman modal asing (PMA) meningkat 30 persen, penanaman modal dalam negeri (PMDM) 22 persen, tapi bukan hanya investasi, pertumbuhan sektor manufaktur juga baik sekali. Jadi dua ini, yaitu investasi yang meningkat 28 persen dan pertumbuhan sektor manufaktur merupakan berita yang menggembirakan. Kita perkirakan tahun 2012, industri manufaktur bisa tumbuh mencapai 7,1 persen. Perdagangan Internasional di Mei masih ada defisit neraca perdagangan sebesar US$490 juta karena ekspor turun 8,5 persen, impor naik 16 persen. Neraca pembayaran kelihatan bahwa kuartal pertama defisit US$1 miliar, lebih kecil daripada kuartal sebelumnya yang US$3,7 miliar di kuartal keempat 2011. Neraca Modal, kuartal pertama surplus US$2 miliar, berubah dari sebelumnya defisit. Ini satu perkembangan yang menggembirakan.

Indeks Kepercayaan Konsumen kembali meningkat pada bulan Juni. Kita lihat ini naik, kalau ada di atas 100 itu menunjukkan kondisi yang baik. Kita lihat perkembangan posisi kredit konsumsi, yang hijau ini, tinggi. Kita lihat penjualan mobil, motor, dan konsumsi listrik semua kondisinya ada di atas. Jadi ekonomi Indonesia dalam keadaan baik. Perkembangan investasi tadi sudah dijelaskan bahwa tumbuh 28 persen. BKPN memperkirakan investasi kuartal ketiga akan meningkat 25 persen, jadi kuartal pertama 32 persen, kuartal kedua 28 persen, dan kuartal ketiga year-on-year 25 persen. Investasi yang meningkat 28

pada semester satu disumbang sektor dan proporsi investasi serta yang terbesar adalah Pertambangan.

- Pertambangan 17,5 persen

- Industri Kimia Dasar/ Bahan Kimia 11 persen - Transportasi 9 persen

Kalau di PMDM dari jenis investasinya juga terutama di Pertambangan, Tanaman Pangan/Perkebunan 10 persen, Industri Logam Dasar/Bahan Logam 10 persen.

Untuk lokasi investasi, PMA terbesar ada di: - Jawa Barat 17 persen

- DKI 15 persen - Banten 11,7 persen

Berdasarkan negara asal, investor yang besar di kuartal kedua adalah Singapura 16 persen, disusul Jepang, dan Korea Selatan. Kelihatan Korea Selatan nanti untuk yang akan datang cukup besar karena kita lihat realisasinya cukup tinggi. Ini adalah indikator-indikator yang juga mencerminkan investasi yang positif: Indeks Harga Konstruksi, Pertumbuhan Konsumsi Semen, Import Barang Modal. Semuanya adalah dalam kondisi positif.

Ini neraca perdagangan, neraca perdagangan kita di tiga bulan terakhir ini tetap defisit, tetapi kalau dihitung dari Januari, masih positif atau surplus sebesar US$1,5 miliar. Jadi ini tentu yang perlu diperhatikan dan ini adalah gejala-gejala bahwa dampak dari krisis sudah mulai berdampak ke Indonesia terutama ke sisi ekspor. Karena impor BBM cukup besar, sehingga memberi tekanan pada besarnya impor.

Economy Outlook 2012. Untuk Outlook ekonomi Indonesia 2012,

Pemerintah memiliki tiga skenario, yakni 6,3 persen; 6,4 persen; dan 6,5 persen. Untuk mencapai itu harus didukung dengan effort yang cukup.

Effort itu antara lain harus bisa merealisasikan APBN-P dengan cepat

termasuk stimulus-stimulus untuk membangun infrastruktur yang pakai dana Sisa Anggaran Lebih yang tadi dibicarakan. Pendapatan Tidak Kena Pajak dinaikkan dari 15,8 juta menjadi 24,3 juta; Pencairan-pencairan anggaran juga harus terus dipertahankan berkualitas, sehingga kita bisa mencapai target pertumbuhan 6,3-6,5 persen. Inflasi akan ada di 4,8 persen atau lebih rendah lagi.

Suku bunga di 3,9 persen, nilai tukar Rp9.250 per dolar, harga minyak di US$110 per barel, lebih tinggi dari APBN-P US$ 105 per barel. Sekarang ini sudah turun di US$ 107 per barel, tapi US$ 110 per barel ini harga minyak yang kita perkirakan terjadi di 2012, rata-rata setahun. Lifting minyak 900.000 barrel/day, anggarannya 930.000 realisasinya di 900.000. Realisasi semester satu APBN mengalami defisit 0,91 persen di semeter satu. Ini yang pertama kali terjadi. Biasanya di bulan Juni masih surplus. Dalam Semester I terjadi defisit Rp36,1 triliun itu atau sama dengan 0,91 persen defisit APBN-P. Defisit karena penerimaan negara sebenarnya sudah baik, sebelumnya 42,5 persen sampai dengan Juni, sekarang 43,7 persen. Namun pengeluarannya cukup besar dari tadinya 33,5 persen sekarang 40,7 persen. Pengeluaran subsidi cukup besar, tapi belanja pusat juga menunjukkan peningkatan yakni mencapai kondisi 36 persen lebih baik dibanding sebelumnya 28 persen. Belanja pemerintah cukup berkualitas.

Untuk realisasi belanja pemerintah pusat sampai semester satu yakni belanja barang, belanja modal, semua lebih tinggi daripada 2011. Secara presentase juga demikian, antara lain bantuan sosial penyerapannya 54 persen, bantuan subsidi 55 persen. Realisasi belanja pemerintah pusat sampai semester satu mencapai 36,8 persen, lebih tinggi dari 2011. Pada tahun 2012, realisasi anggaran akan mencapai defisit Rp 184,3 triliun, ini

ekuivalen dengan 2,23 persen terhadap PDB. Angka ini adalah perkiraan realisasinya. Simulasinya bila ekonomi tumbuh di 6,3-6,5 persen maka defisit di kisaran 2,4-2,1 persen. Fiskal berada dalam keadaan terkendali. Tahun 2013, pemerintah mempunyai asumsi sesuai dengan rapat dengan kesepakatan di Badan Anggaran DPR pada 11 Juni bahwa pertumbuhan ekonomi berada di kisaran 6,8-7,2 persen. Awalnya kita sangka ekonomi akan terus membaik ternyata malah terus memburuk sejak April. Nilai tukar Rp 9.000-9.300, inflasi ada di 4,4-5,4 persen, suku bunga antara 4,5-5,5 persen, harga minyak US$95- US$120 per barrel, lifting minyak 890.000-930.000, dan lifting gas 1.325.000-1.350.000. Angka-angka ini yang akan disampaikan pemerintah dalam nota keuangan di 16 Agustus untuk menyusun anggaran 2013. Pada 16 Agustus Presiden akan membawakan nota keuangan dan kontrak BBM 2013.

Saudara sekalian, ini adalah sedikit update dari perkembangan ekonomi dunia, Indonesia, maupun bagaimana kita akan menyiapkan RAPBN 2013, APBN-P dalam keadaan sehat. Kita harapkan RAPBN 2013 selesai tepat waktu sebelum akhir Oktober.

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN