ASPEK KELEMBAGAAN
Untuk menjamin pelaksanaan pembangunan infrastruktur tertutama yang berkaitan dengan Bidang Cipta Karya, diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah. Implementasi RPI2JM Bidang Cipta Karya Kota Binjai melibatkan banyak komponen kelembagaan, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar pihak terkait sehingga program/ kegiatan di bidang keciptakaryaan dapat terlaksana sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
10.1.
ARAHAN KEBIJAKAN KELEMBAGAAN BIDANG CIPTA KARYA
Beberapa kebijakan berikut merupakan landasan hukum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas kelembagaan bidang Cipta Karya pada pemerintahan kabupaten/kota.
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
2. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
3. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 41 tahun 2007 tentang Organisasi Daerah 4. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang RPJMN 2010-2014
5. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025
6. Instruksi Presiden No. 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional
7. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 14/PRT/M/2010 Tentang Standar Pelayanan Minimum
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah
9. Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan 10. Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai
Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil
Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, maka Kabupaten/kota memungkinkan untuk mengeluarkan peraturan daerah untuk pemantapan dan pengembangan perangkat daerah, khususnya untuk urusan pemerintahan Bidang Pekerjaan Umum dan lebih khusus lagi tentang urusan pemerintahan pada Sub Bidang Cipta Karya.
Dengan adanya suatu kelembagaan yang definitif untuk menangani urusan pemerintah pada bidang Cipta Karya maka diharapkan dapat meningkatkan kinerja pelayanan kelembagaan.
10.2.
KONDISI KELEMBAGAAN SAAT INI
Dalam rangka meningkatkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasilguna, maka pada awal tahun 2011 Pemerintah Kota Binjai telah mengadakan evaluasi dan penataan Organisasi Perangkat Daerah dan menetapkannya dalam
peraturan daerah Nomor 15 Tahun 2011 tentang Organisasi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Kota dan Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai.
Untuk menjamin pelaksanaan program-program bidang permukiman/Cipta Karya guna percepatan pencapaian target yang telah ditetapkan baik arahan kebijakan pemerintah pusat maupun agenda-agenda pembangunan yang direncanakan pemerintah Kota Binjai terutama yang berkaitan dengan bidang permukiman, diperlukan peningkatan kapasitas kelembagaan daerah. Berhubung implementasi keterpaduan dalam RPI2-JM Bidang Cipta Karya untuk Kota Binjai melibatkan banyak komponen kelembagaan, diperlukan koordinasi dan sinkronisasi antar pihak terkait sehingga program/ kegiatan di bidang ke-Cipta Karya-an dapat sukses terlaksana dan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi masing-masing lembaga.
Dengan adanya pembagian tanggung jawab kelembagaan tersebut, akan memudahkan Pemerintah Daerah dalam menilai kelayakan suatu lembaga guna perbaikan dan pembangunan bidang Cipta Karya di daerah. Kelayakan merupakan hasil telahan (asessment) tentang kapasitas suatu subyek yang mengemban tugas-tugas tertentu bagi tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan. Sedangkan kelembagaan adalah suatu subyek dan sekaligus juga menunjuk kepada bentuk, sifat-sifat dan fungsi-fungsinya (build in) yang terkait (involve), berkepentingan (concern) dan bertanggung-jawab (responsible) untuk tercapainya tujuan-tujuan yang ditetapkan.
Untuk Lebih jelasnya mengenai kondisi eksisting kelembagaan Pemerintah Kota Binjai yang ada sekarang ini dapat diuraikan dan dijelaskan sebagai berikut.
A. Sekretariat Daerah,
yang meliputi :
1.
Asisten Pemerintahan Dan Kesejahteraan Rakyat. Terdiri dari :
Bagian Pemerintahan Umum Bagian Agraria dan Kerjasama Bagian Kesejahteraan Rakyat
2.
Asisten Perekonomian Dan Pembangunan. Terdiri dari :
Bagian Perekonomian Bagian Pembangunan Bagian Produksi dan Industri Bagian Pengolahan Data Elektronik
3.
