• Tidak ada hasil yang ditemukan

implementasi qard dalam lembaga keuangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "implementasi qard dalam lembaga keuangan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

IMPLEMENTASI QARD DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH DAN MANFAATNYA

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Fiqih Muamalah

Dosen Pengampu: Imam Mustofa,S.HI., M.SI.

Disusun Oleh:

RITA AMELIA (1502100210)

Kelas B

PROGRAM STUDI S1 PERBANKAN SYARIAH JURUSAN SYARIAH DAN EKONOMI ISLAM

(2)

IMPLEMENTASI QARD DALAM LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (LKS) DAN MANFAATNYA

A. Pendahuluan

Setiap orang pasti mempunyai perbedaan, baik perbedaan pendapatan,

kekayaan atau yang lainnya. Dalam Islam perbedaan itu tidak boleh menimbulkan

kesenjangan yang terlalu jauh antara kaya dengan miskin karena hal ini tidak sesuai

dengan syariat Islam yang menekankan bahwa sumber-sumber daya bukan saja

karunia dari Allah bagi semua manusia melainkan juga merupakan suatu amanah.

Kurangnya program-program efektif untuk mereduksi kesenjangan sosial yang

terjadi selama ini dapat mengakibatkan kehancuran bukan penguatan perasaan

persaudaraan yang hendak diciptakan. Syariat Islam sangat menekankan adanya

suatu distribusi kekayaan dan pendapatan yang merata. Distribusi kekayaan dan

pendapatan yang merata berarti setiap individuharus berusaha memenuhi hidupnya.

Namun pada kenyataannya tidak semua orang mampu memenuhi seluruh

kebutuhannya, oleh karena itu kita sebagai umat muslim harus membantu saudara

kita yang membutuhkan pertolongan kita. Salah satu caranya yaitu dengan

memberikan pinjaman (qard) kepada yang membutuhkan. Karena pada dasarnya

akad qard ini adalah akad tolong menolong jadi tidak memberatkan orang lain.1 B. Qard dalam Dunia Lembaga Keuangan Syariah (LKS)

Uang yang dititipkan nasabah kepada LKS yang biasanya menggunakan akad wadi’ah dapat berubah menjadi qard. Perubahan ini terjadi apabila pihak LKS menggunakan dana atau uang tersebut untuk dimanfaatkan atau diinvestasikan

dalam kegiatan bisnis atau penggunakan uang tersebut untuk dikembangkan.

Namun demikian, bila ada keuntungan yang dipatok bunga tertentu, maka hal ini

tidak dibenarkan dalam syariat. Kalaupun pihak bank tidak memberikan bunga,

1

(3)

namun menggunakan dana titipan tersebut untuk melakukan kredit ribawi dan

praktik-praktik yang diharamkan lainnya, hal ini juga tidak diperbolehkan.

Berkaitan dengan deposito, al-zuhaili menjelaskan bahwa menurutnya ada tiga

macam, pertama, deposito yang mempunyai nilai yang terus bertambah karena

diinvestasikan. Kedua, deposito yang memiliki pemasukan lancar, dimana

keuntungan atau laba dapat ditarik setiap setengah atau satu tahun, sementara

pokok pinjaman masih utuh. Ketiga, depositi yang tidak memberikan laba pasti

setiap tahun, namun nasabah diberi keuntungan dengan cara undian.

Berdasarkan tiga jenis deposito diatas, jenis pertama dan kedua menurut

Wahbah al-Zuhaili masuk dalam katagori qard, namun yang dilarang karena ada

keuntungan ribawi. Begitu juga jenios yang ketiga, meskipun tidak memberikan laba

pasti, namun memberikan hadiah dengan undian hanyalah hilah untuk memberikan

bunga kepada nasabah pemberi pinjaman.

Praktek qard dalam lembaga keuangan syariah, mengingat sifatnya bukan

transaksi komersial dan tanpa konpensasi, maka qard mengguanakan sumber dana

yang berasal : 2

1. Sebagai produk pelengkap kepada nasabah yang telah terbukti loyalitas dan

bonafiditasnya, yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang

relative pendek. Nasabah tersebut akan mengembalikan secepatnya

sejumlah uang yang dipinjamkan itu. Misalnya dana talangan haji yang

diberikan untuk memenuhi syarat penyetoran biaya perjalanan haji dan

nasabah akan melunasinya sebelum keberangkatan haji.

