• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN RAPAT KERJA DENGAN KOMISI VI

TENTANG RUU-LEMBAGA KEUANGAN MIKRO

DPR/MPR RI

5 Maret 2012

Yang kami hormati Bapak Ketua, Bapak Wakil Ketua, Bapak-Ibu Anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia. Yang kami hormati rekan Menteri Koperasi & UKM, rekan yang mewakili Menteri Hukum dan HAM, dan seluruh Bapak, Ibu yang mewakili Pemerintah dan hadirin sekalian.

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakaatuh

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya

kita masih diberi kesempatan dan kekuatan untuk melanjutkan ibadah karya dan pengabdian kita kepada bangsa dan negara tercinta.

Selanjutnya dalam kesempatan yang berbahagia ini, perkenankan kami atas nama Pemerintah bersama-sama dengan Menteri Koperasi dan UKM, mengucapkan terima kasih kepada DPR RI yang telah memberikan kesempatan kepada kami. Dalam kesempatan ini, untuk menyelesaikan daftar inventarisasi masalah atas RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro, yang merupakan usul inisiatif DPR RI.

Sebagai mana dimaklumi, bahwa pertemuan hari ini merupakan pertemuan lanjutan antara Komisi VI DPR RI dengan Pemerintah yang diselenggarakan pada tanggal 6 Oktober 2011 yang telah menyepakati bahwa Pemerintah akan menyusun dan menyerahkan Daftar Inventarisasi Masalah RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro kepada Komisi VI DPR RI. Berdasarkan hasil rapat tersebut, Pemerintah telah melakukan kajian mendalam atas RUU tentang Lembaga Keuangan Mikro dengan melibatkan beberapa instansi terkait; Kementerian Keuangan, Kementerian Negara Koperasi dan UKM, Kementerian Hukum dan HAM, Kementerian Dalam Negeri, serta Bank Indonesia. Kajian tersebut terutama didasarkan pada peraturan perundang-undangan, yang mengatur Lembaga Keuangan yang menghimpun dana masyarakat, seperti Undang Perbankan, Undang-Undang Perkoperasian, dan peraturan perundangan yang lainnya yang terkait, termasuk pengaturan lembaga serupa di beberapa negara dan rekomendasi dari G20.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak, Ibu anggota Dewan yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia.

Sebagaimana kita maklumi bersama, bahwa sesuai dengan UU Perbankan, setiap pihak yang menghimpun dana dari masyarakat wajib

memperoleh izin dari Pimpinan Bank Indonesia. Kecuali kegiatan tersebut diatur dengan undang-undang tersendiri. Selain itu, G20 juga telah merekomendasikan untuk kita meningkatkan pengaturan dan pengawasan atas aktivitas seperti perbankan, yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang dilakukan oleh lembaga keuangan selain bank atau yang dikenal dengan istilah sekarang shadow banking, termasuk aktivitas penghimpunan dana masyarakat dilakukan oleh lembaga keuangan mikro.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Di sini kami ingin menyampaikan bahwa memang kita melihat bahwa ketika Bapak/Ibu bersama-sama dengan pemerintah menetapkan dan menyetujui tentang UU Perbankan, kita ingin jaga agar sistem keuangan Indonesia dapat senantiasa stabil dan kuat. Dan kita memahami bahwa ketika UU Perbankan itu disetujui, kita juga sudah mensepakati untuk mengatur lembaga-lembaga keuangan mikro, dan diberikan waktu transisi untuk diwujudkan. Tetapi dalam perjalanan, memang tidaklah terlalu lancar, dan ini merupakan tantangan kita bersama untuk bisa selesaikan dengan sebaik-baiknya.

Kita mendengar bahwa event satu lembaga di atas lembaga keuangan mikro, seperti Bank Pemerintahan Rakyat pun ada tantangan untuk bisa menjalankan fungsinya seperti yang diharapkan. Tetapi dalam kaitan ini, saat ini saat kita akan membahas tentang RUU Lembaga Keuangan Mikro, tentu kita harus tetap menjaga agar ini sesuai dengan visi dan sesuai dengan undang-undang yang telah kita setujui sebelumnya. Dalam rangka harmonisasi dengan ketentuan di bidang perbankan, kegiatan usaha LKM dalam penghimpunan dan penyaluran dana kepada masyarakat perlu dibatasi pada wilayah kelurahan atau desa. Dalam hal

LKM melakukan kegiatan usaha melebihi wilayah kelurahan, atau desa tempat kedudukan LKM telah mencapai batasan aset atau jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun atau permodalan yang ditetapkan oleh regulator, maka wajib bertransformasi menjadi koperasi atau menjadi Bank Perkreditan Rakyat.

Selanjutnya, terdapat beberapa substansi pengaturan dalam RUU LKM yang perlu pembahasan lebih mendalam antara DPR RI dengan Pemerintah guna penyempurnaan konsep pengaturan. Adapun materi yang perlu pembahasan lebih mendalam tersebut, antara lain pengaturan tentang kegiatan usaha, bentuk badan hukum, pembina dan pengawasan, serta sanksi.