III. Asisten Administrasi Umum. Terdiri dari :
Bagian Umum dan Perlengkapan Bagian Hukum dan Perundang - Undangan Bagian Organisasi dan Tatalaksana
Bagian Hubungan Masyarakat (Humasy) B. Staf Ahli Walikota. Terdiri dari :
1. Bidang Hukum dan Politik 2. Bidang Pemerintahan 3. Bidang Pembangunan
4. Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia 5. Bidang Ekonomi dan Keuangan
C. Dinas – Dinas, yang meliputi : 1. Dinas Pendidikan
2. Dinas Pemuda dan Olah raga 3. Dinas Kesehatan
4. Dinas Sosial
5. Dinas Tenaga Kerja 6. Dinas Perhubungan
7. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 8. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
9. Dinas Pekerjaan Umum
10. Dinas Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman
11. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah
12. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Pasar
13. Dinas Pertanian
14. Dinas Kebersihan dan Pertamanan 15. Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset
Daerah D. Lembaga Teknis. Terdiri dari :
1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Badan Kesatuan Banga, Politik dan Linmas
3. Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Daerah
4. Badan Keluarga Berencana (KB) dan Pembangunan Kesejahteraan Rakyat (PKS)
5. Badan Pendidikan dan Pelatihan 6. Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan
7. Badan Kepegawaian Daerah 8. Inspektorat Kota
9. Rumah Sakit Umum Daerah Kelas B 10. Kantor Pemberdayaan Perempuan 11. Kantor Pemberdayaan Masyarakat Kota 12. Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah 13. Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu 14. Kantor Penelitian dan Pengembangan 15. Kantor Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol
PP)
E. Sekretariat DPRD. Terdiri dari : 1. Bagian Umum
2. Bagian Keuangan 3. Bagian Risalah
4. Bagian Hukum dan Perundang - Undangan F. Kelembagaan Kecamatan Pemerintah Kota Binjai G. Kelembagaan Kelurahan Pemerintah Kota Binjai H. Badan Narkotika Kota Binjai
Struktur Organisasi Pemerintah Kota Binjai sesuai Perda yang telah di tetapkan pada tahun 2011 adalah sebagai berikut.
Gambar 10.1. Struktur Organisasi Pemerintah Kota Binjai
10.2.1.
Kondisi Kelembagaan Bidang Cipta Karya
Peningkatan kelembagaan daerah terkait langsung dengan pembangunan prasarana kota bidang PU/Cipta Karya, bertujuan agar investasi pembangunan dapat dilaksanakan secara optimal dan berkelanjutan oleh Pemerintah Kota Binjai. Aspek kelembagaan dibahas pada masing-masing sektor dengan memperhatikan fungsi koordinasi dan sinkronisasi kegiatan antar sektor pembangunan prasarana kota, sesuai dengan kedudukan dan tugas masing-masing unit organisasi/instansi.
10.2.2.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai
Perencanaan pembangunan daerah Kota Binjai dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kota Binjai sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 19 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai dan Keputusan Walikota Kota Binjai Nomor 130.2/42 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai.
Visi BAPPEDA Kota Binjai adalah “menjadi Institusi Perencana yang Menghasilkan Perencanaan Pembangunan Daerah yang Berkualitas”. Makna dari visi ini, yaitu:
Institusi Perencana Pembangunan Daerah
Badan yang bertugas menyelenggarakan tugas-tugas perencanaan pembangunan daerah, mulai dari perumusan dan penyusunan sampai dengan evaluasi pelaksanaan, yang melibatkan seluruh unsur perencana dari dinas/instansi/lembaga sebagai satu kesatuan wilayah pembangunan.
