• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Financial Leverage, Mekanisme Good Corporate Governance, Kepemilikan Publik, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Financial Leverage, Mekanisme Good Corporate Governance, Kepemilikan Publik, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Praktik Perataan Laba"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN PUBLIK,

DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Disusun Oleh :

PUTERI OCTIANI MARALIDA B 200 140 286

PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2018

(2)
(3)
(4)
(5)

1

PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN UKURAN PERUSAHAAN

TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bukti empiris pengaruh

financial leverage, mekanisme good corporate governance, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap perataan laba. Indikator yang digunakan untuk mengukur mekanisme good corporate governance dalam penelitian ini adalah kualitas audit, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional. Sedangkan perataan laba sebagai variabel dependen diukur dengan menggunakan Indeks Eckel. Penelitian ini menggunakan data sekunder dengan seluruh populasi dari semua perusahaan yang mencatatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2014-2016. Total sampel 36 perusahaan dengan analisis time series, sehingga total sampel adalah 106. Metode analisis yang digunakan adalah regresi logistik dengan menggunakan SPSS. Hasilnya menunjukkan bahwa financial leverage berpengaruh positif dan signifikan terhadap perataan laba. Kualitas audit, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik dan ukuran perusahaan tidak berpengaruh signifikan terhadap perataan laba.

Kata Kunci: Perataan Laba.

ABSTRACT

The purpose of this study was to find empirical evidence the effect of financial leverage, corporate governance mechanism, public ownership, and company size on the income smoothing. The indicators which are used to measure corporate governance mechanism in this study is audit quality, independent board of commissioners, audit committee, managerial ownership, institutional ownership. While, income smoothing as the dependent variable was measured using Eckel Index. This study uses secondary data with entire population of all company that listed Indonesia Stock Exchange (BEI) in 2014-2016. Total sample 36 companies with time series analysis, so the total sample are 106. The analytical method used is logistic regression using SPSS. The result shows that financial leverage has positive and significant effect on the income smoothing. Audit quality, independent board of commissioners, audit committee, managerial ownership, institutional ownership, public ownership and size of company are not significantly effect on the income smoothing.

Keyword: Income Smoothing

1. PENDAHULUAN

Di Indonesia kasus praktik perataan laba bukanlah hal baru, karena beberapa khasus pernah terjadi dalam beberapa tahun kebelakang. Sebagai contoh Direksi

(6)

2

BUMN memanipulasi laba agar mendapat bonus yang besar. Pada tahun 2013 Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengaku sering menemukan kecurangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam hal perhitungan akuntansi laporan keuangannya. Tujuannya, agar direksi mendapat bonus yang besar. Perusahaan milik pemerintah diduga membuat laporan seolah-olah laba yang diterima lebih besar besar dari laba yang sebenarnya. Modus tersebut dilakukan dengan melaporkan pendapatan perusahaan yang sebetulnya belum masuk. Tujuannya, melambungkan laba perusahaan itu (Harian Rakyat Merdeka, ekbis.rmol.co).

Dampak dari kondisi diatas adalah hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap kerja manajemen BUMN, kerugian yang dialami pemerintah dan banyak dari investor merasa tertipu oleh manajemen BUMN tersebut. Hal ini juga berdampak pada

information asymmetry (ketidakmerataan informasi) yang disampaikan atau dilaporkan manajemen.

Ikatan Karyawan Timah (IKT) yang berasal dari Provinsi Bangka Belitung dan Kepulauan Riau hari ini menggelar orasi di depan Kementerian BUMN. Dalam orasinya, karyawan yang berjumlah 30 orang ini menyampaikan tuntutan agar jajaran direksi segera mengundurkan diri. Tuntunan ini bukannya tanpa alasan. Menurut Ketua Umum IKT Ali Samsuri, direksi PT Timah (Persero) Tbk (TINS) saat ini telah banyak melakukan kesalahan dan kelalaian semasa menjabat selama tiga tahun sejak 2013 lalu (economy.okezone.com).

Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan (expand replicant) dari penelitian Kharisma dan Agustina (2015). Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada financial leverage dan kepemilikan publik sebagai variabel independen, objek penelitian, serta periode pengamatan 2014-2016 yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

Dengan demikian, penelitian ini diharapkan akan menghasilkan temuan yang lebih relevan dan representative atas pengaruh financial leverage, kualitas audit, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan

(7)

3

laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI terhadap praktik perataan laba di Indonesia saat ini, khususnya pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.