Selain itu pula, perlu ditambahkan beberapa pengaturan baru, seperti bagaimana transisi dan transformasi lembaga keuangan mikro, bagaimana perlindungan konsumen, dan upaya penyehatan bagi LKM yang mengalami kesulitan yang membahayakan kelanjutan usahanya.

Bapak, Ibu yang kami hormati,

Sebagai catatan untuk referensi kita, ketika UU Perbankan sudah mengatur tentang bank komersial, sudah mengatur tentang Bank Perkreditan Rakyat, kita sama-sama ingat di tahun 1996 pernah terjadi krisis, karena krisis lokal, karena ada sekelompok bank, Bank Perkreditan Rakyat di Bali dan juga Bank Perkreditan Rakyat di Jawa Timur, yang secara bersama-sama collaps. Dan tentu itu membuat suatu keguncangan sistem keuangan kita.

Kita sama-sama harus menggunakan ini sebagai referensi bahwa LKM yang begini luas ada di Indonesia, juga perlu kita jaga agar LKM ini dapat sehat, dapat berjalan seperti harapan kita. Yang paling utama

adalah memajukan ekonomi dan memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia. Oleh karena itu, kami dalam kesempatan ini, atas nama Pemerintah ingin menyampaikan apresiasi kepada Bapak/Ibu di DPR Komisi VI, di mana DPR telah bisa menyelesaikan RUU LKM dan RUU LKM ini kita harapkan akan menjadi satu pelengkap di sistem keuangan kita sehingga Indonesia yang selama ini telah cukup baik dalam mengendalikan sistem keuangan, insya Allah ke depan semakin baik lagi.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua dan Bapak-Ibu anggota Dewan yang kami hormati, serta hadirin yang berbahagia. Dalam kesempatan ini perkenankan kami atas nama Pemerintah menyampaikan DIM RUU tentang LKM yang terdiri dari 143 DIM (Daftar Inventarisasi Masalah) dengan rincian sebagai berikut:

1. Tim Perumus (Timmus) dan Tim Sinkronisasi (Timsin) 10 DIM

2. Ketetapan 13 DIM

3. Perubahan substansi 38 DIM 4. Perubahan redaksi 11 DIM 5. Dihapus 40 DIM

6. Usulan baru 30 DIM Sehingga total 142 DIM.

Terhadap DIM tersebut, Permerintah berharap dapat dilakukan pembahasan yang lebih mendalam dan komprehensif dengan memperhatikan aspek urgensinya, aspek harmonisasinya dengan pengaturan perundang-undangan lainnya, baik secara vertikal maupun horizontal serta aspek kemungkinan implementasinya kelak. Untuk itu Pemerintah siap untuk melakukan pembahasan dengan mekanisme yang berlaku.

Bapak Ketua, Bapak-Bapak Wakil Ketua, dan Bapak, Ibu anggota Dewan yang kami hormati,

Kami juga mengusulkan kiranya forum ini nanti mengizinkan Bapak, Ibu untuk kita membuat satu forum lobi juga, dimana mungkin semua perwakilan daripada fraksi dan Ketua, Wakil Ketua, kita bisa ada satu pembicaraan untuk betul-betul kita bisa merumuskan UU LKM yang kita harapkan, yang kita yakini yang terbaik bagi memajukan kesejahteraan rakyat Indonesia.

Ketua, Wakil Ketua, anggota Dewan yang kami hormati serta hadirin sekalian yang berbahagia,

Seperti kita maklumi bersama kegiatan usaha LKM adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat yang merupakan ciri utama kegiatan usaha perbankan. Maka dalam pembahasan RUU tentang LKM ini seyogyanya melibatkan pula Komisi XI DPR RI sebagai komisi yang membidangi Keuangan, Perencanaan Pembangunan Nasional, p erbankan, dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Sehingga diharapkan dapat menghasilkan suatu UU yang sesuai dengan harapan stakeholders LKM.

Dengan adanya payung hukum bagi operasionalisasi LKM serta adanya regulator yang jelas, maka akan mengurangi potensi penyalahgunaan dana nasabah LKM oleh oknum yang tidak bertanggungjawab, yang pada akhirnya dapat menimbulkan permasalahan di masyarakat. Di sisi lain, masyarakat khususnya pemangku kepentingan akan lebih tenang dan nyaman dalam berhubungan dengan LKM yang pada gilirannya dapat membantu meningkatkan akses terhadap jasa keuangan, bagi masyarakat khususnya golongan menengah ke bawah.

Bapak/Ibu yang kami hormati,

Kami menyampaikan sambutan pengantar kami untuk juga merespons penyerahan DIM dan sebelumnya ijinkan kami mengundang rekan Menteri Koperasi dan UKM untuk menyampaikan kata pengantar.

Dengan adanya payung hukum bagi operasionalisasi LKM serta adanya regulator yang jelas, maka akan mengurangi potensi penyalahgunaan dana nasabah LKM oleh oknum yang tidak bertanggungjawab,...

SAMBUTAN MENTERI KEUANGAN