Perencanaan yang Berkualitas
Perencanaan pembangunan berdasarkan hasil kajian (research) sehingga menghasilkan data yang valid dan akurat (data oriented), melalui proses (process) dalam rangka mengembangkan partisipasi masyarakat (participatory planning), dengan berkoordinasi (coordinating) untuk mewujudkan kesatuan dan kesamaan arah pandang serta didukung oleh sumber daya manusia perencana yang handal (good planner).
Visi ini didukung dengan 4 (empat) misi, yaitu:
a. Merumuskan kebijakan makro untuk mendukung program pembangunan daerah; b. Mengembangkan sistem perencanaan pembangunan berdasarkan aspirasi masyarakat; c. Menciptakan koordinasi yang harmonis antar dinas/instansi dalam perencanaan dan
evaluasi pelaksanaan pembangunan daerah;
d. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya Manusia Perencana agar semakin profesional. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) BAPPEDA Kota Binjai serta kondisi pegawai yang ada dirincikan sebagai berikut:
1. Kepala Badan
Dipimpin oleh 1 orang Kepala Badan
2. Bagian Tata Usaha, Dikepalai oleh seorang Sekretaris Badan dengan didukung oleh 2 (dua) sub bagian yaitu:
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan.
Jumlah pegawai : 4 orang , jumlah staff : 8 orang
3. Bidang Perekonomian, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Agribis
Sub Bidang Industri Dan Sumber Daya Alam Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : 2 orang
Sub Bidang Tata Ruang Dan Lingkungan Hidup Sub Bidang Perhubungan Dan Pekerjaan Umum Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : 3 orang
5. Bidang Sosial Dan Budaya, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Kesra Dan Kebudayaan
Sub Bidang Kependudukan Dan Sumber Daya Manusia Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : 1 orang
6. Bidang Pengendalian Dan Pemantauan Pembangunan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu:
Sub Bidang Pengendalian Pembangunan Sub Bidang Pemantauan Pembangunan Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : 1 orang
7. Bidang Penelitian Dan Pengembangan, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Penelitian Dan Statistik
Sub Bidang Perencanaan Dan Pengkajian Kinerja Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : 1 orang
8. Bidang Penanaman Modal, didukung oleh 2 (dua) sub bidang yaitu: Sub Bidang Investasi Dan Penanaman Modal
Sub Bidang Info Data Dan Promosi Jumlah pegawai : 3 orang , jumlah staff : - 9. Jabatan Fungsional
Jumlah pegawai lainya yang terdata : 7 orang
Struktur organisasi kerja pada Kantor BAPPEDA Kota Binjai adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 10.2. Struktur Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Binjai
Total jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada BAPPEDA Kota Binjai pada tahun 2013 adalah sebanyak 45 orang dan sebagian besar memiliki tingkat pendidikan sarjana, dan tingkat III pada golongan PNS.
Tabel 10.1. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Bappeda Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. Bappeda - 9 27 9 45 - - 7 1 37 45 Persentase 0% 20% 60% 20% 100% 0% 0% 16% 2% 82% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada Bappeda Kota Binjai sebagian besar telah berpendidikan S1 sekitar 37% dan pegawai dengan golongan III sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 27% .
10.2.3.
Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai
Dinas Pekerjaan Umum merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dibidang pekerjaan umum yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Perkerjaan Umum mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang pekerjaan umum. Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 18 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai dan Keputusan Walikota Kota Binjai Nomor 130.2/42 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai Susunan Organisasi terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat terdiri dari : Sub Bagian Umum; Sub Bagian Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan. 3. Bidang Bina Program terdiri dari :
Seksi Penyusunan Program; Seksi Data dan Informasi; Seksi Evaluasi dan Pelaporan. 4. Bidang Bina Marga terdiri dari :
Seksi Pembangunan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan; Seksi Data dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan; Seksi Peralatan dan Pemeliharaan Alat-alat Berat. 5. Bidang Cipta Karya terdiri dari :
Seksi Pembangunan dan Pemeliharaan Gedung-gedung;
Seksi Air Bersih, Drainase dan Prasarana Lingkungan Pemukiman; Seksi Data dan Pengawasan Teknis Cipta Karya.