2. Sebagai fasilitas nasabah yang memerlukan dana cepat, sedangkan ia tidak

bisa menarik dananya misalnya tersimpan dalam bentuk deposito. Ataupun

pinjaman qard biasanya diberikan oleh bank kepada nasabahnya sebagai

fasilitas pinjaman talangan pada saat nasabah mengalami over draft.

Fasilitas ini merupakan bagian dari satu paket pembiayaan lain, untuk

memudahkan nasabah bertransaksi. Seperti penarikan uang tunai milik bank

2

(4)

melalui ATM dan nasabah akan mengembalikannya sesuai dengan waktu

yang telah ditentukan.

3. Sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu

sektor sosial

4. Sebagai pinjaman bagi pengurus bank seperti menyediakan fasilitas untuk

kebutuhan pengurus bank dan pengurus nantinya akan mengembalikan dana

tersebut dengan cara cicilan melalui pemotongan gajinya.3

Simpanan giro dan tabungan dapat menggunakan prinsip qard, ketika bank

dianggap sebagai penerima pinjaman tanpa bunga dari nasabah deposan sebagai

pemilik modal. Bank dapat memanfaatkan dana pinjaman dari nasabah deposan

untuk tujuan apapun, termasuk untuk kegiatan produktif untuk mencari keuntungan.

Sementara nasabah deposan dijamin akan memperoleh kembali adanya secara

penuh, sewaktu-waktu nasabah ingin menarik dananya. Bank boleh memberikan

bonus kepada nasabah deposan, selama hal ini tidak disyaratkan diawal perjanjian.

Ketentuan lembaga keuangan, termasuk bank terkait dengan qard, adalah

sebagai berikut :

1. Kontrak perjanjian qard dilaksanakan antara bank dan nasabah.

2. Nasabah menyediakan tenaga untuk mengelola usaha dan bank syariah

menyerahkan modal untuk investasi. Modal yang diserahkan dalam qard

berasal dari dana bank dan kebajikan yang dikumpulkan oleh bank dari

berbagai sumber.

3. Bila terdapat keuntungan, maka keuntungan 100% dinikmati oleh nasabah,

tidak dibagihasilkan dengan bank syariah.

4. Pada saat pembayaran atau jatuh tempo, maka nasabah mengembalikan

100% modal yang berasal dari bank syariah, tanpa ada hambatan.4

3

Yasid Afandi, fiqih Muamalah (yoqyakarta :logung Pustakan,2009)h.182. 4

(5)

C. Praktik Qard dalam Lembaga Keuangan Syariah

Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat ditagih atau

diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa memberikan imbalan.

Dalam literatur fiqih kelasik. Qardh dikategorikan dalam aqd tathawwui atau akad

saling membantu dengan landasan syara’:

”Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh

pahala yang banyak.”(QS: Al-Hadid: 11)5

Dalam perakteknya ada sedikit pebedaan antara konsep di bank syariah

dengan konsep di fikih muamalah klasik, dimana dalam fikih muamalah klasik akad

qardh hadir untuk membantu sesama dan bukan sebagai teransaksi komersial. Hal

ini berbanding terbalik dengan peran bank sebagai lembaga komersial. Meskipun

bank menggunakan akad Qardh dalam pembiayaanya tidak berdiri sendiri. Ada

akad yang mendampingi qardh dalam bertransaksi seperti halnya akad ijarah yang

mendampingi akad qard.6

Praktek qard dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Nasabh mengajukan pinjaman dana qard kepada lembaga keuangan

syariah;

2. Nasabah dan pihak LKS menyepakati mengenai biaya administrasi dan

waktu pengembalian pinjaman;

3. LKS dapat meminta jaminan atas pinjaman apabila diperlukan;

4. Nasabah menggunakan dana pinjaman tersebut untuk usaha;

5. Apabila mendapat keuntungan dari usaha tersebut, maka seluruhnya

menjadi hak nasabah, apabila terjadi kerugian, maka juga menjadi tanggung

jawab nasabah;

6. Nasabh harus mengembalikan pinjaman sejumlah nominal yang dipinjam,

tanpa harus memberikan margin atau bunga.