2. METODE PENELITIAN

2.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini bersumber laporan tahunan perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016 yang diperoleh melalui akses langsung dari website Indonesia Stock Exchange.(www.idx.co.id). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2014-2016. Sampel berjumlah 36 perusahaan dengan tiga tahun pengamatan. Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling yaitu sampel atas dasar kesesuaian karakteristik sampel dengan kriteria pemilihan sampel yang ditentukan.

2.2 Definisi dan Operasional Variabel 2.2.1 Perataan Laba

Perataan laba diukur menggunakan indeks Eckel (1981). Indeks Eckel dihitung sebagai berikut Eckel (1981) dalam Buntar (2012) dengan cara:

Indeks Eckel =

∆S : perubahan penjualan dalam satu periode

∆I : perubahan penghasilan bersih/laba dalam satu periode

CV : koefisien variasi dari variabel, yaitu standar deviasi dengan nilai yang diharapkan

CV∆I : koefisien variasi untuk perubahan laba CV∆S: koefisien variasi untuk perubahan penjualan

(8)

4

/ ∆x

∆x: perubahan laba (I) atau perubahan penjualan (S) antara tahun n dengan tahun n-1 selama periode pengamatan

∆x: Rata-rata perubahan laba atau perubahan penjualan n : Jumlah tahun yang diamati

Jika CV∆I < CV∆S, maka perusahaan digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan apabila CV∆I > CV∆S, maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang melakukan praktik perataan laba. Variabel ini menggunakan menggunakan variabel dummy, angka satu (1) untuk perusahaan yang melakukan praktik perataan laba dan angka nol (0) untuk perusahaan yang tidak melakukan perataan laba.

2.2.2 Financial Leverage

Financial leverage adalah variabel yang terkait dengan kebijaksanaan perusahaan dalam menggunakan hutang untuk memenuhi kebutuhan dasarnya dapat dihitung dengan rumus sebagaimana dipaparkan Miqdad dan Fauziah (2007) yaitu:

Financial Leverage =

2.2.3 Kualitas Audit

Menurut Siregar dan Utama (2002) perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4 (Price Waterhouse Coopers, KPMG, Ernst & Young, dan Deloitte) akan memiliki kualitas audit yang tinggi, sedang perushaan yang diaudit KAP non big 4 akan memiliki kualitas audit yang rendah. Kualitas audit diukur dengan variabel dummy

yaitu KA = 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4. KA = 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 4.

2.2.4 Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen dalam penelitian ini dihitung dengan proporsi jumlah komisaris independen, yaitu membandingkan presentase antara jumlah anggota

(9)

5

komisaris independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris (Marpaung 2014).

2.2.5 Komite Audit

Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio melalui persentase anggota komite audit diluar komisaris independen terhadap total komite audit dalam perusahaan (Marpaung (2014).

2.2.6 Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajerial diukur dengan menggunakan variabel dummy, dimana kepemilikan manajerial diberi angka 1 jika terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen perusahaan, dan angka 0 jika tidak terdapat saham yang dimiliki oleh manajemen. (Asward dan Lina 2015).

2.2.7 Kepemilikan Institusional

Menurut Linata dan Sugiarto (2012) presentase kepemilikan institusi dapat dihitung dengan rumus:

KI =

x100% 2.2.8 Kepemilikan Publik

Struktur kepemilikan publik diukur dengan presentase antara saham total yang dimiliki publik terhadap total saham perusahaan yang beredar (Wijoyo 2014).

2.2.9 Ukuran Perusahaan

Budiasih (2009) mengungkapkan ukuran perusahaan pada umumnya ditentukan dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.

UK = Ln Total Aktiva 2.3 METODE ANALISIS DATA

Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik untuk menganalisis seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Model persamaan regresi yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah:

(10)

6

PL = α + 1FL + 2KA + 3DKI + 4KOA + 5KM + 6KI + 7KP + 8UK + e

Keterangan :

α : Konstanta (intercept) β1..β8 : Koefisien regresi

FL : Financial leverage KM : Kepemilikan manajerial KA : Kualitas audit KI : Kepemilikan institusional DKI :Dewan komisaris independen KP : Kepemilikan Publik KOA : Komite audit UK : Ukuran Perusahaan

e : Variabel Residual

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Kriteria Pemilihan Sampel Penelitian

Keterangan Jumlah

Jumlah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014-2016

144

1. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan tahunan secara berturut-turut tahun 2014-2016.