6. Bidang Pengairan terdiri dari :
Seksi Peningkatan/Pengembangan & Prasarana Pengairan; Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pengairan; Seksi Data dan Pengawasan Teknis Pengairan. 7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi kerja pada Kantor Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai adalah
seperti
ditunjukkan pada gambar berikut.Gambar 10.3. Struktur Organisasi Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai hingga tahun 2013 terdata sebanyak 56 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut .
Tabel 10.2. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Dinas Pekerjaan Umum 1 22 32 1 56 1 - 23 7 25 56 Persentase 2% 39% 57% 2% 100% 2% 0% 41% 13% 45% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai sebagian besar telah berpendidikan S1 sekitar 25% dan pegawai dengan golongan III sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 32% .
10.2.4.
Dinas Penataan Ruang Perumahan Dan Permukiman Kota Binjai
Penanganan Tata Ruang, Perumahan dan Pemukiman Kota Binjai dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 18 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai dan Keputusan Walikota Kota Binjai Nomor 130.2/42 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Tata Ruang , Perumahan Dan Pemukiman Kota Binjai
Visi Dinas Tata Ruang, Perumahan Dan Pemukiman Kota Binjai adalah sebagai “Pengelola Bangunan dan Lingkungan yang Berkelanjutan” dengan didukung oleh 2 (dua) Misi yaitu:
2. Mewujudkan manajemen pembangunan lebih profesional.
Untuk mendukung dalam pelaksanaan tugas pokok dan fungsi, semua tugas tersebut telah terbagi habis dalam bidang dan seksi serta unit pelaksana teknis. Susunan organisasi Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Tata Ruang , Perumahan Dan Pemukiman Kota Binjai terdiri dari:
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat terdiri dari : Sub Bagian Umum; Sub Bagian Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Perencanaan Tata Ruang Kota terdiri dari : Seksi Penyusunan Rencana Tata Ruang Kota; Seksi Survey dan Pemetaan;
Seksi Penyusunan Program.
4. Bidang Perumahan dan Pemukiman terdiri dari : Seksi Bina Pengembangan Perumahan;
Seksi Bina Pemukiman dan Penyehatan Lingkungan; Seksi Evaluasi dan Pelaporan.
5. Bidang Cipta Karya terdiri dari :
Seksi Perizinan Bangunan dan Bangun-bangunan; Seksi Perizinan Pemanfaatan Ruang;
Seksi Pengukuran dan Penyiapan Perizinan.
6. Bidang Pengendalian, Pengawasan dan Evaluasi terdiri dari : Seksi Pengawasan dan Pengendalian Tata Ruang Kota; Seksi Pengawasan dan Pengendalian Bangunan; Seksi Evaluasi Tata Ruang Kota.
7. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi kerja pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Binjai adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 10.4. Struktur Organisasi Dinas Tata Ruang, Perumahan Dan Pemukiman Kota Binjai Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Binjai hingga tahun 2013 terdata sebanyak 58 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut.
Tabel 10.3. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Dinas Tata Ruang, dan Permukiman - 19 33 6 58 1 - 21 1 35 58 Persentase 0% 33% 57% 10% 100% 2% 0% 36% 2% 60% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Binjai sebagian besar telah berpendidikan S1 sekitar 35% dan pegawai dengan golongan III sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 57% .
10.2.5.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai
Merupakan unsur pelaksana otonomi daerah dibidang kebersihan dan pertamanan yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas yang berada dibawah dan bertanggungjawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.
Dinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan dibidang Kebersihan dan Pertamanan yang meliputi dibidang pengelolaan kebersihan, persampahan, pertamanan kota, penerangan jalan umum, pemakaman umum.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 18 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai dan Keputusan Walikota Kota Binjai Nomor 130.2/42 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Binjai Susunan Organisasi terdiri dari :
1. Kepala Dinas;
2. Sekretariat terdiri dari : Sub Bagian Umum; Sub Bagian Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan. 3. Bidang Kebersihan terdiri dari :
Seksi Kebersihan Lingkungan;
Seksi Operasional Pengangkutan Sampah; Seksi Kebersihan Drainase dan sungai.