5

Rachmat Syafei, Fiqih Muamalah,(Bandung: Pustaka Setia, 2001)h. 188. 6

(6)

7. Pasal 615 KHES menyebutkan bahwa nasabah dapat memberikan

tambahan/sumbangan dengan suka rela kepada pemberi pinjaman selama

tidak diperjanjikan dalam transksi.

8. Pasal 616 KHES menyebutkan bahwa nasabah tidak dapat mengembalikan

sebagian atau seluruh kewajibannya pada saat yang telah disepakati dan

pemberi pinjaman lembaga keuangan syariah telah memastikan

ketidakmampuannya dapat :

a. Memperpanjang jangka waktu pengembalian.

b. Menghapus sebagian atau seluruh kewajibannya.7

D. Skema Qard

Skema diatas dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Pihak nasabah (mutharidh) mengajukan pinjaman kepada pihak

LKS(muqridh) dengan menggunakan akad qardh

7

(7)

2. Pinjaman tersebut adalah pinjaman untuk modal usaha yang dikelola oleh

nasabah

3. Nasabah ( mutharidh) menjalankan modal tersebut untuk sebuah usaha

4. Setelah mendapatkan keuntungan dari usaha, nasabah mengembalikan

modal usaha yang dipinjamnya

5. Keuntungan yang di peroleh dari usaha nasabah 100 % untuk nasabah

sendiri.

E. Contoh Kasus

Rina adalah salah satu orang yang ingin membuka usaha warung makan

kecil kecilan guna untuk membantu atau untuk tambahan penghasilan dalam

kehidupan sehari hari beserta keluarganya. Dalam hal ini Rina mengajukan

pinjaman kepada LKS karena Rina tidak memiliki modal sama sekali dengan

menggunakan akad qard :

1. Rina Mengajukan pinjaman kepada pihak LKS sebesar 500.000

2. Pinjaman itu untuk usaha warung Makan Kelontong

3. Rina dan Pihak LKS menggunakan akad qard dan menyepakati dengan

biaya administrasi sebesar 50.000 dan waktu pengembalian pinjaman

selama 1 bulan

4. Dalam hal ini penghasilan yang di peroleh dari usaha kelontong selama

satu bulan yaitu sebesar 1500.000, dikurang 500.000 untuk modal

usaha lagi.

5. Jadi keuntungan yang didapat dalam satu bulan yaitu 1000.000

6. Dan setelah mendapat keuntungan , Rina mengembalikan modal usaha

yang dipinjamnya sebesar 500.000, jadi 1000.000 dikurangi 500.000

( modal usaha yang harus dikembalikan) = 500.000 ( keuntungan satu

bulan Rina dalam usaha kelontongnya)

(8)

F. Pembiayaan Atas Dasar Akad Qardh

Qardh adalah Transaksi pinjam meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban

pihak peminjam mengembalikan pokok pinjamansecara sekaligus atau cicilan dalam

jangka waktu tertentu.

1) Fitur Dan Mekanisme

a) Bank bertindak sebagai penyedia dana untuk memberikan pinjaman (Qardh)

kepada nasabah berdasarkan kesepakatan.

b) Bank dilarang dengan alasan apapun untuk meminta pengembalian pinjaman

melebihi dari jumlah nominal yang sesuai akad.

c) Bank dilarang untuk membebankan biaya apapun atas penyaluran

pembiayaan atas dasar Qardh, kecuali biaya administrasi dalam batas

kewajaran.

d) Pengembalian jumlah pembiayaan atas dasar Qardh, harus dilakukan oleh

nasabah pada waktu yang telah disepakati.

e) Dalam hal nasabah digolongkan mampu namun tidak mengembalikan

sebagian atau seluruh kewajibannya pada waktu yang telah disepakati, maka

bank dapat memberikan sanksi sesuai syariah dalam rangka pembinaan

nasabah.8

2) Analisis dan Identifikasi Risiko

a) Risiko pembiayaan yang disebabkan oleh nasabah wanprestasi.

b) Risiko al-qardh terhitung tinggi karena ia di anggap pembiayaan yang tidak

ditutup dengan jaminan

.