(33)

2.Perusahaan manufaktur yang mengalami kerugian pada tahun 2014-2016

(41)

3.Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan dengan mata uang Rupiah

(11)

4.Perusahaan manufaktur yang tidak memiliki data lengkap untuk penelitian

(23)

Sampel perusahaan 36

Total Sampel Penelitian yaitu 36 perusahaan dikalikan 3 tahun pengamatan

108

(11)

7 3.1 Statistik Deskriptif

N Minimum Maximum Mean

Std. Deviation PL 108 .00 1.00 .3889 .48977 FL 108 .11 .66 .3514 .14248 KA 108 .00 1.00 .5833 .49531 DKI 108 27.27 50.00 37.3039 7.17870 KOA 108 33.33 75.00 62.5617 10.69842 KM 108 .00 1.00 .3889 .48977 KI 108 32.22 99.41 69.4338 17.76981 KP 108 .59 66.93 27.3138 16.23504 UK 108 11.80 18.34 14.6956 1.61569 Valid N (listwise) 108 Sumber : Hasil Output SPSS

Dari hasil analisis deskriptif pada tabel diatas, maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu variabel Perataan laba sebagai variabel dependen diukur dengan variabel dummy, dimana apabila perusahaan melakukan perataan laba diberi nilai 1 dan perusahaan yang tidak melakukan perataan laba diberi nilai 0. Perataan laba mempunyai nilai antara 0,000 sampai 1,000 dengan rata rata sebesar 0,3889 dan nilai standar deviasi sebesar 0,48977.

Variabel Financial Leverage yang diukur berdasarkan total hutang dibagi dengan total aktiva mempunyai nilai antara 0,11 sampai 0,66 dengan rata rata sebesar 0,3514 dan standar deviasi sebesar 0,1428.

Variabel Kualitas Audit diukur dengan variabel dummy yaitu KA = 1 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP big 4 (Deloitte, Ernet&Young, PWC, KPMG) dan

(12)

8

KA = 0 untuk perusahaan yang diaudit oleh KAP non big 4. Kualitas Audit mempunyai nilai antara 0,00 sampai 1,00 dengan rata rata sebesar 0,5833 dan standar deviasi sebesar 0,49531.

Variabel Dewan Komisaris Independen diukur dengan proporsi jumlah komisaris independen, yaitu membandingkan presentase antara jumlah anggota komisaris independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris. Dewan komisaris Independen mempunyai nilai antara 27,27 sampai 50,00 dengan rata rata sebesar 37,3030 dan standar deviasi sebesar 7,17870.

Variabel Komite Audit diukur dengan skala rasio melalui persentase anggota komite audit diluar komisaris independen terhadap total komite audit dalam perusahaan. Komite Audit mempunyai nilai antara 33,33 sampai 75,00 dengan rata rata sebesar 62,5617 dan standar deviasi sebesar 10,69842.

Variabel kepemilikan manajerial diukur dengan variabel dummy, dimana apabila perusahaan memiliki kepemilikan manajerial diberi nilai 1 dan perusahaan yang tidak memiliki kepemilikan manajerial diberi nilai 0. Kepemilikan manajerial mempunyai nilai antara 0,000 sampai 1,000 dengan rata rata sebesar 0,3889 dan standar deviasi sebesar 0,48977.

Variabel kepemilikan institusional diukur dengan jumlah saham investor institusional dibagi jumlah saham yang beredar dikali 100%. Kepemilikan institusional mempunyai nilai antara 32,22 sampai 99,41 dengan rata rata sebesar 69,4338 dan standar deviasi sebesar 17,76981.

Variabel Kepemilikan Publik diukur dengan dengan perbandingan antara saham total yang dimiliki publik terhadap total saham perusahaan yang beredar dikalikan 100%. Kepemilikan Publik mempunyai nilai antara 0,59 sampai 66,93 dengan rata rata sebesar 27,3138 dan standar deviasi sebesar 16,23504.

Variabel Ukuran Perusahaan diproksikan dengan menggunakan logaritma natural (LN) Total Aktiva. Ukuran perusahaan mempunyai nilai antara 11,80 sampai 18,34 dengan rata rata sebesar 14,6956 dan standar deviasi sebesar 1,61569.

(13)

9 3.2 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistic untuk menguji pengaruh pengaruh financial leverage, kualitas audit, dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba.

3.2.1 Menilai Keseluruhan Model (Overall Model Fit Test)

Overall Model Fit Test

Keterangan Nilai

-2 Log L Awal (Block Number = 0) 144.342 -2 Log L Awal (Block Number = 1) 136.042

Sumber : Hasil Output SPSS

Langkah pertama adalah menilai keseluruhan model regresi. Tabel IV.3 menunjukan uji kelayakan dengan memperhatikan angka -2 log Likelihood Block Number = 0 dan -2 log Likelihood Block Number = 1. Pada tabel tersebut terlihat bahwa angka awal -2 log Likelihood Block Number = 0 adalah 144,342, sedangkan angka -2 log Likelihood Block Number = 1 adalah 136,042.