4. Bidang Pertamanan, LPJU dan Pemakaman Umum terdiri dari : Seksi Pertamanan;
Seksi Pemeliharaan Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU); Seksi Penghijauan dan Tempat Pemakaman Umum.
5. Bidang Angkutan dan Peralatan terdiri dari : Seksi Peralatan dan Perlengkapan;
Seksi Perawatan Sarana Angkutan dan Peralatan; Seksi Operasional Angkutan Tinja dan Alat Berat. 6. Bidang Perencanaan dan Pembinaan terdiri dari :
Seksi Perencanaan dan Data Program;
Seksi Penyuluhan dan Pembinaan Masyarakat; Seksi Pelapor dan Evaluasi.
7. Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD); 8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi kerja pada Dinas Tata Ruang dan Permukiman Kota Binjai adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Gambar 10.5. Struktur Organisasi Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai hingga tahun 2013 terdata sebanyak 122 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut.
Tabel 10.4. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Dinas Kebersihan dan Pertaman 53 37 27 5 122 31 22 38 3 28 122 Persentase 43% 30% 22% 4% 100% 25% 18% 31% 2% 23% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Binjai sebagian berpendidikan SLTA sekitar 31% diikuti dengan pegawai berpendidikan S1 sebesar 23% dan pegawai dengan golongan I sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 53% .
10.2.6.
Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai
Merupakan unsur pendukung tugas Kepala Daerah yang dipinpin oleh seorang Kepala Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah Kota.
Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai mempunyai tugas membantu Walikota dalam melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang pengendalian lingkungan hidup.
Sesuai dengan Peraturan Daerah Kota Binjai Nomor 19 Tahun 2007 tentang Lembaga Teknis Daerah Kota Binjai dan Keputusan Walikota Kota Binjai Nomor 130. 2/42 Tahun 2004 tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Kota Binjai dengan Susunan Organisasi terdiri dari :
1. Kepala Badan;
2. Sekretariat terdiri dari : Sub Bagian Umum; Sub Bagian Kepegawaian; Sub Bagian Keuangan.
3. Bidang Analisa Dampak lingkungan terdiri dari :
Sub Bidang Pembinanaan Analisa Dampak Lingkungan; Sub Bidang Pemantauan Pelaksanaan AMDAL.
4. Bidang Pengawasan dan Pengendalian terdiri dari : Sub Bidang Pencemaran Air dan Udara;
Sub Bidang Kerusakan dan Rekomendasi Lingkungan. 5. Bidang Pemantauan dan Pemulihan terdiri dari :
Sub Bidang Pemantauan Kwalitas Lingkungan; Sub Bidang Pemulihan Kwalitas Lingkungan.
6. Bidang Pengembangan Kapasitas dan pengajian terdiri dari : Sub Bidang Pengkajian Teknis Lingkungan;
Sub Bidang Informasi dan Evaluasi Lingkungan. 7. Unit Pelaksana Teknis Badan (UPTB);
8. Kelompok Jabatan Fungsional.
Struktur organisasi kerja pada Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai adalah seperti ditunjukkan pada gambar berikut.
Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai hingga tahun 2013 terdata sebanyak 34 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut.
Tabel 10.5. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1. Badan Lingkungan Hidup 1 9 16 6 34 - 1 4 6 21 32 Persentase 3% 28% 50% 19% 100% 0% 3% 13% 19% 66% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada Badan Lingkungan Hidup Kota Binjai sebagian besar telah berpendidikan S1 sekitar 21% dan pegawai dengan golongan III sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 16% .
10.2.7.
Kelembagaan Non Pemerintah : PDAM Tirta Sari Kota Binjai
Kelembagaan Non Pemerintah yang menangani bidang Pekerjaan Umum di Kota Binjai antara lain Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) yaitu PDAM, Organisasi Masyarakat Setempat (OMS), Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) PDAM Kota Binjai.