9

8

Dimyauddin Djuwani. Pengantar Fiqh Muamalah,( yoqyakarta : Pustaka Pelajar,2008),h.166. 9

(9)

E Manfaat Qard Dalam Dunia Usaha

1. Memungkinkan pengusaha yang sedang dalam kesulitan mendesak untuk

mendapat talangan jangka pendek.

2. Dalam Al-Qard Al-hasan terkandung misi sosial, adanya misi

kemasyarakatan ini akam meningkatkan citra baik dan meningkatkan

loyalitas masyarakat kepada perbankan syariah.

3. Memudahkan para pengusaha atau nasabah yang memerlukan dana secara

cepat, tanpa memberatkan nasabah karena qord tidak memperbolehkan

adanya bunga dan jaminan. Lembaga keuangan syariah dapat meminta

jaminan kepada nasabah bilamana dipandang perlu

.

10

10

(10)

F. PENUTUP

Qard adalah memberikan (menghutangkan) harta kepada orang lain tanpa

mengharapkan imbalan, untuk dikembalikan dengan pengganti yang sama dan

dapat ditagih atau diminta kembali kapan saja yang menghutangi menghendaki.

Akad qard adalah akad tolong menolong, bertujuan untuk meringankan beban orang

lain.

Secara umum manfaat dari qard adalah unutk membantu orang yang

membutuhkan dana secara mudah dan dapat dikembalikan tanpa adanya bunga

yang dapat membebani orang tersebut.

Aplikasi qard dalam perbankan lembaga keuangan syariah yaitu sebagai produk

pelengkap kepada nasabah yang membutuhkan talangan dana secepatnya, sebagai

(11)

DAFTAR PUSRAKA

Multi Afif, dalam jurnal : Implementasi akad wadiah atau qard.(h. 251-264).

Imam Mustofa. fiqih Muamalah kontemporer, Jakarta : Raja Gravindo Persada.2016.

Yasid Afandi. fiqih Muamalah, yoqyakarta :logung Pustakan.2009.

Rachmad Syafei. Fiqih Muamalah, Bandung: Pustaka Setia.2001.

Hendi Suhendi. Fiqh Muamalah, Jakarta: Raja Gravindo Persada.2003.

Dimyauddin Djuwani. Pengantar Fiqh Muamalah, yoqyakarta : Pustaka Pelajar.2008.

Mardani. Fiqh Ekonomi Syariah, Jakarta : Media Kencana Group.2012.

Binti Nur Asiyah,dalam jurnal: Source of fund pembiayaan qardh: Upaya

mewujudkan keseimbangan antara kesejahteraan dan keadilan sosial di perbankan

Referensi

Dokumen terkait

Kredit atau pembiayaan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam suatu akad

1) Akad Qardh, yaitu akad pembiayaan yang diberikan BRI Syariah kepada nasabah sebagai dana untuk mendapatkan Booking Seat untuk melakukan ibadah haji, pengembalian dana

penyediaan dana adalah sumber- sumber yang dapat diakses oleh UMKM untuk mendapatkan pembiayaan bagi pengembangan usahanya. 1 Jumlah Modal Yang Dibutuhkan

a.Bahwa dalam rangka menjalankan usahanya, seseorang sering memerlukan penjaminan dari pihak lain melalui akad kafalah, yaitu jaminan yang diberikan

Namun dalam menjalankan usahanya, fintech P2P lending syariah masih menggunakan landasan hukum POJK Nomor 77 Tahun 2016 tentang Layanan Pinjam Meminjam Uang

Kegiatan penyaluran dana kepada nasabah yang menggunakan akad ijarah untuk transaksi multijasa, Bank dapat memperoleh imbalan jasa (ujrah) atau fee, besar upah

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh suatu kesimpulan bahwa proses pelaksanaan akad qardh dalam prosedur pembiayaan talangan haji yang ditawarkan oleh Bank

b pernyataan bahwa perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian Pendapat Kewajaran fairness opinion Atas Transaksi Pinjam Meminjam Dana dan/atau Penjaminan telah dilakukan dengan