Dari model tersebut ternyata overall model fit pada -2 log Likelihood Block Number = 0 menunjukan adanya penurunan pada -2 log Likelihood Block Number = 1. Penurunan -2 log Likelihood ini menunjukan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

3.2.2 Hasil Uji Koefisiensi Determinasi (Nagel Karke R²)

Nagel Karke R Square

Model Summary

Step

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

1 136.042a .074 .100

(14)

10

Pada hasil model summary pada tabel diatas memberikan nilai Nagel Karke R Square sebesar 0,141. Hal ini berarti variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabilitas variabel independen sebesar 10% sedangkan sisanya sebesar 90% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam penelitian ini. 3.2.3 Hasil Kelayakan Model Regresi

Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square Df Sig.

1 9.571 8 .296

Sumber : Hasil Output SPSS

Sebagaimana dijelaskan data tabel diatas bahwa nilai dari pengujian Hosmer and Lemeshow adalah sebesar 0,296. Dari hasil tersebut, maka dapat dikatakan bahwa diterima, yang mana hal tersebut dikarenakan nilai signifikasi yang diperoleh jauh lebih diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan pula model dapat diterima karena sesuai dengan nilai observasinya.

(15)

11 3.2.4 Uji Klasifikasi

Classification Table

Observed Predicted

PERATAAN LABA Percentage Correct BUKAN PERATAAN LABA PERATAAN LABA Step 1 PERATAAN LABA BUKAN PERATAAN LABA 57 9 86.4 PERATAAN LABA 27 15 35.7 Overall Percentage 66.7

Sumber : Hasil Olah SPSS

Matrik klasifikasi menunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perataan laba yang dilakukan oleh perushaan. Kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan perusahaan melakukan perataan laba sebesar 35,70%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan menggunakan model regresi yang digunakan terdapat sebanyak 15 sampel (35,70%) yang diprediksi akan melakukan perataan labadari total 42 sampel yang melakukan perataan laba.

Kekuatan prediksi model sampel tidak melakukan perataan labaadalah sebesar 86,40%, yang berarti bahwa dengan model regresi yang digunakan ada sebanyak 57 sampel (86,40%), yang diprediksi tidak melakukan perataan labadari total 66 sampel yang tidak melakukan perataan laba.

(16)

12 3.2.5 Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B Wald Sig. Step 1a FL -3.160 4.093 .042 KA .330 .328 .567 DKI -.006 .030 .863 KOA -.023 .987 .321 KM .005 .000 .993 KI -.001 .001 .978 KP .002 .003 .958 UK -.276 2.065 .151 Constant 6.159 1.736 .188 a. Variable(s) entered on step 1: FL,

KA, DKI, KOA, KM, KI, KP, UK.

Sumber : Hasil Output SPSS

Adapun model yang dihasilkan dari pengujian terhadap model regresi adalah sebagai berikut :

D.PL = 6.159 - 3.160FL + 0,330KA - 0,006DKI - 0,023KOA + 0,05KM + 0,001KI + 0,002 KP - 0,276 UK + ε

3.3 Pembahasan Hasil Uji Hipotesis

3.3.1 Pengaruh Financial Leverage terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Financial Leverage (FL) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -3,160 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,042 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-1 diterima. Penelitian ini membuktikan bahwa

(17)

13

mendukung penelitian yang dilakukan mendukung hasil penelitian Widhyawan dan Dharmadiaksa (2015) serta Herawati (2013), namun berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Suryandari (2012).

Widhyawan dan Dharmadiaksa (2015) menjelaskan bahwa financial leverage

merupakan hal penting dalam penentuan struktur modal perusahaan. Menurut Santoso (2010) dalam Widhyawan dan Dharmadiaksa (2015) semakin besar utang perusahaan maka semakin besar pula risiko yang dihadapi investor sehingga investor akan meminta keuntungan yang semakin tinggi. Begitupun dengan kreditur yang akan selalu mengharapkan laba yang stabil dan tidak berfluktuasi agar perusahaan mampu mengatasi risiko terhadap kewajiban hutangnya. Akibat kondisi tersebut perusahaan cenderung melakukan perataan laba agar pihak kreditur tidak cemas jika akan memberikan pinjaman kembali.