Pelayanan air minum di Kota Binjai dilakukan oleh PDAM Kota Binjai sesuai Peraturan Daerah tingkat II Binjai Nomor 12 Tahun 1976 tentang Mendirikan Perusahaan Daerah Air Minum dalam Daerah Tingkat II Binjai dan Peraturan Walikota Binjai Nomor. 690 – 2294/K/2007 tanggal 22 Mei 2007 tentang Struktur Organisasi dan Uraian Tugas Pokok, Fungsi dan Tata kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirtasari Binjai dengan Visi yaitu:
“ Menjadikan PDAM Titasari Kota Binjai yang mandiri dan profesional untuk dapat memberikan pelayanan yang prima kepada pelanggannya dan dapat memenuhi kebutuhan air minum Kota Binjai ”.
Sedangkan Misi dalam mewujudkan Visi tersebut adalah:
a. Meningkatkan produksi air minum untuk mencukupi kebutuhan masyarakat Kota Binjai; b. Memperluas jaringan distribusi untuk meningkatkan cakupan masyarakat;
c. Menurunkan tingkat kehilangan air hingga 25 % pada akhir Tahun 2013; d. Meningkatkan SDM menjadi tenaga yang handal dan Profesional; e. Meningkatkan kesehatan keuangan (Full cost recovery);
f. Meningkatkan kesejahteraan pegawai;
g. Dapat memberikan kontribusi kepada pemerintah daerah (PAD).
Adapun Struktur organisasi PDAM Tirta Sari Kota Binjai Sesuai Peraturan Walikota Kota Binjai Nomor: 690 – 2294/K/2007 tanggal 22 Mei 2007 adalah sebagai seperti pada gambar berikut
.
Gambar 10.7. Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Sari Kota Binjai Jumlah pegawai atau sumber daya manusia (SDM) pada BUMD PDAM Tirtasari Kota Binjai hingga tahun 2013 terdata sebanyak 180 orang dengan rincian seperti pada tabel berikut.
Tabel 10.6. Keadaan Sumber Daya Manusia (SDM) PDAM Tirtasari Kota Binjai Berdasarkan Golongan dan Pendidikan, Tahun 2013
No. Institusi
Golongan Pendidikan
I II III IV Jumlah SD SLTP SLTA D1-D4 S1 Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
1. PDAM Tirtasari 8 125 46 1 180 - 6 99 11 64 180 Persentase 4% 69% 26% 1% 100% 0% 3% 55% 6% 36% 100%
Sumber : Binjai dalam angka 2014, BPS Kota Binjai (analisis 2014)
Dari tabel di atas terlihat bahwa pegawai atau sumber daya manusia (SDM ) pada PDAM Tirtasari Kota Binjai sebagian berpendidikan SLTA sekitar 55% diikuti dengan pegawai berpendidikan S1 sebesar 64% dan pegawai dengan golongan II sebagai golongan terbanyak yaitu sekitar 69% .
10.3.
ANALISIS KELEMBAGAAN
10.3.1.
Analisis Masalah, dan Usulan Program Keorganisasian Bidang Cipta Karya
A. Masalah yang Dihadapi
Permasalahan yang sering dihadapi pada keorganisasian instasi/SKPD yang menangani bidang Cipta karya secara umum dapat disimpulkan sebagai berikut.
1. Permasalahn Sumber Daya Manusia (SDM)
Masih terbatasnya tingkat pendidikan, pengetahuan dan ketrampilan dari aparatur/ sumber daya manusia (SDM) yang menangani atau mengelola Bidang Pekerjaan Umum/Cipta Karya di Kota Binjai khususnya di Dinas Kebersihan Pertamanan dan PDAM Tirtasari, dimana tingkat pendidikan pegawainya didominasi hanya sampai SLTA.
2. Permasalahan Dukungan Operasional
Dari hasil survey visual yang dilakukan bahwa selain masih terbatasnya SDM khususnya pada Bidang Cipta Karya, prasarana dan sarana kerja kantor juga masih terbatas, seperti penyediaan ruang kerja yang belum memenuhi standar kerja (perbandingan jumlah pegawai dengn luas ruangan), perangkat kerja yang memadai (komputer, perangkat survey, kendaraan operasional dan lain-lain) sehingga dapat berakibat kurang maksimalnya kinerja pegawai dalam pelaksanaan masing-masing bidangkerjanya.
3. Permasalahan Koordinasi Antar Instansi
Masih belum adanya kesamaan Tupoksi antar instasi/SKPD yang menangani kegiatan Bidang Cipta Karya sehingga berakibat korangnya koodinasi dalam pelasanaan kegiatan hingga terjadinya tumpang tindih pelaksanaan kegiatan dilapangan.
B. Analisis Permasalahan
Peningkatan pendidikan formal para aparatur, kursus singkat, pelatihan dan pemberdayaan masyarakat dalam penanganan sarana dan prasarana keciptakaryaan masih sangat dibutuhkan dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) sehingga kualitas SDM Bidang Cipta Karya semakin tahun semakin meningkat.
Pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kota Binjai sangat dibutuhkan sehingga mampu mengikuti perkembangan waktu, informasi dan teknologi. Peningkatan SDM melalui pendidikan formal, pelatihan, kursus singkat dll sangat diperlukan sehingga perlu dipersiapkan SDM yang mau dan mampu dalam meningkatkan kapasitasnya.
Pengembangan teknologi dan informasi Bidang Pekerjaan Umum sangat cepat dan ini perlu kecepatan pula dalam menangkap dan meresponnya, untuk itu peningkatan SDM Bidang Pekerjaan Umum di Kota Binjai sangat dibutuhkan. Bantuan teknis berupa pelatihan, kursus singkat (persampahan, air minum, tata bangunan dan lingkungan dll) dan peningkatan pendidikan formal (dari pendidikan S-1 ke S-2) serta dukungan dari Departemen Pekerjaan Umum dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kota Binjai masih sangat dibutuhkan.
Sebagai dasar hukum dalam menetapkan perhitungan kebutuhan pegawai dalam penanganan kegiatan bidang Cipta Karya adalah dengan berpedoman pada:
Kepmen PAN Nomor 75 tahun 2004 tentang Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi setiap instansi pemerintah dalam menghitung kebutuhan pegawai erdasarkan beban kerja dalam rangka penyusunan formasi PNS. Dalam perhitungan kebutuhan pegawai, aspek pokok yang harus diperhatikan adalah: beban kerja, standar kemampuan rata-rata, dan waktu kerja. Dalam keputusan ini, Gubernur melakukan pembinaan dan pengendalian pelayanan perkotaan, sedangkan Bupati/Walikota melaksanakan dan memfasilitasi penyediaan pelayanan perkotaan.
C. Usulan Program
Usulan program dalam pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) Bidang Pekerjaan Umum di Kota Binjai ditekankan pada pelatihan dan kursus singkat, seperti pengelolaan persampahan, air minum, bangunan gedung dll yang diharapkan selama 5 (lima) tahun kedepan ada peningkatan kualitas SDM. Diharapkan dari peningkatan kapasitas SDM Bidang Pekerjaan Umum ini, dapat diimplementasikan dalam aktivitas kerja dan pelayanan ke masyarakat.
Selain itu perlu di susun tupoksi standar khusus untuk instansi/SKPD yang menangani kegiatan bidang keciptakaryaan di tingkat Kota Binjai sendiri melalui Bappeda sebagai penanggung koordinasi di tingkat daerah dengan melibatkan pihak-pihak sektoral di tingkat provinsi ( Satker Bangkim, Satker PBL, Satker PLP dan Satker AM) dan Satker Perencanaan dan Pengendalian (Satker Randal) sehingga penangana infrastruktur bidang Cipta Karya di Kota Binjai dapat berjalan secara koodinatif dan terpadu.