3.3.2 Pengaruh Kualitas Audit terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Kualitas Audit (KA) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -0,330 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,567 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-2 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap perataan laba

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Sulistyawati (2013) serta Manuari dan Yasa (2013) yang menemukan jenis Kantor Akuntan Publik (KAP) yang tergolong The Big Four atau Non The Big Four tidak mempengaruhi pilihan manajemen untuk melakukan perataan laba. Hasil penelitian ini tidak konsisten dengan hasil penelitian Wijoyo (2014) yang menyatakan kualitas audit berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Perbedaan hasil penelitian ini dengan penelitian terdahulu dapat disebabkan minimnya pergantian auditor yang dilakukan oleh perusahaan yang dijadikan sampel penelitian. Teori yang menyatakan kualitas audit dapat mencegah perusahaan melakukan perataan laba karena KAP yang tergolong

The Big Four memiliki kompetensi yang tinggi dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan, sehingga kesalahan atau kecurangan yang dilakukan

(18)

14

terhadap laporan keuangan akan dapat dideteksi dalam penelitian ini tidak dapat dibuktikan.

Hasil yang tidak signifikan antara kualitas audit terhadap perataan laba dapat dikarenakan berkurangnya independensi auditor perusahaan tersebut karena suatu perusahaan menggunakan jasa dari KAP yang sama selama beberapa tahun dengan tidak melakukan pergantian. Pergantian KAP seharusnya perlu dilakukan, hal ini untuk menjaga agar tidak terganggunya independensi auditor dalam melakukan pemeriksaan terhadap laporan keuangan (Sulistyawati 2013).

3.3.3 Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Praktik Perataan Laba Variabel Dewan Komisaris Independen (DKI) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -0,006 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,863 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-3 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas audit tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Kharisma dan Agustina (2015) serta Tri budi, Andini, dan Abrar (2016) tetapi penelitian menemukan bahwa dewan komisaris independen berpengaruh negative terhadap praktik perataan laba.

Jumlah komisaris independen yang relatif kecil terhadap total anggota dewan komisaris independen membuat fungsi dan tugasnya sebagai pihak penyeimbang dalam pengambilan keputusan dewan komisaris tidak terlalu kuat sehingga belum mampu mempengaruhi praktik perataan laba yang dilakukan oleh manajemen. Hal tersebut menjadi salah satu indikasi bahwa pembentukan dewan komisaris independen hanya sekedar untuk memenuhi regulasi yang berlaku sementara pemegang saham mayoritas masih memegang peranan penting, sehingga fungsi komisaris independen dalam mengelola perusahaan kurang efektif. Padahal pada praktik yang diharapkan, kompetensi, integritas dan komposisi dalam struktur keanggotaan dewan komisaris menjadi hal yang pokok dalam penentuan komisaris independen guna memenuhi asas Good Coporate Governance (Tri budi, Andini, dan Abrar 2016).

(19)

15

3.3.4 Pengaruh Komite Audit terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Komite Audit (KOA) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -0,023 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,321 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-4 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Marpaung (2014) serta Kharisma dan Agustina (2015) namun tidak mendukung hasil penelitian Wijoyo (2014).

Dewan komisaris membentuk komite audit dengan maksud mengurangi sifat

opportunistic manajemen, namun komite audit berada pada garis komando dewan komisaris. Ketika dewan komisaris sudah tidak independen, maka independensi komite audit selaku pihak yang bertangungjawab langsung kepada dewan komisaris patut dipertanyakan serta komite audit didalam perusahaan memiliki wewenang terbatas karena komite audit hanya boleh memberikan saran bagi perusahaan, sehingga ada kemungkinan komite audit tidak dapat menjalankan fungsi pengawasan dan praktik perataan laba masih mungkin terjadi (Marpaung 2014).

3.3.5 Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Kepemilikan Manajerial (KM) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar 0,005 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,993 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-5 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Kharisma dan Agustina (2013) menyatakan kepemilikan manajerial yang sangat kecil menyebabkan para manajer yang juga memiliki saham perusahaan tersebut cenderung mengambil kebijakan untuk mengelola laba dengan sudut pandang keinginan investor, misalnya dengan meningkatkan laba yang dilaporkan sehingga banyak investor yang tertarik untuk menanamkan modal dan bisa menaikkan harga saham perusahaan.

Penelitian ini juga selaras dengan hasil yang diperoleh Marpaung (2014) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap praktik

(20)

16

perataan laba. Menurutnya walaupun manajer secara aktif ikut mengambil keputusan karena saham yang dimilikinya, jumlah yang dimiliki oleh manajemen sangat kecil sehingga tidak terlalu berdampak pada pengambilan keputusan perusahaan yang berkaitan dengan tindak manipulasi laba, namun berbeda dengan hasil penelitian Cahyani (2012) yang menyatakan bahwa kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap praktik perataan laba.

3.3.6 Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Praktik Perataan Laba Variabel Kepemilikan Institusional (KI) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -0,001 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,978 lebih besar α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih besar dari 0,05, maka hipotesis ke-6 ditolak.Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Sugeng dan Faisol (2016) dan Tri Budi, Andini, dan Abrar (2016) namun tidak mendukung hasil penelitian Subhan (2012).

Kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba dapat disebabkan oleh kurangnya mekanisme monitoring yang efektif oleh pihak institusional atas kontrol perusahaan (Sugeng dan Faisol, 2016). Menurut Cai et al. (2001) dalam Faisal (2005:179) yang menyatakan bahwa perusahaan dengan kepemilikan institusional yang besar (lebih dari 5%) mengindikasikan kemampuan untuk memonitor manajemen. Semakin besar kepemilikan institusional maka semakin efisien pemanfaatan aktiva perusahaan. Dengan demikian proporsi kepemilikan institusional sebagai pencegahan terhadap pemborosan yang dilakukan manajemen.

3.3.7 Pengaruh Kepemilikan Publik terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Kepemilikan Publik (KP) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar 0,002 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,958 lebih besar α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-6 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian

(21)

17

ini mendukung penelitian yang dilakukan Manuari dan Yasa (2014) namun tidak mendukung hasil penelitian Erni, Zaitul, Muslim (2015).

Kepemilikan publik tidak berpengaruh terhadap praktik perataan laba dikarenakan perusahaan melakukan perataan laba karena besar atau kecil proporsi kepemilikan saham oleh publik agar manajemen selalu menampilkan kinerja yang terbaik agar dapat menarik perhatian pihak investor untuk menanamkan investasinya.

3.3.8 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Praktik Perataan Laba

Variabel Ukuran Perusahaan (UK) menunjukkan koefisiensi regresi sebesar -0,276 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,151 lebih dari α = 0,05. Tingkat signifikasi lebih dari 0,05, maka hipotesis ke-8 ditolak. Penelitian ini membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Widana dan Yasa (2013) serta Salim (2014) yang mengungkapkan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap perataan laba, hal ini dapat disebabkan karena perusahaan yang besar tidak selamanya diidentikkan dengan padat modal, tetapi bisa jadi padat karya. Selain itu pengawasan yang ketat dari pemerintah yang diperkirakan menjadi dorongan bagi perusahaan untuk melakukan perataan laba justru menjadi salah satu alasan perusahaan tidak berani melakukan perataan laba, berbeda dengan hasil penelitian Suryandari (2012) dan Handayani (2016) yang menemukan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap praktik perataan laba.

4. SIMPULAN

Setelah mengetahui permasalahan, meneliti, dan membahas hasil penelitian tentang pengaruh financial leverage, mekanisme good corporate governance, kepemilikan publik, dan ukuran perusahaan terhadap praktik perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI, maka peneliti mengambil simpulan bahwa hasil analisis regresi logistik menunjukan hanya financial leverage yang berpengaruh terhadap praktik perataan laba. Hal ini terbukti dari hasil nilai signifikansi pada variabel financial leverage sebesar 0.042 < 0.05.

(22)

18 5. DAFTAR PUSTAKA

Anthony, Robert N dan Vijay Govindrajan. 2005. “Management Control System

Buku 2”, Jakarta: Salemba Empat.

Arfan, Muhammad dan Desry Wahyuni. 2010. Pengaruh Firm Size, Winner/Loser Stock, Dan Debt To Equity Ratio terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI. Jurnal Telaah & Riset Akuntansi. Vol 3, No. 1. Hal 52-65.

Apriyani, F.N, Manik, T., dan Asri Eka Ratih. 2016. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Listing di Bursa Efek Indonesia Priode 2013-2015. Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji, Tanjungpinang, Kepulauan Riau.

Asward, I., dan Lina. 2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance terhadap Manajemen Laba dengan pendekatan Conditional Revenue Model. Jurnal Manajemen Teknologi Vol. 14 No.1.

Barnhart, Scott W. dan Stuart Rosentein. 1998. Board Composition, Managerial Ownership, And Firm Performance: An Empirical Analysis. The financial Review. 33 (November). (4). 1-16.

Boediono, Gideon SB. 2005. Kualitas Laba: Studi Pengaruh Mekanise Corporate Governance dan Dampak Manajemen Laba dengan Menggunakan Analisi Jalur. Seminar Nasional Akuntansi VII. Solo.15-16 September 2005.

Budiasih, I. 2009. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Praktik Perataan Laba. Jurnal Ilmia Akuntansi dan Bisnis, 4 (1), 17-29.

Buntar, Buntar L. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Leverage, Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Perataan Laba: Studi Empiris Pada Perusahaan Food And Beverages Yang Terdaftar Di BEI. Fakultas Ekonomi. Universitas Stikubank (online).

Cahyani, Nuvita Dwi. 2012. Pengaruh profitabilitas, Risiko Keuangan, Nilai Perusahaan, Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Jenis Industri terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI Periode tahun 2005-2010, JURAKSI, Vol. 1 No. 2, februari ISSN : 2301-9328. Cecilia. 2012. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, dan Leverage Operasi

terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur di BEI. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Akuntansi, Vol 1, No. 4.

Dyah, Pujiati dan Erman Widanar. 2009. Pengaruh Struktur Kepemilikan terhadap Nilai Perusahaan: Keputusan Keuangan Sebgai variabel Intervening. Jurnal Ekonomi Bisnis dan Akuntansi Ventura, Vol. 12,No. 1, h. 71-86.

(23)

19 Economy.okezone.com

Erni, Zaitul, Resti Yulistia Muslim. 2015. PENGARUH STRUKTUR KEPEMILIKAN DAN KLASIFIKASI KAP TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA (INCOME SMOOTHING) PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2012-2014. OJS Universitas Bung Hatta Vol 9, No 1.

Ghozali, I. dan A. Chariri. 2007. Teori Akuntansi. Semarang: UNDIP.

Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program IBM SPSS, Badan Penerbit UNDIP, Semarang.

Harian Rakyat Merdeka, ekbis.mol.co

Handayani, Sutri. 2016. Analisis Faktor-Faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba (Studi pada Industri Sektor Pertambangan dan Perusahaan Industri Farmasi Yang Terdaftar di BEI), Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi, Vol. 1 No. 3, Oktober ISSN: 2502-3764.

Herawati, T. 2013. Pengaruh Kebijakan Dividen, Kebijakan Hutang, dan Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal Manajemen, 2 (2), 113-125. Idx.co.id

Indraswari dan Tenaya. 2016. PENGARUH LEVERAGE, TATA KELOLA DAN KARAKTERISTIK PERUSAHAAN PADA PERATAAN LABA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR DI BURSA FEK INDONESIA, E-Journal Akuntansi Universitas Udayana, Vol. 14.1 Januari 2016: 482-510 ISSN:2303-1018.

Istiqomah, Dyah Febriantina. 2010. Analisis Pengaruh Profitabilitas, Solvabilitas, Likuiditas, dan Kepemilikan Publik keterlambatan publikasi Laporan Keuangan. Skripsi. Surakarta, Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

Julianti, Defi Kurnia, 2015. Pengaruh Mekanisme GCG terhadap Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas Sebagai Variabel Intervening pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2010-2013, Akuntansi Universitas Negeri Semarang.

Juniarti dan Corolina 2005. Analisa Faktor-faktor terhadap Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan-perusahaan Go Public. Jurnal Ekonomi Akuntansi. Univesitas Kristen Petra.

Kharisma dan Agustina, 2015. PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE DAN UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA. Accounting Analysis Journal UNNES.

Linata, Y., S. 2012. Pengaruh Independensi Akuntan Publik, Kualitas Audit, Ketepatan Waktu Pelaporan serta Mekanisme Corporate Governance

(24)

20

Terhadap Integritas Laporan Keuangan Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di BEI periode 2007-2010, Jurnal Akuntansi Keuangan. Vol 1 No. 1.

Manuari, Ida Ayu Ratih dan Geranta Wirawan Yasa. 2014. Praktik Perataan Laba dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana.

Marpaung, Chaterine O. 2013. Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas Audit, dan Kepemilikan Manajerial pada Perataan Laba, Universitas Udayana.

Miqdad, M. dan L. Fauziah 2007. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Praktik Perataan Laba (Income Smoothing) pada Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Listed di Bursa Efek Jakarta, Jurnal Akuntansi Universitas Jember, 5, 51-71.

Murti, Umi dan Denny, Aditya. 2012. UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS,

FINANCIAL LEVERAGE, DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN

KECENDERUNGAN PERATAAN LABA. JRAK, Volume 8, No.2 Agustus 2012. Fakultas Ekonomi Universitas Kristen Duta Wacana.

Prasetyo, Arief. 2009. Corporate Governance, Kebijakan Deviden, dan Nilai Perusahaan: Studi Empiris pada Perusahaan Nonkeuangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2006-2007. Tesis. UniversitasIndonesia.

Putra, R.A.S., dan Ketut Ali Suardana. 2016. PENGARUH VARIAN NILAI SAHAM, KEPEMILIKAN PUBLIK, DAN DEBT TO EQUITY RATIO PADA PRAKTIK PERATAAN LABA, Online Journal System Universitas Udayana.

Prasetya, Harris dan Shidiq Nur Rahardjo. 2013. PENGARUH UKURAN PERUSAHAAN, PROFITABILITAS, FINANCIAL LEVERAGE, KLASIFIKASI KAP, DAN LIKUIDITAS TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA. E-Journal.Undip.ac.id

Salim, Sartika. 2014. ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINDAKAN PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN DI BURSA EFEK INDONESI, Jurnal Wira Ekonomi Mikroskil, Volume 4 Nomor 02, Oktober 2014.

Siregar dan Siddharta Utama. 2002. Pengaruh Struktur Kepemilikan, Ukuran Perusahaan, dan Praktik Corporate Governance terhadap Pengelolaan Laba (Earnings Management). Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.9, No. 3, September, hal:307-326.

Sugeng dan Faisol. 2016. Analisis Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional, dan Kualitas Audit Terhadap Perataan Laba, JURNAL AKUNTANSI&EKONOMI FE. UN PGRI Kediri, Vol. 1 No. 1, September 2016 ISSN: 2541-0180.

(25)

21

Subhan. 2012. Pengaruh Good Corporate Governance dan Leverage Keuangan terhadap Manajemen Laba Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Madura.

Sulistyawati. 2013. Pengaruh Nilai Perusahaan, Kebijakan Dividen, dan Reputasi Auditor terhadap Perataan Laba. Accounting Analysis Journal, Vol. 2, No. 2. Suryandari, Ni Nyoman Ayu. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Income Smoothing, Media Komunikasi FIS, Vol. 11 No. 1, April ISSN 1412-8683.

Tribudi, Andini, dan Abrar (2016). PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PRAKTIK PERATAAN LABA. Journal Of Accounting, Volume 2, No. 2, Maret 2016.

Trisanti, Theresia. 2013. The Effect of Non-Recurring Item Transaction on the Ability of Firms to Smooth Income: The Case of Indonesian Listed Firms, SIMPOSIUM NASIONAL AKUNTANSI XVI, September 2013.

Widhianningrum, Purweni dan Nik Amah. 2012. PENGARUH MEKANISME GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA KEUANGAN SELAMA KRISIS KEUANGAN TAHUN 2007-2009. Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 4, No. 2, September 2012, pp. 94-102.

Widhyawan, I Made Indra dan Ida Bagus Dharmadiaksa. 2015. Pengaruh Financial Leverage, Dividend Payout Ratio, dan Penerapan Good Corporate Governance terhadap Praktik Perataan Laba. ojs.unud.ac.id.

Wijayanti, Ngestina. 2009. Pengaruh Profitabilitas, Umur Perusahaan, Ukuran Perusahaan, dan Kepemilikan Publik terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan Perusahaan. Skripsi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Sebelas Maret.

Wijoyo, dewi. 2014. VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PRAKTIK PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG GO PUBLIK. JURNAL BISNIS DAN AKUNTANSI, vol 16, No. 1, Juni 2014, hlm. 37-45 ISSN: 1410-9875.

Referensi

Dokumen terkait

dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah, Pertama, peneliti menggunakan kelima rasio untuk mengukur kinerja keuangan dan nilai perusahaan yang diwakili.

7) Rangkuman Pendalaman Teks Kitab Suci : Pendamping memberikan tafsir dari Yoh 19: 16b-37, dan menghubungkannya dengan tanggapan peserta dalam hubungan dengan tema dan

Alhamdulillah penulis panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini yang

Walaupun interaksi konsentrasi urin sapi dan lama perendaman benih tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap daya kecambah, akan tetapi dilihat dari nilai

Bahkan pada kondisi buruk dapat terjadi gangguan ( hanging up ) bahkan kerusakan permanen pada beberapa peralatan elektronik. Distorsi harmonisa arus terjadi akibat

Kasi Perencanaan Prasarana Sarana dan Utilitas Umum mempunyai tugas sebagai perumusan konsep dan pelaksanaan kebijakan, pengoordinasian, pemantauan, evaluasi serta

Dari hasil analisis pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa persentase kemampuan psikomotor siswa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Pengamatan terhadap komponen hasil dan hasil panen padi pada kedua perlakuan yang diujicobakan juga memberikan respons yang sama seperti pada pertumbuhan vegetaif dan