10.3.2.
Analisis Fungsi dan Tugas Kelembagaan Bidang Cipta Karya
A. Kedudukan, Fungsi, Tugas dalam Pelaksanaan RPI2JM
Kedudukan, fungsi, tugas dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Kota Binjai Tahun 2015 – 2019 adalah sebagai acuan/ pedoman dalam pelaksanaan program/ kegiatan Bidang Pekerjaan Umum dalam kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan. Dokumen RPI2JM ini merupakan satu kesatuan dengan dokumen perencanaan yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Binjai selama ini dengan memperhatikan tugas, pokok dan fungsi dari masing-masing Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD).
B. Diagram Hubungan Antar Instansi
Dalam pelaksanaan RPI2JM Bidang Pekerjaan Umum Kota Binjai Tahun 2015 – 2019 ini melibatkan banyak instansi terkait, baik dari sisi perencanaan, keuangan, pengendalian program/ kegiatan dan pelaksanaan di lapangan. Dinas teknis/Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang menangani Bidang Keciptakaryaan di Kota Binjai adalah Dinas Pekerjaan Umum, Tata Ruang Permukiman dan Perumahan Kota Binjai. Sedangkan Bappeda adalah berperan sebagai badan yang melaksanakan koordinasi atas perencanaan program-program bidang Cipta Karya di kota Binjai.
Secara umum keorganisasian pada instasi/SKPD bidang Cipta Karya di Kota Binjai sudah mengikuti ketentuan dalam PP No. 41Tahun 2007 tentang Organisasi Daerah. Walaupun jika dicermati belum semua bidang/sektoral Cipta Karya tercantum dalam keorganisasian yang dibentuk seperti untuk bidang Air Minum, Pengembangan Permukiman, Penyehatan Lingkungan Permukiman dan Penataan Bangunan dan Lingkungan.
Sebagai dasar hukum dalam menetapkan tupoksi masing-masing SKPD dalam penanganan kegiatan bidang Cipta Karya adalah dengan berpedoman pada:
Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 57 Tahun 2007 tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah.
Berdasarkan permen ini dasar hukum penetapan perangkat daerah adalah Peraturan Daerah (Perda). Penjabaran tupoksi masing-masing SKPD Provinsi ditetapkan dengan Pergub, dan SKPD Kab/Kota dengan Perbup/Perwali.
Permendagri Nomor 57 tahun 2010 tentang Pedoman Standar Pelayanan Perkotaan
Pedoman ini dimaksudkan sebagai acuan bagi pemerintah daerah sebagai dasar untuk memberikan pelayanan perkotaan bagi masyarakat. SPP adalah standar pelayanan minimal kawasan perkotaan, yang sesuai dengan fungsi kawasan perkotaan merupakan tempat
permukiman perkotaan, termasuk di dalamnya jenis pelayanan bidang Cipta Karya, seperti perumahan, air minum, drainase, prasarana jalan lingkungan, persampahan, dan air limbah.
10.4.
RENCANA PENGEMBANGAN KELEMBAGAAN
10.4.1.
Format Umum Rencana Pengembangan Keorganisasian, Tata Laksana dan SDM
bidang Cipta Karya.
Untuk mewujudkan pelaksanaan pengembangan dan peningkatan kapasitas (capacity building) di bidang pekerjaan umum perlu disiapkan sumber daya manusia (SDM) dari aparatur yang menangani bidang pekerjaan umum tersebut. Peningkatan SDM dapat melalui pendidikan formal maupun non formal atau pelatihan singkat dan kursus-kursus teknis yang mendukung tugas pokok dan fungsi sehingga mendapatkan SDM yang profesional sesuai dengan bidangnya. Untuk mendukung peningkatan SDM ini perlu didukung oleh komitmen Pemerintah Daerah dalam peningkatan profesionalisme aparatur sehingga pelaksanaan program yang tertuang dalam RPIJM dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai.